8
Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 29-36, November 2012 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN @Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado November 2012 SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTETIS GRAVITY DUA BATASAN Vanny Wayongkere 1) dan Rico R.J. Ferdinandus 2) 1) Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Teknologi Sulawesi Utara 2) Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Abstrak. Analisa perkembangan kebutuhan transportasi, diperlukan perencanaan transportasi yang matang untuk kebutuhan transportasi penumpang dan barang baik waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kota Manado merupakan Ibukota Propinsi Sulawesi Utara dengan kepadatan penduduk mencapai + 3.145 jiwa/km 2 . Penelitian ini untuk menganalisis pergerakan masyarakat pengguna transportasi berbasis rumah tangga di Kota Manado. Metode yang digunakan yakni metode survey. Data yang digunakan berupa data sekunder, primer dan penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi di setiap kecamatan. Metode analisa data yang digunakan yaitu metode sintetis Gravity dua batasan. distribusi perjalanan terbesar masyarakat di Kota Manado adalah bahwa pergerakan yang terbesar adalah pergerakan menuju ke zona 9 (Kecamatan Wenang) yaitu sebesar 36,64% ini dikarenakan Kecamatan Wenang merupakan pusat kegiatan Kota Manado, pergerakan yang terbesar kedua adalah pergerakan menuju ke zona 2 (Kecamatan Malalayang) yaitu sebesar 18,02 %, dan pergerakan yang terbesar ketiga adalah pergerakan menuju ke zona 4 (Kecamatan Sario) yaitu sebesar 14,27% Bangkitan terbesar berada pada zona 8 (Kecamatan Wanea) yaitu sebesar 11,87%. Kata Kunci : Ditribusi pergerakan, Bangkitan, Tarikan PENDAHULUAN Proses pemenuhan kebutuhan manjadi salah satu faktor utama masyarakat untuk melakukan suatu pola pergerakan, baik di dalam wilayah studi (pergerakan

4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTETIS GRAVITY DUA BATASAN

Citation preview

Page 1: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 29-36, November 2012 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado

November 2012

SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SISTETIS GRAVITY DUA BATASAN

Vanny Wayongkere1)

dan Rico R.J. Ferdinandus2)

1)

Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Teknologi Sulawesi Utara 2)

Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

Abstrak. Analisa perkembangan kebutuhan transportasi, diperlukan perencanaan

transportasi yang matang untuk kebutuhan transportasi penumpang dan barang baik

waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kota Manado merupakan Ibukota

Propinsi Sulawesi Utara dengan kepadatan penduduk mencapai + 3.145 jiwa/km2.

Penelitian ini untuk menganalisis pergerakan masyarakat pengguna transportasi

berbasis rumah tangga di Kota Manado. Metode yang digunakan yakni metode

survey. Data yang digunakan berupa data sekunder, primer dan penyebaran

kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi di setiap

kecamatan. Metode analisa data yang digunakan yaitu metode sintetis Gravity dua

batasan. distribusi perjalanan terbesar masyarakat di Kota Manado adalah bahwa

pergerakan yang terbesar adalah pergerakan menuju ke zona 9 (Kecamatan

Wenang) yaitu sebesar 36,64% ini dikarenakan Kecamatan Wenang merupakan

pusat kegiatan Kota Manado, pergerakan yang terbesar kedua adalah pergerakan

menuju ke zona 2 (Kecamatan Malalayang) yaitu sebesar 18,02 %, dan pergerakan

yang terbesar ketiga adalah pergerakan menuju ke zona 4 (Kecamatan Sario) yaitu

sebesar 14,27% Bangkitan terbesar berada pada zona 8 (Kecamatan Wanea) yaitu

sebesar 11,87%.

Kata Kunci : Ditribusi pergerakan, Bangkitan, Tarikan

PENDAHULUAN

Proses pemenuhan kebutuhan

manjadi salah satu faktor utama masyarakat

untuk melakukan suatu pola pergerakan,

baik di dalam wilayah studi (pergerakan

Page 2: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS

30

internal) maupun keluar dari wilayah studi

(pergerakan eksternal).

Pergerakan atau perjalanan yang

dilakukan pada akhirnya mengakibatkan

adanya pemusatan asal bangkitan

pergerakan dalam waktu yang bersamaan

dan adanya pembebanan pada jalur jalan

yang menuju ke pusat-pusat kegiatan di

Kota Manado. Salah satu usaha untuk dapat

mengatasinya yakni dengan memahami pola

pergerakan yang akan terjadi setiap rumah

tangga yang ada di Kota Manado, misalnya

dari mana dan hendak ke mana, besarnya,

dan kapan terjadinya.

Untuk itu perlu suatu penelitian

mengenai distribusi pergerakan kota

Manado untuk mengatahui jumlah

pergerakan dalam dan antar zona

(kecamatan) sehingga dapat memprediksi

kebutuhan akan sarana dan prasarana.

LANDASAN TEORI

A. Bangkitan Dan Tarikan Perjalanan

Perkembangan suatu kota yang

dinamis menyebabkan diperlukannya

perencanaan terhadap kebutuhan akan

transportasi. Salah satu metoda perencanaan

transportasi tersebut adalah model empat

langkah, yaitu membuat model sesuai

dengan karakteristik perjalanan saat ini dan

dipakai untuk memproyeksikan kebutuhan

transportasi di tahun rencana dengan data

perkembangannya. Empat langkah tersebut

adalah Bangkitan Pergerakan (Trip

Generation), Sebaran Pergerakan (Trip

Distribution), Pemilihan Moda (Modal

Split), dan Pemilihan Rute (Trip

Assignment). Menurut Ortuzar (1990) dari

keempat tahap tersebut, yang merupakan

tahap paling awal adalah trip generation

atau bangkitan pergerakan.

Bangkitan perjalanan terjadi pada

lokasi tempat tinggal dimana pergerakan itu

berasal dan merupakan kumpulan dari

individu yang mempunyai kebutuhan

melakukan mobilisasi dalam memenuhi

kebutuhan. Pergerakan dapat bersifat rutin

maupun tidak rutin, yang besarnya

tergantung dari tingkat aktivitas

penghuninya. Beberapa lokasi dapat menjadi

sumber pembangkit perjalanan, misalnya

rumah atau tempat tinggal, tempat penduduk

bertempat tinggal, sehari-hari sebelum

berangkat atau pulang bekerja. Lokasi lain

misalnya tempat bekerja atau tempat

keramaian dan tempat rekreasi merupakan

penarik perjalanan yang menjadi tujuan dari

perjalanan dari rumah tinggal.

Bangkitan pergerakan adalah

tahapan pemodelan yang memperkirakan

jumlah pergerakan yang berasal dari suatu

zona atau tata guna lahan dan jumlah

pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna

lahan atau zona.

Pergerakan adalah perjalanan satu

arah (one way journey) dari zona asal ke

zona tujuan, termasuk perjalanan berjalan

kaki. Pergerakan lalulintas merupakan

fungsi tata guna lahan yang menghasilkan

pergerakan lalulintas. Bangkitan lalulintas

ini mencakup :

a. Lalulintas yang meninggalkan suatu

lakosi.

b. Lalulintas yang menuju atau tiba ke

suatu lokasi.

Tujuan dasar tahap bangkitan

pergerakan adalah menghasilkan model

hubungan yang mengaitkan parameter tata

Page 3: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………

31

guna lahan dengan jumlah pergerakan yang

menuju ke suatu zona atau jumlah

pergerakan yang meninggalkan suatu zona.

Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya

juga menggunakan istilah trip end.

Berdasarkan tujuan pergerakan. Dalam

kasus pergerakan berbasis rumah, Kategori

tujuan pergerakan yang sering digunakan

adalah :

1). Pergerakan di tempat kerja

2). Pergerakan ke tempat belanja

3). Pergerakan untuk kepentingan

sosial dan rekreasi, dan

4). Lain-lain

Dalam permodelan bangkitan

pergerakan, hal ini yang perlu diperhatikan

bukan saja pergerakan manusia, tetapi juga

pergerakan barang. Faktor berikut

dipertimbangkan pada bebeapa kajian yang

telah dilakukan

a). pendapatan

b). pemilikan kendaraan

c). struktur rumah tangga

d). ukuran rumah tangga

e). nilai lahan

f). kepadatan daerah permukiman

g). aksesibilitas

B. Model Sebaran Pergerakan

Distribusi perjalanan adalah proses

menghitung jumlah perjalanan yang terjadi

antara satu zona dengan semua zona lainnya

dalam daerah studi. Bentuk pola distribusi

dituangkan dalam Matriks Asal Tujuan

seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Matriks Asal Tujuan (MAT)

To

From

1 2 3 … n Oi

1 T11 T12 T13 … T1n O1

2 T21 T22 T23 … T2n O2

3 T31 T32 T33 … T3n O3

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

N Tm1 Tm2 Tm3 … Tmn On

Dd D1 D2 D3 … Dn T

Sumber : Tamin (2000)

Keterangan :

Oi = Jumlah pergerakan yang berasal dari

zona i

Dd = Jumlah pergerakan yang menuju zona

tujuan d

Tujuan distribusi perjalanan adalah

untuk mendistribusikan atau

mengalokasikan jumlah perjalanan yang

berasal dari setiap zona dan diantara seluruh

zona tujuan yang memungkinkan.

Pola pergerakan dalam sistem

transportasi sering dijelaskan dalam bentuk

arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan

barang) yang bergerak dari zona asal ke

zona tujuan di dalam daerah tertentu dan

selama periode tertentu. Matriks pergerakan

atau Matriks Asal-Tujuan (MAT) sering

digunakan untuk :

1. Pemodelan kebutuhan akan transportasi

untuk daerah pedalaman atau antarkota;

2. Pemodelan kebutuhan akan transportasi

untuk daerah perkotaan

3. Pemodelan dan perancangan manajemen

lalulintas baik di daerah perkotaan

maupun antarkota.

4. Pemodelan kebutuhan akan transportasi

di daerah yang ketersediaan datanya

tidak begitu mendukung baik dari sisi

kuantitas maupun kualitas (misalnya di

Negara sedang berkembang)

Page 4: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS

32

5. Perbaikan data MAT pada masa lalu dan

pemeriksaan MAT yang dihasilkan oleh

metode lainnya

6. Pemodelan kebutuhan akan transportasi

antarkota untuk angkutan barang multi-

moda.

Sebaran pergerakan merupakan salah

satu tahapan dalam Model Perencanaan

Transportasi. Pada tahapan ini, jumlah

pergerakan yang dibangkitkan dari suatu

zona asal atau yang tertarik ke suatu zona

tujuan akan disebarkan pada setiap zona asal

dan tujuan yang ada. Hasil tahapan ini

berbentuk MAT yang diinginkan.

Beberapa prosedur matematis telah

dikembangkan sampai saat kini yang secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian utama, tergantung dari jenis data

yang digunakan dan cara menggunakannya

yaitu

1. Metode Analogi – dalam hal ini suatu

nilai tingkat pertumbuhan digunakan

pada pergerakan pada saat sekarang

untuk mendapatkan pergerakan pada

masa mendatang.

2. Metode Sistetis – dalam hal ini harus

dilakukan usaha untuk memodel

hubungan atau kaitan yang terjadi

antarpola pergerakan. Setelah pemodelan

hubungan atau kaitan tersebut didapat,

kemudian diproyeksikan untuk

mendapatkan pola pergerakan pada masa

mendatang.

Dari kedua metode diatas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Sistetis Gravity Model DCGR (model

dengan dua batasan). Data-data yang

diperlukan untuk menggunakan model ini

yaitu.

1. Fungsi Hambatan [f(Cid)]

Hal terpenting untuk diketahui adalah

f(Cid) harus dianggap sebagai ukuran

aksesibilitas (kemudahan) antara zona i

dan d. Ada tiga jenis fungsi hambatan

yang digunakan, dalam penelitian hanya

digunakan salah satu fungsi hambatan

dari ketiga fungsi yang ada yaitu fungsi

eksponensial negatif.

f(Cid) = e –β.Cid

…………..…… (1)

Dimana :

Cid = Jarak, Waktu tempuh atau

biaya perjalanan

β = (k = konstanta 2 ~ 3

dan = rata-rata nilai Cid)

2. Bangkitan Dan Tarikan dari setiap Zona

(Oi dan Dd)

Jumlah pergerakan bangkitan dan tarikan

dapat dicari dengan cara survey secara

langsung dilapangan dengan

melaksanakan wawancara ataupun

quisener.

Model DCGR menghasilkan Matriks

Asal-Tujuan dengan Jumlah Bangkitan dan

Tarikan pergerakan yang sama dengan total

pergerakan dari dank ke setiap zona yang

diperkirakan oleh tahap bangkitan

pergerakan (hasil lapangan). Model ini dapat

dituliskan sebagai berikut.

Tid = Oi. Dd . Ai . Bd . f(Cid) ………… (2)

Dimana :

Tid = Pergerakan dari Zona asal i

ke zona tujuan d

Oi = Jumlah pergerakan yang berasal

dari zona asal i

Dd = Jumlah pergerakan yang menuju

zona tujuan d

Ai = ……………….. (3)

Page 5: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………

33

4.9 20.1 25.6 17.4 13.8 14.7 9.8 17.8 14.4

23.2 2.82 15.6 3 7.7 7.8 9 3.9 3.8

25.6 16.4 5.1 13.4 9.5 12.4 13.4 13.3 13.2

24.1 3 13.6 1.2 10.8 4.7 11.5 1.8 3

10.8 10 9.7 5.6 1.45 3.2 4.4 5.1 3.7

17 7.8 13.2 4.5 5.1 2.83 6 4.4 3

9.8 8 19.2 16.7 4.3 5 2.53 8.2 5.2

20.3 3.5 12.1 1.8 5.2 3 8.3 2.3 3.2

13.4 3.8 12 3.1 2.9 3.2 4.2 3.1 1.9

5

2 3 4

1

2

Tujuan

3

4

51Asal

6 7 8 9

6

7

8

9

Bd = …………………..(4)

Kedua faktor penyeimbang (Ai dan

Bd) menjamin bahwa total baris dan kolom

dari matriks hasil pemodelan harus sama

dengan total baris dan kolom dari matriks

hasil bangkitan pergerakan. Nilai Ai dan Bd

didapatkan dengan cara melakukan proses

perhitungan secara bergantian antara Ai dan

Bd dengan menganggap nilai awal Bd > 0.

Nilai awal Bd dapat berupa berapa saja asal

lebih besar dari nol. Hal ini hanya akan

berpengaruh jumlah pengulangan untuk

mencapai konvergensi.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, data yang

diambil hanya melalui pembagian kuisioner

penelitian di tiap-tiap rumah tangga yang

ada. Kuisioner tersebut memuat pertanyaan

yang harus dijawab oleh para responden.

Metode analisa data untuk

mengetahui sebaran pergerakan yaitu

metode Sistetis Gravity dengan dua batasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini untuk

menganalisis Model Sebaran Pergerakan

dalam hal ini Matriks Asal-Tujuan (MAT)

yaitu dengan metode Sistetis Gravity Model

DCGR (model dengan dua batasan). Data-

data yang diperlukan untuk menggunakan

model ini yaitu.

A. Fungsi Hambatan [f(Cid)]

Hal terpenting untuk diketahui

adalah f(Cid) harus dianggap sebagai ukuran

aksesibilitas (kemudahan) antara zona i dan

d. aksesibilitas dapat berupa Jarak, Waktu

tempuh maupun biaya perjalanan. Dalam

penelitian ini digunakan Jarak antar zona.

Berikut ini dapat dilihat matriks aksesibilitas

(Cid)

Tabel 2: Matriks Aksesibilitas (Cid)

Sumber : Hasil Survey Lapangan

Page 6: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS

34

0.329659 0.010546 0.003035 0.019437 0.043925 0.035826 0.108675 0.017754 0.038344

0.005226 0.528009 0.02922 0.506918 0.174853 0.170937 0.13026 0.413446 0.422916

0.003035 0.024378 0.31506 0.04809 0.116315 0.060313 0.04809 0.049191 0.050318

0.004262 0.506918 0.04596 0.762035 0.086651 0.344933 0.073948 0.665216 0.506918

0.086651 0.103862 0.111164 0.28133 0.720089 0.48447 0.369183 0.31506 0.432603

0.02128 0.170937 0.050318 0.360916 0.31506 0.526814 0.256966 0.369183 0.506918

0.108675 0.163368 0.01293 0.022776 0.377639 0.322277 0.56385 0.156133 0.308005

0.010079 0.452648 0.064553 0.665216 0.308005 0.506918 0.152637 0.593999 0.48447

0.04809 0.422916 0.066031 0.495567 0.518529 0.48447 0.386289 0.495567 0.65032

2

3

6 73 4 5

1

1 2 8 9

6

7

8

9

4

5

Asal

Tujuan

397

383

406

320

396

393

404

415

382

116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496

6

7

8

2

3

6 7

4

5

Dd

2 3 4 5 Oi

1

8 9

9

Asal

Tujuan1

Berdasarkan tabel diatas didapatkan

nilai Cid rata-rata = 8,831 sehingga

didapatkan fungsi aksesibilitas dengan

menggunakan fungsi eksponensial negatif

seperti pada tabel dibawah ini dengan

mengasumsi nilai k = 2 dan nilai

β = = = 0,2265

Tabel 3 : Matriks Fungsi Aksesibilitas [f(Cid)]

Sumber : Hasil olahan data

B. Bangkitan Dan Tarikan Setiap Zona

(Oi dan Dd)

Jumlah pergerakan bangkitan dan

tarikan dapat dicari dengan cara survey

secara langsung dilapangan dengan

melaksanakan wawancara ataupun quisener.

Berikut ini dapat dilihat Matriks Bangkitan

dan Tarikan berdasarkan hasil survey

dimana Zona 1 adalah kecamatan Bunaken,

Zona 2 adalah kecamatan Malalayang, Zona

3 adalah kecamatan Mapanget, Zona 4

adalah kecamatan Sario, Zona 5 adalah

kecamatan Singkil, Zona 6 adalah

kecamatan Tikala, Zona 7 adalah kecamatan

Tuminting, Zona 8 adalah kecamatan Wanea

dan Zona 9 adalah kecamatan Wenang

Tabel 4 : Bangkitan dan Tarikan pada Setiap Zona

Sumber : Hasil Survey lapangan

Page 7: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………

35

100 27 1 29 8 25 80 11 116 397 397 1 0.006875

1 130 1 73 3 12 10 25 128 383 383 1 0.000716

1 44 101 52 16 31 26 22 113 406 406 1 0.005006

1 87 1 76 1 16 4 28 106 320 320 1 0.000593

4 34 6 54 19 44 36 25 174 396 396 1 0.000919

1 49 3 62 7 43 22 26 180 393 393 1 0.000819

6 73 1 6 14 41 76 17 170 404 404 1 0.00124

1 103 3 90 5 32 10 34 137 415 415 1 0.000615

1 83 2 57 8 27 22 25 157 382 382 1 0.000572

116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496

116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0.9861702 1.424845 1.316801 1.061181 0.85827 0.930086 0.937296 1.042162 0.862327

9 OiAsal

Tujuan1 2 3 4

5

6

5 6 7 8

7

8

9

Dd

dd

oi

1

2

3

4

Ei Ai

Ed

Bd

C. Faktor penyeimbang (Ai dan Bd)

Nilai Ai dan Bd didapatkan dengan

cara melakukan proses perhitungan secara

bergantian antara Ai dan Bd dengan

menganggap nilai awal Bd > 0. Nilai awal

Bd dapat berupa berapa saja asal lebih besar

dari nol. Hal ini hanya akan berpengaruh

jumlah pengulangan untuk mencapai

konvergensi. Pada penelitian ini digunakan

Bd awal yaitu B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = 1,0.

Berikut hasil akhir perhitungan Ai dan Bd

dengan Mengasumsi nilai Bd awal yaitu

B1=B2=B3=B4=B5=1,0 seperti pada tabel

berikut ini.

Tabel 5 : Hasil Akhir nilai Ai dan Bd pada Pengulangan ke-10

Zona Ai Bd

1 0,006875 0,986170

2 0,000716 1,424845

3 0,005006 1,316801

4 0,000593 1,061181

5 0,000919 0,858270

6 0,000819 0,930086

7 0,002140 0,937296

8 0,000615 1,042162

9 0,000572 0,862327

Sumber : Hasil olahan data

D. Matriks Asal-Tujuan (MAT)

Matriks asal tujuan didapatkan

dengan rumus :

Tid = Ai. Bd. Oi. Dd. f(cid) ………… ….(5)

Dari hasil perhitungan menggunakan

rumus diatas didapatkan Matriks Asal-

Tujuan atau sebaran pergerakan kota

Manado seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 6 : Matriks Asal Tujuan (MAT) Kota Manado dengan Model DCGR

Sumber : Hasil olahan data

Page 8: 4.) HAL 29-36 (Hasil Penelitian) Wayongkere, Ferdinandus

WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS

36

2.86 0.77 0.03 0.83 0.23 0.72 2.29 0.31 3.32 11.36

0.03 3.72 0.03 2.09 0.09 0.34 0.29 0.72 3.66 10.96

0.03 1.26 2.89 1.49 0.46 0.89 0.74 0.63 3.23 11.61

0.03 2.49 0.03 2.17 0.03 0.46 0.11 0.80 3.03 9.15

0.11 0.97 0.17 1.54 0.54 1.26 1.03 0.72 4.98 11.33

0.03 1.40 0.09 1.77 0.20 1.23 0.63 0.74 5.15 11.24

0.17 2.09 0.03 0.17 0.40 1.17 2.17 0.49 4.86 11.56

0.03 2.95 0.09 2.57 0.14 0.92 0.29 0.97 3.92 11.87

0.03 2.37 0.06 1.63 0.23 0.77 0.63 0.72 4.49 10.93

3.32 18.02 3.40 14.27 2.32 7.75 8.18 6.09 36.64 100.00

Keterangan : 1 Zona Tarikan Terbanyak dari Zona asal

2 Zona Tarikan Kedua Terbanyak dari Zona asal

3 Zona Tarikan Ketiga Terbanyak dari Zona asal

4 Zona Bangkitan Pergerakan Terbanyak

5 Zona Tarikan Pergerakan Terbanyak

Asal

Tujuan1 2 3 4 5 6 7 8 9 oi

7

8

9

dd

1

2

3

4

5

6

Dari hasil perhitungan diatas dapat

diketahui persentasi pergerakan antar zona

maupun pergerakan dalam zona seperti

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Persentase Pergerakan Kota Manado Berdasarkan MAT

Sumber : Hasil olahan data

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data Model

DCGR, menunjukkan bahwa pola distribusi

perjalanan terbesar masyarakat di Kota

Manado adalah bahwa pergerakan yang

terbesar adalah pergerakan menuju ke zona

9 (Kecamatan Wenang) yaitu sebesar

36,64% ini dikarenakan Kecamatan Wenang

merupakan pusat kegiatan Kota Manado,

pergerakan yang terbesar kedua adalah

pergerakan menuju ke zona 2 (Kecamatan

Malalayang) yaitu sebesar 18,02 %, dan

pergerakan yang terbesar ketiga adalah

pergerakan menuju ke zona 4 (Kecamatan

Sario) yaitu sebesar 14,27% Bangkitan

terbesar berada pada zona 8 (Kecamatan

Wanea) yaitu sebesar 11,87%.

DAFTAR PUSTAKA

Florian, M. and S. Nguyen, 1978. A

Combined Trip Distribution, Modal Split

And Trip Assignment Model,

Transportation Research.

Hobbs F. D. 1999. Perencanaan dan Teknik

Lalu Lintas. Gajah Mada University

Press.

Morlock E. K. 1998. Pengantar Teknik dan

Perencanaan Transportasi. Erlangga.

Jakarta

Ofyar Z. T. 1997. Perencanaan dan

Pemodelan Transportasi, Contoh Soal

dan Aplikasi, Edisi Kesatu, ITB Bandung.

Ofyar Z. T. 2000. Perencanaan dan

Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua,

Penerbit ITB Bandung.

ISSN 2085-7020