Upload
vanny-wayongkere
View
268
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SISTETIS GRAVITY DUA BATASAN
Citation preview
Jurnal Sabua Vol.4, No.3: 29-36, November 2012 ISSN 2085-7020
HASIL PENELITIAN
@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado
November 2012
SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SISTETIS GRAVITY DUA BATASAN
Vanny Wayongkere1)
dan Rico R.J. Ferdinandus2)
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Teknologi Sulawesi Utara 2)
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Abstrak. Analisa perkembangan kebutuhan transportasi, diperlukan perencanaan
transportasi yang matang untuk kebutuhan transportasi penumpang dan barang baik
waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kota Manado merupakan Ibukota
Propinsi Sulawesi Utara dengan kepadatan penduduk mencapai + 3.145 jiwa/km2.
Penelitian ini untuk menganalisis pergerakan masyarakat pengguna transportasi
berbasis rumah tangga di Kota Manado. Metode yang digunakan yakni metode
survey. Data yang digunakan berupa data sekunder, primer dan penyebaran
kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi di setiap
kecamatan. Metode analisa data yang digunakan yaitu metode sintetis Gravity dua
batasan. distribusi perjalanan terbesar masyarakat di Kota Manado adalah bahwa
pergerakan yang terbesar adalah pergerakan menuju ke zona 9 (Kecamatan
Wenang) yaitu sebesar 36,64% ini dikarenakan Kecamatan Wenang merupakan
pusat kegiatan Kota Manado, pergerakan yang terbesar kedua adalah pergerakan
menuju ke zona 2 (Kecamatan Malalayang) yaitu sebesar 18,02 %, dan pergerakan
yang terbesar ketiga adalah pergerakan menuju ke zona 4 (Kecamatan Sario) yaitu
sebesar 14,27% Bangkitan terbesar berada pada zona 8 (Kecamatan Wanea) yaitu
sebesar 11,87%.
Kata Kunci : Ditribusi pergerakan, Bangkitan, Tarikan
PENDAHULUAN
Proses pemenuhan kebutuhan
manjadi salah satu faktor utama masyarakat
untuk melakukan suatu pola pergerakan,
baik di dalam wilayah studi (pergerakan
WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS
30
internal) maupun keluar dari wilayah studi
(pergerakan eksternal).
Pergerakan atau perjalanan yang
dilakukan pada akhirnya mengakibatkan
adanya pemusatan asal bangkitan
pergerakan dalam waktu yang bersamaan
dan adanya pembebanan pada jalur jalan
yang menuju ke pusat-pusat kegiatan di
Kota Manado. Salah satu usaha untuk dapat
mengatasinya yakni dengan memahami pola
pergerakan yang akan terjadi setiap rumah
tangga yang ada di Kota Manado, misalnya
dari mana dan hendak ke mana, besarnya,
dan kapan terjadinya.
Untuk itu perlu suatu penelitian
mengenai distribusi pergerakan kota
Manado untuk mengatahui jumlah
pergerakan dalam dan antar zona
(kecamatan) sehingga dapat memprediksi
kebutuhan akan sarana dan prasarana.
LANDASAN TEORI
A. Bangkitan Dan Tarikan Perjalanan
Perkembangan suatu kota yang
dinamis menyebabkan diperlukannya
perencanaan terhadap kebutuhan akan
transportasi. Salah satu metoda perencanaan
transportasi tersebut adalah model empat
langkah, yaitu membuat model sesuai
dengan karakteristik perjalanan saat ini dan
dipakai untuk memproyeksikan kebutuhan
transportasi di tahun rencana dengan data
perkembangannya. Empat langkah tersebut
adalah Bangkitan Pergerakan (Trip
Generation), Sebaran Pergerakan (Trip
Distribution), Pemilihan Moda (Modal
Split), dan Pemilihan Rute (Trip
Assignment). Menurut Ortuzar (1990) dari
keempat tahap tersebut, yang merupakan
tahap paling awal adalah trip generation
atau bangkitan pergerakan.
Bangkitan perjalanan terjadi pada
lokasi tempat tinggal dimana pergerakan itu
berasal dan merupakan kumpulan dari
individu yang mempunyai kebutuhan
melakukan mobilisasi dalam memenuhi
kebutuhan. Pergerakan dapat bersifat rutin
maupun tidak rutin, yang besarnya
tergantung dari tingkat aktivitas
penghuninya. Beberapa lokasi dapat menjadi
sumber pembangkit perjalanan, misalnya
rumah atau tempat tinggal, tempat penduduk
bertempat tinggal, sehari-hari sebelum
berangkat atau pulang bekerja. Lokasi lain
misalnya tempat bekerja atau tempat
keramaian dan tempat rekreasi merupakan
penarik perjalanan yang menjadi tujuan dari
perjalanan dari rumah tinggal.
Bangkitan pergerakan adalah
tahapan pemodelan yang memperkirakan
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu
zona atau tata guna lahan dan jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna
lahan atau zona.
Pergerakan adalah perjalanan satu
arah (one way journey) dari zona asal ke
zona tujuan, termasuk perjalanan berjalan
kaki. Pergerakan lalulintas merupakan
fungsi tata guna lahan yang menghasilkan
pergerakan lalulintas. Bangkitan lalulintas
ini mencakup :
a. Lalulintas yang meninggalkan suatu
lakosi.
b. Lalulintas yang menuju atau tiba ke
suatu lokasi.
Tujuan dasar tahap bangkitan
pergerakan adalah menghasilkan model
hubungan yang mengaitkan parameter tata
SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………
31
guna lahan dengan jumlah pergerakan yang
menuju ke suatu zona atau jumlah
pergerakan yang meninggalkan suatu zona.
Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya
juga menggunakan istilah trip end.
Berdasarkan tujuan pergerakan. Dalam
kasus pergerakan berbasis rumah, Kategori
tujuan pergerakan yang sering digunakan
adalah :
1). Pergerakan di tempat kerja
2). Pergerakan ke tempat belanja
3). Pergerakan untuk kepentingan
sosial dan rekreasi, dan
4). Lain-lain
Dalam permodelan bangkitan
pergerakan, hal ini yang perlu diperhatikan
bukan saja pergerakan manusia, tetapi juga
pergerakan barang. Faktor berikut
dipertimbangkan pada bebeapa kajian yang
telah dilakukan
a). pendapatan
b). pemilikan kendaraan
c). struktur rumah tangga
d). ukuran rumah tangga
e). nilai lahan
f). kepadatan daerah permukiman
g). aksesibilitas
B. Model Sebaran Pergerakan
Distribusi perjalanan adalah proses
menghitung jumlah perjalanan yang terjadi
antara satu zona dengan semua zona lainnya
dalam daerah studi. Bentuk pola distribusi
dituangkan dalam Matriks Asal Tujuan
seperti pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Matriks Asal Tujuan (MAT)
To
From
1 2 3 … n Oi
1 T11 T12 T13 … T1n O1
2 T21 T22 T23 … T2n O2
3 T31 T32 T33 … T3n O3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N Tm1 Tm2 Tm3 … Tmn On
Dd D1 D2 D3 … Dn T
Sumber : Tamin (2000)
Keterangan :
Oi = Jumlah pergerakan yang berasal dari
zona i
Dd = Jumlah pergerakan yang menuju zona
tujuan d
Tujuan distribusi perjalanan adalah
untuk mendistribusikan atau
mengalokasikan jumlah perjalanan yang
berasal dari setiap zona dan diantara seluruh
zona tujuan yang memungkinkan.
Pola pergerakan dalam sistem
transportasi sering dijelaskan dalam bentuk
arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan
barang) yang bergerak dari zona asal ke
zona tujuan di dalam daerah tertentu dan
selama periode tertentu. Matriks pergerakan
atau Matriks Asal-Tujuan (MAT) sering
digunakan untuk :
1. Pemodelan kebutuhan akan transportasi
untuk daerah pedalaman atau antarkota;
2. Pemodelan kebutuhan akan transportasi
untuk daerah perkotaan
3. Pemodelan dan perancangan manajemen
lalulintas baik di daerah perkotaan
maupun antarkota.
4. Pemodelan kebutuhan akan transportasi
di daerah yang ketersediaan datanya
tidak begitu mendukung baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas (misalnya di
Negara sedang berkembang)
WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS
32
5. Perbaikan data MAT pada masa lalu dan
pemeriksaan MAT yang dihasilkan oleh
metode lainnya
6. Pemodelan kebutuhan akan transportasi
antarkota untuk angkutan barang multi-
moda.
Sebaran pergerakan merupakan salah
satu tahapan dalam Model Perencanaan
Transportasi. Pada tahapan ini, jumlah
pergerakan yang dibangkitkan dari suatu
zona asal atau yang tertarik ke suatu zona
tujuan akan disebarkan pada setiap zona asal
dan tujuan yang ada. Hasil tahapan ini
berbentuk MAT yang diinginkan.
Beberapa prosedur matematis telah
dikembangkan sampai saat kini yang secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian utama, tergantung dari jenis data
yang digunakan dan cara menggunakannya
yaitu
1. Metode Analogi – dalam hal ini suatu
nilai tingkat pertumbuhan digunakan
pada pergerakan pada saat sekarang
untuk mendapatkan pergerakan pada
masa mendatang.
2. Metode Sistetis – dalam hal ini harus
dilakukan usaha untuk memodel
hubungan atau kaitan yang terjadi
antarpola pergerakan. Setelah pemodelan
hubungan atau kaitan tersebut didapat,
kemudian diproyeksikan untuk
mendapatkan pola pergerakan pada masa
mendatang.
Dari kedua metode diatas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
Sistetis Gravity Model DCGR (model
dengan dua batasan). Data-data yang
diperlukan untuk menggunakan model ini
yaitu.
1. Fungsi Hambatan [f(Cid)]
Hal terpenting untuk diketahui adalah
f(Cid) harus dianggap sebagai ukuran
aksesibilitas (kemudahan) antara zona i
dan d. Ada tiga jenis fungsi hambatan
yang digunakan, dalam penelitian hanya
digunakan salah satu fungsi hambatan
dari ketiga fungsi yang ada yaitu fungsi
eksponensial negatif.
f(Cid) = e –β.Cid
…………..…… (1)
Dimana :
Cid = Jarak, Waktu tempuh atau
biaya perjalanan
β = (k = konstanta 2 ~ 3
dan = rata-rata nilai Cid)
2. Bangkitan Dan Tarikan dari setiap Zona
(Oi dan Dd)
Jumlah pergerakan bangkitan dan tarikan
dapat dicari dengan cara survey secara
langsung dilapangan dengan
melaksanakan wawancara ataupun
quisener.
Model DCGR menghasilkan Matriks
Asal-Tujuan dengan Jumlah Bangkitan dan
Tarikan pergerakan yang sama dengan total
pergerakan dari dank ke setiap zona yang
diperkirakan oleh tahap bangkitan
pergerakan (hasil lapangan). Model ini dapat
dituliskan sebagai berikut.
Tid = Oi. Dd . Ai . Bd . f(Cid) ………… (2)
Dimana :
Tid = Pergerakan dari Zona asal i
ke zona tujuan d
Oi = Jumlah pergerakan yang berasal
dari zona asal i
Dd = Jumlah pergerakan yang menuju
zona tujuan d
Ai = ……………….. (3)
SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………
33
4.9 20.1 25.6 17.4 13.8 14.7 9.8 17.8 14.4
23.2 2.82 15.6 3 7.7 7.8 9 3.9 3.8
25.6 16.4 5.1 13.4 9.5 12.4 13.4 13.3 13.2
24.1 3 13.6 1.2 10.8 4.7 11.5 1.8 3
10.8 10 9.7 5.6 1.45 3.2 4.4 5.1 3.7
17 7.8 13.2 4.5 5.1 2.83 6 4.4 3
9.8 8 19.2 16.7 4.3 5 2.53 8.2 5.2
20.3 3.5 12.1 1.8 5.2 3 8.3 2.3 3.2
13.4 3.8 12 3.1 2.9 3.2 4.2 3.1 1.9
5
2 3 4
1
2
Tujuan
3
4
51Asal
6 7 8 9
6
7
8
9
Bd = …………………..(4)
Kedua faktor penyeimbang (Ai dan
Bd) menjamin bahwa total baris dan kolom
dari matriks hasil pemodelan harus sama
dengan total baris dan kolom dari matriks
hasil bangkitan pergerakan. Nilai Ai dan Bd
didapatkan dengan cara melakukan proses
perhitungan secara bergantian antara Ai dan
Bd dengan menganggap nilai awal Bd > 0.
Nilai awal Bd dapat berupa berapa saja asal
lebih besar dari nol. Hal ini hanya akan
berpengaruh jumlah pengulangan untuk
mencapai konvergensi.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, data yang
diambil hanya melalui pembagian kuisioner
penelitian di tiap-tiap rumah tangga yang
ada. Kuisioner tersebut memuat pertanyaan
yang harus dijawab oleh para responden.
Metode analisa data untuk
mengetahui sebaran pergerakan yaitu
metode Sistetis Gravity dengan dua batasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini untuk
menganalisis Model Sebaran Pergerakan
dalam hal ini Matriks Asal-Tujuan (MAT)
yaitu dengan metode Sistetis Gravity Model
DCGR (model dengan dua batasan). Data-
data yang diperlukan untuk menggunakan
model ini yaitu.
A. Fungsi Hambatan [f(Cid)]
Hal terpenting untuk diketahui
adalah f(Cid) harus dianggap sebagai ukuran
aksesibilitas (kemudahan) antara zona i dan
d. aksesibilitas dapat berupa Jarak, Waktu
tempuh maupun biaya perjalanan. Dalam
penelitian ini digunakan Jarak antar zona.
Berikut ini dapat dilihat matriks aksesibilitas
(Cid)
Tabel 2: Matriks Aksesibilitas (Cid)
Sumber : Hasil Survey Lapangan
WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS
34
0.329659 0.010546 0.003035 0.019437 0.043925 0.035826 0.108675 0.017754 0.038344
0.005226 0.528009 0.02922 0.506918 0.174853 0.170937 0.13026 0.413446 0.422916
0.003035 0.024378 0.31506 0.04809 0.116315 0.060313 0.04809 0.049191 0.050318
0.004262 0.506918 0.04596 0.762035 0.086651 0.344933 0.073948 0.665216 0.506918
0.086651 0.103862 0.111164 0.28133 0.720089 0.48447 0.369183 0.31506 0.432603
0.02128 0.170937 0.050318 0.360916 0.31506 0.526814 0.256966 0.369183 0.506918
0.108675 0.163368 0.01293 0.022776 0.377639 0.322277 0.56385 0.156133 0.308005
0.010079 0.452648 0.064553 0.665216 0.308005 0.506918 0.152637 0.593999 0.48447
0.04809 0.422916 0.066031 0.495567 0.518529 0.48447 0.386289 0.495567 0.65032
2
3
6 73 4 5
1
1 2 8 9
6
7
8
9
4
5
Asal
Tujuan
397
383
406
320
396
393
404
415
382
116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496
6
7
8
2
3
6 7
4
5
Dd
2 3 4 5 Oi
1
8 9
9
Asal
Tujuan1
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
nilai Cid rata-rata = 8,831 sehingga
didapatkan fungsi aksesibilitas dengan
menggunakan fungsi eksponensial negatif
seperti pada tabel dibawah ini dengan
mengasumsi nilai k = 2 dan nilai
β = = = 0,2265
Tabel 3 : Matriks Fungsi Aksesibilitas [f(Cid)]
Sumber : Hasil olahan data
B. Bangkitan Dan Tarikan Setiap Zona
(Oi dan Dd)
Jumlah pergerakan bangkitan dan
tarikan dapat dicari dengan cara survey
secara langsung dilapangan dengan
melaksanakan wawancara ataupun quisener.
Berikut ini dapat dilihat Matriks Bangkitan
dan Tarikan berdasarkan hasil survey
dimana Zona 1 adalah kecamatan Bunaken,
Zona 2 adalah kecamatan Malalayang, Zona
3 adalah kecamatan Mapanget, Zona 4
adalah kecamatan Sario, Zona 5 adalah
kecamatan Singkil, Zona 6 adalah
kecamatan Tikala, Zona 7 adalah kecamatan
Tuminting, Zona 8 adalah kecamatan Wanea
dan Zona 9 adalah kecamatan Wenang
Tabel 4 : Bangkitan dan Tarikan pada Setiap Zona
Sumber : Hasil Survey lapangan
SEBARAN PERGERAKAN KOTA MANADO ………………
35
100 27 1 29 8 25 80 11 116 397 397 1 0.006875
1 130 1 73 3 12 10 25 128 383 383 1 0.000716
1 44 101 52 16 31 26 22 113 406 406 1 0.005006
1 87 1 76 1 16 4 28 106 320 320 1 0.000593
4 34 6 54 19 44 36 25 174 396 396 1 0.000919
1 49 3 62 7 43 22 26 180 393 393 1 0.000819
6 73 1 6 14 41 76 17 170 404 404 1 0.00124
1 103 3 90 5 32 10 34 137 415 415 1 0.000615
1 83 2 57 8 27 22 25 157 382 382 1 0.000572
116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496
116 630 119 499 81 271 286 213 1281 3496
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.9861702 1.424845 1.316801 1.061181 0.85827 0.930086 0.937296 1.042162 0.862327
9 OiAsal
Tujuan1 2 3 4
5
6
5 6 7 8
7
8
9
Dd
dd
oi
1
2
3
4
Ei Ai
Ed
Bd
C. Faktor penyeimbang (Ai dan Bd)
Nilai Ai dan Bd didapatkan dengan
cara melakukan proses perhitungan secara
bergantian antara Ai dan Bd dengan
menganggap nilai awal Bd > 0. Nilai awal
Bd dapat berupa berapa saja asal lebih besar
dari nol. Hal ini hanya akan berpengaruh
jumlah pengulangan untuk mencapai
konvergensi. Pada penelitian ini digunakan
Bd awal yaitu B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = 1,0.
Berikut hasil akhir perhitungan Ai dan Bd
dengan Mengasumsi nilai Bd awal yaitu
B1=B2=B3=B4=B5=1,0 seperti pada tabel
berikut ini.
Tabel 5 : Hasil Akhir nilai Ai dan Bd pada Pengulangan ke-10
Zona Ai Bd
1 0,006875 0,986170
2 0,000716 1,424845
3 0,005006 1,316801
4 0,000593 1,061181
5 0,000919 0,858270
6 0,000819 0,930086
7 0,002140 0,937296
8 0,000615 1,042162
9 0,000572 0,862327
Sumber : Hasil olahan data
D. Matriks Asal-Tujuan (MAT)
Matriks asal tujuan didapatkan
dengan rumus :
Tid = Ai. Bd. Oi. Dd. f(cid) ………… ….(5)
Dari hasil perhitungan menggunakan
rumus diatas didapatkan Matriks Asal-
Tujuan atau sebaran pergerakan kota
Manado seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 6 : Matriks Asal Tujuan (MAT) Kota Manado dengan Model DCGR
Sumber : Hasil olahan data
WAYONGKERE V. & R. FERDINANDUS
36
2.86 0.77 0.03 0.83 0.23 0.72 2.29 0.31 3.32 11.36
0.03 3.72 0.03 2.09 0.09 0.34 0.29 0.72 3.66 10.96
0.03 1.26 2.89 1.49 0.46 0.89 0.74 0.63 3.23 11.61
0.03 2.49 0.03 2.17 0.03 0.46 0.11 0.80 3.03 9.15
0.11 0.97 0.17 1.54 0.54 1.26 1.03 0.72 4.98 11.33
0.03 1.40 0.09 1.77 0.20 1.23 0.63 0.74 5.15 11.24
0.17 2.09 0.03 0.17 0.40 1.17 2.17 0.49 4.86 11.56
0.03 2.95 0.09 2.57 0.14 0.92 0.29 0.97 3.92 11.87
0.03 2.37 0.06 1.63 0.23 0.77 0.63 0.72 4.49 10.93
3.32 18.02 3.40 14.27 2.32 7.75 8.18 6.09 36.64 100.00
Keterangan : 1 Zona Tarikan Terbanyak dari Zona asal
2 Zona Tarikan Kedua Terbanyak dari Zona asal
3 Zona Tarikan Ketiga Terbanyak dari Zona asal
4 Zona Bangkitan Pergerakan Terbanyak
5 Zona Tarikan Pergerakan Terbanyak
Asal
Tujuan1 2 3 4 5 6 7 8 9 oi
7
8
9
dd
1
2
3
4
5
6
Dari hasil perhitungan diatas dapat
diketahui persentasi pergerakan antar zona
maupun pergerakan dalam zona seperti
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Persentase Pergerakan Kota Manado Berdasarkan MAT
Sumber : Hasil olahan data
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data Model
DCGR, menunjukkan bahwa pola distribusi
perjalanan terbesar masyarakat di Kota
Manado adalah bahwa pergerakan yang
terbesar adalah pergerakan menuju ke zona
9 (Kecamatan Wenang) yaitu sebesar
36,64% ini dikarenakan Kecamatan Wenang
merupakan pusat kegiatan Kota Manado,
pergerakan yang terbesar kedua adalah
pergerakan menuju ke zona 2 (Kecamatan
Malalayang) yaitu sebesar 18,02 %, dan
pergerakan yang terbesar ketiga adalah
pergerakan menuju ke zona 4 (Kecamatan
Sario) yaitu sebesar 14,27% Bangkitan
terbesar berada pada zona 8 (Kecamatan
Wanea) yaitu sebesar 11,87%.
DAFTAR PUSTAKA
Florian, M. and S. Nguyen, 1978. A
Combined Trip Distribution, Modal Split
And Trip Assignment Model,
Transportation Research.
Hobbs F. D. 1999. Perencanaan dan Teknik
Lalu Lintas. Gajah Mada University
Press.
Morlock E. K. 1998. Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi. Erlangga.
Jakarta
Ofyar Z. T. 1997. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi, Contoh Soal
dan Aplikasi, Edisi Kesatu, ITB Bandung.
Ofyar Z. T. 2000. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua,
Penerbit ITB Bandung.
ISSN 2085-7020