8
ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee Page 149 ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA ANALYSIS OF LANDSLIDE MOVEMENT IN BANDUNG BASIN AND SURROUNDING AREAS Himmes Fitra Yuda 1a , M.Adimas Amri 1 , Abdurrachman Asseggaf 1 1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 1 Email korespondensi: [email protected] SARI. Gerakan massa tanah/batuan atau longsor juga dapat diartikan sebagai gerakan menurunin lereng oleh massa tanah atau batuan penyusun lereng. Lereng yang hambat geser tanah/batuannya lebih kecil dari berat massa tanah itu sendiri akan membuat pergerakan massa tanah. Diperlukan upaya untuk mengurangi resiko potensi gerakan tanah, antara lain dengan melakukan analisis sistem informasi geografis (SIG) menggunakan tiga parameter terdiri dari; parameter geologi, curah hujan, dan bentang alam. Daerah cekungan bandung dan sekitarnya rentan terhadap gerakan tanah. Hal ini yang mendorong dibutuhkannya penelitian untuk menentukan zonasi kerentanan dalam upaya meminimalisir tingkat kerugian akibat terjadinya bencana. Selain itu upaya tersebut sangat dibutuhkan dalam rekomendasi atau menentukan arah pembangunan strategis dalam perencanaan tata ruang wilayah. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan analisis kajian kebencanaan gerakan tanah dilihat dari kondisi geologi, bentang alam dan intensitas curah hujan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data secara primer yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan maupun secara sekunder berupa peta tematik dari pemerintah daerah setempat. Berdasarkan Bentang Alam (% lereng), jenis litologi dan Curah Hujan yang berkisar 1500 - 3500 mm/tahun, gerakan tanah di daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) yaitu, Erosi Tebing, Longsoran, Gelinciran, dan Kompleks. Abstract. Soil/rock mass movements or landslides can also be interpreted as movements downhill slopes by soil masses or rock slopes. The slope which blocks the ground shear/rock is smaller than the weight of the landmass itself will make the Sejarah Artikel : Diterima 05 Juni 2021 Revisi 05 Juli 2021 Disetujui 07 Juli 2021 Terbit Online 27 Agustus 2021 Kata Kunci : Ø gerakan tanah, Ø geologi, Ø bentang alam, Ø sistem informasi geografis, Ø Cekungan Bandung Keywords : Ø Landslides, Ø Geology, Ø Landscape, Ø Geographic information system, Ø Bandung basin

4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 149

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

ANALYSIS OF LANDSLIDE MOVEMENT IN BANDUNG

BASIN AND SURROUNDING AREAS

Himmes Fitra Yuda1a, M.Adimas Amri 1, Abdurrachman Asseggaf1

1Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

1Email korespondensi: [email protected]

SARI. Gerakan massa tanah/batuan atau longsor juga dapat diartikan sebagai gerakan menurunin lereng oleh massa tanah atau batuan penyusun lereng. Lereng yang hambat geser tanah/batuannya lebih kecil dari berat massa tanah itu sendiri akan membuat pergerakan massa tanah. Diperlukan upaya untuk mengurangi resiko potensi gerakan tanah, antara lain dengan melakukan analisis sistem informasi geografis (SIG) menggunakan tiga parameter terdiri dari; parameter geologi, curah hujan, dan bentang alam. Daerah cekungan bandung dan sekitarnya rentan terhadap gerakan tanah. Hal ini yang mendorong dibutuhkannya penelitian untuk menentukan zonasi kerentanan dalam upaya meminimalisir tingkat kerugian akibat terjadinya bencana. Selain itu upaya tersebut sangat dibutuhkan dalam rekomendasi atau menentukan arah pembangunan strategis dalam perencanaan tata ruang wilayah. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan analisis kajian kebencanaan gerakan tanah dilihat dari kondisi geologi, bentang alam dan intensitas curah hujan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data secara primer yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan maupun secara sekunder berupa peta tematik dari pemerintah daerah setempat. Berdasarkan Bentang Alam (% lereng), jenis litologi dan Curah Hujan yang berkisar 1500 - 3500 mm/tahun, gerakan tanah di daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) yaitu, Erosi Tebing, Longsoran, Gelinciran, dan Kompleks.

Abstract. Soil/rock mass movements or landslides can also be interpreted as movements downhill slopes by soil masses or rock slopes. The slope which blocks the ground shear/rock is smaller than the weight of the landmass itself will make the

Sejarah Artikel : • Diterima

05 Juni 2021 • Revisi

05 Juli 2021 • Disetujui

07 Juli 2021 • Terbit Online

27 Agustus 2021 Kata Kunci : Ø gerakan tanah, Ø geologi, Ø bentang alam, Ø sistem informasi geografis, Ø Cekungan Bandung

Keywords : Ø Landslides, Ø Geology, Ø Landscape, Ø Geographic information

system, Ø Bandung basin

Page 2: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 150

groundmass movement. Efforts are needed to reduce the risk of potential ground movements, including by analyzing a geographic information system (GIS) using three parameters consisting of; geological parameters, rainfall, and landscape. The Bandung Basin and the surrounding area are vulnerable to ground movement. This encourages the need for research to determine vulnerability zoning to minimize the level of loss due to disasters. Also, these efforts are needed in the recommendation or determining the direction of strategic development in regional spatial planning. The purpose of this study is to analyze the study of land movement disasters viewed from geological conditions, landscapes, and rainfall intensity. This research was conducted by collecting primary data, namely by making direct observations to the field or secondary form thematic maps from the local government. Based on Landscape (slope%), lithology, and rainfall types ranging from 1500 - 3500 mm / year, soil movements in the study area can be grouped into 4 (four) namely, Cliff Erosion, Avalanches, Slips, and Complexes.

PENDAHULUAN Menurut Anugrahadi dkk (2016) Gerakan Tanah adalah proses yang membuat pergerakan kesamping

maupun kebawah dari lereng buatan maupun alam yang memiliki beberapa jenis kandungan material tanah, tanah timbunan buatan, batu dan penggabungan dari tanah dan batu. Gerakan massa tanah/batuan atau longsor juga dapat diartikan sebagai gerakan menurunin lereng oleh massa tanah atau batuan penyusun lereng. Lereng yang hambat geser tanah/batuannya lebih kecil dari berat massa tanah itu sendiri akan membuat pergerakan massa tanah. Diperlukan upaya untuk mengurangi resiko potensi gerakan tanah, antara lain dengan melakukan analisis SIG menggunakan empat parameter terdiri dari; parameter geologi, curah hujan, tata guna lahan dan sudut kelerengan.

Daerah cekungan bandung ini rentan gerakan tanah, kegempaan & banjir bandang. Hal ini yang mendorong dibutuhkannya penelitian untuk menentukan kelayakan daerah tersebut untuk pengembangan wilayah. Maka diperlukan upaya untuk menzonasi daerah yang aman untuk pengembangan wilayah, antara lain dengan melakukan analisis dengan SIG.

Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan analisis kajian kebencanaan gerakan tanah dilihat dari kondisi geologi, bentang alam dan intensitas curah hujan.

GEOLOGI REGIONAL

Data informasi geologi diperoleh dengan menggunakan Peta Geologi Peta Geologi Lembar Bandung, Sekala 1:100.000, Peta Geologi Lembar Cianjur, Sekala 1:100.000, Peta Geologi Lembar Garut, Sekala 1:100.000 dan Peta Geologi Lembar Sindangbarang, Sekala 1:100.000, yang memiliki litologi (Gambar 1) :

a) Muda/Resen (Endapan Permukaan) yaitu Qa, Ql dan Qc yang terdiri dari pasir/kerikil – lempung, bersifat lepas – lepas atau belum menyatu (Tabel 1).

b) Menengah (Plio – Plistosen) yang terdiri dari Endapan permukaan, Dominan Breksi/lahar dan lava (Tabel 1).

c) Lebih Tua (Pleistosen) yang terdiri dari batupasir, napal, batugamping, tuff serta batulanau dan lempung (Tabel 1).

Page 3: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 151

Tabel 1. Stratigrafi Bandung (Disederhanakan)

Umur Simbol dan keterangan Muda (Resen)

Qa; Ql & Qc Endapan permukaan : Pasir/kerikil – lempung, bersifat Lepas – lepas

atau belum menyatu Menengah (Plio –

Plistosen)

Endapan Permukaan : Dominan Breksi/lahar Dominan Lava

Qyg; Qyt; Qyd: Qyc dan Qy

Agak Lepas – lepas

Qyl & Qyu Keras/

Menyatu

Qvu; Qvb; Qmm; Qob; Qos/Qopu; Qpb; Qtu dan Pb

Relatif Kompak

Qvl, Qwb; Qgpk; Qtl & Qt

Tpi; a; b

Intrusi/Beku

Lebih Tua

Dari (Pleistosen)

Tmc; Mttc; Mdm; Omc Btlpg; Btpsr; Napal & Bx: Fm Cantayan; Jatiluhur dan Cimandiri

Mt; Mtjl; Mdl; Tmbv; Tmcs & Qmc Btpsr; Btgpg & Tuf: Fm.Jattiluhur, Cilanang; Raja Mandala

Mts; Mtb; Mtjs; Tmbe & Tmb Bx; Btpsr; Btln & Btlpg: Fm. Citarum, Jatiluhur, Cilanang & Beser

Sumber : PH. Silitongan Lembar Bandung,2003 ; Sudjatmiko Lembar Cianjur 2003; M.Alzwar & S.Bachri lembar Garut dan Pamengpeuk, 1992

Gambar 1. Peta Geologi Cekungan Bandung

Page 4: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 152

METODE PENELITIAN Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data secara primer yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan maupun secara sekunder berupa peta tematik dari pemerintah daerah setempat. Lebih rincinya dapat di jabarkan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Primer seperti observasi geologi berupa penyebaran batuan, bentuk bentang

alam, struktur geologi, indikasi longsor, observasi kondisi tata ruang saat ini meliputi pemukiman, pertanian, perkebunan, hutan atau semak belukar, drainase.

2. Pengumpulan Data Sekunder berupa Peta Geologi Regional Lembar Bandung, Cianjur, Garut dan Sindangbarang skala 1: 100.000, Peta Curah Hujan Cekungan Bandung, Peta Zona Rentan Gerakan Tanah Bandung skala 1 : 100.000.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Satuan Kemampuan Lahan Bentang Alam

Sebaran Satuan Kemampuan Bentang Alam didasarkan pada sebaran kontur dari Peta Topografi lembar Bandung, Cianjur, Sindangbarang serta Garut dan pamengpeuk sekala 1 : 100.000 dan peta Geologi Bandung, Cianjur, Sindangbarang serta Garut dan pamengpeuk sekala 1 : 100.000. Daerah Cekungan Bandung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) atas dasar perbedaan elevasi dan persen lereng, yaitu (Gambar 2) :

a. Dataran – dataran tinggi Mempunyai elevasi 650 – 700 meter (dml) dan persen lereng 0 – 10% dengan sebaran dibagian tengah. Dari peta Cekungan Bandung, tersebar memanjang dari bagian tengah – barat hingga timur. Satuan bentang alam ini dibentuk oleh endapan permukaan yang berasal dari bahan rombakan yang berasal dari bagian atau hasil eros/transportasi sungai yang diendapkan dalam bentuk lingkungan darat – sungai – dataran banjir – muara dan pantai atau laut dangkal. Satuan ini mempunyai luas 25 % dari luas total wilayah Cekungan Bandung (Tabel 2).

b. Perbukitan Mempunyai elevasi 700 – 1200 meter (dml) dan persen lereng 5 – 30% merupakan dataran endapan danau purba pada alur lembah sungai kemiringan lereng dapat > 40%, merupakan bagian kaki pegunungan dengan relief halus - sedang, dan pada lembah alur sungai persen lereng dapat berkisar 30 - 40%, dengan sebaran terletak dibagian kaki – kaki gunungapi yang berada pada daerah cekungan bandung. Tersebar memanjang dari bagian tengah –barat hingga timur dan pada bagian utara. Perbukitan dibentuk oleh hasil produk gunungpi yang mempunyai luas 45% dari luas total gerbangkertasusila .

c. Pegunungan Mempunyai elevasi > 1200 meter (dml) dengan persen lereng 30 - 70% setempat dapat lebih dari 70%, merupakan puncak dan tubuh gunungapi seperti G. Tangkuban Perahu, G. Manglayang ( 1800 m) tersebar pada bagian utara dan selatan, dengan luas 30 % dari luas total Cekungan .

Tabel 2. SKL Bentang Alam Cekungan Bandung

NO BENTANG ALAM KETERANGAN

Page 5: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 153

Gambar 2. Peta Bentang Alam

1.

Dataran – Dataran Tinggi 0 - 10 %

Elevasi 650 – 700 meter (dml), reng 0 – 10% dengan sebaran dibagian tengah. Dari peta Cekungan Bandung, tersebar memanjang dari bagian tengah – barat hingga timur dibentuk oleh endapan permukaan, Luas Sebaran 25%

2.

Perbukitan 5 – 30 %

Elevasi 700 – 1200 meter (dml) dan persen lereng 5 – 30% merupakan dataran endapan danau purba pada alur lembah sungai kemiringan lereng dapat > 40%, Luas Penyebaran 45%

3

Pegunungan 30 – 70%

Elevasi > 1200 meter (dml) dengan persen lereng 30 - 70% setempat dapat lebih dari 70%, Tersebar pada bagian utara dan selatan, luas penyebebaran 30%

Page 6: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 154

Satuan kemampuan Lahan Gerakantanah

Berdasarkan Bentang Alam (% lereng), jenis litologi dan Curah Hujan yang berkisar 1500 - 3500 mm/tahun, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu (Gambar 3) :

a. Erosi Tebing Tersebar pada bagian tengah Cekungan Bandung, biasa terjadi pada tebing sungai dengen elevasi 650 – 700 m(dml) termasuk dalam Satuan Bentang alam Dataran tinggi, persen lereng 0 – 8 % , dengan jenis batuan endapan permukaan Qa dan Ql, dengan luas 10 % dari luas total Cekungan Bandung (Tabel 3).

b. Longsoran Tersebar pada bagian utara dan selatan dari wilayah Cekungan Bandung, termasuk dalam satuan bentang alam Perbukitan dan pegungan dengan elevasi 700 – 100 m(dml) dengan persen lereng 30 - > 70%, dengan jenis batuan Endapan gunungapi tanpa ada kontrol bidang perlapisan. Zona ini mempunyai jenis gerakantanah rendah atau jarang terjadi gerakantanah kecuali pada alur lembah sungai, kisaran kemiringan lereng 30 – 50% dapat terjadi gerakantanah atau longsoran akibat tanah pelapukan batuannya. Dengan Luas 65 % dari Luas Total Cekungan Bandung.

c. Gelinciran Tersebar pada bagian barat hingga barat laut, dan setempat di bagian tengah dengan elevasi 700 – 1200 m(dml) dengan persen lereng 5 – 30 termasuk dalam satuan bentang alam Perbukitan, berada pada jenis batuan beku dan sedimen berlapis denganm bidang perlapisan ataupun Retakan/Patahan, dengan luas 10 % dari Cekungan Bandung.

d. Kompleks Tersebar pada bagian barat, baratlaut, dan utara secara setempat – setempat, berada pada batuan beku/sedimen berlapis, dan gerakantanah kombinasi dari kontrol bidang perlapisan/patahan/retakan, dan berada pada elevasi 700 – 1200 dengan persen lereng 5 – 30%. Dengan luas 10 % dari Cekungan Bandung.

Khusus Sungai Cimahi, Cihideung dan Cikapundung dapat terkena aliran lahar.

Tabel 3. SKL Gerakantanah Cekungan Bandung

UNIT BENCANA GEOLOGI KETERANGAN

Gerakantanah

Erosi Tebing

Tersebar pada bagian tengah Cekungan Bandung,

biasa terjadi pada tebing sungai

Longsoran

Tersebar pada bagian utara dan selatan, dengan jenis

batuan Endapan gunungapi tanpa ada kontrol bidang

perlapisan, mempunyai jenis gerakantanah rendah

atau jarang terjadi gerakantanah kecuali pada alur

lembah sungai

Page 7: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 155

Gelinciran

Tersebar pada bagian barat hingga barat laut, dan

setempat di bagian tengah, berada pada jenis batuan

beku dan sedimen berlapis denganm bidang

perlapisan ataupun Retakan/Patahan

Kompleks

Tersebar pada bagian barat, baratlaut, dan utara

secara setempat – setempat, gerakantanah

kombinasi dari kontrol bidang

perlapisan/patahan/retakan

Khusus pada Sungai Cimahi, Cihideung dan

Cikapundung (warna merah)

Gambar 3. Peta Gerakan Tanah

Page 8: 4. ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH …

ANALISIS GERAKAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume II, Nomor 02, halaman 149-156, Agustus, 2021 https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Page 156

KESIMPULAN

Berdasarkan Bentang Alam (% lereng), jenis litologi dan Curah Hujan yang berkisar 1500 - 3500 mm/tahun, gerakan tanah di daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) yaitu, Erosi Tebing, Longsoran, Gelinciran, dan Kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional & Badan Meterologi dan Geofisika, 2004. Data

Curah Hujan Bandung dan sekitarnya. 2. M. Alzwar, et.all. 1992. Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Jawa, Skala 1:100.000 3. M.Koesmono, et.all. 1996. Peta Geologi Lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Jawa, Skala

1:100.000 4. PH. Silitongan. 2003. Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa, Skala 1:100.000 5. Skempton, A.W., And Hutchinson, J. 1969. Stability of Natural Slope and Embankment

foundation.Proc. 7 Int. Conf. Soil mech. And Foun Eng. State of the art volume, Mexico,pp. 291-340. 6. Sudjatmiko. 2003. Peta Geologi Lembar Cianjur, Jawa, Skala 1:100.000