14
TINEA CORPORIS ET CRURIS PENDAHULUAN Tinea korporis dan kruris merupakan suatu infeksi jamur Dermatofita pada kulit yang penyakitnya disebut dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Penyakit ini termasuk dalam kelompok mikosis superfisialis. (1) SINONIM Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea sirsinata, Tinea glabrosa. Sinonim dari Tinea Kruris adalah Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch”. (2) DEFINISI Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit tubuh tidak berambut (globorous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea. Tinea kruris adalah infeksi jamur jamur dermatofita yang mengenai lipat paha, daerah genitalia dan di sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah. (1,3,4) EPIDEMIOLOGI Tinea korporis dan kruris banyak diderita oleh semua umur, terutama lebih sering menyerang orang dewasa, terutama pada orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit

38007813 Tinea Corporis Et Cruris

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tinea corporis

Citation preview

Page 1: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

TINEA CORPORIS ET CRURIS

PENDAHULUAN

Tinea korporis dan kruris merupakan suatu infeksi jamur Dermatofita pada kulit yang

penyakitnya disebut dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin.

Penyakit ini termasuk dalam kelompok mikosis superfisialis. (1)

SINONIM

Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea sirsinata, Tinea glabrosa. Sinonim dari Tinea

Kruris adalah Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch”. (2)

DEFINISI

Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit tubuh tidak

berambut (globorous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea.

Tinea kruris adalah infeksi jamur jamur dermatofita yang mengenai lipat paha, daerah

genitalia dan di sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah. (1,3,4)

EPIDEMIOLOGI

Tinea korporis dan kruris banyak diderita oleh semua umur, terutama lebih sering

menyerang orang dewasa, terutama pada orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan

banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih

tinggi.. Lebih sering menyerang pria daripada wanita. Tersebar ke seluruh dunia, terutama pada

daerah tropis, dan insidensi meningkat pada kelembaban udara yang tinggi. (2,4)

ETIOPATOGENESIS

Tinea korporis disebabkan jamur Dermatofita, terutama oleh Epidermophyton floccosum

atau Trichophyton rubrum. Tinea kruris disebabkan jamur dermatofita terutama oleh

Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, dan Trichophyton mentagrophytes. (1,4)

Page 2: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau

tidak langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar mandi,

tempat tidur hotel dan lain-lain. (5)

Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya di dalam jaringan keratin

yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke dalam jaringan epidermis

dan menimbulkan reaksi peradangan.

Pertumbuhan jamur dengan pola radial di dalam stratum korneum menyebabkan

timbulnya lesi kulit yang sirsinar dengan batas yang jelas dan meninggi. Reaksi kulit semula

berbentuk papul kemudian berkembang menjadi suatu reaksi peradangan berupa suatu

dermatitis. (6)

GEJALA KLINIS

Gambaran klinis dari tinea korporis merupakan lesi anular, bulat atau lonjong, berbatas

tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah

tengahnya biasanya lebih tenang ( tanda peradangan lebih jelas pada daerah tepi ) yang sering

disebut dengan central healing. Tapi kadang juga dijumpai erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-

lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit

dapat juga terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit

yang menjadi satu. Selain itu lesi dapat berupa arsiner, atau sinsiner. Bila tinea korporis ini

menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah

yang hiperpigmentasi dan skuamasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat terjadi bersama-sama

dengan tinea kruris. (1,2,3,7)

Pada tinea kruris keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat. Lesi umumnya

bilateral walaupun tidak simetris, berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa bintil-bintil

kemerahan atau lenting-lenting kemerahan, atau kadang terlihat lenting-lenting yang berisi

nanah. Bagian tengah menyembuh berupa daerah coklat kehitaman bersisik. Lesi aktif,

polisiklik, ditutupi skuama dan kadang-kadang disertai dengan banyak vesikel kecil-kecil.

Biasanya disertai rasa gatal dan kadang-kadang rasa panas. Garukan terus-menerus dapat

menimbulkan gambaran penebalan kulit. Buah zakar sangat jarang menunjukkan keluhan,

meskipun pemeriksaan jamur dapat positif. Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi

yang nampak hanya macula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. (1,6,7)

Page 3: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

DIAGNOSA BANDING

Tinea korporis dapat didiagnosa banding dengan dermatitis kontak, Pitiriasis rosea,

Psoriasis vulgaris, sifilis stadium II tipe makulopapular, dan dermatitis seboroik. (2,3,6,8)

Tinea kruris dapat didiagnosa banding dengan kandidiasis inguinal, eritrasma, psoriasis, dan

dermatitis kontak. (2,3,4,8)

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesa

Dari anamnesa didapatkan rasa gatal yang sangat mengganggu, dan gatal bertambah apabila

berkeringat. Karena gatal dan digaruk, maka timbul lesi sehingga lesi bertambah meluas,

terutama pada kulit yang lembab

2. Gejala klinis yang khas

3. Pemeriksaan laboratorium

Pada kerokan kulit dengan KOH 10-20% bila positif memperlihatkan elemen jamur berupa

hifa panjang dan artrospora (hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi dermatofita.

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan

basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan

bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium

Agar Dekstrosa Sabouraud. (4,5,7)

PENATALAKSANAAN

1. Umum

Meningkatkan kebersihan badan dan menghindari berkeringat yang berlebihan

Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas dan

tidak menyerap keringat (karet, nylon)

Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak

pasien lain.

Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki.

Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain,

leukemia, harus dikontrol. (7)

Page 4: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

2. Khusus

Topikal

- Derivat azol misalnya mikonazol 2%, klotrimasol 1%, ketokonazol 1%

- Salep Whitfield

- Asam benzoate 6-12%

- Asam salisilat 2-4% (4,7)

Sistemik

- Griseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25 mg/kgBB

sehari. Lama pemberian griseofulvin pada tinea korporis adalah 3-4 minggu, diberikan

bila lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan.

- Pada kasus yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan derivat azol seperti

ketokonazol 200 mg per hari selama 2-4 minggu pada pagi hari setelah makan,

itrakonazol 100-200 mg/hari selama 2-4 minggu atau 200 mg/hari selama 1 minggu,

flukonazol 150 mg 1x/mgg selama 2-4 minggu, terbinafin 250 mg/hari selama 1-2

minggu.

- Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder. (5,7,9)

PROGNOSIS

Tinea korporis dan tine kruris mempunyai prognosa baik dengan pengobatan yang

adekuat dan kelembaban dan kebersihan kulit yang selalu dijaga. (1,4)

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.. Bab II. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima.

Cetakan ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:2008, halaman 92-99

2. Mikosis superficial, diunduh dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf.

3. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan I. Hipokrates. Jakarta:2000, halaman 77-78

4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC. Jakarta:2008,

halaman 17-33

5. Tinea kruris, diunduh dari http://www.klikdokter.com/illness/detail/140

6. Budimulja, U. Prof. Diagnosis dan penatalaksanaan dermatomikosis. FKUI.Jakarta,

halaman47-53

7. Tinea korporis, diunduh dari http://madesunaria.wordpress.com/2009/11/13/tinea-corporis/

8. Abdullah B. Dermatologi pengetahuan dasar dan kasus di rumah sakit. Percetakan

Universitas Airlangga. Surabaya. Halaman 69-76

9. Infeksi Kulit, diunduh dari

http://ilmukesehatankulitdankelamin.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Page 6: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

RSU DR. PIRNGADI MEDAN

2010

STATUS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Tanggal : 27 Juli 2010

Nama : M. Husnaini Lubis

Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Bangsa / Suku : Indonesia / Batak

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelaajar

Anamnesis : Autoanamnesa

Keluhan Utama : Bercak kehitaman disertai rasa gatal di seluruh pinggang

dialami os ±4 bulan ini.

Keluhan Tambahan : Tidak ada

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Hal ini dialami os ±4 bulan ini. Awalnya berupa bintil-bintil merah kecil disertai rasa

gatal yang bertambah saat berkeringat. Karena gatal, os menggaruknya sehingga

bintil merah tersebut menyebar dari pinggang ke bokong, sela paha dan paha. Lama

kelamaan bintil merah ini berubah menjadi bercak kemerahan. Sebelumnya os pernah

berobat dan diberi obat makan dan salep. Bercak tersebut mengalami perbaikan tapi

kemudian kambuh lagi dan berubah menjadi warna kehitaman, sehingga os

memutuskan berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM.

Riwayat Penyakit Keluarga : Kakak os mengalami penyakit yang sama, tapi sudah

dinyatakan sembuh.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak jelas

Riwayat Pemakaian Obat : Tidak jelas

Page 7: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

Lokalisasi : - Regio abdominalis lateralis sinistra et dextra

- Regio umbilicalis

- Regio trochanterica sinistra et dextra

- Regio sacralis

- Regio subinguinalis sinistra et dextra

- Regio femoris anterior sinistra et dextra

- Regio femoris medialis sinistra et dextra

- Regio femoris lateralis sinistra et dextra

- Regio femoris posterior sinistra et dextra

Ruam : Primer : papul, plak hiperpigmentasi

Sekunder : Skuama, erosi, ekskoriasi, krusta

Pemeriksaan laboratorium : KOH 10%

Hifa (+)

Spora (+)

RESUME

Anamnesis : Telah datang seorang pasien laki-laki,17 tahun ke Poli Kulit dan Kelamin RSUPM

dengan keluhan bercak kehitaman disertai rasa gatal di seluruh pinggang dialami os

±4 bulan ini. Awalnya berupa bintil-bintil merah kecil disertai rasa gatal yang

bertambah saat berkeringat. Karena gatal, os menggaruknya sehingga bintil merah

tersebut menyebar dari pinggang ke bokong, sela paha dan paha. Lama kelamaan

bintil merah ini berubah menjadi bercak kemerahan. Sebelumnya os pernah berobat

dan diberi obat makan dan salep. Bercak tersebut mengalami perbaikan tapi kemudian

kambuh lagi dan berubah menjadi warna kehitaman, sehingga os memutuskan

berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM.

Lokalisasi : - Regio abdominalis lateralis sinistra et dextra

- Regio umbilicalis

- Regio trochanterica sinistra et dextra

- Regio sacralis

- Regio subinguinalis sinistra et dextra

Page 8: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

- Regio femoris anterior sinistra et dextra

- Regio femoris medialis sinistra et dextra

- Regio femoris lateralis sinistra et dextra

- Regio femoris posterior sinistra et dextra

Ruam : Primer : papul, plak hiperpigmentasi

Sekunder : Skuama, erosi, ekskoriasi, krusta

Pemeriksaan laboratorium : KOH 10%

Hifa (+) Spora (+)

Diagnosis Banding : 1. Tinea korporis et kruris

2. Dermatitis Seboroik

3. Dermatitis Kontak

Diagnosa Sementara : Tinea korporis et kruris

Pemeriksaan Anjuran : -

Penatalaksanaan :

Umum

- Menjaga kebersihan tubuh

- Memakai pakaian yang menyerap keringat

- Menghindari garukan

-Tidak memakai peralatan rumah tangga secara bersama-sama

Khusus

-Topikal : Ketokonazol dalam pot

-Sistemik : Cetrizine dihydrochloride 200mg 1x1/hari selama 14 hari

Ketokonazol 200mg 1x1/hari selama 14 hari

Prognosa : Baik

Regio abdominalis lateralis sinistra

Page 9: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

Regio abdominalis lateralis dextra

Regio trochanterica sinistra et dextra + Regio sacralis

Regio femoris anterior sinistra+Regio femoris medialis sinistra+Regio femoris lateralis sinistra

Page 10: 38007813 Tinea Corporis Et Cruris

Regio femoris anterior dextra+Regio femoris medialis dextra+Regio femoris lateralis dextra