23
[OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK] Martha yuanita loru / 10-2007-036 PBL 23

36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

[OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK]Martha yuanita loru / 10-2007-036

PBL 23

Page 2: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

ANAMNESIS

Untuk dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit atau kelainan di telinga,hidung dan tenggorokan diperlukan kemampuan dan keterampilan melakukan anamnesis dan pemeriksaan organ-organ tersebut. Kemampuan ini merupakan bagian dari pemeriksaan fisik yang merupakan syarat bila terdapat gejala atau keluhan yang berhubungan dengan kepala atau leher. Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama pasien.

1. Keluhan utama dapat berupa:o Gangguan pendengaran/pekak (tuli)

Bila ada gangguan pendengaran maka perlu ditanyakan :Apakah keluhan tersebut pada satu atau dua telinga?Apakah timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap? Sudah berapa lama diderita?Adakah riwayat trauma telinga (tertampar, terpapar bising, trauma akustik)?Riwayat penggunaan obat-obatan ototoksik sebelumnya?Apakah pernah menderita penyakit infeksi virus?Apakah gangguan pendengaran ini dialami sejak masih bayi dan juga terdapat gangguan dalam berbicara?Apakah gangguan ini lebih terasa di tempat yang bising atau tenang? (Ditanyakan pada orang dewasa)

o Tinnitus (Suara berdengung/berdenging)Hal yang perlu ditanyakan yaitu apakah tinnitus desertai dengan gangguan pendengaran ataukah dengan gangguan pendengaran?

o Vertigo (Rasa pusing yang berputar )Vertigo merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh yang disertai dengan mual, muntah, rasa penuh di telinga, telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin. Bila vertigo disertai dengan keluhan neurologis seperti disartria maupun gangguan penglihatan maka kemungkinan letak kelainannya di sentral. Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu atau berkurang bila pasien berbaring dan timbul lagi bila bangun dengan gerakan kepala yang cepat. Kadang-kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan otot-otot leher. Penyakit diabetes mellitus, hipertensi,arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker dan sifilis juga dapat menimbulkan keluhan vertigo dan tinnitus.

o Otalgia (Rasa nyeri dalam telinga)Hal yg perlu ditanyakan adalah Apakah pada telinga kanan atau kiri atau kedua-duanya dan sudah berapa lama? Nyeri alih ke telinga (referred pain) dapat berasal dari rasa yeri di gigi

Otitis Media Supuratif Kronik 2

Page 3: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang cervical karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.

o Otore (Keluar cairan dari telinga)Hal yang perlu ditanyakan adalah:

Apakah secret keluar dari satu atau kedua telinga?Sudah berapa lama terjadi?Apakah disertai rasa nyeri atau tidak?

Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan secret yang banyak dan

mukoid biasanya berasal dari infeksi telinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan keluar jernih seperti air jernih, harus waspada adanya cairan liquor cerebrospinal.

2. Riwayat Penyakit sekarang3. Riwayat Penyakit terdahulu4. Riwayat penggunaan obat5. Riwayat penyakit keluarga

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK

Alat yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan telinga adalah lampu kepala, corong telinga, otoskop, pelilit kapas, pengait serumen, pinset telinga dan garputala. Mula-mula dillihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun telinga (retro aurikuler) apakah terdapat tanda-tanda radang, sikatrik ataupun bekas operasi. Dengan menarik daun telinga ke atas dan ke belakang liang telinga akan menajdi lebih lurus dan mempermudah untuk melihat keadaan liang telinga tengah dan membrane timpani. Pakailah otoskop untuk dapat melihat membrane timpanu dengan lebih jelas.

Bila terdapat serumen dalam liang telinga yang menyembut maka serumen ini harus dikeluarkan. Jika konsistensinya cair maka dapat dikelurkan dengan kapas yang dililitkan, bila konsistensinya lunak atau liat dapat dikeluarkan dengan pengait dan bila berbentuk lempengan dapat dipegang dan dikeluarkan dengan pinset. Jika serumen ini sangat keras dan menyumbat seluruh telinga maka lebih baik dilunakkan dulu dengan minyak atau karbogliserin. Bila sudah lunak atau cair maka dapat dilakukan irigasi dengan air agar telinga menjadi bersih.

Otitis Media Supuratif Kronik 3

Page 4: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

Uji pendengaran dilakukan dengan menggunakan garputala dan dari pemeriksaan dapat diketahui jenis ketulian apakah tuli konduktif atau tuli perseptif (sensorineural). Uji pendengaran terdiri dari uji pendengaran Rinne dan Weber. Uji Rinne dilakukan dengan cara menggetarkan garputala 512Hz dengan jari. Kaki garputala tersebut kemudian diletakkan pada tulang mastoid telinga yang diperiksa selama 2-3 detik, kemudian dipindahkan 2-3 detik ke depan liang telinga. Pasien menentukan tempat mana yang terdengar lebih keras. Jika bunyi terdengar lebih keras ketika garputala diletakkan di depan liang telinga berarti telinga yang diperiksa normal atau menderita tuli sensorineural. Keadaan ini disebut dengan Rinne positif. Bila bunyi yang terdengar lebih keras di mastoid maka telinga yang diperiksa mengalami tuli konduktif dan biasanya lebih dari 20dB. Hal ini disebut dengan Rinne negative.

Uji Weber dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah digetarkan pada garis tengah wajah atau kepala lalu ditanyakan pada pasien telinga mana yang terdengar lebih keras. Pada keadaan normal pasien mendengar suara di tengah atau tidak dapat menentukan telinga mana yang mendengar lebih keras. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat (lateralisasi ke telinga yang sehat) maka pasien menderita tuli sensorineural tetapi bila pasien mendengar suara lebih keras pada telinga yang sakit maka pasien menderita tuli konduktif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiologi.o Proyeksi Schuller

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.

o Proyeksi Mayer atau Owen, Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-tulang

pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

o Proyeksi StenverMemperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas

memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran.

o Proyeksi Chause IIIMemberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan

kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

Otitis Media Supuratif Kronik 4

Page 5: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

2. BakteriologiBakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus

aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK TIPE BENIGNA

Otitis media ialah peradangan sebagian atu selutuh mukosa tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Secara mudah otitis media terbagi atas 2 golongan dan masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu:

o Otitis media supuratifOtitis media akut (OMA)Otitis media supuratif kronik

o Otitis media non-supuratifOtitis media serosa akut (barotraumas = aerotitis)Otitis media serosa kronik

o Otitis media spesifikOtitis media tuberkulosaOtitis media sifilitikaOtitis media adhesive

ETIOLOGI

Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari tengah terus-menerus atau hilang timbul dan sekretnya mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah.

Terdapat beberapa etiologi dari otitis media diantaranya adalah:

o Gangguan fungsi tubaPada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi

apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan

Otitis Media Supuratif Kronik 5

Page 6: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.

Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani yang menetap pada OMSK adalah:

Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut.Obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel.Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi.

o InfeksiBakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak bervariasi

pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah bakteri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.

o Riwayat infeksi telinga tengaho Sumbatan (secret,tumor,tampon)o Perubahan tekanan udara yang tiba-tibao Alergi

Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.

o Autoimuneo Lingkungan

Hubungan penderita OMSK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden OMSK yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan tempat tinggal yang padat.

Hal-hal tersebut menyebabkan gangguan pada tuba eustachius. Terjadi perubahan tekanan udara di telinga dari tekanan positif menjadi negative sehingga terbentuklah efusi. Efusi di liang telinga tengah dapat sembuh dengan sendiri. Dapat juga terjadi otitis media efusi (OME) bila efusi tetap ada karena tuba eustachius tetap terganggu tetapi tidak terdapat infeksi. Bila tuba eusthacius tetap terganggu dan terdapat infeksi maka terjadi otitis media akut (OMA). Otitis media akut dapat sembuh sendiri tetapi dapat juga terus berlanjut menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK). Faktor predisposisi yang menyebabkan OMA dapat berlanjut menjadi OMSK adalah sbb:

Otitis Media Supuratif Kronik 6

Page 7: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

1. Terapi yang terlambat2. Terapi yang tidak adekuat3. Virulensi kuman tinggi4. Daya tahan tubuh rendah5. Hygiene yang kurang terjaga.

Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi resiko terkena OMA yang bila penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak adekuat dapat berlanjut menjadi OMSK. Pada bayi terjadinya otitis media dipermudah karena tuba eustachiusnya yang pendek, lebar dan horizontal.

PATOGENESIS

Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dengan perforasi membrane timpani yang sudah terjadi lebih dari 2 bulan. Berdasarkan perubahan mukosa tengah maka terdapat 5 stadium terjadinya Otitis Media Akut (OMA) yang bila berlangsung terus-menerus selama 2 bulan dapat menjadi Otitis Media Supuratif Akut (OMSK).

1. Stadium oklusi tuba EustachiusTanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini susah dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.

2. Stadium hiperemis (pre-supuratif)Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat.

3. Stadium supuratifEdema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membrane timpani

Otitis Media Supuratif Kronik 7

Page 8: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

menonjol (bulging) kea rah liang telinga luar. Pada stadium ini pasien tampak sangat sakit,, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum tidak berkurang maka terjadi ischemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan sub-mukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani tampak sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan dan di tempat ini akan terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringitomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan pus keluar ke liang telinga luar.

4. Stadium perforasiKarena beberapa sebab seperti terlambatnya diberikan antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan pus mengalir keluar dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anaknya yang tadinya gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tertidur nyenyak.

5. Stadium resolusiBila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka secret akan berkurang dan akhirnya kering. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan secret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul.

Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.

1. Perforasi sentralPerforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi masih ada sisa membrane timpani.

2. Perforasi marginalPada perforasi marginal ini maka sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum.

Otitis Media Supuratif Kronik 8

Page 9: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

3. Perforasi atikPerforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida.

JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)

OMSK dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu:

1. OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna)Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang dan perforasinya terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.

2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna)Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna yaitu OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.

Berdasarkan secret yang keluar maka dikenal juga 2 jenis OMSK yaitu:

1. OMSK tipe aktifOMSK tipe aktif merupakan OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.

2. OMSK tipe tenangOMSK tipe tenang merupakan keadaan dimana kavum timpani terlihat basah atau kering.

GEJALA KLINIS

Otitis Media Supuratif Kronik 9

Page 10: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

1. Telinga Berair (Otorrhoe)Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe jinak,

cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan PendengaranBiasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian

tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.

3. Otalgia (Nyeri Telinga)Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti

adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

4. VertigoKeluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi

dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.

KOMPLIKASITendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang

menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.

A. Komplikasi ditelinga tengah :

1. Perforasi persisten

Otitis Media Supuratif Kronik 10

Page 11: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam

1. Fistel labirin

2. Labirinitis supuratif

3. Tuli saraf ( sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural

1. Abses ekstradural

2. Trombosis sinus lateralis

3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Hindrosefalus otitis

Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam lintasan:

1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak

2. Menembus selaput otak.

3. Masuk kejaringan otak.

PENATALAKSANAAN

MEDIKA MENTOSA

Otitis Media Supuratif Kronik 11

Page 12: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

Terapi OMSK seringkali memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang. Secret yang keluar tidk cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan seperti:

o Adanya perforasi membrane timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar

o Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasalo Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga mastoido Gizi dan hygiene yang kurang.

OMSK BENIGNA TENANG

Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

OMSK BENIGNA AKTIF

Prinsip pengobatan OMSK adalah:

1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.2. Pemberian antibiotika:

a. Topikal antibiotik ( antimikroba)Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa

dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni. Bubuk telinga yang digunakan seperti:

o Acidum boricum dengan atau tanpa iodineo Terramycino Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga. Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah :

Otitis Media Supuratif Kronik 12

Page 13: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

o Polimiksin B atau polimiksin EObat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.

o NeomisinObat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus

aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.

o KloramfenikolObat ini bersifat bakterisid

b. sistemik antibiotikPemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan

sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah:

o Pseudomonas : Aminoglikosida ± karbenisilino P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforino P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilino Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosidao E. coli : Ampisilin atau sefalosforino S. Aureus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosidao Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosidao B. fragilis : Klindamisin

Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik ( sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu

Otitis Media Supuratif Kronik 13

Page 14: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

NON MEDIKA MENTOSA

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy) Tujuan operasi ini adalah agar infeksi tenang dan telinga tidak meradang. Fungsi

pendengaran tidak diperbaiki pada operasi ini.2. Mastoidektomi radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Tujuan operasi adalah membuang jaringan patologis dan mencegah komplikasi intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kekurangan teknik ini adalah pasien tidak diperbolehkan untuk berenang seumur hidup, harus kontrol teratur, dan pendengaran pasien berkurang sekali.

3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasiPada operasi ini dilakukan pemasangan graft. Tujuan operasi ini adalah membuang

jaringan patologis dari rongga mastoid dan mempertahankan fungsi pendengaran yang masih ada.

4. MiringoplastiPada operasi ini dilakukan rekonstruksi pada membran timpani. Tujuan operasi ini untuk

mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang menetap dan memiliki ketulian yang ringan.

5. TimpanoplastiOperasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat atau

OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ini adalah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.

6. Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan

granulasi yang luas. Tujuan operasi ini untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.

DIAGNOSIS BANDING

Otitis Media Supuratif Kronik 14

Page 15: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK TIPE MALIGNA

Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna yaitu OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.

Kolesteatom adalah suatu kista epithelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatom bertambah besar. Banyak teori mengenai pathogenesis dari kolesteato yaitu teori migrasi, invaginasi, implantasi dan metaplasi. Kolesteatom adalah epitel kulit yang berada pada tempat yang salah atau merupakan epitel kulit yang terperangkap. Kolesteatom diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu:

1. Kolesteatom congenitalKolesteatom congenital terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada telinga dengan membrane timpani yang utuh tanpa tanda-tanda infeksi.

2. Kolesteatom akuisitala. Kolesteatom akuisital primer

Kolesteatom yang terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membrane timpani. Kolesteatom terbentuk karena adanya proses invaginasi dari membrane timpani pars flaksida karena adanya tekanan negative di telinga tengah akibat adanya gangguan tuba.

b. Kolesteatom akuisital sekunderKolesteatom ini terbentuk setelah adanya perfurasi membrane timpani. Kolesteatom terbentuk sebagai akibat masuknya epitel kulit dari liang telinga atau terjadi akibat metaplasi mukosa cavum timpani karena iritasi dan infeksi yang berulang lama.

Kolesteatom merupakan media pertumbuhan kuman yang baik dan kuman yang paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas auruginosa. Sebaliknya infeksi dapat memicu system imun local yang mengakibatkan produksi berbagai macam mediator inflamasi dan berbagai sitokin. Zat-zat ini dapat menstimulasi sel-sel keratinosit matriks kolesteatom bersifat hiperproliferatif, destruktif dan mampu berangiogenesis.

Mengingat OMSK tipe maligna sringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis tepat baru dapat ditentukan di ruang operasi namun terdapat beberapa gejala klinis khas yang dapat membantu menegakkan diagnosis yaitu adanya perforasi marginal atau perforasi attic. Tanda ini merupakan tanda awal dari OMSK tipe maligna. Pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat kolesteatom pada telinga tengah, secret berbentuk nanah dan berbau khas atau terlihat foto kolesteatom pada foto rotgen mastoid.

Otitis Media Supuratif Kronik 15

Page 16: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

Prinsip terapi pada OMSK tipe maligna adalah pembedahan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasty. Terapi konservatif dengan medika mentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses sunperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.

OTITIS MEDIA AKUT

Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah. OMA biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri piogenik seperti Streptococcus haemolitycus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus, H. Influenza, E.col, Pseudomonas aeruginosa dll. OMA terjadi akibat terganggunya factor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas. Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan horizontal. Gejala klinis dari OMA bergantung dari stadium perubahan mukosa liang telinga tengah yang terdiri dari 5 stadium yaitu :

1. Stadium oklusi tuba2. Stadium hiperemis (pre-supuratif)3. Stadium supurasi4. Stadium perforasi5. Stadium resolusi

Sebelum adanya antibiotic, OMA dapat menimbulkan komplikasi berupa abses sunperiosteal sampai abses otak dan meningitis. Penatalaksanaan bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas dengan pemberian antibiotic, dekongestan local/sistemik dan juga anti piretik. Pada stadium oklusi tuba maka pasien diberikan tetes hidung HCl Efedrin untuk membuka kembali tuba yang tertutup. Selain itu juga diberikan antibiotic untuk infeksi saluran napas atas. Pada stadium pre-supurasi diberikan antibiotic minimal selama 7 hari, obat tetes hidung dan analgesic. Miringotomi dilakukan pada stadium supurasi atau pada stadium pre-supurasi apabila membrane timpani sudah mengalami hiperemis difusa. Bila sudah terjadi perforasi maka liang telinga dibersihkan dengan larutan H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat sampai 3 minggu.

OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya secret yang non-purulen di telinga tengah sedangka membrane timpani utuh. Apabila efusi tersebut kental maka disebut dengan otitis media serosa kronik atau otitis media koloid (glue ear). Pada otitis media koloid, cairan yang terdapat pada liang telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat dalam mukosa

Otitis Media Supuratif Kronik 16

Page 17: 36402175 Rangkuman PBL 22 Otitis Media Supuratif Kronis

telinga tengah, tuba Eustachius dan sel mastoid. Pada otitis media serosa kronik secret terbentuk perlahan secara bertahap tanpa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.

Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak. Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem maka disebut dengan glue ear. Otitis media serosa kronik juga bias terjadi akibat gejala sisa dari OMA yang tidak sembuh sempurna. Penyebab lain diperkirakan berhubungan dengan infeksi virus, alergi ataupu gangguan mekanis pada tuba. Perassan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjol (40-50dB) oleh karena adanya secret kental. Pada otoskop terlihat membrane timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan.

Pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan secret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi (Grommet). Pada kasus yang masih baru pemberian denkongestan tetes hidung serta kombinasi anti histamine-dekongestan per oral kadang-kadang bias berhasil. Sebagian ahli menganjurkan pemberian obar selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilakukan operasi.

PROGNOSIS

PREVENTIF

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi terjadinya otitis media di seluruh dunia untuk usia 1 tahun sekitar 62%, sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83%. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami minimal satu episode otitis media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun (Abidin, 2009).

Otitis Media Supuratif Kronik 17