28

Click here to load reader

32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

PENDAHULUAN

Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada

setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi  masalah 

karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi permintaan

pengguna/petani. Benih dari segi tehnologi diartikan sebagai organisme mini

hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang  tersimpan dalam wahana

tertentu yang digunakan sebagai penerus generasi.

Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari

benih dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan

lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi.

Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan

sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya.

Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji keadaan

fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Pertumbuhan

tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum

dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut.

Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih

menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh

petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut.

Dormansi sendiri mempunyai pengertian adalah suatu keadaan dimana

pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk

terjadinya perkecambahan. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:

a. Rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air

b. Proses respirasi tertekan/terhambat

c. Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan

d. Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan

e. Secara umum, dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

1) Dormansi Fisik, disebabkan oleh pembatasan structural terhadap

perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap

Page 2: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau

gas-gas ke dalam biji.

2) Dormansi Fisiologis, pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur

tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang

tumbuh.

Cara-cara untuk memecahkan dormansi antara lain dengan perlakuan

mekanis, perlakuan kimia, perlakuan perendaman air, perlakuan pemberian

temperatur tertentu dan perlakuan dengan cahaya.

Page 3: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

PEMBAHASAN

a. Pengertian dan Penyebab Dormansi

Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi

walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.

Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih

menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi

oleh petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi

tersebut.

b. Benih yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh :

Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh

struktur benih (kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit

keluar masuknya air ke dalam benih.

Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp

dalam kulit benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara

dalam benih menjadi terhambat dan menyebabkan rendahnya

proses metabolisme dan mobilisasi cadangan makanan dalam

benih.

Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, karena

kulit biji yang cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan

embrio. Pada tanaman pangan, dormansi sering dijumpai pada

benih padi, sedangkan pada sayuran dormani sering dijumpai pada

benih timun putih, pare dan semangka non biji.

Ada beberapa tipe dari dormansi dan kadang-kadang lebih dari satu

tipe terjadi didalam benih yang sama. Di alam, dormansi dipatahkan secara

perlahan-lahan atau disuatu kejadian lingkungan yang khas. Tipe dari

kejadian lingkungan yang dapat mematahkan dormansi tergantung pada

tipe dormansi.

Page 4: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Benih yang dorman dapat menguntungkan atau merugikan dalam

penanganan benih. Keuntungannya benih yang dorman adalah dapat

mencegah agar tidak berkecambah selama penyimpanan. Sesungguhya

benih-benih yang tidak dorman seperti benih rekalsitran sagat sulit untuk

ditangani, karena perkecambahan dapat terjadi selama pengangkutan atau

penyimpanan sementara. Di suatu sisi, apabila dormansi sangat kompleks

dan benih membutuhkan perlakuan awal yang khusus, kegagalan untuk

mengatasai masalah ini dapat bersifat kegagalan perkecambaan.

Tipe Dormansi

Ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi Fisik dan dormansi

Fisiologis.

1. Dormansi Fisik

Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural

terhadap perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga

menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada

berbagai jenis tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah:

a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih

keras contohnya seperti pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air

terhalang kulit biji yang mempunyai struktur terdiri dari lapisan sel-sel

berupa palisade yang berdinding tebal, terutama dipermukaan paling luar

dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin.

Di alam selain pergantian suhu tinggi dan rendah dapat

menyebabkan benih retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga

kegiatan dari bakteri dan cendawan dapat membantu memperpendek masa

dormansi benih.

b. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam

keadaan dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi

pertumbuhan embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka embrio akan tumbuh

Page 5: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

dengan segera. Tipe dormansi ini juga umumnya dijumpai pada beberapa

genera tropis seperti Pterocarpus, Terminalia,

Eucalyptus, dll ( Doran, 1997). Pada tipe dormansi ini juga

didapati tipe kulit biji yang biasa dilalui oleh air dan oksigen, tetapi

perkembangan embrio terhalang oleh kekuatan mekanis dari kulit biji

tersebut. Hambatan mekanis terhadap pertumbuhan embrio dapat diatasi

dengan dua cara mengekstrasi benih dari pericarp atau kulit biji.

c. Adanya zat penghambat

Sejumlah jenis mengandung zat-zat penghambat dalam buah atau

benih yang mencegah perkecambahan. Zat penghambat yang paling sering

dijumpai ditemukan dalam daging buah. Untuk itu benih tersebut harus

diekstrasi dan dicuci untuk menghilangkan zat-zat penghambat.

2. Dormasi fisiologis (embrio)

Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna

pertumbuhannya atau belum matang. Benih-benih demikian memerlukan

jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah (penyimpanan). Jangka

waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari

sampai beberapa tahun tergantung jenis benih. Benih-benih ini biasanya

ditempatkan pada kondisi temperatur dan kelembaban tertentu agar

viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk sempurna dan dapat

berkecambah (Schmidt, 2002).

Perlakuan Awal Dormansi Fisik

Kebanyakan jenis dari famili leguminosae menunjukkan dormansi

fisik, yang disebabkan oleh struktur morfologis dari kulit biji yang rumit.

Kondisi kedap air kulit biji legum relatif dalam arti bahwa bermacam-

macam jenis, bermacam-macam tingkatan kemasakan dan bermacam-

macam individu menunjukkan tingkat ketahanan terhadap penyerapan air

(imbibisi) yang berbeda.

Bebagai macam metode telah dikembangkan untuk mengatasi tipe

dormansi ini, semua metode menggunakan perinsip yang sama yakni

Page 6: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

bagaimana caranya agar air dapat masuk dan penyerapan dapat

berlangsung pada benih.

Teknik skarifikasi pada berbagai jenis benih harus disesuaikan

dengan tingkat dormansi fisik. Berbagai teknik untuk mematahkan

dormansi fisik antara lain seperti:

a. Perlakuan mekanis (skarifikasi)

Perlakuan mekanis (skarifikasi) pada kulit biji, dilakukan dengan

cara penusukan, pengoresan, pemecahan, pengikiran atau pembakaran,

dengan bantuan pisau, jarum, kikir, kertas gosok, atau lainnya adalah cara

yang paling efektif untuk mengatasi dormansi fisik.

Karena setiap benih ditangani secara manual, dapat diberikan

perlakuan individu sesuai dengan ketebalan biji. Pada hakekatnya semua

benih dibuat permeabel dengan resiko kerusakan yang kecil, asal daerah

radikel tidak rusak (Schmidt, 2002).

Seluruh permukaan kulit biji dapat dijadikan titik penyerapan air.

Pada benih legum, lapisan sel palisade dari kulit biji menyerap air dan

proses pelunakan menyebar dari titik ini keseluruh permukan kulit biji

dalam beberapa jam. Pada saat yang sama embrio menyerap air.

Skarifikasi manual efektif pada seluruh permukaan kulit biji, tetapi daerah

microphylar dimana terdapat radicle, harus dihindari. Kerusakan pada

daerah ini dapat merusak benih, sedangkan kerusakan pada kotiledon tidak

akan mempengaruhi perkecambahan.

b. Air Panas

Air panas mematahkan dormansi fisik pada leguminosae melalui

tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macrosclereids. Metode ini

paling efektif bila benih direndam dengan air panas. Pencelupan sesaat

juga lebih baik untuk mencegah kerusakan pada embrio karena bila

perendaman paling lama, panas yang diteruskan kedalam embrio sehingga

dapat menyebabkan kerusakan. Suhu tinggi dapat merusak benih dengan

kulit tipis, jadi kepekaan terhadap suhu berfariasi tiap jenis. Umumnya

Page 7: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

benih kering yang masak atau kulit bijinya relatif tebal toleran terhadap

perendaman sesaat dalam air mendidih.

c. Perlakuan kimia

Perlakuan kimia dengan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk

memecahkan dormansi pada benih. Tujuan utamanya adalah menjadikan

agar kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi.

Larutan asam kuat seperti asam sulfat dengan konsentrasi pekat membuat

kulit biji menjadi lunak sehingga dapat dilalui air dengan mudah.

Larutan asam untuk perlakuan ini adalah asam sulfat pekat

(H2SO4) asam ini menyebabkan kerusakan pada kulit biji dan dapat

diterapkan pada legum maupun non legume (Coppeland, 1980). Tetapi

metode ini tidak sesuai untuk benih yang mudah sekali menjadi

permeable, karena asam akan merusak embrio. Lamanya perlakuan larutan

asam harus memperhatikan 2 hal, yaitu:

1). kulit biji atau pericarp yang dapat diretakkan untuk memungkinkan

imbibisi

2). larutan asam tidak mengenai embrio.

Klasifikasi Dormansi Biji

Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda

perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan

untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit

biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk

berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang

sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses

perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk

mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk

mengatasi dormansi embryo.

Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori

berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya.

a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi

Page 8: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif

karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan

Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan

atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri

b. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji

Mekanisme fisik

Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan

oleh organ biji itu sendiri; terbagi menjadi:

- mekanis : embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik

-fisik: penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel

- kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat

Mekanisme fisiologis

Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan

dalam proses fisiologis; terbagi menjadi:

- photodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh

keberadaan cahaya

- immature embryo: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh

kondisi embrio yang tidak/belum matang

- thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu

c. Berdasarkan bentuk dormansi

Kulit biji impermeabel terhadap air/O2

Bagian biji yang impermeabel: membran biji, kulit biji,

nucellus, pericarp, endocarp

Impermeabilitas dapat disebabkan oleh deposisi bermacam-

macam substansi (misalnya cutin, suberin, lignin) pada

membran.

Page 9: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Kulit biji yang keras dapat disebabkan oleh pengaruh genetik

maupun lingkungan. Pematahan dormansi kulit biji ini dapat

dilakukan dengan skarifikasi mekanik.

Bagian biji yang mengatur masuknya air ke dalam biji:

mikrofil, kulit biji, raphe/hilum, strophiole; adapun

mekanisme higroskopiknya diatur oleh hilum.

Keluar masuknya O2 pada biji disebabkan oleh mekanisme

dalam kulit biji. Dormansi karena hambatan keluar

masuknya O2 melalui kulit biji ini dapat dipatahkan dengan

perlakuan temperatur tinggi dan pemberian larutan kuat.

Embrio belum masak (immature embryo)

Ketika terjadi abscission (gugurnya buah dari tangkainya),

embrio masih belum menyelesaikan tahap

perkembangannya. Misal: Gnetum gnemon (melinjo)

Embrio belum terdiferensiasi

Embrio secara morfologis sudah berkembang, namun masih

butuh waktu untuk mencapai bentuk dan ukuran yang

sempurna.

Dormansi karena immature embryo ini dapat dipatahkan

dengan perlakuan temperatur rendah dan zat kimia. Biji

membutuhkan pemasakan pascapanen (afterripening) dalam

penyimpanan kering. Dormansi karena kebutuhan akan

afterripening ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur

tinggi dan pengupasan kulit.

Biji membutuhkan suhu rendah

Biasa terjadi pada spesies daerah temperate, seperti apel

dan Familia Rosaceae. Dormansi ini secara alami terjadi dengan

Page 10: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

cara: biji dorman selama musim gugur, melampaui satu musim

dingin, dan baru berkecambah pada musim semi berikutnya.

Dormansi karena kebutuhan biji akan suhu rendah ini dapat

dipatahkan dengan perlakuan pemberian suhu rendah, dengan

pemberian aerasi dan imbibisi.

Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah:

- jika kulit dikupas, embrio tumbuh

- embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan

dengan suhu rendah

-embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses

perkecambahan biji masih membutuhkan suhu yang lebih rendah

lagi

- perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun

semai tumbuh kerdil

- akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada

musim semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)

Biji bersifat light sensitive

Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara,

yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas cahaya

(panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).

Kuantitas cahaya

Cahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan

perkecambahan pada biji-biji yang positively photoblastic

(perkecambahannya dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran

intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu yang pendek. Hal

ini tidak berlaku pada biji yang bersifat negatively photoblastic

(perkecambahannya dihambat oleh cahaya).

Page 11: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Biji positively photoblastic yang disimpan dalam kondisi

imbibisi dalam gelap untuk jangka waktu lama akan berubah

menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal ini disebut

skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively

photoblastic menjadi photodormant jika dikenai cahaya. Kedua

dormansi ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah.

Kualitas cahaya

Yang menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah

daerah merah dari spektrum (red; 650 nm), sedangkan sinar infra

merah (far red; 730 nm) menghambat perkecambahan. Efek dari

kedua daerah di spektrum ini adalah mutually antagonistic (sama

sekali bertentangan): jika diberikan bergantian, maka efek yang

terjadi kemudian dipengaruhi oleh spektrum yang terakhir kali

diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang

photoreversible (dapat berada dalam 2 kondisi alternatif):

§ P650 : mengabsorbir di daerah merah

§ P730 : mengabsorbir di daerah infra merah

Jika biji dikenai sinar merah (red; 650 nm), maka pigmen

P650 diubah menjadi P730. P730 inilah yang menghasilkan

sederetan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya perkecambahan.

Sebaliknya jika P730 dikenai sinar infra merah (far-red; 730 nm),

maka pigmen berubah kembali menjadi P650 dan terhambatlah

proses perkecambahan.

Photoperiodisitas

Respon dari biji photoblastic dipengaruhi oleh temperatur:

- Pemberian temperatur 10-200C : biji berkecambah dalam gelap

Page 12: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

-Pemberian temperatur 20-300C : biji menghendaki cahaya untuk

berkecambah

- Pemberian temperatur >350C : perkecambahan biji dihambat dalam

gelap atau terang

Kebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan dapat diganti

oleh temperatur yang diubah-ubah. Kebutuhan akan cahaya untuk

pematahan dormansi juga dapat digantikan oleh zat kimia seperti

KNO3, thiourea dan asam giberelin.

Dormansi karena zat penghambat

Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian

kompleks proses-proses metabolik, yang masing-masing harus

berlangsung tanpa gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah

satu proses akan berakibat pada terhambatnya seluruh rangkaian

proses perkecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji yang

telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh; namun

lokasi penghambatannya sukar ditentukan karena daerah kerjanya

berbeda dengan tempat di mana zat tersebut diisolir. Zat penghambat

dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging

buah.

Teknik Pematahan Dormansi Biji

Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah

membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai

untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses

perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk

mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan

untuk mengatasi dormansi embryo.

Page 13: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau

perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan

dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang

seragam (Schmidt, 2000). Upaya ini dapat berupa pemberian

perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis. Hartmann (1997)

mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang

dibutuhkan untuk mematahkannya.

Page 14: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

Tipe

dormansi

Karakteristik Contoh

spesies

Metode pematahan dormansi

Alami Buatan

Immature

embryo

Benih secara fisiologis

belum mampu

berkecambah, karena

embryo belum masak

walaupun biji sudah

masak

Fraxinus

excelcior,

Ginkgo

biloba,

Gnetum

gnemon

Pematangan

secara alami

setelah biji

disebarkan

Melanjutkan proses

fisiologis

pemasakan embryo

setelah biji

mencapai masa

lewat-masak (after-

ripening)

Dormansi

mekanis

Perkembangan embryo

secara fisis terhambat

karena adanya kulit

biji/buah yang keras

Pterocarpus,

Terminalia

spp, Melia

volkensii

Dekomposisi

bertahap pada

struktur yang

keras

Peretakan mekanis

Dormansi

fisis

Imbibisi/penyerapan air

terhalang oleh lapisan

kulit biji/buah yang

impermeabel

Beberapa

Legum &

Myrtaceae

Fluktuasi suhu Skarifikasi

mekanis,

pemberian air

panas atau bahan

kimia

Dormansi

chemis

Buah atau biji

mengandung zat

penghambat (chemical

inhibitory compound)

yang menghambat

perkecambahan

Buah fleshy

(berdaging)

Pencucian

(leaching) oleh

air,

dekomposisi

bertahap pada

jaringan buah

Menghilangkan

jaringan buah dan

mencuci bijinya

dengan air

Foto

Dormansi

Biji gagal berkecambah

tanpa adanya

pencahayaan yang

Sebagian

besar spesies

temperate,

Pencahayaan Pencahayaan

Page 15: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

cukup. Dipengaruhi

oleh mekanisme

biokimia fitokrom

tumbuhan

pioneer

tropika

humida seperti

eucalyptus

dan Spathodea

Thermo

Dormansi

Perkecambahan rendah

tanpa adanya perlakuan

dengan suhu tertentu

Sebagian

besar spesies

temperate,

tumbuhan

pioneer daerah

tropis-

subtropis

kering,

tumbuhan

pioneer

tropika

humida

Penempatan

pada suhu

rendah di

musim dingin

Pembakaran

Pemberian suhu

yang

berfluktuasi

Stratifikasi atau

pemberian

perlakuan suhu

rendah

Pemberian suhu

tinggi

Pemberian suhu

berfluktuasi

Pemecahan Dormansi

1.Benih padi

Pemecahan dormansi benih padi dilakukan dengan cara melakukan

perendaman dalam air panas pada suhu kurang lebih 400 C selama 24 jam

sampai 48 jam.

2. Benih Timun Putih

Pemecahan dormansi dilakukan dengan cara membuka sedikit bagian

ujung pangkal benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku.

Page 16: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

3. Benih Pare

Pemecahan dormansi dilakukan dengan cara membuka sedikit bagian

ujung pangkal benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku.

4. Benih Semangka Non Biji

Pemecahan dormansi dilakukan dengan membuka sedikit ujung pankal

benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku dan merendam

dalam larutan fungisida selama kurang lebih 5 menit, kemudian diletakkan

dalam kertas yang digulung dan dimasukkan dalam kotak karton tertutup

yang disinari lampu 5 Watt berwarna hijau selama kurang lebih 2 hari.

Page 17: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada

setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi 

masalah  karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi

permintaan pengguna/petani.

2. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:

a. Rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air

b. Proses respirasi tertekan/terhambat

c. Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan

d. Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan

3. Secara umum, dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

a. Dormansi Fisik, disebabkan oleh pembatasan structural terhadap

perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga

menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke

dalam biji.

b. Dormansi Fisiologis, pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur

tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh.

4. Cara-cara untuk memecahkan dormansi antara lain dengan perlakuan

mekanis, perlakuan kimia, perlakuan perendaman air, perlakuan pemberian

temperatur tertentu dan perlakuan dengan cahaya.

5. Benih yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh :

Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air

Respirasi yang tertukar,

Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

6. Perlakuan Awal Dormansi Fisik

a.Perlakuan mekanis (skarifikasi) pada kulit biji, dilakukan dengan cara

penusukan, pengoresan, pemecahan, pengikiran atau pembakaran, dengan

bantuan pisau, jarum, kikir, kertas gosok, atau lainnya adalah cara yang

paling efektif untuk mengatasi dormansi fisik.

Page 18: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

b. Air panas mematahkan dormansi fisik pada leguminosae melalui

tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macrosclereids. Metode ini

paling efektif bila benih direndam dengan air panas. Pencelupan sesaat

juga lebih baik untuk mencegah kerusakan pada embrio karena bila

perendaman paling lama, panas yang diteruskan kedalam embrio sehingga

dapat menyebabkan kerusakan.

7. Perlakuan kimia dengan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk

memecahkan dormansi pada benih. Tujuan utamanya adalah menjadikan

agar kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi.

Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah:

- jika kulit dikupas, embrio tumbuh

- embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu

rendah

-embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji

masih membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi

- perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh

kerdil

- akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim

semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)

Page 19: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998. Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Departemen

Kehutanan. Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Coppelad, 1980. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ. co.

Minneapolis, Minnesota.

Doran, J. C., Turnbull, J.W., Bolland, J. D. 1983. Handbook on seed of dry-zone

acacias. A guide for collecting, extracting, cleaning, and stering the seed and for

treatment to promote germination of dry-zone acacias. FAO Rome.

Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub

Tropis (terjemahkan) Dr. Mohammad Na’iem dkk. Bandung

Page 20: 32311649 Dormansi Makalah Tekben Kelompok

MAKALAH TEKNOLOGI BENIH

DORMANSI BENIH

Disusun Oleh :

Candra Ayu Budi S H0808014

Carrine Irawan H0808015

Faradilla Diwitami H0808022

Paramesti Maris H0808063

Suryani H0808051

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2010