Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN
Ada beberapa alat dan bahan yang diperlukan pada penellitian ini untuk
melengkapi pembuatan alat monitoring air pada tandon air keran otomatis seperti
yang terdapat pada table 3.1 dibawah ini
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Jumlah
1 Laptop 1 pcs
2 ESP8266 1 pcs
3 Sensor Ultrasonik HC-SR04 1 psc
4 Sensor IR HW-201 1 pcs
5 Software Arduino IDE 1 pcs
7 Thingspeak 1 pcs
8 Casing 2 pcs
9 Relay 1 pcs
10 Pompa Air 1 pcs
11 Besi Rangka Wastafel 3 batang
3.1.1 LAPTOP
Pada perancangan tugas akhir kali ini, Laptop difungsikan sebagai alat atau
media dalam mengelolah bahan seperti proses pembuatan coding, proses
konfigurasi WEB, dll. Selain difungsikan sebagai media proses konfigurasi, laptop
nantinya akan digunakan sebagai media untuk proses pengambilan data. Spesifikasi
laptop yang digunakan yaitu intel core i3 dengan RAM sebesar 8 GB, SSD 120 GB
dan HDD 520 GB.
3.1.2 ESP8266
Pada peranncangan alat untuk tugas akhir ini, ESP8266 nantinya difungsikan
sebagai media yang akan memproses data yang dikirim dari sensor ultrasonik. Data
ini nantinya akan diteruskan melalu ESP8266 untuk diteruskan ke platform, untuk
kemudian di tampilkan dengan grafik agar memudahkan monitoring air pada bak
penampungan wastafel.
3.1.3 SENSOR ULTRASONIK HC-SR04
Pada penelitian ini, Sensor Ultrasonik memiliki peran yaitu untuk mengukur
volume ketinggian air pada suatu tandon air dari wastafel automatis. Melalui sensor
ultrasonik ini, nantinya data yang diterima oleh receiver ultrasonik akan di teruskan
ke ESP8266 untuk kemudian di proses dan data yang di berikan akan dikirimkan
ke platform.
3.1.4 SENSOR IR HW-201
Pada penelitian ini, Sensor IR HW-201 (Infrared) berfungsi sebagai
pengendali pada wastafel otomatis. Pada Wastafel otomatis sendiri, tidak terhubung
ke Esp8266. Sensor IR HW-201 nantinya langsung terhubung ke Relay. Masukkan
1 pada IR nantinya akan menghidupkan pompa air.
3.1.5 RELAY
Pada penelitian ini, Relay akan berfungsi sebagai switch pada keran air
otomatis. Masukan 1 yang diberikan oleh sensor IR HW-201 akan menggerakkan
armature relay (saklar) yang ada pada komponen relay.
3.1.6 SOFTWARE ARDUINO IDE
Pada penelitian kali ini, Arduino IDE berfungsi sebagai media untuk
memasukkan source code pada Esp8266.
3.1.7 THINGSPEAK
Pada penelitian kali ini, Thingspeak berfungsi sebagai media untuk
menampilkan atau media untuk menampilkan suatu output yang nantinya akan
digunakan untuk memonitoring ketinggian air di tandon. Data yang dihasilkan
nantinya, tidak bisa real time sebab ketentuan dari thinkspeak, aka nada Delay 10
detik setiap kali upload data. Data yang dihasilkan nantinya, akan di download
dalam bentuk excel.
3.1.8 CASING
Casing nantinya akan digunakan sebagai pembungkus dari alat monitoring
air pada tandon di wastafel otomatis. Fungsinya selain sebagai pembungkus adalah
agar alat tahan terhadap hujan dan panas, agar mengurangi resiko kerusakan alat.
3.1.9 POMPA AIR
Pompa air berfungsi untuk membawa air menuju keran. Pompa air akan
menyala ketika mendapatkan data inputan dari sensor Infrared yang kemudian
memberikan perintah relay untuk menyalakan pompa air
3.2 ALUR PENELITIAN
Dalam sebuah peranncangan suatu penelitian, dibutuhkan adanya alur
penelitian. Tujuannya adalah agar dalam proses perancangan dapat tersistem dan
berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan sebelumnya. Lihat flowchart pada
gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Flowchart Alur Penelitian
Sesuai dengan alur pada flowchart penelitian pada gambar 3.1. Penellitian
dimulai dari mencari studi literatur. Studi literatur bisa berupa WEB artikel, jurnal,
buku, dll. Yang dapat membantu dalam proses penelitian.
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah melakukan studi literatur.
Fungsinya adalah untuk membuka ruang berfikir dalam mencari hal-hal yang
mungkin dibutuhkan pada saat penelitian. Hal ini menjadi sangat penting, sebab
adanya studi literatur membawa ke ruang lingkup yang luas dengan mempelajari
hal-hal baru dengan metode yang baru atau mungkin mempelajari teknis dalam
penulisan. Studi literatur harus sesuai dengan tema penelitian atau paling tidak
berkaitan dengan hal yang ingin di teliti. Studi literatur bisa diambil dari berbagai
jenis situs WEB, jurnal penelitian, dan buku-buku yang sesuai dengan hal yang
ingin di teliti.
3.3 PERANCANGAN SISTEM
Pada perancangan system berisikan perancangan hardware, software, design
of experiment dari system yang akan dibuat. Wastafel ini berbeda dari wastafel pada
umumnya. Perbedaan ada pada bentuk wastafel yaitu dengan meletakkan bak
penampungan air di bagian bawah wastafel yang pada wastafel umumnya
diletakkan diatas wastafel berupa tandon air, sehingga lebih fleksibel untuk
diletakkan dilokasi yang sempit sekalipun. Bentuk wastafel ini minimalis dan
efisien sebab pengguna nantinya bisa memonitoring ketersediaan air yang ada di
bak penampungan airnya.
3.3.1 PERANCANGAN HARDWARE
Berikutnya yaitu perancangan Hardware. Pada tahap ini, penulis mulai
memasuki teknis dalam merancang sebuah Hardware, dimulai dari komponen apa
saja yang akan digunakan sampai ke tahap penyusunan Hardware. Perancangan
Hardware juga merupakan tahap yang penting. Sebab, keberhasilan atau kegagalan
Hardware dalam menampilkan sebuah outputan, salah satunya bisa dilihat dari baik
atau tidaknya proses instalasi Hardware. Pada gambar 3.2 terlihat komponen
penyusun wastafel agar berkerja secara otomatis tanpa memerlukan sentuhan dari
pengguna.
Gambar 3. 2 Mekanik keran otomatis
Pada gambar 3.1 terlihat bahwa sensor IR HW-201 nantinya akan berfungsi
sebagai switch (on/off) yang akan menghidupkan pompa air apabila terdapat
masukan bernilai 1. Kemudian gambar 3.2 merupakan alur dari system kerja
hardware untuk memonitoring ketersediaan air pada bak penampungan wastafel.
Gambar 3. 3 Perancangan Hardware
Pada gambar 3.2 terlihat bahwa sensor ultrasonic HC-SR04 nantinya akan
membaca data ketinggian air, kemudian data yang didapat dari HC-SR04 akan
dikirimkan ke microprocessor yaitu ESP8266 yang nantinya pada ESP8266 akan
dilakukan pemrosesan. Setelah data berhasil diproses, maka data akan secara
otomatis upload ke thinkspeak setiap 10 detik sekali. Waktu 10 detik ini merupakan
ketetapan yang sudah diberikan oleh pihak developer thinkspeak sehingga tidak
bisa diubah. Setelah itu, pemrosesan akan terus berlanjut sampai kondisi ketinggian
air mencapai <20cm. ketika air sudah mencapai ketinggian yang telah ditentukan
yaitu <20cm, maka ESP8266 akan memproses data dan mengirimkan notifikasi ke
telegram user. Notifikasi ini berisi “air habis” sebagai peringatan bahwa bak
penampung harus diisi kembali.
SMART WASTAFEL
Gambar 3.4 Posisi Penempatan Sensor pada Wastafel Otomatis
Sensor IR HW-201
Sensor HC-SR04
POMPA AIR
3.3.2 PERANCANGAN SOFTWARE
Tahap berikutnya yaitu Perancangan Software. Tahap ini berisikan proses
dalam memberikan sebuah perintah berupa coding yang nantinya akan dimasukkan
kedalam microprocessor dengan bantuan software Arduino IDE. Sebelum
melakukan memprogram arduino, software Arduino IDE harus di lengkapi terlebih
dahulu dengan library yang di perlukan.
Kemudian, perancangan software nantinya akan dilanjutkan dengan
mengintegrasikan coding arduino dengan platform yang penulis gunakan yaitu
thinkspeak. Proses integrasi menggunakan protokol HTTP yang nantinya akan
memerlukan sebuah apikey untuk membuat sebuah link ke WEB platform yaitu
thinkspeak. Penulis menggunakan protokol HTTP, karena menurut penulis protokol
HTTP memiliki system yang lebih simple tanpa harus menggunakan perantara
seperti halnya pada MQTT yang memerlukan broker untuk meneruskan pesan dari
publisher ke subscriber.
Gambar 3. 5 flowchart perancangan software
Pada gambar 3.3 terlihat alur perancangan software terlihat bahwa nantinya device
sebelum melakukan proses data akan melakukan instalasi system yang akan
dilakukan dengan mengupload script melalui Arduino IDE. Setelah dilakukan
instalasi system, data yang diterima melalui sensor ultrasonic HC-SC04 akan
diproses. Data yang masuk ke ESP8266 akan dilakukan pengujian sesuai program
yang sudah diberikan yaitu apabila ketinggian kurang lebih dari 30 cm, maka system
akan mengeluarkan notifikasi ke user melalui telegram. Sedangkan thinkspeak
nantinya hanya berfungsi sebagai interface yang akan memonitoring ketersediaan
air yang ada di bak penampungan air.
3.3.3 DESIGN OF EXPERIMENT
Pada sub bab design of experiment penulis akan membahas terkait pengujian
sensor yang akan gunakan, dan pengujian software.
3.3.3.1 PENGUJIAN SENSOR ULTRASONIC
Pengujian pada sensor ultrasonik, ultrasonik nantinya berfungsi sebagai
pendeteksi ketersediaan air pada bak penampung air pada wastafel. TX
mengeluarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.
Gelombang yang dipancarkan nantinya akan memantul pada objek kemudian
diterima kembali oleh RX. Jarak antara object dengan sensor nantinya akan diukur
dengan rumus:
Jarak = Waktu x Kecepatan
Pada rumus ini, kecepatan menggunakan ketetapan kecepatan rambat
gelombang suara yaitu 343 m/s. Namun karena pada arduino menggunakan micro
second, maka diganti dengan 0.00343 mikro second. Untuk mencari waktu, sensor
ultrasonik nantinya akan menghitung sendiri dengan memanfaatkan gelombang
yang di transmisikan dari TX dan menggunakan gelombang yang di terima oleh
RX. Karena proses yang terjadi yaitu diambil dari 2 gelombang yaitu TX dan RX,
maka untuk waktu akan dibagi dengan 2. Sehingga rumus menjadi:
jarak =𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑥 0.00343
2
Gambar 3. 6 Proses Pembacaan Jarak pada Ultrasonik
Hasil dari pembacaan ini, nantinya akan di proses dan di kirimkan ke platform
yaitu thingspeak. Platform nantinya akan menampilkan sebuah grafik untuk lebih
mempermudah user memonitoring ketersediaan air yang ada pada bak
penampungan wastafel.
3.3.3.2 PENGUJIAN SENSOR IR HW-201
Untuk alur pengujian sensor IR HW-201, nantinya hanya sebatas pemberi
masukan ke relay. Sensor IR HW-201 tidak terhubung dengan esp8266. Konsep
atau cara kerja IR HW-201 tidak berbeda jauh dengan ultrasonik yaitu sama-sama
mengukur jarak. Perbedaan diantara keduanya hanya pada jarak yang mampu di
baca oleh Infrared HW-201. Sensor Infrared mampu membaca <80 cm. sensor IR
HW-201 memiliki emiter yang nantinya akan mengirimkan sebuah sinyal cahaya
yang tidak mampu di deteksi oleh indra manusia. Nantinya sinyal ini akan
dipantulkan ke objek kemudian sinyal pantul tadi akan masuk ke receiver. Bisaanya
IR HW-201 hanya di gunakan untuk mendeteksi keberadaan ada atau tidaknya
suatu objek penghalang. Sehingga logika yang digunakan hanya ada 1 dan 0. Nilai
1 nantinya akan menghasilkan sebuah outputan dan nilai 0 artinya sensor tidak
mengirimkan suatu data. Untuk skema cara kerja IR HW-201 bisa dilihat pada
gambar 3.5.
Gambar 3. 7 Cara Kerja IR HW-201
Pada perangkat keran otomatis penelitian kali ini tidak membutuhkan
banyak alat, cukup IR HW-201, Relay dan pompa air. Sehingga, rangkaian yang di
buat cukup sederhana tanpa menggunakan coding tambahan.
Gambar 3. 8 Alur Pengiriman Data Keran Otomatis
3.3.3.3 PENGUJIAN QUALITY OF SERVICE
A. Pengujian Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam
bps (bit per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses
yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval
waktu tersebut. Kategori Throughput diperlihatkan di Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kategori Throughput Menurut Standar TIPHON (Telecommunications
and Internet Protocol Harmonization Over Networks)
Kategori Throughput Throughput (bps) Indeks
Sangan Bagus 100 4
Bagus 75 3
Sedang 50 2
Jelek <25 1
Pada pengujian Throughput ini berfungsi untuk mengetahui pergerakan
suatu data pada saat melakukan transfer data. Pada pengujian ini dilakukan dengan
cara mengirim data dengan jarak yang berbeda beda. Dalam pengujian ini
NodeMCU ESP8266 sebagai client dan laptop sebagai Acces Point dengan bantuan
software wireshark, untuk menghitung besarnya Throughput pada pengiriman
dapat dihitung dengan persmaaan sebagai berikut
𝑇𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 (bit
s) =
Jumlah pengiriman data
waktu pengiriman data x 8
B. Pengujian Delay
Delay (Latency) merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh
jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, congesti
atau juga waktu proses yang lama. Pada Tabel 3.3 diperlihatkan kategori dari Delay
dan besar Delay.
Tabel 3. 3 Kategori Delay Menurut Standar TIPHON (Telecommunications and
Internet Protocol Harmonization Over Networks)
Kategori Throughput Delay (ms) Indeks
Sangan Bagus <150 ms 4
Bagus 150 ms s/d 300 ms 3
Sedang 300 s/d 450 ms 2
Jelek >450 ms 1
Pada pengujian Delay bertujuan untuk mengetahui waktu jeda yang
diperlukan untuk mengirimkan paket oleh NodeMCU ESP8266 menggunakan
bantuan software wireshark, dengan NodeMCU ESP8266 sebagai client dan laptop
sebagai Acces Point. Untuk mendapatkan Delay antar paket dapat diperoleh dengan
cara:
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 antar paket =𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 Total
Jumlah Paket
C. Pengujian Packet loss
Pada pengujian Packet loss bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
paket yang tidak berhasil di terima oleh penerima. Indeks dan kategori packet loss
ditunjukkan pada tabel 3.4.
Tabel 3. 4 Kategori Packet loss menurut standar TIPHON (Telecommunications
and Internet Protocol Harmonization Over Networks)
Kategori Throughput Packet loss (%) Indeks
Sangan Bagus 0 4
Bagus 3 3
Sedang 15 2
Jelek 25 1
Dalam pengujian Packet loss ini untuk skema yang digunakan sama dengan
pengujian Delay dan juga pengujian Throughput yaitu NodeMCU ESP8266 sebagai
client dan laptop sebagai Access point dengan bantuan software wireshark. Untuk
menghitung Packet loss didapatkan dengan cara:
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡𝑙𝑜𝑠𝑠 =Paket yang dikirim − Paket yang diterima
Paket yang dikirim 𝑥 100%