3. Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi respon anti bodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Insiden infeksi streptokok yang menyebabkan demam reumatik, di anggap sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi; faktor predisposisi utama lainnya adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik.Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti katup aorta. Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan dengan tekanan hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakan bahwa tekanan hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang dialami oleh katup tersebut. Insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang terjadi. Penyakit pada katup trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai lesi pada katup lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis sering di dapatkan sebagai lesi tersendiri. Lesi-lesi katup tertentu dapat menunjukkan keadaan apa yang menjadi penyebabnya. Misalnya, stenosis mitralis tunggal biasanya karena reumatik, sedangkan stenosis aorta murni biasanya akibat kalsivikasi premature dan degenerasi dari katup bikuspid kongenital. Lesi katup pulmonalis atau trikuspidalis tunggal hampir pasti disebabkan oleh cacat kongenital. Lesi katup gabungan disebabkan oleh reumatik.Dari berbagai paparan di atas, bahwa pada penyakit katup jantung merupakan komponen miokard penyakit katup jantung, sampai saat ini, merupakan penyebab utama mortalitas, perbaikan atau penggantian dini katup pada pasien resiko rendah telah menghasilkan preservasi fungsi miokard dengan tingkat ketahanan hidup jangka panjang yang lebih baik. Maka kami dalam penyusunan makalah ini mengambil judul Kelainan Katup Jantung dan Penatalaksanaannya . Dan diharapkan agar hal tersebut di cegah atau di minimalisir sejak dini.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Anatomi Fisiologi Katup jantung?2. Apa yang dimaksud dengan kelainan katup jantung ?3. Apa saja kasifikasi dari penyakit dengan kelainan katup jantung ?4. Bagaimana etiologi dari penyakit kelainan katup jantung ?5. Bagaimana manifestasi klinis penyait kelainan katup jantung ?6. Bagaimana patofisiologi penyakit kelainan katup jantung ?7. Apasajakah penatalaksanaan dari penyakit kelainan katup jantung ?8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan kelaianan katup jantung ?1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan UmumTujuan Dari Penulisan Makalah ini adalah untk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kelainan Katup Jantung1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk Untuk mengetahui anatomi fisiologi katup jantung2. Untuk mengetahui pengertian penyakit kelainan katup jantung3. Untuk mengetahui kasifikasi dari penyakit dengan kelainan katup jantung4. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit kelainan katup jantung5. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyait kelainan katup jantung6. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit kelainan katup jantung7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit kelainan katup jantung8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan kelaianan katup jantung

1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Bagi Individu Agar lebih memahami seluk beluk konsep teori kelainan katup Jantung dan asuhan keperawatan penyakit kelainan katup jantung.1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakata Umum Agar masyarakat awam mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit kelainan katup jantung dan dapat memahaminya dan dapat bekerja sama meminimalisir pengurangan resiko terjadinya penyakit kelainan katup jantung1.4.3 Mafaat Bagi Dunia PendidikanSebagai referensi bahan ajar dan dapat menambah ilmu pengetahuan Mengenai asuhan keperawatan pada kelainan katup jantung

BAB IIKONSEP TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi Katup JantungJantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung.Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta. Katub artrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas katup trikuspidalis yag membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katup mitral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikel kiri.Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan. Katup pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, sedang katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan mempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.

2. 2 Definisi Penyakit Kelainan Katup JantungKelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung.Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis gangguan fungsional: (1) regurgitasi-daun katup tidak dapat menutup rapat sehngga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan isufisiensi katup dan inkompetensi katup) ; dan (2) stenosis katup-lubang katup mengalami penyempitan shingga aliran darah mengalami hambatan. Isufisiensi dapat dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal sebagai lesi campuran atau terjadi sendiri yang disebut sebagai lesi murni. Berikut tipe-tipe gangguan katub. (Arjanto Tjoknegoro, 1996)

2.3 Klasifikasi Penyakit Kelainan Katup Jantung2.2.1 Syndrome Prolaps Katup MitralKatup Mitral (juga disebut sebagai katupbicuspid/ katup atrioventrikuler kiri) merupakan katup yang ada di dalam jantung yang terdiri dari dua daun katup. Katup mitral merupakan katup jantung yang memisahkan anatara serambi kiri dan bilik kiri). Katup mitral dan katup trikuspid merupakan katupatrioventricularkarena terletak diantara serambi dan bilik jantung, dan keduanya mengendalikan laju aliran darah.Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah bilah katup mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat juga atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Stenosis Mitral.

2.2.2 Stenosis MitralMitral stenosis adalah suatu penyempitan jalan aliran darah ke ventrikel. Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya. (Potter & Perry, 1997) Mitral Stenosis adalah suatu penyakit jantung, dimana katup atau pintu yang menghubungkan ruang atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung bagian kiri mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari (4cm2) ( Brunner & Suddarth, 2001). Pasien dengan Mitral Stenosis (MS) secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek. (Farmacia,edisi Februari 2008) Stenosis mitral (MS) adalah penebalan progesif dan pengerutan bilah-bilah katub mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progesif aliran darah. ( Arif Muttaqin, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa mitral stenosis atau yang kerap disebut MS merupakan penyempitan katup mitral yang disebabkan penebalan daun katup, komisura yang menyatu dan korda tendinae yang menebal dan memendek sehingga mengakibatkan aliran darah mengalami hambatan atau aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Yang pada normalnya katub mitral berukuran 4-6 cm2( Suzanne,2002). 2.2.3 Insufiensi Mitral Insufisiensi mitral terjadi bila katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole. Chordate tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral mengakibtakan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut, ventrikel kiri akan mendorong sebagaian darah kembali ke antrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan antrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang mengalir dari paru ke antrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru mengalami kongesti, yang pada giliranya menambah beban ke ventrikel kanan. Maka meskipun kebocoran mitral hanya kecil namun selalu berakibat terhadap kedua paru dan ventrikel kanan.2.2.4 Stenosis Katup Aorta Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta. (Stewart WJ and Carabello BA, 2002: 509-516). Aortic stenosis adalah penyempitan abnormal dari klep (katup) aorta (aortic valve). Sejumlah dari kondisi-kondisi menyebabkan penyakit yang berakibat pada penyempitan dari klep aorta. Ketika derajat dari penyempitan menjadi cukup signifikan untuk menghalangi aliran darah dari bilik kiri ke arteri-arteri, yang mengakibatkan persoalan-persoalan jantung berkembang. (Otto,CM,Aortic, 2004;25:185-187). Jadi Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta. Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau beberapa puluh tahun. Bilah bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagaian lumen diantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini dengan berkontraksi lebih lambat tapi dengan energi yang lebih besar dari normal, mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Mekanisme kompesansi jantung mulai gagal dan munculah tanda tanda klinis.Obstruksi kalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalann dinding otot. Otot jantung menebal (hipertrofi) sebagai respons terhadap besarnya obstruksi terjadilah gagal jantung bila obsruksinya terlalu berat.2.2.5 Insufiensi AortaInsufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta,sehingga masing masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapt selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bisa disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens.Karena kebocoran katup aorta saat diastole , maka sebagaian darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yang secara normal diterima dari atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel, maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan volume ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang lebih normal untuk memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Sistem kardiovaskuler berusaha mengkompesansi melalui refleks dilatasi pembul;uh darah arteri perifer melemas sehingga tahanan perifer turun dan tekanan diastolic turun drastis.

2.4 Etiologi 2.4.1Syndrome Prolaps Katup MitralSindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah bilah katup mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat juga atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Stenosis Mitral.2.4.2 Stenosis Mitral Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak mendapatkan antibiotik. Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak. Yang khas adalah jika penyebabnya demam rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.Penyakit Jantung Rematik.2.4.3 Insufiensi Mitral Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik.2.4.4 Stenosis Katup Aorta Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia 70-80 tahun.Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun keduanya. Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan bawaan. Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah, masalah baru muncul pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil. Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium.2.4.5 Insufiensi Aorta Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub dan kanker aorta juga biasa menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub, dengan atau tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari demam reumatik.2.5 Manifestasi klinis1. Sinkop Sinkop pada stenosis aorta biasanya disebabkan oleh penurunan perfusi otak akibat obstruksi tetap tetapi juga dapat disebabkan oleh aritmia atrium sesaat disertai hilangnya kontribusi atrium yang efektif pada pengisian ventrikel. Selain itu, aritmia yang berasal dari jaringan ventrikel lebih sering terjadi pada pasien dengan stenosis aorta dan dapat menyebabkan sinkop.2. Sesak Nafas Edema paru, peningkatan cepat tekanan kapiler paru pada regurgitasi mitral akut menyebabkan pembentukan akut edema paru, yang bermanifestasi sebagai sesak nafas, ortopnea dan dipsnea nocturnal paroksismal. Pada regurgitasi mitral krinik, gejala muncul secara berlahan, tetapi pda suatu titik mekanisme kompensasi mengalami kegagalan dan timbul edema paru, terutama saat beraktifitas. 3. Rasa lelah Rasa lelah dapat timbul karena menurunya alira darah kejaringan perifer. 4. PalpitasiPembesaran atrium kiri dapat menyebabkan timbulnya fibrinasi atroium kiri dapat menyebabkan timbulnya fibrilasi atrium disertai palpitasi . pasien dengan fibrilasi atrium dan regurgitasi mitral memperlihatkan insiden kejadian kardio embolus sebesar 20% stadium2.6 Patofisilogi Jika katup mitral tidak dapat menutup dengan benar, regurgitasi darah dari ventrikel kedalam atrium kiri terjadi suatu sistol. Pada regurgitasi mitral kronik, mekanisme kompensasi terdapat beban volume ini serupa dengan perubahan yanga dijumpai dapat regurgitasi aorta. Atrium dan ventrikel kiri mengalami dilatasi, dan menormalkan stress didinding ventrikel, terjadi juga hipertrofi di dinding ventrikel. Pengisian distolik ventrikel meningkat karena pengisian ini sekarang merupakan jumlah curah ventrikel kanan dan volume yang kembali dari denyut sebelumnya. Pada regurgitasi mitral akut, penambahan mendadak volume pada atrium dan ventrikel tidak dikompensasi oleh pembesaran dan hipertrofi rongga jantung. Peningkatan mendadak volume atrium menghasilkan gelombang V atrium yang mencolok disertai penyaluran penigkatan tekanan ini. Kapiler paru dan terjadinya edema paru.Luas katub aorta normal adalah sekitar 3,5-4 cm2. Stenosis aorta biasanya muncul jika luasnya menjadi kurang dari 0,8 cm2 . pada Titik ini, gardien sistolik antara ventrikel kiri dan aorta dapat melebihi 150 mm Hg. Obstruksi aliran keluar yang tetap ini memberi beban besar pada ventrikel. Mekanisme kompensasi jantung dapat dipahami dengan memeriksa hokum leplace untuk suatu bola, ketika stress dinding (T) sebanding dengan hasil kali tekanan transmural (P) dan jari-jari rongga (r) sebanding terbalik dengan ketebalan dinding (W). Terhadap respon sebagai beban tekanan (peningkatan P), ketebalan dinding ventrikel kiri meningkat pesat-sementara radius rongga relative tidak berunah-melalui replikasi parallel sarkomer. Perubahan mengurangi peningkatan tegangan pada dinding yang dijumpai pada stenosis aorta (lihat regurgitasi aorta). Analisis lengkung tekanan-volume mengungkapkan bahwa, untuk mempertahankan isi sekuncup dan akibat penurunan compliance ventrikel, tekanan diastolik-akhirmeningkat secara bermakna. Ventrikel yang tebal menyebabkan gelombang a menonjol pada perekaman tekanan atrium kiri karena ventrikel menjadi semakin bergantung pada kontraksi atrium untuk mengisi ventrikel.2.7 Pathway

2.8 Penatalaksanaan Medis2.8.1 Terapi Medikamentosa1. DigoxinDigoxin amat berguna terhadap penanganan fibrilasi atrium. Ia adalah kelompok obat digitalis yang bersifat inotropik positif. Ia meningkatkan kekuatan denyut jantung dan menjadikan denytan jantung kuat dan sekata.2. AntikoagulanoralAntikoagulan di berikan kepada pasien untuk mengelakkan terjadinya pembekuan darah yang bisa menyebabkan emboli sistemik. Emboli bisa terjadi akibat regurgitasi dan turbulensi aliran darah.3. AntibiotikprofilaksisAdministrasi antibiotic dilakukan untuk mengelakkan infeksi bacteria yang bisa menyebabkan endokarditis2.8.2 Terapi surgicalDalam kasus insufisiensi mitralis kronik, terapi surgical adalah penting untuk memastikan survival pasien. Untuk itu katu prostetik digunakan untuk menggantikan katup yang rosak2.8.3PrognosisPrognosis untuk penderita insufisiensi mitral adalah tergantung pada penyebab berlakunya masalah ini. Dalam kasus yang disebabkan oleh panyakit arteri koronari, prognosisnya agak jelek jika dibanding dengan yang disebabkan oleh perubahan myxomatous. Manakala yang disebabkan oleh demam reumatik prognosisnya sederhana lantaran kebanyakan dari kasus ini akan berulang.

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KELAINAN KATUP JANTUNG

3.1 PENGKAJIAN 1) Identitas PasienNama :Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain karena banyak orang yang namanya sama Umur : Kebanyakan terjadi pada bayi dan neonatus karena merupakan penyakit kongenital teteapi dapat terjadi pula pada dewasaJenis kelamin : Tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.Alamat : Tidak dipengaruhi alamat karena kelainan katup itu didapatkan sejak lahirUntuk mengetahui lingkungan dan tempat tinggal pasien, berhubungan dengan penyakitnyaPekerjaan : Tidak dipengaruhi jenis pekerjaanPendidikan : Bagi yang berpendidikan rendah / minim mendapatkan pengetahuan tentang penyakit kelainan katup jantung, maka akan menganggap remeh rasa nyeri yang dirasakan, bahkan menganggap penyakit ini hanya penyakit biasa yang mudah untuk sembuh dengan sendirinya dan akan memakan makanan yang akan memperparah penyakit ini.Suku / bangsa : Untuk mengetahui dari mana asal dan letak geografis tempat tinggal pasien. 2) Riwayat Kesehatana. Keluhan utama : Nyeri pada bagian dada, adanya sesak nafas yang berlebihan, anak sianosis jika menangisb. Riwayat Kesehatan sekaranng :Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat di RS menggambarkan utama klien, kaji tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana cara klien menggambarkan apa yang dirasakan, dan daerah terasanya keluhan.c. Riwayat Kesehatan dahulu :Dalam hal ini yang dimaksudkan ialah dengan melihat riwayat kesehatan keluarga baik dengan cara anamnesan atau wawancara maupun melihat data kesehatan keluarga apabila ada.d. Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan apakah ada anggota keluarga pasien yang mempunyai penyakit keturunan yang umumnya menyerang. Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan gangguan emosional, Buat bagan dengan genogram.e. Riwayat psikososial dan spiritual: kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan.3) TTV ( Tanda Tanda Vital)TD : Abnormal karena jantung gagal memompa N :Nadi perifer berkurang karena kekuatan denyutan jantung melemah T :MenurunRR :