Author
sarrah-kusuma-dewi
View
376
Download
3
Embed Size (px)
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
1/16
1
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA
KANKER PAYUDARA
1.1DefinisiKanker payudara adalah keganasan yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papila
payudara. Sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah itu baru menembus parenkim.
1.2Anatomi Payudara dan AksilaPayudara wanita terletak pada dinding depan torak mulai dari klavikula dan kosta kedua
sampai kosta ke enam dan dari sternum sampai midaxillary line. Permukaan dari payudara pada
umumnya lebih berbentuk persegi panjang daripada berbentuk bulat. Payudara ini menutupi
bagian bawah dari musculus pectoralis majordanserratus anterior.
Gambar 1.1 Anatomi payudara
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
2/16
2
Payudara merupakan jaringan yang sensitif terhadap pengaruh hormon, dan berespon
terhadap siklus bulanan serta terhadap penuaan. Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa
dan lemak. Jaringan-jaringan ini terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus
anterior oleh jaringan ikat. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papilla
payudara), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting memiliki perforasi pada
ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil, apertura duktus laktiferosa. Tuberkel-tuberkel
Montgomery adalah kelenjar lemak pada permukaan areola.
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting dan
dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat
(stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu
lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju ke dalam sinus laktiferosa,
yang kemudian berkumpul di duktus pengumpul dan kemudian bermuara ke puting. Di banyak
tempat jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi
lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu
ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium dari payudara. Perbandingan
komponen-komponen ini berbeda-beda tergantung pada usia, status nutrisi, kehamilan,
penggunaan terapi hormonal, dan lain sebagainya.
Gambar 1.2 Penampang melintang payudara
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
3/16
3Pada permukaan areola terdapat benjolan-benjolan kecil yang dibentuk oleh kelenjar
sebasea, kelenjar keringat dan kelenjar areolar aksesori. Sering tampak beberapa rambut pada
areola. Pada areola dan puting susu terdapat otot polos yang apabila berkontraksi akan
menyebabkan susu akan terdorong keluar dari sistem duktal selama proses menyusui. Di dalam
puting susu banyak terdapat serabut saraf sehingga sangat sensitif yang berguna sebagai pemicu
pengeluaran susu oleh stimulasi neurohormonal dari isapan bayi. Pada pemeriksaan fisik
payudara dapat menyebabkan puting susu mengecil, mengeras dan lebih tegang saat areola
dikerutkan. Reaksi normal reflek otot polos ini tidak boleh diartikan sebagai penyakit pada
payudara.
Gambar 1.3 Puting susu
Pembuluh limfe interlobaris mengalirkan limfenya menuju pleksus subareolaris. Dari sini
dan bagian lain glandula mamae, kebanyakan pembuluh limfenya mengikuti vena menuju fosa
aksilaris. Sekitar 75% aliran limfenya menuju limfonodi aksilaris. Limfonodi yang paling sering
dapat teraba adalah pada aksila adalah nodus sentral.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
4/16
4
Gambar 1.4 Aliran limfe pada payudara
1.3 Epidemiologi
Kanker payudara terdapat pada semua bangsa di dunia. Pada wanita merupakan kanker
terbanyak kedua setelah kanker serviks uteri. Kanker payudara tidak hanya terdapat pada wanita
(99%), tetapi juga pada pria (1%).
Insidens kanker payudara tidak sama di seluruh dunia. Insiden tinggi 50 - 80 per 100.000
terdapat pada wanita Eropa, Amerika Utara dan Australia, sedang Asia dan Afrika insidensnya
10 - 20 per 100.000 wanita. Insidens di Indonesia belum diketahui dengan pasti, tetapi
diperkirakan 10 per 100.000 wanita.
Frekwensi berdasrkan umur menunjukkan kanker payudara jarang mengenai dibawah
umur 20 tahun. Kanker payudara dibawah umur 30 tahun adalah 3,1%, dibawah umur 35 tahun :
9,5% terdapat pada umur 35 tahun ke atas. Frekwensi tertinggi terdapat pada umur 40 49 tahun
adalah 40,5%.
1.4 Etiologi
Penyebab kanker payudara secara pasti masih belum diketahui, namun mungkin
multifaktorial yaitu antara lain: 1) faktor genetik, 2) hormonal, kontak yang cukup lama dengan
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
5/16
5estrogen mempunyai faktor resiko menderita kanker payudara lebih besar, juga diperkirakan
prolaktin sebagai etiologi kanker payudara, 3) Virus.
1.5 Faktor Resiko
Setiap wanita dewasa memiliki resiko mendapat kanker payudara, walaupun demikian
ada segolongan masyarakat mempunyai resiko relatif lebih besar disbanding populasi normal.
Beberapa faktor resiko pada kanker payudara adalah sebagai berikut:
a. Riwayat keluargaResiko untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lipat lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan lebih besar bila
ibu atau saudara kandung menderita kanker bilateral premenopause. Sepuluh persen dari
kanker payudara karena faktor genetik, karena mutasi BRCA-1 (kromosom 17) dan BRCA-2
(kromosom 13). Riwayat keluarga ada yang menderita kanker ginekologis, tumor ovarium,
resikonya 34 kali lebih tinggi.
b. UsiaInsidensi meningkat sejalan bertambahnya usia, insidensi kanker payudara meningkat
2 kali lipat tiap kenaikan umur 10 tahun. Umur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan
yang besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50
tahun dan setelah menopause.
c. HormonResiko kanker payudara bertambah pada nulipara, peningkatan terhadap paparan
estrogen (menarche awal kurang dari 12 tahun resikonya 1,73,4 kali lebih tinggi daripada
wanita dengan menarche usia 12 tahun atau lebih, menopause terlambat lebih dari 55 tahun,
resikonya 2,5- 5 kali lebih tingi, dan pemakaian kontrasepsi oral/ hormone replacement
theraphy). Anak pertama lahir setelah usianya 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar. Resiko
kanker meningkat pada pemakaian kontrasepsi oral atau 10 tahun setelah berhenti.
Pemakaian usia 20 tahun menunjukkan resiko lebih tinggi dibanding saat mulai usia tua.
d. Penyakit payudara jinak sebelumnya
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
6/16
6Adanya hiperplasi duktal dan atipikal lobular pada biopsy payudara, resiko bertambah
5 kali lipat. Resiko bertambah 8-10 kali lipat akibat adanya hyperplasia atipikal. Adanya
kanker payudara kontralateral, resikonya 3 9 kali lebih besar. Pernah mengalami infeksi,
trauma tau operasi, trauma atau operasi tumor jinak payudara resikonya 5 9 kali lebih
besar.
e. Diet dan gaya hidup ( obesitas, konsumsi alkohol).f. Paparan radiasi sebelum umur 40 tahun.
1.6 Patofisiologi
1.6.1 Pertumbuhan Kanker PayudaraPertumbuhan kanker dapat dibedakan menjadi pertumbuhan lokal dan penyebaran kanker
a. Pertumbuhan LokalSebagian besar (70%) kanker payudara mulai tumbuh unifokal dan unisentris yaitu
pada satu sel kanker pada suatu tempat dalam duktus atau alveolus dan jarang (30%) mulai
unifokal multisentris dari beberapa sel dalam satu tempat, apalagi multifokal multisentris dari
beberapa tempat dari satu atau kedua payudara. Kanker yang tumbuh multifocal dapat
sinkron (bersamaan) atau metakron (tidak bersamaan). Sebagian besar kanker payudara
berasal dari epitel duktus laktiverus (90%), sebagian kecil dari epitel lobules (5%), dari
areola (3%), dan sisanya (2%) dari stroma payudara.
Waktu ganda kanker payudara antara 23-209 hari dengan rata-rata 100 hari. Waktu
ganda adalah waktu yang diperlukan oleh suatu tumor membesar sehingga volumenya
menjadi 2 kali semula.
Besar sel kanker rata-rata 10 m, sehingga baru setelah menjalani 30x ganda
terbentuk I miliar sel yang membentuk tumor sebesar diameter 1 cm. Tumor sebesar 1 cm
adalah besar minimal yang dapat diketahui adanya secara klinis.
Pertumbuhan lokal kanker ini menimbulkan pendesakan dan infiltrasi jaringan
sekitarnya sehingga menimbulkan pembesaran payudara, satelit nodul, peau dorange,
perlekatan tumor dengan kulit, otot pektoralis atau dinding toraks. Reaksi tubuh terhadap
pertumbuhan kanker ialah timbulnya fibrosis dan faktor nekrosis. Fibrosis ini menimbulkan
retraksi kulit atau papil serta pengerutan payudara. Adanya faktor nekrosis beserta
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
7/16
7kekurangan nutrisi pada tumor akibat pertumbuhan tumor yang cepat yang tidak dapat
diimbangi pertumbuhan pembuluh darah maka timbulah nekrosis pada tumor yang kemudian
menjadi borok.
b. Penyebaran KankerSel kanker dapat bergerak amuboid dan lepas dari tumor induknya, masuk melalui
rongga antar sel ke jaringan sekitar dan dapat pula masuk ke dalam pembuluh limfe atau
pembuluh darah serta menyebar melalui aliran limfe (limfogen) atau aliran darah
(hematogen) ke lain organ.
Penyebaran limfogen menimbulkan metastase ke kelenjar limfe regional di aksila atau
di mamaria interna atau kelenjar limfe jauh di supraklavikula, di leher, payudara kontralateral
atau kelenjar limfe regional kontra lateral. Penyebaran hematogen menimbulkan metastase
organ-organ yang letaknya jauh seperti ke Tulang, paru, hati, otak, dan sebagainya.
1.7 Pemeriksaan Payudara
Pemeriksaan payudara pada penderita kanker payudara terdiri dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1.7.1 AnamnesisYaitu pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan kanker payudara serta
mencari faktor resikonya.
a. Keluhan di payudara dan ketiakKeluhan di payudara dan ketiak antara lain:
1) Benjolan di payudara, kecepatan tumbuhnya.2) Rasa sakit yang berhubungan dengan menstruasi.3) Cairan puting, berdarah atau tidak.4) Puting retraksi, meninggi atau melipat.5) Perubahan kulit payudara, borok atau ulserasi.6) Benjolan atau rasa sakit di ketiak dan edema lengan.
b. Riwayat sebelumnyaHal yang perlu ditanyakan pada riwayat sebelumnya adalah:
1) Biopsi atau operasi payudara atau pada tempat lain.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
8/16
82) Pemakaian obat-obatan, hormon termasuk pil dan lama pemakaian.
c. Riwayat reproduksiHal yang perlu ditanyakan pada riwayat reproduksi adalah:
1) Umur menstruasi pertama.2) Frekuensi menstruasi, lama, teratur atau tidak.3) Jumlah kehamilan, jumlah anak, abortus.4) Riwayat menyusui dan lamanya.
d. Riwayat keluargaHal yang perlu ditanyakan pada riwayat keluarga adalah:
1) Sehubungan dengan penyakit kanker lain (indung telur, saluran cerna, sarkoma jaringanlunak).
2) Hubungan keluarga: ibu, adik, kakak, bibi dan lain-lain.e. Keluhan yang berhubungan dengan metastase
Hal yang perlu ditanyakan pada Keluhan yang berhubungan dengan metastase adalah:
1) Sakit tulang, sakit punggung.2) Batuk, sesak nafas dan kelainan umum.
1.7.2 Pemeriksaan Fisik
Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena payudara dipengaruhi oleh faktor
hormonal antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan payudara
sebaiknya dilakukan saat hormonal ini seminimal mungkin atau setelah menstruasi kurang lebih
satu minggu setelah hari terakhir menstruasi. Penderita duduk dengan kanan jatuh bebas
kesamping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.
a. InspeksiInspeksi dilakukan dalam berbagai posisi antara lain:
1) Duduk dengan tangan di sisi tubuh, yang dinilai adalah ukuran dan kesimetrisan mame,
perubahan warna kulit, ulserasi, kulit berlekuk, edema, deformitas dan retraksi mamae.
2) Tangan diangkat tegak lurus ke atas dan turun ke bawah, yang dinilai adalah fiksasi kulit
atau papilla mamae, aksila diamati untuk melihat pembengkakan limfonodi atau infeksi
superfisialis.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
9/16
93) Manuver kontraksi muskulus pektoralis dengan kedua lengan menekan pinggang dengan
penderita duduk, yang dinilai adalah mammae yang menderita kanker tampak lebih
menonjol daripada mamae yang abnormal dan daerah kulit yang melekuk (dimpling) atau
terfiksir akan terlihat lebih jelas.
b. Palpasi
Dalam posisi duduk paling baik untuk palpasi linfonodi supraklavikular dan aksiler.
Palpasi linfonodi supraklavikular dilakukan dari depan dan belakang penderita dengan ujung jari.
Untuk palpasi linfonodi aksiler, muskulus pektoralis harus betul-betul relaksasi dengan
menyokong lengan yang bersangkutan dengan satu tangan sedang ujung jari tangan yang lain
meraba linfonodi aksiler pasien.
Penderita tidur terlentang pertama-tama dengan posisi tangan penderita disamping
tubuhnya kemudian kedua tangan diangkat ke atas kepala.
Secara garis besar penilaian pada pemeriksaan payudara dengan inspeksi dan palpasi
adalah sebagai berikut:
1) Masa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksir atau tidak ke kulit atau dindingdada.
2) Perubahan kulit : kemerahan, edema,peau dorange, dimpling, nodul satelit, ulserasi.3) Perubahan puting : tertarik, kemerahan erosi, krusta, perubahan warna, cairan (discharge),
hemoragis atau tidak.
4) Status kelenjar getah bening :a) KGB aksila : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksir atau tidak satu dengan yang lain atau
sekitar, supek jinak atau ganas.
b) KGB infraklavikula : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksir atau tidak satu dengan yang lainatau sekitar, supek jinak atau ganas.
c) KGB supraklavikula : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksir atau tidak satu dengan yang lainatau sekitar, supek jinak atau ganas.
5) Kelainan-kelainan yang berhubungan metastase : sakit tekan pada tulang, kelainan paru,kelainan yang berhubungan dengan saraf sentral.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
10/16
10
Gambar 1.8 Tanda klinis kanker payudara
1.7.2 Pemeriksaan PenunjangDapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara, mammografi, dan aspirasi
jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan metastase dapat dilakukan
foto toraks, bone survey, USG abdomen/hepar.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik.
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak
yang dominan serta jaringan fibroglandular yang relative lebih sedikit. Pada mammografi,keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis
reaktif, comet sign (stelata). Adanya perbedaan yang nyata ukuran klinis dan radiologis, adanya
mikrokalsifikasi, adanya spikule, dan distorsi pada struktur arsitektur payudara. Tanda sekunder
berupa retraksi, penebalan kulit bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi areola dan papilla,
adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
11/16
11pada jaringan lunak di belakang mamae, dan adanya metastase ke kelenjar. Pemeriksaan
gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostik yang tinggi.
1.8Diagnosis
Diagnostik pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan
dengan :
a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di
sekitarnya bila tumor kurang dari 5 cm. Juga dapat dilakukan Frozensection (potong beku)
pada waktu operasi.
b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat,
dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih dari 5 cm.
c. Biopsi aspirasi (fine needle aspiration biopsy), dengan menggunakan jarum khusus yangberukuran sangat kecil.
Untuk tumor yang secara klinis sangat mengarah keganasan cukup dengan FNAB tumor
primer. Untuk tumor payudara yang secara klinis tidak jelas suatu keganasan harus dibantu
dengan triple diagnostic procedure yaitu pemeriksaan klinis, mammografi dan atau USG
payudara serta pemeriksaan sitologi atau FNA.
1.9 Diagnosis Banding
a. Fibroadenoma mamae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat padausia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri, dan
mobil. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.
b. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padatkenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar, biasanya
bilateral atau multiple. Terapi tumor ini dengan medika mentosa simtomatis.
c. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatastegas, mobil, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm. terapi tumor ini dengan
mastektomi simpel.
d. Galaktokel, merupakan masa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnyasaluran/duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru atau sedang menyusui.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
12/16
12e. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat
berkembang menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
1.10 Staging
Dalam menentukan stadium kanker payudara, digunakan sitem TNM yang berdasarkan
tiga kategori, yaitu T (tunor primer), N (nodul regional, metastase kek kelenjar limfe regional),
dan M (metastase jauh).
Table 1.1 Staging of Breast Cancer
Primary Tumor (T)
T0 No evidence of primary tumor
TIS Carcinoma in situ
T1 Tumor 2 cm
T1a Tumor >0.1 cm but 0.5 cm
T1b Tumor >0.5 but 1 cm
T1c Tumor >1 cm but 2 cm
T2 Tumor >2 cm but 5 cm
T3 Tumor >5 cm
T4 Extension to chest wall, inflammation, satellite lesions, ulcerations
Regional Lymph Nodes (N)
PN0(i-) No regional lymph node metastasis histologically, negative IHC
PN0(i+) No regional lymph node metastasis histologically, positive IHC, no IHC cluster greater than 0.2mm
PN0(mol-) No regional lymph node metastasis histologically, negative molecular findings (RT-PCR)a
PN0(mol+) No regional lymph node metastasis histologically, positive molecular findings (RT-PCR)a
PN1 Metastasis in one to three axillary lymph nodes, or in internal mammary nodes with microscopic
disease detected by sentinal lymph node dissection but not clinically apparent
PN1mi Micrometastasis (>0.2mm, none >2.0 mm)
PN1a Metastasis in one to three axillary lymph nodes
PN1b Metastasis in internal mammary nodes with microscopic disease detected by sentinel lymph node
dissection but not clinically apparentb
PN1c Metastasis in one to three axillary lymph nodes and in internal mammary lymph nodes with
microscopic disease detected by sentinel lymph node dissection but not clinically apparent.b (If
associated with greater than three positive axillary lymph nodes, the internal mammary nodes are
classified as pN3b to reflect increased tumor burden.)
pN2 Metastasis in four to nine axillary lymph nodes, or in clinically apparent internal mammary lymph
nodes in the absence of axillary lymph node metastasis
pN3 Metastasis in ten or more axillary lymph nodes, or in infraclavicular lymph nodes, or in clinically
apparentc ipsilateral internal mammary lymph nodes in thepresence of 1 or more positive axillary
lymph nodes; or in more than 3 axillary lymph nodes with clinically negative microscopic
metastasis in internal mammary lymph nodes; or in ipsilateral SCLNs
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
13/16
13
Distant Metastasis (M)
M0 No distant metastasis
M1 Distant metastasis (includes spread to ipsilateral supraclavicular nodes)
Stage Grouping
Stage 0 TIS N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0Stage IIIB T4 Any N M0
Any T N3 M0
Stage IIIC Any T N3 M0
Stage IV Any T Any N M1
1.11 Penatalaksanaan
1.11.1 Protokol Pengobatan Kanker Payudara
Tabel 1.2 Protokol pengobatan Kanker Payudara
Stadium Terapi utama Terapi ajuvan Keteranagan
0 TumorektomiAlt. Simple mastectomy (SM)
Pada umumnya tak memerlukan terapiajuvan
Lihat indikasi dan syaratuntuk kemoterapi danhormonal terapi sistemikajuvan
I Mastektomi Radikal Modifikasi(MRM)Alt. Breast ConservingTreatment (BCT)
Lokoregional : radiasi eksternaSistemik : terapi hormonal dan ataukemoterapi
II MRM Lokoregional : radiasi eksternaSistemik : terapi hormonal dan ataukemoterapi
IIIA MRM Lokoregional : radiasi eksterna
Sistemik : terapi hormonal dan ataukemoterapi
IIIB operabel 1. SM2. Kemoterapi neoajuvan 3X -
MRM
1. Lokoregional : radiasi eksternaSistemik : terapi hormonal dan atau
kemoterapi2. kemoterapi lanjutan post op 3X,
lokoreginal: radiasi eksternaIIIB inoperabel 3a. radiasi eksterna pre-operatif
(3000-4000 cGy), bila
3. Lokoregional : lanjutan radiasi eksterna
2000-3000cGy)
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
14/16
14operable pilihan 1
3b. Bila tetap inoperable,lanjutkan radiasi sampai5000-6000 cGy
4a. Neoajuvan kemoterapi 3
kali, bila operable pilihan 14b. bila tetap inoperable
teruskan kemoterapi sampai 6kali
Sisemik : hormonal dan atau kemoterapi
4. Lokoregional : Radiasi eksternaSistemik : Hormonal terapi
IV
PremenopauseER/PR +
Bilateral oophorektomi
dilanjutkan kemoterapi
Bila diperlukan dan bila mungkin SM atau
radioterapi paliatif
IVPremenopause
ER/PR -
Kemoterapi Bila diperlukan dan bila mungkin SM atauradioterapi paliatif
IVpostmenopause
Hormonal terapi (Tamoxifen)dengan atau tanpa kombinasikemoterapi
Bila diperlukan dan bila mungkin SM atauradioterapi paliatif
1.11.2 Kriteria Inoperabel Pada Kanker Payudara
1. Tumor melekat pada dinding torak.2. Odema lengan.3. Peau dorange yang melebihi setengah payudara.4. Satelit nodul yang luas, melewati daerah payudara.5. Mastitis karsinomatosa.
1.11.3 Indikasi Pemberian Radioterapi Loko-Regional Ajuvan
1. Stadium IIIA dan IIIB.2. Pada stadium I dan II apabila:
a. Letak tumor di medial atau sentral.b. Bila letak tumor sangat dekat dengan muskulus pektoralis atau menginfiltrasi m.
pektoralis.
c. Bila pada pemeriksaan Histo-PA kelenjar getah bening aksila sudah metastase danmenembus kapsul.
d. Bila operator perlu menambahkan radiasi eksterna oleh kemungkinan terjadinyaseeding.
1.11.4 Indikasi Pemberian Kemoterapi Adjuvant Sistemik
1. Bila tumor 3 cm.
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
15/16
152. Bila pada pemeriksaan Histo-PA atas specimen mastektomi didapatkan :
a. Metastase pada KGB aksila lebih dari 3 buah.b. Diferensiasi tumorpoorly diff.c. Adanya angio dan lymp invasiond. Metastase KGB aksila yang sudah menembus kapsule. ER dan atau PR negatif
3. Usia kurang dari 35 tahun4. Jelas suatu hereditary Breast Cancer
1.11.5 Kemoterapi yang Diberikan
Pilihan standar:
1. CAF (CyclophospamidDoxorubicine5 Florouracyl)Cyclophospamid 500 mg/m
2
Doxorubicine 50 mg/m2
5 Florouracyl 500 mg/m2
Tiap siklus, diulangi tiap 3 minggu, sebanyak 6 siklus
2. CMF (CyclophospamidMethotrexat5 Florouracyl)Cyclophospamid 100mg p.o hari 1-14
Methotrexat 40 mg/m2 iv hari 1 dan 8
5 Florouracyl 500 mg/m2
Tiap siklus, diulang lagi hari ke 28, sebanyak 6 siklus
Pilihan lain: Docecatel/PaclitaxelDoxorubicine
GemcitabicineCisplatin
Docecatel/PaclitaxelGemcitabicine
MMM (MethotrexatMitomicine CMitoxantrone)
1.11.6 Indikasi Pemberian Terapi Ajuvan Sistemik (Tamoxiven)
1. Post menopause dengan ER/PR + atau tidak diketahui2. Post menopause dengan ER/PR - , kemoterapi tidak sanggup diberikan atau tidak
sanggup menyediakan
7/29/2019 3. Bab 1 Tinjauan Pustaka Kanker Payudara
16/16
16Pilihan standard: Tamoxifen 20-30 mg/hari p.o selama lima tahun
1.12 Prognosis
Prognosis dari kanker payudara tergantung pada stadiumnya. Untuk stadium 0 memiliki
harapan hidup 5 tahun mendatang sebesar 99%, Stadium I sebesar 92%, Stadium IIA sebesar
82%, Stadium IIB sebesar 65%, Stadium IIIA sebesar 47%, Stadium IIIB sebesar 44%, Stadium
IV sebesar 14%.
1.13 Pencegahan
Pencegahan untuk kanker payudara dapat dilakukan hanya untuk mengurangi faktor
resiko anatara lain melakukan gaya hidup yang benar, tidak merokok atau menkonsumsi alkohol.
Deteksi dini terhadap tumor dengan pemeriksaan dada sendiri akan memberikan banyak manfaat
sehingga dapat mengetahui adanya kelainan sedini mungkin sehingga penatalaksanaannya akan
lebih baik dan didapatkan prognosa yang baik.