40
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM II Emmelia Astika Fitri D,S.Kep,Ns Bagian Keperawatan Maternitas- Anak PSIK FK UNLAM

3. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Postpartum II

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM IIEmmelia Astika Fitri D,S.Kep,NsBagian Keperawatan Maternitas-AnakPSIK FK UNLAMTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSMahasiswa mampu memahami dinamika keluarga setelah anak lahirMahasiswa mampu memahami perawatan di rumah Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan periode pasca partumDINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIRPROSES MENJADI ORANG TUAMothering function proses org dewasa (pribadi yg matang, penyayang, mampu dan mandiri) mulai mengasuh seorang bayi (pribadi yg tdk matang, tidak berdaya, dependen)

Sifat keibuan kemampuan u/ menunjukkan kelembutan, kasih dan pengertian serta meletakkan kepentingan org lain di atas kepentingan diri sendiriSteele dan PollackMenjadi org tua mrpkan suatu proses yg terdiri dari dua komponen yaitu:

Keterampilan kognitif-motorik aktivitas perawatan anakKeterampilan kognitif-afektif komponen psikologis, pengalaman masa laluIKATAN DAN KASIH SAYANGBonding attachmentPerkenalan 5 prakondisi yg mempengaruhi ikatan:Kesehatan emosional orang tuaSistem dukungan sosialKeterampilan dalam berkomunikasi dan memberi asuhan yg kompetenKedekatan orang tua dg bayiKecocokan org tua-bayiKomunikasi orang tua-anak, meliputi:SentuhanKontak mataSuaraAromaEntrainment (irama)Bioritme (membentuk ritme)Kontak diniMempercepat proses ikatan

Kontak secara luasPerawatan berpusat pada keluarga

PERAN ORANG TUA SETELAH BAYI LAHIRPerubahan struktur dan fungsi keluarga

Membangun kesatuan keluarga perubahan peran, negosiasi peran (trimester keempat)TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUAOrtu harus menerima keadaan anak yg sebenarnya dan tidak terus terbawa dg khayalan dan impian yg dimilikinya tentang figur anak idealnya

Ortu perlu meyakini bahwa bayinya yg baru lahir adalah seorang pribadi yg terpisah dari diri mereka yang memiliki kebutuhan dan memerlukan perawatan

Ortu harus bisa menguasai cara merawat bayinya

Ortu harus menetapkan kriteria evaluasi yg baik dan dpt dipakai untuk menilai kesuksesan atau kegagalan hal2 yg dilakukan pada bayiOrtu harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di dalam keluarga, menyesuaikan peran dalam menerima kedatangan bayi

Ortu perlu mengatur peran yang dimiliki di dalam keluarga maupun di masyarakatPENYESUAIAN MATERNALFASE DEPENDENFase taking in fase menerimaKetergantungan ibu meningkat

FASE DEPENDEN-MANDIRIFase taking holdKeinginan untuk melakukan segala sesuatu scr mandiri perawatan bayinyaPenyesuaian thd isolasi baby blues

FASE INTERDEPENDENFase letting goKeluarga bergerak sebagai suatu sistemMembentuk gaya hidup yang melibatkan anakPENYESUAIAN PATERNALEngrossment kesenangan ayah dg bayinyaPengalaman ayah baru meliputi 3 tahap proses:Pengalaman prakonsepsi bgmn rasanya membawa bayi pulang ke rumahRealitas yg tdk menyenangkan menjadi ayah baru perbedaan harapan dg kenyataanKesadaran untuk mengontrol dan terlibat aktif dalam kehidupan bayi merekaPENYESUAIAN BAYI-ORANG TUARITME Mengatur ritme ortu dan bayi harus mampu untuk saling berinteraksiMembantu bayi mempertahankan keadaan sadar penuh dlm waktu yg cukup lama dan cukup sering shg interaksi dapat terjadi

REPERTOARPerilaku yg digunakan untuk memfasilitasi interaksiRepertoar bayi memandang, bersuara, ekspresi wajahRepertoar orang tua memandang, berbicara

RESPONSStimulusrespon (orang tua-bayi)Umpan balik positif

ADAPTASI SUDARA KANDUNGPenerimaan bayi baru lahir oleh saudara kandungKecemburuan saudara kandung

ADAPTASI KAKEK NENEKKeterlibatan kakek nenek dalam perawatan bayiNenek dari ibu mrpkn model penting dlm praktek perawatan bayi

ANALISA KASUSSeorang perawat memberi perawatan kepada Ny A dan bayinya yang baru lahir. Anak perempuan Ny A yang berusia 2 tahun datang berkunjung dan mengatakan bahwa dia membenci bayi tersebut. Bagaimana peran seorang perawat?PERAWATAN DI RUMAHPEMULANGAN DINI PASCAPARTUMMemulangkan pasien dalam 48 jam atau < 48 jam setelah pasien melahirkanKriteria pemulangan dini (AAP):

IbuKehamilan, persalinan, kelahiran, dan masa pascapartum tanpa komplikasiTidak ada ketuban pecah diniTTV stabilMampu berjalan sendiriMampu BAK tanpa kesulitanPerinium utuhHb > 10Tdk ada perdarahan pervaginam yg berarti

BayiBayi aterm (38-41 mg) dg BB 2500-4500grPengkajian fisik normalData lab normalTTV stabilMampu mengisap dan menelan dg normalNilai Apgar >7 pada menit pertama dan kelimaBAK dan BAB normal

UmumMenghadiri kelas perawatan bayi (perawatan di rumah pd mg pertama)Kehadiran ssorg yang medukung perawatan di rumahTindak lanjutTidak ada komplikasi pada ibu dan bayiIbu mampu mendemonstrasikan keterampilan perawatan bayi baru lahirKEUNTUNGAN POTENSIAL RAWAT INAP MATERNITAS SINGKATKonsep kelahiran fisiologi normalMempersingkat masa pisahMemperluas kemampuan kontrol dan partisipasi pasanganMemberi rasa aman karena berada di rumahMengurangi pajanan patogenKeefektifan penggunaan TT di RSMeningkatkan waktu bersama keluarga

PERAWATAN PASCAPARTUM DI RUMAHRencana pulang pendidikan kesehatanKunjungan rumahKelompok pendukung pascapartum ASUHAN KEPERAWATAN PERIODE PASCAPARTUMAsuhan keperawatan ibu pascapartum meliputi: pengkajian dan pemeriksaan fisik sampai dengan evaluasiPerawatan kolaboratifPENATALAKSANAAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN FISIKMencegah infeksiMencegah perdarahan berlebihMempertahankan tonus rahimMencegah distensi kandung kemihMengurangi nyeri Promosi istirahat, ambulasi, dan latihan fisikPromosi pola defekasi dan berkemih normalPromosi menyusui dan supresi laktasi

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIALInteraksi orang tua - bayiStruktur dan fungsi keluargaDampak keragaman budayaMeningkatkan keterampilan menjadi orang tuaStrategi koping untuk orang tua baruDischarge planning (aktivitas seksual, obat, kontrol)

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN - KONTRASEPSIPencegahan kehamilan yang tidak diinginkanPerlindungan terhadap penyakit menular seksual

ANALISA KASUSKasus INy. Y (32 th), P1A0, nifas hari pertama. Ny. Y melahirkan 4 jam yang lalu setelah mengalami proses persalinan selama 22 jam. Terdapat luka episiotomi mediolateral. Perkiraan kehilangan darah sebanyak 450 mL. Ny. Y melahirkan bayi perempuan 3050 gr melalui vacuum extraction dengan APGAR Score menit pertama 8 dan menit kelima 9. Ny. Y menerima anastesi lokal untuk luka perineumnya.Lanjutan kasus :Ny. Y berencana untuk menyusui bayinya. Dia menghabiskan waktu 2 jam pertamanya dengan memeluk bayi dan mencoba untuk menyusui namun bayi tidak mau. Ny. Y menolak makan pagi karena saya tidak lapar tapi dia minum 800 mL air hangat.Lanjutan kasus :Hasil pemeriksaan fisik :TD 116/72 mmHg; S 37 C; N 76 kali/mnt, reg, kuat; P 18 kali/mnt, reg.Fundus uteri teraba lembut, deviasi ke kanan, 2 jari di atas pusat. Bladder terpalpasi di atas simfisis. Terdapat edema perineum, hemorrhoid di anus.Lochea rubra, tidak ada bekuan darah.Lanjutan kasus :Ny. Y bergerak pelan selama pengkajian dan mengeluh saat berubah posisi. Dia menanyakan seluruh tubuhnya sakit, sangat lelah dan ingin istirahat, khawatir bayinya tidak dapat disusui.Kasus II :Ny. X (35 th), P4A0, nifas hari pertama. Kemarin Ny. X menjalani SC-TP atas indikasi fetal distress. Anastesi umum diberikan. Bayi dilahirkan dengan APGAR Score 8/9. Foley catheter dilepas setelah 24 jam. Ny. X menerima medikasi untuk mengontrol nyeri.Lanjutan kasus :Ny. X sulit untuk melakukan perubahan posisi dan melakukan nafas dalam. Dia berencana untuk memberikan ASI formula.Hasil pemeriksaan fisik :Suhu 37,8 C; TD 108/76 mmHg; N 100 kali/mnt, reg, kuat; N 24 kali/mnt, regLanjutan kasus :Ny. X mengalami batuk non-produktif. Abdomen lembut dan terdistensi. Suara bowel hipoaktif. Ny. X mengeluh mual.Balutan luka di abdomen kering dan intact. Fundus di tengah, di atas umbilikus. Lochea rubra. Tanda Homan negatifLanjutan kasus :Perawat mempersiapkan untuk membantu Ny. X melakukan ambulasi awal, tetapi Ny. X menolak.Tidak usah, saya sudah dapat obat pengurang nyeri dan saya butuh istirahat. Saya juga tidak mau makan karena mual dan tidak mau muntah lagi