Upload
rosdiana-anjani
View
436
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN I
Perkecambahan Benih
Disusun Oleh :
Agroteknologi A
Kelompok 3
Nadia Nurindah Apriyanti 150510110001
Onicius Tua Siregar 150510110011
Rosdiana Anjani 150510110017
Febrina Putri V.T 150510110024
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan benih dimulai dari perkecambahan yaitu
munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Apabila benih tersebut ditempatkan
pada lingkungan yang menunjang dan memadai maka tanaman tersebut akan
berkecambah. Benih sering disamaartikan dengan biji. Namun, secara fungsional
terdapat perbedaan yang mendasar antar benih dan biji yaitu benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi untuk sebagai bahan
makanan. Benih adalah cikal bakal suatau tumbuhan yang memiliki ciri atau sifat
seperti induknya. Benih memiliki bentuk, ukuran maupun struktur yang
beragam.. Benih seharusnya memiliki kualitas yang baik agar tanaman baru yang
didapat berupa tanaman yang sehat.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat- sifat genetik dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda.
Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan
memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai tipe
perkecambahan hipogeal.
I.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mebedakan tipe-tipe perkecambahan benih tanaman
monokotil dan dikotil.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami struktur kecambah benih tanaman
monokotil dan dikotil.
3. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
perkecambahan benih monokotil dan dikotil.
| Perkecambahan Benih 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Perkecambahan benih merupakan suatu
rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia.
Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang
menjadi tumbuhan muda yang dinamakan kecambah. Kecambah adalah tumbuhan
(sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji.
Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis
dalam kehidupan tumbuhan. Struktur kecambah umumnya dibagi menjadi tiga
bagian utama yaitu radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon yang akan
tumbuh menjadi individu baru secara bertahap dalam rentang waktu tertentu.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya dalam bentuk embun atau uap air
melalui mikropil (tahap imbibisi). Perubahan yang nampak terihat adalah
membesarnya ukuran benih disertai melunaknya kulit benih dan hidrasi
protoplasma. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim
perkecambahan awal dan naiknya tingkat respirasi. Enzim yang diaktifkan
diantaranya adalah hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormon
pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja
mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk
membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma. Timbunan pati
di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan
diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang
baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke
embrio. Selanjutnya bagian yang aktif melakukan mitosis atau dengan kata lain
terangsang melakukan pembelahan sel, seperti di bagian ujung radikula.
Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari
dalam, yang pada akhirnya pecah. Biji memperoleh energi melalui pemecahan
glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati
menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di
atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
| Perkecambahan Benih 3
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang
kapri dan jagung (tanaman sub kelas monokotil). Pada tipe perkecambahan
epigeal hipokotilah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumulae
terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada
kacang hijau dan jarak (tanaman dari sub kleas dikotil).
| Perkecambahan Benih 4
III.METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 5 Oktober 2012 yang bertempat di
laboratorium benih gedung Budidaya Pertanian lantai tiga Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Pada pukul 13.00 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Gelas Aqua Plastik 2 buah
2. Media Tanam (Tanah) Secukupnya
3. Air (Untuk Menyiram ) Secukupnya
4. Benih Kacang Kedelai (Glycine max) 3 butir
5. Benih Jagung (Zea mays) 3 butir
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja untuk praktikum ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Lubangi aqua gelas plastik pada bagian samping dan bagian bawahnya dengan
tujuan memperlancar drainase air setelah benih ditanam.
2) Isilah gelas aqua plastik dengan menggunakan media tanam (tanah) hingga tiga
perempat volume gelas aqua plastik.
3) Tanamkan benih jagung (sampel tanaman monokotil) dan benih kacang kedelai
(sampel tanaman dikotil) pada media tanam yang telah tersedia pada masing-
masing aqua gelas plastik, tutup kembali dengan lapisan tanah tipis.
4) Siram benih secara teratur.
5) Amati pertumbuhan dan perkembangan benih yang berkecambah selama
sekitar satu minggu
| Perkecambahan Benih 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Perkecambahan Kacang Kedelai (Glycine max)
Kacang kedelai (Glycine max) termasuk kedalam tanaman dari sub kelas
dikotil dimana benihnya memiliki dua keping kotiledon. Tipe perkecambahan
benih kedelai ini adalah hipogeal, yaitu hipokotil terlebih dahulu tumbuh dan
muncul kepermukaan tanah, sehingga plumulae dan kotiledon terangkat pula
kepermukaan tanah.
Berdasarkan hasil pengamatan pada hari pertama benih mulai melakukan
imbibisi dan pada ke-2 hipokotil dan radikula mulai tumbuh dan merobek
seed coat, hipokotil tumbuh dan muncul kepermukaan tanah. Beberapa hari
setelah hipokotil tumbuh, kotiledon perlahan terangkat kepermukaan tanah
karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang terlebih dahulu muncul
kepermukaan tanah. Selepas kotiledon muncul kepermukaan tanah, maka
perlahan-lahan secara bertahap daun kedelai mulai terbuka (daun pertama
sebanyak 2 helai daun). Secara bertahap pula kotiledon mulai menghilang dan
daun-daun kedelai mulai tumbuh sempurna.
Sumber : extension.umn.edu
Struktur Kecambah dan Proses Perkecambahan Benih Kedelai
4.1.2. Perkecambahan Jagung (Zea mays)
Tanaman jagung (Zea mays) merupakan tanaman monokotil dimana
benihnya hanya memiliki satu keping kotiledon. Tipe perkecambahan jagung
adalah tipe perkecambahan hypogeal yaitu terjadi pembentangan ruas batang
| Perkecambahan Benih 6
teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi
kotiledon tetap di bawah tanah.
Pada mulanya benih jagung melakukan penyerapan air disekitar tanah
yang ditempatinya. Pada hari ke 3 koleptil mulai muncul kepermukaan tanah
begitupun dengan radikula juga mulai muncul dan menembus lapisan tanah
yang ditempatinya. Setelahnya plumulae muncul kepermukaan tanah dan
hipokotil mulai tumbuh memanjang. Daun jagung secara bertahap mulai
terbuka, dimana setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula dan pelepah daun
yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang
dan berjumlah antara 10-18 helai daun. Rata-rata munculnya daun yang
terbuka sempurna sekitar 3-4 hari untuk masing-masing daun. Struktur dan
proses perkecambahan dari benih jagung (Zea mays) dapat dilihat pada
gambar (3).
Sumber : azisrifianto.blogspot.com
Struktur kecambah dan proses perkecambahan benih jagung
4.2. Pembahasan
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik dari tanah , udara maupun media lain (tahap imbibisi) , ukuran biji membesar
karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Kehadiran air dalam sel
mengaktifkan enzim yang berperan dalam perkecambahan awal. Kadar
fitohormon dan asam absisat menurun sementara kadar gliberelin meningkat.
| Perkecambahan Benih 7
Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
seperti karbohidrat,lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimililasi dari bahan-
bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi baru.
Kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel baru.Tahap kelima adalah
pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian
sel-sel pada titik-titik tumbuh.
Dari hasil praktikum anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa
biji tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian kecambah yaitu
cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula. Bagian-
bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar :
1. Embrio
Embrio berasal dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan.
Embrio yang berkembang sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai
berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon
daun) dan radikula (calon akar). Tanaman monokotil mempunyai satu kotiledon dan
tanaman dikotil mempunyai dua kotiledon . Pada kelas Gymnospermae pada
umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus,yang mempunyai sampai
sebanyak 15 kotiledon.. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum,
kuncup embrioniknya disebut plumulaeyang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil,
sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yangdisebut radicule yang ditutupi oleh
upih pelindung yang disebut coleorhiza.
2. Cadangan Makanan
Pada benih kacang kedelai cadangan makanannya berupa kotiledon, sedangkan
pada tanaman jagung cadangan makanannya berupa endosperm.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak,protein
dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis
benih, missal benih kacang-kacangan kaya akan protein, benih jagung
mengandung banyak karbohidrat.
3. Pelindung biji
| Perkecambahan Benih 8
Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus, endosperm dan
terkadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang
mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung Biasanya kulit luar biji
keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji
berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan,
bakteri dan insekta. Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan
diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada :
a) Subkelas monokotiledon, cadangan makanan dicerna setelah biji masak
dan dikecambahkan serta telah menyera air. Contoh :jagung, padi dan
gandum.
b) Subkelas dikotileedon, cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon
atau perisferm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji
masak. Contoh : bunga matahari dan labu
Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak mempunyai
viabilitas tinggi ,bahkan pada beberapa jenis tanaman benih demikian tidak akan
dapat berkecambah. Di dugapada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan
makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio terjadi sempurna. Pada proses
perkecambahan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam dan faktor luar
Faktor dalam meliputi : tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormasni, dan penghambat
perkecambahan. Sedangkan faktor luar meliputi : air, temperatur, oksigen, cahaya dan medium.
a) Ukuran benih
Jaringan penyimpan cadangan makanan benih mengandung karbohidrat,
protein,lemak dan mineral yang diperlukan sebagai bahan baku dan energi
pada saat perkecambahan.. Benih berukuran besar dan berat mengandung cadangan
makanan lebih banyak dibandingkan benih berukuran kecil , mungkin pula embrionya lebih
besar.
b) Dormansi
Dorman terjadi apabila benih itu sebenarnya dalam keadaan viable (hidup)
tetapi tidak dapat berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang memenuhi
syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung
musiman atau dapat jugaselama beberapa tahun, tergantung pada jenis benih dan tipe
dormansinya. Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : impermiabilitas kulit
| Perkecambahan Benih 9
biji baik terhadap gas ataupun karena resistensi kulit biji terhadap pengaruh
mekanis, embrio yang rudiameter, dormansi sekunder dan bahan-bahan
penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan khusus maka benih yang
dorman dapat dirangsang untuk berkecambah, misal : perlakuan skarifikasi, direndam dalam
larutan sulfat, dan lain lain.
c) Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih yaitu : larutan dengan
tingkat osmotik tinggi, misal larutan manitol, larutan NaCl, bahan-bahan yang mengganggu
lintasan metabolisme, herbisida, auksin, coumarin dan bahan-bahanyang terkandung dalam
buah
d) .Air
Air merupakan salah satu syarat penting bag I berlangsungnya proses perkecambahan.. Sifat
dari benih terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada
medium di sekitarnya berpenbgaruh terhadap perkecambahn. Banyaknya air yang
diperlukan bervariasi tergantung pada jenis benih ( umumnya tidak melampaui
dua atau tiga kali dari berat keringnya). Tingkat pengambilan air juga
dipengaruhi oleh temperatur, temperatur yang tinggi menyebabkan
meningkatknya kebutuhan air.
e) Temperatur \
Temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan benih.
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya
perkecambahan. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase
perkecambahan yang tertinggi. Temperatur optimum bagi sebagian besar benih
tanaman antara 26,5 – 35oC. Temperatur diabawah minimal terendah 0 – 5oC sebagian
besar benih akan gagal untuk berkecambah atau terjadi kerusakan yang mengakibatkan
terbentuknya kecambah abnormal.
f) Oksigen
Pada proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan
berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan
energi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih.
| Perkecambahan Benih 10
g) Cahaya
Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh
suatu sistem pigmen yang dikenal sebagai phytochrome yang tersusun dari chromophore dan
protein. Chromophore adalah bagian yang peka pada cahaya. Benih yang dikecambahakan
dalam kedaan gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi yaitu terjadinya
pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotilnya, kecambah berwarna pucat serta
lemah.
h) Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah mempunyai sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organisme penyebab penyakit utama
cendawan ”damping off”. Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan
dilengkapi dengan bahan-bahan organik merupakan medium yang baik untuk
kecambah yang ditransplantingkan kelapangan. Pasir dapat digunakan sebagai medium
dipersemaian. Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi berlangsungnya
kehidupan berkecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat perkecambahnnya
pada tanah yang padat, karena benih ber usaha keras untuk menembus kepermukaan tanah.
Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi
perkecambahan benih. Hal ini juga mempunyai hubungan erat dengan kondisi
fisik tanah. Pada tanah gembur benih yang ditanam sedikit dalam tidak akan
banyak mempengaruhi perkecambahan. Pada tanah gembur benih yang ditanam
sedikit dalam tidak akan banyak mempengaruhi perkecambahan.
| Perkecambahan Benih 11
V. KESIMPULAN
Struktur kecambah pada tanaman monokotil dan dikotil berbeda-beda, namun
pada akhirnya akan terdiferensiasi menjadi bagian-bagian yang sebagian besar
hampir sama dan membentuk suatu tanaman baru yang dilengkapi bagian utama
seperti akar, batang dan daun. Terdapat struktur kecambah yang berbeda antara
tumbuhan monokotil dan dikotil, sturktur kecambah monokotil meliputi radikula, akar
primer, plumula, koleoptil dan daun pertama. Sedangkan pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri
atas akar primer, hipokotil, kotiledon,epikotil dan daun pertama.2.
Terdapat perbedaan tipe perkecambahan antara benih tanaman monokotil dan dikotil yaitu
pada benih dikotil seperti kacang kedelai tipe perkecambahannya adalah tipe
epigeal. Sedangkan benih monokotil tipe perkecambahannya adalah tipe hipogeal. Contohnya
benih jagung.
Pada awalnya perkembangan struktur kecambah hampir sama dengan struktur
benih yang belum berkecambah, dimana terdiri dari bagian pericarp, endosperm,
epikotil, hipokotil, radikula, koleorhiza, koleoptil, dan skutelum (pada tanaman
monokotil, khususnya benih jagung). Sedangkan pada tanaman dikotil khususnya
benih kacang kedelai struktur awal kecambah terdiri dari kulit benih, hilum,
kotiledon, plumulae, hipokotil dan epikotil. Struktur akhir dari kecambah adalah
bagian-bagian yang mulai terdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun secara
terus menerus hingga membentuk individu baru yang utuh dengan bagian-bagian
yang jelas.
Dalam proses perkecambahan, benih yang ditanam tidak selalu tumbuh. Hal
tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu struktur benih, kondisi
lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangn benih yang sedang
berkecambah, dll.
| Perkecambahan Benih 12
VI. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. .2004. Germination.pdf. ISTA-APSA-Danida-Workshop. Hanoi,Vietnam.
Anonim. 1998. Soybean Growth and Development. University of Minnesota. Diakses melalui
http://www.extension.umn.edu/distribution/cropsystems/components/5701a.html pada hari
Selasa, tanggal 27 November 2012, jam 20.23 WIB.
Azis Rifianto. 2010. Seleksi Dini Cekaman Kekeringan.. Gerbang Ilmu Pengetahuan. Diakses online
melalui http://azisrifianto.blogspot.com/2010/12/seleksi-dini-cekaman-kekeringan_10.html.
pada hari Selasa tanggal 27 November 2012, jam 21.00 WIB .
Kuswanto, H. 2004.Teknologi Pemrosesan Pengemasan & Penyimpanan Benih.
Kanisius :Jogjakarta.
Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih (edisi revisi). Raja Grafindo Persada : Jakarta.
| Perkecambahan Benih 13