36
REFERAT ILMU PENYAKIT DALAM DISLIPIDEMIA Pembimbing : dr. Dasril Nizam, Sp. PD,KGEH Disusun oleh : Zulfa Vinanta- 1102011302 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran YARSI Rumah Sakit Bhayangkara tk.I R.S. Sukanto – Jakarta 1

289335419 Referat Dislipidemia Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

work

Citation preview

Page 1: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

REFERAT ILMU PENYAKIT DALAM

DISLIPIDEMIA

Pembimbing :

dr. Dasril Nizam, Sp. PD,KGEH

Disusun oleh :

Zulfa Vinanta- 1102011302

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran YARSI

Rumah Sakit Bhayangkara tk.I R.S. Sukanto – Jakarta

Periode 21 Desember 2015 – 28 Februari 2016

1

Page 2: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

BAB I

PENDAHULUAN

Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat

interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Walau terdapat bukti hubungan

antara kolesterol total dengan kejadian kardiovaskular, hubungan ini dapat

menyebabkan kesalahan interpretasi di tingkat individu seperti pada wanita yang

sering mempunyai konsentrasi kolesterol HDL yang tinggi. Kejadian serupa juga

dapat ditemukan pada subjek dengan DM atau sindrom metabolik di mana

konsentrasi kolesterol HDL sering ditemukan rendah. Pada keadaan ini, penilaian

risiko hendaknya mengikutsertakan analisis berdasarkan konsentrasi kolesterol

HDL dan LDL.

Terdapat bukti kuat hubungan antara kolesterol LDL dengan kejadian

kardiovaskular berdasarkan studi luaran klinis sehingga kolesterol LDL

merupakan target utama dalam tatalaksana dislipidemia. Kolesterol HDL dapat

memprediksi kejadian kardiovaskular bahkan pada pasien yang telah diterapi

dengan statin tetapi studi klinis tentang hubungan peningkatan konsentrasi

kolesterol HDL dengan proteksi kardiovaskular tidak meyakinkan. Bila target

kolesterol LDL sudah tercapai, peningkatan kolesterol HDL tidak menurunkan

risiko kardiovaskular berdasarkan studi klinis yang ada. Peran peningkatan

konsentrasi TG sebagai prediktor terhadap penyakit kardiovaskular masih menjadi

perdebatan. Hubungan antara TG puasa dengan risiko kardiovaskular yang

didapat berdasarkan analisis univariat melemah setelah dilakukan penyesuaian

terhadap faktor lain terutama kolesterol HDL. Konsentrasi TG yang tinggi

2

Page 3: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

BAB II

LIPID DAN LIPOPROTEIN

Lipid dalam tubuh kita ada tiga jenis yaitu kolestrol, trigliserid dan

fosfolipid. Lipid sulit larut dalam lemak oleh karenanya perlu dibuat bentuk yang

terlarut, terdapat suatu zat pelarut dalam bentuk protein yang dikenal dengan

apolipoprotein atau apoprotein. Dikenal 9 jenis apoprotein yang diberi nama

secara alfabetis, contoh Apo A, Apo B, Apo C, Apo D, Apo E dan seterusnya.

Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan lipoprotein. Tiap jenis

lipoprotein memiliki Apo sendiri, misal VLDL, IDL dan LDL mangandung Apo

100 sedangkan kilomikron mengandung Apo B48. Apoprotein ditemukan pada

permukaan lipoprotein.

Gambar 1 Lipoprotein

Sumber: Adam. MF Jhon. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.

2004

Pada manusia dapat dibedakan 6 jenis lipoprotein, yaitu HDL ( high

density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein), IDL (intermediate density

lipoprotein), VLDL (very low density lipoprotein), kilomikron dan lipoprotein a

kecil (Lp(a)).

3

Page 4: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Tabel 1 Karakteristik Apolipoprotein

Sumber: Adam. MF Jhon. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 2004

Jenis lipoprotein

1. Kilomikron

Lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan 5% kolesterol ester.

Kilomikron membawa makanan ke jaringan lemak dan otot rangka serta

membawa kolesterol kembali ke hepar. Kilomikron yang dihidrolisis akan

mengecil membentuk kilomikron remnan yang kemudian masuk ke hepatosit.

Kilomikronemia post pandrial mereda setelah 8 – 10 jam.

2. VLDL

Lipoprotein terdiri dari 60% trigliserida dan 10 – 15 % kolesterol. VLDL

digunakan untuk mengangkut trigliserida ke jaringan. VLDL reman sebagian akan

diubah menjadi LDLyang mengikuti penurunan hipertrigliserida sedangkan

sintesis karbohidrat yang berasal dari asam lemak bebas dan gliserol akan

meningkatkan VLDL.

4

Page 5: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

3. IDL

Lipoprotein yang mengandung 30% trigliserida, dan 20% kolesterol. IDL

merupakan zat perantara sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi IDL.

4. LDL

Lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%). Katabolisme LDL melalui

receptor-mediated endocytosis di hepar. Hidrolisis LDL menghasilkan kolesterol

bebas yang berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone steroid. Kolesterol

juga dapat disintesis dari enzim HMG-CoA reduktase berdasarkan tinggi

rendahnya kolesterol di dalam sel.

5. HDL

HDL diklasifikasikan lagi berdasarkan Apoprotein yang dikandungnya. Apo

A-I merupakan apoprotein utama HDL yang merupakan inverse predictor untuk

resiko penyakit jantung koroner. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok,

pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-progestin.

HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut kolesterol dari perifer untuk di

metabolisme di hepar dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui

paraoksonase (protein antioksidan yang bersosiasi dengan HDL).

6. Lipoprotein (a)

Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-100.

Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik.

Metabolisme Lipoprotein

1. Jalur eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid

dan kolestrol. Selain dari makanan di dalam usus terdapat pula

kolestrol dari hati yang dieksresi bersama empedu ke usus halus.

Kedua lemak tersebut, yang berasal dari makanan dan dari hati

disebut lemak eksogen. Dalam usus trigilserid dan kolestrol akan

diserap oleh enterosit mukosa usus halus, trigliserid akan diserap

5

Page 6: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

sebagai asam lemak bebas dan kolestrol sebagai kolestrol.

Kemudian masih di usus halus, asam lemak bebas diubah lagi

menjadi trigliserid sedangkan kolestrol akan mengalami esterifikasi

menjadi kolestrol ester dan keduanya bersama fosfolipid dan

apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut

kilomikron. Lalu kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan

melalui duktus torasikus akan masuk aliran darah.

Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis

karna enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi

asam lemak bebas. Asam lemak bebas tersebut akan disimpan

dalam adipose (jaringan lemak) namun bila terdapat dalam jumlah

yang banyak maka sebagian akan diambil oleh hati untuk bahan

pembentukan trigilserid, kilomikron tanpa kandungan trigliserid

disebut kilomikron remnant dan akan dibawa di hati.

Gambar 2 Jalur Metabolism Eksogen

Sumber: Adam. MF Jhon. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.

2004

2. Jalur endogen

Trigliserid dan kolestrol yang disintesis di hati akan

disekresi ke dalam sirkulasi sebagai VLDL, selanjutnya oleh enzim

lipoprotein lipase VLDL akan dihidrolisis menjadi IDL dan

akhirnya akan dihidrolisis menjadi LDL. Ketiga lipoprotein ini

akan mengangkut kolestrol dari sirkulasi kembali ke hati, yang

6

Page 7: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

paling banyak mengandung kolestrol adalah LDL. Selain hati, ada

beberapa lokasi yang memiliki reseptor LDL contohnya kelenjar

adrenal, testis dan ovarium. Sebagian LDL akan mengalami

oksidasi dan ditangkap oleh makrofag dan akan menjadi sel busa

(foam cell). Makin banyak kadar LDL dalam plasma maka makin

banyak jumlah sel busa. Beberapa kondisi yang mmpengaruhi

tingkat oksidasi adalah, bertambahnya jumlah LDL kecil padat dan

menurunnya kadar HDL yang mana HDL itu memiliki sifat

protektif terhadap oksdasi LDL.

Gambar 3 Jalur Metabolisme Endogen

Sumber: Adam. MF Jhon. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 2004

3. Jalur reverse cholesterol transport

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskon kolestrol

yang mengandung apolipoprotein A, C dan E dan disebut HDL

nascent. HDL nascent akan mendekati makrofag dan mengambil

kolestrol nantinya akan berubah menjadi HDL dewasa. Kolestrol

bebas akan mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester oleh

enzim lecithin cholesterol aciltransferase (LCAT). Selanjutnya

HDL yang membawa kolestrol akan melalui 2 jalur untuk kembali

ke hati, jalur pertama jalur langsung ke hati dan jalur kedua yaitu

jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa

kolestrol ke hati.

7

Page 8: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Gambar 4 Jalur Metabolisme reverse cholesterol transport

Sumber: Adam. MF Jhon. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.

2004

Gambar berikut menjelaskan keseluruhan jalur metabolism lipoprotein

baik eksogen, endogen dan reverse cholesterol transport.

Gambar 5 Jalur Metabolisme LipoproteinSumber Fauci AS, Kasper DL, Braunwald E. Harrisons Principle of Internal Medicine, 17th Edition

8

Page 9: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

DISLIPIDEMIA

2.1 Pengertian

Dislipidemia adalah kalainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid

yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida,

serta penurunan kolesterol HDL.

2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Kadar lipoprotein, terutama LDL meningkat sejalan dengan bertambahnya

usia. Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL yang lebih tinggi, tetapi

setelah menopause kadarnya pada wanita lebih banyak. Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (VLDL dan LDL) adalah:

1. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia

2. Obesitas

3. Diet kaya lemak

4. Kurang melakukan olah raga

5. Penyalahgunaan alkohol

6. Merokok sigaret

7. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

8. Hipotiroidisme

9. Sirosis

2.3 Patofisiologi

Lipid dalam plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan

asam lemak bebas. Normalnya lemak ditranspor dalam darah berikatan dengan

lipid yang berbentuk globuler. Ikatan protein dan lipid tersebut menghasilkan 4

kelas utama lipoprotein : kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Peningkatan lipid

dalam darah akan mempengaruhi kolesterol, trigliserida dan keduanya

(hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia atau kombinasinya yaitu

hiperlipidemia). Hiperlipoproteinemia biasanya juga terganggu.

9

Page 10: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Pasien dengan hiperkolesterolemia (> 200 – 220 mg/dl serum) merupakan

gangguan yang bersifat familial, berhubungan dengan kelebihan berat badan dan

diet. Makanan berlemak meningkatkan sintesis kolesterol di hepar yang

menyebabkan penurunan densitas reseptor LDL di serum (> 135 mg/dl). Ikatan

LDL mudah melepaskan lemak dan kemudian membentuk plak pada dinding

pembuluh darah yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya arterosklerosis

dan penyakit jantung koroner.

Gambar 1. Lipoprotein Metabolisme (Silbernagl, 2000)

10

Page 11: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Gambar 2. Metabolisme Lipoprotein Lanjutan (Silbernagl, 2000)

2.4 Klasifikasi

1. Klasifikasi Fenotipik

a. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society).

11

Page 12: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Tabel 1. Klasifikasi Berdasarkan EAS (European Atheroselerosis

Society).

b. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program).

Tabel 2. Klasifikasi Berdasarkan NECP (National Cholesterol Education

Program).

c. Klasifikasi WHO (World Health Organization).

Tabel 3. Klasifikasi Berdasarkan WHO (World Health Organization).

2. Klasifikasi Patogenik

Klasifikasi dislipidemia berdasarkan atas ada atau tidaknya penyakit dasar

yaitu primer dan sekunder. Dislipidmia primer memiliki penyebab yang tidak

jelas sedangkan dislipidemia sekunder memiliki penyakit dasar seperti

sindroma nefrotik, diabetes melitus, hipotiroidisme. Contoh dari dislipidemia

12

Page 13: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

primer adalah hiperkolesterolemia poligenik, hiperkolesterolemia familial,

hiperlipidemia kombinasi familial, dan lain-lain.

2.5 Gejala Klinis

Kebanyakan pasien adalah asimptomatik selama bertahun-tahun sebelum

penyakit jelas secara klinis. Gejala-gejala yang bisa tampak diantaranya

berkeringat, jantung berdebar, nafas pendek dan cemas.

2.6 Diagnosis

1. Pada anamnesis biasanya didapatkan pasien dengan faktor resiko seperti

kegemukan, diabetes mellitus, konsumsi tinggi lemak, merokok dan faktor

resiko lainnya.

2. Pada pemeriksaan fisik sukar ditemukan kelainan yang spesifik kecuali

jika didaptkan riwayat penyakit yang menjadi faktor resiko dislipidemia.

Selain itu, kelainan mungkin didaptkan bila sudah terjadi komplikasi lebih

lanjut seperti penyakit jantung koroner.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan

diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol

total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.

a. Persiapan

Pasien sebaiknya berada dalam keadaan metabolik yang stabi tanpa

adanya perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, olahraga,

tidak sakit berat ataupun tidak ada operasi dalam 2 bulan terakhir. Selain

itu, sebaiknya pasien tidak mendapatkan pengobatan yang mempengaruhi

kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Apabila keadaan ini tidak

memungkinkan, pemeriksaan tetap dilakukan dan disertai dengan catatan.

b. Pengambilan Bahan Pemeriksaan

Pengambilan bahan dilakukan dengan melakukan bendungan vena

seminimal mungkin dan bahan yang diambil adalah serum. Pengambilan

bahan ini dilakukan setelah pasien puasa selama 12-16 jam.

13

Page 14: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

c. Analisis

Analisis kadar kolesterol dan trigliserid dilakukan dengan metode

ensimatik sedangkan analisis kadar kolesterol HDL dan kolesterol LDL

dilakukan dengan metode presipitasi dan ensimatik. Kadar kolesterol LDL

dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan rumus Friedewaid jika

didapatkan kadar trigliserida < 400mg/d menggunakan rumus sebagai

berikut:

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan penilaian

jumlah faktor resiko koroner pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang

harus dicapai. Berikut ini adalah tabel faktor resiko (selain kolesterol LDL) yang

menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP

III :

Tabel Faktor Resiko (Selain Kolesterol LDL) yang Menentukan Sasaran

Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai

Faktor Resiko (Selain Kolesterol LDL) yang Menentukan Sasaran Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai

- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.- Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah

usia < 55 tahun dan ibu < 65 tahun.- Kebiasaan merokok- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat

atihipertensi)- Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol

HDL ≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor resiko Setelah menemukan banyaknya faktor resiko pada seorang pasien, maka

pasien dibagi kedalam tiga kelompok resiko penyakit arteri koroner yaitu resiko

tinggi, resiko sedang dan resiko tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel berikut ini:

14

Page 15: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Tabel Tiga Kategori Resiko yang Menentukan Sasaran Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai berdasarkan NCEP

Kategori Resiko Sasaran Kolesterol LDL (mg/dl)

1. Resiko Tinggia. Mempunyai Riwayat PAK danb. Mereka yang disamakan dengan PAK- Diabetes Melitus- Bentuk lain penyakit arterosklerotik yaitu strok,

penyakit arteri perifer, aneurisma aorta abdominalis

- Faktor resiko multipel (> resiko) yang diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun mempunyai resiko PAK > 20 %

2. Resiko Multipel (≥2 faktor resiko)3. Resiko Rendah (0-1 faktor resiko)

<100

<130<160

Selanjutnya penatalaksanaan pada pasien ditentukan berdasarkan kategori

resiko pada tabel diatas. Berikut ini adalah bagan penatalaksanaan untuk masing-

masing katagori resiko :

Gambar Bagan Penatalaksanaan dislipidemia dengan faktor resiko tinggi

Gambar Bagan Penatalaksanaan dislipidemia dengan faktor resiko sedang

15

Page 16: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Gambar Bagan Penatalaksanaan Dislipidemia dengan faktor resiko 0-1

Penatalaksanaan Dislipidemia terdiri dari:

Pada kondisi dislipidemia terdapat penatalaksanaan farmakologis

dan non farmakologis. Tatalaksana non farmakologis terdiri dari nutrisi

medis, aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan BB dan

pembatasan asupan alkohol.

1. Tatalaksana Non Farmakologis

Nutrisi Medis

Perlu dilakukan anamnesis nutrisi, pengukuran status nutrisi dan diagnosis

nutrisi. Pada pasien dengan kadar kolestrol total atau kolestrol LDL tinggi

maka perlu dikurangi asupan lemak total dan lemak jenuh serta meningkatan

asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan kadar

trigliserida tinggi maka dikurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak.

Perlu diketahui bahwa tempe adalah sumber protein nabati yang baik dan

murah serta dapat menurunkan kadar kolestrol total, trigliserida dan juga

meningkatkan kadar kolestrol HDL. Penilaian pola makan penting untuk

menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet

tahap ke II. Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu

dan kemudian setelah 3 bulan. Pada pasien dengan kadar kolesterol LDL atau

kolesterol total yang tinggi sebaiknya mengurangi asupan lemak jenuh.

Namun pada pasien ini sebaiknya banyak mengkonsumsi lemak tak jenuh

16

Page 17: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

rantai tunggal dan ganda. Asupan karbohidrat, alkohol dan lemaak perlu

dikurangi pada pasien dengan trigliserid yang tinggi.

Tabel Komposisi Tahap I dan Tahap II

Aktifitas Fisik

Prinsipnya, pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas

fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Semua jenis

aktivitas fisik bermanfaat untuk pasien, misal jalan kaki,

mengerjakan pekerjaan rumah tangga dsb. Dari beberapa

penelitian terbukti bahwa aktifitas fisik yang teratur dapat

meningkatkan kadar kolestrol HDL dan apoA1 dan

menurunkan kadar kolestrol LDL dan kolestrol trigliderida,

meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki toleransi

glukosa, meningkatkan kebugaran serta menurunkan berat

badan. Berhenti beraktivitas dapat menurunkan kadar kolestrol

HDL dalam beberapa bulan.

Setelah 6 minggu menjalani terapi non farmakologis dilakukan

evaluasi ulang, bila belum sesuai dengan target kadar kolestrol LDL maka

perlu ditingkatkan kegiatan terapi non farmakologis sembari dievaluasi

ada atau tidak penyebab dislipidemia sekunder untuk segera diatasi.

Kemudian 6 bulan setelahnya dieveluasi ulang, bila belum tercapai target

kolestrol LDL maka ditambahkan terapi farmakologis dengan tetap

kegiatan terapi non farmakologis dilanjutkan.

17

Page 18: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

2. Tatalaksana Farmakologis

Saat ini dikenal 6 jenis obat yang dapat memperbaiki profil lipid

serum yaitu golongan statin, resin, fibrat, asam nikotinat dan ezetimibe.

Selain obat tersebut, saat ini telah ada obat kombinasi obat penurun lipid

dalam satu tablet seperti Advicor (lofastatin dan niaspan). Vytorin

(simvastatin dan ezetimibe).

Bile acid sequestrans

Terdapat 3 jenis bile acid sequestrans yaitu kolestiramin,

kolestipol dan kolesevelam. Golongan ini mengikat asam empedu

dalam usus. Hal ini berakibat peningkatan konversi kolestrol

menjadi asam empedu di hati sehingga kandungan kolestrol dalam

sel hati menurun. Selain itu, akibatnya dapat berupa peningkatan

aktifitas resptor LDL dan sintesis kolestrol intrahepatik. Total

kolestrol dan kolestrol LDL menurun tapi kolestrol HDL tetap atau

meningkat sedikit. Pada pasien hipertrigliseridemia obat ini dapat

menurunkan trigliserida dan menurunkan kolestrol HDL. Obat ini

tergolong kuat dengan efek samping ringan. Efek samping berupa

keluhan gastrointestinal yaitu kembung, konstipasi, sakit perut dan

perburukan hemoroid.

HMG- CoA Reduktase Inhibitor

Saat ini telah terdapat 6 jenis yaitu, lofastatin,

simvastatin,pravastatin, fluvastatin, atrovastatin dan rosuvastatin.

Golongan ini menghambat kerja enzim HMG CoA reductase yaitu suatu

enzim di hati yang berperan pada sintesis kolestrol. Selain itu akan terjadi

18

Page 19: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

peningkatan reseptor LDL pada permukaan hati sehingga kolestrol LDL di

darah akan ditarik ke hati. Efek samping berupa nyeri musculoskeletal,

nausea, vomitus, nyeri abdominal, konstipasi dan flatulen. Makin tinggi

dosis statin maka makin besar terjadinya efek samping.

Derivat asam fibrat

Terdapat 4 jenis yaitu gemfibrozil, fenofibrat, bezafibrat dan

ciprofibrat. Golongan ini mempunyai efek meningkatkan aktivitas

lipoprotein lipase, menghambat produksi VLDL hati dan meningkatkan

aktifitas reseptor LDL. Golongan ini mengaktifkan enzim lipoprotein

lipase yang memecah trigliserida. Selain itu, dapat meningkatkan kolestrol

HDL. Efek samping jarang, yang tersering gangguan gastrointestinal,

peningkatan transaminase, reaksi alergi kulit serta miopati. Pada penelitian

BECAIT menggunakan bezafibrat dapat dibuktikan adanya regresi pasien

aterosklerosis.

Asam nikotinik

Golongan ini diduga menghambat enzim hormone sensitive lipase

di jaringan adipose yang mana dapat mengurangi jumlah asam lemak

bebas. Diketahui bahwa sebagian asam lemak bebas dalam darah akan

ditangkap oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukan VLDL. Bila

sintesis VLDL di hati turun maka akan ada penurunan kadar trigliserida

dan juga kolestrol LDL di plasma. Selain itu golongan ini dapat

meningkatkan kolestrol HDL . oleh karena dapat menurunkan trigliserida

19

Page 20: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

dan kolestrol LDL serta meningkatkan kolestrol HDL maka golongan ini

disebut pula dengan broad spectrum lipid lowering agent. Efek samping

paling sering yaitu flushing, perasaan panas di muka dan badan. Untuk

menghindari efek samping tersebut maka dimulai dengan dosis rendah

yaitu 375mg/hari kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga dosis

maksimal 1500-2000 mg/hari. Hasil yang sangat baik bila dikombinasikan

dengan golongan statin.

Ezetimibe

Ezetimibe merupakan obat pertama yang dipasarkan dari golongan

obat penghambat absorpsi kolestrol, secara selektif, menghambat absorpsi

kolestrol dari lumen usus halus ke enterosit. Golongan ini tidak

mempengaruhi absorpsi trigliserida, asam lemak, asam empedu atau

vitamin yang larut lemak (A, D, E dan ά dan β karoten). Kombinasi

dengan golongan statin meningkatkan efek penurunan LDL. Ezetimibe 10

mg dan atorvastatin 10 mg sama efektifnya dengan pemberian atorvastatin

80 mg. Efek samping bila diberi tunggal adalah sakit kepala, sakit perut

dan diare.

Berikut tabel ringkasan obat untuk pengelolaan dislipidemia:

20

Page 21: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

Dislipidemia pada keadaan khusus

a. Dislipidemia pada Diabetes Mellitus

Macam dislipidemia yang sering ditemukan pada pasien

DM tipe 2 adalah hipertrigliseridemi dan kadar kolestrol HDL

rendah, sedangkan kadar kolestrol LDL normal atau sedikit

meningkat. Ketiga kondisi tersebut membuat pasien DM tipe 2

sangat berisiko tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskuler.

Sasaran kolestrol LDL harus <100 mg/dl. Pilihan obat pertama

adalah golongan statin, kecuali bila kadar trigliserid >400mg/dl

maka harus dimulai dengan fibrat.

b. Dislipidemia pada Sindroma Metabolik

Macam dislipidemia yang ditemukan pada sindroma

metabolic adalah hipertrigliseridemia, kadar kolestrol HDL rendah

partikel LDL kecil padat meningkat. Sasaran utama adalah

menurunkan kadar kolestrol LDL, dengan obat golongan statin

sebagai lini pertama, kecuali dalam kondisi kadar trigliserida ≥ 400

mg/dL obat pilihan adalah golongan fibrat.

Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan bila terdapat ≥3 kriteria

berikut:

Lingkar pinggang ≥ 90 cm (pria), ≥ 80

cm (wanita)

Glukosa darah puasa ≥ 110 mg/dL

Trigliserida ≥ 150 mg/dL

Kolestrol HDL < 40 mg/dL (pria), <

50 (wanita)

Tekanan darah ≥ 135/85 mmHg

Kadar kolestrol LDL sasaran harus disesuaikan dengan

risiko PJK yang dimiliki pasien. Pasien sindroma metabolic

diklasifikasikan sebagai risiko tinggi PJK. Kadar kolestrol LDL

sasaran adalah < 100 mg/dL. Pada pasien dengan kadar LDL

normal maka kadar kolestrol non-HDL dapat dihitung dari

kolestrol total dikurangi kolestrol HDL, dengan kadar sasaran

21

Page 22: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

setara dengan kadar kolestrol LDL ditambah 30 mg/dL. Sebagai

contoh bila kadar kolestrol LDL adalah 130 mg/dL maka kadar

kolestrol non-HDL adalah 160 mg/dL.

Dislipidemia pada orang lanjut usia

Orang lanjut usia harus diperlakukan sebagai risiko tinggi.

Ternyata pada orang lanjut usia penurunan kadar kolestrol LDL

dapat mengurangi angka kematian koroner dan infark miokard

non-fatal. Oleh karena itu, pada orang lanjut usia tetap perlu

dilakukan pencegahan sekunder mengingat orang lanjut usia

memiliki risiko tinggi.

c. Dislipidemia pada hipertensi

Beberapa obat anti hipertensi dapat mempengaruhi kadar lipid

serum. Obat antihipertensi yang mempunyai efek kuat

meningkatkan kadar lipid adalah penyekat beta. Sedangkan obat

antihipertensi yang tidak mempengaruhi kadar lipid atau minimal

efeknya adalah calcium channel blocker, penghambat ACE, tiazid

dosis rendah dan sartan (ARB). Golongan resin dapat mengganggu

absorpsi obat-obat lain, oleh karena itu obat antihipertensi diberi 1

jam sebelum atau 4 jam setelah pemberian obat golongan resin

pengikat asam empedu. Golongan asam nikotinat dapat

memperkuat efek penurunan tekanan darah obat vasodilator.

d. Dislipidemia pada gagal ginjal

Pemberian statin maupun fibrat harus hati-hati pasien gagal

ginjal kronik. Sebaiknya statin dimulai dengan dosis kecil dan

selalu pantau fungsi ginjal dan enzim CPK. Pemberian fibrat

terbatas pada pasien dengan gangguan ginjal ringan, kontraindikasi

bila bersihan kreatinin (CCT) < 10 ml/menit. Tidak dianjurkan

kombinasi antara golongan statin dan fibrat.

22

Page 23: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

2.8 Komplikasi

Apabila dislipidemia tidak segera diatasi maka dapat terjadi berbagai macam

komplikasi, antara lain atherosklerosis, penyakit jantung kororner, penyakit

serebrovaskular seperti stroke, kelainan pembuluh darah tubuh lainnya, dan

paankreatitis akut.

23

Page 24: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

BAB III

KESIMPULAN

Dislipidemia adalah keadaan dimana terjadi gangguan dalam metabolisme

lipid bisa disebabkan karena gaya hidup yang salah ataupun karena pengaruh lain

sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah

atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol

(Andry Hartono, 2000).

            Dislipidemia diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Dislipidemia primer dan

Dislipidemia sekunder. Dislipidemia primer yaitu kelainan penyakit genetik dan

bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah, dan

Dispilidemia sekunder disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia

yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia

nervosa, dan penyakit hati obstruktif.  . Faktor yang mempengaruhi tingginya

kadar lipid adalah faktor genetik, pola makan, obesitas, kebiasaan merokok,

kurang berolahraga dan merokok.

Penyakit Akibat Dislipidemia antara lain aterosklerosis, hipertensi,

Klaudikasio intermitten, Penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke.

24

Page 25: 289335419 Referat Dislipidemia Isi

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Bahri. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung

Koroner. Medan : FK USU.

Darey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.

Ganiswarna, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru.

PDT. 2008. Standar Pelayanan Medis RSUD dokter Soetomo, Surabaya

Silbernagl, Stefan, Florian, Lang. 2000. Color Atlas of Patophysiology. New York

: Thieme.

Sudoyo, Ary, Setyohadi, Bambang, Alwi, Idrus. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta : FK UI.

Sukandar, Elind., et al. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI.

25