Author
hani-tuasikal
View
51
Download
0
Embed Size (px)
SUMMARY
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN
PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG PERAWATAN BEDAH
RSUD PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN 2013
Heriani Bahsoan, 2013. Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dian Saraswati,
S.Pd, M.Kes dan Pembimbing II, Syahrul Said, S.Kep, Ns, M.Kes.
ABSTRACT
Heriani Bahsoan, 2013. The Correlation between Coping Mechanisms and Anxiety on
Pre-Operative Patient in Surgical Care Room, Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Public Hospital,
Gorontalo City, 2013. Skripsi. Major in Nursing, Faculty of Health and Sports Sciences,
Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes
and the co-supervisor was Syahrul Said, S.Kep, Ns, M.Kes
Pre-operative care is the first step in perioperative period. The treatment process
causes some psychological problem such as anxiety. Anxiety usually occurs because of
maladaptive coping mechanism.
The purpose of this research is to find out the correlation between coping
mechanisms and anxiety on pre-operative patient in surgical care room, Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Public Hospital, Gorontalo City. The type of this research was analytical
survey with cross sectional study design. Population of this research was the patients who
were treated in surgical care room, Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Public Hospital. They were
going to do an operation in May 2013 with 44 samples which were chosen by applying
purposive sampling technique.
The statistical analysis applied Pearson chi-square test. The result showed that
there is a correlation between coping mechanisms (p=0.000) and anxiety on pre-operative
patient in surgical care room, Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Public Hospital, Gorontalo city.
The related instituted especially the nurses in surgical care room, Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Public Hospital, Gorontalo city are expected to improve their service and
effectiveness in providing nursing care to the pre-operative patient by giving education
and health information.
Key Words: Pre-Operative, Coping Mechanisms, Anxiety
ABSTRAK
Perawatan pre operasi merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif. Proses perawatan di rumah sakit, menimbulkan permasalahan
psikologis bagi pasien yaitu kecemasan. Kecemasan biasanya terjadi karena faktor
mekanisme koping yang maladaptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping
dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang perawatan Bedah RSUD
Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Survei Analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien yang di rawat di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi.
Aloei Saboe Kota Gorontalo yang telah direncanakan untuk melakukan operasi
pada bulan Mei tahun 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang yang
ditentukan dengan teknik Purposive Sampling.
Analisis statisik menggunakan uji pearson chi-square. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara mekanisme koping (p=0.000) dengan
kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang perawatan Bedah RSUD Prof. Dr.
Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Diharapkan bagi instasi terkait khususnya bagi perawat di Ruang
Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo
mengupayakan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan
efektivitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi
dengan cara memberikan pendidikan dan informasi kesehatan.
Kata Kunci : Pre Operasi, Mekanisme Koping, Kecemasan
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia, individu bisa saja merasakan sehat maupun
sakit. Sehat adalah keadaan dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)
dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi). Sedangkan sakit adalah
proses dimana individu mengalami penurunan fungsi eksternal maupun internal
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya (Mohammad, 2009).
Ketika individu sakit dan mempunyai indikasi mlakukan pembedahan maka
perlu kesiapan emosianal yang kuat terhadap segala bentuk prosedur pembedahan.
Pembedahan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan dan menimbulkan
stress baik fisik maupun psikologis. Salah satu respon psikologis adalah cemas.
Kecemasan pre operasi merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu
pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap
perannya dalam hidup, integritas tubuh atau bahkan kehidupannya itu sendiri
(Brunner & Suddarth, 2002). Kecemasan itu sendiri ditandai dengan perubahan-
perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernapasan, gerakan-
gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang kali, sulit tidur dan sering
berkemih. Kecemasan yang dialami pasien mempunyai bermacam- macam alasan
diantaranya adalah : cemas menghadapi ruangan operasi dan peralatan operasi,
cemas menghadapi body image yang berupa cacat anggota tubuh, cemas dan takut
mati saat di bius, cemas bila operasi gagal, cemas masalah biaya yang
membengkak. Beberapa pasien yang mengalami kecemasan berat terpaksa
menunda jadwal operasi karena pasien merasa belum siap mental menghadapi
operasi. Sehingga perlu mekanisme koping yang dapat membantu pasien dalam
menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti berdoa, adanya orang
terdekat, tingkat perkembangan pasien, dan faktor pendukung seperti usia yang
dewasa, pendidikan yang baik yang berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyakitnya, dan status ekonomi (P. Rini, 2012).
Suatu penelitian menyebutkan bahwa 80% dari pasien yang akan menjalani
pembedahan mengalami kecemasan (Ferlina, 2002). Carpenito, menyatakan
bahwa 90% pasien pre operatif berpotensi mengalami kecemasan (Yeremia,
2011).
Berdasarkan data di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe di Ruang Perawatan
Bedah Kota Gorontalo pada tahun 2012 terdapat 1431 pasien operasi serta pada
tahun 2013 Periode Januari s.d April dari 749 pasien terdapat 360 pasien yang
mengalami operasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe
Kota Gorontalo.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota
Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013.
2.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan Survei Analitik
melalui pendekatan Cross Sectional Study. Dimana dalam penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada
pasien pre operasi.
2.3. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah Pasien yang di rawat di Ruang Perawatan
Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloe Saboe Kota Gorontalo , yang telah di rencanakan
untuk melakukan operasi sebanyak 44 orang.
2.4. Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Univariat Analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung pada jenis datanya.
2. Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan anatara variabel
independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji statistik pearson
chi-square.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Mekanisme Koping Responden
Tabel 3.1
Distribusi Responden Berdasarkan Mekanisme Koping di Ruang Perawatan
Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013
Mekanisme Koping Jumlah %
Koping adaptif 27 61.4
Koping maladaptif 17 38.6
Total 44 100
Sumber : data primer
Dari hasil analisis pada tabel 3.1, didapatkan jumlah responden dengan
koping yang adaptif adalah 27 orang (61.4 %) dan koping maladaptif sebanyak
17 orang (38.6 %).
Tabel 3.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan di Ruang Perawatan Bedah
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013
Kecemasan Jumlah %
Kecemasan Ringan 13 29.5
Kecemasan Sedang 13 29.5
Kecemasan Berat 18 40.9
Total 44 100
Sumber : data primer
Dari hasil analisis pada tabel 3.2, didapatkan bahwa responden yang
mengalami cemas ringan sebanyak 13 orang (29.5 %), cemas sedang sebanyak 13
orang (29.5 %) dan cemas berat sebanyak 18 orang (40.9 %).
2. Analisis Bivariat a. Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan pada Pasien Pre
Operasi
Tabel 3.3
Hubungan Mekanisme Koping dengan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di
Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 2013
Mekanisme Koping
Kecemasan
Total
p
value
Cemas
Ringan
Cemas
Sedang
Cemas
Berat
n % n % n % n %
Koping adaptif 13 48.1 10 37.0 4 14.8 27 61.4
0.000 Koping maladaptive 0 0 3 17.6 14 82.4 17 38.6
Jumlah 13 29.5 13 29.5 28 40.9 44 100
Sumber : data primer
Dari hasil analisis hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada
pasien pre operasi diperoleh bahwa responden yang kopingnya adaptif, 13 orang
(48.1 %) yang mengalami kecemasan ringan, 10 orang (37.0 %) yang mengalami
kecemasan sedang, dan responden yang mengalami kecemasan berat sebanyak 4
orang (14.8 %) sementara responden yang koping maladaptif, tidak terdapat
responden yang mengalami kecemasan ringan tetapi yang mengalami kecemasan
sedang terdapat 3 orang (17.6 %) sementara yang mengalami kecemasan berat
terdapat 14 orang (82.4 %). Berdasarkan hasil uji statistik pearson chi-square
didapatkan nilai p value = 0.000 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan
antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi.
Berdasarkan tabel 3.3, diperoleh bahwa responden dengan koping
maladaptif paling banyak menunjukkan adanya kecemasan berat yaitu sebanyak
14 orang (82.4 %), kecemasan sedang sebanyak 3 orang (17.6 %) dan kecemasan
ringan 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa individu masih belum bisa mengatasi
perasaan kecemasan yang dirasakannya. Menurut asumsi peneliti, kecemasan
tersebut dikarenakan adanya ketidakmampuan dari responden untuk
menyesuaikan diri ataupun beradaptasi terhadap masalah operasi yang
dihadapinya saat ini. sehingga mekanisme koping menjadi maladaptif dan
kecemasan menjadi tidak teratasi. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kecemasan
dimana sebagian responden yang akan melakukan operasi selalu mudah terkejut,
sering mengalami gangguan tidurnya, sering sulit untuk berkonsentrasi, bahkan
responden sering murung dan merasa kurang bergairah dalam melakukan aktivitas
apapun karena sering memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan operasi serta
sering merasakan ketegangan (Dilihat pada lampiran jawaban kuesioner).
Sedangkan responden dengan koping adaptif, paling banyak menunjukkan
kecemasan ringan sebanyak 13 orang (48.1 %), kecemasan sedang sebanyak 10
orang (37.0 %) dan kecemasan berat sebanyak 4 orang (14.8 %). Sehingga
individu dengan koping yang adaptif lebih banyak merasakan kecemasan ringan
daripada kecemasan berat. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kecemasan dimana
sebagian besar responden tidak pernah merasa takut untuk melakukan operasi
ataupun takut ditinggal sendirian, tidak pernah merasa gemetaran, dan tidak penah
mengalami gejala mual/muntah, nafas terasa cepat dan pendek, serta tidak pernah
mengalami gangguan pada pendengaran bahkan sangat jarang merasa tersinggung,
tegang, gelisah dan tidak tenang, mimpi buruk dan jarang mengalami gejala
seperti nyeri pada otot-otot, denyut nadi cepat, dada tertekan, sering BAK ataupun
mulut terasa kering, pusing atau sakit kepala. Meskipun dengan koping yang
adaptif individu masih merasakan cemas, maka kecemasan individu tersebut bisa
saja karena faktor lainnya seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi
dan pengalaman menjalani operasi sebelumnya (Dilihat pada lampiran jawaban
kuesioner).
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa mekanisme koping ada
hubungan yang bermakna dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang
Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Dari hasil uji
bivariat diperoleh nilai p value = 0.000 (p < 0.05) sehingga ada hubungan yang
bermakna antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi.
Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negatif
dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal yang
tidak efektif (Suryani dan Widyasih (2008) dalam P. Rini (2012). Sedangkan
menurut Miller (dalam P.Rini, 2012), koping merujuk kepada mengatasi suatu
situasi yang menimbulkan ancaman terhadap individu sehingga individu dapat
mengatasi perasaan tidak nyaman seperti ansietas (kecemasan), rasa takut,
berduka dan rasa bersalah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian P. Rini (2012) tentang
Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Cilandak Jakarta Selatan. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada
pasien pre operasi dengan nilai p value = 0.016 (< 0.05).
IV. Simpulan dan Saran a. Simpulan 1) Berdasarkan tingkat kecemasan pasien yang mengalami kecemasan berat
lebih banyak daripada pasien yang mengalami kecemasan ringan maupun
kecemasan sedang.
2) Berdasarkan mekanisme koping terdapat responden paling banyak mengalami koping maladaptive dari pada koping adaptif.
3) Ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof.
Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo.
b. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai Hubungan Mekanisme Koping
dengan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Diruang Perawatan Bedah RSUD
Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo, berikut saran bagi:
1. Bagi Instasi Terkait Diharapkan bagi instasi terkait khususnya bagi perawat di Ruang Perawatan
Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo mengupayakan untuk
lebih meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan efektivitas dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan cara
memberikan pendidikan dan informasi kesehatan serta segala bentuk yang
berhubungan dengan persiapan operasi.
2. Bagi Masyarakat Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat belajar dan selalu memahami
segala bentuk penyampaian atau pendidkan kesehatan dari dokter, perawat atau
petugas kesehatan lainnya mengenai bentuk pertahanan diri untuk menyesuaikan
diri dengan situasi yang berhubungan dengan kecemasan pada pasien pre operasi.
3. Bagi Peneliti Lain Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama
namun dengan variabel-variabel yang lain dalam hubungannya dengan kecemasan
pada pasien pre operasi.
V. DAFTAR PUSTAKA
Arfian.2013.KTI Kecemasan BAB II.(http://liyanzaruki.blogspot.com/2013/01/kti-
kecemasan-bab-2.html, diakses 23 Januari 2013).
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asmadi. 2008. Kebuthan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika. Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Bahiroh, Chaliyatul.2008.Hubungan Karakteristik Dengan Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi Elektif.Semarang; Program Studi Ilmu Keperawatan
UMS. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/21/jtptunimus-gdl-s1-2008-
chaliyatul-1048-BAB+I+Ii-5.pdf, diakses 23 Januari 2013)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol
1, Alih Bahasa : Waluyo A et al, Jakarta: EGC.
Dagobercia, Maria. 2011. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
Operasi Dengan General Anestesi Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Relaksasi Otot Progresif Di Rs Panti Wilasa Citarum Semarang.
(http://kecemasan+pada+pasien+pre+operasi+fraktur&source=webFejourn
al.stikestelogorejo.ac.id, diakses 23 Januari 2013).
Dahlan, M. Sopiyudin. dr. 2005. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Seri 2. Jakarta: Arkans.
Ferlina, I. S. 2002. Hubungan Pengetahuan dengan Kecemasan pada Pasien
Preoperasi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang; Program Studi Ilmu
Keperawatan UMM.
(http://kecemasan+pada+pasien+pre+operasi+fraktur&source=webFejourn
al.UMM.ac.id, diakses 23 Januari 2013).
Gill. 2002. Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta: Arcan
Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Ilmu Bedah. 2010. Konsep Pre Operasi.(http://pegertianpreoperasi.blogspot.com/,
diakses 2 Maret 2013)
Keliat, B.A. 1999. Penatalaksanaan Stres. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Kurasein, Nyi Dewi. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat
Kecemasan Pasien yang akan Menjalani Operasi Mayor elektif di ruang
Rawat Bedah RSUP Fatmawati Jakarta Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta; Program Studi Ilmu Keperawatan Uin Syarif
Hidayatullah.(http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/NYI%20DEWI%
20KURAESIN.pdf, diakses 23 Januari 2013)
Larasati. Y. I. 2009. Efektivitas Preoperative Teaching Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan. (http://
data+who+tentang+pasien+yang+mengalami+kecemasan+pre+operasi&s
ource=web, diakses 23 Januari 2013).
Mirianti, Dimi Pipi. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Klien
Pre Operasi Katarak di Poli Klinik Mata Rumah Sakit Islam Siti
Khodijah Palembang Tahun 2011. (http://wwwdimi-luph.blogspot.com/,
diakses 23 Januari 2013).
Mohammad, Wiwin S.Kep, Ns. 2009. Buku Ajar Ilmu Keperawatan dasar 1.
Gorontalo: Buku belum diterbitkan.
Nataliza, Dodi. 2011. Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual Oleh Perawat
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Rsi
Siti Rahmah Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang; Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22531/4/Chapter%20II.
pdfu, diakses 23 Januari 2013)
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Llmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. P. Rini, Angela. 2012. Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit MarinirCilandak Jakarta Selatan. Skripsi tidak di Terbitkan. Jakarta; Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Pembangunan Veteran. (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KEPERAWATAN/1010712017/AWAL.pdf, diakses 23 Januari 2013)
Qulsum, Afitaria. 2011. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
Sebelum Dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik Di Rsud Tugurejo
Semarang. Skripsi tidak di Terbitkan. Semarang; Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
(http://kecemasan+pada+pasien+pre+operasi+fraktur&source=webFejour
nal.stikestelogorejo.ac.id, diakses 23 Januari 2013).
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta;
Graha ilmu.
Smeltzer & Bare, 1997, Keperawatan Medikal Bedah. Edisi VIII. Jakarta: EGC. Stuart dan sandeen, (1998). Buku saku Keperawatan Jiwa. Editor; Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta; EGC.
Yeremia, Deloririasi. 2011. Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif
diruang Bedah Pria. (http://deloririasi.blogspot.com/, diakses 22 Januari
2013).