Upload
iflakhatul-ulfa
View
19
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Akhir Praktikum Farmasi Fisik II - Viskositas
Citation preview
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
VISKOSITAS
NAMA : IFLAKHATUL ULFA
NPM : 260110140039
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 27 APRIL 2015
ASISTEN : 1. ANUGRAH RAHMAWAN
2. FERSTY ANDINI
LABORATORIUM FARMASI FISIKA II
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
ABSTRAK
VISKOSITAS
Telah dilakukan percobaan penentuan viskositas dengan menggunakan
viskometer Rion pada rotor 3 dan rotor 1 serta dilakukan pembuatan larutan
gelatin dengan konsentrasi 5 % dan 10 %. Viskositas adalah suatu cara untuk
menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan.
Prinsip dasar penerapan viskositas digunakan dalam sifat alir zat cair atau reologi.
Viskositas dipengaruhi oleh suhu, tekanan, berat molekul, dan kehadiran zat lain.
Gelatin meleleh bila dipanaskan, namun akan segera menjadi padat lagi apabila
didinginkan. Larutan uji ini harus dikembangkan terlebih dahulu dengan
menggunakan air panas kemudian digerus dan akan terbentuk mucilago. Pada
praktikum ini, gelatin 5 % yang diukur pada rotor 3 memiliki viskositas sebesar
0,6 dpas dan pada rotor 1 viskositas sebesar 10 dpas; untuk gelatin 10 %, pada
rotor 3 viskositas sebesar 0,5 dpas dan pada rotor 1 viskositas sebesar 8 dpas.
Kata kunci: viskositas, viskometer rion, gelatin, mucilago, rotor, reologi
ABSTRACT
VISCOSITY
Has conducted experiments viscosity determination using Rion viscometer
on the rotor 3 and the rotor 1 and do manufacture gelatin solution with a
concentration of 5% and 10%. Viscosity is a way to express how the durability of
a given stream by a fluid. The basic principle used in the application viscosity
liquid flow properties or rheology. The viscosity is affected by temperature,
pressure, molecular weight, and the presence of other substances. Gelatin melts
when heated, but will soon become solid again when cooled. The test solution
must be developed in advance using hot water and then crushed and will form
mucilago. At this lab, gelatin 5% as measured at the rotor 3 has a viscosity of 0.6
DPAs and the rotor 1 viscosity at 10 DPAs; to 10% gelatin, the rotor 3 viscosity
of 0.5 DPAs and the rotor 1 viscosity at 8 DPAs.
Keywords: viscosity, viscometer rion, gelatin, mucilago, rotor, rheology
I. TUJUAN
1.1.Membuat larutan uji yang sesuai dengan konsentrasi tertentu.
1.2.Membuat viskositas sampel dengan Viskometer Brookfield dan Viskositas
Rion.
II. PRINSIP
1. Viskositas
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan (Dudgale. 1986)
Rumus:
F = gaya yang bekerja (N)
A = luas keping yang bersentuhan dengan fluida (m2)
v = kelajuan fluida
L = jarak antar keping
= koefisien viskositas Kg m-1
s-1
atau pascal.secon (Rumushitung, 2013)
2. Aliran Newton dan Non-Newton
Aliran Newton:
Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan,
setiap lapisan dibawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan konstan,
setiap lapisan dibawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.
Aliran Non Newton:
Terdapat pada emulsi, suspensi lap. Lendir (Muchilago) pekat
(Martin,2008)
3. Viskometer Brookfield
http://rumushitung.com/wp-content/uploads/2013/10/rumus-gaya-untuk-menggerakkan-viskositas.jpgMerupakan salah satu viskometer yang menggunakan gasing atau
kumparan yang dicelupkan ke dlaam zat uji dan mengukur tahanan gerak
dari bagian yang berputar
(Polban,2013).
4. Rheologi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi
(Kosman,2005)
III. REAKSI
-
IV. TEORI DASAR
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer
mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas
kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan
itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka
dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung silinder. Cara ini
merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang
mengalir melalui pipa per satuan waktu (Dudgale, 1986).
Viskositas dapat dengan mudah dipahami dengan meninjau satu
lapisan titips fluida yang ditempatkan diantara duan lempeng logam yang
rata. Satu lempeng bergerak (lempeng atas) dan lempeng yang lain diam
(lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan lempeng ditahan oleh
gaya adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan
demikian, lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak
akan ikut bergerak, sedangkan lapisan fluida yang bersentuhan dengan
lempeng diam akan tetap diam (Purwoko, 2007).
Prinsip dasar penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat
cair atau rgeologi. Rheologi merupakan ilmu tentang sifat alir suatu zat.
Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau pemakaian,
konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan (Moechtar, 1990).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir
daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih
besar daripadagas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur,
sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan,
tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan. Makin tinggi viskositas
maka akan semakin besar tahanannya. Bila viskositas gas meningkat
dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru menurun jika
temperatur dinaikkan (Martin, 1993).
Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan
antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam
viskositas (fluida) adlah konstan sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan
antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskositas dapat
digambarkan dengan dua buah bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan
permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang berkerja pada
lapidan fluida (Dudgale, 1986).
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai
berikut:
1) Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas
gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2) Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
3) Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.
4) Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya
tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
5) Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
6) Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO
dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
(Bird, 1987).
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu
Sistem Newton dan Sistem Non-Newton :
1. Sistem Newton
Aliran Newton adalah aliran yang mengikuti hukum Newton yakni jika
bidang cairan bergerak dengan suatu kecepatan konstan setiap lapisan
dibawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding
lurus dengan jarak dari lapisan yang diam.
Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv)
antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil
(dr). Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan
luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F/A = dv/dr
= F/A = F
dv/dr G
Viskositas merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan
Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detikcm-2
2. Sistem Non Newton
Aliran yang zat-zatnya tidak mngikuti persamaan aliran Newton
disperse heterogen cairan dn padatan seperti larutan koloid, emulsi,
suspense, cair.
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu :Plastis,
Pseudoplastis, dan Dilatan :
a) Aliran Plastis adalah Cairan yang viskositasnya menurun
dengan meningkanya gaya irisan, tetapi diperukan tekanan yang
besar untuk memulai gaya irisan
b) Aliran Pseudoplastis adalah citran yang viskositasnya menurun
dengan meningkatnya gaya irisan
c) Aliran Dilatan adalah cairan yang viskositasnya naik seiring
dengan meningkatnya gaya irisan
(Suyitno,2000).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat 5.2. Bahan
5.1.1. Beaker glass 5.2.1. Air
5.1.2. Gelas ukur 5.2.2. Gelatin
5.1.3. Kertas perkamen
5.1.4. Mortir + stamper
5.1.5. Neraca analitik
5.1.6. Pipet tetes
5.1.7. Penangas air
5.1.8. Spatel
5.1.9. Viscometer Rion
5.2. Gambar Alat
Gelas Kimia Gelas Ukur
Pipet tetes
Viskometer Rion
Mortir + stamper Penangas Air
Neraca Analitik
Spatel
Kertas perkamen
VI. PROSEDUR
Pertama yaitu alat dan bahan disiapkan. Bahan uji yang digunakan
ialah gelatin. Lalu ditimbang gelatin untuk dua konsentrasi, konsetrasi 5 %
sebanyak 15 gr dan konsentrasi 10 % sebanyak 30 gr. Untuk konsentrasi 5%
gelatin dikembangkan dengan air panas sebanyak 300 ml. Air panas
dimasukkan terlebih dahulu kedalam mortir sebanyak 75 ml, lalu gelatin
ditaburkan secara merata diatas air panas. Dan tunggu hingga campuran
tersebut mengembang lalu gerus menggunakan stamper dan ditambahkan air
hingga 300 ml dan gerus kembali lalu pindahkan kedalam beaker glass. Lalu
viskositas ditentukan dengan menggunakan viskometer rion pada rotor 1 da 3.
Untuk konsentrasi 10 %, gelatin dilarutkan dengan air panas sebanyak 300 ml.
Air panas dimasukkan terlebih dahulu kedalam mortir, lalu gelatin ditaburkan
secara merata diatas air, tunggu hingga mengembang. Lalu digerus dan
ditambahkan air sampai 300ml. Dimasukkan ke dalam wadah uji viskositas.
Ditentukan viskositasnya menggunakan viskometer rion, lalu rotor yang
digunakan yaitu rotor 1 dan 3 dan viskositas dibaca.
VII. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
No Perlakuan Hasil Ganmbar
1. Gelatin ditimbang untuk
konsentrasi 5 % dan 10 %
Gelatin 15 gr untuk
konsentrasi 5 % dan
30 gr untuk
konsentrasi 10 %
2. Gelatin dikembangkan di
dalam mortir dengan air
panas dan digerus lalu
ditambahkan dengan air
hingga 300 ml
Terbentuk muchilago
dan didapat larutan
Gelatin
3. Dikeluarkan larutan
gelatin ke gelas kimia
Gelatin berada di
gelas kimia
4. Ditentukan viskositasnya
dengan Viskometer Rion
pada rooter 1 dan 3
Hasil viskositas dari
larutan uji
Perhitungan konsentrasi
Konsentrasi 5 % =
Air panas untuk mengembangkan gelatin 5 % adalah 75 ml
Konsentrasi 10 % =
Air panas untuk mengembangkan gelatin 10 % adalah 150 ml
Konsentrasi Rotor Viskositas (dpas)
5 % 3 0,6
1 10
10 % 3 0,5
1 8
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini langkah pertama yang dilakukan adalah
disiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan yaitu viskometer rion,
gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, neraca analitik, kertas perkamen,
penangas air, spatel, serta mortir dan stamper. Serta bahan yang digunakan
yaitu Gelatin. Semua alat dibersihkan terlebih dahulu dan dibiarkan dalam
keadaan kering agar semua steril terbebas dari pengotor sehingga akan
mendapat hasil uji yang akurat.
Selanjutnya yaitu alat viskometer dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi
merupakan proses untuk menentukan nilai kebenaran suatu alat ukur yang
berguna untuk menjaga kondisi alat ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya.
Kemudian disiapkan bahan yang akan digunakan yaitu Gelatin. Gelatin
adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika kering), dan
tak berasa, yang didapatkan dari kolagen yang berasal dari berbagai produk
sampingan hewan. Gelatin umumnya digunakan sebagai zat pembuat gel pada
makanan, farmasi, fotografi, dan pabrik kosmetik. Gelatin merupakan
campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Gelatin
komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam industri
pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari permen lunak,
jeli, dan es krim.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kolagenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Farmasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosmetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peptidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolagenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Binatanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Babihttp://id.wikipedia.org/wiki/Permenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jelihttp://id.wikipedia.org/wiki/Es_krimDalam praktikum ini, gelatin dibuat dengan dua konsentrasi yaitu
konsentrasi 5 % dan 10 %. Sesuai perhitungan, untuk konsentrasi 5 % gelatin
ditimbang sebanyak 15 gram dan untuk konsentrasi 10 % ditimbang sebanyak
30 gram. Dalam penimbangan ini gelatin beralaskan kertas perkamen karena
berupa serbuk. Kemudian disiapkan air panas untuk mengembangkan gelatin.
Sebelumnya air panas dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sudah
dikalibrasi dengan gelas ukur sebanyak 300 ml. Lalu air panas dimasukkan ke
dalam mortir. Gelatin ditaburkan diatas air panas secara merata dan perlahan
setipis mungkin agar tidak menggumpal di satu titik sehingga akan
mengembang dengan sempurna. Ditunggu 15 menit hingga serbuk-serbuk
gelatin terlihat telah menyerap air. Menurut literatur, gelatin dapat
mengembang dan menyerap air 5-10 kali bobot asalnya. Setelah itu di gerus
hingga homogen dan gelatin mengembang. Hal ini dilakukan agar viskositas
pada setiap bagian yang ada dalam sampel gelatin homogen. Kemudian,
larutan uji dikeluarkan dari mortir dan dimasukkan ke gelas kimia.
Selanjutnya larutan uji diambil beberapa mililiter dan masukkan ke dalam
wadah viskometer Rion. Larutan uji diukur viskositasnya dengan
menggunakan viskometer Rion pada rotor 1 dan 3.
Viskometer Rion adalah viskometer yang menggunakan baterai kering
sebagai sumber tegangan yang dapat membaca viskositas suatu larutan uji
dengan segera setelah diaktifkan. Dalam menentukan viskositas dengan
viskotester Rion, rotor yang akan digunakan harus sesuai dengan viskositas
sampel dan ukuran tempat sampel pun berubah sesuai dengan rotor yang
digunakan. Jenis rotornya ada 3 yaitu dibagi berdasarkan rentang ukuran
viskositasnya :
Rotor no.3 : 0,3-13 dPa.s (dengan cup no.3,,kurang lebih 170ml)
Rotor no.1 : 3-150 dPa.s (dengan wadah sampel beaker 400-500ml)
Rotor no.2 : 100-4000 dPa.s (dengan wadah sampel beaker 400-500ml)
Urutan penggunaan rotor adalah dari rotor no.3 kemudian no.1. Hal ini
dilakukan dari rentang viskositas terendah agar skala yang terbaca dapat
lebih jelas dan dapat lebih ditentukan. Dalam penggunaan viskometer ini
perlu diperhatikan penggunaan wadah sampel yang sesuai. Jika
menggunakan rotor no.3 wadah sampel menggunakan cup no.3, jika
menggunakan rotor no.2 dan no.1, wadah sampel dapat menggunakan beaker
glas 600ml. Selain itu juga, bagian alat tempat melihat hasil harus dalam
keadaan datar dan hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan indikator air
yang berada pada bagian atas alat. Gelembung udara pada airnya harus
berada di tengah dan hal ini menunjukan bahwa pengukuran yang dilakukan
adalah tegak lurus. Selain itu pengukuran yang dilakukan pada cairan harus
berada pada suhu kamar karena suhu yang tinggi akan menurunkan
viskositas. Ikatan antar partikel akan menjadi lebih renggang ketika suhu dari
cairan meningkat. Hal inilah yang menyebabkan viskositasnya menurun.
Untuk viskometer Rion ini dipilih rotor nomor 1 dan rotor nomor 3
karena larutan uji yang digunakan tidak terlalu kental, sedangkan rotor
nomor 2 digunakan untuk larutan uji yang mempunyai kekentalan yang
sangat tinggi. Adapun kerja rotor sendiri yaitu dengan menguji ketahanan
suatu larutan uji yang akan memunculkan nilai viskositasnya. Satuan
viskositas yang digunakan adalah dpas. Hasil yang di dapat dari percobaan
ini dengan menggunakan viskometer Rion rotor 3, larutan uji konsentrasi 5%
menghasilkan viskositas sebesar 0,6 dpas sedangkan pada larutan uji 10%
menghasilkan viskositas sebesar 0,5 dpas.
Hasil yang di dapat dari praktikum ini dengan menggunakan viskometer
Rion rotor 1, larutan uji konsentrasi 5% menghasilkan viskositas sebesar 10
dpas sedangkan pada larutan uji 10% menghasilkan viskositas sebesar 8
dpas. Kemudian dibuat grafik hubungan antara viskositas dengan konsentrasi
yaitu grafik yang menurun. Ini artinya viskositas menurun dengan
dipengaruhi kenaikan konsentrasi. Hal ini tidak sesuai dengan literatur
dimana viskositas cairan akan naik seiring dengan naiknya konsentrasi.
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Kekentalan adalah sifat dari
suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah
yang menghambat aliran zat cair.
Pada praktikum kali ini, terjadi kesalahan saat menambahkan air di
mortir yaitu air yang ditambahkan pada saat setelah gelatin dikembangkan
tidak panas sehingga menyebabkan gelatin konsentrasi 5 % tidak
mengembang sempurna. Adanya kesalahan penggunaan air panas pada
larutan uji konsentrasi 5%. Suhu air panas menjadi menurun karena terlalu
lama didiamkan, sehingga pada saat dimasukkan ke dalam mortir air sudah
berada dalam keadaan suhu hangat (suhu menurun) dan hal ini
mempengaruhi proses pembentukan mucilago. Mucilago tidak terbentuk
melainkan gel dari gelatin yang tidak dapat larut dengan air. Peristiwa ini
yang mempengaruhi nilai viskositas yang dibaca oleh viskometer Rion. Gel
mempunyai viskositas yang lebih tinggi sehingga apabila dibandingkan
dengan larutan uji konsentrasi 10% dihasilkan grafik yang menurun
(viskositas konsentrasi 5% > viskositas 10%).
Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum kali ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu:
Kurang mengembangnya gelatin yang menyebabkan larutan uji tidak
terbentuk mucilago dengan sempurna
Kurang telitinya dalam pembacaan viskometer rion
Kurang tepatnya pada saat pengerjaannya
IX. SIMPULAN
9.1.Dapat dibuat larutan uji gelatin dengan konsentrasi 5 % dan 10 %
9.2.Dapat ditentukan nilai viskositas dari gelatin dengan menggunakan
Viskometer Rion, dimana hasilnya yaitu: gelatin 5 % pada rotor 3
viskositasnya 0,6 dpas dan pada rotor 1 viskostas sebesar 10 dpas; untuk
gelatin 10 %, pada rotor 3 viskositas sebesar 0,5 dpas dan pada rotor 1
viskositas sebesar 8 dpas.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas.
Gramedia. Jakarta.
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Kosman,R.2005.Farmasi Fisika. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.
Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik, jilid I Edisi III. Jakarta: UI-Press.
Martin, A. 2008.Kimia Fisika Edisi ke-3.Jakarata : UI Press.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.
Polban,Himka.2013.Viskositas.Available at
https://himka1polban.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuan-
viskositas/
[Diakses pada tanggal 1 Mei 2015]
Purwoko. Efendi. 2007. Fisika: SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira
Rumus Hitung. 2013. Rumus Viskositas. Available at
http://rumushitung.com/2013/10/03/rumus-definisi-viskositas/
[Diakses pada tanggal 24 April 2015]
Suyitno.2000.Viskositas.Available at
http://www.Akademik.UNSRI.ac.id/downloadfiles
[Diakses pada tanggal 1 Mei 2015]
https://himka1polban.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuan-viskositas/https://himka1polban.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-penentuan-viskositas/http://rumushitung.com/2013/10/03/rumus-definisi-viskositas/http://www.akademik.unsri.ac.id/downloadfilesLAMPIRAN
Grafik Hubungan antara Viskositas dan Konsentrasi
0
2
4
6
8
10
12
5 10
Rotor 1
viskositas
Konsentrasi (%)
Viskositas (dpas)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
5 10
Rotor 3
viskositas
Konsentrasi (%)
Viskositas (dpas)
Lampiran Teori Dasar