17
21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997). Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait. Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha.Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan.Tahap perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran. Universitas Sumatera Utara

21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang

banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu

pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan

dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen

pemasaran dapat diartikan :Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,

barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan

individu dan organisasi (Kotler, 1997).

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup

barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan

menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait. Manajemen pemasaran

dapat diterapkan pada semua bidang usaha.Dalam manajemen terdapat fungsi

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan.Tahap

perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan

kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu

proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan

datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk

mencapai tujuan pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

22

2.2 Pengertian Pemasaran dan Bauran Pemasaran

2.2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang

membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.Nilai ekonomi itu sendiri

menentukan harga barang dan jasa.Faktor penting dalam menciptakan nilai

tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini.

Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang

lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam

memandang dan meninjau pemasaran.Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas

pertukaran merupakan hal sentral.Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran

dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan

sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi

kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai

dengan tujuan tersebut adalah :Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus

menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

23

untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan

suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha

untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual.

2.2.2 Segmentasi, Targetting dan Positioning

Pasar terdiri dari nasabah yang pada umumnya memiliki perbedaan

keinginan, sumber daya, lokasi, perilaku maupun cara pembelian. Pasar yang

heterogen akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan sebagai produsen

dalam melayani dan memuaskan seluruh pasar.

Untuk memenuhi keinginan pasar yang heterogen tersebut, perlu

diberikan pelayanan yang sesuai kemampuan perusahaan dan diarahkan pada

pasar sasaran yang dituju.Oleh karena itu, perusahaan mengelompokkan

nasabah yang mempunyai sifat sejenis. Adapun pengertian segmentsi pasar itu

sendiri menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Bearden dalam Mangkunegara (2002) "market segmentation

divides a market into subsets of customers who behave in the same way,

have similar needs, or have similar characteristics that relate to purchase

behaviour."

Sedangkan Kotler (2000) mengatakan "market segmentation is the

process by which a market devided into distinct customer subsets of people

with similarneeds and characteristic that lead them to respon in similar ways to

a particular product or service offering and strategics marketing program."

Kotler (2000) menyatakan bahwa "Target pasar adalah menyeleksi

segmen-segmen dengan mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor termasuk

didalamnya yaitu volume penjualan dan laba dari segmen yang potensial,

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

24

serta persaingan penjualan pada segmen tersebut".

Sedangkan menurut Keegan dalam Suryani dkk (2001), "Target pasar

adalah keinginan mengevaluasi dan membandingkan kelompok-kelompok yang

telah diidentifikasi kemudian menyeleksi satu atau lebih dari berbagai segmen

yang mempunyai prospek dan potensi tinggi."

Banyak definisi positioning diberikan oleh pakar pemasaran dengan versi

dan model mereka masing-masing.Menurut Al Ries dan Jack Trout dalam Kotler

dan Armstrong (2001), menyatakan bahwa "Positioning adalah menempatkan

produk dan merek perusahaan di benak konsumen".

Kotler (2000) menyatakan bahwa positioning adalah "segala upaya untuk

mendesain produk dan merek kita agar dapat menempati posisi yang unik di

benak konsumen".Hasil akhir positioning adalah terciptanya proposisi nilai yang

pas, yang menjadi alasan bagi nasabah untuk membeli.

Menurut Kertajaya (2005), mendefinisikan positioning sebagai

"thestrategy for leading your customer credibly". Bahwa positioning sangat

berkaitan dengan bagaimana produk dan merek perusahaan membangun

kepercayaan, keyakinan kepada konsumen.

2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan

yang diinginkan dari pasar sasaran.Alat-alat itu membentuk suatu bauran

pemasaran. Kotler (2002) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah

"seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus- menerus

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.".Alat-alat dalam bauran

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

25

pemasaran produk tersebut diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok yang

luas yang 4P dalam pemasaran yaitu :Produk (product), Harga (price), Tempat

(place) atau distribusi, Promosi (promotion).

a. Produk (Product)

Menurut Tjiptono (1999) bahwa produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan

pasar yang bersangkutan.Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik,

jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide.

Kotler (2000) menyatakan bahwa produk dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu sebagai berikut :

1. Barang yang tidak tahan lama (non durable goods) barang yang

tidaktahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsidalam

satu atau beberapa kali penggunaan.

2. Barang tahan lama (durable goods) barang tahan lama adalah

barangberwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.

3. Jasa (services) jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan,

danmudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih

banyakpengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan

penyesuaian.

b. Harga(Price)

Supaya dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Menurut Kotler (2000)

bahwa harga merupakan "jumlah yang harus konsumen bayarkan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

26

mendapatkan produk tersebut". Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan

satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lain) yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa.

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba

perusahaan. Hal ini terlihat jelas pada persamaan berikut :

Laba = Pendapatan Total - Biaya Total

(Harga per Unit x Kuantitas yang terjual) - Biaya Total

Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang

terjual.Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena

kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya

dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi

pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga

memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan

sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat

yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Menurut Tjiptono (1999) bahwa nilai

dapat dinyatakan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga

yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Manfaat yang dirasakan

Nilai =

Harga

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat

yang dirasakan konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat pula, jika

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

27

manfaat yang dirasakan konsumen menurun maka nilainya akan menurun pula.

Menurut Tjiptono (1999) bahwa pada dasarnya ada empat jenis tujuan

penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba

2. Tujuan berorientasi pada volume

3. Tujuan berorientasi pada citra perusahaan.

4. Tujuan stabilisasi harga

Selain itu menurut Tjiptono (1999) bahwa harga memiliki dua peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan

peranan informasi.

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Pembeli dapat

membandingkan harga dari berbagai macam alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam 'mendidik'

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami

3. kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.

c. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran.Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengamya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

28

mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakekatnya promosi adalah suatu

bentuk komunikasi pemasaran.Menurut Tjiptono (1999) bahwa dengan

komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut McCarthy dalam Kotler (2000) bahwa bauran promosi terdiri

dari Promosi Penjualan, Periklanan, Tenaga Penjualan, Humas/Public Relation,

dan Pemasaran Langsung, selanjutnya menurut Swastha dan Handoko (2000)

bahwabagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (Message) yang

harus dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang

terdapat dalam program promosi.. Bauran promosi berhubungan erat dengan

komunikasi, di mana dalam promosi komunikasi berperan sebagai pemberi

informasi dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan suatu

produk, membujuk konsumen potensial agar berhasrat untuk masuk ke dalam

hubungan pertukaran, menjadi pengingat pada produk, membedakan suatu

produk dengan produk dariperusahaan lain.

d. Tempat atau Saluran Distribusi (Place)

Menurut Kotler (2000) bahwa variabel tempat atau distribusi adalah

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk

dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen di pasar sasaran. Sedangkan menurut

Tjiptono (1999) bahwa distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran

yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan

jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

29

yang diperlukan dan dapat disimpulkan bahwa proses distribusi merupakan

aktivitas pemasaran yang mampu :

a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran

yang dapat merealisasikan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan

kepemilikan.

b. Memperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan non fisik.

2.3 Teori Tentang Pemasaran Jasa

Biasanya setiap perkembangan bisnis jasa ,didorong oleh perkembangan

faktor-faktor tertentu atau karena perkembangan sektor jasa yang lain. Berikut

inibeberapa faktor yang sering menjadi penentu berkembangnya sektor jasa

tertentu.

a. Waktu santai yang semakin banyak, atau waktu liburan sekolah

dapat memunculkan banyak jenis jasa baru. Misalnya bisnis

perjalanan wisata, pusat hiburan dan rekreasi, kursus dan pelatihan

singkat, jasa TV kabel, Rumah produksi Sinetron, tempat

peristirahatan, karaoke, dan lain lain.

b. Persentase wanita yg memasuki angkatan kerja semakin besar,

dapat memunculkan jenis jasa baru. Misalnya jasa penitipan anak,

baby sitter, binatu, restoran siap santap.

c. Tingkat harapan hidup semakin meningkat, dapat memunculkan jenis

jasa baru Misalnya jasa perawatan kesehatan dan konsultasi kesehatan.

d. Produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin komplek, dapat

memunculkan jenis jasa baru. Misalnya Jasa instalasi, pelatihan,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

30

konsultasi, reparasi.

e. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan, dapat memunculkan

jenis jasa baru. Misalnya jasa pengacara, psikolog, ahli gizi, dokter

pribadi, pelatih kebugaran, penasehat finansial.

2.3.1 Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

2.3.1.1 Karakteristik Jasa

Jasa memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari barang,

dan berdampak pada cara memasarkannya. Karakteristik tersebut meliputi :

a. Intangibiliity

Jasa berbeda dengan barang.Bila barang merupakan suatu obyek, alat

atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan, pengalaman, proses, kinerja

(performance).Oleh karena itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Implikasi bagi

konsumen, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, dan

merasakan resiko yang lebih besar dalam keputusan pembeliannya, karena :

Terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yg bisa

dievaluasisebelum pembelian dilakukan. Untnk barang, konsumen

dapat menilaibentuknya, warna, modelnya sebelum membelinya.

Namun untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima

konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa tersebut dikonsumsi.

Jasa biasanya mengandung unsur experience quality, adalah karakteristik

yang dapat dinilai setelah pembelian, seperti kualitas, efisiensi dan

kesopanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

31

Dan credence quality, adalah karakteristik yang sulit dinilai, bahkan

setelah pembelian dilakukan. Misal, seseorang sulit menilai peningkatan

kemampuan bahasa inggrisnya setelah mengikuti kursus pada periode

tertentu.

Intangibiliity/intangibilitas jasa:

Adanya karakteristik Intangibiliity /intangibilitas pada jasa ini

menyebabkankonsumen :

Sulit mengevaluasi berbagai alternatif penawaran jasa

Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi

Menekankan pentingnya sumber informasi informal

Menggunakan harga sebagai dasar penilaian kualitas.

Melihat beberapa kesulitan yang akan dihadapi konsumen tersebut,manajemen

perlu segera merespon dengan beberapa kebijakan seperti :

Mereduksi kompleksitas jasa

Kesulitan dalam memajang jasa dan mendiverensiasikan jasa inovasi

jasa sukar dipatenkan

Penekanan petunjuk fisik (tangible cues)

Memfasilitasi rekomendasi dari mulut ke mulut

Fokus pada kualitas jasa

b. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa dijual lebih dulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu

dan tempat yang sama.

implikasi :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

32

Interaksi antara produsen dan konsumen merupakan faktor penting yang

menentukan kepuasan konsumen

Karena waktu terjadi proses produksi ada konsumen lain yang berada

disitu, maka perilaku mereka akan mempengaruhi terhadap jasa yang

diberikan.

Perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan

Implikasi bagi penyedia jasa :

Melatih agar staf dapat berinteraksi secara efektif

Mencegah agar konsumen tidak mengganggu konsumen lain, missal

antara perokok dengan yang tidak perokok

Pertumbuhan dapat difasilitasi dengan pelatihan, fasilitas yg bisa

melayani pelanggan yg lebih besar, bekerja lebih cepat

c. Variability/heterogeneity

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.

Variabilitas kualitas jasa tergantung :

Kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa

Moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan

Beban kerja perusahaan

Pengurangan dampak variabilitas kualitas jasa melalui strategi :

Berinvestasi dalam seleksi, motivasi, dan pelatihan karyawan agar

karyawan mematuhi prosedur standar dan menangani permintaan yang

unpredictable

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

33

Melakukan service customization, artinya meningkatkan interaksi antara

penyedia jasa dengan pelanggan sehingga jasa yang diberikan dapat

disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

d. Perishability

Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.Bila

permintaan bersifat konstan, kondisi tersebut tidak menyebabkan

masalah.Namun kenyataanya permintaan terhadap jasa sangat fluktuasi.

Kegagalan melayani pada permintaan puncak, akan menyebabkan

ketidakpuasan pelanggan. Dalam manajemen permintaan alternatif yang bisa

digunakan :

Mengurangi permintaan pada periode permintaan puncak,

denganmenerapkan differential pricing.

Meningkatkan permintaan pada periode permintaan sepi, dengan cara

menurunkan harga

Menerapkan system antrian, sehingga pelanggan harus menunggu

untuk dilayani

e. Lack of ownership

Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas produk yang

dibelinya.Pada pembelian jasa, pelanggan hanya memiliki akses personal

atas suatu jasa untuk jangka waktu tertentu.

2.3.1.2 Klasifikasi Jasa

Jasa atas Dasar Segmen Pasar

1. Jasa yang ditujukan pada konsumen akhir

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

34

Misal : taksi, asuransi jiwa, pendidikan, salon kecantikan,

2. Jasa yang ditujukan pada konsumen organisasional

Misal :biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, konsultasi

manajemen

Jasa atas Dasar Ketrampilan Penyedia Jasa

1. Professional Service

Untuk bisa menyediakan jasa ini seseorang harus melalui pendidikan

formal pada jenjang tartertu.

Misal :konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan perpajakan,

konsultan sistem informasi, pelayanan dan perawatan kesehatan, jasa

arsitektur

2. Non-professional Service

Untuk bisa menyediakan jasa ini seseorang tidak perlu melalui

pendidikan formal tertentu.

Misal :jasa sopir taksi, tukang parkir, pengantar surat, penjaga malam,

keamanan, tukang ojek

Jasa Atas Dasar Tingkat Kontak Penyedia Jasa dengan Pelanggan

1. High Contact Service

Yaitu jasa yang dikonsumsi dengan frekuensi yang tinggi atau

memerlukan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan suatu jasa

tertentu.Misal :universitas, bank, dokter

2. Low Contact Service

Yaitu jasa yang dikonsumsi dengan frekuensi yang rendah atau jasa ini

jarang sekali digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

35

Misal : bioskop, jasa pos

Jasa atas dasar Tingkat Keberwujudan

1. Rented goods service

Konsumen menyewa dan menggunakan produk berdasar tarif yang disepakati

selama jangka waktu tertentu.Konsumen hanya dapat menggunakan produk

tersebut, karena pemilikannya tetap ada pada perusahaan yang menyewakan

produk tersebut. Misal rental mobil, persewaan VCD/DVD, persewaan

apartemen

2. Owned goods service

Produknya konsumen direparasi, ditingkatkan kinerjanya dan dirawat oleh

perusahaan jasa.Jenis jasa ini juga menyangkut perubahan bentuk pada

produk yang dimiliki konsumen. Misal jasa reparasi, jasa pencucian mobil,

perawatan taman, pencucian pakaian

3. Non goods service

Jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik/tidak dapat

diraba). Misal supir, dosen, tutor, baby sitter, pemandu wisata, penerjemah,

ahli kecantikan

Jasa atas dasar Sifat Tindakan Jasa

1. Tangible action

Jasa ini ditujukan kepada sasaran yang dapat dilihat atau diraba

(tangible), seperti ditujukan kepada tubuh manusia dan ditujukan pada

benda.

a. Jasa ditujukan pada tubuh manusia

Perawatan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

36

Transportasi penumpang

Salon kecantikan

Klinik kebugaran

Jasa potong rambut

b. Jasa ditujukan pada benda

Angkutan barang

perbaikan peralatan industri

jasa penjagaan

binatu

perawatan taman

2. Intangible action

a. Jasa ditujukan pada pikiran manusia

pendidikan

penyiaran

jasa informasi

bioskop

siaran televisi

museum

b. Jasa ditujukan pada aset terdidik berwujud

perbankan

jasa bantuan hukum

akuntansi

keamanan

asuransi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen

37

Jasa atas dasar Tujuan Organisasi

Berdasarkan tujuan organisasi jasa dapat diklasifikasikan menjadi

commercial service dan nonprofit cervice

1. Commercial service

Yang termasuk jasa ini misalnya :

a. Perumahan atau penginapan, meliputi penyewaan apartemen, hotel,

motel, vila, losmen, cottage dan rumah

b. Operasi rumah tangga, meliputi utilitas, perbaikan rumah,

reparasi peralatan rumah, pertamanan, cleanning service

c. Rekreasi dan hiburan

d. Personal care seperti laundry, perawatan kecantikan

e. Perawatan kesehatan, meliputi segala macam jasa medis dan

kesehatan

f. Pendidikan swasta

g. Asuransi, perbankan dan lembaga finansial lainnya

h. Transportasi, meliputi jasa angkutan orang dan angkutan barang

i. Komunikasi

j. Bisnis dan jasa profesional lainnya

2. Non profit cen,ice

Adalah semua usaha jasa yang tujuan utamanya bukan mencari

keuntungan, tapi untuk tujuan-tujuan tertentu seperti misi keagamaan, misi

sosial.

Universitas Sumatera Utara