18
1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki 2) Dosen FKIP UNEJ 3) Dosen FKIP UNARS 53 PENERAPAN METODE KOOPERATIF MENGGUNAKAN KARTU KALINO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD TERPADU MUHAMMADIYAH 1 BESUKI SITUBONDO Oleh Herlin Nur Hasanah (1) , Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal perkalian melalui metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, disusun dalam siklus berrdaur terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan 2 (dua) siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) metode observasi untuk mengamati aktifitas siswa; 2) metode tes untuk mengetahui hasil belajar siswa; 3) metode wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang kepuasan belajar. Data yamg terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan di SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo kelas III yang terdiri dari 30 siswa,14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang heterogen, untuk pembagian kelompoknya berdasarkan hasil pre-test sebelum siklus dilaksanakan. Data yang dikumpulkan merupakan hasil dari penelitian hasil tes individu pada saat penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Kartu kalino. Pada siklus I pertemuan I, hasil analisis tes individu 77%. Pada siklus II pertemuan II yang merupakan kegiatan pemantapan analisis tes individu mencapai 87%. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 83% dan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal di kelas III, sedangkan di siklus II sebagai kegiatan pemantapan persentase ketuntasan belajar mencapai 90%. Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD. 1. PENDAHULUAN Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia selalu dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan proses pembelajaran yang inofatif. Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan tempat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidikan di sekolah tak bisa lepas dari proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Proses pelaksanaan pemberian materi yang baik akan memudahkan siswa untuk memahami

2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

  • Upload
    enpe

  • View
    68

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

53

PENERAPAN METODE KOOPERATIF MENGGUNAKAN KARTU KALINO

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL PERKALIAN

PADA SISWA KELAS III SD TERPADU

MUHAMMADIYAH 1 BESUKI SITUBONDO

Oleh

Herlin Nur Hasanah(1)

, Vidya Pratiwi(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan metode

kooperatif dengan menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan

menghafal perkalian siswa (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal

perkalian melalui metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino pada siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, disusun dalam

siklus berrdaur terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang

dilaksanakan 2 (dua) siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1)

metode observasi untuk mengamati aktifitas siswa; 2) metode tes untuk mengetahui

hasil belajar siswa; 3) metode wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang

kepuasan belajar. Data yamg terkumpul dianalisis secara deskriptif

kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan di SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki

Situbondo kelas III yang terdiri dari 30 siswa,14 siswa laki-laki dan 16 siswa

perempuan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang heterogen, untuk pembagian

kelompoknya berdasarkan hasil pre-test sebelum siklus dilaksanakan. Data yang

dikumpulkan merupakan hasil dari penelitian hasil tes individu pada saat penerapan

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Kartu kalino. Pada siklus I pertemuan

I, hasil analisis tes individu 77%. Pada siklus II pertemuan II yang merupakan

kegiatan pemantapan analisis tes individu mencapai 87%. Ketuntasan hasil belajar

pada siklus I mencapai 83% dan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal di

kelas III, sedangkan di siklus II sebagai kegiatan pemantapan persentase ketuntasan

belajar mencapai 90%.

Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD.

1. PENDAHULUAN

Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia selalu dilaksanakan dengan berbagai

cara. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah

melalui peningkatan proses pembelajaran yang inofatif. Sekolah adalah bagian dari

masyarakat yang merupakan tempat bagi pembinaan sumber daya manusia yang

sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidikan di sekolah tak bisa lepas dari proses

kegiatan belajar mengajar yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemberian materi pelajaran agar siswa

memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Proses

pelaksanaan pemberian materi yang baik akan memudahkan siswa untuk memahami

Page 2: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

54

materi yang sedang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan

komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori

bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pembelajaran

matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan

situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik

secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan

keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Menurut Muhsetyo (2011:1.2), matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara

lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis dan logis.Keabstarakan matematika karena

obyek dasarnya abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan

matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan tidak mudah

untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik. Hal ini berarti

perlu ada ‖ jembatan‖ yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga

dan matematika dapat lebih mudah dipahami. ―Jembatan‖ inilah yang merupakan

tantangan pendidikan matematika untuk mencari dan memilih model matematika

yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menentang terlibat, dan

pada akhirnya menjadikan siswa cerdas matematika.

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di SD.

Dalam pelajaran matematika dibutuhkan inovasi agar siswa SD mendapat pengalaman

yang bermakna sehingga lebih memahami konsep-konsep matematika. Menurut

Dienes (dalam Karso, 2008:1.17), ― Konsep matematika akan dapat dipahami dengan

baik oleh siswa apabila disajikan dalam konkret dan beragam‖.

Keterampilan prasyarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal

tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Nasuprawoto:2012) bahwa

setiap mata pelajaran mempunyai prasyarat belajar (learning prerequisites). Dalam

Page 3: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

55

hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasyarat yang

harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sebaik apapun konsep matematika yang

disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak

menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasyaratnya maka hasil pembelajaran

kurang memuaskan khususnya hafal perkalian sampai 100.

Berdasarkan hasil dari tes secara lisan maupun tulis tentang perkalian,

menunjukkan bahwa siswa kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

Situbondo dalam menghafal perkalian menunjukkan bahwa 40% tidak hafal, 33%

kurang hafal perkalian 1-5, 17% hafal perkalian, dan 10% sangat hafal perkalian 1-10.

Padahal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara

lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan

tentang perkalian, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru

mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru

kembali bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru

dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Bila diberi

tes perkalian rata-rata hasilnya rendah. Hafal perkalian merupakan modal dasar atau

prasyarat dalam memecahkan soal matematika pada materi perkalian.

Rendahnya kemampuan menghafal perkalian kemungkinan besar dikarenakan

guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaran matematika.

Siswa kelas III cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak

memperhatikan hal tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dan bosan terhadap

konsep yang diberikan oleh guru. Dan juga siswa lebih sering menggunakan jari

dalam menghitung. Akibatnya siswa kesulitan dan membutuhkan waktu lama saat

menyelesaikan soal matematika.

Di sisi lain kondisi siswa kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

sering kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bersifat tradisional yaitu

menggunakan metode yang berpusat pada guru (ceramah) dan media maupun alat

peraga yang digunakan kurang menarik minat belajar siswa, contohnya yang bersifat

permainan sehingga anak lebih senang dan menikmati pembelajaran seperti media

kartu.

Page 4: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

56

Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan

kemampuan menghafal perkalian dengan media kartu kalino yang dimodifikasi kartu

permainan perkalian yang digunakan secara bersama sekelompok teman siswa

(kooperatif). Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat

meningkatkan kemampuan menghafal hitung perkalian, lebih aktif, kreatif sehingga

lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai

bilangan 100.

Menurut Anitah (2008:3.7), belajar kooperatif adalah pembelajaran yang

menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan

kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lainnya. Idenya sangat sederhana,

anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima

pelajaran dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua

anggota kelompok berhasil memahaminya.

Usaha-usaha kooperatif menghasilkan participant yang berusaha saling

menguntungkan. Jadi, semua anggota kelompok tambahan dari usaha-usaha satu sama

lain (Anda berhasil menguntungkan saya dan keberhasilan saya menguntungkan

Anda), pengakuan bahwa semua anggota kelompok berbagi nasib bersama,

pengenalan bahwa kinerja seseorang selain disebabkan oleh dirinya sendiri, juga

saling membantu dengan temannya.

Metode kooperatif melibatkan banyak siswa untuk berinteraksi dan

berkomunikasi. Pada kooperatif ini keterlibatan guru dalam belajar mengajar semakin

berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai

fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta

menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Pelaksanaan metode koopoeratif yang bersifat kelompok, guru juga

memberikan alat evaluasi berupa soal-soal yang harus dikerjakan secara bersama-

sama. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan

terhadap siswa dalam kelompoknya. Siswa dibiarkan secara bebas melakukan

permainan kartu kalino yang mereka gunakan, mereka dipersilakan bertanya pada

guru apabila ada soal atau permasalahan yang tidak jelas mengenai perkalian.

Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan metode kooperatif dengan

menggunakan kartu kalino dapat dilihat pada pada tabel 1.1.

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika dengan Metode kooperatif

Page 5: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

57

dengan menggunakan kartu kalino

Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahu-

luan

a. Guru menyampaikan apresepsi

dan motivasi tentang materi

pelajaran,

b. Guru merumuskan tujuan yang

akan dicapai siswa tentang

materi perkalian

c. Guru merumuskan masalah yang

akan didiskusikan tentang

menghafal perkalian

a. Siswa mendengarkan

penjelasan guru

b. Siswa mendengarkan

penjelasan guru

c. Siswa melakukan tanya

jawab dengan guru

Kegiatan

Inti

a. Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan tulis

yaitu perkalian sampai 100

kemudian menjelaskan materi

pelajaran

b. Guru membagi kelompok

menjadi 8 kelompok yang

heterogen dengan jumlah 3-4

siswa pada setiap kelompok

c. Guru memberikan contoh

permaiana kartu kalino melalui

media yang disediakan

d. Guru membagikan LKS yang

berisi tentang perkalian 100

yang sesuai permaianan yang

dilakukan

e. Guru berkeliling untuk menjaga

ketertiban atau mendorong

pelajar menjawab pertanyaan

f. Guru menyuruh kelompok -

kelompok diskusi melaporkan

hasil yang telah dicapainya

g. Guru memberikan tanggapan

terhadap hasil diskusi

h. Guru memberikan kesempatan

untuk bertanya

a. Siswa menulis penjelasan

guru

b. Siswa bergabung sesuai

dengan kelompoknya.

c. Siswa melakukan

permaianan kartu kalino

yang sesuai instruksi guru

dengan alat peraga yang

disediakan guru

d. Siswa mengerjakan tugas

sesuai petunjuk LKS

yang disediakan guru

e. Siswa mengerjakan tugas

kelompok bersama

kelompoknya.

f. Siswa mengumpulkan

hasil diskusinya

g. Siswa menanggapi

pertanyaan dari guru dan

mencatat hasil diskusi.

h. Siswa melakukan tanya

jawab dengan guru

Page 6: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

58

Penutup a. Guru menarik kesimpulan

b. Guru menyuruh setiap siswa

untuk mempresentasikan hasil

hafalan perkalian didepan kelas

dengan cara mencongak dari

guru

c. Guru mengakhiri pelajaran.

a. Siswa dengan bimbingan

guru menarik kesimpulan

b. Setiap siswa presentasi

hafalan perkalian

c. Siswa berdoa

Menurut pandangan psikologi kuno, belajar ditafsirkan sebagai menghafal

(Subori:2012). Oleh karena itu, belajar dilakukan semata-mata dengan menghafal.

Hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang tentang materi yang dipelajarinya.

Bahwa antara belajar dan menghafal terdapat hubungan timbal balik adalah

benar. Menghafal merupakan sebagian dari kegiatan belajar secara keseluruhan.

Persamaan belajar dan menghafal adalah menyebabkan perubahan dalam diri

individu.

Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu proses

menerima, menyimpan dan memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah

diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui belajar). Menghafal adalah

kemampuan untuk memproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara

cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya.

Dalam menghafal, aspek perubahan terbatas dalam kemampuan menyimpan

dan memproduksi tanggapan. Adapun dalam belajar, perubahan itu tidak saja dalam

hal kemampuan tersebut, namun juga meliputi perubahan tingkah laku lainnya, seperti

sikap, pengertian, skills dan sebagainya. Dengan demikian, belajar akan berhasil

dengan baik jika disertai kemampuan menghafal.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah : 1) Bagaimana penerapan metode kooperatif dengan menggunakan kartu

kalino dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa kelas III Semester

I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013 ?; 2)

Apakah penerapan metode kooperatif dengan menggunaan kartu kalino dapat

meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa kelas III Semester I SD

Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013?.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan metode kooperatif

dengan menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal

Page 7: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

59

perkalian siswa kelas III semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo

Tahun Pelajaran 2012/2013; 2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan

menghafal perkalian melalui metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino

pada siswa kelas III semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan

pemikiran kepada berbagai pihak terutama: 1) Bagi siswa, meningkatkan kemampuan

menghafal perkalian, meningkatkan interaksi dan sosialisasi siswa dalam sebuah

pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika;

2) Bagi Guru, memperbaiki proses belajar mengajar sebagai tugas dan tanggungjawab

guru, memunculkan inovasi baru dalam pembelajaran yang selama ini masih

menggunakan model pembelajaran tradisional, meningkatkan produktivitas dalam

karya tulis ilmiah untuk meningkatkan profesionalisme guru; 3) Bagi Sekolah,

meningkatkan pelayanan kepada peserta didik, meningkatkan sumber daya manusia

(SDM ) guru, secara umum prestasi sekolah menjadi meningkat; 4) Bagi peneliti lain,

dapat mengetahui apakah metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino dapat

meningkatkan kemampuan menghafal perkalian pada siswa kelas III di SD Terpadu

Muhammadiyah I Besuki Situbondo.

2. METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1

Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013 Satu rombongan belajar kelas III tahun

ini yang berjumlah 30 anak yang terdira atas 14: laki-laki dan 16 perempuan.

Desain penelitian ini direncanakan menggunakan adaptasi model Hopkins

(dalam Permana, 2011:22) yaitu model skema yang menggunakan prosedur yang

dipandang sebagai suatu siklus spiral. Siklus ini terdiri dari empat fase yaitu

perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan

refleksi (reflection).

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi,

tes, observasi, dan wawancara.

Data hasil tes dianalisa dengan menentukan target ketuntasan minimal.

Ketuntasan minimal dalam menghafal perkalian yaitu 75% hafal perkalian sampai 100

Page 8: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

60

dari semua siswa kelas III. Untuk ketuntasan hasil belajar menghafal perkalian dapat

dicari dengan rumus berikut :

H

P = —— x 100 %

N

Keterangan: P : persentase menghafal perkalian

H : jumlah siswa hafal

N : jumlah siswa keseluruhan

Tabel 2.1 Kriteria standar hafal siswa

Persentase kemampuan

hafal Kriteria

Target yang diinginkan

75% ≤ P ≤ 100% Sangat hafal Sangat Hafal

50% ≤ P < 75% hafal

25% ≤ P < 50% Sedang

P < 25% kurang hafal

Tabel 2.2 Kriteria standar berdasarkan nilai hafal siswa

Nlai Kriteria

P > 85 Sangat hafal

75 ≤ P < 85 hafal

65 ≤ P <75 sedang

P < 65 Kurang hafal

Kriteria ketuntasan belajar minimal siswa:

a. Ketuntasan belajar secara individu pada menghafal perkalian sampai 100 kelas III

SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo ≥ 65 dari skor maksimum 100.

b. Ketuntasan belajar secara klasikal pada menghafal perkalian sampai 100 kelas III

SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo adalah ≥ 75% dari jumlah

keseluruhan siswa .

Page 9: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

61

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan pelaksanaan penelitian, langkah pertama adalah

melakukan observasi dan tes pendahuluan.. Hasil observasi menunjukkan bahwa

metode yang digunakan adalah ceramah, tidak digunakan media pembelajaran dalam

menjelaskan materi, pertanyaan yang diajukan oleh guru hanya dijawab oleh beberapa

siswa saja yang hafal perkalian sampai 100. Tes pendahuluan (pre-test) secara lisan

satu persatu menghadap kepada peneliti tanya jawab perkalian sampai 100.

Berdasarkan hasil pre-tes, diketahui persentase ketuntasan 27 % dari 30 jumlah siswa

di kelas III yang hafal perkalian.

Tabel 3.1 Rekapitulasi hasil pre-test

Kriteria Jumlah siswa Persentase

Sangat hafal 3 10

Hafal 5 17

Sedang 10 33

Kurang hafal 12 40

Penelitian ini menggunakan dua siklus yaitu, siklus I (satu) dan sklus II (dua).

Adapun data dari siklus I (satu) dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus I

Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase

P > 85 Sangat hafal 6 20

75 ≤ P < 85 Hafal 6 20

65 ≤ P < 75 Sedang 11 37

P < 65 Kurang hafal 7 23

Gambar 3.1 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus I

Page 10: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

62

San

gat

Haf

Haf

alSed

angKur

ang

Haf

0%20%40%

Hasil Post Test Pada Siklus I

Pembelajaran I telah dilaksanakan maka diadakan tes siklus untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa dalam mengahafal perkalian yang dilakukan melalui

penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino. Pada pertemuan ini tidak

ada permainan kartu kalino, siswa hanya mengerjakan tes yang diberikan sebanyak 5

soal dalam bentuk isian dengan waktu 20 menit. Materi soal sesuai dengan materi

pada pertemuan I dengan soal pre-test.

Selama diadakan tes siswa terlihat tenang dalam mengerjakan soal yang

dikerjakan secara individu. Persentase ketuntasan hasil belajar pada tes siklus I dapat

dilihat pada Lampiran O.5 mencapai 83%. Hasil tes siklus I dapat dilihat dari tabel

dan grafik sebagai berikut :

Tabel 3.3 Perolehan hasil belajar pada tes siklus I

Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase

P > 85 Sangat hafal 8 27

75 ≤ P < 85 Hafal 17 56

65 ≤ P < 75 Sedang 0 0

P < 65 Kurang hafal 5 17

Gambar 3.2 Rekapitulasi hasil Tes siklus I

Page 11: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

63

0%10%20%30%40%

50%

60%

Sangat Hafal HafalSedang

Kurang Hafal

Hasil Tes Siklus I

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi yang telah dilakukan serta

dijelaskan di atas, maka melakukan refleksi bahwa aktivitas siswa mengalami

peningkatan, pada pembelajaran I mencapai. Hasil dari tes siklus I sudah mencapai

standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari post

test pada siklus I mencapai 77 % (23 siswa) dan tes siklus I ini mencapai 83% (25

siswa) atau terdapat 5 siswa yang belum tuntas.

Dari hasil persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus I sehingga sudah

memenuhi standar ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu ≥75%, maka metode

kooperatif menggunakan kartu kalino pada siklus I telah berhasil, akan tetapi masih

banyak kelemahan yang terjadi pada siklus I.

Adapun kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki pada pembelajaran

siklus 1 antara lain :

1) peneliti masih mengalami sedikit hambatan, masih ada sebagian perencanaan

yang terlewati yaitu kurang memberi arahan dan sanksi bagi siswa kurang

disiplin, akibatnya ada beberapa siswa yang bergurau pada saat permainan

kartu kalino sehingga dampak untuk aktivitas dan hasil belajarnya dalam

hafalan perkalian masih kurang dari kriteria yang ditentukan.

2) siswa kurang memanfaatkan kartu kalino sebagai latihan hafalan perkalian

akibatnya siswa masih sembarangan dalam menyusun kartu kalino dengan

benar.

3) siswa kurang memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru, sehingga masih

ada soal yang diberikan oleh guru yang belum terselesaikan.

Page 12: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

64

4) observer dan peneliti masih kurang dalam mengamati aktivitas siswa yang

terdiri 8 kelompok, untuk memastikan hasil belajar siswa pada saat siswa

mengerjakan soal individu.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I tersebut, maka peneliti

melakukan perbaikan sebagai berikut:

1) membuat kesepakatan dengan siswa, memberi arahan dan sanksi bagi siswa

yang tidak disiplin.

2) membimbing siswa dalam memanfaatkan kartu kalino agar selalu latihan di

sekolah maupun di rumah bersama kelompoknya dalam permainan kartu

kalino sehingga siswa lebih hafal perkalian dan permainan lebih lancar.

3) membimbing siswa dalam memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru

sehingga permainan dalam kelompok berjalan maksimal dan soal dapat

terselesaikan.

4) observer dan peneliti lebih serius dalam mengamati aktivitas siswa, serta

memberikan arahan dan motivasi kepada siswa agar dalam mengerjakan soal

sesuai kemampuan masing-masing siswa dengan jujur.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, hasil aktivitas siswa pada

siklus II secara klasikal aktivitas siswa mencapai 81%, sedangkan ketuntasan klasikal

hasil belajar pada post-test II mencapai 87% dengan 4 siswa yang tidak mencapai

ketuntasan.

Hasil dari pembelajaran pada siklus II dapat dilihat dari tabel dan grafik

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus II

Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase

P > 85 Sangat hafal 11 37

75 ≤ P < 85 Hafal 12 40

65 ≤ P <75 Sedang 3 10

P < 65 Kurang hafal 4 13

Page 13: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

65

Gambar 3.3 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus II

0%

10%

20%

30%

40%

Sangat Hafal HafalSedang

Kurang Hafal

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Pertemuan II diadakan tes siklus untuk mengetahui apakah penerapan metode

kooperatif menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal

perkalian siswa. Siswa saat tes lisan merasa senang dan tenang dengan adanya tes

lisan ini, karena merasa sangat hafal dengan sering kalinya berlatih menghafal

perkalian dengan menggunakan kartu kalino. Soal pada tes siklus ini berjumlah 5 soal

dalam bentuk lisan menghadap guru. Persentase ketuntasan hasil belajar pada tes

siklus II mencapai 90% (27 siswa) dan siswa yang belum tuntas 10% (3 siswa).

Hasil tes siklus II dapat dilihat dari tabel dan grafik sebagai berikut.

Tabel 3.5. Perolehan hasil belajar pada tes siklus II

Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase

P > 85 Sangat hafal 13 43

75 ≤ P < 85 Hafal 14 47

65 ≤ P < 75 Sedang 0 0

P < 65 Kurang hafal 3 10

Gambar 3.4 Hasil Tes siklus II

Page 14: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

66

0%

20%

40%

60%

Sangat Hafal

HafalSedang

Kurang Hafal

Hasil Tes Siklus II

Peningkatan kemampuan menghafal perkalian berdasarkan hasil pembelajaran

dimulai pretest, siklus I dan siklus II. Tabel dan Grafik peningkatan menghafal

perkalian peneliti paparkan sebagai berikut di bawah ini :

Tabel 3.6 Hasil Pembelajaran pada siklus I dan siklus II

Nlai Kriteria

Persentase ketuntasan

Siklus I

Persentase ketuntasan

Siklus II

Post test Tes siklus I Post test Tes siklus II

P > 85 Sangat hafal 20 27 37 43

75 ≤ P < 85 Hafal 20 56 40 47

65 ≤ P < 75 Sedang 37 0 10 0

P < 65 Kurang

hafal 23 17 13 10

Gambar 3.5 Hasil Pembelajaran pada siklus I dan siklus II

Page 15: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

67

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Post Test Siklus

I

Tes Siklus I Post Test Siklus

II

Tes Siklus II

Sangat Hafal

Hafal

Sedang

Kurang Hafal

Gambar 3.6 Ketuntasan secara klasikal pada siklus I dan siklus II

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Ketuntasan

Pre-Tes

Siklus I

Siklus II

Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi data tentang

tanggapan guru dan siswa mengenai kegiatan penerapan metode kooperatif

menggunakan kartu kalino. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran

dilakukan. Sedangkan pada siswa dilakukan setelah pembelajaran pada siklus II.

Berdasarkan pelaksanaan tindakan penelitian yang dilakukan dalam dua siklus

maka diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut:

a Tahap penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi yang dilakukan guru sangat

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa. Hal ini

terlihat di pembelajaran berikutnya yang menunjukkan ketuntasan dalam

pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam pembelajaran melalui

permainan kartu kalino;

b Tahap pembentukan kelompok belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa

dengan pre-test, untuk permainan berikutnya pembagian kelompok diacak dari

Page 16: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

68

kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, pembagian kelompok dilakukan

terlebih dahulu, sebelum menjelaskan permaianan kartu kalino agar siswa tidak

ramai dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran;

c Tahap membimbing kelompok belajar, guru dibantu 1 Observer bagi siswa yang

masih bingung dalam permainan kartu kalino. Siswa diberi dorongan dalam

menghadapi kesulitan bermain dengan menjelaskan kembali prosedur permainan;

d Tahap evaluasi, dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan siswa. Guru

mengevaluasi hasil post-test yang telah dikerjakan, sehingga diketahui kesulitan

belajar baik secara individu maupun kelompok.

e Tahap pemberian penghargaan yang dilakukan baik secara individu maupun

kelompok disetiap akhir pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa agar

lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya;

f Selama kegiatan belajar siswa merasa senang dalam bermain permainan kartu

kalino, siswa menjadi ramai tetapi dalam kondisi belajar, siswa saling memberikan

masukan maupun pendapat apabila terjadi kesalahpahaman dan kesalahan baik

dalam permainan kartu kalino maupun menjawab soal kelompok.

g Lembar skor kelompok sangat bermanfaat untuk mengetahui pemenang dalam

permainan dengan jumlah skor tertinggi dan waktu tercepat, selain itu sebagai

pedoman guru untuk mengetahui kesulitan individu dan kelompok.

Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi

edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (dalam

Nasuprawoto:2012). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif pada media

pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu: 1) Media pendidikan identik artinya

dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati

oleh panca indra; 2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar

atau di lihat; 3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)

dalam pengajaran antara guru dan murid; 4) Media pendidikan adalah semacam alat

bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas; 5) Media pendidikan

mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat hubungannya

dengan metode mengajar.

Media merupakan alat bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada

ketika dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya.

Page 17: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

69

Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat

terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika

guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan

(media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan

tak dapat dipertanggungjawabkan.

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswa dan citra diri

mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan

mempertimbangkan ciri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan

lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa

menggunakannya.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan yaitu penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino telah

meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa pada kegiatan. Setelah

diterapkan penerapan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino persentase

ketuntasan menjadi 83% pada siklus 1, dari siklus 2 pada kegiatan pemantapan

persentase menghafal perkalian menjadi 90%. Kemampuan menghafal siswa

mengalami peningkatan kerena siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam

aktivitas kelompok dan sering latihan di sekolah maupun di rumah siswa dengan

menggunakan kartu kalino sehingga mampu mengerjakan soal dan hafal perkalian

serta memperoleh pengetahuan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan selama

proses belajar mengajar.

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa

saran yaitu: a) Bagi siswa, melalui penerapan metode kooperatif menggunakan kartu

kalino dalam pembelajaran Matematika khususnya perkalian diharapkan bisa

dijadikan semangat dan motivasi dalam belajar; b) Bagi guru, dalam penerapan

metode kooperatif menggunakan kartu kalino, guru harus benar-benar menguasai

metode dan dapat menjelaskan materi perkalian kepada siswa secara jelas sehingga

siswa dapat memahami materi dengan mudah; c) Bagi Sekolah, penelitian penerapan

metode kooperatif menggunakan kartu kalino dapat dijadikan alternatif dalam

peningkatan kemampuan mengahafal perkalian siswa; d) Bagi peneliti lain, penelitian

Page 18: 2014-11-01-83-PENERAPAN METODE KOOPERATIF .pdf

1) Guru SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki

2) Dosen FKIP UNEJ

3) Dosen FKIP UNARS

70

ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis menggunakan

permainan kartu kalino dengan permasalahan yang sama yaitu dalam menghafal

perkalian.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S.W. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Karso. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, G. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Nasuprawoto. 2012. Laporan Penelitian Tindakan kelas. files.wordpress.com/

2010/10/a-a-laporan-sampul-dep.doc [17 November 2012]

Permana, R. D, A, A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game

Tournament (TGT) dengan Media Permainan untuk Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV B SD Negeri Mumbulsari 01

Jember Tahun Pelajaran 2010/2011. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember :

Universitas Jember