35
 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p1), kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Pengertian wirausaha berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh Suryana (2003, p13) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). 2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan Kewirausahaan meliputi kemampuan merumuskan tujuan dan memotivasi diri, berinisiatif, kemampuan membentuk modal dan mengatur waktu, mental yang kuat, dan kemampuan untuk mengambil hikmah dari pengalaman. Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam bidang bisnis semata, tetapi juga dimiliki setiap orang untuk memiliki jiwa kreatif dan inovatif, seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya, baik secara individual maupun kelompok. Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda, misalnya pendapat Zimmerer dan Scarborough (2004, p4) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut ini: 1. Menyukai tanggung jawab, wirausaha merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat. 2. Lebih menyukai risiko menengah, yaitu wirausaha bukanlah seorang pengambil risiko liar, melainkan seorang yang mengambil risiko dengan penuh perhitungan.

2010-1-00391-MN Bab 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 1/35

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengert ian Kewir ausahaan

Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p1), kewirausahaan merupakan kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses. Pengertian wirausaha berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh

Suryana (2003, p13) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan

Kewirausahaan meliputi kemampuan merumuskan tujuan dan memotivasi diri,

berinisiatif, kemampuan membentuk modal dan mengatur waktu, mental yang kuat, dan

kemampuan untuk mengambil hikmah dari pengalaman.

Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam bidang bisnis

semata, tetapi juga dimiliki setiap orang untuk memiliki jiwa kreatif dan inovatif, seperti

pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya, baik secara

individual maupun kelompok.

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang

berbeda-beda, misalnya pendapat Zimmerer dan Scarborough (2004, p4) mengemukakan

ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut ini:

1.  Menyukai tanggung jawab, wirausaha merasa bertanggung jawab secara pribadi atas

hasil perusahaan tempat mereka terlibat.

2.  Lebih menyukai risiko menengah, yaitu wirausaha bukanlah seorang pengambil risiko

liar, melainkan seorang yang mengambil risiko dengan penuh perhitungan.

Page 2: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 2/35

 

3.  Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil, yaitu wirausaha umumnya memiliki

banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil.

4.  Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung, wirausahawan ingin mengetahui

sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan.

5.  Memiliki tingkat energi yang tinggi, wirausahawan lebih energitik dibandingkan dengan

kebanyakan orang.

6.  Orientasi ke depan, wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang.

7.  Keterampilan mengorganisasi, membangun sebuah perusahaan dari nol dapat

dibayangkan seperti menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar.

8.  Memiliki prestasi lebih tinggi daripada uang, salah satu kesalah pengertian yang paling

umum mengenai wirausaha adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh

keinginan menghasilkan uang.

2.1.3 Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

Dalam “Entrepreneur’s Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita dalam buku Suryana

(2003, p35), terdapat beberapa alasan yang memicu seseorang untuk berwirausaha, yakni:

1.   Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan.

2.   Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan

dihormati.

3.   Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan kepada masyarakat, untuk membantu

ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga.

4.   Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi alasan atau mandiri, untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain.

Page 3: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 3/35

 

2.1.4 Fakt or- fakt or Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wir ausaha 

Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi

wirausaha. Berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh Suryana (2003, p44):

1.  Faktor-faktor keberhasilan tersebut adalah:

a.  Mempunyai ide atau visi bisnis yang jelas.

b.  Mempunyai kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun

uang.

c.  Mempunyai semangat dan kerja keras dalam membuat perencanaan usaha,

mengorganisasikan, dan menjalankannya.

d.  Mempunyai loyalitas dan tanggung jawab terhadap pihak-pihak terkait.

2.  Faktor-faktor kegagalannya adalah:

a.  Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha.

b.  Kurang berpengalaman dalam mengelola sumber daya manusia, mengoperasikan

perusahaan, kemampuan mengkoordinasikan, dan lain-lain.

c.  Kurang dapat mengendalikan keuangan yakni tidak dapat mengatur pengeluaran dan

penerimaan secara cermat.

d.  Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam

perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

e.  Lokasi yang kurang memadai atau kurang strategis menyebabkan perusahaan sukar

untuk beroperasi.

f.  Kurangnya pengawasan peralatan yang dapat mengakibatkan alat tidak efisien dan

efektif.

g.  Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha mengakibatkan usaha yang

dilakukan menjadi gagal.

Page 4: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 4/35

 

h.  Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan yang

disebabkan oleh ketidakberanian untuk mengadakan perubahan dan tidak mampu

membuat peralihan setiap waktu.

2.1.5 Keunt ungan dan Kerugian Kewir ausahaan

Berdasarkan pendapat Lambing dan Kuehi yang dikutip oleh Suryana (2003, p46),

terdapat beberapa keuntungan dan kerugian berwirausaha, yakni:

1.  Keuntungan:

a.  Otonomi

Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang

 “bos” yang penuh kepuasan.

b.  Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan

sangat memotivasi wirausaha.

c.  Kontrol finansial

Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

2.  Kerugian:

a.  Pengorbanan personal

Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk.

b.  Beban tanggung jawab

Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil

maupun pengadaan dan pelatihan.

c.  Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal

Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri,

maka margin laba atau keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan

kemungkinan gagal juga ada.

Page 5: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 5/35

 

10 

2.2 I nvestasi

2.2.1 Pengert ian I nvestasi

Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka, yakni dana, kekayaan alam,

tenaga ahli dan terampil, teknologi pada proyek tertentu baik proyek tersebut baru atau

perluasan proyek, dalam jangka panjang Umar (2003, p1).

Menurut Downes dan Goudman dalam buku studi kelayakan proyek karangan Suratman

(2001, p6) memberikan pengertian investasi sebagai berikut:

“.. Investment can refer to financial investment (where an investor puts money into a 

vehicle) or to an investment of effort and time on the part of individual who wants to reap 

 profits from the success of his labor..” , yang dalam pengertian bebas bahasa Indonesianya

adalah Investasi dapat merujuk pada investasi keuangan (di mana seorang investor

memasukkan uang ke dalam kendaraan) atau untuk investasi usaha dan waktu pada pihak 

individu yang ingin menuai keuntungan dari keberhasilan kerja.

Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman modal atau

uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sehingga

dapat disimpulkan investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk mempertahankan atau

meningkatkan persediaan kapital (capital stock ) yang diharapkan dapat memberikan

pengembalian yang menguntungkan di masa yang akan datang.

2.2.2 Ciri-ciri I nvestasi

Ciri-ciri investasi berdasarkan pendapat Sutojo (2000, p2) adalah sebagai berikut:

1.  Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar.

2.  Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan), baru dapat dinikmati

sepenuhnya beberapa masa setelah investasi dilakukan.

3.  Tingkat risiko yang ditanggung perusahaan lebih tinggi.

Page 6: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 6/35

 

11 

4.  Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya

keputusan memberikan kredit penjualan kepada pelanggan baru secara tidak tepat,

tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar.

2.2.3 Manfaat I nvestasi

Manfaat investasi adalah untuk meningkatkan jumlah perdagangan ekspor, menciptakan

lapangan kerja baru, dan penghematan pengeluaran devisa (Sutojo 2000, p3).

2.3 Ekspansi

2.3.1 Pengertian Ekspansi

Berdasarkan pendapat Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p231) ekspansi

dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja, atau modal kerja

dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus-menerus di dalam perusahaan.

2.3.2 Bentu k-bentu k dari Ekspansi

1.  Business expansion atau ekspansi bisnis adalah

Ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur modal. Dalam

bentuk ekspansi ini perusahaan tidak menambah modal kerja saja dengan menggunakan

kapasitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Oleh karenanya perusahaan tidak 

menambah aktiva tetap, maka tidaklah dibutuhkan tambahan modal jangka panjang

sehingga tidak mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Sering disebut juga

ekspansi yang berangsur-angsur.

2.  Financial expansion atau ekspansi keuangan adalah

Ekspansi yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisir

alat-alat produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain,

penggabungan dengan perusahaan lain, dan lain-lain. Bentuk ekspansi yang

Page 7: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 7/35

 

12 

membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekspansi ini

mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Sering disebut ekspansi yang melonjak.

2.3.3 Keuntun gan-keuntu ngan bagi Perusahaan yang Mengadakan Ekspansi

1.   Adanya produksi yang ekonomis:

a.  Makin besar perusahaan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk dapat

bekerja dengan biaya produksi rata-rata atau harga pokok yang lebih rendah.

b.  Penggunaan yang lebih efisien.

c.   Adanya stabilitasi dalam produksi dan makin berkurangnya kerugian-kerugian karena

menganggurnya aktiva-aktiva tetap.

2.  Pembelian dan penjualan yang ekonomis:

a.  Kedudukan terhadap penjual lebih kuat, sehingga dapat mengadakan pembelian

dengan syarat-syarat yang menguntungkan.

b.  Pembelian dalam jumlah besar, memungkinkan pembelian dapat dilakukan langsung

dari sumbernya.

3.  Manajemen ekonomis

Manajemen merupakan faktor yang konstan, sedangkan bagian-bagian, pabrik,

perusahaan yang ditambahkan adalah merupakan faktor-faktor variabel. Ekspansi di sini

dimaksudkan untuk mencapai titik efisiensi manajemen yang optimal atau untuk 

mendapatkan imbangan yang sebaik-baiknya antara manajemen dengan faktor-faktor

variabel tersebut.

4.  Pembelanjaan yang ekonomis

Makin besarnya perusahaan memberikan kemungkinan untuk dapat menggunakan

modalnya dengan lebih efisien. Apabila perusahaan menuju kepada laba yang maksimal,

maka perusahaan akan menambah modalnya sampai laba yang diperoleh dari modal

yang diinvestasikan terakhir adalah sama dengan tingkat bunga yang berlaku.

Page 8: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 8/35

 

13 

2.4 Studi Kelayakan Proyek

2.4.1 Pengert ian Studi Kelayakan Proyek

Sehubungan dengan pengertian Studi Kelayakan Proyek, Suratman (2001, p5)

berpendapat bahwa studi kelayakan proyek adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk 

menilai layak tidaknya proyek investasi yang bersangkutan dilakukan dengan berhasil dan

menguntungkan secara ekonomis. Pengertian berhasil ini mungkin berbeda-beda, ada yang

menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang menafsirkan dalam artian yang

luas.

Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p141), Studi Kelayakan Proyek adalah suatu

penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara

terus-menerus.

2.4.2 Tujuan Studi Kelayakan Proyek

Proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan memengaruhi

perusahaan dalam jangka panjang. Karenanya, perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar

 jangan sampai proyek tersebut, setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar

ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan.

Maka tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan

(Husnan dan Muhammad 2000, p6).

2.4.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Berdasarkan pendapat Kamaluddin (2004, p2), ada tiga manfaat yang ditimbulkan dari

adanya studi kelayakan bisnis, yaitu:

Page 9: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 9/35

 

14 

a.  Manfaat finansial

 Artinya, bisnis tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri

apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan risiko yang ditanggung.

b.  Manfaat ekonomi nasional

 Artinya, bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat makro bagi

negara. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap,

GNP meningkat dan lain-lain.

c.  Manfaat sosial

 Artinya, masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut merasa memperoleh manfaat atas

bisnis yang dilakukan.

2.4.4 Pihak-pihak yang Membutuhkan Studi Kelayakan

Pihak-pihak yang membutuhkan studi kelayakan menurut Umar (2003, p19-20) antara

lain:

1.  Pihak investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan, pemenuhan

kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan mencari investor atau

pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan

dikerjakannya itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi

kelayakan yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung

tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang

akan ditanamkan.

2.  Pihak kreditor

Pendanaan proyek dapat juga dipinjamkan dari bank. Sebelum memutuskan untuk 

memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang tentang studi kelayakan yang telah

Page 10: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 10/35

 

15 

dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya

agunan yang dimiliki perusahaan.

3.  Pihak manajemen perusahaan

Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal

perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat proposal ini merupakan upaya

dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada

peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi

 project leader , sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu,

misalnya dalam hal pendanaan, rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.

4.  Pihak pemerintah

Penyusunan studi kelayakan perlu memerhatikan kebijakan-kebijakan yang telah

ditetapkan pemerintah karena bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun

tidak langsung, memengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara,

penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-

contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu

kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu misalnya dengan subsidi

dan keringanan lain.

2.4.5 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p142), format studi kelayakan bisnis adalah:

1.  Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan

Tahap di mana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya, ide tersebut

kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.

2.  Tahap memformulasikan tujuan

Tahap perumusan visi dan misi, misalnya apa visi dan misi bisnis yang hendak 

diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi.

Page 11: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 11/35

 

16 

3.  Tahap analisis

Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis

tersebut layak dilaksanakan atau tidak.

4.  Tahap keputusan

Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah

berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau

tidak.

2.4.6 Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Proyek

2.4.6.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

 Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan

pengkajian dalam usulan proyek investasi. Alasannya adalah tidak akan mungkin suatu

proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk 

perusahaan. Menurut Umar (2003, p35), pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual

dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk 

membentuk suatu harga.

Menurut Stanton dalam buku studi kelayakan bisnis karangan Umar (2003, p35), pasar

adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja,

dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang

terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah

lakunya dalam pembelian.

Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan sisi konsumen. Dari sisi produsen atau

penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik,

persaingan oligopoli, dan persaingan monopoli. Berikut ini dijelaskan secara singkat bentuk-

bentuk pasar produsen tersebut:

Page 12: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 12/35

 

17 

1.  Pasar persaingan sempurna, pada pasar ini aktivitas persaingan tidaklah nampak karena

tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-

kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli apa saja tanpa ada

batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.

2.  Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang atau satu

penjual saja. Jadi dalam hal ini tidak ada barang subtitusi terhadap barang yang dijual

oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari

luar.

3.  Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat

harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan

atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.

4.  Pasar persaingan monopolistik merupakan bentuk campuran antara persaingan

sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada

kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar pasar. Selain itu barang yang dijual pun

tidak homogen. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa

perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan pasar monopoli.

Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu:

1.  Pasar konsumen, pasar ini merupakan pasar untuk barang atau jasa yang mana si

pembeli merupakan konsumen akhir (pribadi).

2.  Pasar industri, pasar ini adalah pasar untuk barang atau jasa yang mana si pembeli

adalah perorangan atau badan dan produk digunakan untuk proses lebih lanjut. Atau

dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi

barang atau jasa lain, baik untuk dijual atau untuk disewakan (dipakai untuk proses lebih

lanjut).

Page 13: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 13/35

 

18 

3.  Pasar penjual kembali (reseller ), adalah suatu pasar di mana si pembeli disebut para

pedagang yang akan menjual kembali barang yang dibeli. Pasar ini terdiri dari

distributor, agen, dealer, dan retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali

dalam rangka mendapat keuntungan.

4.  Pasar pemerintah, merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli

atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di

sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lain-lain.

Bagi pemasaran produk barang, manajemen pemasaran akan dipecah atas sembilan

kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix ) atau 9P

yang terdiri dari sembilan komponen, yaitu produk ( product ), harga ( price ), distribusi ( place ),

promosi ( promotion ), bukti fisik ( physical evidence ), orang (people), kerja sama

( partnership ), upaya ( power ), dan proses ( process ).

Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

1.  Kebijakan produk 

Produk berupa barang dapat dibeda-bedakan atau diklasifikasikan menurut

macamnya. Produk barang tidak hanya memerhatikan penampilan, tetapi juga

hendaknya berupa produk yang praktis, aman, tidak mahal, sederhana, dan ekonomis

dalam proses produksi dan distribusinya.

2.  Kebijakan harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki

atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui

tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap

semua pembeli.

Page 14: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 14/35

 

19 

3.  Kebijakan distribusi

Sebagian produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk,

khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok 

organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang

memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen.

4.  Kebijakan promosi

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan

produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu

dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun

suatu strategi yang sering disebut bauran promosi, yang terdiri atas empat komponen

utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan

perorangan.

5.  Kebijakan bukti fisik 

Bukti fisik merupakan bukti nyata dari layanan yang akan diterima pelanggan

(misalnya brosur liburan).

6.  Kebijakan orang

Orang-orang bertemu dan berurusan dengan para pelanggan. Dalam pengerjaannya,

diperlukan orang-orang yang memiliki “ passion ” atau semangat untuk melakukan bisnis.

7.  Kebijakan kerja sama

Kerja sama meliputi joint partnership , joint relationship , alliance . Kerja sama dengan

supplier atau distributor dapat menciptakan value delivery network , yang disebut juga

dengan istilah supply chain ,  partnership marketing , atau  partner relationship 

management .

8.  Kebijakan upaya

Upaya dilakukan dalam rangka memanfaatkan peluang yang timbul dari adanya

peraturan mengenai usaha yang dilakukan.

Page 15: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 15/35

 

20 

9.  Kebijakan proses

Proses meliputi cara dalam menangani pesanan, memuaskan pelanggan, dan

memberikan layanan. Tujuannya untuk mengembangkan dan menerjemahkan tujuan

marketing menjadi marketing strategi dan taktik.

2.4.6.2 Aspek Tekni s

Langkah selanjutnya setelah menganalisis aspek pasar dan pemasaran dalam penentuan

kelayakan suatu rencana bisnis adalah menganalisis aspek teknis. Evaluasi aspek teknis ini

mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas produksi, jenis

teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi proyek dan letak pabrik yang

menguntungkan. Lalu dari kesimpulannya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan

harta tetapnya.

 Aspek ini merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek 

secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan

Muhammad 2000, p110)

Menurut Render dan Heizer (2001, p272), tata letak (layout ) merupakan salah satu

keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Tata

letak memiliki implikasi strategis karena menentukan daya saing perusahaan dalam hal

kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja. Beberapa unsur yang

harus diperhatikan dalam pembuatan keputusan mengenai tata letak perusahaan yang

meliputi:

a.  Pertimbangan spasial, seperti simetri, proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain.

b.  Perencanaan ruangan, mencakup perancangan interior dan arsitektur perusahaan.

c.  Perlengkapan yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya.

d.  Tata cahaya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan perusahaan.

e.  Warna, bertujuan untuk menggerakkan perasaan dan emosi para pelanggan.

Page 16: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 16/35

 

21 

f.  Pesan-pesan grafis, mencakup penampilan visual, pemilihan lambang perusahaan,

pemilihan warna, dan lain-lain.

Tata letak yang efektif akan membantu perusahaan untuk mencapai beberapa hal seperti

efisiensi penggunaan ruangan, peralatan dan manusia, kemudahan bagi konsumen,

peningkatan moral karyawan, dan kondisi kerja yang aman.

2.4.6.3 Aspek Manaj emen

Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi

rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Manajemen dalam penyusunan

perencanaan, hendaknya padat dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi pendekatan pembuatan

perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu sendiri, jangka waktu pelaksanaan yang akan

didukung oleh perencanaan, dan sisi tingkatan perencanaan, Umar (2003, p115).

Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencana-rencana dapat

dilihat dari berbagai sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana

serta dari beberapa sisi tingkat manajemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional sebagai

berikut:

1.  Sisi jangka waktu

Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana, dikenal

tiga bentuk perencanaan, yaitu:

a.  Perencanaan jangka panjang, perencanaan semacam ini menjangkau waktu sekitar

20 sampai 30 tahun ke depan. Rencana-rencananya masih berbentuk garis besar

yang bersifat strategis dan umum.

b.  Perencanaan jangka panjang, menjangkau sekitar 3 sampai 5 tahun ke depan.

Perencanaan jangka panjang dipecah-pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan

 jangka menengah sehingga setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas.

Page 17: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 17/35

 

22 

c.  Perencanaan jangka pendek, perencanaan ini menjangkau waktu paling lama 1

(satu) tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan lebih terperinci, karena lebih jelas

sasaran yang harus dicapai termasuk dalam hal penggunaan sumber daya.

2.  Sisi tingkatan manajemen

Pada umumnya perencanaan bila digolongkan ke dalam tingkatan manajemen akan

terbagi dua, yaitu:

a.  Perencanaan strategis, perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen strategis.

Perencanaan strategis lebih fokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan

visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan

dalam jangka waktu panjang.

b.  Perencanaan operasional, merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih

mengarah pada bidang fungsional perusahaan.

3.  Struktur organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian

dan produksi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas

kerja, serta mempertahankan hubungan fungsi dan aktifitas tersebut sampai batas-batas

tertentu. Ada empat elemen dalam struktur, yaitu:

a.  Spesialisasi aktifitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan

kelompok kerja di seluruh organisasi.

b.  Standarisasi aktifitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menuju

kelayakdugaan aktifitas.

c.  Koordinasi aktifitas, adalah prosedur yang digunakan dalam memadukan fungsi-

fungsi sub-unit dalam organisasi.

d.  Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu

kelompok kerja.

Page 18: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 18/35

 

23 

2.4.6.4 Aspek Sumber Daya Manusia

Menurut Dessler (2004, p2), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan

praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,

termasuk merekrut, menyaring, memberikan penghargaan dan penilaian.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek bisnis keberadaan sumber daya

manusia yang kompeten adalah penting, baik secara individual maupun dalam sebuah tim

atau kelompok kerja. Untuk merencanakan dan mengembangkan sebuah tim sumber daya

manusia yang efektif dibutuhkan suatu usaha yang gigih yang merupakan perpaduan antara

seni dan pengetahuan. Hal ini diperlukan karena untuk sebuah tim yang efektif bukan hanya

keahlian teknis saja yang menjadi pertimbangan utama melainkan juga peranan dan

keselarasan masing-masing individu dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Dessler (2004, p101), hal-hal yang dituntut dalam proses perekrutan dalam

penyeleksian karyawan adalah sebagai berikut:

a.  Tentukan posisi yang harus Anda isi, dengan merencanakan dan memprediksi personil.

b.  Panggilah calon karyawan untuk pekerjaan ini dengan merekrut calon internal atau

eksternal.

c.  Mintalah para pelamar untuk mengisi formulir aplikasi dan mengikuti wawancara

penyaringan awal.

d.  Gunakan teknik seleksi seperti ujian, pemeriksaan latar belakang dan ujian fisik untuk 

mendapatkan calon yang bisa bertahan.

e.   Akhirnya, tentukan kepada siapa tawaran itu diberikan, dengan memerintahkan penyelia

dan barang kali yang lainnya dalam tim untuk mewawancarai calon yang bertahan.

Setelah proses perekrutan dan seleksi dijalankan maka para karyawan akan melalui

proses orientasi. Menurut Dessler (2004, p101), orientasi karyawan adalah sebuah prosedur

untuk memberikan latar belakang dasar kepada karyawan baru tentang perusahaan itu.

Page 19: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 19/35

 

24 

Proses ini sangat membantu karyawan baru dalam beradaptasi dengan lingkungan

perusahaan baik terhadap aturan-aturan yang berlaku maupun dengan mitra kerja mereka

yang lainnya. Manfaat lain dari proses orientasi yaitu mengurangi rasa gugup karyawan di

hari pertamanya dan juga menghindari kejutan kenyataan. Yang dimaksud dengan kejutan

kenyataan adalah suatu keadaan yang terjadi karena adanya kesenjangan antara apa yang

diharapkan oleh karyawan baru dari jabatan barunya dengan kenyataan yang ada.

Hasil penilaian kinerja pada karyawan diperlukan guna memperbaiki keputusan-

keputusan personalia dan memberikan feed back  kepada karyawan tentang pelaksanaan

pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk memotivasi para karyawan agar menjadi lebih baik lagi di

masa depan. Sistem penilaian kinerja karyawan ini haruslah berkorelasi dengan deskripsi

pekerjaan baik secara tertulis maupun dalam praktiknya. Penilaian kinerja juga harus

memiliki standar-standar pengukuran yang dapat diandalkan.

Terdapat berbagai cara yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan prestasi

kerja pada karyawannya, di antaranya adalah dengan memberikan kompensasi. Menurut

Umar (2003, p166), kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan

sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi diberikan kepada para karyawan

disesuaikan dengan lingkup kerja mereka dan terkadang juga mempertimbangkan prestasi

kerja yang telah mereka capai.

Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan berkenaan dengan sumber

daya manusia adalah proses pemberhentian karyawan. Memberhentikan karyawan dari

pekerjaan menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun untuk karyawan itu sendiri. Bagi

perusahaan kerugian yang diderita adalah dari sisi biaya, di mana perusahaan menanggung

biaya-biaya penarikan, seleksi, dan pengembangan. Sementara itu di pihak karyawan

kerugian yang ditimbulkan mungkin berupa dampak psikologis karena hilangnya pekerjaan.

Untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut maka hendaknya proses pemberhentian

tersebut dilakukan berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Page 20: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 20/35

 

25 

2.4.6.5 Aspek Lingk ungan

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar

apakah membawa dampak negatif atau positif terhadap masyarakat sekitar atau sebaliknya

apakah masyarakat sekitar membawa dampak positif atau negatif terhadap perusahaan.

 Analisis yang dilakukan terhadap aspek ini bermanfaat untuk mengidentifikasi kelayakan

bisnis yang dijalankan sesuai dengan standar lingkungan hidup yang ada. Salah satu media

utama dari aspek ini adalah AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang sedang dan telah

dikembangkan di beberapa negara maju dengan nama Environmental Impact Analysis atau

Environmental Impact Assessment  (EIA). Menurut Umar (2003, p303), AMDAL diperlukan

untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok:

1.  Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Hal ini cukup

efektif untuk memaksa para pelaksana proyek yang kurang memerhatikan kualitas

lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya saja tanpa menghiraukan

dampak samping yang timbul.

2.   AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya

proyek-proyek industri.

 Adapun kegunaan daripada AMDAL itu sendiri adalah:

a.  Dalam pengelolaan lingkungan, AMDAL dijadikan sebagai standar dalam menyusun

perkiraan dampak yang akan timbul dari proyek yang akan dilaksanakan. Jika pada

kenyataannya dampak lingkungan jauh berbeda dengan standar yang ditetapkan dalam

 AMDAL, maka ini mungkin saja disebabkan karena perusahaan melakukan kesalahan

dalam penyusunan laporan mengenai AMDAL atau perusahaan tidak mengindahkan

laporan AMDAL itu sendiri.

Page 21: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 21/35

 

26 

b.  Dalam pengelolaan proyek, AMDAL merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan bisnis lainnya seperti

aspek teknis dan ekonomis.

Sebagai dokumen penting, laporan AMDAL merupakan sumber informasi yang detail dan

penting mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran

mengenai lingkungan pada saat proyek rampung dan dioperasionalkan.

2.4.6.6 Aspek Huk um

 Aspek hukum menurut Suratman (2001, p29) adalah mengkaji tentang legalitas usulan

proyek yang akan dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap aspek yang akan

didirikan dan dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata pengaturan

yang berlaku di wilayah tersebut.

2.4.6.7 Aspek Ekonom i, Sosial, dan Polit ik

Dalam menganalisa kelayakan suatu bisnis lingkungan eksternal perusahaan juga harus

dimasukkan dalam perhitungan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan eksternal

tersebut menyediakan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat

lainnya adalah untuk mengetahui sumbangsih seperti apa yang dapat diberikan oleh

perusahaan pada lingkungan eksternalnya jika usulan proyek perusahaan terealisasikan.

1.  Dilihat dari sudut ekonomi

Begitu banyak informasi mengenai lingkungan ekonomi secara makro yang terbesar

di masyarakat baik melalui media maupun dilihat dari masyarakat itu sendiri. Informasi

tersebut dapat dikumpulkan oleh perusahaan dan diolah menjadi informasi yang penting

dalam rangka menyusun suatu kelayakan bisnis.

Page 22: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 22/35

 

27 

Menurut Umar (2003, p245), informasi tersebut dapat berupa Produk Domestik 

Bruto, investasi, inflasi, nilai tukar mata uang, kredit, perbankan, anggaran pemerintah,

pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.

2.  Dilihat dari sisi sosial

Harus diperhatikan dan diingat bahwa perusahaan tidak akan hidup sendiri tanpa

dukungan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa perusahaan hidup bersama-sama dalam

satu tatanan kehidupan yang beragam dan semakin kompleks yang hendaknya selalu

berada dalam suatu titik keseimbangan. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang

sosial, khususnya dalam bidang sosial, hendaknya fokus utamanya adalah untuk 

meningkatkan kualitas masyarakat (sumber daya manusia) bukan untuk mengeruk 

keuntungan yang sebesar-besarnya.

Politik dapat memengaruhi kegiatan perusahaan. Adanya gejolak dalam politik dalam

negeri dapat memengaruhi permintaan maupun penawaran di pasar terhadap barang

dan jasa. Hendaknya perusahaan memerhatikan aspek politik dalam menyusun studi

kelayakan bisnis untuk memperkirakan situasi politik yang terjadi saat proyek dibangun

dan kemudian diimplementasikan sehingga proyek dapat menjadi layak.

2.4.6.8 Aspek Keuangan

Tujuan dari analisa keuangan adalah untuk menentukan dan mengembangkan rencana

investasi perusahaan dengan melakukan perhitungan biaya dan manfaat yang akan diterima

perusahaan pada saat rencana investasi tersebut dikembangkan. Perhitungan tersebut

dilakukan dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan dari perusahaan seperti

ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana

investasi tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan dan juga penilaian pada kelayakan

proyek untuk terus berkembang.

Page 23: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 23/35

 

28 

1.   Kebutuhan Dana dan Sumbernya

Dalam merealisasikan suatu proyek bisnis, perusahaan membutuhkan dana untuk 

investasi. Menurut Umar (2003, p178), dana tersebut dapat diklasifikasikan atas dasar

aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva

tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan, biaya-biaya sebelum

operasi. Selain digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, dana tersebut juga digunakan

untuk modal kerja yang merujuk pada semua investasi yang diperlukan untuk aktiva

lancar. Untuk menghitung modal kerja yang dibutuhkan dapat digunakan metode

berdasarkan waktu yang diperlukan sejak dana tersebut keluar dari kas perusahaan

sampai menjadi atau masuk ke dalam kas perusahaan kembali.

Setelah menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan rencana

investasi tersebut maka langkah selanjutnya adalah menentukan sumber dana. Menurut

Umar (2003, p178), beberapa sumber dana yang penting antara lain:

a.  Modal pemilik saham yang disetorkan.

b.  Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal.

c.  Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.

d.  Kredit yang diterima dari bank.

e.  Sewa guna (leasing ) dari lembaga non-bank.

2.   Aliran Kas (Cash Flow )

Perusahaan perlu untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat

likuiiditas dari aliran kas (cash flow ) perusahaan karena jika tingkat likuiditasnya terlalu

tinggi, yang mungkin disebabkan oleh tingkat perputaran kas yang rendah, keuntungan

yang diterima oleh perusahaan akan menjadi rendah. Demikian juga sebaliknya, jika

tingkat likuiditas aliran kas tersebut terlalu rendah, yang mungkin disebabkan oleh

perputaran kas yang tinggi, perusahaan akan mendapat keuntungan yang tinggi namun

aliran kas menjadi tidak likuid jika terjadi kebutuhan dana yang mendadak.

Page 24: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 24/35

 

29 

Perhitungan terhadap aliran kas sangat penting untuk dilakukan karena arti laba

dalam akuntansi tidak sama dengan pengertian kas masuk bersih bagi investor yang

 justru lebih penting untuk diketahui. Hal ini menjadi wajar karena hanya dengan aliran

kas bersih perusahaan dapat membiayai kewajiban keuangannya. Menurut Umar (2003,

p180), kas mempunyai tiga komponen utama yaitu Initial Cash Flow yang berhubungan

dengan pengeluaran untuk investasi, Operational Cash Flow yang biasanya mempunyai

selisih neto yang positif yang dapat dipakai untuk mencicil pengembalian investasinya,

dan Terminal Cash Flow  yang merupakan aliran kas dari nilai sisa aktiva tetap yang

dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi dan pengembalian modal kerja

awal.

3.   Biaya Modal (Cost of Capit al )

 Yang dimaksudkan dengan biaya modal adalah penentuan berapa besarnya biaya

real  dari masing-masing sumber pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan proyek investasinya. Perusahaan dirasa perlu melakukan perhitungan

terhadap biaya penggunaan modal rata-rata keseluruhan sehingga tingkat keuntungan

yang layak (cut off rate ) dari proyek tersebut dapat diidentifikasi. Menurut Umar (2003,

p181) untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi

atas utang dan modal sendiri, maka biaya modal dari masing-masing sumber dihitung

seperti penilaian investasi dari biaya utang, aliran kas yang dihitung setelah pajak,

demikian pula terhadap biaya modal sendiri.

a.  Biaya utang. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua jangka waktu yaitu biaya utang

dalam jangka panjang dan jangka pendek di mana kedua-duanya dapat dihitung

dengan menggunakan konsep present value .

b.  Biaya modal sendiri. Biaya ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya saham

preferen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan. Untuk menghitung biaya saham

Page 25: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 25/35

 

30 

preferen dapat digunakan cara yang sama dengan penghitungan biaya modal utang.

Rumus yang digunakan:

Di mana:

PO = harga jual saham saat ini

 A = nilai dividen (dalam persen)

B = nilai nominal saham

Kp = biaya saham preferen

Menurut Umar (2003, p184), biaya saham biasa adalah suatu tingkat keuntungan

minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa. Rumus

yang digunakan adalah:

Di mana:

Ke = biaya modal dari saham biasa

D = dividen per lembar saham yang konstan setiap kurun waktu tertentu

PO = harga saham saat ini

Sedangkan biaya laba yang ditahan memiliki prinsip yang sama dengan biaya saham

biasa namun perbedaannya adalah bahwa pada biaya ini tidak dikeluarkan biaya untuk 

melaksanakan proses saham (floatation cost ).

4.   In i t ia l  dan Operati onal Cash Flow  

 Yang dimaksud dengan initial cash flow dana yang digunakan untuk mendanai dalam

pelaksanaan proyek investasi sedangkan yang dimaksud dengan operational cash flow  

adalah rencana keluar-masuknya dana jika proyek tersebut telah rampung dan

dioperasionalkan.

Page 26: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 26/35

 

31 

5.   Analisis Kepekaan ( Sensitivi ty Analysis)

Ketidakpastian adalah unsur yang perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan

karena dengan adanya unsur tersebut hasil perhitungan di atas kertas dapat

menyimpang jauh dari kenyataan yang terjadi. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan

berkurangnya kapabilitas suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk mencapai

keuntungan maksimal bagi perusahaan. Manfaat dari analisis kepekaan ini adalah untuk 

memaksa manajer mengidentifikasi variabel-variabel yang belum diketahui dan

mengungkapkan taksiran-taksiran yang tidak tepat. Kekurangan dari analisis ini adalah

bahwa nilai-nilai dari optimistis dan pesimistis bersifat sangat relatif dan bahwa, bisa jadi,

variabel-variabel yang mendasarinya saling berhubungan.

6.   Penilaian dan Pemili han I nvestasi

Perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi dengan dana terbatas

maka perlu menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan tersebut. Penilaian terhadap

investasi dan melakukan analisis terhadap urutan prioritas dapat dilakukan dengan

beberapa cara:

a.  Metode Penilaian Investasi

Dalam aspek keuangan perlu dilakukan analisis terhadap aliran kas yang akan

terjadi. Terdapat empat metode yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari investasi, yaitu metode Payback Period ,

Net Present Value , Internal Rate of Return , dan Profitability Index serta Break Even 

Point .

Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p308), Payback Period  (PP)

adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Dengan

kata lain, metode ini merupakan rasio antara initial cash investment  dengan cash 

inflow -nya dan hasilnya ditetapkan dalam satuan waktu. Rumus yang digunakan:

Page 27: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 27/35

 

32 

 Adapun kriteria dari penilaian dengan metode ini adalah bahwa jika Payback 

Period  lebih pendek daripada maximum Payback Period -nya maka proyek investasi

tersebut layak untuk dijalankan. Metode ini cukup sederhana untuk digunakan, oleh

karenanya masih terdapat kelemahan dalam menggunakan metode ini. Kelemahan

utamanya adalah bahwa metode ini tidak memerhatikan konsep nilai waktu dari

uang dan juga tidak memerhatikan aliran kas masuk setelah payback .

Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p314), Internal Rate of Return  

(IRR) adalah teknik anggaran modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang

menyeimbangkan nilai masukan sekarang dengan nilai keluaran sekarang. Rumus

yang digunakan:

Di mana:

t = tahun ke-

n = jumlah tahun

I0 = nilai investasi awal

CF = arus kas bersih

IRR = tingkat bunga yang dicari harganya

Kriteria penilaian dari metode ini adalah jika IRR yang dihasilkan lebih besar dari

rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Terdapat rumus IRR 

yang menggunakan interpolasi, yaitu:

Page 28: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 28/35

 

33 

Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p311), Net Present Value atau

Nilai Bersih Sekarang adalah teknik anggaran modal yang didefinisikan sebagai nilai

sekarang arus bersih masa depan setelah pajak dikurangi pengeluaran awal proyek.

Di mana:

CF = aliran kas per tahun pada periode t

I0 = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discount rate )

Menurut Umar (2003, p201), kriteria penilaian dari metode ini adalah:

a.  Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima.

b.  Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak.

c.  Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.

Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p312), Profitability Index adalah

rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran

awalnya. Rumus yang digunakan:

Kriteria penilaian untuk metode ini adalah bahwa jika PI > 1, maka usulan

proyek dikatakan menguntungkan namun jika PI < 1, maka usulan proyek tidak 

menguntungkan.

Menurut Umar (2003, p202), analisis pulang pokok (Break Even Point ) adalah

suatu media analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa

variabel di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi

yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima

perusahaan dari kegiatannya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan yang dimaksud

Page 29: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 29/35

 

34 

adalah biaya yang terbagi menjadi tiga, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya

semi-variabel. Dengan menggunakan regresi linier yang mempunyai persamaan

sebagai berikut:

Y = a + b . X

Di mana:

 Y = jumlah biaya semi-variabel

a = jumlah biaya tetap

b = biaya variabel per unit

X = luas produksi

Setelah menentukan semua konstanta di atas, selanjutnya perhitungan pulang

pokok dapat dilakukan dengan rumus:

TR = TC atau Q . P = a + b . X

Di mana:

Q = tingkat produksi (unit)

P = harga jual per unit

 A = biaya tetap

Jika dilakukan analisis lebih lanjut lagi di mana yang dianalisa adalah jumlah

produksi untuk mencapai titik pulang pokok, maka rumus yang digunakan adalah:

X = (a / P – b)

Dan jika yang dicari adalah nilai atau total harga untuk mencapai titik pulang

pokok, maka rumus yang digunakan adalah:

Page 30: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 30/35

 

35 

b.  Pilihan Leasing atau Beli

Perusahaan terkadang dihadapkan pada suatu dilema di mana perusahaan harus

memilih antara membeli atau menyewa, katakanlah, suatu sistem informasi. Maka

untuk mencari jalan keluarnya adalah dengan membandingkan biaya leasing dengan

harga yang ditawarkan jika perusahaan ingin mengembangkan sistem informasi

untuk memperlancar operasionalnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai

leasing adalah:

Di mana:

NAL = Net Advantage of Leasing  

I0 = harga fasilitas (aktiva tetap)

Lt = pembayaran sewa secara periodik 

Dept = jumlah beban penyusutan dalam periode t

K b = biaya utang sebelum pajak 

T = tarif pajak 

n = umur penyusutan ekonomis

Kriteria penilaian dari metode ini adalah:

a.  Jika nilai NAL = 0, maka biaya membeli sama dengan biaya leasing .

b.  Jika nilai NAL > 0, maka biaya membeli lebih besar dari biaya leasing .

c.  Jika nilai NAL < 0, maka biaya membeli lebih kecil dari biaya leasing .

c.  Urutan Prioritas

Bila perusahaan dihadapkan pada situasi di mana perusahaan harus menentukan

prioritas daripada rencana-rencana investasinya, maka proses pengurutan prioritas

dapat digunakan. Menurut Umar (2003, p207-209), terdapat lima skenario

pengurutan prioritas:

Page 31: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 31/35

 

36 

1.  Mutually Exclusive (saling meniadakan)

Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A, maka proyek-proyek 

lain ditiadakan. Instrumen pengukuran yang cocok digunakan pada skenario ini

adalah metode Net Present Value  (NPV) atau Internal Rate Return  (IRR)

tergantung pada persoalan yang dihadapi dan karakteristik keduanya.

2.  Contingency (saling terkait)

Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A yang erat

hubungannya dengan proyek B, maka proyek B atau yang lainnya diikutsertakan

 juga. Metode-metode yang dapat digunakan dalam skenario ini adalah

Profitability Index (PI), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan

lainnya.

3.  Independence (saling bebas)

Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A sesuai dengan

kelayakannya dan ternyata proyek B (bertolak belakang dengan proyek A dalam

hal jenis investasi) juga memiliki kelayakan untuk dijalankan, maka keputusan

terhadap proyek mana yang akan direalisasikan harus dipelajari kemudian

karena dianggap tidak berkaitan.

4.  Capital Budget Constrain (keterbatasan keuangan)

Dalam skenario ini, di mana perusahaan dihadapkan pada keterbatasan

dana, maka proyek yang akan direalisasikan hanya satu atau beberapa yang

memenuhi syarat kelayakan yang telah dijelaskan.

5.  Cost Effectiveness (biaya efektif)

Dalam situasi seperti ini, pengurutan pengerjaan proyek didasarkan pada

sumber daya yang mendesak untuk segera digunakan, seperti tenaga kerja yang

menganggur.

Page 32: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 32/35

 

37 

2.5 Kerangka Pemik iran Teorit is

Gambar 2 .1 Kerangka Pemik iranSumber: Gambar diolah

2.6 Metodologi Penelit ian

2.6.1 Jenis dan Metode Penelit ian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan metode penelitian yang

dilakukan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran secara

sistematik, faktual, dan akurat. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk meneliti suatu

objek penelitian dan menemukan fakta-fakta yang ada mengenai studi kelayakan rencana

perusahaan.

Ide Bisnis

 Aspek 

Pasar dan

Pemasaran

 Aspek 

Sumber

Daya

Manusia

 Analisis Studi Kelayakan

 Aspek 

Manajemen

 Alternatif Kelayakan

 Aspek 

Hukum

Layak Tidak Layak 

 Aspek 

Teknis

 Aspek 

Ekonomi

Sosial dan

politik 

 Aspek 

Keuangan

 Aspek 

Lingkunga

Page 33: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 33/35

 

38 

2.6.2 Teknik Pengumpu lan Data

Data-data dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu dengan studi kepustakaan dan studi

lapangan.

1.  Studi kepustakaan

Penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan

(literature ) dan berbagai jenis sumber data lainnya yang bersifat teoritis, yang faktual

dan aktual, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Misalnya melalui media

internet (www.kompas.com). Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk 

memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan studi perbandingan,

sehingga diperoleh konsep sebagai titik tolak pembahasan.

2.  Studi lapangan (Field Research Method )

Penelitian dilakukan dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat yang

menjadi objek penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a.  Observasi/Pengamatan

Merupakan pengamatan secara langsung terhadap berbagai masalah yang

berkaitan dengan objek penelitian serta pengamatan terhadap catatan-catatan dan

dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan. Penulis juga melakukan

pengamatan pada pasar mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

untuk melakukan ekspansi.

b.  Wawancara (Interview )

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan

dalam berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang

diperlukan.

Page 34: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 34/35

 

39 

2.6.3 Defini si Operasional dan I nstrumen Pengukur an

Tabel 2.1 Defin isi Operasional dan I nstr umen Penguku ran

Variabel Dimensi I ndikator Ukuran

PenilaianKelayakan Usaha

 Aspek-aspek penilaian: Aspek Pasar danPemasaran

PeramalanPermintaan Produk 

Metode Perkiraan Kualitatif 

Bauran Pemasaran Metode Deskriptif Kualitatif 

 Aspek Teknis

Penilaian Alternatif Lokasi

Metode Deskriptif Kualitatif Subjektif 

Proses Operasional Metode Deskriptif Kualitatif 

Layout  /Letak Outlet Metode Deskriptif Kualitatif 

 Aspek Manajemen

PengorganisasianManajemen

Metode Deskriptif Kualitatif 

 Aspek Lingkungan

Lingkungan sosialdan ekonomi

Metode Deskriptif Kualitatif 

 Aspek Keuangan

Sumber Modal danBiaya Modal

Modal Sendiri

Cash Flow Initial Cash Flow Operational Cash Flow Terminal Cash Flow  

Penilaian Investasi: Payback Period  

IRR 

NPV

PI

Sumber: Data setelah diolah

2.6.4 Tekni k Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan “analisis studi kelayakan bisnis” 

dalam bentuk kualitatif sesuai dengan teori dalam beberapa aspek:

1.   Aspek pasar dan pemasaran yaitu menjelaskan peramalan permintaan produk dan

bauran pemasarannya.

2.   Aspek teknis yaitu menjelaskan penilaian alternatif lokasi, proses operasional, tata letak.

3.   Aspek manajemen yaitu menjelaskan pengorganisasian manajemennya.

Page 35: 2010-1-00391-MN Bab 2

5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 35/35

 

40 

Teknik peramalan menggunakan perkiraan kualitatif.

Metode Deskriptif Kuantitatif:

1.  Payback Period 

2.  NPV (Net Present Value )

3.  IRR (Internal Rate of Return )

4.  PI (Profitability Index )

2.6.5 Kelemahan Tekni k Analisis Data

Kelemahan dari teknik analisis data yang digunakan penulis adalah:

1.  Proyeksi tingkat bunga modal mengikuti suku bunga deposito ditambah dengan tingkat

risiko, di mana hal tersebut mudah sekali mengalami perubahan. Kondisi bisnis Indonesia

yang mudah berubah membuat proyeksi tersebut tidak flat tetapi mengikuti arus pasar.

Politik dan ekonomi saat ini memiliki korelasi yang sangat kuat, jika terjadi ketidak 

harmonisan dalam pemerintahan maka para investor pasti meningkatkan angka risiko

mereka.

2.  Pada analisa Payback Period tidak melihat nilai waktu dari uang (Time Value of Money ),

sehingga analisa dari segi inflasi tidak dapat dilakukan. Hal tersebut membuat tingkat

pengembalian menjadi lebih tinggi dari kenyataannya.