41
PENYESUAIAN DIRI REMAJA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MAKALAH Diajukan guna melengkapi nilai tugas Mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Oleh: Iqmal Khadafi 150210203053 Nisrina Nur Athayya 150210203054 M. Syahrul Efendy 150210302057 Bidayatul Hidayah 150210302062 POGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang penyesuaian diri remaja

Citation preview

Page 1: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi nilai tugas Mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Oleh:

Iqmal Khadafi 150210203053

Nisrina Nur Athayya 150210203054

M. Syahrul Efendy 150210302057

Bidayatul Hidayah 150210302062

POGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

1

Page 2: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul

“Penyesuaian Diri Remaja”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Dengan makalah ini diharapkan kami dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang Penyesuaian

Diri Remaja serta permasalahan diri remaja. Kami berharap semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan tentang Penyesuaian Diri Remaja lebih dalam lagi.

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak

kekurangan. Kritik yang membangun kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan

makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Terimakasih kepada Ibu Drs. Nurul Umamah selaku Dosen mata kuliah Perkembangan

Peserta Didik yang senantiasa membimbing kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi kegiatan perkuliahan di kampus Universitas Jember.

Jember, 03 September 2015

Penyusun

2

Page 3: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3

2.1 Pengertian Penyesuaian Diri......................................... 3

2.2 Proses Penyesuaian Diri................................................ 4

2.3 Karakteristik Penyesuaian Diri.................................... 6

2.4 Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Diri

Remaja ................................................................................. 17

2.5 Implikasi Proses Penyesuaian Remaja terhadap

Penyelenggaraan Pendidikan.............................................. 21

BAB III PENUTUP ......................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ................................................................ 23

3.2 Saran ........................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... iv

3

Page 4: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah

dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan

hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang di

dapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan,

minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan pengalaman itu ia secara berkesinambungan

dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang ia miliki sekarang dan menjadi pribadi

tertentu dimasa yang akan datang.

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak

mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosional dipengaruhi dan

diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses

penyesuaian yang baik atau yang salah.

Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia

aktif dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang

kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri merupakan

suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah

memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Untuk lebih jelasnya dari makalah

ini kita meninjau secara lebih rinci pengertian dan proses penyesuaian diri, penyesuaian

diri remaja, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, contoh

permasalahan-permasalahan penyesuaian diri remaja serta implikasi penyesuaian diri

remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan.

4

Page 5: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah dalam makalah

ini sebagai berikut.

1) Bagaimana Pengertian Penyesuaian Diri?

2) Bagaimana Proses Penyesuaian Diri?

3) Bagaimana Karakteristik Penyesuaian Diri?

4) Apa saja Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja?

5) Bagaimana Impliksai Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelenggaraan

Pendidikan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat tujuan dalam makalah ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendiskripsikan mengenai pengertian, proses, dan karakteristik penyesuaian

diri.

2. Untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan penyesuaian diri remaja.

3. Untuk mengetahui impliksai proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan

pendidikan.

1.3.2 Manfaat

Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini

adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai matakuliah Perkembangan Peserta

Didik tentang penyesuaian diri remaja, permasalahan-permasalahan apa saja dari

penyesuaian diri remaja serta impliksai proses penyesuaian remaja terhadap

penyelenggaraan pendidikan.

.

5

Page 6: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyesuaian Diri

Berikut defenisi atau pengertian penyesuaian diri menurut para ahli, diantaranya:

1. Schneiders (1964) menyatakan bahwa penyesuaian diri mempunyai banyak arti antara

lain: usaha manusia untuk mengurangi tekanan akibat dorongan kebutuhan, usaha untuk

memelihara keseimbangan antara pemenuhan dan tuntutan lingkungan serta usaha untuk

menyelaraskan hubungan individu dengan realitas. la memberikan batasan penyesuaian

diri sebagai proses yang melibatkan respon mental dan perilaku manusia dalam usaha

mengatasi dorongan-dorongn dari dalam diri agar diproses kesesuaian antara tuntutan dari

dalam diri dan lingkungan. Hal ini berarti penyesuaian diri merupakan suatu proses yang

dinamis dan bukan suatu kondisi yang stastis.

2. Menurut Meichati (1983) kunci penyesuaian diri terletak pada keberhasilan manusia

memenuhi dorongan dari dalam dan dari luar, di mana cara yang dilakukan untuk

memenuhi dorongan tersebut baik bagi dirinya tetapi juga baik untuk lingkungan.

Penyesuaian diri merupakan cara individu bergaul dengan diri sendiri, orang lain dan

dengan lingkunganya.

3. Satmoko (1995) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi seseorang yang

kontinyu dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan dunianya. Ketiga faktor

ini secara konsisten mempengaruhi seseorang dan hubungan ketiganya bersifat timbal

balik, permasalahan-permasalahan yang muncul merupakan efek samping dari interaksi

tersebut. Sesuatu yang normal dan tidak dapat dihindarkan, meskipun demikian manusia

mempunyai potensi untuk mengatasmya. Jadi penyesuaian diri merupakan suatu hal yang

tidak akan pernah berhenti sampai manusia itu mati.

4. Menurut Hurlock (1991) penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk

memperlihatkan sikap serta tingkahlaku yang menyenangkan, sehingga ia diterima oleh

kelompok atau lingkungannya. Kondisi yang diperlukan untuk mencapai penyesuaian diri

yang baik yaitu bimbingan untuk membantu anak belajar menjadi realistis tentang diri

dan kemampuannya dan bimbingan untuk belajar bersikap bagaimana cara yang akan

membantu penerimaan sosial dan kasih sayang dari orang lain.

6

Page 7: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

Selain itu penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :

1. Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa “survive”

dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi

yang memuaskan dengan tuntutan sosial.

2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu

dengan standar atau prinsip.

3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk

membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa

mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu

memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat atau

memenuhi syarat.

4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan

emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada

setiap situasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha

manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkunganya. Selain

itu juga, seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik (Well

Adjusted Person) jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien,

memuaskan dan sehat. Dikatakan efisien apabila mampu melakukan respon dengan

mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat apabila respon-

respon yang dilakukannya dengan hakikat individu, lembaga atau kelompok antar

individu, dan hubungan antar individu dan ciptaanNya berjalan dengan baik.

2.2 Proses Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri

dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa

penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi

jika manusia atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan

lingkungannya di mana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana

semua fungsi organisme atau individu berjalan dengan normal. Sekali lagi, bahwa

7

Page 8: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

penyesuaian yang sempurna seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Oleh karena itu

penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat (lifelong process), dan

manusia terus-menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan

hidup guna mencapai pribadi yang sehat.

Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (1984), melibatkan tiga unsur yang akan

mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu yaitu :

1. Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri

Motivasi sama dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal

yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme.  

2. Sikap terhadap realitas dan Proses Penyesuaian Diri

Secara umum dapat dikatakan sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik

terhadap realitas sangat diperlukan bagi penyesuaian diri yang sehat.

3. Pola Dasar Penyesuaian Diri

Dalam proses penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri.

Misalnya: seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk.

dalam situasi tersebut anak akan frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang

berguna mengurangi ketegangan antara kebutuhan akan kasih sayang dengan frustasi

yang dialami. Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia, sehingga individu

mencari suatu respon lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.

Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa motivasi mengambil variasi bentuk, dan

setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh

beberapa aspek realitas, misalnya pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan sosial,

dan semacamnya. Rintangan-rintangan ini menyebabkan individu meneliti cara-cara

responnya yang berbeda-beda sampai mendapatkan pemuasan.

Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat

memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh

lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.

8

Page 9: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

2.3 Karakteristik Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat dilihat

berbagai sisi, yaitu sebagai berikut :

1) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Peran dan Identitasnya

Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat dimengerti

serta diterima oleh lingkumgannya, baik lingkungan keluarga, sekolah, ataupun

masyarakat.

2) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Pendidikan

Pada umumnya, para remaja berjuang untuk meraih kesuksesan dalam belajar, tetapi

dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang, terhindar dari tekanan

dan konflik, atau bahkan frustasi.

3) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Kehidupan Seks

Secara keseluruhan, remaja ingin memahami kondisi seksual dirinya dan lawan

jenisnyaserta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksualnya yang dapat

dimengerti dan dapat dibenarkan oleh norma sosial dan agama.

4) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Norma Sosial

Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial mengarah pada dua dimensi, yaitu remaja

ingin diakui keberadaannya dalam masyarakat dan remaja ingin bebas menciptakan

aturan-aturan tersendiri yang lebih sesuai untuk kelompoknya, tetapi menuntut agar dapat

dimengerti dan diterima oleh masyarakat dewasa.

5) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Waktu Luang

Dalam kontek ini upaya yang harus dilakukan oleh remaja adalah melakukan

penyesuaian antara dorongan kebebasannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat agar dapat berguna bagi dirinya maupun orang lain.

6) Penyesuaian Diri Remaja terhadap Uang

Remaja berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional, melakukan penyesuaian

antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orang tuanya.

7) Penyesuaian Diri remaja terhadap Kecemasan, Konflik, dan Frustasi

Menurut Signund Freud (Corey, 1989), strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah

kecemasan, konflik, dan frustasi adalah menggunakan mekanisme pertahanan diri

9

Page 10: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

(defence mechanism) seperti kompensasi, rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi,

regresi, dan fiksasi.

Tidak selamanya individu berhasi dalam melakukan penyesuaian diri, karena

kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebaban tidak berhasil

melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya

atau mungkin diluar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut

ada individu-individu yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif, namun ada

pula individu-individu yang melakukan penyesuaian diri yang salah. Berikut ini ditinjau

dari karakteristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian yang salah.

a. Penyesuaian Diri Secara Positif

Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai

khal-hal sebagai berikut:

1. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional.

2. Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.

3. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.

4. Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.

5. Mampu dalam belajar.

6. Menghargai pengalaman.

7. Bersikap realistik dan objektif.

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya

dalam berbagai bentuk, antara lain :

1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung.

Dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi masalahnya dengan segala akibat-

akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

Misalnya seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia

mengemukakan segala masalahnya kepada gurunya

10

Page 11: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

2) Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan).

Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat menghadapi

dan memecahkan masalahnya. Misalnya seorang siswa yang merasa kurang mampu

dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas

tersebut, dengan membaca buku, konsultasi, diskusi dan sebagainya.

3) Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba.

Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti kalau

menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran kurang

begitu berperan dibandingkan dengan cara eksplorasi.

4) Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti).

Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh

penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya gagal nonton film di gedung

bioskop, dia pindah nonton TV di rumah.

5) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.

Dalam hal ini individu mencoba menggali kemampuan-kemapuan khusus dalam dirinya,

dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri. Misalnya

seorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam keuangan, tetapi ia pandai menulis

(mengarang), kemampuannya dalam menulis (mengarang) ia gunakan untuk membantu

mengatasi kesulitan dalam keuangan dengan menulis artikel yang kemudian dikirim

dikoran atau majalah.

6) Penyesuaian dengan belajar.

Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

dapat membantu menyesuaikan diri. Misalnya seorang guru akan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai pengetahuan keguruan.

7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri.

Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan kemampuan memilih tindakan

yang tepat dan pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini individu berusaha

memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu

dilakukan. Cara inilah yang disebut inhib.isi. Di samping itu, individu harus mampu

mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.

8) Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.

11

Page 12: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

Dalam situasi ini tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil

berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari

berbagai segi, antara lain segi untung dan ruginya.

b. Penyesuaian Diri yang Salah

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan

individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan

berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak

realistik, agresif, dan sebgainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah

yaitu, reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.

1. Reaksi bertahan (Defence Reaction)

Individu berusaha untuk mempertahankan dirirnya, seolah-olah tidak menghadapi

kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami

kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain :

Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mancari-cari alasan untuk membenarkan

tindakannya.

Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang

enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang

menyenangkan. Misalnya seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan

cintanya dengan seorang gadis.

Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk

mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya seorang siswa yang tidak lulus

mengatakan bahwa yang menyebabkan ia tidak lulus karena gurunya

membencinya.

“Sour grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan.

Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin ketiknya

rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.

12

Page 13: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

2. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)

Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang

bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya.

Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku :

Selalu membenarkan diri sendiri,

Mau berkuasa dalam setiap situasi,

Bersikap senang mengganggu orang lain,

Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,

Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,

Menunjukkan sikap menyerang dan merusak,

Keras kepala dalam perbuatannya,

Bersikap balas dendam, dan lain-lain.

3. Reaksi Melarikan Diri (Escape Reaction)

Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan

diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah laku

seperti, berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu

ganja, narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan

tingkat perkembangan yang lebih awal (misalnya orang dewasa yang bersikap dan

berwatak seperti anak kecil) dan lain-lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri

Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap

penyesuaian diri. Penetu berarti faktor yang mendukung, mempengaruhi, atau

menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder proses penyesuaian

ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal

maupun eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor yang mengatur

perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

13

Page 14: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

1) Kondisi-kondisi fisik, termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf,

kelenjar dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya.

2) Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan

emosional.

3) Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian,

penentuan diri (self-determination), frustasi, dan konflik.

4) Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah.

5) Penentu kultural, termasuk agama.

Pemahaman tentang faktor-faktor ini dan bagaimana fungsinya dalam penyesuian

merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian, karena penyesuain tumbuh dari

hubungan-hubungan antara faktor-faktor ini dan tuntutan individu. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi proses penyesuaian diri tersebut diantaranya adalah:

Kondisi Jasmaniah

Kondisi jasmaniah seperti pembawaan dan struktur atau konstitusi fisik dan

tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik

berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa

terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Moh.

Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ektomorf yaitu yang ototnya lemah,

tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial,

pemalu, dan sebagainya.

Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkahlaku maka dapat

diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi

proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan

dalam sistem syaraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan

mental, tingkahlaku dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem-sistem tubuh

yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.

Di samping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan

penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan

dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan

14

Page 15: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

penyakit jasmaniah yang diderita oleh sesorang akan mengganggu proses penyesuaian

dirinya. Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan

pada diri sendiri, perasaan rendah diri, ketergantungan, perasaan ingin dikasihani dan

sebagainya.

Perkembangan, Kematangan, dan Penyesuaian Diri

Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat

instinktif menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan

bertamabahnya usia perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses

belajar saja melainkan anak juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini

menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.

Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda

antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian

diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan

bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Di

samping itu, hubungan antara penyesuaian dengan perkembangan dapat berbeda menurut

jenis aspek perkembangan yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan mempengruhi

setiap aspek kepribadian seperti: emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual.

Dalam fase tertentu salah satu aspek mungkin lebih penting dari aspek lainnya. Misalnya

pertumbuhan moral lebih penting daripada kematangan sosial, dan kematangan

emosional merupakan yang terpenting dalam penyesuaian diri. Contohnya adalah banyak

orang yang telah mengetahui bahwa menolong itu baik, tetapi mereka banyak yang tidak

melakukannya.

Penentu Psikologis terhadap Penyesuaian Diri

Banyak sekali faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri, di antaranya

adalah:

15

Page 16: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

a. Pengalaman

Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-

pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman

yang menyenangkan dan pengalaman traumatik atau menyusahkan. Pengalaman yang

menyenangkan misalnya memperoleh hadiah dalam suatu kegiatan, cenderung akan

menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, dan sebaliknya pengalaman traumatik

akan menimbulkan penyesuaian yang kurang baik atau mungkin salah.

b. Belajar

Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri,

karena melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk

kepribadian. Sebagian besar respon-respon dan ciri-ciri kepribadian labih banyak yang

diperoleh dari proses belajar daripada yang diperoleh secara diwariskan. Dalam proses

penyesuaian diri belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkahlaku sejak fase-fase

awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan.

c. Determinasi diri

Dalam proses penyesuaian diri, di samping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut di atas,

orangnya itu sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk

mencapai sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi,

dan atau merusak diri. Faktor-faktor itulah yang disebut determinasi diri.

Determinasi diri mempunyai peranan yang penting dalam proses penyesuaian diri karena

mempunyai peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan

atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam

mengarahkan dan mengendalikan dirinya, meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak

menguntungkan bagi penyesuaian dirinya. Ada beberapa orang dewasa yang mengalami

pengalaman penolakan ketika masa kanak-kanak, tetapi mereka dapat menghindarkan diri

dari pengaruh negatif karena dapat menentukan sikap atau arah dirinya sendiri.

d. Konflik dan penyesuaian

Tanpa memperhatikan tipe-tipe konflik, mekanisme konflik secara esensial sama yaitu

pertentangan antara motif-motif. Efek konflik pada perilaku akan tergantug sebagian

pada sifat konflik itu sendiri. Ada beberapa pandangan bahwa semua konflik bersifat

mengganggu atau merugikan. Namun dalam kenyataan ada juga seseorang yang

16

Page 17: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

mempunyai banyak konflik tanpa hasil-hasil yang merusak atau merugikan. Sebenarnya,

beberapa konflik dapat bermanfaat memotivasi sesorang untuk meningkatkan kegiatan.

Cara sesorang mengatasi konfliknya dengan meningkatkan usaha ke arah pencapaian

tujuan yang menguntungkan secara sosial, atau mungkin sebaliknya ia memecahkan

konflik dengan melarikan diri, khususnya lari ke dalam gejala-gejala neourotis.

Lingkungan sebagai Penentu Penyesuaian Diri

Berbagai lingkungan anak seperti keluarga dan pola hubungan di dalamnya, sekolah,

masyarakat, kultur, dan agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak. Berikut

penjabarannya:

a. Pengaruh rumah dan keluarga

Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian diri, faktor rumah dan

keluarga merupakan faktor yang sangat penting, karena keluarga merupakan satuan

kelompok sosial terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam

keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat.

b. Hubungan orang tua dan anak

Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses

penyesuaian diri anak-anak. Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi

penyesuaian diri antara lain:

1) Menerima (acceptance), yaitu situasi hubungan di mana orang tua menerima anaknya

dengan baik. Sikap penerimaan ini dapat menimbulkan suasana hangat dan rasa aman

bagi anak.

2) Menghukum dan disiplin yang berlebihan.

Dalam pola ini, hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang

ditanamkan orang tua terlalu kaku dan berlebihan sehingga dapat menimbulkan

suasana psikologis yang kurang menguntungkan anak.

17

Page 18: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

3) Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan.

Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak

aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah suai lainnya.

4) Penolakan, yaitu pola hubungan di mana orang tua menolak kehadiran anaknya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penolakan orang tua terhadap anaknya

dapat menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri.

c. Hubungan saudara

Suasana hubungan saudara yang penuh persahabatan, kooperatif, saling menghormati,

penuh kasih sayang, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya

penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati,

kebencian, dan sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.

d. Masyarakat

Keadaan lingkungan masyarakat di mana individu berada merupakan kondisi yang

menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Kondisi studi menunjukkan bahwa

banyak gejala tingkah laku salah satu bersumber dari keadaan masyarakat. Pergaulan

yang salah suai bersumber dari keadaan masyarakat. Pergaulan yang salah di kalangan

remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.

e. Sekolah

Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual,

sosial, dan moral para siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis

menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Di samping itu, hasil pendidikan yang

diterima anak di sekolah akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di

masyarakat.

18

Page 19: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

Kultural dan Agama sebagai Penentu Penyesuaian Diri

Proses penyesuaian diri anak mulai dari lingkungan keluaraga, sekolah dan

masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan

kultural di mana individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola

penyesuaian dirinya. Contohnya tata cara kehidupan di sekolah, di mesjid, gereja, dan

semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan

masyarakat sekitarnya.

Sedangkn agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik,

frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi

anak, serta agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang

akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup umat manusia.

Kehidupan yang efektif menuntut adanya tuntunan hidup yang mutlak. Sembahyang dan

berdoa merupakan medium dalam agama untuk menuju kearah kehidupan yang berarti.

Agama memegang peranan penting sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri.

Soetarno (1993) mengemukakan bahwa pada dasamya mengadakan hubungan

dengan manusia lain mengandung suatu pengertian yang lebih luas, yakni mengadakan

hubungan dengan lingkungan. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, yakni alam

benda-benda yang kongkrit, dan lingkungan non fisik misalnya kevakinan ide-ide dan

falsafah yang terdapat di lingkungan individu itu. Individu manusia selalu mengadakan

hubungan dengan individu lain baik secara fisik, psikis maupun rohani karena hubungan

dengan lingkungan dapat menggiatkan dan merangsang perkembangan atau pemberian

sesuatu yang ia perlukan. Tanpa hubungan ini seseorang tidak dapat dikatakan individu

lagi.

Selanjutnya Soetarno (1993) mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat empat

jenis hubungan antar individu dengan lingkungan yaitu :

1) Individu bertentangan dengan lingkungarmya,

2) Individu memanfaatkan lingkungannya,

3) Individu berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan,

19

Page 20: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

4) Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.4 Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja

Diantara persoalan terpenting yang dihadapi remaja dalam kehidupan sehari-hari dan

yang menghambat penyesuaian diri yang sehat adalah hubungan remaja dengan orang

dewasa terutama orang tua.

Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap

orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga. Contoh : sikap orang tua yang

menolak. Penolakan orang tua terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua macam.

Pertama, penolakan mungkin merupak penolakan tetap sejak awal, di mana orang tua

merasa tidak sayang kepada anakanya, karena berbagai sebab, mereka tidak menhendaki

kelahirannya. Menurut Boldwyn yang dikutip oleh Zakiah Darajat (1983): “bapak yang

menolak anaknya berusaha menundukkan anaknya dengan kaidah-kaidah kekerasan,

karena itu ia mengambil ukuran kekerasan, kekejaman tanpa alasan nyata.” Jenis kedua,

dari penolakan adalah dalam bentuk berpura-pura tidak tahu keinginan anak. Contoh:

orang tua memberi tugas kepada anaknya berbarengan dengan rencana anaknya untuk

pergi nonton bersama dengan teman sejawatnya.

Hasil dari kedua macm penolakan tersebut ialah remaja tidak dapat menyesuaikan

diri, cenderung untuk menghabiskan waktunya diluar rumah. Terutama pada gadis-gadis

mungkin akan terjadi perkawinan yang tidak masuk akal dengan pemikiran bahwa rumah

diluar rumah tangganya sendiri akan lebih baik daripada rumahnya sendiri. Disamping

itu, sikap orang tua yang memberikan perlindungan yang berlebihan akibatnya juga tidak

baik. Remaja yang mendapatkan pemeliharaan yang berlebihan, menyebabkan ia juga

mengharapkan bantuan dan perhatian dari orang lain dan ia berusaha menarik perhatian

mereka, serta menyangka bahwa perhatian seperti itu adalah haknya.

Sikap orang tua yang otoriter, yaitu yang memaksakan kekuasaan dan otoritas kepada

remaja juga akan menghambat proses penyesuaian diri remaja. Biasanya remaja berusaha

untuk menentang kekuasaan orang tua dan pada gilirannya ia akan cenderung otoriter

20

Page 21: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

terhadap teman-temannya dan cenderung menentang otoritas yang ada baik di sekolah

maupun di masyarakat.

Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal

dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian

membuktikan bahwa remaja yang hidup di dalam rumah tangga yang retak, mengalami

masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk marah, suka

menyendiri, di samping kurang kepekaaan terhadap penerimaan sosial dan kurang

mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam

rumah tangga yang wajar. Terbukti pula bahwa kebanyakan anak-anak yang dikeluarkan

dari sekolah karena tidak dapat menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari rumah

tangga yang pecah atau retak itu.

Perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan anak perempuan akan mempengaruhi

hubungan antarmereka, sehingga memungkinkan timbulnya rasa iri hati dalam jiwa anak

perempuan terhadap saudaranya yang laki-laki. Keadaan ini akan menghambat proses

penyesuaian diri anak perempuan. Permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul

bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal. Remaja yang keluarganya sering pindah,

ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah yang lain dan ia mengalami banyak kesukaran

akademis, bahkan mungkin ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, karena guru

berbeda-beda dalam cara mengajarnya, demikian pula mungkin buku-buku pokok yang

dipakainya tidak sama. Di samping itu, masalah teman remaja; perpindahan ke tempat

atau masyarakat baru, berarti kehilangan teman lama dan terpaksa mencari teman baru.

Banyak remaja yang mengalami kesulitan dalam mencari atau membentuk persahabatan

dan hubungan sosial yang baru. Mungkin remaja berhasil baik dalam hubungan di

sekolah yang lama, tetapi ketika pindah ke sekolah yang baru ia menjadi tidak dikenal

dan tidak ada yang memperhatikan. Disini remaja dituntut untuk dapat lebih mampu

menyesuaikan diri dengan masyarakat yang baru, sehingga ia menjadi bagian dari

masyarakat yang baru itu.

Selain itu penyesuaian diri remaja dengan kehidupan di sekolah. Permasalahan

penyesuaian diri di sekolah mungkin akan timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang

21

Page 22: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

sekolah yang baru, baik sekolah lanjutan pertama maupun sekolah lanjutan atas. Mereka

mungkin mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman, dan mata

pelajaran. Sebagai akibat antara lain adalah prestasi belajar menjadi menurun dibanding

dengan prestasi di sekolah sebelumnya.

Persoalan-persoalan umum yang seringkali dihadapi remaja antara lain memilih

sekolah. Jika kita mengharapkan remaja mempunyai penyesuaian diri yang baik,

seyogyanya kita tidak mendikte mereka agar memilih jenis sekolah tertentu sesuai

keinginan kita. Orang tua atau pendidik hendaknya mengarahkan pilihan sekolah sesuai

dengan kemampuan, bakat, dan sifat-sifat pribadinya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau

sekolah, tidak mau belajar, suka membolos dan sebagainya karena ia dipaksa oleh orang

tuanya untuk masuk sekolah yang tidak ia sukai.

Pemasalahan lain yang mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan

dengan kebiasaan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan

mungkin mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan

antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstra

kurikuler, dan sebagainya.

Untuk memahami masalah-masalah remaja dan karakteristik atas permaalahan pada

remaja Santrock (2007) menggunakan 2 pendekatan. Berikut penjelasan mengenai

pendekatan tersebut.

a.    Pendekatan Biopsikososial

Pendekatan ini menekankan pengaruh interaktif dari faktor-faktor biologis, psikologis,

dan sosial terhadap berkembangnya masalah remaja dan orang-orang yang berasal dari

berbagai usia lainnya.

b.    Pendekatan Psikopatologi

Pendekatan ini berfokus pada upaya mendeskripsikan dan mengeksplorasi jallur

perkembangan masalah. Menurut Chang & Gjerde dalm Satrock (2000) memaparkan

bahwa jalur perkembangan yang mendeskripsikan kesinambungan dan transformasi yang

sedang berlangsung di dalam faktor-faktor  yang mempengaruhi dampaknya.

22

Page 23: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

Berbicara mengenai maslah yang dihadapi remaja, tentunya mencakup tentang apa saja

yang mempengaruhinya. Adapun masalah atau gangguan utama yang dihadapi remaja

menurut Satrock (2007) secara garis besar dibagi atas 5:

a.    Pendidikan/ Sekolah

Berbicara mengenai maslah pendidikan tentunya sangat luas. Ada beberapa masalah

menyakngut masalah pendidikan yakni, kurang sesuainya kebutuhan siswa/ remaaja

dengan kesempatan yang diberikan oleh sekolah, tekanan untuk harus berprestasi,

masalah ekonomi yang rendah, dan lain-lain.

b.    Masalah Seksual

Masalah seksual inipun juga merupakan masalah yang sangat parah dialmi oleh siswa.

c.    Penyalahgunaan Obat

Berdasarkan penelitian yang yang dilakukan oleh Hops (2002) ; Petraitis, Fray &

Miller (1995) menyimpulkan bahwa faktor yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat

di masa remaja adalah termasuk lingkungan sekitarnya, orang tua, kawan-kawan sebaya,

dan sekolah.

Di suatu masa dalam perkembangannya, sebagian besar remaja pernah menjadi

pengguna obat, terlepas dari apakah penggunaanya itu terbatas pada alkohol, kafein,

rokok, atau kemudian melepas ke maryuana, kokain, dan obat-obatan keras lainnnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan secara khusus adalah remaja mulai menggunakan obat di

awal masa remaja atau bahkan di masa kanak-kanak.

d.   Kenakalan remaja

Merujuk kepada berbagai perilaku mulai dari perilaku yang dapat diterima secara

sosial (seperti acting out di sekolah) hingga status pelanggaran (melarikan diri dari

rumah) ke tindakan kriminal (seperti pencurian).  Jenis kenakalan inipun, dibagi atas 2

berdasarkan keperluan hukum, antara lain:

1.    Indeks pelanggaran (index offenses): tindakan kriminal yang memang dilakukan oleh

remaja dan orang dewasa.

2.    Status pelanggaran (offenses status) : tindakan ini ditampilkan oleh anak-anak muda

dibawah umur yang diklasifikasi sebgai pelanggar remaja. Berdasarkan hasil studi

yang dlakukan oleh Bongers dkk (2004) dalam Satrock menemukan bahwa suatu

pelanggaran cenderung meningkat di masa remaja.

23

Page 24: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

e.    Depresi dan bunuh diri

Faktor genetik merupakan salah satu penyebab depresi dan bunuh diri. Remaja

mungkin memiliki sejarah keluarga yang tidak stabil dan bahagia. Sama halnya dengan

kurang afeksi dan kurang dukungan emosional, kendali yang tinggi, dna tekanan untuk

berprestasi oleh orang tua di masa kanak-kanak pun berkaitan dengan depresi remaja,

kombinasi dari pengalaman keluarga juga cenderung tampil sebagai faktor terpendam

yang berperan dalam upaya bunuh diri.

2.5 Impliksai Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa

remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan

(transformasi norma). Dalam kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada

hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat

perlindungan jika anak didik mengalami masalah. Oleh karena itulah di setiap sekolah

lanjutan ditunjuk wali kelas yaitu guru-guru yang akan membantu anak didik jika ia

(mereka) menghadapi kesulitan dalam pelajarannya dan guru-guru bimbingan dan

penyuluhan untuk membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi, dan masalah

penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap tuntutan sekolah.

Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses

penyesuaian diri remaja khususnya di sekolah adalah :

1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” (at home) bagi anak

didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.

2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.

3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun

seluruh aspek pribadinya.

4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.

5. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.

6. Ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

24

Page 25: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

7. Peraturan atau tata tertib yang jelas dan dipahami murid-murid.

8. Teladan dari para guru dalam segala segi pendidikan.

9. Kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan

pendidikan di sekolah.

10. Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.

11. Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid

maupun pada guru.

12. Hubungan baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan

masyrakat.

Karena di sekolah guru merupakan figur pendidik yang penting dan besar

pengaruhnya terhadap penyesuaian siswa-siswanya, maka dituntut sifat-sifat guru yang

efektif, yakni sebagai berikut (Ryans dalam Garrison, 1956).

1) Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dan berminat dalam aktivitas siswa dan

kelas.

2) Ramah (cheerful) dan optimistis.

3) Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau (terganggu), dan teratur tindakannya,

4) Senang kelakar, mempunyai rasa humor.

5) Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri.

6) Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa.

7) Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa-siswanya.

Jika para guru bersama dengan seluruh staf di sekolah dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik, maka anak-anak didik di sekolah itu yang berada dalam usia remaja akan

cendrung berkurang kemungkinannya untuk mengalami permasalahan-permasalahan

penyesuaian diri atau terlibat dalam masalah yang bisa menyebabkan perilaku yang

menyimpang.

25

Page 26: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaiakan diri, maka

penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan

memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi,

konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang

tertuju pada pencapaian keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering

menimbulkan konflik, tekanan, frustasi dan berbagai macam perilaku untuk

membebaskan diri dari ketegangan.

Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian

yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri

secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Terdapat dua karakteristik penyesuaian diri, yaitu: (a) penyesuaian diri secara positif,

dan (b) penyesuaian diri yang salah.

Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal

dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian

membuktikan bahwa remaja yang hidup di dalam rumah tangga yang retak, mengalami

masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk marah, suka

menyendiri, di samping kurang kepekaaan terhadap penerimaan sosial dan kurang

mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup dalam

rumah tangga yang wajar.

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa

remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam

kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari

peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik

mengalami masalah.

26

Page 27: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

3.2 Saran

Setelah mengetahui konsep dan pengertian penyesuaian diri dari remaja serta

permasalahan-permasalahan yang dihadapi remaja. Sebagai calon guru dan calon orang

tua hendaknya kita dapat membimbing dan mengarahkan anak didik yang mempunyai

masalah pribadi, masalah penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap

lingkunan sekitar. Selain itu dari pemaparan di atas, menyadarkan kita bahwa betapa

pentingnya peran orang tua dan lingkungan untuk kelancaran penyesuaian diri seorang

remaja.

27

Page 28: 2. Makalah Penyesuaian Diri Remaja

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto dan Hartono, B. Agung. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

28