24
4 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan secara matang dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985). Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik. Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendatangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya. Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin. Illingworth menyatakan ada beberapa hal yang harus direncanakan agar pemakaian bekisting ekonomis. Hal pertama yang harus direncanakan berkaitan dengan desain dari bentuk bekisting, dimana bekisting yang digunakan harus kuat dan kaku tanpa perlemahan pada sambungan atau bagian lainnya. Selain itu bekisting perlu direncanakan akan ketahanan pemakaian. Tingkat pemakaian bekisting yang berulang kali ini tergantung dari bahan material bekisting yang digunakan. Hal ini menyebabkan berkurangnya biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan pembuatan bekisting. Untuk ketahanan bekisting yang terbuat dari material kayu dalam pemakaian berulang adalah kurang lebih setengah kali ketahanan pemakaian berulang bekisting yang terbuat dari material baja.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

  • Upload
    others

  • View
    72

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

4 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Bekisting

Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga

komponen pokok yang harus direncanakan secara matang dalam suatu pekerjaan

konstruksi beton. Formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang

digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan

bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985).

Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada

pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton.

Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat

dan layak sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan.

Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan

beton baik.

Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka

bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan

mendatangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya.

Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus

direncanakan seekonomis mungkin.

Illingworth menyatakan ada beberapa hal yang harus direncanakan agar

pemakaian bekisting ekonomis. Hal pertama yang harus direncanakan berkaitan

dengan desain dari bentuk bekisting, dimana bekisting yang digunakan harus kuat

dan kaku tanpa perlemahan pada sambungan atau bagian lainnya. Selain itu

bekisting perlu direncanakan akan ketahanan pemakaian.

Tingkat pemakaian bekisting yang berulang kali ini tergantung dari

bahan material bekisting yang digunakan. Hal ini menyebabkan berkurangnya

biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan pembuatan bekisting.

Untuk ketahanan bekisting yang terbuat dari material kayu dalam pemakaian

berulang adalah kurang lebih setengah kali ketahanan pemakaian berulang

bekisting yang terbuat dari material baja.

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

5 Universitas Kristen Petra

Pemilihan material bekisting yang baik juga akan mempengaruhi hasil

akhir permukaan beton yang dikerjakan. Pemakaian material baja atau fiberglass,

hasil akhir yang diperoleh jauh lebih baik daripada pemakaian material kayu. Hal

ini akan mempengaruhi pekerjaan finishing pada akhirnya. Semakin baik

permukaan beton yang dihasilkan semakin sedikit jumlah atau luasan permukaan

beton yang harus difinishing.

2.2 Tujuan Bekisting

Sebelum mendesain sesuatu, yang pertama paling penting yang harus

dilakukan adalah menyusun tujuan apa yang ingin dicapai. Kemudian yang kedua

adalah mengetahui faktor – faktor apa saja yang akan mempengaruhi keputusan –

keputusan mengenai metode material dan bentuk akhirnya.

Pada umumnya sebuah bekisting merupakan sebuah konstruksi yang

bersifat sementara dengan tiga fungsi utama :

1. Untuk memberi bentuk kepada sebuah konstruksi beton.

2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan.

3. Untuk memikul beton hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk

dapat memikul dirinya sendiri.

Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan

dilepas/dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang

cukup. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting

dalam suatu pekerjaan konstruksi beton :

a. Kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak

b. Keamanan bagi pekerja konstruksi

c. Biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis

mungkin.

Hal – hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan bekisting sehubungan

dengan tujuan dan sifatnya yang sementara dalam sebuah pembangunan, maka

yang harus diperhatikan adalah :

a. Dengan efektifitas bahan dapat menyalurkan beban yang cukup

besar ke perancah/ scaffolding.

b. Harus tahan dengan tekanan beton saat penuangan dan tahan

menahan pekerjanya..

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

6 Universitas Kristen Petra

c. Meminimalisir kegagalan pemasangan.

d. Mudah dikontrol.

e. Besarnya volume pekerjaan.

Dalam hal – hal yang ada untuk diperhatikan tersebut diperlukan siklus

dari sebuah pekerjaan agar mempermudahkan kita untuk mengetahui semua hal

yang diperlukan dalam pengerjaan bekisting.

2.3 Siklus Pekerjaan Bekisting

Pelaksanaan bekisting merupakan bagian terintegrasi dari suatu proses

konstruksi beberapa terminology digunakan dalam pekerjaan beton dan bekisting.

Proses penyediaaan bekisting dan beton merupakan integrasi yang mutlak

dibutuhkan. Siklus pada bagian kiri pada Gambar 2.1 Menggambarkan siklus dari

pekerjaan bekisting. Sedangkan yang bagian kanan menggambarkan siklus

pekerjaan beton. Dua intersection menggambarkan awal dan akhir dari siklus

pekerjaan beton.

Siklus bekisting dimulai dengan pemilihan metode bekisting. Aktifitas

siklus bekisting ini digambarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Fabrikasi bekisting (tahap perencanaan), tahap pelaksanaan, dan pembongkaran.

Sedangkan siklus pekerjaan beton dimulai setelah fabrikasi bekisitng dan selesai

sebelum pembongkaran bekisting. Fungsi dari siklus pekerjaan bekisting untuk

penyediaan kebutuhan struktur akan kekuatan, durabilitas dan bentuk permukaan.

Gambar 2.1 Integrasi antara siklus pekerjaan bekisting

dengan pekerjaan beton

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

7 Universitas Kristen Petra

Untuk mencapai semuanya itu maka diperlukan siklus yang baik

diperlukan perencanaan yang matang sebelum mencapai siklus yang tersebut. Dan

perencanaan tersebut perlu juga beberapa pertimbangan dari berbagai faktor.

2.3.1 Perencanaan Bekisting

Perencanaan sebuah sistem serta metode kerja bekisting menjadi sesuatu

yang sepenuhnya perlu dipertimbangkan baik - baik. Sehingga segala resiko

dalam pekerjaan tersebut sudah pasti menjadi hal yang harus ditekan serendah

mungkin. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan sematang

mungkin dengan memperhatikan segala faktor yang menjadi pendukung atau yang

malah menjadi kendala dalam pelaksanaan nantinya.

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu

keputusan mengenai metode bekisting yang akan dipakai yaitu :

a) Kondisi struktur yang dikerjakan

Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan

bekisting menjadi komponen utama keberhasilan untuk

menghasilkan kualitas dimensi struktur seperti yang direncanakan

dalam bestek. Metode bekisting yang diterapkan pada bangunan

dengan dimensi struktur besar tentu tidak akan efisien bila

diterapkan pada dimensi struktur kecil. Disini juga mencakup

kekuatan yang harus diperhitungkan dalam pembuatan bekisting

b) Luasan bangunan yang akan dipakai

Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang materialnya bersifat

pakai ulang (memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena

itu, luas bangunan ini menjadi salah satu pertimbangan utama

untuk penentuan siklus pemakaian material bekisting. Hal ini juga

akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pengajuan harga

satuan pekerjaan.

c) Ketersediaan material dan alat

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kemudahan atau

kesulitan untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem

bekisting yang diterapkan.

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

8 Universitas Kristen Petra

Selain faktor-faktor tersebut masih banyak pertimbangan lain termasuk

waktu pengerjaan proyek (work-time schedule), harga material, tingkat upah

pekerja, sarana transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan

secara matang terhadap faktor-faktor tersebut maka diambilah keputusan

mengenai metode bekisting yang diterapkan. Dari faktor – faktor dalam

perencanaan itulah menjadi pertimbangan untuk kita dapat memilih macam –

macam metode dari pelaksanaan bekisting tersebut.

2.3.2 Pemilihan Metode pelaksanaan Bekisting

Pemilihan metode pelaksanaan bekisting termasuk proses pemilihan

metode untuk elemen struktur yang berbeda. Itu juga termasuk pemilihan

aksesoris, bracing dan ketersediaan komponen untuk sistem bekisting tersebut.

Ada beberapa bentuk sistem yang dipakai dalam konstruksi struktur beton

bertulang. Terlebih dahulu kita harus tahu adanya beberapa macam metode

pelaksanaan bekisting tersebut yaitu :

1. Bekisting Metode konvensional

Bekisting dengan pembuatan langsung ditempat atau biasanya dengan

material kayu.

2. Bekisting Metode PERI

Bekisting mengunakan panel – panel patent dan metode ini

menggunakan multiplex dengan perkuatan dari baja maupun kayu. Salah

satunya adalah dengan mengunakan PERI.

Dari dua metode diatas memiliki beberapa perbedaan entah dalam bahan

– bahan yang dipakai, cara pemasangan, alat yang dipakai, dan masih banyak lagi

perbedaan antara bekisting metode konvensional dengan metode PERI.

2.3.2.1 Bekisting Metode Konvensional

Bekisting tradisional dengan menggunakan material kayu ini dalam

proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur yang akan

dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan pelepasan bagian – bagian

bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Jadi

bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan,

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

9 Universitas Kristen Petra

namun jika material kayu masih memungkinkan untuk dipakai maka dapat

digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur lain.

Hasil dari permukaan beton yang diperoleh dengan menggunakan

bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian bekisting ini

mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dikatakan tinggi, karena bekisting

tradisional ini dapat dibuat dan dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk

yang bervariasi. Sehingga walaupun dalam perkembangan selanjutnya terdapat

jenis material bekisting baru yang dapat digunakan dalam pembuatan bekisting,

biasanya tetap mengkombinsikan pemakaian bekisting tradisional dengan

bekisting modern untuk pekerjaan – pekerjaan struktur kecil.

Pada metode ini memiliki beberapa bahan yang harus diketahui dalam

pembuatan bekisting konvensional:

1. Papan kayu / multiplek

Berfungsi sebagai bahan untuk pembuatan dinding dari bekisting

2. Balok kayu

Berfungsi sebagai pengaku dari papan atau multiplek yang ada agar dapat

menahan yang diterima oleh bekisting.

3. Paku

Berfungsi sebagai bahan untuk menyambung papan kayu atau multiplek

dengan balok kayu.

Dalam pemakaiannya metode ini dapat dipakai sebagai bekisting dari

bagian struktur apapun. Dari bekisting balok, pelat, maupun kolom. Dan memiliki

bagian – bagiannya tersendiri. Dibawah ini merupakan bagian – bagian dan cara

pemasangan dari struktural yang mengunakan bekisting konvensional:

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

10 Universitas Kristen Petra

A. Bekisting Kolom

Bahan - bahan untuk pembuatan bekisting kolom :

1 Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm

2 Kasau 5/7 cm

3 Paku reng

4 Paku usuk

Bagian – bagian dari bekisting kolom :

1. Dinding kolom

Berfungsi sebagai media kontak dengan beton yang juga berguna

agar beton cair tidak tercecer kemana – mana biasanya terbuat dari

papan kayu atau multiplek.

2. Pengikat kolom

Berfungsi sebagai pengaku bagian horizontal, pemersatu tiap papan

– papan kayu yang juga berguna sebagai pengikat agar bekisting tidak

pecah.

3. Stud

Berfungsi sebagai penyatu antar pengikat kolom bahkan pengikat

kolom dengan beton dibawahnya.

Pelaksanaan bekisting kolom :

1 Pasang beton tahu pada begel kolom

2 Dirikan cetakan kolom sesuai dengan gambar kerja

Gambar 2.2 Bekisting Kolom

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

11 Universitas Kristen Petra

3 Periksa tegak lurusnya acuan dengan unting – unting

4 Perkuat cetakan kolom dengan menggunakan skur pada tiang cetakan

hingga keadaannya tidak bergerak

5 Bersihkan kotoran di dalam bekisting lewat lubang yang telah

disiapkan.

B. Bekisting Balok dan Pelat

1. Balok

Bahan - bahan untuk pembuatan bekisting balok :

1. Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm

2. Kasau 5/7 cm

3. Paku reng

4. Paku usuk

5. Bambu/ kayu sebagai tiang penyangga

Bagian – bagian dari bekisting balok :

1. Balok Suri

Berfungsi sebagai balok penahan bekisting yang dipakai untuk

menahan beban atau penyalur kepada perancah.

2. Landasan

Berfungsi sebagai papan penahan bagian bawah yang terbuat dari

kayu untuk menahan beban beton cair.

Gambar 2.3 Bekisting balok dan pelat

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

12 Universitas Kristen Petra

3. Tembereng

Berfungsi sebagai papan penahan samping yang terbuat dari kayu

untuk menahan beban beton cair.

4. Tiang penyangga

Berfungsi sebagai penahan/penyangga tembereng agar tidak terjadi

kegagalan.

5. Tie rod

Berfungsi sebagai pengaku bekisting yang dipasang pada

tembereng dengan jarak tertentu agar bentuk dari bekisting sesuai

dengan perencanaan awal.

Pelaksanaan bekisting balok :

1. Menentukan dan mengukur ketinggian dasar bekisting balok,

kemudian menarik dua dari buah titik yang sudah diukur dengan

waterpass sebagai dasar bekisting dan pemasangan landasan tiang.

2. Dirikan tiang – tiang perancah dengan jarak 50-70 cm.

3. Hubungkan tiap tiang perancah dengan batang melintang dan

membujur sehingga tidak goyah.

4. Memasang gelagar memanjang (balok suri) dengan posisi gelagar

bagian atas menyentuh benang yang sudah di waterpass diatas tiang..

5. Pemasangan rangka atas balok (landasan) dengan mengacu pada titik

as balok yang telah ditandai dengan benang dan unting-unting..

6. Setelah alas balok terpasang dengan benar, maka dilakukan

perangkaian panel tembereng balok. Diusahakan agar posisi tembereng

balok tegak lurus alas balok.

7. Pemasangan skur penahan untuk mempertahankan ketegakan

tembereng balok dan menahan beban pada saat pengecoran terjadi.

2. Pelat

Bahan - bahan untuk pembuatan bekisting pelat :

1. Papan, tebal 2-3 cm, lebar 15-20 cm.

2. Kasau 5/7 cm.

3. Paku reng.

4. Paku usuk.

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

13 Universitas Kristen Petra

5. Bambu/ kayu sebagai tiang penyangga.

Bagian – bagian dari bekisting pelat :

1. Bekisting kontak

Berfungsi sebagai bidang kontak bekisting dengan beton yang

biasanya terbuat dari multiplek atau papan kayu.

2. Balok anak

Berfungsi sebagai balok penahan beban yang diterima dari

multiplek / bekisting kontak kemudian disalurkan kebalok penyangga

3. Balok penyangga/suri

Berfungsi sebagai balok penahan yang menyalurkan beban dari

balok anak kepada perancah.

4. Perancah

Berfungsi menahan beban bekisting dan beban cor dan bersifat

sementara.

Pelaksanaan bekisting pelat lantai :

1. Menentukan dan mengukur ketinggian dasar bekisting balok,

kemudian menarik dua dari buah titik yang sudah diukur dengan

waterpass sebagai dasar bekisting, kemudian pemasangan landasan

tiang perancah.

2. Memasang papan alas sebagai tempat berdirinya perancah(tiang).

3. Memasang perancah/stempel kaso atau balok dengan jarak antar riang

sesuai dengan gambar kerja dengan perkiraan jarak antara 50-70 cm.

4. Pemasangan pengaku antar tiang perancah apabila diperlukan dengan

menghubungkan tiap tiang dengan batang melintang dan membujur

sehingga tidak goyah.

5. Pemasangan balok suri di atas gelagar memanjang dengan jarak

pemasangan sesuai gambar rencana diatas tiang perancah.

6. Kontrol kedataran gelagar dengan waterpas/selang plastic.

7. Pasang papan cetakan diatas gelagar dan kontrol kedatarannya

sepanjang balok.

8. Perkuat papan samping dengan skur.

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

14 Universitas Kristen Petra

2.3.2.2 Bekisting Metode PERI

Dalam metode ini merupakan salah satu metode dimana bentuk dari

bekisting ini setting dari awal sebelum pemakaian,dan bekisting dengan metode

PERI ini sudah dirakit sedemikian rupa sehingga tiap sisinya mempunyai

kekuatan yang sama, sehingga PERI mempunyai data – data yang pasti dan dirakit

dengan memiliki semboyan “SAFE STRUCTURE” atau aman dan mudah

digunakan oleh semua proyek konstruksi. Pengerjaan PERI dibagi menjadi dua

bagian, yaitu sisi kanan dan sisi kiri untuk kolom sehingga pengerjaannya sangat

cepat, terlebih lagi untuk pengerjaan core lift sistem PERI dapat dikerjakan tanpa

membongkar hanya bergerak ke atas sehingga waktu pengerjaannya cepat.

Sedangkan untuk pengerjaan dari lantai metode PERI ini mengunakan PERI beam

atau yang dikenal dengan sebutan Hori Beam atau lebih lengkapnya Hori

Adjustable Beam, jenis PERI ini dapat diatas panjangnya sehingga memudahkan

dalam pembuatan lantai.

Bekisting dengan metode PERI ini memiliki bagian – bagian yang

dipakai untuk merancang satu dimensi yaitu :

1. Multiplek

Berfungsi sebagai dinding penahan beban beton basah dan member

bentuk beton.

Gambar 2.4 Multiplek

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

15 Universitas Kristen Petra

2. PERI girder GT24

Rangka batang yang berbahan dari kayu yang berfungsi sebagai

penahan beban dari beton basah.

3. Column waler SSRZ 24

Sebagai pengabung dan pengaku antara girder PERI GT24.

4. Hook Strap

Berfungsi sebagai penyambung antara PERI girder GT24 dengan

column waler SSRZ24.

Gambar 2.5 PERI girder GT24

Gambar 2.6 Column waler SSRZ 24

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

16 Universitas Kristen Petra

5. VARIO Coupling VSRZ 24

6. Corner Coupling EKZ

Berfungsi sebagai penyambung antar SSRZ.

Gambar 2.7 Column waler SSRZ 24

Gambar 2.8 VARIO Steel waler VSRZ24

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

17 Universitas Kristen Petra

7. Wedge KZ

Besi yang berfungsi sebagai pengunci antar EKZ dengan SSRZ.

8. Girder Headpiece

Berfungsi sebagai pengikat antara PERI GT24 dengan push pull

prop RSS 1.

Gambar 2.9 VARIO Steel waler VSRZ24

Gambar 2.10 Wedge KZ

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

18 Universitas Kristen Petra

9. Wedge Headpiece

Berfungsi sebagai penyambung antara SSRZ dengan kicker brace

AV1.

10. Tie Rod

Sebagai bracing/pengikat pada bagian siku dari bekisting.

Gambar 2.11 Girder Headpiece

Gambar 2.12 Wedge Headpiece

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

19 Universitas Kristen Petra

11. Wing Nut

Sebagai bracing/pengikat pada bagian siku dari bekisting.

12. Tie Yoke

Sebagai bracing/pengikat pada bagian siku dari bekisting.

13. Adjustable Brace RSS dan adjustable RS

Berfungsi sebagai penyangga Peri GT24 agar tetap berdiri dan

sebagai penyalur beban ke base plate.

Gambar 2.13 Tie Rod DW 15

Gambar 2.14 Wing Nut

Gambar 2.15 Tie Yoke SKZ

Page 17: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

20 Universitas Kristen Petra

14. Kicker AV

Berfungsi sebagai penahan beban beton basah di bekisting bagian

bawah dan sebagai penyalur beban ke base plate.

15. Baseplate

Plat besi yang ditanam di lantai yang berfungsi sebagai penyalur

beban dari push pull prop dankicker bracekelantai.

Gambar 2.16 Adjustable Brace RSS dan

Adjustable Brace RS

Gambar 2.17 Kicker AV

Page 18: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

21 Universitas Kristen Petra

16. Scaffold Bracket

Berfungsi sebagai tempat mobilisasi pekerja di bagian atas

bekisting.

Pada dasarnya semua bagian yang ada diatas adalah bagian yang dipakai

untuk merakit satu bentuk bekisting entah itu untuk kolom, balok, pelat, maupun

dinding. Perencanaan untuk perencahaan dari bekisting metode ini dalam segi

perhitungan tidak memerlukan perhitungan lagi yang rumit dikarenak pihak sub

kontraktor dalam bagian ini sudah menyediakan tabel yang memudahkan kita

dalam merakit tiap girder – girder yang ada dengan segala kelengkapannya. Tabel

tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

Gambar 2.18 Baseplate for RSS dan

Baseplate for RS

Gambar 2.19 Scaffold Bracket

Page 19: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

22 Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Perencanaan untuk jumlah girder

Dari tabel diatas tiap perusahaan konstruksi dapat mengetahui tiap

jumlah girder yang dibutuhkan untuk tiap dimensi bekisting yang dibutuhkan.

Dengan adanya diatas diperlukan juga sistem pemasangan untuk metode ini.

Seperti yang diketahui bahwa pemasangan bekisting metode ini lebih mudah

dibanding dengan metode konvensional tetapi tetap diperlukan langkah – langkah

pemasangan.

Page 20: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

23 Universitas Kristen Petra

A. Bekisting Kolom

Bahan – bahan untuk pembuatan bekisting kolom:

1. Kelengkapan bagian – bagian PERI

2. Multiplek

Pelaksanaan bekisting kolom

1. Setelah pemasangan tulangan dan sepatu kolom sebagai acuan atau

patokan agar bekisting dipasang menempel agar dimensi dari kolom

tersebut sesuai dengan gambar rencana.

2. Perakitan bekisting PERI, dengan pengangkatan bekisting dengan

bantuan alat angkut seperti mobile crane atau tower crane.

3. Pemasangan bekisting.

4. Perkuat bekisting kolom dengan menggunakan skur pada tiang

cetakan hingga keadaannya tidak bergerak.

5. Lihat vertikalitas dari bekisting dengan unting – unting.

6. Bersihkan kotoran di dalam bekisting lewat lubang yang telah

disiapkan

Gambar 2.20 Bekisting kolom

Page 21: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

24 Universitas Kristen Petra

B. Bekisting Balok dan Pelat

Bahan – bahan untuk pembuatan bekisting balok :

1. Multiplek

2. Hori Beam

Pelaksanaan bekisting balok :

1. Pasang scaffolding dengan jarak dan perkuatan yang sesuai dengan

gambar kerja.

2. Pemasangan balok – balok suri diatas scaffolding.

3. Pemasangan landasan dan tembereng dengan mengukur kedataran dari

papan tersebut.

4. Penyusunan Hori Beam yang diletakan pada suri – suri dari bekisting

balok.

5. Pemasangan multiplek.

6. Pembersihan kotoran.

Gambar 4.21 Bekisting balok dan pelat

Page 22: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

25 Universitas Kristen Petra

C. Bekisting Dinding geser (shearwall)

Bahan – bahan untuk pembuatan bekisting shearwall :

1. Kelengkapan bagian – bagian PERI

2. Multiplek

Pelaksanaan bekisting dinding

1. Setelah pemasangan tulangan dan sepatu dinding sebagai acuan agar

bekisting berada pada tempatnya sesuai dengan rencana.

2. Perakitan bekisting PERI untuk kedua bagian dari bekisting.

3. Pemasangan bekisting

4. Perkuat bekisting dinding dengan menggunakan skur pada tiang

cetakan hingga keadaannya tidak bergerak

5. Bersihkan kotoran di dalam bekisting lewat lubang yang telah

disiapkan

Pada bagian pelaksanaan merupakan salah satu bagian yang cukup

signifikan dalam proyek kontruksi, dikarenakan keberhasilan dari pekerjaan

struktur salah satunya dipengaruhi oleh proses pelaksanaan bekisting yang

memadahi. Oleh karena penting sekali jika ada standart yang menjadi patokan

dalam pelaksanaan.

Gambar 2.21 Bekisting dinding

Page 23: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

26 Universitas Kristen Petra

2.4 Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure adalah suatu prosedur yang

mengambarkan operasi yang dilakukan secara rutin dan berulang digunakan untuk

praktik yang berulang – ulang, sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dan

bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan cara yang benar.

Contoh hal – hal yang harus diperhatikan dalam standard operating procedure

yaitu :

1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh balok-

balok kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III.

2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak

diperbolehkan.

3. Pengantian material bekisting dengan material selain yang disebutkan pada

point 1 harus dengan persetujuan konsultan pengawas.

4. Kontraktor pelaksana harus mengajukan shop drawing untuk bentuk

konstruksi bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta konstruksi.

5. Penggunaan bekisting sistem bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui

oleh konsultan pengawas.

6. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan residu

atau cairan ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting

waktu akan dibuka sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang

rapi.

7. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.

8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan

campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.

9. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi

,kelurusannya terhadap arah vertikal oleh kontraktor

10. Pelaksanaan dengan alat theodolit dan waterpass. Pemeriksaan secara

manual tidak dibenarkan.

11. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh konsultan pengawas sebelum

dilakukan pekerjaan pengecoran beton.

Page 24: 2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bekisting · 2.1 Konsep Dasar Bekisting Formwork atau bekisting merupakan salah satu faktor penting dari tiga komponen pokok yang harus direncanakan

27 Universitas Kristen Petra

12. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari

terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh konsultan

pengawas karena alasan penggunaan zat additive yang dapat mempercepat

proses pengerasan beton atau alasan-alasan teknis yang dapat dipertanggung

jawabkan.

13. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaa beton jika hal

ini terjadi kontraktor pelaksana harus memperbaikinya dengan pekerjaan

acian beton.

14. Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan pembukaan

bekisting atau sebab lain harus disetujui oleh konsultan pengawas.

Dengan adanya hal – hal yang diperhatikan dalam standard operating

procedure ini dapat mendukung jalannya proyek dan mencegah banyak masalah

yang terjadi pada saat pelaksanaan.