27
6 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangka Taksonomi Gambar 2.1 Semangka Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Citrullus Species : Citrullus lanatus (Taxonomy Hierarchy of COL-China 2012) Gambaran Umum Tanaman semangka (Citrullus lanatus) adalah tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman ini kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti:

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

  • Upload
    hatuong

  • View
    241

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

6

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semangka

Taksonomi

Gambar 2.1 Semangka

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Species : Citrullus lanatus

(Taxonomy Hierarchy of COL-China 2012)

Gambaran Umum

Tanaman semangka (Citrullus lanatus) adalah tanaman yang

berasal dari Afrika. Tanaman ini kemudian berkembang dengan pesat

ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti:

Page 2: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

7

Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka

bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya

sampai 6 bulan (Puspitasari, 2014). Semangka cukup tahan akan

kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah.

Tanaman semangka membutuhkan tanah yang cukup gembur, untuk

pertumbuhan yang optimal, seperti tanah dengan tekstur lempung

berpasir dan kaya bahan organik (Gunawan, 2014). Semangka

termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan

memiliki sekitar 750 jenis.

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya

merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah,

semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji (Ramadhani,

2014).

2.1.3 Morfologi dan Anatomi

Semangka merupakan tanaman terna semusim yang tumbuh

menjalar di atas tanah atau memanjat dengan sulur-sulur atau alat

pembelit. Batangnya lunak, bersegi dan berambut, dan panjangnya

mencapai 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2-3.

Daun berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi

menjari, dengan ujung runcing. Panjang daun berkisar 3-25 cm dengan

lebar 1,5-15 cm. Bagian tepi daun bergelombang, kadang bergigi tidak

teratur. Permukaan bawahnya berambut rapat pada tulangnya.

Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan

(staminate), bunga betina (psitillate), dan bunga sempurna

Page 3: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

8

(hermaphrodite). Namun demikian, umumnya semangka memiliki

bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi 7:1. Bunga jantan

memiliki tangkai sepanjang 12-45 mm, mahkota bunga sepanjang 10-

25 mm, dan berwarna hijau kekuningan. Sementara bunga betina

memiliki bentuk tunggal dengan tangkai 45 mm, lima helai mahkota

bunga, dan berwarna kuning kehijauan. Bunga tersebut biasanya mekar

di pagi hari dan keluar dari ketiak daun.

Buah berbentuk bulat hingga memanjang dengan ukuran

oanjang 20-30 cm, diameter 15-20 cm, dan berat 4-20 kg. Kulit

buahnya tebal dan berdaging dan licin. Warna kulit buah bermacam-

macam, seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau muda bergaris-

garis putih. Daging buah berwarna merah, merah muda (pink), jingga

(oranye), kuning, bahkan ada yang putih. Biji bentuk memanjang dan

pipih. Warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat kemerahan. Ada

juga semangka yang tak berbiji (seedless).

Semangka memiliki usia panen yang berbeda-beda. Semangka

yang sering kita makan dan kita temui rata-rata memiliki usia panen

sekitar 60 hari (Siregar, 2010).

Semangka memiliki 3 lapisan kulit. Bagian kulit buah yang

paling tebal dan berwarna putih disebut albedo. Albedo dapat disebut

sebagai lapisan tengah (mesokarp) buah semangka yang terletak di

antara epidermis luar (eksokarp) dan epidermis dalam (endokarp)

(Kalie, 1999).

Page 4: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

9

2.1.4 Kandungan

Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya,

tiap 100 gram buah semangka mengandung Air 91,45 gram, Energi 30

kcal, Protein 0,61 gram, Karbohidrat 7,55 gram, Serat total 0,4 gram,

dab Kadar gula total 6,2 gram (USDA Nutrient database, 2018).

Tabel 2.1 Kandungan Mineral dan Vitamin pada semangka

Nutrient Unit Value per 100 g Calcium, Ca mg 7 Iron, Fe mg 0.24 Magnesium, Mg mg 10 Phosphorus, P mg 11 Potassium, K mg 112 Sodium, Na mg 1 Zinc, Zn mg 0.1 Vitamin C, total ascorbic acid mg 8.1 Thiamin mg 0.033 Riboflavin mg 0.021 Niacin mg 0.178 Vitamin B-6 mg 0.045 Folate, DFE µg 3 Vitamin B-12 µg 0 Vitamin A, RAE µg 28 Vitamin A, IU IU 569 Vitamin E (alpha-tocopherol) mg 0.05 Vitamin D (D2 + D3) µg 0 Vitamin D IU 0 Vitamin K (phylloquinone) µg 0.1

(USDA Nutrient database, 2018)

Kulit semangka sendiri mengandung saponin, alkaloid, tanin,

fenol, dan flavonoid (Johnson dkk, 2012). Kadar fenolat pada kulit

semangka sebesar 18,702 mg/g (Ismayati, 2013). Selain itu kulit

semangka juga mengandung karoten yang diduga juga berpengaruh

dalam aktivitas antifungal pada kulit semangka (Sholihah dkk, 2015).

Page 5: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

10

Tabel 2.2 Perbandingan kandungan pada semangka

Saponin (mg/100g)

Alkaloid (mg/100g)

Tannin (mg/100g)

Phenol (mg/100g)

Flavonoids (mg/100g)

Carotene (μg/100g)

DWMP 3.08 0.35 0.18 0.06 3.20 57.25

DWMS 2.33 0.37 0.52 0.11 2.00 0.00

DWMR 2.93 1.42 1.15 0.45 2.63 169.58

FWMP 1.01 0.12 0.03 0.04 58.10 15.73

FWMS 1.15 0.16 0.40 0.05 40.16 0.00

FWMR 1.24 1.01 1.05 0.18 8.71 76.91

(Johnson dkk, 2012; Johnson dkk, 2013)

Keterangan: DWMP = dry water melon pulp; FWMP = fresh water melon pulp; DWMS = dry water melon seed; FWMS = fresh water melon seed; DWMR = dry water melon rind; FWMR = fresh water melon rind.

1. Saponin

Mekanisme kerja saponin sebagai antijamur adalah

menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan

naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan

senyawa intraseluler akan keluar. Senyawa ini berdifusi melalui

membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat

membran sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi

kestabilan itu. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar

dari sel yang mengakibatkan kematian sel (Nuria dkk, 2009).

2. Alkaloid

Alkaloid mempunyai aktivitas antimikroba dengan

menghambat esterase, DNA, RNA polimerase, dan respirasi sel

serta berperan dalam interkalasi DNA. Sebagai antifungi,

alkaloid menyebabkan kerusakan membran sel. Alkaloid akan

Page 6: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

11

berikatan kuat dengan ergosterol membentuk lubang yang

menyebabkan kebocoran membran sel yang berakibat

kerusakan yang tetap pada sel dan kematian sel pada jamur

(Bhaskara, 2012).

3. Fenol

Mekanisme senyawa fenol adalah dengan cara meracuni

protoplasma, mengendapkan protein sel mikroba, serta merusak

dan menembus dinding sel (Karta dan Burhannuddin, 2017).

Senyawa fenol juga mendenaturasi ikatan protein pada

membran sel sehingga membran sel lisis dan mungkin fenol

dapat menembus ke dalam inti sel. Masuknya fenol ke dalam

inti sel inilah yang menyebabkan jamur tidak berkembang

(Sulistyawati dan Mulyati, 2009).

4. Tanin

Tanin dapat menghambat sintesis kitin yang

digunakan untuk pembentukan dinding sel pada jamur dan

merusak membran sel sehingga pertumbuhan jamur terhambat

(Karta dan Burhannuddin, 2017). Tanin bersifat menciutkan

dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk

senyawa yang tidak larut. Selain itu, tanin berperan dalam

sistem pertahanan tubuh dan mempunyai aktivitas antioksidan

serta antiseptik (Sulistyawati dan Mulyati, 2009).

Page 7: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

12

5. Flavonoid

Flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik

dan transport nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan

timbulnya efek toksik terhadap jamur (Agrawal, 2011).

6. Karoten

Salah satu karotenoid yang terkandung dalam semangka

adalah likopen. Likopen dapat menginduksi proses apoptosis

melalui peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang bisa

menyebabkan disfungsi mitokondria (Choi dan Lee, 2015).

2.2 Pelarut Ekstraksi

Kandungan senyawa aktif pada tumbuhan umumnya dalam bentuk

metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin,

tripenoid, dan lain-lain. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa

kimia yang mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai

pelindung dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau

lingkungannya (Lathifah, 2008). Setiap metabolit tersebut memiliki

kepolaran yang berbeda-beda, untuk itu dalam memilih pelarut kita harus

sesuai dengan prinsip “like dissolve like”, yaitu senyawa polar cenderung

larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar cenderung larut dalam

pelarut non polar (Harborne, 1987).

Pelarut polar yang biasa digunakan yaitu aquades, metanol, dan

etanol. Pelarut yang bersifat polar, mampu mengekstrak senyawa alkaloid

kuartener, komponen fenolik, karotenoid, tannin, gula, asam amino, dan

Page 8: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

13

glikosida (Harborne, 1987). Selain itu triterpenoid dan flavonoid juga

memiliki sifat yang polar. Sedangkan pelarut non polar yang biasa

digunakan seperti kloroform dan petroleum eter. Senyawa yang bisa larut

dalam pelarut non polar misalnya steroid (Lathifah, 2008).

2.3 Candida albicans

Taksonomi

Gambar 2.3 Candida abicans. Budding yeast cells (blastoconidia),

hyphae, and pseudohyphae. 400×

(Mitchel, 2016)

Domain : Eukaryota

Phylum : Ascomycota

Class : Saccharomycetes

Page 9: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

14

Order : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Species : C. albicans

2.3.1 Morfologi dan Identifikasi

Pada biakan, spesies Candida tumbuh sebagai sel ragi bertunas

dengan bentuk oval berukuran 3-6 μm. Spesies tersebut juga

membentuk pseudohifa. C. albicans bersifat dimorfik atau memiliki

dua bentuk, yaitu ragi bertunas dan hifa sejati. Pada medium agar

dalam 24 jam pada suhu 37 0C atau suhu ruangan, spesies Candida

menghasilkan koloni lunak berwarna krem dengan bau seperti ragi.

Pseudohifa tampak tumbuh terendam di bawah permukaan agar. Uji

morfologi yang dapat membedakan C. albicans dari spesies kandida

lain yaitu; Setelah diinkubasi dalam serum selama ± 90 menit dengan

suhu 37 0C, sel ragi C. albicans hifa sejati atau tubulus germinal akan

mulai terbentuk, dan pada medium yang kurang nutrisinya, C.

albicans menghasilkan klamidospora sferis yang besar. Uji asimilasi

dan fermentasi gula dapat digunakan untuk memperkuat identifikasi

dan menentukan spesies isolat Candida yang lebih sering, seperti

Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii,

Candida kefyr, Candida krusei, dan Candida lusitaniae (Mitchel,

2016).

Pewarnaan Gram menunjukkan bahwa C. albicans merupakan

Gram positif. Candida memperbanyak diri dengan membentuk tunas

Page 10: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

15

yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Pertumbuhan

optimum terjadi pada pH antara 2,5 – 7,5. Pertumbuhan lebih cepat

pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali.

Candida dapat tumbuh pada suhu 37C dalam kondisi aerob dan

anaerob. Candida tumbuh baik pada media padat, tetapi kecepatan

pertumbuhannya lebih tinggi pada media cair. (Komariah, 2012).

Morfologi koloni C. albicans pada media padat SDA,

berbentuk bulat dengan permukaan licin, halus, sedikit cembung, dan

kadang pada koloni yang tua sedikit berlipat-lipat. Umur biakan

mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan

berbau asam seperti aroma tape (Tjampakasari, 2006).

Identifikasi spesies dapat dilakukan secara makroskopik dan

mikroskopik, secara makroskopik dapat dilakukan pada media

chromogenik (CHROMagar). Pada medium ini Candida spesies akan

membentuk warna koloni yang berbeda. C. albicans membentuk

koloni berwarna hijau (Komariah, 2012).

Identifikasi spesies secara mikroskopik morfologik dapat

dilakukan dengan menanam jamur pada medium tertentu, seperti agar

tepung jagung (corn-meal agar), agar tajin (rice-cream agar) + tween

80. Pada medium itu C. albicans membentuk klamidospora terminal

yaitu sel ragi berukuran besar berdinding tebal dan terletak diujung

hifa. Pada medium yang mengandung protein, misalnya putih telur,

serum atau plasma darah, pada suhu 37C selama 1-2 jam terjadi

pembentukan tubulus germinal dari blastospora. Karakteristik

Page 11: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

16

pembentukan klamidospora dan tubulus germinal dapat digunakan

untuk membantu identifikasi (Komariah, 2012).

2.3.2 Struktur sel

a. Dinding

Dinding sel C. albicans berfungsi sebagai pelindung.

Beberapa obat antimikotik juga bertarget di dinding sel. Dinding

sel berperan pula dalam proses penempelan dan kolonisasi serta

bersifat antigenik. Fungsi utama dinding sel tersebut adalah

memberi bentuk pada sel dan melindungi sel ragi dari

lingkungannya. C. albicans mempunyai struktur dinding sel yang

kompleks, tebalnya 100 sampai 400 nm.

Komposisi primer terdiri dari glukan, manan dan khitin.

Jumlah manan dan protein sekitar 15,2-30 % dari berat kering

dinding sel, β-1,3-D-glukan dan β–1,6-D-glukan berjumlah sekitar

47-60 %, khitin ada 0,6-9 %, protein 6-25 % dan lipid 1-7 %.

Dalam bentuk ragi, kecambah dan miselium, komponen-komponen

ini menunjukkan proporsi yang serupa tetapi bentuk miselium

memiliki khitin tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan sel

ragi (Tjampakasari, 2006).

Gambar 2.2 Lapisan dinding sel jamur C. albicans

(Tjampakasari, 2006)

Page 12: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

17

b. Membran sel

Membran sel C. albicans seperti sel eukariotik lainnya

terdiri dari lapisan fosfolipid ganda. Membran protein ini memiliki

aktifitas enzim seperti manan sintase, khitin sintase, glukan sintase,

ATPase dan protein yang mentransport fosfat. Membran sterol

yang terdapat pada dinding sel kemungkinan merupakan tempat

bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel

sebagai target antimikotik.

c. Mitokondria

Mitokondria pada C. albicans merupakan pembangkit daya

sel. Dengan menggunakan energi yang diperoleh dari

penggabungan oksigen dengan molekul-molekul makanan, organel

ini memproduksi ATP.

d. Nukleus

Nukleus C. albicans merupakan organel paling menonjol

dalam sel. Semua DNA kromosom terkemas dalam serat-serat

kromatin disimpan dalam nukleus. Isi dari nukleus berhubungan

dengan sitosol melalui pori-pori yang terdapat pada nucleus.

e. Vakuola

Vakuola berperan dalam sistem pencernaan sel, sebagai

tempat penyimpanan lipid dan granula polifosfat.

Page 13: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

18

f. Sitoplasma

Mikrotubul dan mikrofilamen berada dalam sitoplasma.

Pada C. albicans mikrofilamen berperan penting dalam

terbentuknya perpanjangan hifa (Tjampakasari, 2010).

2.3.3 Patogenesis dan Patologis

Kandidiasis kutaneous atau mukosa dibentuk oleh peningkatan

sensus lokal Candida dan kerusakan pada kulit atau epitel yang

memungkinkan invasi lokal oleh ragi dan pseudohyphae. Histologi lesi

kulit atau mukokutan ditandai oleh reaksi inflamasi yang bervariasi

dari abses pyogenic sampai granuloma kronis. Lesi tersebut

mengandung sel ragi dan pseudohyphae yang melimpah. Pemberian

antibiotik antibakteri spektrum luas sering meningkatkan jumlah

populasi endogen Candida dalam usus besar dan juga mukosa oral dan

vagina. Candidiasis sistemik terjadi saat Candida memasuki aliran

darah dan pertahanan inang fagosit bawaan tidak memadai untuk

menahan pertumbuhan dan penyebaran ragi. Ragi bisa masuk sirkulasi

dengan melintasi mukosa usus. Banyak kasus nosokomial disebabkan

oleh kontaminasi kateter intravena yang tinggal dengan Candida.

Setelah di sirkulasi, Candida dapat menginfeksi ginjal, menempel pada

katup jantung buatan palsu, atau menghasilkan infeksi candidal hampir

di mana saja (misalnya, artritis, meningitis, endophthalmitis).

Pertahanan inang kritis terhadap kandidiasis sistemik adalah saat

jumlah neutrofil fungsional yang memadai mampu memakan dan

membunuh sel ragi.

Page 14: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

19

Seperti disebutkan di atas, sel Candida menguraikan

polisakarida, protein, dan glikoprotein yang tidak hanya merangsang

pertahanan inang namun memudahkan pelekatan dan invasi sel inang.

C. albicans menghasilkan famili agglutinin-like sequence (ALS)

surface glikoprotein, beberapa di antaranya adalah adhesins yang

mengikat reseptor membran sel inang dan menengahi keterikatan pada

sel epitel atau endotel. Mekanisme pertahanan inang termasuk pola

pengenalan reseptor (misalnya, lectins, Toll-like receptors,

macrophage mannose receptor) yang mengikat pola molekuler terkait

athogen. Contoh kunci adalah sel inang sel induk, dectin-1, yang

mengikat β-1,3-glukan C. albicans dan jamur lainnya untuk

merangsang respons inflamasi yang kuat. Respon ini ditandai dengan

produksi sitokin, terutama tumor necrosis factor-α, interferon-g, and

granulocyte colony-stimulating factor, yang mengaktifkan sel efektor

anti-fungal, neutrofil, dan monosit. Selain itu, pengikatan β-glukan ke

dectin 1 pada sel dendritik menginduksi limfosit Th17, yang

mensekresikan interleukin-17. Th17 lymphocytes berbeda dengan sel

T dan B. Mereka diaktifkan oleh mekanisme pertahanan bawaan,

biasanya mukosa serta respon imun adaptif.

Selain keluarga delapan gen adhesi ALS, banyak faktor

virulensi lainnya telah diidentifikasi pada C. albicans dan spesies

Candida lainnya. Ini termasuk 10 proteinase aspartil yang disekresikan

(SAP) yang mampu mendegradasi selaput sel inang dan

menghancurkan imunoglobulin. Faktor virulensi lainnya adalah

Page 15: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

20

phospholipase (PLB1), yang disekresikan oleh ragi dan pseudohyphae.

Selain itu, pada berbagai permukaan biologis dan prostetik, akumulasi

ragi dan pseudohyphae dengan mudah membentuk biofilm. Biofilm

jamur dilindungi oleh bahan matriks ekstraselular yang menahan

penetrasi melalui respon imun inang dan obat antijamur (Mitchel,

2016).

2.3.4 Manifestasi Klinis

Kandidiasis adalah infeeksi jamur yang disebabkan oleh

spesies Candida dengan patogen utama C. albicans. Jamur ini terdapat

di rongga mulut, pencernaan, dan vagina sebagai normal flora. Dalam

situasi tertentu dapat berkembang dan menghasilkan kondisi patologis

(Nelwan, 2014).

1. Kandidiasis Oral

Infeksi ini sering ditemukan pada anak-anak, usia lanjut,

dan pasisen dengan sistem imun yang tidak adekuat. Kandidiasis

pseudomembran muncul dengan plak putih pada epitel yang

terinfeksi dan dapat lepas dengan mudah. Gambaran bercak-bercak

putih yang menyebar ini dinamakan “thrush”. Pada beberapa

individu plak tersebut tidak muncul tetapi permukaan mukosa

terlihat sangat kemerahan (kandidiasis eritematus akut), yang juga

dikenal sebagai kandidiasis oral atopik akut. Pada pasien dengan

perubahan inflamatorik dan dengan perubahan inflamatorik dan

dengan ketidaknyamanan pada rongga mulut akibat gigi palsu,

eritema persisiten dikaitkan dengan kandida yang merupakan

Page 16: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

21

penyebab yang umum ditemukan (kandidiasis eritematus kronik).

Pada perokok, kandidiasis kronik dapat mempunyai gambaran

tambahan seperti plak putih yang irguler, yang tidak mudah lepas,

dan pada beberapa pasien dapat menjadi karsinoma oral. Pada

beberapa pasien dengan infeksi kronik kandidiasis oral,

gambarannya dapat berubah menjadi bberbenjol-benjol

(kandidiasis kronik nodular). Perubahan-perubahan di atas, dapat

muncul bersamaan dengan angular cheilitis, yaitu sudut bibir yang

kering dan pecah-pecah. Kandidiasis esofageal dapat muncul

dengan nyeri retrosternal swaktu menelan, dan kadang-kadang

tanpa gejala.

2. Kandidiasis Vaginal

Kandidiasis vagina dapat muncul pada wanita hamil dan

orang diabetes, salah satu ciri kandidiasis vagina biasanya tidak

disertai kelainan penyerta lain. Sistem imun tidak memengaruhi

munculnya kondisi ini, namun ada laporan memperlihatkan infeksi

vagina yang persisten pada beberapa wanita dengan AIDS.

Gambaran klins utama kandidiasis vagina mirip dengan

yang ditemukan pada mukosa rongga mulut, yang terbanyak

ditemukan adalah dalam bentuk akut (pseudomembranosa atau

eritematosa). Gejala dan tipe akut bervariasi dari cairan yang

kental, rasa gatal, dan dispareunia. Kandidiasis sekunder ditemuan

dengan adanya infeksi lain seperti pemfigoid, lichen planus, atau

sindrom Behcet.

Page 17: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

22

3. Kandidiasis Intertigo

Kulit hanya terlibat secara tidak langsung pada infeksi

vagina dimana terdapat penyebaran infeksi ke daerah vulva dan

perineum. Dalam kasus ini, bercak kemerahan dilipat paha dan

pada permukaan atas daerah paha dapat muncul, bersamaan dngan

pustul dan papul satelit. Hal yang sama dapat muncul di tempat

lain seperti di bawah lipatan payudana dan disekililing umbilikus.

4. Kandidiasis Interdigital

Infeksi jari kaki atau kaki karena kandida lebih umum

dijumpai pada negara dengan iklim panas. Lesi berupa bercak putih

dengan kulit yang terasa basah, yang biasanya terkikis secara

superfisial. Kandida dapat menjadi penyebab sekunder pada

dermatofitosis interdigital. Lesi antara sela jari dapat sering dilihat

pada wanita dan dihubungkan terhadap kegiatan mencuci dan

memasak berulang. Hal ini lebih umum ditemukan pada orang

dengan kegemukan.

5. Kandidiasis pada kuku

Paronikia adalah infeksi akut dan kronis pada lipat kuku

yang disebabkan spesies Kandida seperti C. albicans atau Candida

parapsilosis. Hal ini sangat umum ditemukn di daerah tropis.

Infeksi ini muncul pada pasien yang sering melakukan kegiatan

yang berhubungan dengan air atau dengan pekerjaan memasak.

Gejala tambahan lain adalah membengkaknya lipatan kuku, nyeri,

pus yang keluar secara intermiten, dan onikolisis pada batas lateral

Page 18: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

23

kuku. Penyebab lain paronikia adalah stafilokokus dan infeksi

kuman gram negatif (Nelwan, 2014).

2.3.5 Pengobatan Kandidiasis

Pedoman pengobatan kandidiasis oleh Infectious Diseases Society of

America adalah sebagai berikut:

IDSA merekomendasikan echinocandin sebagai pengobatan lini

pertama untuk candidemia (caspofungin: dosis pemuatan 70 mg,

kemudian 50 mg per hari; micafungin: 100 mg per hari;

anidulafungin: dosis pemuatan 200 mg, kemudian 100 mg per

hari), bukan flukonazol, sebagai echinocandins membunuh, bukan

menghambat, patogen ini.

Flukonazol, dosis intravena atau oral, 800 mg (12 mg / kg),

kemudian 400 mg (6 mg / kg) setiap hari merupakan alternatif

yang dapat diterima untuk echinocandin sebagai terapi awal pada

pasien terpilih, termasuk mereka yang tidak sakit kritis dan yang

dianggap tidak mungkin terkena spesies Candida yang tahan

terhadap flukonazol.

Pada pasien neutropenia, formulasi lipid amfoterisin B, 3-5 mg / kg

sehari, merupakan alternatif yang efektif namun kurang menarik

karena berpotensi toksisitas.

Flukonazol dapat digunakan pada pasien berisiko tinggi di ICU

dewasa dengan tingkat tinggi (> 5%) kandidiasis invasif.

Page 19: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

24

Pemandian harian pasien ICU dengan chlorhexidine, yang telah

terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi aliran darah termasuk

candidemia, dapat dipertimbangkan.

Panduan yang diperbarui juga menganjurkan konsultasi dengan

spesialis penyakit menular untuk identifikasi awal strain Candida

yang berbeda, pengobatan antijamur yang optimal, dan hasil pasien

yang lebih baik.

Pedoman tersebut menganjurkan pengujian untuk kerentanan azole

pada isolat Candida yang relevan secara klinis. Pengujian untuk

kerentanan echinocandin harus dipertimbangkan pada pasien yang

telah menjalani pengobatan sebelumnya dengan echinocandin.

Kandidiasis harus dipertimbangkan pada pasien yang memburuk

tanpa sebab yang jelas, memiliki demam yang tidak dapat

dijelaskan, memiliki jumlah sel darah putih yang meningkat, baru

saja menjalani operasi perut, atau memiliki kateter vena sentral.

Lepaskan kateter sedini mungkin pada pasien dengan candidemia

jika kateter adalah sumber yang diduga dan dapat dilepas dengan

aman. Perangkat intravaskular lainnya juga harus dilepas.

Untuk kandidiasis neonatal, amfoterisin B deoksikolat 1 mg / kg

sehari direkomendasikan untuk neonatus dengan kandidiasis

diseminata.

Tusukan lumbal dan pemeriksaan retina dilatasi direkomendasikan

pada neonatus dengan kultur serum atau urine yang positif untuk

spesies Candida.

Page 20: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

25

Terapi antijamur empiris harus dipertimbangkan pada pasien

dengan bukti klinis infeksi intra-abdomen dan faktor risiko

kandidiasis yang signifikan, termasuk operasi perut baru-baru ini,

kebocoran anastomotor, atau pankreatitis nekrosis (Pappas dkk,

2016).

2.3.6 Diagnosis Laboratorium

1. Pemeriksaan Langsung dengan Larutan KOH

Pemeriksaan langsung dengan Larutan KOH dapat berhasil

bila jumlah jamur cukup banyak. Keuntungan pemeriksaan ini

dapat dilakukan dengan cara sederhana, dan terlihat hubungan

antara jumlah dan bentuk jamur dengan reaksi jaringan.

Pemeriksaan langsung harus segera dilakukan setelah bahan klinis

diperoleh sebab C. albicans berkembang cepat dalam suhu kamar

sehingga dapat memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan

keadaan klinis. Gambaran pseudohifa pada sediaan langsung/apus

dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan kultur, merupakan pilihan

untuk menegakkan diagnosis kandidiasis superfisial (Mutiawati,

2016)

Gambar 2.3 Pseudohifa pada pewarnaan KOH

(Mutiawati, 2016)

Page 21: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

26

2. Pemeriksaan Kultur

Media kultur yang dipakai untuk biakan C. albicans adalah

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dengan atau tanpa antibiotik.

Pemeriksaan kultur dilakukan dengan mengambil sampel cairan

atau kerokan sampel pada tempat infeksi, kemudian diperiksa

secara berturutan menggunakan Sabouraud Dextrose Broth (SDB)

kemudian Sabouraud’s dextrose agar plate. Pemeriksaan kultur

darah sangat berguna untuk endokarditis kandidiasis dan sepsis.

Kultur sering tidak memberikan hasil yang positif pada bentuk

penyakit diseminata lainnya. SDB berguna untuk membedakan C.

albicans dengan spesies jamur lain seperti Cryptococcus,

Hasenula, Malaesezzia. Pemeriksaan ini juga berguna mendeteksi

jamur kontaminan untuk produk farmasi. Pembuatan SDB dapat

ditempat dalam tabung atau plate dan diinkubasi pada suhu 37oC

selama 24-48 jam, setelah 3 hari tampak koloni C. albicans

sebesar kepala jarum pentul, 1-2 hari kemudian koloni dapat dilihat

dengan jelas. Koloni C. albicans berwarna putih kekuningan,

menimbul di atas permukaan media, mempunyai permukaan yang

pada permulaan halus dan licin dan dapat agak keriput dengan bau

ragi yang khas. Pertumbuhan pada SDB baru dapat dilihat setelah

4-6 minggu, sebelum dilaporkan sebagai hasil negatif. Jamur

dimurnikan dengan mengambil koloni yang terpisah, kemudian

ditanam seujung jarum biakan pada media yang baru untuk

selanjutnya dilakukan identifikasi jamur (Mutiawati, 2016)

Page 22: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

27

Gambar 2.4 Pertumbuhan C. albicans pada SDB (kiri) dan pada SDA (kanan)

(Mutiawati, 2016)

3. Germinating tube test

Germinating blastospores/germ tube terlihat berbentuk

bulat lonjong seperti tabung memanjang dari yeast cells (Reynolds-

Braude phenomenon) pada serum manusia yang ke dalamnya

disuntikkan koloni yang diduga sebagai strain Kandida ke dalam

tabung kecil dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 2-3 jam. Germ

tube terbentuk dalam dua jam setelah proses inkubasi. Bagian

ujung yang menempel pada yeast cells terlihat adanya

pengerutan/pengecilan (tidak ada konstriksi).

Germinating tube test, dilakukan dengan cara:

– Ambil pembenihan C. albicans dengan ose dan masukkan

kedalam tabung yang berisi serum mamalia.

– Inkubasikan pada 37oC selama 2-3 jam.

– Ambil kultur di dalam serum tersebut menggunakan ose

dan letakkan pada gelas obyek, tutup dengan gelas

Page 23: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

28

penutup. Periksa di bawah mikroskop menggunakan lensa

obyektif perbesaran 40x.

– Carilah bentukan khas C. albicans yaitu bentuk sel yeast

dengan pseudohypha (Mutiawati, 2016).

Gambar 2.5 Germ tube mulai terbentuk dari hifa sejati (anak panah)

(Mutiawati, 2016)

2.4 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba in vitro

Uji kepekaan terhadap antimikroba adalah uji terhadap kemampuan

suatu animikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang tumbuh

secara invitro atau penentuan bakteri penyebab penyakit yang kemungkinan

menunjukkan resistensi terhadap suatu antimikroba, sehingga antimikroba

tersebut berpotensi dipilih sebagai pengobatan (Soleha, 2015).

a. Metode Dilusi

Metode ini digunakan untuk menentukan KHM (Kadar Hambat

Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal) dari obat antimikroba

(Dzen dkk, 2003). Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar

berbeda yang menurun secara bertahap, baik dengan media cair

maupun padat (Mitchel, 2016).

Page 24: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

29

Metode dilusi dengan menggunakan media cair menggunakan

satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel

mikroba yang diuji. Masing-masing tabung kemudian diisi dengan

obat yang telah diencerkan pada berbagi macam pengenceran dalam

satuan µg/ml (Soleha, 2015). Selanjutnya, seri tabung diinkubasi pada

suhu 37℃ selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada

tabung baik secara visual atau menggunakan alat. Konsentrasi terendah

obat pada tabung yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai

tampak jernih (tidak ada pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari

obat. Selanjutnya biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan

pada media agar padat, diinkubasikan dan diamati ada tidaknya koloni

mikroba yang tumbuh pada keesokan harinya. Konsentrasi terendah

obat pada biakan padat yang ditunjukkan dengan tidak adanya

pertumbuhan koloni mikroba adalah KBM dari obat terhadap bakteri

uji (Dzen dkk, 2003).

Dasar penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar

Bunuh Minimal (KBM) adalah dimana KHM merupakan konsenterasi

terendah antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

dengan melihat kekeruhan pada pembiakan cair dan KBM ditentukan

konsentrasi terendah antimikroba yang dapat membunuh 99,9% bakteri

yang telah diinkubasi (Soleha, 2015).

Page 25: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

30

b. Metode Difusi

Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi

agar (Mitchel, 2016). Prinsip dari metode difusi agar/cakram adalah

obat dijenuhkan ke dalam kertas saring (cakram kertas) yang kemudian

ditanam pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur

dengan mikroba uji, kemudian diinkubasi pada suhu 37℃ selama 18-

24 jam. Selanjutnya amati adanya zona jernih disekitar cakram kertas

yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan kuman (Dzen dkk,

2003).

Untuk mengevaluasi hasil uji kepekaan tersebut, dapat

dilakukan dua cara, yaitu :

Cara Kirby Bauer, yaitu dengan membandingkan diameter

dari area jernih (zona hambat) disekitar cakram dengan

tabel standar yang dibuat oleh NCCLS (National

Committee for Clinical Laboratory Standard), sehingga

dapat diketahui kriteria sensitif, sensitif intermediet, dan

resisten.

Cara Joan-Stokes, yaitu dengan membandingkan diameter

zona hambat bakteri kontrol yang sudah diketahui

kepekaanya terhadap obat tersebut dengan isolat bakteri

yang diuji (Dzen dkk, 2003).

Selain faktor antara obat dan organisme (misalnya kemampuan

difusi dan sifat media, ukuran molekular, dan stabilitas obat), metode

difusi agar dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan kimia. Meskipun

Page 26: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

31

demikian, standardisasi faktor tersebut memungkinkan melakukan uji

kepekaan yang baik (Mitchel, 2016).

2.5 Hasil Penelitian yang Sudah Dilakukan

2.5.1 Ekstrak Kulit Semangka dan Trichophyton mentagrophytes

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sholihah dkk (2015),

ekstrak kulit semangka terbukti memiliki efek antifungi terhadap

Trichophyton mentagrophytes. Pada penelitian ini kulit buah semangka

diproses menjadi ekstrak segar dan kering dengan konsentrasi 5%, 10%,

dan 20%. Ekstrak kering dilarutkan dengan 3 pelarut yang berbeda,

yaitu: aquabides, aquabides panas yang dipanaskan, dan etil alkohol.

Tabel 2.3 Hasil penelitian oleh Sholihah dkk (2015)

Perlakuan Diameter zona hambat (mm)

Ekstrak kering Semangka

5 % A 15,2 10 % A 11,4 20 % A 18,4 5 % AP 17,9

10 % AP 17,6 20 % AP 36,8 5 % ALK 0

10 % ALK 0 20 % ALK 7,6

Ekstrak segar Semangka

40 % 0 80 % 0

Kontrol + 19,5 - 0

Keterangan: A = Aquabides AP = Aquabides Panas ALK = Alkohol

Aktivitas antifungi diuji dengan metode kertas cakram. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh ekstrak kering memiliki

aktivitas antifungi terhadap Trichophyton mentagrophytes. Aktivitas

Page 27: 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39371/3/BAB II.pdf · 2.1.4 Kandungan Buah semangka memiliki berbagai kandungan di dalam nya, ... dalam aktivitas antifungal

32

antifungi tertinggi pada semangka dihasilkan oleh ekstrak kulit

semangka 20% dengan pelarut aquabides panas dengan zona hambat

36,8 mm.