15
BAB I LAPORAN KASUS I. Identitas Pasien Nama Lengkap : Ny. E Jenis Kelamin : Perempuan No Register : 645768 Tanggal Lahir : 3 November 1968 Usia : 45 tahun Status Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Alamat : Jl. H. Mohtar No 14 5/8 Tanggal Masuk Poliklinik : Rabu, 8 Mei 2013 Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 8 Mei 2013 Pemeriksa : Cindy Prayogo II. Anamnesis (Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal 8 Mei 2013) a. Keluhan Utama Bercak-bercak merah di wajah yang membengkak sejak 2 minggu SMRS b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Bhayangkara R. Said Sukanto dengan keluhan bercak- bercak merah di wajah yang membengkak sejak 2 minggu SMRS. Pasien menuturkan bahwa bercak merah di wajahnya

188320474 Morbus Hansen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presus MH

Citation preview

Page 1: 188320474 Morbus Hansen

BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama Lengkap : Ny. E

Jenis Kelamin : Perempuan

No Register : 645768

Tanggal Lahir : 3 November 1968

Usia : 45 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jl. H. Mohtar No 14 5/8

Tanggal Masuk Poliklinik: Rabu, 8 Mei 2013

Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 8 Mei 2013

Pemeriksa : Cindy Prayogo

II. Anamnesis

(Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal 8 Mei 2013)

a. Keluhan Utama

Bercak-bercak merah di wajah yang membengkak sejak 2 minggu SMRS

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Bhayangkara R. Said

Sukanto dengan keluhan bercak-bercak merah di wajah yang membengkak sejak

2 minggu SMRS. Pasien menuturkan bahwa bercak merah di wajahnya terasa

lebih menonjol dan melebar dibanding biasanya. Pasien mengeluhkan adanya

rasa panas di bagian bercak merah tersebut. Pasien juga memperhatikan bahwa

bercak tersebut kian hari berwarna semakin merah. Pasien menyangkal rasa gatal

atau rasa nyeri di wajahnya. Pasien juga menyangkal mengalami keluhan yang

sama di daerah tubuhnya yang lain.

Pasien mengaku bercak-bercak merah di wajahnya sudah muncul sejak 5

tahun yang lalu. Awalnya pada tahun 2008, bercak merah ini hanya muncul di

Page 2: 188320474 Morbus Hansen

pipi bagian kanan pasien dan hanya seukuran biji kacang hijau. Pasien

menyangkal adanya keluhan, baik rasa baal, gatal, maupun nyeri pada bercak

merah tersebut. Pasien tidak berobat ke dokter saat itu.

Namun, pada Desember 2012, pasien menyadari bahwa bercak merah di

pipi bagian kanan tersebut semakin melebar hingga hampir memenuhi seluruh

bagian pipi kanannya dan mengenai kelopak matanya, sehingga pasien

mengalami kesulitan menutup mata kanannya. Selain itu, pada saat itu, pasien

juga mendapati bahwa di bagian pipi kirinya muncul beberapa bercak merah

yang baru, sekitar 8 buah, dengan ukuran bervariasi dari yang kecil seperti biji

kacang hijau hingga besar seperti bola golf. Pasien mengaku saat itu, wajahnya

terasa sangat kencang dan sedikit baal. Keluhan inilah yang membawa pasien

untuk berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Bhayangkara R. Said Sukanto

pada bulan Desember 2012 saat itu.

Hingga saat ini pasien sedang dalam pengobatan lepra bulan ke 6. Obat

yang dikonsumsi pasien adalah rifampicin, dapsone, dan klofazimin. Pasien

mengaku bahwa selama 6 bulan dalam pengobatan, kondisinya berangsur-angsur

membaik, pasien tidak lagi merasa baal pada wajahnyadan kelopak mata kanan

pasien jugasudah kembali normal. Pasien juga mengaku tidak ada bercak-bercak

merah baru yang bertambah baik di wajahnya maupun bagian tubuhnya yang

lain.

Pasien menyangkal adanya keluhan lain, seperti demam, lemas, maupun

penurunan berat badan. Pasien menyangkal keluhan hidung tersumbat selama

ini. Pasien juga mengaku tidak memiliki keluhan penglihatan, seperti mata

merah, berair, mata yang rabun, baik sebelum maupun sesudah bercak merah

timbul, silau terhadap cahaya, ataupun nyeri. Pasien juga menyangkal adanya

kelemahan maupun kesulitan menggerakkan tangan maupun kakinya, seperti

ketika mengambil cangkir, atau benda lainnya. Pasien juga mengaku tidak

mengalami kerontokan pada alis mata maupun bulu matanya. Pasien

menyangkal adanya kesulitan menutup kelopak matanya.

Menurut pasien, ayahnya juga mengalami keluhan bercak yang sama di

wajahnya. Di rumah, pasien tinggal bersama suami dan 1 orang anaknya, dan

tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

Page 3: 188320474 Morbus Hansen

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit. Pasien menyangkal riwayat

trauma atau kecelakaan sebelumnya. Riwayat asma, penyakit jantung, diabetes

mellitus dan alergi obat disangkal oleh pasien.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah pasien mengakami keluhan yang sama dengan pasien.

e. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Ekonomi pasien termasuk

menengah ke bawah

.

f. Riwayat Alergi

Riwayat alergi obat-obatan disangkal dalam diri pasien dan keluarganya.

Page 4: 188320474 Morbus Hansen

III. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital

Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15 E4M6V5

Suhu : 37,60C

Keadaan Gizi : Sedang

b. Status Generalis

KepalaNormosefal, tidak ada tanda trauma atau benjolan, tidak ada

deformitas

Mata

Tidak terdapat strabismus, konjungtiva anemis, maupun

sklera ikterik pada kedua mata. Pupil bulat, ukuran 3 mm/3

mm, isokor, letak di tengah, sudut bilik depan kedua mata

normal. Madarosis -/-. Lagoftalmos -/-

Hidung Bentuk normal, tidak ada deviasi septum atau hipertrofi konka

Telinga

Bentuk telinga dan daun telinga normal. Tidak ada serumen,

cairan, luka maupun perdarahan. Pada telinga tidak tampak

adanya penebalan cuping telinga.

Gigi dan MulutOral hygiene baik, bibir dan mukosa mulut merah, tidak

sianosis dan tidak ada deviasi.

TenggorokanTidak terdapat faring hiperemis. Tonsil T1/T1, tidak terdapat

pembesaran tonsil.

Leher Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening.

Jantung Dalam batas normal

Paru Dalam batas normal

Ekstremitas atasAkral hangat, pulsasi arteri radialis terba kuat, penuh,

simetris, dan teratur, capillary refill time < 2 detik

Ekstremitas bawahAkral hangat, pulsasi arteri dorsalis pedis terba kuat, penuh,

simetris, dan teratur, capillary refill time < 2 detik

Page 5: 188320474 Morbus Hansen

c. Status Dermatologi

Regio Fasial

1. Regio Fasial dekstra : tampak plak eritema soliter dengan infiltrat, berukuran plakat.

Permukaan lesi halus berkilat, skuama (-). Lesi berbentuk tidak teratur dengan batas

difus, dan menyebar regional.

2. Regio Fasial sinistra : tampak multipel plak eritema (8 lesi) dengan infiltrat, berukuran

lentikular, numular, hingga plakat. Permukaan lesi halus berkilat, skuama (-). Lesi

berbentuk teratur dengan batas sirkumskrip, menyebar secara regional dan diskret.

Page 6: 188320474 Morbus Hansen

d. Status Neurologis

Fungsi sensorik :

o Pemeriksaan anestesi terhadap rasa nyeri pada daerah lesi kulit

dibanding kulit normal: pasien dapat merasakan nyeri pada area lesi.

o Pemeriksaan anastesi terhadap rasa raba pada daerah lesi kulit dibanding

kulit normal: pasien dapat menentukan lokasi raba sekitar 1 cm dari titik

sentuh

o Pemeriksaan anastesi terhadap rasa raba pada 4 titik di palmar dan

plantar dekstra dan sinistra: pasien dapat menentukan lokasi titik sentuh

pada palmar dan plantar pasien

o Pemeriksaan sensorik pada reflex kornea pasien: +/+

o N. Auricularis magnus dekstra dan sinistra tidak mengalami pembesaran,

nyeri tekan (-)

o N. Ulnaris dekstra dan sinistra tidak mengalami pembesaran , nyeri

tekan (-)

o N. Medianus dekstra dan sinistra tidak mengalami pembesaran , nyeri

tekan (-)

o N. common peroneal tidak mengalami pembesaran , nyeri tekan (-)

o N. posterior tibialis tidak mengalami pembesaran , nyeri tekan (-)

Fungsi Motorik:

o Otot Abduktor digiti minimi (saraf ulnaris):

Gerakan motorik aktif normal

Gerakan motorik pasif normal tidak ada tahanan

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

o Otot Abduktor pollicis brevis (saraf median):

Gerakan motorik aktif normal

Gerakan motorik pasif normal tidak ada tahanan

Page 7: 188320474 Morbus Hansen

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

o Otot extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis

brevis, extensor carpi ulnaris, extensor digitorum (saraf radialis)

Gerakan motorik aktif normal

Gerakan motorik pasif normal tidak ada tahanan

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

o Saraf common peroneal: tibialis anterior, peroneus longus dan brevis

Gerakan motorik aktif normal

Gerakan motorik pasif normal tidak ada tahanan

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

o Saraf posterior tibial: small intrinsic muscle of feet

Gerakan motorik aktif normal

Gerakan motorik pasif normal tidak ada tahanan

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

o Otot levator palpebral superior (saraf okulomotor):

Gerakan motorik aktif normal

Kekuatan otot saat diberikan resistensi baik dan dapat melawan

resistensi

IV. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Page 8: 188320474 Morbus Hansen

V. Resume

Pasien perempuan berusia 45 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin

RS Bhayangkara R. Said Sukanto dengan keluhan bercak-bercak merah di wajah

yang membengkak sejak 2 minggu SMRS. Bercak merah tersebut melebar dan

terasa panas, warna bercak tersebut kian memerah. Rasa gatal dan rasa nyeri pada

area tersebut disangkal. Tidak ada keluhan yang sama di daerah tubuhnya yang lain.

Bercak merah di wajah pasien bagian kanan telah muncul sejak 5 tahun

SMRS, yaitu pada tahun 2008 dan tanpa keluhan,. Namun, pada Desember 2012,

bercak merah di pipi kanan semakin melebar dan hampir memenuhi seluruh pipi

kanan dan mengenai kelopak matanya, pasien mengalami kesulitan menutup

kelopak mata kanan. Pada pipi kiri juga muncul beberapa bercak merah yang baru,

sekitar 8 buah, dengan ukuran dari yang kecil seperti biji kacang hijau hingga besar

seperti bola golf. Wajah terasa sangat kencang dan sedikit baal. Pasien datang

berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Bhayangkara R. Said Sukanto pada

bulan Desember 2012.

Saat ini pasien sedang dalam pengobatan lepra bulan ke 6. Obat yang

dikonsumsi pasien adalah rifampicin, dapsone, dan klofazimin. Pasien mengaku

bahwa selama 6 bulan dalam pengobatan, kondisinya berangsur-angsur membaik,

Tidak ada bercak-bercak merah baru, baik di wajahnya maupun bagian tubuhnya

yang lain.

Pasien menyangkal keluhan lain, seperti demam, lemas, maupun penurunan

berat badan. Pasien menyangkal keluhan hidung tersumbat selama ini. Pasien

mengaku tidak memiliki keluhan penglihatan, kelemahan maupun kesulitan

menggerakkan tangan maupun kakinya. Ayah pasien juga mengalami keluhan

bercak merah yang sama pada wajahnya.

Dari hasil pemeriksaan fisik tidak ada madarosis dan penebalan cuping

telinga. Pada regio Fasial dekstra tampak plak eritema soliter dengan infiltrat,

berukuran plakat. Permukaan lesi halus berkilat. Lesi berbentuk tidak teratur dengan

batas difus, dan menyebar regional, sedangkan pada regio fasial sinistra tampak

multipel plak eritema (8 lesi) dengan infiltrat, berukuran lentikular, numular, hingga

plakat. Permukaan lesi halus berkilat. Lesi berbentuk teratur dengan batas

sirkumskrip, menyebar secara regional dan diskret. Tidak ada kelainan pada

pemeriksaan motorik maupun sensorik pasien.

Page 9: 188320474 Morbus Hansen

VI. Diagnosa

Morbus Hansen Multibasilar dengan reaksi reversal

VII. Diagnosis Banding

Tinea Korporis

Pitiriasis rosea

Psoriasis

VIII. Tatalaksana

Morbus Hansen Multibasilar

o Pengobatan dilanjutkan:

o Rifampisin 600 mg setiap bulan pada hari pertama

o Dapsone 100 mg setiap hari

o Klofazimin 300 mg setiap bulan pada hari pertama kemudian

dilanjutkan dengan 50 mg/hari diminum di rumah.

Reaksi Reversal

o Prednison 40-60mg tappering off 3bulan

Minggu pemberian Dosis / hariMinggu 1-2 40mgMinggu 3-4 30mgMinggu 5-6 20mgMinggu 7-8 15mgMinggu 9-10 10mgMinggu 11-12 5mg

Edukasi :

~ Pengobatan penyakit kusta ini berlangsung lama, kurang lebih selama 12-

18 bulan.

~ Selama pengobatan, pasien harus rutin kontrol untuk pemeriksaan secara

klinis. Saat pemeriksaan, diperhatikan pula adanya tanda-tanda reaksi

kusta.

~ Penyakit kusta ini dapat ditularkan secara inhalasi sehingga pasien

disarankan untuk selalu menggunakan masker.

Page 10: 188320474 Morbus Hansen

~ Apabila muncul tanda-tanda perubahan sensibilitas dan kekuatan otot,

segera kembali untuk memeriksakan diri ke dokter. Contohnya berupa

luka atau lepuh yang tidak terasa sakit dan mati rasa pada tangan atau

kaki. Juga jika terdapat gangguan pada aktivitas sehari-hari, seperti

memasang kancing baju, memegang pulpen, mengambil benda kecil, atau

kesulitan berjalan. Adanya kelainan pada mata berupa penglihatan kabur,

kesulitan membuka dan menutup mata, serta alis dan bulu mata menjadi

rontok.

~ Perhatikan pula adanya tanda-tanda kelainan pada saraf, seperti tangan

dan kaki menggantung atau berbentuk seperti cakar dan jari-jari tangan

terasa kaku atau kesemutan, nyeri sendi, penebalan pada daun telinga,

serta pembesaran saraf di leher.

IX. Prognosis

Ad Fungsionam : dubia

Ad Sanationam : dubia

Ad Vitam : dubia

Page 11: 188320474 Morbus Hansen