31
8/30/2012 1 INDUSTRY AND SECTORAL POLICY E-Mail : Mail : [email protected] [email protected] HP HP : : 0811 0811 – 25 25 – 4255 4255 Visit my site: http://www.mudrajad.com Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM 2 Note: Other sectors include the following: electricity, gas, and water sector; construction sector; trade, hotel, and restaurant sector; transportation and communication sector; finance, rental, and company service sector; and service sector. Source: Calculated from BPS (2012) Indonesia adalah negara agraris pada tahun 1960an hingga 1980an. Namun sejak tahun 1993, telah terjadi transformasi struktural karena industri telah menggantikan pertanian sebagai penggerak utama PDB Indonesia. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia cenderung mengalami penurunan kembali sejak tahun 2004. Namun demikian, pada tahun 2011 kontribusi manufaktur meningkat menjadi 27,3%, sedang sektor pertanian menyumbang 13,5% terhadap PDB. Sektor 1968 1978 1988 1998 2000 2004 2006 2008 2009 2010 2011 Pertanian 51,0 30,5 24,1 17,4 15,6 15,4 14,1 14,1 15,3 15,3 13,5 Pertamba- ngan 4,2 17,6 12,1 8,3 12,1 8,6 9,4 9,1 10,6 11,2 8,1 Manufaktur 8,5 10 18,5 23,9 27,8 28,3 28,1 27,8 26,4 24,8 27,3 Lainnya 36,3 41,9 45,2 50,3 44,6 47,7 48,1 52,9 47,7 48,7 51,1 PDB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 MENGAPA SEKTOR INDUSTRI? INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN TRANSFORMASI STRUKTURAL Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 1969-2011

18. Industry and Sectoral Policy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

1

INDUSTRY AND SECTORAL POLICY

EE--Mail :Mail :[email protected]@gmail.com

HPHP : : 0811 0811 –– 25 25 –– 42554255

Visit my site:

http://www.mudrajad.com

Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.DFakultas Ekonomika & Bisnis UGM

2

Note: Other sectors include the following: electricity, gas, and water sector; construction sector; trade, hotel, and restaurant sector; transportation and communication sector; finance, rental, and company service sector; and service sector.Source: Calculated from BPS (2012)

Indonesia adalah negara agraris pada tahun 1960an hingga 1980an. Namun sejaktahun 1993, telah terjadi transformasi struktural karena industri telahmenggantikan pertanian sebagai penggerak utama PDB Indonesia. Kontribusisektor manufaktur terhadap PDB Indonesia cenderung mengalami penurunankembali sejak tahun 2004. Namun demikian, pada tahun 2011 kontribusimanufaktur meningkat menjadi 27,3%, sedang sektor pertanian menyumbang13,5% terhadap PDB.

Sektor 1968

1978 1988 1998 2000 2004 2006 2008 2009 2010 2011

Pertanian 51,0 30,5 24,1 17,4 15,6 15,4 14,1 14,1 15,3 15,3 13,5

Pertamba-

ngan4,2

17,6 12,1 8,3 12,1 8,6 9,4 9,1 10,6 11,2 8,1

Manufaktur 8,5 10 18,5 23,9 27,8 28,3 28,1 27,8 26,4 24,8 27,3

Lainnya 36,3 41,9 45,2 50,3 44,6 47,7 48,1 52,9 47,7 48,7 51,1

PDB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

MENGAPA SEKTOR INDUSTRI?INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN TRANSFORMASI STRUKTURAL

Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 1969-2011

Page 2: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

2

3

Pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia 2001-2008 menunjukkan tren yang secara umum meningkat antara 2,8% hingga 7,5%. Ini jauh lebih rendah dibanding sebelum krisis 1998, yang mampu tumbuh 2 digit. Pertumbuhan sektor industri di Indonesia 2005-2008 hanya meningkat sebesar 5.7%. Padahal, pemerintah menargetkan industri tumbuh sebesar 8,56%/tahun dan menyerap tenaga kerja 2,64 juta/tahun selama 2004-2009.

Pertumbuhan Sektor Industri & Perekonomian Indonesia, 1994-2008* (%)

Sumber: KPIN (2009).

Peranan Masing-Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2007*

No.Cabang Industri Persen (%)

1995 2004 2005 2006 2007*

1 Makanan, Minuman dan Tembakau 47.1 30..3 29.3 27.1 11.0

2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 9.2 13.8 12.5 12.4 10.4

3 Brg. Kayu & Hasil Hutan 6.7 5.7 5.4 5.8 1.8

4 Kertas & Barang Cetakan 4 5.8 5.6 5.2 5.7

5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 13.5 11 12.1 12.6 18.6

6 Semen & Brg. Galian Non-Logam 3.3 3.9 3.9 3.8 3.6

7 Logam Dasar, Besi & Baja 3.2 2.9 2.9 2.8 8.6

8 Alat Angkut., Mesin & Peralatannya 12.4 25.7 27.4 29.4 34.6

9 Barang lainnya 0.6 0.9 0.9 0.9 5.7

Total Industri 100 100 100 100 100

*Kuartal 2 2007

Sumber: diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

Empat penyumbang industri manufaktur utama yang berperanan dalam pembentukan PDB industri pengolahan non-migas selama 1995-2007 adalah industri alat angkut, mesin dan peralatannya; industri makanan, minuman dan tembakau; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki

Page 3: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

3

Indonesia’s Leading Food & Beverages Companies

Indofood, Wingfood, Garudafood are vertically integrated,

owning production, processing & distribution facilities.

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

Indofood(NoodleOnly)

Nestlé(Domesticwithout JV)

Garudafood(Peanut &

Snack)

Coca-Cola Sinar Sosro(RTD Tea)

Frisian Flag Santos(Coffee &Candy)

Heinz ABC Danone(Biscuit &

Beverages)

Mayora(Coffee, Hot

Cereal,Candy)

Sale

s 2

006 (

mio

Rp

)

manufacturer

Pertumbuhan Industri Non-Migas (YoY) Tahun 2004-2007*

Sumber: diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)

No. Cabang Industri Persen (%)

1995 2004 2005 2006 2007* 2004-2007

1 Makanan, Minuman & Tembakau 16.5 1.4 2.7 7.21.2 3.1

2 Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 10.4 4.1 1.3 1.2-10.3 -0.9

3 Barang Kayu & Hasil Hutan 3 -2.1 -1 -1-10.3 -3.6

4 Kertas & Barang Cetakan 13.5 7.6 2.4 2.1-16.3 -1.0

5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 11.9 9 8.8 4.520.2 10.6

6 Semen & Brg. Galian Non-Logam 20.1 9.5 3.8 0.5-3.1 2.7

7 Logam Dasar, Besi & Baja 18.6 -2.6 -3.7 4.74.7 0.8

8 Alat Angkut, Mesin & Peralatan 7.7 17.7 12.4 7.531.2 17.2

9 Barang Lainnya 8.9 12.8 2.6 3.6-29.9 -2.7

Total Industri 13.1 7.5 5.9 5.37.3 6.5

*Kuartal 2 2007

Page 4: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

4

Terjadi Peningkatan Volume Pemakaian BBM

Terjadi peningkatan penggunaan premium pada bulan Oktober dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan kendaraan bermotor (Mobil dan Motor)7

Volume BBM

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

Des

2005

Jan

2006

Peb

2006

Mar

2006

April

2006

Mei

2006

Juni

2006

Juli

2006

Agust

2006

Sept

2006

Okt

2006

Nop

2006

Des

2006

Jan

2007

Peb

2007

Mar

2007

April

2007

Mei

2007

Juni

2007

Juli

2007

Agust

2007

Sept

2007

Okt

2007

Bulan

Kilo

Lit

er

Premium

Minyak Tanah

Minyak Solar

Penjualan Motor

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

JanFebMar AprMayJun Jul AugSepOctNovDecJanFebMarAprMayJun Jul AugSepOct

2006 2007

Hundreds

Motor Sale

Penjualan Mobil

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct

2006 2007

Hundreds

Car Sale

Sunrise Industry and Sunset Industry

Growth2002-9*

Share to Manufacturing Industry, 2002-9*

High Low

High

Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia

Industri Karet dan Barang-Barang dari Plastik

Industri Makanan dan Minuman

Industri Barang Galian Bukan Logam

Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya

Industri Daur Ulang

Low

Industri Tembakau Industri Kayu, Barang dari Kayu,

dan Anyaman Industri Kertas dan Barang dari

Kertas

Industri Logam Dasar Indsutri Mesin dan

Perlengkapannya Industri Radio, Televisi,

dan Peralatan Komunikasi Lainnya

Sunrise industry adalah cabang industri yang pangsanya besar dalam sektor industri dan memiliki pertumbuhan di atas rata-rata industri. Industri yang termasuk sunrise industry adalah industri kimia dan barang-barang kimia (pupuk termasuk di dalamnya), industri karet dan barang-barang dari plastik, dan industri makanan dan minuman.

Sunset industry adalah cabang indutri yang perannya kecil dalam industri manufaktur dan memiliki pertumbuhan di bawah rata-rata industri. industri yang termasuk sunset industry adalah industri logam dasar, industri mesin dan perlengkapannya, dan industri radio, televisi, dan peralatan kominikasi lainnya.

*)angka perkiraanSumber: diolah dari BPS (2012)

Page 5: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

5

@Mudrajad Kuncoro\GBE 9

2003 2001 2000 1999 Perusahaan Skor

3 1 1 2 Astra Int 6.06

1 2 2 3 Indofood 5.90

6 3 3 6 Sampoerna 5.72

4 4 4 1 Gudang Garam 5.55

7 5 5 5 Indosat 5.42

8 6 8 7 Djarum 5.10

9 7 9 (-) Telkomsel 5.03

- 8 (-) (-) Satelindo 4.97

10 9 7 (-) Sosro 4.95

- 10 10 (-) SCTV 4.94

10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “Top 200 best Companies in Asia”Menurut Far Eastern Economic Review(25/12/2003-5/1/2004)

Sumber: http://www.feer.com/articles/2003/0312_25/free/p064.html, accessed 25 Dec 2003

Perilaku konsumtif rakyat Indonesia: tetap beli mobil/sepeda motor, makan mie instant, ngrokokan untuk penghilang stress, ke mana-mana

nenteng ponsel, nonton TV terus, sambil minum teh botol.

@Mudrajad@Mudrajad 1010

AnalisisAnalisis 2000 perusahaan terbaik di dunia 2000 perusahaan terbaik di dunia tersebuttersebut menunjukkanmenunjukkan bahwabahwa meskipunmeskipun gejolakgejolak didi sektorsektorkeuangankeuangan global, bank global, bank masihmasih mendominasimendominasi, , dengandengan 5 5 perusahaanperusahaan didi jajaranjajaran 10 10 terbaikterbaik didi

IndonesiaIndonesia.. SektorSektor--sektorsektor iniini bukanbukan pemimpinpemimpin dalamdalam pertumbuhanpertumbuhan sepanjangsepanjang tahuntahun lalulalu..10

10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “The World’s Biggest Companies”Menurut Majalah Forbes (21/4/2010)Sumber: http://www.forbes.com/lists/2010/18/global-2000-10_The-Global-2000-Indonesia_10Rank.html, accessed 3 Nov2010

Company Rank Sales

($Bil)

Profits

($Bil)

Aset

($Bil)

Market

($Bil)

Telekom Indonesia 684 5.42 0.95 8.37 17.74

Bank Central Asia 796 2.07 0.52 22.46 12.65

Bank Mandiri 796 2.85 0.47 32.32 10.03

Bank Rakyat Indonesia 843 2.74 0.53 22.39 9.49

Bank Negara Indonesia 1412 2.47 0.26 24.07 3.07

Bumi Resources 1533 2.96 0.57 5.44 4.56

Bank Danamon 1802 2.00 0.16 10.39 4.62

PGN 1915 1.14 0.06 2.34 9.82

Semen Gresik 1977 1.09 0.23 0.97 4.87

PT Bukit Asam 1986 0.95 0.29 0.83 3.93

Page 6: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

6

1111

GDP Indonesia by expenditure (%)

CONSUMPTION DRIVEN GROWTHCONSUMPTION DRIVEN GROWTH

11

0

10

20

30

40

50

60

70

2008 2009 2010*

HouseholdConsumption

GovernmentExpenditure

Investment

Export

Import

* Until 1st quarter. Source: Calculated from BPS (2010)

@Mudrajad Kuncoro\GBE 12

PRODUKSI ROKOK DI INDONESIA

• Krisis moneter tidak mempengaruhi industri rokok di Indonesia

• Negara tujuan ekspor rokok kretek Indonesia adalah Malaysia dengan volume 5.041.217 kg dengan nilai US$ 61.184.464 0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1996 1997 1998 1999 2000 2001

Rokok Kretek

Rokok Putih

Klobot/Klembak

Total

Perkembangan Produksi

Rokok Kretek di Indonesia

Sumber:

Diolah dari data Indocommercial (1999;2002)

Page 7: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

7

@Mudrajad Kuncoro\GBE 13

ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI ROKOK KRETEK

• Untuk mengukur konsentrasi industri digunakan dua indikator:

– Rasio konsentrasi:• CR4 & CR 8 : pangsa 4

perusahaan terbesar dan pangsa 8 perusahaan terbesar dalam industri.

– Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH):

• penjumlahan kuadrat pangsa pasar tiap-tiap perusahaan dalam suatu industri.

• IHH bernilai antara 0-1.

– Jika mendekati 0 berarti struktur industri mendekati pasar persaingan sempurna.

– Jika mendekati 1 maka struktur industri cenderung ke pasar monopoli.

• Jika CR4 = 40%, maka struktur industri dikatakan berbentuk oligopoli (Kuncoro, et al, 1997: Bab 22)

• Menurut Stigler, suatu industri dikatakan berstruktur oligopoli bila mempunyai konsentrasi industri lebih dari 60%. (Hasibuan, 1993)

@Mudrajad Kuncoro\GBE 14

KONSENTRASI INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA, 1996-1999

• Dengan metode Rasio Konsentrasi:– rata-rata CR4 industri rokok di

Indonesia sebesar 77,56%.

– Rata-rata CR8 industri rokok di Indonesia sebesar 88,15%.

– Berdasarkan klasifikasi struktur industri menurut Bain (1956), struktur industri rokok kretek di Indonesia termasuk tipe II yaitu oligopoli dengan tingkat konsentrasi tinggi.

• Dengan metode IHH diperoleh nilai 0,27 yang berarti struktur industri rokok kretek di Indonesia tidak berstruktur monopoli.

Tahun CR4 CR8 IHH Total Firm

1996 0.8109 0.9174 0.3131 191

1997 0.8216 0.9071 0.3207 190

1998 0.6807 0.8206 0.2056 204

1999 0.7891 0.8812 0.2716 206

rata - rata 0.7756 0.8815 0.2778Sumber: diolah dari data BPS.

Page 8: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

8

@Mudrajad Kuncoro\GBE 15

Diversifikasi usaha Djarum

• Bermula dari raja rokok, merambah berbagai bisnis:– Perbankan: beli saham BCA

bersama Farallon Capital; Bank Haga & Hagakita

– Properti: WTC Mangga Dua. Mal Daan Mogot, Perum Karawang Resinda, Griya Padma Semarang, Hotel Padma

– Optik: pemain terbesar bisnis lensa kacamata

– Elektronika: Polytron, Digitec

– Tekstil: busana & garmen

– Funiture: Ligna,Kudus Istana Furnitur

Sumber: Swa (Jan, 2003)

@Mudrajad Kuncoro\GBE 16

Para Pemain Rokok Pinggiran

• Sebagai “follower”

– Meniru desain grafis & kemasan produk 4 besar

– Harga murah

– Pemasaran sebatas kec, kab, provinsi

– Iklan bombastis & sihir kata:

• Rokok ini memakai tembakau sangat canggih & cocok untuk kaum intelektual (Dja Yen Ng)

• Dari umat untuk umat (Aseng Jaya, 565)

Page 9: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

9

@Mudrajad Kuncoro\GBE 17

JURUS 4 P DAN 4 CJURUS 4 P DAN 4 C

4 P (kiat pemasar):– PRODUCT: macam

produk, mutu, desain, penyajian, ukuran, pelayanan, garansi

– PRICE: harga dasar, diskon, jangka waktu, syarat

– PLACE: saluran, cakupan, jenis, lokasi, transportasi

– PROMOTION: promosi, iklan, wiraniaga, humas, pemasaran langsung

4 C (kiat pelanggan):

– Customer needs & wants

– Cost to customers

– Convenience: kemudahan, kenyamanan

– Communication

Segmen rokok pinggiran: klas bawah, pengin tampil gaul

dg merek terkenal, tapi duit cekak

@Mudrajad Kuncoro\GBE 18

• Jurus mengekor nama:

– 369 (Sam Liok Kioe), 565 (Dja Yen Ng), 33 (sam Sam), 21 (Dji It), 468 (Soe Laa Pan)

– Gudang Gandum, Gudang Gamping, Gudang Rasa

Page 10: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

10

@Mudrajad Kuncoro\GBE 19

STRATEGI FOCUS: UMAT ISLAM, HURUF ARAB

Tantangan RRC dan India

Integrasi Ekonomi Regional dengan Lingkungan Global yang semakin kompetitif

ASEAN Economic Community 2015

1. Menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal yang didukung olehaliran barang dan jasa, investasi, modal dan tenaga kerjaterdidik yang lebih bebas.

2. Menjadikan kawasan ASEAN sebagai magnet bagi penanamanmodal asing

Visi ASEAN 2020 (1997)Dipertegas oleh Deklarasi ASEAN Concord II

(2003); ASEAN Charter (2007)

Liberalisasi PerdaganganWTO

Tantangan RegionalAsean Economic Community dan Liberalisasi Perdagangan Dunia

Page 11: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

11

Catatan: dalam ribuan orang; data sampai 15 Juni 2010Sumber: ASEAN Tourism Database (2010)

Kedatangan Wisman di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 2006-2008.Apabila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia ada di peringkat ke empat.

KEDATANGANKEDATANGAN WISMANWISMAN KKEE INDONESIA INDONESIA DANDAN ASEAN (ASEAN (RIBURIBU ORANGORANG))

Persentase Jumlah Usaha (Total: 22,7 juta)

Perbandingan Daya Serap Tenaga

Kerja/Unit Usaha dan Persentase Jumlah

Usaha0,2

0,7

15,8

83,3

108

19

3

2

Besar

Menengah

Kecil

Mikro

Tenaga Kerja/ Unit Usaha (Total: 49,7 juta orang)

9,6%

5,9%

21,9%

62,5%

Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006

DATA TERBARU SENSUS EKONOMI 2006DATA TERBARU SENSUS EKONOMI 2006Usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99,1%) dan penyerapan tenaga kerja (84,4%), dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya 0,9%, menyerap 15,5% tenaga kerja dengan perbandingan 19 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar.

Page 12: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

12

ASEAN Economic Integration: Setting the Context

ASEAN Economic Community 2015 (AEC 2015) is not a newly invented vision of ASEAN in economic sphere

ASEAN Leaders have long pledged to foster regional economic growth, reduce poverty and improve living standards by-inter alia–lowering/eliminating tariff barriers and eliminating non-tariff barriers among the member states

1976

1977

1981

1983

1987

1992

1995

1997

1998

2003

2005

2007

2008

2009

1989

1994

2004

2006

2010

Categorization of Goods

• Normal Track (target of tariff rate = 0%)

(a) Early Harvest Program (2006)

(b) NT1 (2010)

(c) NT2 (2012)

• Sensitive list

(a) Tahun 2012 tarif menjadi 20%

(b) Tahun 2018 tarif menjadi 0-5%

• Highly Sensitive list

Tahun 2015 tarif menjadi 50% (untuk produk yang pada tahun 2002 tingkat tarifnya >50%)

Page 13: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

13

ASEAN-Australia- New Zealand FTA

ASEAN-Korea FTA

ASEAN-Japan CEP

ASEAN-Canada

ASEAN-China FTA

ASEAN-Russia

ASEAN-EU

ASEAN-Pakistan

ASEAN-India FTA

ASEAN-US TIFA

AEC : ASEAN Economic Community

EAFTA : East Asia Free Trade Area

CEPEA : Comprehensive Economic Partnership in East Asia

Sumber: Sindhuwinata (2010)

Page 14: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

14

2727

UraianUraianNILAI EKSPOR (Juta US$)NILAI EKSPOR (Juta US$)

Growth Growth 20082008--2009 2009 (% y o y)(% y o y)

Growth Growth (Jan(Jan--Aug Aug

20020099--20201010,,% y o y)% y o y)

20052005 20062006 20072007 20082008 20092009 2010*2010*

Total EksporTotal Ekspor 86,99586,995 103,527103,527 118,014118,014 139,605139,605 119,480119,480 99,22699,226 --((14.4114.41)) 35.10

MiMinyaknyak 9,5539,553 10,90610,906 12,49612,496 15,38715,387 10,61210,612 9,3759,375 --(31.03)(31.03) 40.43

Minyak Minyak MMentahentah 7,2597,259 7,9057,905 9,3809,380 11,44211,442 7,9967,996 6,8766,876 --(30.12)(30.12) 22.64

Hasil MinyakHasil Minyak 2,2642,264 3,0013,001 3,1173,117 3,9453,945 2,6162,616 2,4992,499 --(33.68)(33.68) 30.43

GasGas 10,72010,720 12,03912,039 12,28512,285 16,33316,333 9,8269,826 8,4818,481 --(39.84)(39.84) 38.86

NonmigasNonmigas 66,66,752752 80,80,577577 9933,,142142 101077,8,88484 97,76097,760 81,36981,369 --(8.50)(8.50) 31.91

Sumber: Bank Indonesia (2010)

Selama 2008-2009, ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang negatif yakni minus 14,4%. Penurunan growth terbesar terjadi pada komoditas ekspor migas yakni minus 31%, sementara komoditas ekspor nonmigas hanya turun hingga minus 8,5%. Namun, kinerja ekspor mulai membaik selama Jan-Agust 2009-2010, di mana total ekspor tumbuh 35,1%. Kenaikan ekspor terutama dari ekspor minyak, gas, dan nonmigas.

EKSPOR INDONESIA 2005-2010

*hingga Agustus 2010

ASEANASEAN--China FTA?China FTA?Ekspor dan Impor Indonesia dengan China (2006Ekspor dan Impor Indonesia dengan China (2006--2009)2009)

* Sampai dengan Agustus 2010* Sampai dengan Agustus 2010

Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

Sejak tahun 2008, neraca perdagangan Indonesia terhadap China mengalami defisit, sebesar US$3.610,70 juta pada tahun 2008.

Hal yang sama masih terjadi pada tahun 2009, sampai dengan November, Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 2.501,80 juta.

TahunTahun

Surplus/DefisitSurplus/DefisitNeraca Perdagangan Neraca Perdagangan ((juta juta

US$US$))20062006 1.706,701.706,7020072007 1.117,601.117,6020082008 --3.610,703.610,7020092009 --2.502,802.502,802010*2010* --3.686,603.686,60

Page 15: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

15

Ekspor Nonmigas Menurut Negara TujuanEkspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan, 2008, 2008--20102010

Negara Negara TujuanTujuan

Nilai (Ribu US $)Nilai (Ribu US $) % % PerubahaPerubaha

n n 202009 09 tterhadap erhadap

20200808

% Peran Thd % Peran Thd Total Ekspor Total Ekspor

Non Migas Non Migas 20200909

% Peran Thd Total % Peran Thd Total Ekspor Non Migas Ekspor Non Migas

Aug 2010Aug 201020082008 20092009

JanJan--Aug Aug 20102010

JepangJepang 13,336,15013,336,150 1212,,206206,,915915 10,093,98210,093,982 --8.468.46 10.2110.21 12.5112.51MalaysiaMalaysia 6,175,9886,175,988 5,619,4695,619,469 4,800,8324,800,832 --9.019.01 4.714.71 5.955.95Amerika Amerika SerikatSerikat

12,375,31912,375,319 17,659,53317,659,533 8,658,3418,658,341 42.6942.69 14.7814.78 10.7210.72

ChinaChina 9,574,4419,574,441 7,421,2507,421,250 9,755,9069,755,906 --22.4422.44 6.216.21 12.0812.08ThailandThailand 3,253,3753,253,375 2,587,7982,587,798 2,671,2012,671,201 --20.4520.45 2.162.16 3.313.31SingapuraSingapura 10,496,99410,496,994 8,854,7368,854,736 6,428,4116,428,411 --15.6415.64 7.417.41 7.967.96TaiwanTaiwan 2,837,5842,837,584 2,860,9552,860,955 1,976,1281,976,128 --0.820.82 2,392,39 2.442.44Korea Korea SelatanSelatan

4,490,5554,490,555 5,109,1865,109,186 3,798,6413,798,641 13.7713.77 4.274.27 4.714.71

AustraliaAustralia 2,683,0642,683,064 2,287,9352,287,935 1,918,4181,918,418 --14.7314.73 1.911.91 2.372.37VietnamVietnam 1,688,8651,688,865 1,449,3351,449,335 1,109,6271,109,627 --14.1814.18 1.211.21 1.321.32

Sumber: Bank indonesia (2010)

Peluang

• Jumlah penduduk AC-FTA sebanyak 1,9 miliar, merupakan salah satu blok perdagangan terbesar di dunia.

• Nilai perdagangan AC-FTA mencapai US$ 200 miliar, terbesar setelah Uni Eropa dan NAFTA.

• Negara ASEAN mendapat keuntungan dari rendahnya tarif ekspor ke China, dengan rata-rata 8,9 persen pada 2007.

Page 16: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

16

Peringkat Nilai Ekspor Indonesia ke China Menurut JenisBarang

* Sampai dengan September; Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

NoNo Code HSCode HS Description of GoodsDescription of Goods 20082008 2009*2009*

11 15111511Palm Oil and Its FractionsPalm Oil and Its Fractions 1.519,31.519,3 1.178,51.178,5

22 40014001

Natural Rubber, Balata, GuttaNatural Rubber, Balata, Gutta--Percha, Guayule, Chicle and Percha, Guayule, Chicle and Similar Natural GumsSimilar Natural Gums 859,1859,1 557,5557,5

33 27012701CoalCoal 716,4716,4 995,6995,6

44 15131513

Coconut (Copra), Palm Kernel Coconut (Copra), Palm Kernel of Babassu Oil and Fractions of Babassu Oil and Fractions ThereofThereof 337,0337,0 213,0213,0

55 26042604Nickel Ores and ConcentratesNickel Ores and Concentrates 230,9230,9 87,487,466 74087408Copper WireCopper Wire 210,2210,2 84,584,5

77 26062606Aluminium Ores and Aluminium Ores and ConcentratesConcentrates 203,6203,6 161,6161,6

88 15161516Animal and Vegetable Fats Animal and Vegetable Fats and Oil and Their Fractionsand Oil and Their Fractions 157,6157,6 18,218,2

99 84718471Automatic Data Proccessing Automatic Data Proccessing Machines and Units ThereofMachines and Units Thereof 117,1117,1 89,289,2

1010 29022902Cyclic HydrocarbonsCyclic Hydrocarbons 112,8112,8 56,756,7

China merupakan mitra dagang ASEAN terbesar ketiga pada tahun 2008, setelah Jepang dan Uni Eropa.

Pangsa China dalam perdagangan intra-regional di Asia Timur dan Tenggara meningkat dari 31,7 persen pada tahun 1990 menjadi 42 persen pada 2008 (ADB, 2009)

India, Vietnam dan Indonesia saat ini mengalami perdagangan defisit dengan China. Ketiga negara mengimpor manufaktur China dan mengekspor bahan mentah utama.

Peringkat Nilai Impor Indonesia dari China Menurut Jenis Peringkat Nilai Impor Indonesia dari China Menurut Jenis BarangBarang

* Sampai dengan September

Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)

No Code HS Description of Goods 2008 2009*

1 8517Elect. App. For LineTelephony/Line Telegraphy 1.619,0 1.027,6

2 8471Automatic Data Processing Machines and Units Thereof 457,8 422,0

3 7308Structures and Parts Thereof 277,0 98,9

4 8404Auxiliary Plant for Use with Boilers of Heading 8402 or 8403 268,9 240,1

5 7208Flat-Rolled Products of Iron or Non-Alloy Steel 215,6 261,3

6 7304Tubes, Pipes, and Hollow Profiles, Seamless, of Iron or Steel 195,0 196,0

7 7606Aluminium Plates, Sheets and Strip 191,3 26,1

8 8473

Parts and Accessories Suitable for Use Solely/Principally with the Machines of Headings 8469 to 8470 183,6 51,9

9 3103Mineral or Chemical Fertilisers. Phospatic 178,9 39,2

10 8406Steam Turbines and Other Vapour Turbines 169,1 167,2

China menjadi importir utama mineral dan bahan mentah lainnya, bahan bakar, makanan, barang kapital dan sejumlah barang konsumsi.

Konsumen China mengimpor seafood, batu permata, dan furnitur dari Asia Tenggara.

Empat negara Asia Tenggara termasuk di antara sepuluh besar tujuan kunjungan turis China pada tahun 2007; Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia.

Page 17: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

17

Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia Terhadap Negara China

Sumber: Tjahjana (2010)

Perbandingan Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia dan China Pada Pasar Dunia

• Berdasarkan perhitungan daya saing pada pasar global berdasarkan HS 4 digit, dari 1075 total produk yang memiliki daya saing antara Indonesia dan China, Indonesia memiliki 36 produk yang sama kuat dengan China

• Pada produk Indonesia yang memiliki daya saing lebih baik dari China, nilai total ekspor Indonesia tampak berada masih jauh dari nilai total ekspor China

Sumber: Tjahjana (2010)

Page 18: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

18

Indonesia’s Sensitive Track

• Sensitive List : 304 Produk (HS 6 digit), antara lain barang jadi kulit (tas, dompet); alas kaki (sepatu sport, casual, kulit); kacamata; alat musik (tiup, petik, gesek); mainan-boneka; alat olah raga; alat tulis; besi dan baja; spare part; alat angkut; glokasida dan alkaloid nabati; senyawa organik; antibiotik; kaca; barang-barang plastik.

• Highly Sensitive List : 47 Produk (HS 6 digit), antara lain terdiri dari produk pertanian, seperti beras, gula, jagung dan kedelai; produk industri tekstil dan produk tekstil (itpt); produk otomotif; produk ceramic tableware.

Sektor Yang Dikhawatirkan Terkena Dampak AC-FTA

Sumber: Tjahjana (2010)

Terdapat 228 Kategori Produk yang terdiri atas 12 sektor industri yang dikhawatirkanakan terkena dampak negatif dari AC-FTA

Page 19: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

19

Konsep Daya Saing• Daya saing adalah produktivitas dimana suatu negara, wilayah atau cluster

mendayagunakan modal, sumber daya manusia dan potensi alam-nya.

• Produktivitas menentukan ‘standard of living’ dari suatu negara atau wilayah (tingkat upah, kesejahteraan sosial maupun lingkungan)

• Daya saing: Bukan tentang industri apa yang berkompetisi di suatu kawasan, tapi bagaimana perusahaan berkompetisi dalam industri tersebut

• Produktivitas di suatu kawasan merefleksikan apa yang dilakukan perusahaan domestik maupun asing di kawasan tsb

• Produktivitas dari industri “lokal” merupakan hal paling fundamental dalam daya saing, bukan sekedar hubungan perdagangan dengan pihak luar

• Hanya bisnis yang kompetitif yang dapat menciptakan lapangan kerja yang sinambung dan upah yang atraktif

• Negara atau kawasan bersaing dalam menawarkan lingkungan paling produktifuntuk bisnis

• Sektor publik dan privat memainkan peran berbeda tapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi

37

Faktor Penentu Daya Saing

• Kekayaan alam saja tidak cukup untuk meningkatkan taraf hidup

• Kondisi makroekonomi yang kondusif akan menciptakan potensi daya saing, namunbelum cukup

• Produktivitas sangat tergantung pada perbaikan kemampuan mikroekonomi dan tingkat persaingan lokal

Source: On Competition, Prof. Michael Porter

38

Page 20: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

20

Persepsi atas Daya Saing IndonesiaWorld Economic Forum mengurutkan 139 Negara di dunia berdasarkan tingkat daya saing perekonomian negara tersebut yang dilihat dari12 pilar utama perekonomian. Indonesia menempari urutan 44 pada tahun 2011, atau naik dari urutan 54 tahun lalu.

Dari 3 kategori negara berdasarkan keadaan ekonominya, yakni Factor Driven, Efficiency Driven, dan Innovation Driven, WEFmengkategorikan Indonesia ke dalam negara yang sedang bertransisi dari 1 ke 2 (dari factor driven ke efficiency driven).

Sumber: World Economic Forum (2011), “Global Competitiveness Report 2011”

URUTAN INDONESIA SECARA UMUM BESERTA URUTAN PER PILAR EKONOMI

SKOR PER PILAR EKONOMI INDONESIA DIBANDING NEGARA LAIN YANG SETARA (skor 1 min 7 max/baik)

39

PeringkatPeringkat GCI GCI BeberapaBeberapa Negara, 2003Negara, 2003--20102010

NegaraNegara 20032003 20042004 20052005 20062006 20072007 20082008 20092009 20102010

USAUSA 11 11 11 11 11 11 11 44

Hong KongHong Kong 1010 66 22 22 33 33 22 1111

SingaporeSingapore 44 22 33 33 22 22 33 33

SwitzerlandSwitzerland 99 1414 88 88 66 44 44 11

AustraliaAustralia 77 44 99 66 1212 77 77 1616

MalaysiaMalaysia 2121 1616 2626 2222 2323 1919 1818 2626

ChinaChina 2727 2222 2929 1818 1515 1717 2020 2727

TaiwanTaiwan 1717 1212 1111 1717 1818 1313 2323 1515

ThailandThailand 2828 2626 2525 2929 3333 2727 2626 3838

KoreaKorea 3232 3131 2727 3232 2929 3131 2727 2222

IndiaIndia 4242 3030 3333 2727 2727 2929 3030 5151

IndonesiaIndonesia 4949 4949 5050 5252 5454 5151 4242 4444

PhilippinesPhilippines 4141 4343 4040 4242 4545 4040 4343 8585

VenezuelaVenezuela 5151 5151 5151 5353 5555 5555 5757 122122

Sumber: IMD (2010) WEF(2010)

Page 21: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

21

4141

Competitiveness Cube (IMD, 2010)

Source: IMD World Competitiveness Yearbook, http://www02.imd.ch/wcy/methodology/

42

The Most Problematic Factors for Doing Business, selected Asian countries, The Most Problematic Factors for Doing Business, selected Asian countries, 20102010--2011 (% of Respondents)2011 (% of Respondents)

MalayMalay--siasia

SingaSinga--porepore

ChinaChina ThailandThailand IndoIndo--nesianesia

PhilippinesPhilippines

Inefficient government bureaucracy 13.013.0 3.33.3 9.09.0 13.313.3 16.216.2 18.318.3

Corruption 8.08.0 0.10.1 9.59.5 11.411.4 16.016.0 22.722.7

Inadequately educated workforce 9.59.5 13.613.6 7.47.4 7.17.1 5.45.4 2.32.3

Policy instability 9.99.9 1.11.1 10.110.1 16.416.4 6.06.0 11.811.8

Restrictive labor regulations 9.49.4 14.414.4 3.93.9 1.61.6 5.35.3 4.04.0

Poor work ethic in national labor force 7.97.9 8.58.5 5.75.7 4.04.0 4.94.9 1.71.7

Inadequate supply of infrastructure 6.36.3 7.77.7 8.08.0 4.74.7 8.48.4 15.415.4

Foreign currency regulations 1.81.8 3.73.7 3.93.9 1.61.6 2.22.2 1.31.3

Access to financing 10.510.5 9.29.2 13.213.2 4.94.9 7.87.8 2.12.1

Inflation 4.74.7 21.621.6 9.09.0 0.80.8 6.76.7 1.21.2

Tax rates 5.65.6 9.29.2 7.17.1 4.24.2 2.72.7 5.15.1

Tax regulations 6.26.2 7.37.3 8.48.4 3.93.9 5.65.6 9.29.2

Crime and theft 4.44.4 0.10.1 1.11.1 0.70.7 3.63.6 1.71.7

Government inability/coups 1.41.4 0.00.0 2.02.0 24.824.8 6.46.4 2.32.3

Source: Global Competitiveness Report 2010-2011

42

Page 22: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

22

What is grease money?

• Illegal charges:

– It is not stated in any laws/regulations

– When you pay you do not get any receipts

– By “duit” (money) you can do it (semua bisa diatur)

• Some gifts (“grant”) are given to government officers. It is called as “gratification”.

• Other extra cost (beyond production and distribution costs) that companies have to pay in dealing with bureaucracy.

Raw Materials PRODUCTION PROCESS

EXPORTS

-ETPIK

-ILLEGAL LOGGING

-Value added tax

-Business Permissions (HO, SIUP, dll)

-Regional minimum Wages

-Tariff increase

-ILLEGAL CHARGES collected by customs officers

-THC (Terminal Handling Charges)

-EDI (ELECTRONIC DATA INTERCHANGE)

-CONTAINER PARKING CHARGES

Illegal Charges collected by scale bridge

stations

Illegal Charges collected by police & unofficial bodyguards

Masih adanya "grease money" dalam bentuk pungli, upeti dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dari sejak mencari bahan baku, memproses input menjadi output, maupun ekspor. Besarnya pungli

mencapai 7,5% dari biaya ekspor atau minimal Rp 3 trilyun per tahun!

Page 23: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

23

ILLEGAL CHARGES TO EXPORT COST IS ESTIMATED AT LEAST ABOUT RP 3 TRILLIONS (US$ 300 MILLIONS) PER ANNUM

Proportion of illegal charges to export cost 7.5%

Assuming the export cost/container Rp 4 millions

then amount of illegal charges becomes Rp 300 thousandsIf Indonesia can export on average per annum

10 millions containers

TOTAL ILLEGAL CHARGES Rp 3 trillionsOr in US$ (With exhange rate US$1=Rp10,000) US$ 300 millions

46

Year CPI

Rank

(Number of Countries)

2000 1,7 85 (90)

2001 1.9 84 (91)

2002 1,9 96 (102)

2003 1,9 122 (133)

2004 2,0 133 (145)

2005 2,2 137 (159)

2008 2,6 126 (180)

2009 2,8 111(180)

2010 2,8 110(178)

* Corruption Perception Index; 0 = Worst ; 10 = BestSource: Transparancy International Indonesia (2008)

Corruption Perception Index (CPI): Indonesia 2000Corruption Perception Index (CPI): Indonesia 2000--20082008Indonesia is no longer included in the top 10 most corrupted

country in the world.

Page 24: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

24

KONDISI DAYA SAING & KORUPSI INDONESIA POSISI DAYA SAING: Global Competitiveness Ranking (World Economic Forum) Tahun 2006 – 2007 sampai dengan 2010 – 2011POSISI DAYA SAING: Global Competitiveness Ranking (World Economic Forum) Tahun 2006 – 2007 sampai dengan 2010 – 2011

Negara 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 2011-

2012

Indonesia 50 54 55 54 44 46

Kamboja 103 109 109 110 109 97

Malaysia 26 21 21 24 26 51

Singapura 5 7 5 3 3 2

Thailand 35 28 34 36 38 39

Vietnam 77 64 70 75 59 65

Filipina 71 70 71 87 85 75

Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indonesia 1.9 1.9 1.9 2.2 2.2 2.4 2.3 2.6 2.8 2.8 3,0

Kamboja 2.3 2.3 2.1 2.0 1.8 2.0 2,1 2,1

Malaysia 5.0 4.9 5.2 5.1 5.0 5.0 5.1 5.1 4.5 4,4 4,3

Singapura 9.2 9.3 9.4 9.4 9.4 9.4 9.3 9.2 9.2 9,3 9,2

Thailand 3.2 3.2 3.3 3.8 3.8 3.6 3.3 3.5 3.4 3,5 3,4

Vietnam 2.6 2.4 2.4 2.6 2.6 2.6 2.6 2.7 2.7 2,7 2,9

Filipina 2.9 2.6 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.3 2.4 2,4 2,6

TINGKAT KORUPSI: Corruption Perception Index (Transparency International)Asia Tenggara Tahun 2001 – 2011TINGKAT KORUPSI: Corruption Perception Index (Transparency International)Asia Tenggara Tahun 2001 – 2011

ZERO TOLERANCE ON CORRUPTION = ZERO DEVELOPMENT?

• RASULULLAH SAW: – “Allah melaknat orang yang menyuap berikut orang yang

menerima suap dan broker suap yang menjadi penghubung antara keduanya” (HR Imam Ahmad)

• PERJANJIAN LAMA– Kitab Keluaran 23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta

mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.

– Kitab Ulangan 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.

Page 25: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

25

49

CATCH-UP INDUSTRIALIZATION

• STOP DEINDUSTRIALISASI– Deindustrialisasi terlihat di sentra-sentra utama industri padat karya

khususnya di pulau Jawa maupun daerah yang terkena bencana alam (Kuncoro, 2007: bab 16).

– Gejala deindustrialisasi dini ini harus dicari akar masalahnya.

• Catch-up industralization– Suehiro (2008) menemukan bahwa gejala tersebut merupakan

fenomena yang wajar dari negara yang melakukan industrialisasi yang mengejar ketertinggalan (catch-up industralization). Di Asia Timur, Jepang adalah negara pertama yang mencoba, diikuti oleh Korea Selatan, Taiwan, dan negara-negara ASEAN.

– Dua fenomena umum yang muncul: • Negara yang baru saja melakukan industrialisasi biasanya tertinggal

dalam hal teknologi dan produk.

• Negara ini biasanya mengimpor sebagian besar produk industrinya, memulai strategi industrialisasi substitusi impor, dan mengandalkan industri padat karya.

Kerangka Penyusunan Grand Design (Roadmap)Strategi Pengembangan Industri

LINGKUNGAN LINGKUNGAN INTERNALINTERNAL•MakroIndustri

NegaraNegaraindustriindustri

20302030??

VisiVisi&&

Misi Misi IndustriIndustri

2030 2030

Strategi &Kebijakan

ImplementasiStrategis

LINGKUNGAN LINGKUNGAN EKSTERNALEKSTERNAL

•Blok-blok perdagangan dunia

•Perkembangan perusahaan TNC

•Internasionalisasi sistem produksi

•Liberalisasi perdagangan

Perubahan teknologi Visi Indonesia 2030

Negara maju yang unggul dalam

Pengelolaan Kekayaan Alam

Kondisi industri

Indonesia

Pengumpulan Data•Data Sekunder•FGD

Tinjauan Pustaka

• Pancasila & UUD 1945• UU No. 5/1984 Perindustrian• UU No. 25/2004 Sisrenbangnas.• Perpres No. 7/2005 RPJM 2004-2009• UU No. 17/2007 Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Page 26: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

26

51

Bangun Industri Indonesia Masa Depan

Sumber: Depperin (2005: 40); Perpres no.28/2008

52

34 industri prioritas dari 365 industri, dengan:

total output 78%

total ekspor 83%

1.1. IndustriIndustri Material Material DasarDasar((besibesi dandan bajabaja, semen, , semen, petrokimiapetrokimia, , keramikkeramik))

2.2. IndustriIndustri PPermesinanermesinan(peralatan listrik & (peralatan listrik & mesin listrik, mesin & mesin listrik, mesin & peralatan umum)peralatan umum)

3.3. IndustriIndustri Manufaktur Manufaktur Padat Tenaga KerjaPadat Tenaga Kerja((tekstil & produk tekstil, tekstil & produk tekstil, alas kaki, farmasialas kaki, farmasi))

1.1. IndustriIndustri Material Material DasarDasar((besibesi dandan bajabaja, semen, , semen, petrokimiapetrokimia, , keramikkeramik))

2.2. IndustriIndustri PPermesinanermesinan(peralatan listrik & (peralatan listrik & mesin listrik, mesin & mesin listrik, mesin & peralatan umum)peralatan umum)

3.3. IndustriIndustri Manufaktur Manufaktur Padat Tenaga KerjaPadat Tenaga Kerja((tekstil & produk tekstil, tekstil & produk tekstil, alas kaki, farmasialas kaki, farmasi))

I. Basis I. Basis IndustriIndustriManufakturManufaktur

1.1.KelapaKelapa sawitsawit2.2.Karet dan barang karetKaret dan barang karet3.3.Kakao dan CoklatKakao dan Coklat4.4.KelapaKelapa5.5.KopiKopi6.6.GulaGula7.7.TembakauTembakau8.8.Industri BuahIndustri Buah--buahanbuahan9.9.Kayu dan barang kayuKayu dan barang kayu10.10.Hasil perikanan & lautHasil perikanan & laut11.11.Pulp & kertasPulp & kertas12.12.Pengolahan susuPengolahan susu

1.1.KelapaKelapa sawitsawit2.2.Karet dan barang karetKaret dan barang karet3.3.Kakao dan CoklatKakao dan Coklat4.4.KelapaKelapa5.5.KopiKopi6.6.GulaGula7.7.TembakauTembakau8.8.Industri BuahIndustri Buah--buahanbuahan9.9.Kayu dan barang kayuKayu dan barang kayu10.10.Hasil perikanan & lautHasil perikanan & laut11.11.Pulp & kertasPulp & kertas12.12.Pengolahan susuPengolahan susu

IIII. AGRO. AGRO

PENGEMBANGAN KLUSTER INDUSTRI PRIORITAS (Perpres no. 28/2008)

1.1. ElektronikaElektronika2.2. Perangkat keras Perangkat keras

telekomunikasi & telekomunikasi & pendukungnyapendukungnya

3.3. Perangkat penyiaran & Perangkat penyiaran & pendukungnyapendukungnya

4.4. Komputer & peralatannyaKomputer & peralatannya5.5. Perangkat lunak & Perangkat lunak & content content

multimediamultimedia6.6. Kreatif TIKKreatif TIK

1.1. ElektronikaElektronika2.2. Perangkat keras Perangkat keras

telekomunikasi & telekomunikasi & pendukungnyapendukungnya

3.3. Perangkat penyiaran & Perangkat penyiaran & pendukungnyapendukungnya

4.4. Komputer & peralatannyaKomputer & peralatannya5.5. Perangkat lunak & Perangkat lunak & content content

multimediamultimedia6.6. Kreatif TIKKreatif TIK

IIVV. . LEKTRONIKA LEKTRONIKA

& TELEMATIKA& TELEMATIKA

1.1.Kendaraan Kendaraan bermotorbermotor

2.2.PerkapalanPerkapalan3.3.KedirgantaraanKedirgantaraan4.4.PerkeretaPerkeretaaapianpian

1.1.Kendaraan Kendaraan bermotorbermotor

2.2.PerkapalanPerkapalan3.3.KedirgantaraanKedirgantaraan4.4.PerkeretaPerkeretaaapianpian

IIIIII. ALAT ANGKUT. ALAT ANGKUT

V. V. IndustriIndustri PenunjangPenunjangIndustriIndustri KreatifKreatif *) & *) & IndustriIndustri

KreatifKreatif TertentuTertentu

1.1. PerangkatPerangkat lunaklunak dandancontent multimediacontent multimedia

2.2. KerajinanKerajinan & & barangbarang seniseni

3.3. FashionFashion

4.4. IndustriIndustri KreatifKreatif TeknologiTeknologiInformasiInformasi & & KomunikasiKomunikasi

1.Batu Mulia danPerhiasan2.Garam Rakyat3.Gerabah & KeramikHias4.Minyak Atsiri5.Makanan Ringan

1.Batu Mulia danPerhiasan2.Garam Rakyat3.Gerabah & KeramikHias4.Minyak Atsiri5.Makanan Ringan

VVII. IKM . IKM TertentuTertentuFokus

Industri Prioritas

Page 27: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

27

53

Kekuatan utama industri kelas dunia (California Wine & TPT Italia) adalah keterkaitan dan sinergi antara industri terkait & pendukung,

dengan dukungan universitas, lembaga keuangan, dan kebijakan pemerintah yang kondusif

Area Area SaintifikSaintifik

Area Area KomersialKomersial

SiklusSiklus RisetRiset--Market IdealMarket Ideal

Alva E. Tontowi-UGM

HasilHasilRisetRiset

MitraMitraIndustriIndustri

PenelitiPeneliti(UGM)(UGM)

MarketMarket

ProsesProses ProduksiProduksi: : ScaleScale--up up (incubator, pilot project), (incubator, pilot project),

spinspin--off, off, dstdst..

ProsesProses ProduksiProduksi: : ScaleScale--up up (incubator, pilot project), (incubator, pilot project),

spinspin--off, off, dstdst..

HKIHKIHKIHKI2012/8/30

Page 28: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

28

@www.mudrajad.com 55

Dari Soeharto ke Susilo:Dari Soeharto ke Susilo:Apa yang beda?Apa yang beda?

56

Krisis adalah cobaan. Quran Srt Al Baqarah ayat 155:Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira

kepada orang-orang yang sabar.

…akhirnya….

Lebih Kurang Mohon DimaafkanLain Kali Mohon Diundang

Page 29: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

29

@Mudrajad Kuncoro\GBE 57

GROUP ASSIGMENT

• Take an industry as a case study. Analyze to what extent the performance of industry is influenced by industry, sectoral, fiscal, and monetary policy?

• Deadline of paper submission: one & half month after the lecture.

OUTLINE OF YOUR PAPER

1. INTRODUCTION

– Research question?

– Outline

2. MAIN BODY

– Contribution of an industry:Mengapa memilih suatu industri? Pakai data BPS untuk menunjukkan sumbangan industri tsb terhadap total ind manufaktur: nilai tambah, jumlah perusahaan, penyerapan tenaga kerja

– Overview related macro and sectoral policies

– Impacts of those policies on industrial performance

3. CONCLUSIONS:

– Lessons learned

– Key findings

4. REFERENCES: books, articles (journals, magazine, newspapers, web)

Page 30: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

30

@Mudrajad Kuncoro\GBE 59

SUGGESTED WEB SITES

• KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN, http://www.kemenperin.go.id

• KEMENTRIAN PERDAGANGAN, http://www.kemendag.go.id

• ASEAN, http://www.aseansec.org• World Bank, http://www.worldbank.org• International Monetary Fund,

http://www.imf.org• Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id• Bank Indonesia, http://www.bi.go.id• Kementerian

Keuangan,http://www.kemenkeu.go.id

60

IQRO.. BACALAH!

Page 31: 18. Industry and Sectoral Policy

8/30/2012

31

@Mudrajad/FEB UGM 61

WHO IS MUDRAJAD KUNCORO?

Pendidikan:

Guru besar termuda FEB UGM (1 Okt 2006)

PhD in Business & Regional Development: University of Melbourne, Australia (2000)

M.Soc.Sc in International Finance: University of Birmingham, UK (1993)

SE with cum laude: FE UGM

Konsultan bisnis dan pemda

Jabatan: Editor in chief Journal of Indonesian Economy & Business

Buku yang ditulis: 29; ratusan artikel ilmiah di berbagai media massa & jurnal

Visit http://www.mudrajad.com