65
RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI RIZQI RIZALDI HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kimia

Citation preview

Page 1: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR

TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

RIZQI RIZALDI HIDAYAT

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR

TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa

pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

RIZQI RIZALDI HIDAYAT

NRP. C54060724

Page 3: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

RINGKASAN

RIZQI RIZALDI HIDAYAT. Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan

Air Tawar dengan Menggunakan Energi Matahari. Dibimbing oleh INDRA

JAYA.

Air tawar dan garam merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi tubuh

manusia. Akan tetapi saat ini kebutuhan tersebut masih belum dapat terpenuhi

oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri saja Indonesia masih harus mengimpor garam dari luar

negeri. Hal ini sangatlah tidak wajar bagi negara maritim yang memiliki pantai

terpanjang nomor dua di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

merancang dan membuat alat yang dapat memisahkan garam dan air tawar dari

bahan baku air laut dengan menggunakan energi matahari.

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2010 di

Bengkel Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan

Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor. Alat Pemisah Garam dan Air Tawar dengan Menggunakan Energi

Matahari ini merupakan suatu alat destilasi yang menerapkan prinsip evaporasi.

Garam dan air tawar yang terdapat dalam air laut dipisahkan dengan cara

mamanaskan air laut tersebut hingga menguapkan air yang bersifat tawar dan

mengendapkan kristal garam menggunakan energi matahari.

Suhu lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi

produktivitas suatu alat destilasi. Pada hasil percobaan diperoleh suhu lingkungan

antara 22-39 oC. Suhu lingkungan ini akan mempengaruhi suhu pada ruangan

evaporasi yang didalamnya terdapat air laut yang akan diuapkan. Suhu air laut

yang diperoleh di percobaan ini berkisar antara 29-63 oC. Dengan meningkatnya

suhu pada ruangan evaporasi maka air laut dalam bak penampungan akan

menguap. Uap yang terbentuk lalu mengalami kondensasi pada bagian kaca

penutup. Hal ini dikarenakan suhu kaca penutup lebih rendah dari suhu dalam

ruangan evaporasi.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan alat ini mampu menghasilkan

rata-rata air tawar sebanyak 3,2 liter per hari. Berdasarkan informasi yang

dikeluarkan oleh WHO, maka alat ini mampu mensuplai kebutuhan air minum

untuk dua orang dalam sehari. Pada proses destilasi tersebut terjadi perubahan

sifat fisis dan kimia dari air laut. Setelah melalui proses destilasi, salinitas turun

dari 33 menjadi 0, pH mengalami penurunan dari 8 menjadi 6,5 sedangkan nilai

total suspended solids (TSS) juga mengalami penurunan dari 0,0739 menjadi

0,0112. Untuk parameter yang diuji, air hasil destilasi sudah memenuhi standar

untuk dapat dikonsumsi.

Dari hasil pengujian selama enam hari diperoleh jumlah garam sebesar 621

gram dari 20 liter sampel air laut. Kandungan garam yang dihasilkan dari alat ini masih kurang bagus untuk memenuhi SNI garam kualitas I. Kandungan NaCl

dari garam hasil destilasi masih dibawah standar garam, hal ini dikarenakan

masih adanya zat pengotor. Untuk itu perlu dilakukan proses lebih lanjut seperti

pencucian.

Page 4: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

© Hak cipta milik Rizqi Rizaldi Hidayat, tahun 2011

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruh dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya

Page 5: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR

DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

Oleh :

RIZQI RIZALDI HIDAYAT

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

Judul Skripsi : RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM

DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN

ENERGI MATAHARI

Nama Mahasiswa : Rizqi Rizaldi Hidayat

Nomor Pokok : C54060724

Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M. Sc.

NIP. 1961041 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen,

Prof. Dr. Ir. H. Setyo Budi Susilo, M. Sc

NIP. 19580909 198303 1 003

Tanggal lulus : 25 Januari 2011

Page 7: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,

serta inayah yang diberikan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang

berjudul Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan Air Tawar dengan

Menggunakan Energi Matahari diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan.

Dalam kesempetan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Mama, Raizummi, dan Machzani besarta seluruh keluarga besar atas

dukungan dan motivasinya.

2. Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M. Sc selaku dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir.

3. Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc selaku dosen penguji.

4. Dr. Ir. Henry M Manik, M.T selaku Ketua Komisi Pendidikan Sarjana.

5. Bapak/Ibu dosen dan staf penunjang Departemen ITK atas bantuannya selama

penulis menjalankan studinya di IPB.

6. Pihak RAMP yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian

ini .

7. Muhammad Iqbal, S.Pi, Henry Dayu, S.Pi, Arief Witjaksana, S.Pi, Asep

Ma’mun, S.Pi, Jimmi R.P. Tampubolon, S.IK, Aldo Fansuri, Erik Munandar,

Henky Wibowo, Muchamad Iskandarsyah, Githa Prima Putra atas bantuan,

semangat, dan masukan yang diberikan selama penelitian.

Page 8: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

8. Teman-teman seperjuangan ITK 43 dan seluruh warga ITK yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu.

9. Seluruh anggota Klub MIT (Marine Insrument and Telemetry) yang tidak

henti-hentinya memberi dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata

penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

Bogor, Januari 2011

RIZQI RIZALDI HIDAYAT

Page 9: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2.Tujuan ................................................................................................. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1. Pengertian Air .................................................................................. 3

2.2. Kebutuhan Air . ................................................................................ 4

2.3. Standar Kualitas Air Bersih .............................................................. 6

2.4. Pengolahan Air. ................................................................................. 7

2.4.1. Destilasi. ......................................................................................... 7

2.4.2. Reserve Osmosis. ........................................................................... 9

2.4.3. Elektrodialisis. ................................................................................ 9

2.4.3. Desinfeksi Air. ............................................................................... 11

2.5. Garam. ............................................................................................... 12

2.6. Proses Produksi Garam ..................................................................... 12

2.7. Kebutuhan Garam.di Indonesia ......................................................... 13

2.8. Produksi Garam di Indonesia. ........................................................... 15

2.9. Standar Kualitas Garam. ................................................................... 17

2.10. Energi Surya. ................................................................................... 17

2.11. Perpindahan Panas. ......................................................................... 19

2.11.1. Konduksi. ..................................................................................... 19

2.11.2. Konveksi. ..................................................................................... 20

2.11.3. Radiasi. ......................................................................................... 20

3. BAHAN DAN METODE ........................................................................ 22

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 22

3.2. Alat dan Bahan .................................................................................. 22

3.3. Pembuatan Alat ................................................................................ 23

3.4. Alat Pemisah Garam dan Air Tawar ................................................. 25

3.5. Proses Pengambilan Data .................................................................. 29

3.6. Variabel Penelitian. ........................................................................... 29

3.7. Prinsip Kerja Alat. ............................................................................. 30

3.8. Analisis Hasil. ................................................................................... 31

Page 10: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

i

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 33

4.1. Hasil Ujicoba Lapang ........................................................................ 33

4.2. Laju Penguapan ................................................................................. 35

4.4. Hubungan Antara Selisih Suhu Kaca dan Lingkungan Dengan

Volume Air Destilasi ......................................................................... 37

4.3. Kualitas Air ....................................................................................... 39

4.5. Kualitas Garam.................................................................................. 39

4.6. Nilai Ekonomis.................................................................................. 40

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 42

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 42

5.2. Saran .................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43

LAMPIRAN ................................................................................................... 45

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 52

Page 11: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prototipe Destilator Tenaga Surya ................................................. 8

Gambar 2. Sel Elektrodialisis ........................................................................... 10

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Alat ........................................................ 24

Gambar 4. Bagian Bawah Alat Pemisah Garan dan Air Tawar ...................... 26

Gambar 5. Bagian Atap Alat Pemisah Garan dan Air Tawar ......................... 27

Gambar 6. Gambar Alat Destilator .................................................................. 27

Gambar 7. Gambar Alat Pemisah Garan dan Air Tawar Tampak Atas .......... 28

Gambar 8. Gambar Alat Pemisah Garan dan Air Tawar Tampak Depan ....... 28

Gambar 9. Gambar Alat Pemisah Garan dan Air Tawar Tampak Samping ... 29

Gambar 10. Diagram AlirVariabel Pengukuran............................................... 30

Gambar 11. Grafik Suhu Hasil Pengukuran Selama Enam Hari ..................... 34

Gambar 12. Grafik Laju Evaporasi .................................................................. 36

Gambar 13. Hubungan Antara ∆T dengan Rata Volume Air Destilasi........... 38

Page 12: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan Garam di Indonesia.......................................................... 14

Tabel 2. Kualitas Air ........................................................................................ 39

Tabel 3. Kualitas Garam .................................................................................. 40

Page 13: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Uji Coba Lapang ........................................................ 46

Lampiran 2. Foto Kegiatan .............................................................................. 49

Lampiran 3. Tabel Uap .................................................................................... 51

Page 14: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sulitnya masyarakat di beberapa daerah di Indonesia dalam memenuhi

kebutuhan air bersih saat ini masih menjadi permasalahan yang belum

terpecahkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk penyediaan air bersih adalah

dengan memanfaatkan air yang ada, salah satunya adalah air laut. Untuk dapat

dimanfaatkan maka air laut perlu diolah terlebih dahulu. Salah satu cara

pengolahan yang praktis dan ramah lingkungan adalah dengan destilasi tenaga

surya. Pemanfaatan tenaga surya untuk destilasi air laut menjadi air tawar juga

merupakan bentuk pemanfaatan energi alternatif.

Garam merupakan kebutuhan dapur manusia yang bermanfaat bagi

kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tubuh manusia dengan garam sangatlah

penting. Meskipun produksi garam lokal terus mengalami peningkatan tiap

tahunnya, akan tetapi menurut Partogi Pangaribuan, Direktur Impor Kementerian

Perdagangan tahun 2010, Indonesia masih mengimport garam sebanyak 150 ribu

ton untuk tahun 2010. Hal ini sangatlah ironis mengingat bahwa negara kita

merupakan negara maritim dengan garis pantai terpanjang nomor dua di dunia.

Sekitar 16,42 juta jiwa penduduk Indonesia merupakan masyarakat yang

hidup di kawasan pesisir. Pilihan untuk hidup di kawasan pesisir tentu sangat

relevan mengingat banyaknya potensi sumber daya alam hayati maupun non-

hayati, sumber daya buatan serta jasa lingkungan yang sangat penting bagi

penghidupan masyarakat. Namun hal ini tidak menjadikan sepenuhnya

masyarakat pesisir sejahtera. Masih rendahnya produktivitas mereka

Page 15: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

2

menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari ketidaksejahteraan. Diharapkan

dengan dikembangkannya alat untuk memproduksi air bersih dan garam ini dapat

menaikkan produktivitas sehingga mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan

mereka.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang serta membuat alat

yang dapat memisahkan garam dan air tawar dari bahan baku air laut dengan

menggunakan energi matahari.

Page 16: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air dapat berubah wujud:

dapat berupa zat cair atau sebutannya “air”, dapat berupa benda padat yang

disebut “es”, dan dapat pula berupa gas yang dikenal dengan nama “uap air”.

Perubahan fisik bentuk air ini tergantung dari lokasi dan kondisi alam. Ketika

dipanaskan sampai 100oC maka air berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu

uap air berubah kembali menjadi air. Pada suhu yang dingin di bawah 0oC air

berubah menjadi benda padat yang disebut es atau salju.

Air dapat juga berupa air tawar (fresh water) dan dapat pula berupa air

asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan

alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam

tanah, dan di udara) dan jenis air mengukuti suatu siklus keseimbangan dan

dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

Air laut merupakan air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan

memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautan dunia

memiliki salinitas sebesar 35, hal ini berarti untuk setiap satu liter air laut terdapat

35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman utama

yang terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%),

magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%)

terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan

garam-garaman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas,

Page 17: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

4

kompresibilitas, dan titik beku (Homig, 1978). Air dengan salinitas tersebut

tentunya tidak dapat dikonsumsi.

Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi, 2001).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001

Tentang Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian Kualitas Pencemaran, Bab

I Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa : “Air tawar adalah semua air

yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air

fosil.”, sedangkan menurut Undang-Udang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (Bab I, Pasal 1), butir 2 disebutkan bahwa “Air adalah semua air yang

terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam

pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di

darat.”. Butir 3 menyebutkan “Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan

atau batuan di bawah permukaan tanah.”. Karakteristik kandungan dan sifat fisis

air tawar sangat bergantung pada tempat sumber mata air itu berasal dan juga

teknik pengolahan air tersebut.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Pasal 1

menyatakan bahwa : “Air minum adalah air yang melaui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum”.

2.2 Kebutuhan Air

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok mahluk hidup termasuk

manusia. Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan air sangatlah penting. Karena

Page 18: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

5

keberadaannya yang sangat penting, maka keberadaan dan penggunaanya perlu

dijaga dengan baik. Irianto (2004) mengemukakan bahwa kebutuhan air yang

dimasukan dalam tubuh tergantung dari jumlah air yang dikeluarkan tubuh. Air

yang dimasukan dalam tubuh dapat berupa air minum, makanan, dan buah-

buahan. Pengeluaran air dari tubuh sebagai bentuk sisa metabolisme atau karena

penyakit tertentu. Penderita penyakit muntah berak (Cholera) akan mengeluarkan

banyak cairan dari dalam tubuh. Kekurangan cairan dari dalam tubuh dapat

menyebabkan dehidrasi yang dapat mengakibatkan kematian. Air di dalam tubuh

memiliki fungsi (a) membantu proses pencernaan yang memungkinkan terjadinya

reaksi biokimia dalam tubuh, (b) menjaga kerja alat tubuh tidak terganggu, dan (c)

membuang zat sisa dari dalam tubuh serta menjaga suhu tubuh agar tetap normal.

Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih delapan

gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga mutlak membutuhkan air. Semua

organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan

aktivitas metaboliknya mengamil tempat di larutan air (Enger dan Smith, 2009).

Tanpa air keduanya akan mati. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah

satu sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial

dibutuhkan oleh mkhluk hidup. Dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan

manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas

maupun kuantitas mutlak diperlukan.

Di Amerika Serikat ditentukan 600 liter per kapita per hari (Linsley dan

Franzini, 1985). Di Indonesia diperlukan air berkisar 100 – 150 liter/orang

/hari. Kebutuhan air minimal untuk daerah pedesaan menurut standar WHO

Page 19: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

6

adalah sebesar 60 liter/orang/hari (Sanropie, 1984). Menurut Irianto (2004) setiap

hari selama 24 jam manusia membutuhkan asupan air sekitar 2,5 liter.

2.3 Standar Kualitas Air Bersih

Standar kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan

dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan yang harus

dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit,

gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Sanropie, 1984). Secara

kimia standar kualiatas air bersih dibagi ke dalam lima bagian, yaitu (a) di dalam

air minum tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, (b) tidak ada zat yang

menimbulkan gangguan kesehatan, (c) tidak mengandung zat-zat kimia yang

melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan teknis, dan (e) tidak

boleh mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa

menimbulkan gangguan ekonomi. Dengan mengacu pada persyaratan di atas,

maka keberadaan zat-zat kimia masih diperbolehkan dalam air minum asalkan

jumlahnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh Baku Mutu Air

Minum.

Secara biologis, air minum tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman

patogen, dan bakteri coli. Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan

kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih setiap 100 ml air contoh

menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 adalah (a) air bersih yang berasal dari selain

perpipaan, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk jumlah total bakteri

Coliform setiap 100 ml air contoh jumlahnya tidak boleh melebihi 50. (b) Air

Page 20: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

7

bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum total bakteri Coliform tidak

diperbolehkan melebihi 10 per 100 ml air contoh, sedangkan secara fisik, air

bersih haruslah jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.

2.4 Pengolahan Air

Tidak semua air yang terdapat di alam layak untuk dikonsumsi. Agar

dapat layak dikonsumsi, diperlukan upaya pengolahan air. Upaya pengolahan air

pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan dengan mengacu pada syarat

kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan ekonomis.

Air laut memiliki kadar garam sekitar 33.000 mg/lt, sedangkan kadar

garam pada air payau berkisar 1000 – 3000 mg/lt. Air minum tidak boleh

mengandung garam lebih dari 400 mg/lt. Agar air laut atau air payau bisa

dikonsumsi sebagai air minum maka perlu proses pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan air laut menjadi air minum pada dasarnya adalah menurunkan kadar

garam sampai dengan konsentrasi kurang dari 400 mg/lt.

2.4.1 Destilasi

Destilasi merupakan istilah lain dari penyulingan, yakni proses pemanasan

suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk

memperolah hasil tertentu. Penyulingan adalah perubahan bahan dari bentuk cair

ke bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian

mendinginkan gas hasil pemanasan, untuk selanjutnya mengumpulkan tetesan

cairan yang mengembun (Cammack, 2006).

Page 21: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

8

Salvato (1972) mengemukakan bahwa destilasi sangat berguna untuk

konversi air laut menjadi air tawar. Konversi air laut menjadi air tawar dapat

dilakukan dengan teknik destilasi panas buatan, destilasi tenaga surya,

elektrodialisis, osmosis, gas hydration, freezing, dan lain-lain. Homig (1978)

menyatakan bahwa untuk pembuatan instalasi destilator yang terpenting adalah

harus tidak korosif, murah, praktis dan awet.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman telah mengembangkan

destilator tenaga surya atap kaca sebagai teknologi terapan untuk penyulingan air

laut. Alat ini cocok untuk daerah pantai dan daerah sulit air. Data teknis dan

spesifikasi alat yang dikembangkan adalah terdiri pengumpul kalor, kaca penutup

kanal kondensat, kotak kayu dan sistem isolasi. Kimpraswil (2004), mengklaim

bahwa dengan destilator tenaga surya bisa dihasilkan air tawar 6-8 liter/hari,

sedangkan Marsum (2004) menemukan bahwa destilator tenaga surya dengan

dimensi ruang pemanas 94 cm x 48 cm, mampu mengahasilakn air tawar

sebanyak 1,34 – 2,95 l/hari atau rata-rata 1,88 l/hari.

Gambar 1. Prototipe destilator tenaga surya (Kimpraswil, 2004)

Meinawati (2010) menyatakan bahwa suatu alat desalinator air laut tipe

evaporasi dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 100 cm mampu

Page 22: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

9

menghasilkan 93 ml air tawar per hari. Hasil tersebut diperoleh ketika radiasi

yang dipancarkan matahari mencapai 398 cal/cm2/hari. Radiasi surya yang

menimpa desalinator mempengaruhi total volume destilat yang dihasilkan.

Semakin tinggi radiasi surya yang dapat diserap oleh air laut menyebabkan suhu

air laut semakin tinggi. Jika suhu air laut semakin tinggi maka pergerakan

molekul di dalamnya semakin cepat dan terjadi tumbukan antar molekul, sehingga

akan semakin mempercepat proses perpindahan massa dari cairan ke gas

(penguapan).

2.4.2 Reserve Osmosis

Proses reserve osmosis menggunakan membran selektif yang dapat

ditembus oleh air dari kadar garam rendah (tawar) ke kadar garam yang lebih

tinggi. Dalam proses osmosis terbalik, kadar garam rendah (tawar) dipaksa

mengalir menembus membrane dari air dengan kadar garam tinggi menggunakan

tekanan buatan. Tekanan yang diperlukan kira-kira 1500 psi (10.000 kN/m2).

Sekarang teknik ini sudah berkembang pesat.

Pada reserve osmosis ini terjadi tiga buah perlakuan yaitu perlakuan fisik,

biologis, dan kimia. Proses pertama dari reserve osmosis meliputi operasi

penyaringan yang dilakukan melalui filter pasir di ikuti oleh filter cartridge untuk

memisahkan partikel berdasarkan ukurannya. Proses kedua mencakup perlakuan

biologis seperti koagulan, injeksi polielektrolit, dan disinfeksi. (Migliorini, 2004)

Page 23: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

10

2.4.3 Elektrodialisis

Proses elektrodialisis prinsipnya adalah dihamburkannya ion-ion oleh

tenaga potensi listrik melalui membrane selektif yang dapat ditembus oleh ion

tertentu. Pada metode ini, aliran listrik dialirkan melalui air oleh dua elektrode

(Gambar 2). Kedua elektrode tersebut dipisahkan satu sama lain oleh membran.

Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh elektrode menembus membran,

sehingga air yang tertinggal menjadi bersih dari garam-garam anorganik. Air yang

telah dibersihkan dengan cari ini dapat digunakan kembali atau diolah lebih lanjut.

Gambar 2. Sel elektrodialisis (Wagner, 1971)

Penggunaan metode elektrodialisis mempunyai dua masalah utama dalam

penanganan air limbah. Masalah pertama dikarenakan molekul organik yang tidak

dapat dihilangkan dengan cara ini cenderung untuk terkumpul pada membran

sehingga mengurangi efektifitas sel elektrodialisis. Masalah kedua adalah tempat

untuk membuang larutan garam yang diproduksi. Karena masalah tersebut, proses

ini mempunyai keterbatasan hanya dapat dilakukan di daerah dekat dengan badan

Page 24: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

11

air laut yang besar dimana pembuangan mungkin dilakukan (Fardiaz, 1992).

Pengolahan air dengan cara ini tidak cocok digunakan karena mahalnya biaya

operasional yaitu sekitar USD 325 per 1000m3.

2.4.4 Desinfeksi Air

Desinfeksi adalah membunuh bakteri pathogen (bakteri penyebab

penyakit) yang penyebarannya melalui air. Desinfeksi dengan cara kimia dapat

dilakukan dengan penambahan bahan kimia seperti unsur halogen, Cl/senyawa

khlor, Br2, Ozon (O3), Phenol, KmnO4, OCl2, dan sebagainya. (Purnawijayanti,

2001)

Untuk membunuh bakteri pathogen dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu dengan penambahan bahan kimia, pemanasan, penggunaan sinar UV, dan

dengan cara mekanis diantaranya dengan pengendapan, saringan pasir cepat

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan cara desinfeksi air adalah daya

atau kekuatan membunuh mikroorganisme patogen yang berjenis bakteri, virus,

protozoa, dan cacing. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah (a) tingkat

kemudahan dalam memantau konsentrasi dalam air, (b) kemampuan dalam

memproduksi residu yang akan berfungsi sebagai pelindung kualitas air pada

sistem distribusi, (c) Kualitas estetika (warna, rasa, dan bau) dari air yang

didesinfeksi, (d) teknologi pengadaan dan penggunaan yang tersedia, dan (e)

faktor ekonomi.

Page 25: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

12

2.5 Garam

Garam merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan

sehari-hari dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Umumnya

garam yang dijual di pasaran adalah garam yang sudah diberi tambahan zat

iodium. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) dapat mengakibatkan

gondok, kretin , menurunnya kecerdasan dan untuk tingkat yang lebih berat dapat

mengakibatkan gangguan otak dan pendengaran serta kematian bayi.

Pembuatan garam di Indonesia sebagian besar masih dilakukan secara

tradisional oleh petani rakyat. Menurut segi kualitas produksi garam dalam negeri

masih belum memenuhi syarat kesehatan, terutama garam yang dihasilkan dari

petani garam, sebab mutu garam umumnya di bawah mutu II menurut spsifikasi

SNI/SII No.140-76.

2.6 Proses Produksi Garam

Produksi garam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menambang batu

garam langsung dari alam, menguapkan air laut atau air garam yang diperoleh dari

dalam tanah. Pertambangan batu garam terbentuk dari endapan mineral hasil

penguapan dari danau, laguna, dan lautan dalam waktu yang sangat lama.

Gundukan batuan garam tersebut dapat mencapai ketinggian ratusan meter. Batu

garam tersebut tidak hanya mengandung natrium klorida, tetapi juga mineral

lainnya seperti anhidrit, gypsum, kalium karbonat, dan belerang. Garam batu

umumnya ditambang pada kedalaman antara 100 m sampai lebih dari 1500 m

dibawah permukaan dengan menggunakan 2 teknik, yaitu pertambangan dengan

Page 26: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

13

memotong dan meledakkan (cut and blast mining) dan pertambangan

berkelanjutan (continous mining) (Sedivy, 2009).

Di sekitar pantai, air garam dapat diambil langsung dari laut. Untuk

daerah yang jauh dari pantai, sumber air asin dapat diperoleh dari mata air yang

terdapat di pedalaman. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat batuan garam batu

dekat permukaan. Air hujan yang merembes melalui tanah akan melarutkan

garam batu sehingga terbentuk aliran garam bawah tanah, yang dikenal di

Cheshire. Air garam alam dapat dipompa dari aliran garam bawah tanah tersebut.

Air garam alam hasil proses tersebut dapat menjadi delapan kali lebih asin

daripada air laut. (Fielding, 2006).

2.7 Kebutuhan Garam di Indonesia

Garam merupakan salah satu komoditas yang sedang diprioritaskan untuk

dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian dan Kementrian Kelautan dan

Perikanan (Kemenperin). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kemenperin

(Tabel 1), luas produksi garam yang produktif saat ini di Indonesia adalah sekitar

20.000 ha, kemampuan produksi rata-rata berkisar antara 1,1 – 1,4 juta ton per

tahun, sedangkan kebutuhan untuk tahun 2010 diperkirakan 3 juta ton yang antara

lain digunakan untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan dan minuman,

pengeboran minyak, serta industri chlor alkali plant (CAP). Kebutuhan akan

garam diperkirakan akan terus meningkat menjadi 5 juta ton pada tahun 2015

seiring dengan pertumbuhan industri penggunanya.

Page 27: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

14

Tabel 1. Kebutuhan garam di Indonesia (sumber: www.kemenperin.go.id)

Uraian

Tahun

2007 2008 2009 2010

Pasokan Dalam Negeri 1.150.000 1.199.000 1.371.000 1.400.000

Kebutuhan Garam Dalam Negeri 2.619.000 2.667.000 2.888.000 2.985.000

- Industri CAP 1.320.000 1.350.000 1.560.000 1.638.000

- Garam Konsumsi 680.000 687.000 693.000 707.000

- Industri Pangan 444.000 455.000 460.000 465.000

- Pengeboran Minyak 125.000 125.000 125.000 125.000

- Aneka 50.000 50.000 50.000 50.000

Selama kurun waktu enam tahun terakhir, harga garam mengalami

peningkatan dimana pada tahun 2004 harganya berkisar Rp. 50,- s.d Rp. 60,-/kg

sedangkan saat ini harganya sudah meningkat menjadi Rp. 300,- s.d Rp. 350,-/kg.

Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian impor garam secara signifikan dapat

meningkatkan harga garam.

Garam yang diimpor pada umumnya adalah garam yang kualitasnya belum

dapat diproduksi di dalam negeri karena membutuhkan kemurnian yang tinggi

seperti untuk industri kimia dan farmasi. Untuk meningkatkan kualitas dan

produktivitas garam, perlu dilakukan intensifikasi lahan penggaraman dan

meningkatkan produksi garam melalui ekstensifikasi khususnya untuk daerah-

daerah sentra produksi potensial yang belum memanfaatkan lahan secara optimal.

Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha

meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha

Page 28: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

15

meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas

baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luar

negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri.

2.8 Produksi Garam di Indonesia

Di Indonesia walaupun merupakan negara kepulauan, tetapi pusat

pembuatan garam masih terkonsentrasi di Jawa dan Madura yaitu di Jawa seluas

10.231 Ha (Jawa Barat 1.159 Ha, Jawa Tengah 2.168 Ha, Jawa Timur 6.904 Ha)

dan Madura 15.347 Ha (Sumenep 10.067 Ha, Pemekasan 3.075 Ha, Sampang

2.205 Ha). Luas area yang dikelola oleh PT Garam hanya 5.116 Ha yang

seluruhnya berada di pulau Madura yaitu di Sumenep 3.163 Ha, Pemekasan 907

Ha dan di Sampang 1.046 Ha. Lokasi lainnya yaitu di NTB seluas 1.155 Ha,

Sulawesi Selatan 2.040 Ha, Sumatera dan lain-lain 1.885 Ha, sehingga luas areal

penggaraman seluruhnya sebesar 30.658 Ha dimana 25.542 Ha dikelola secara

tradisional oleh rakyat. Areal garam yang dikelola oleh PT. Garam produksinya

60 ton/Ha/tahun, sedangkan garam rakyat hanya 40 ton/Ha/tahun (Kementrian

Kelautan dan Perikanan, 2010).

Sentra produsen garam di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara

(Pantura) dan sedikit di jalur pantai selatan. Khususnya di Jawa Tengah, daerah

sentra garam terdapat di Rembang, Pati, Demak, Jepara, dan Brebes, sedangkan di

jalur selatan penghasil garam terdapat di Grobogan yang lebih dikenal sebagai

garam non tambak. Daerah utama penghasil garam di Jawa Barat adalah terutama

Cirebon dan Indramayu, yang menghasilkan 109.900 ton per tahun atau baru

66,9% dari tingkat kebutuhan propinsi. Kebutuhan garam untuk Jawa Barat yang

Page 29: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

16

sebesar 530.000 ton per tahun belum mampu dicukupi sendiri sehingga sebagain

disuplai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua propinsi tersebut

menghasilkan 900.000 ton per tahun.

Proses produksi garam di Indonesia kebanyakan dilakukan secara

tradisional, dengan memanfaatkan air laut dan panas matahari. Air laut yang

mempunyai kadar garam rata-rata 2,5 % berat total, diuapkan pada lahan

penjemuran yang terbuka secara berulang-ulang sampai kondisi jenuh dan

mengkristal. Garam endapan yang terbentuk masih banyak mengandung kotoran

lumpur atau tanah. Untuk itu, garam tersebut kemudian dicuci agar kualitasnya

meningkat.

Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan

kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur

atau tanah , tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-

senyawa Mg, Ca, dan kandungan zat pereduksi. Kalsium dan magnesium sebagai

unsur yang cukup banyak dikandung dalam air laut selain NaCl perlu diendapkan

agar kadar NaCl yang diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium dapat

terendapkan dalam bentuk garam sulfat, karbonat, dan oksalat. Dalam proses

pengendapan atau kristalisasi garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu,

menyusul garam sulfat, terakhir bentuk garam kloridanya (Fielding, 2006).

Lokasi pembuatan garam yang ideal adalah memenuhi persyaratan antara lain

lokasi landai, kedap air, air laut dapat naik ke lahan tambak garam (dengan atau

tanpa bantuan alat). Lokasi juga bersih dari sumber air tawar, dengan curah hujan

sedikit dan banyak sinar matahari untuk optimalnya penguapan air laut. Musim

kemarau yang panjang akan memperkecil frekuensi turun hujan.

Page 30: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

17

2.9 Standar Kualitas Garam

Berdasarkan kualitasnya, garam rakyat dikelompokan 3 jenis yaitu:

1. K-1 yaitu kualitas terbaik yang memenuhin syarat untuk bahan industri

maupun untuk konsumsi. Dengan komposisi sebagai berikut:

NaCl : 97.46 %

CaCl2 : 0.723 %

CaSO4 : 0.409 %

MgSO4: 0.04 %

H2O : 0.63 %

Impurities: 0.65 %

2. K-2 yaitu kualitas dibawah K-1, garam jenis ini harus dikurangi kadar

berbagai zat agar memenuli standart sebagai bahan baku industri. Secara

fisik garam K-2 berwarna agak kecoklatan dan agak lembab.

3. K-3 merupakan garam kualitas terendah, tampilan fisik yang coklat dan

bercampur lumpur.

2.10 Energi Surya

Tenaga matahari atau yang biasa disebut tenaga surya (solar energy)

merupakan enegi yang bersumber dari sinar matahari. Energi ini merupakan

energi yang murah dan melimpah di daerah tropis seperti di Indonesia.

Melimpahnya tenaga surya yang merata dan dapat terdapat di seluruh kepulauan

di Indonesia hampir sepanjang tahun sebenarnya merupakan sumber energi yang

sangat potensial. Dengan begitu Indonesia tak perlu menimbulkan rasa khawatir

bahwa Indonesia akan kehabisan energi dan harus mengimpor dari negara lain.

Page 31: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

18

Persediaan alamiah energi panas matahari yang sustainable telah lebih dari cukup

jika dimanfaatkan secara maksimal (Hasyim, 2005). Sumber ini sebenarnya juga

merupakan energi alternatif jika pada satu saat nanti krisis energi mulai melanda

Indonesia.

Menurut Hardjasoemantri (2002), pemanfaatan energi surya

dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni pemanfaatan energi surya secara

langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan energi surya secara tidak langsung

adalah berupa pemanfaatan biomassa untuk sumber energi. Lakitan (2002)

mengatakan bahwa energi surya yang sampai ke bumi, sebagian kecil akan

dikonversi menjadi energi kimia oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis yang

komplek. Produk akhir dari fotosintesis adalah biomassa. Dengan demikian

biomassa merupakan energi surya tak langsung.

Pemanfaatan energi surya secara langsung adalah dengan menggunakan

sinar matahari sebagai sumber energi utama secara langsung. Pemanfaatan

energi surya harus mempertimbangkan sifat-sifat fisika dari sinar matahari.

Lakitan (2002) mengatakan bahwa untuk mengkaji tentang aspek fisika cahaya

ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya : porsi serapan cahaya

(absorbtivity), porsi pantulan (reflectivity), porsi terusan (transmisivity), daya

pancar (emisivity), aliran energy cahaya (radian flux), kerapatan aliran energi

cahaya (radiant flux density), intensitas terpaan (irradiance), dan intensitas

pancaran cahaya (emmitance).

Radiasi surya (solar radiation) merupakan suatu bentuk radiasi thermal

yang mempunyai distribusi panjang gelombang khusus. Intensitasnya sangat

bergantung dari kondisi atmosfer, saat dalam tahun, dan sudut timpa (angle of

Page 32: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

19

incidence) sinar matahari dipermukaan bumi. Pada batas luar atmosfer, radiasi

surya total ialah 1395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari

matahari. Angka ini disebut konstanta surya (solar constant). Energi yang

dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi

sebesar 69% dari total energi pancaran matahari, hal ini dikarenakan terdapat

absorpsi yang kuat dari karbondioksida dan uap air di atmosfer. Radiasi surya

yang menimpa permukaan bumi juga bergantung dari kadar debu dan zat

pencemar lainnya dalam atmosfer. Energi surya yang maksimum akan mencapai

permukaan bumi bilamana berkas sinar itu langsung menimpa permukaan bumi,

karena terdapat bidang pandang yang lebih luas terhadap fluks surya yang datang

dan berkas sinar surya menempuh jarak yang lebih pendek di atmosfer, sehingga

mengalami absorpsi lebih sedikit daripada jika sudut timpanya miring terhadap

normal.

2.11 Perpindahan Panas

2.11.4 Konduksi

Jika pada suatu benda terdapat gradien suhu, maka akan terjadi

perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi kebagian bersuhu rendah. Panas

mengalir secara konduksi dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu

rendah. Menurut Rao (2001), energi berpindah secara konduksi berbanding

dengan gradien suhu normal :

.........................................................................................(1)

Jika dimasukkan konstanta proposionalitas atau tetapan kesebandingan, maka :

................................................................................(2)

Page 33: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

20

dimana q adalah laju perpindahan kalor dan

merupakan gradien suhu ke arah

perpindahan kalor. Konstanta positif k disebut konduktifitas thermal kaca yaitu

sebesar 1,83 W/m.oC, sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum

termodinamika, yaitu bahwa mengalir ke tempat yang rendah.

2.11.5 Konveksi

Udara yang mengalir diatas suatu permukaan panas, misalnya dalam

saluran baja sebuah alat pemanas udara surya dipanasi secara konveksi. Apabila

aliran udara disebabkan oleh sebuah blower, kita menyebutnya sebagai konveksi

paksa dan apabila disebabkan oleh gradien massa jenis, maka disebut konveksi

alamiah (Som, 2008).

Pada umumnya, perpindahan panas konveksi dapat dinyatakan dengan

hukum pendinginan Newton sebagai berikut :

..................................................................................(3)

dimana:

h = Koefisien konveksi (W/m2.oK)

A= Luas permukaan (m2)

Tw = Temperatus air (oK)

Tc = Temperatur kaca (oK)

2.11.6 Radiasi

Berlainan dengan mekanisme konduksi dan konveksi dimana perpindahan

energi terjadi melalui perantara, pada radiasi kalor berpindah tanpa melaui

perantara atau pada ruang hampa. Mekanisme disini adalah sinaran atau radiasi

Page 34: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

21

elektromagnetik. Pertukaran panas netto secara radiasi antara dua badan ideal

atau benda hitam adalah :

..............................................................................(4)

dimana:

= konstanta Stefan – Boltzmann (5,67x108 W/m

2.oK

4)

A = Luas bidang (m2)

Page 35: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

22

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember

2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

pembuatan, dan uji coba. Proses perancangan dan pembuatan dilaksanakan dari

bulan Maret sampai dengan Oktober bertempat di Bengkel Workshop Akustik dan

Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK, IPB.

Proses uji coba dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan Instrumentasi

Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK, IPB dengan sampel

air diambil dari Pantai Teluk Pelabuhan Ratu. Proses yang bertujuan untuk

melihat kinerja dari alat yang dibuat dan juga pengambilan data parameter yang

mempengaruhi kinerja suatu alat destilasi ini dilakukan pada tanggal 30

November sampai dengan 5 Desember 2010 yang termasuk pada musim

penghujan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan meliputi gergaji kayu,

palu, bor listrik, mesin gerinda, obeng, roll meter, amplas, kikir, kuas, penggaris

siku, mesin serut, pemotong kaca, dan leafet. Alat-alat yang digunakan untuk uji

coba alat meliputi, termometer raksa, botol plastik, botol kaca, tali rafia, gelas

ukur, lembar data, pulpen, stopwatch, lakban, ember, dan kertas pH. Alat-alat

yang digunakan untuk pengujian di laboratorium meliputi refraktometer, gelas

Page 36: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

23

ukur, desikator, cawan penguapan, kertas saring, pinset, oven, mesin vacum, dan

timbangan digital.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan meliputi kayu kaso

ukuran 4x7, paku, triplek, lem kayu, paralon, double tip, lakban, resin, katalis,

serat fiber, sterofoam, cat hitam, alumunium foil, alumunium ukuran 4x6 cm,

bingkai alumunium, kaca transparan 5 mm, engsel pintu, baut, lem silikon, keran,

drum plastik, sedangkan bahan yang butuhkan dalam uji coba berupa sampel air

laut sebanyak 20 liter.

3.3 Pembuatan Alat

Pengerjaan alat disusun ke dalam beberapa tahap yang mencangkup

perencanaan dan pola pelaksanaan kerja. Desain cara kerja alat tersebut diatur

sesuai algoritma pada Gambar 3 meliputi: persiapan, perumusan masalah,

perancangan model, pengujian model, perancangan perangkat, penyatuan

perangkat, dan pengujian sistem hingga memenuhi syarat. Perancangan model

meliputi pembuatan desain dan pemilihan bahan yang akan digunakan. Pemilihan

bahan yang tepat sangat mempengaruhi kinerja dan daya tahan alat. Yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk pembuatan alat destilasi adalah sifat

korosifnya. Untuk itu bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang

tidak korosif.

Perancangan model dilakukan berupa pengujian desain dalam bentuk

miniatur. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah desain yang dibuat sudah dapat

bekerja secara optimal. Apabila kinerja dari model belum dapat bekerja secara

optimal maka perlu dilakukan perubahan pada desain yang telah dibuat,

Page 37: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

24

sedangkan apabila model sudah berjalan secara optimal maka lanjut ke tahap

berikutnya, yaitu pembuatan alat. Pembuatan alat mencangkup pembuatan bak,

pembuatan atap ruang evaporasi, dan pembuatan saluran keluaran dari air tawar.

Bagian-bagian yang telah dibuat pada tahap sebelumnya diintegrasikan menjadi

alat destilator. Selanjutnya dilakukan ujicoba, ujicoba mencangkup pengukuran

parameter yang mempengaruhi kinerja alat destilasi.

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Alat

Mulai

Persiapan

Perumusan Masalah

Perancangan Model

Model Sesuai

Ya

Tidak

Pembuatan Bagian Destilasi

Integrasi Bagian Destilasi

Ujicoba

Berhasil Selesai

Tidak

Ya

Page 38: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

25

3.4 Alat Pemisah Garam dan Air Tawar

Alat pemisah garam dan air tawar ini merupakan alat destilasi dengan

prinsip evaporasi yang terdiri dari dua bagian utama yaitu bak penjemuran

(Gambar 4) dan ruang evaporasi (Gambar 5). Bak penjemuran (a) terbuat dari

bahan fiber yang dicat warna hitam dengan ukuran 200 x 120 x 5 cm.

Penggunaan bak yang terbuat dari fiber ditujukan untuk menghindari korosi yang

disebabkan oleh air laut, sedangkan pemilihan warna hitam bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan bak penjemuran menyerap kalor. Selain sebagai

wadah penjemuran air, bak tersebut juga berperan sebagai kolektor pelat datar

yang berfungsi untuk menyerap panas. Energi matahari akan memanasi

permukaan pelat kolektor secara langsung sehingga panas yang terserap lebih

besar. Untuk mengurangi kehilangan energi panas ke lingkungan maka di sisi

luar bak penjemuran dilapisi insulator (b) berupa sterofoam dengan ketebalan 3

cm. Pada bagian luar, sebagai penahan atap ruang evaporasi dibuat cassing dari

kayu dengan ketebalan 6 cm (c). Pada bagian bawah ini juga terdapat saluran air

tawar hasil destilasi (d) yang terbuat dari pipa PVC.

Page 39: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

26

Gambar 4. Bagian bawah alat pemisah garam dan air tawar

Rangka atap ruang evaporasi terbuat dari bahan alumunium untuk

menghindari terjadinya korosi (e). Sedangkan dinding dari ruang evaporasi

terbuat dari kaca transparan ketebalan 4 mm (f). Ruangan ini memiliki tinggi 60

cm dengan kemiringan penutup 40o. Kemiringan kaca penutup tidak boleh terlalu

landai agar embun yang terbentuk pada kaca penutup tidak jatuh kembali ke bak

penjemuran tetapi mengalir ke saluran air hasil destilasi. Penggunaan kaca dipilih

sebagai penutup dikarenakan kaca mempunyai sifat kaku, tahan terhadap panas

matahari, memiliki daya tembus yang baik, serta memiliki emisivitas yang baik

yaitu sebesar 0,98. Selain itu kaca merupakan bahan yang baik untuk

mengalirnya air.

Keterangan:

(a)= Bak penjemuran

(b)= Insulator (sterofoam)

(c)= Kayu

(d)= Saluran output

Page 40: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

27

Gambar 5. Bagian atap alat pemisah garam dan air tawar

Gambar 6. Alat pemisah garam dan air tawar

Keterangan:

(e)= almumunium

(f)= kaca

(g)= pegangan almumunium

(h)= engsel pintu

Page 41: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

28

Gambar 7. Alat pemisah garam dan air tawar tampak atas

Gambar 8. Alat pemisah garam dan air tawar tampak depan

Page 42: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

29

Gambar 9. Alat pemisah garam dan air tawar tampak samping

3.5 Proses Pengambilan Data

Proses pengambilan data dilakukan dengan cara menjemur 20 liter air laut

hingga semua air tersebut menguap. Selama proses penjemuran tersebut

dilakukan pengukuran suhu lingkungan, kaca, dan air laut serta volume air hasil

destilasi dan berat kering kriostal garam yang terbentuk..

Pengambilan data suhu dan volume dilakukan dari pukul 09.00 sampai

dengan pukul 16.00. Ujicoba dilakukan pada pukul tersebut karena diharapkan

pada jam tersebut panas dari energi matahari dalam keadan maksimal. Semua air

destilasi yang di tampung diukur setiap 20 menit menggunakan gelas ukur. Suhu

diukur menggunakan termometer raksa dengan pencatatan setiap 20 menit.

Semua endapan garam yang terbentuk kemudian ditimbang berat keringnya

menggunakan timbangan digital.

3.6 Variabel Penelitian

Variabel yang dikur mencangkup suhu lingkungan, suhu air laut di dalam

ruang evaporasi, suhu kaca penutup ruang evaporasi, dan volume air tawar yang

Page 43: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

30

dihasilkan. Variabel tersebut lah yang nantinya sangat mempengaruhi unjuk kerja

dari alat destilator (Gambar 10).

Gambar 10. Diagram Alir Variabel Pengukuran

3.7 Prinsip Kerja Alat

Radiasi surya yang diserap oleh air sebagai panas , dipindahkan ke

tutup dengan cara konveksi ( ), radiasi ( ), dan penguapan ( ). Dengan

asumsi tidak ada kehilangan panas melalui alas dan sisi-sisinya, maka

kesetimbangan energi pada air dapat ditentukan dengan persamaan

............................................................... (5)

Komponen konveksi ditentukan dengan persamaan

*

+

...... (6)

dimana adalah tekanan parsial uap air (N/m2) yang diperoleh dari

tabel uap (Lampiran 3) pada temperatur (K) air (Tw) dan kaca (Tc). Komponen

penguapan ditentukan dengan persamaan

(

).............................................. (7)

Destilator Tenaga Surya

Suhu lingkungan

Suhu air laut di dalam

ruang evaporasi

Suhu kaca penutup ruang evaporasi

Volume air

Efisiensi / unjuk kerja model alat

Selisih suhu antara suhu lingkungan dengan suhu kaca

Jumlah air tawar yang dihasilkan

Jumlah garam yang dihasilkan

Page 44: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

31

sedangkan komponen radiasi ditentukan dengan persamaan

............................................................. (8)

dimana adalah konstanta Boltzmann sebesar 5,67x10-8

W/m2.K

4 dan adalah

emisivitas sebesar 0,9. Untuk menentukan laju penguapan maka digunakan rumus

........................................................................................... (9)

dimana merupakan panas laten penguapan yang diperoleh dari tabel uap dalam

satuan kJ/kg (Jansen, 1995).

3.8 Analisis Hasil

Analisis hasil dilakukan di Laboraturium Lingkungan Budidaya Perairan,

Departemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB meliputi pengukuran salinitas, pH,

total suspended solids (TSS), dan bobot kering garam. Salinitas diukur

menggunakan refraktometer sedangkan pH diukur menggunakan pH meter digital.

Penentuan TSS digunakan metode gravimetri langkah-langkah proses sebagai

berikut:

a) Menyiapkan kertas saring dan cawan penguapan dipananskan dengan suhu

105oC selama 20 menit. Kemudian diambil dan didinginkan ke dalam desikator

selama ± 5 menit lalu ditimbang untuk mengetahui beratnya (berat kering).

b) Mengukur sempel air laut dan sempel air hasil sebanyak 100 ml.

c) Menyaring masing-masing sampel dengan kertas saring yang sudah diketahui

beratnya.

d) Masukkan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam, kemudian

dinginkan dalam desikator selama ± 15 menit lalu.

e) Timbang untuk mengetahui beratnya (berat basah).

Page 45: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

32

f) TSS dihitung dengan menggunakan rumus :

.................................................. (10)

Page 46: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

33

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Coba Lapang

Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan,

kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

produktivitas suatu alat destilasi air laut. Suhu lingkungan yang diukur sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca, kelembaban relatif udara, dan wilayah atau

kondisi geografis yang bersifat relatif dan tidak dapat dikendalikan

Dari hasil pengamatan diperoleh nilai suhu yang berubah-ubah tiap

harinya tergantung dari besarnya intensitas matahari yang diterima. Suhu

lingkungan yang diperoleh dari hasil pengujian selama enam hari berkisar antara

22-39 oC. Suhu minimum terjadi pada saat hujan, yaitu pada hari pertama dan

hari kelima. Pada saat suhu lingkungan turun, maka suhu kaca juga ikut turun.

Hal ini disebabkan karena suhu kaca dipengaruhi secara langsung oleh suhu

lingkungan. Pada penelitian ini diperoleh suhu kaca pada kisaran 28-46 oC. Suhu

air kurang berpengaruh langsung terhadap suhu lingkungan, hal ini disebabkan

karena air merupakan penyimpan panas yang baik. Suhu air tidak langsung turun

apabila suhu lingkungan turun. Suhu air yang diperoleh di percobaan ini berkisar

antara 29-63 oC (Gambar 11).

Page 47: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

34

Keterangan:

Gambar 11. Grafik Suhu Hasil Pengukuran Selama Enam Hari

Suhu dalam ruangan evaporasi lebih tinggi dari suhu lingkungan

disebabkan karena suatu fenomena yang sering disebut sebagai green house effect

(efek rumah kaca). Wisnubroro (2004) mengatakan bahwa sinar matahari

memiliki panjang gelombang ( λ ) antara 0,15-4 μm, dan hanya panjang

gelombang antara 0,32-2 μm yang mampu menembus kaca transparan dengan

Page 48: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

35

membawa energi panas. Ketika melewati kaca sinar matahari mengalami

perubahan panjang gelombang dari 0,32-2 μm menjadi 3-80 μm. Akibatnya sinar

matahari tidak dapat keluar dan terkurung di dalam ruangan evaporasi. Energi

panas yang terbawa oleh sinar matahari tersebut akan terakumulasi sehingga suhu

di dalam ruangan evaporasi akan meningkat.

4.2 Laju Penguapan

Dari hasil percobaan yang dilakukan selama enam hari, diperoleh rata-rata

air tawar dalam tiap harinya sebanyak 3,2 liter. Air tawar yang dihasilkan disini

merupakan uap dari air laut yang ditahan oleh kaca untuk kemudian dialirkan

melalui pipa menuju bak penampung air tawar. Jumlah air tawar hasil destilasi

terendah terdapat pada hari pertama yaitu sebesar 1,91 liter. Hal ini dikarenakan

pada hari tersebut cuaca sedang mendung sehingga intensitas matahari yang

diterima alat destilasi tidak optimal. Suhu lingkungan pada hari tersebut berkisar

antara 23-33oC, dengan rata-rata 29,38

oC. Selain itu pada hari tersebut terjadi

hujan pada pukul 12.00 WIB, sehingga air dalam bak kolektor belum mencapai

suhu yang optimal. Jumlah air tawar maksimal terdapat pada hari ketiga (Gambar

10). Pada hari tersebut intensitas matahari yang diterima maksimal sehingga

dapat menaikkan suhu kaca dan air. Suhu lingkungan pada hari tersebut berkisar

antara 31-39oC, dengan rata-rata 35,46

oC.

Page 49: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

36

Gambar 12. Kuantitas Air Hasil Destilasi

Kuantitas air hasil destilasi ditentukan oleh proses penguapan dari air laut

dalam ruangan evaporasi dan proses pengembunan yang terjadi di kaca penutup.

Proses penguapan akan semakin baik apabila suhu air laut dalam ruangan

evaporasi semakin tinggi. Semakin tinggi suhu suatu zat cair maka pergerakan

molekul di dalamnya akan semakin cepat hingga terjadi tumbukan antar molekul

yang akan menyebabkan semakin cepatnya proses perpindahan massa dari cairan

ke gas (penguapan). Proses pengembunan dipengaruhi oleh suhu kaca penutup

ruang evaporasi. Uap yang terbentuk akan diubah menjadi bentuk cair apabila

mengenai benda yang suhunya lebih rendah (kaca penutup). Semakin rendah

suhu kaca penutup maka proses pengembunan akan semakin cepat terjadi.

Selama proses penjemuran terdapat lapisan kristal garam di permukaan air

laut. Lapisan ini dapat menghambat proses penguapan karena akan meningkatkan

suhu didih air laut. Pada penelitian ini, penguapan air laut terjadi pada suhu di

bawah 100 oC padahal secara teori air akan mendidih pada suhu 100

oC pada

keadan normal (1 atm). Hal ini disebabkan karena ruang evaporator memiliki

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

1 2 3 4 5 6

Vo

lum

e A

ir (

lite

r)

Hari ke-

Page 50: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

37

suhu yang tinggi akibat pemanasan radiasi surya yang menyebabkan suhu udara

dalam ruang evaporasi meningkat. Dengan adanya kondensasi pada bagian

penutup yang memiliki suhu lebih rendah bila dibandingkan dengan suhu pada

evaporator, maka akan memurunkan suhu pengembunan sehingga menyebabkan

suhu evaporator tersebut berada di bawah titik uap air secara normal.

Kuantitas air hasil destilasi pada penelitian ini belum maksimal sehingga

masih dapat ditingkatkan lagi bila uji coba dilakukan pada musim kemarau.

Kondisi sinar matahari yang maksimal akan mengakibatkan penguapan (uap air)

yang maksimal. Uap air yang banyak akan menghasilkan embun atau air tawar

yang banyak pula. Menurut Lakitan (2002) laju evaporasi di Indonesia terjadi

secara bervariasi tergantung ketinggian tempat dan waktu. Pada bulan Januari –

April laju evaporasi masih rendah, puncaknya terjadi pada bulan Juni –

September. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2005. Ini

berarti pada periode dimana terjadi kondisi laju penguapan rendah.

4.3 Hubungan Antara Selisih Suhu Kaca dan Lingkungan Dengan

Volume Air Destilasi

Volume air hasil destilasi berhubungan positif dengan selisih suhu kaca

dengan lingkungan. Hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 13. Persamaan regresi

yang diperoleh adalah y=10,08x+104,9; dimana y adalah rata-rata volume air

hasil destilasi dan x adalah beda suhu antara kaca dengan lingkungan. Setiap

kenaikan beda suhu antara kaca dengan lingkungan (∆T) sebesar 1oC,

meningkatkan laju pertambahan volume air hasil destilasi sebanyak 10,08 ml.

Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,75, berarti terdapat hubungan yang erat

Page 51: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

38

antara beda suhu antara kaca dengan lingkungan dengan volume air hasil destilasi.

Pengaruh beda suhu antara kaca dengan lingkungan terhadap volume air hasil

destilasi adalah sebasar 56%, sedangkan sisanya sebesar 44% dipengaruhi oleh

faktor lain.

Gambar 13. Hubungan Antara ∆T dengan Rata-rata Volume Air Hasil Destilasi

y=10,08x+104,9 R2=0,5633

y=0,008x5-0,463x4+10,24x3-101,5x2+451,6x-558,2 R2=0,8377

Page 52: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

39

4.4 Kualitas Air

Penurunan kadar garam pada model ini dapat dihitung berdasarkan

persentase penurunan kadar garam setelah melalui model destilator. Dari Tabel 2

dapat dihitung bahwa persentase penurunan kadar garam setelah melewati model

adalah 100%. Setelah melalui proses destilasi, pH mengalami penurunan dari 8

menjadi 6,8. Nilai TSS juga mengalami penurunan dari 0,0739 menjadi 0,0112.

Untuk parameter yang diuji, air hasil destilasi sudah memenuhi standar untuk

dapat dikonsumsi.

Tabel 2. Kualitas Air

Parameter Sampel Air Standar

Konsumsi Air Laut Air Tawar

Warna tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna

Bau tidak berbau tidak berbau tidak berbau

Salinitas 33 0 0,5

pH 8 6,8 6 – 8,5

TSS (mg/L) 0,0112 0,0739 -

Pada proses penguapan air dimana terjadi perubahan bentuk air dari bentuk

cair menjadi bentuk gas, secara otomatis akan terjadi perubahan berat jenis dari air

tersebut. Berat jenis air dalam bentuk uap akan lebih kecil dari berat jenis air

dalam bentuk cair. Ketika terjadi penguapan air maka unsur-unsur penyusun air

alam dan berbagai impurities (berupa unsur logam, garam, bahan padat, dan lain-

lain) yang memiliki berat jenis lebih besar dari berat jenis uap akan tertinggal

sebagai refinat atau residu.

4.5 Kualitas Garam

Dari hasil pengujian selama enam hari diperoleh jumlah garam sebesar 621

gram dari 20 liter sampel air laut. Kandungan garam yang dihasilkan dari alat ini

Page 53: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

40

masih kurang bagus untuk memenuhi SNI garam kualitas I. Kandungan NaCl dari

garam hasil destilasi masih dibawah standar garam, hal ini dikarenakan masih

adanya zat pengotor. Untuk itu perlu dilakukan proses lebih lanjut seperti

pencucian.

Tabel 3. Kualitas Garam

Materi Kandungan yang Dihasilkan

Standar Mutu Garam Kualitas

1

(%) (%)

NaCl 70,30 Minimal 97,46

CaCl2 1,52 Maksimal 0,72

CaSO4 0,80 Maksimal 0,41

MgSO4 0,53 Maksimal 0,04

Lain-lain 26,85 Maksimal 1,37

4.6 Nilai Ekonomis

Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata destilator tenaga surya

dengan disain seperti pada Gambar 1, rata-rata menghasilkan air tawar dari air laut

sebanyak 3,2 liter/hari. Alat ini masih dapat memproduksi air lebih banyak lagi

apabila lama penyinaran matahari lebih banyak dan intensitas matahari lebih

besar. Kondisi ini akan terjadi pada musim kemarau sekitar bulan Juni -

September. Pada bulan – bulan ini sebagian besar wilayah Indonesia mengalami

musim kemarau yang kering. Pada daerah tertentu seperti Gunung Kidul, DIY,

atau pulau-pulau kecil ketersediaan air tawar menjadi sangat langka. Oleh karena

itu pemanfaatan destilator tenaga surya menjadi layak dipertimbangkan untuk

digunakan di daerah sulit air seperti di Gunung Kidul atau daerah sulit air lainnya.

Destilator tenaga surya memiliki keunggulan komparatif dalam hal

penggunaan energi matahari yang murah dan melimpah. Ketersediaan alamiah

energi panas matahari yang sustainable telah lebih dari cukup jika dimanfaatkan

Page 54: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

41

secara maksimal (Purnomo dan Adi, 1994). Disamping itu, destilator tenaga surya

memiliki disain dan konstruksi yang sederhana. Mudah dibuat dari bahan –bahan

yang tersedia di desa oleh tenaga lokal. Hampir tidak diperlukan keahlian khusus

untuk membuat dan mengoperasikan destilator tenaga surya dimaksud.

Irianto (2004) mengemukakan bahwa kebutuhan air yang dimasukan

dalam tubuh tergantung dari jumlah air yang dikeluarkan tubuh. Air yang

dimasukan dalam tubuh dapat berupa air minum, makanan dan buah-buahan.

Pengeluaran air dari tubuh sebagai bentuk sisa metabolisme atau karena penyakit

tertentu. Penderita penyakit muntah berak (Cholera) akan mengeluarkan banyak

cairan dari dalam tubuh. Kekurangan cairan dari dalam tubuh dapat menyebabkan

dehidrasi yang dapat mengakibatkan kematian. Air didalam tubuh memiliki fungsi

(a) membantu proses pencernaan yang memungkinkan terjadinya rekasi biokimia

dalam tubuh, (b) menjaga kerja alat tubuh tidak terganggu, dan (c) membuang zat

sisa dari dalam tubuh serta menjaga suhu tubuh agar tetap normal.

Alat pemisah garam dan air tawar ini cukup baik untuk memproduksi

garam karena dengan alat ini produksi garam dapat dilakukan sepanjang tahun,

tidak hanya pada musim kemarau. Produksi garam dengan cara tradisional akan

gagal apabila pada saat penjemuran terjadi hujan, sedangkan dengan alat ini

produksi garam masih dapat dilanjutkan sampai penjemuran selesai.

Page 55: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

42

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Destilator merupakan alat yang baik digunakan untuk memisahkan air

tawar dan garam dari air laut. Dengan menggunakan tenaga surya sebagai sumber

energinya maka destilator merupakan solusi yang tepat digunakan oleh

masyarakat terutama di daerah pesisir untuk memperoleh air bersih dan juga

memproduksi garam. Secara kualitas, air hasil destilasi sudah layak untuk

konsumsi. Kuantitas air tawar yang dihasilkan destilator tenaga surya adalah

sebesar 3,2 liter per hari sehingga mampu memenuhi kebutuhan air minum untuk

dua orang dalam sehari. Alat ini juga dapat menghasilkan garam sebanyak 600

gram/6 hari untuk 20 liter air laut. Secara kualitas, garam yang dihasilkan dari

proses destilasi masih rendah sehingga perlu dilakukan proses pencucian.

5.2 Saran

Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai kandungan garam untuk

memenuhi Standar Nasional Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas dari

garam yang diihasilkan.

Page 56: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

43

DAFTAR PUSTAKA

Cammack, R. 2006. Oxford Dictionary of Biochemistry and Molecular Biology.

Oxford University Press. New York. 720 h.

Enger, E. D dan Bradley, S. 2009. Environmental Science: A Study of

Interrelationships. McGraw-Hill. New York. 512 h.

Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan udara. Kanisius. Yogyakarta. 193 h.

Fielding, A dan Annelise, F. 2006. The salt industry. Osprey Publishing. 56 h.

Gupta. 2005. Thermodynamics. Pearson Education India. New Delhi. 552 h.

Hardjasoemantri, K dan Abdurrahman. 2001. Hukum dan lingkungan hidup di

Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta. 618 h.

Hasyim, I. 2006. Siklus krisis di sekitar energi. Proklamasi Pub. House. Michigan.

170 h.

Homig, H. E. 1978. Seawater and Seawater Distillation, Vulkan-Verlag.

University of California. 202 h.

Irianto, K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya. Bandung. 352 h.

Jansen, T. J. 1995. Teknologi rekayasa surya. Diterjemahkan oleh Wiranto

Arismunandar. PT Pradnya Paramita. Jakarta. 237 h.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta. 16 h.

Kodoatie, R. J. dan Roestam, S. 2010. Tata ruang air. Andi. Yogyakarta. 539 h.

Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

175 h.

Linsley dan Franzini. 1995. Teknik sumber daya air. Erlangga. Jakarta. 112 h.

Marsum, A. dan Widiyanto, A. 2004. Efisiensi model destilator tenaga surya

dalam memproduksi air tawar dari air laut. Poltekkes Depkes RI.

Semarang. 367 h.

Page 57: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

44

Meinawati, R. 2010. Rancang Bangun Desalinator Air Laut Tipe Evaporasi.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 50 h.

Migliorini, G dan Elena, L. 2004. Seawater reverse osmosis plant using the

pressure exchanger for energy recovery: a calculation model.

Desalination. 165: 289 – 298.

Nanawi, G. 2001. Kualias Air dan Kegunaannya di Bidang Pertanian, Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 36 h.

Purnawijayanti, H A. 2001. Sanitasi, higiene, dan keselamatan kerja dalam

pengolahan makanan. Kanisius. Yogyakarta. 104 h.

Rao, Y. V. 2001. Heat Transfer. Universities Press. New Delhi. 476 h.

Salvato, J. A. 1972. Environmental engineering and Ssnitation, Wiley-

Interscience. University of California. 919 h.

Sanropie, D. et,al. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih. APK-TS

Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga dan Sanitasi Pusat. Pusat

Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. 349 h.

Sedivy, V.M. 2009. Enviromental Balance of Salt Production Speaks in Favour of

Solar Saltlwork. Global NEST Journal. 11 (1): 41-48.

Som, S. K. 2008. Introduction To Heat Transfer. PHI Learning Pvt. New Delhi.

563 h.

Wagner, R. H. 1971. Environment and man. Norton. University of Minnesota. 491

h.

Page 58: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

45

LAMPIRAN

Page 59: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

46

Lampiran 1. Data hasil ujicoba lapang

Hari/Tanggal : Selasa, 30 November 2010

Volume Air : 20 liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 32 44 42 35

09.30 32 48 43 38

10.00 33 50 45 50

10.30 33 55 52 100

11.00 33 59 54 230

11.30 32 58 53 220

12.00 24 50 45 155

12.30 24 44 30 340

13.00 25 39 32 140

13.30 26 38 34 80

14.00 28 41 40 170

14.30 30 44 42 50

15.00 30 45 43 300

Maksimum 33 54 59

1908 Minimum 24 30 38

Rata-rata 29,38 42,69 47,31

Hari/Tanggal : Rabu, 1 Desember 2010

Volume Air : 18 Liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 34 49 45 400

09.30 34 54 48 220

10.00 36 58 54 165

10.30 36 60 56 170

11.00 37 60 56 190

11.30 37 63 57 355

12.00 36 63 57 350

12.30 36 62 56 330

13.00 34 60 54 290

13.30 32 55 52 120

14.00 31 45 40 110

14.30 30 38 33 80

15.00 27 32 29 50

Maksimum 37 57 63

2830 Minimum 27 29 32

Rata-rata 33,85 49,00 53,77

Page 60: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

47

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Desember 2010

Volume Air : 15 Liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 36 56 48 355

09.30 38 58 50 390

10.00 39 59 55 200

10.30 39 60 55 235

11.00 37 58 53 220

11.30 32 56 46 450

12.00 34 60 50 535

12.30 36 60 54 310

13.00 37 63 56 420

13.30 36 58 50 380

14.00 34 55 46 375

14.30 32 50 45 150

15.00 31 42 40 100

Maksimum 39 63 56

4120 Minimum 31 42 40

Rata-rata 35,46 56,54 49,85

Hari/Tanggal : Jumat, 3 Desember 2010

Volume Air : 11 Liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 30 42 34 170

09.30 33 44 38 130

10.00 33 46 40 155

10.30 34 48 42 160

11.00 34 51 44 230

11.30 34 51 46 160

12.00 33 50 44 175

12.30 33 52 46 210

13.00 33 54 48 220

13.30 28 53 42 420

14.00 30 54 44 410

14.30 32 52 44 300

15.00 33 51 44 320

Maksimum 34 54 48

3060 Minimum 28 42 34

Rata-rata 32,31 49,85 42,77

Page 61: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

48

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Desember 2010

Volume Air : 8 Liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 36 52 46 210

09.30 33 52 46 220

10.00 33 53 44 335

10.30 32 55 46 365

11.00 30 54 43 435

11.30 25 50 30 640

12.00 22 42 28 321

12.30 24 40 30 230

13.00 26 40 32 160

13.30 25 36 32 80

14.00 25 34 30 50

14.30 25 34 30 60

15.00 26 36 32 80

Maksimum 36 55 46

3186 Minimum 22 34 28

Rata-rata 27,85 44,46 36,08

Hari/Tanggal : Minggu, 5 Desember 2010

Volume Air : 5 Liter

Waktu Lokal

Suhu (oC) Volume

Air (ml) Lingkungan Air Kaca

09.00 34 52 46 210

09.30 33 52 46 205

10.00 34 52 45 240

10.30 33 55 46 375

11.00 32 55 45 220

11.30 31 53 44 340

12.00 33 53 44 335

12.30 34 54 45 370

13.00 33 54 43 440

13.30 32 53 42 425

14.00 31 51 42 310

14.30 32 50 43 230

15.00 30 50 42 310

Maksimum 34 55 46

4010 Minimum 30 50 42

Rata-rata 32,46 52,62 44,08

Page 62: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

49

Lampiran 2. Foto Kegiatan

Foto alat pemisah garam dan air tawar dengan menggunakan energi

matahari

Proses Pengukuran Parameter

Page 63: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

50

Wadah Penjemuran

Proses Pemasukan Air Laut

Page 64: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari

51

Lampiran 3. Tabel Uap (Gupta, 2005)

t ps vg hfg Sfg oC bar N/m

2 m

3/kg kJ/kg kJ/(kg.K)

10 0,01227 1227 1006,4 2477,2 8,749

11 0,01312 1312 99,9 2474,9 8,71

12 0,01401 1401 93,83 2472,5 8,671

13 0,01497 1497 88,17 2470,2 8,633

14 0,01597 1597 82,89 2467,8 8,594

15 0,01704 1704 77,97 2465,5 8,556

16 0,01817 1817 73,37 2463,1 8,518

17 0,01936 1936 69,09 2460,8 8,481

18 0,02063 2063 65,08 2458,4 8,444

19 0,02196 2196 61,34 2456 8,407

20 0,02337 2337 57,84 2453,7 8,37

21 0,02486 2486 54,56 2451,4 8,334

22 0,02642 2642 51,49 2449 8,297

23 0,02808 2808 48,62 2446,6 8,261

24 0,02982 2982 45,92 2444,2 8,226

25 0,03166 3166 43,4 2441,8 8,19

26 0,0336 3360 41,03 2439,5 8,155

27 0,03564 3564 38,81 2437,2 8,12

28 0,03778 3778 36,73 2434,8 8,085

29 0,04004 4004 34,77 2432,4 8,05

30 0,04242 4242 32,93 2430 8,016

32 0,04754 4754 29,57 2425,3 7,948

34 0,05318 5318 26,6 2420,5 7,881

36 0,0594 5940 23,97 2415,8 7,814

38 0,06624 6624 21,63 2411 7,749

40 0,07375 7375 19,55 2406,2 7,684

42 0,08198 8198 17,69 2401,4 7,62

44 0,091 9100 16,03 2396,6 7,557

46 0,1009 10090 14,56 2391,8 7,494

48 0,1116 11160 13,23 2387 7,433

50 0,1233 12330 12,04 2382,1 7,371

55 0,1574 15740 9,578 2370,1 7,223

60 0,1992 19920 7,678 2357,9 7,078

65 0,2501 25010 6,201 2345,7 6,937

70 0,3116 31160 5,045 2333,3 6,8

75 0,3855 38550 4,133 2320,8 6,666

80 0,4736 47360 3,408 2308,3 6,536

85 0,578 57800 2,828 2295,6 6,41

90 0,7011 70110 2,361 2282,8 6,286

95 0,8453 84530 1,982 2269,8 6,166

Page 65: 168335976 Rancang Bangun Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari