132254892 Makalah Kasus Gonore

Embed Size (px)

DESCRIPTION

njkh

Citation preview

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    1/18

    1

    BAB I

    Pendahuluan

    Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara

    Penyakit Menular Seksual. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian

    disebabkan oleh NeisserianGonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan

    disebut Penicillinase Producing Neisseria Gonorhoeae (PPNG). Kuman ini meningkat di

    banyak negeri termasuk Indonesia.

    Pada umumnya penularannya melalui hubungan genital kelamin yaitu

    secara genito-genital, oro-genital dan ano-genital. Tetapi, disampin itu dapat juga terjadi

    secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, thermometer dan sebagainya.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    2/18

    2

    BAB II

    Laporan kasus

    Seorang laki-laki, umur 30 tahun, sudah menikah dan berkerja sebagai pelaut

    datang ke klinik Maju Mundur dengan keluhan keluar cairan dari alat kelaminnya

    sudah sejak 3hari yang lalu disertai rasa sakit pada waktu BAK.

    Dari hasil pemeriksaan didapatkan pus yang keluar dari OUE yang jumlahnya

    banyak hingga membasahi celana dalam pasien. Pus berwarna hijau kemerahan yang

    kental. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien telah melakukan hubungan seksual

    dengan PSK ketika kapal pasien sedang sandar di pelabuhan 3 hari sebelum keluarnya

    pus dari OUE.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    3/18

    3

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Identifikasi masalah

    Masalah yang terdapat pada kasus ini adalah keluarnya pus yang keluar dari OUE

    sejak 3 (tiga) hari yang lalu dan disertai dengan rasa sakit saat BAK

    B. Hipotesis

    Berdasarkan keluhan pasien berupa keluarnya cairan dari alat kelamin disertai

    rasa sakit waktu BAK, kami merumuskan beberapa hipotesis. Adanya cairan keluar dari

    genitalia yang mula-mula belum diketahui jumlah, warna, dan konsistensinya diduga

    merupakan akibat dari infeksi menular seksual. Adapun infeksi menular seksual yang

    ditandai oleh adanya duh tubuh uretra pada laki-laki, meliputi gonore dan uretritis non

    spesifik. Rasa sakit waktu BAK selain dikarekanan reaksi peradangan uretra akibat

    infeksi saluran kemih seperti yang telah disebut di atas, juga dapat disebabkan oleh

    obstruksi saluran kemih, seperti batu kandung kemih. Untuk mengerucutkan beberapahipotesis di atas menjadi sebuah diagnosis kerja, maka kami memerlukan informasi

    tambahan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.

    C. Anamnesis

    Adapun anamnesis kami lakukan untuk membantu menegakan diagnosis dari

    kasus ini. Kami mengajukan beberapa pertanyaan tambahan yang berkaitan dengan

    hipotesis, antara lain:

    1. Riwayat Penyakit Sekarang

    - Seberapa banyak cairan yang keluar dari alat kelamin Bapak?

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    4/18

    4

    - Bagaimana konsistensi cairan tersebut? Apakah kental atau cair?

    - Apakah Bapak pernah melakukan hubungan seksual ekstramarietal?

    - Apakah Bapak menggunakan pengaman saat berhubungan seksual?

    - Apakah Bapak sering menahan buang air kecil?

    - Setelah buang air kecil, apakah Bapak mencuci alat kelamin dengan bersih?

    2. Riwayat Penyakit Dahulu

    - Apakah Bapak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya?

    - Apakah sudah pernah diobati?

    3. Riwayat Penyakit Keluarga

    - Apakah ada riwayat penyakit DM dan atau hipertensi dalam keluarga?

    D. Diagnosis

    Hipotesis pada kasus ini adalahgonore , uretritis non spesifik dan infeksi saluran

    kemih. Hipotesis infeksi saluran kemih kita singkirkan karena pada anamnesis tambahan

    didapatkan info bahwa pus yang keluar dari genital sang pasien berwarna hijau kemerahan kental

    yang merupakan gejala khas dari gonore dan didapatkan info tambahan bahwa sang pasien telah

    melakukan hubungan seks dengan PSK 3 hari sebelum pus keluar.Hipotesis Uretritis non spesifik

    juga dihapuskan karena didapatkan info bahwa pus yang keluar dalam jumlah banyak sehingga

    membasahi celana dalam pasien yang berarti gejala yang ditemukan termasuk berat,sedangkan

    diketahui bahwa gejala yang timbul karena Uretritis non spesifik tidak seberat gonore.

    E.

    Penatalaksanaa

    1.Medika mentosa

    Pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali didaerah yang tinggi insidens

    Neisseria gonorrhoeae penghasil penisilin. Secara epidemiologis pengobatan yang

    dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dipakai ialah:

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    5/18

    5

    Penisilin, Spektinomisin, Sefalosporin

    Penisilin dengan dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Obat tersebut dapat

    menutupi gejala sifilis. Angka kesembuhan pada tahun 1991 ialah 91,1%.

    Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

    Sefalosporin (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m. Sefoperazon

    dengan dosis 0.50 sampai 1.00 g secara intramuscular.Sefiksim 400mg per oral tunggal

    member angka kesembuhan >95%.

    Spektinomisin dengan dosis 2gram i.m. Baik untuk pasien dengan alergi

    Penisilin,yang mengalami kegagalan dengan penisilin dan terhadap pasien yang mungkin

    menderita sifilis

    Obat-obat yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore akibat galur NGPP

    ialah kuinolon, spektinomisin, kanamisin, sefalosporin dan tiamfenikol.

    2.Non-medika mentosa

    -Diberikan edukasi tentang penyakit gonore kepada pasien

    -Anjuran untuk memberikan pemeriksaan dan pengobatan pada sang istri

    F. Prognosis

    a. Ad vitam : Dubia Ad bonam, karena belum tersebar ke darah

    b. Ad sanationam : Dubia ad bonam, karena pasien mungkin akan tertular lagi

    c. Ad functionam : Dubia ad bonam, karena fungsi organ dalam masih baik dan

    belum ada gangguan sistemik

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    6/18

    6

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    I.

    Alat Kelamin Pria

    Uretra

    Uretra adalah organ berbentuk pipa yang tedapat anatara ostium ureter

    internum dan ostium ureter eksternum. Panjangnya kira-kira 20 cm dan menyerupai huruf

    S terbalik dalam kedudukan horizontal, dari kandung kencing ke simfisis pubis

    melengkung dengan cekungan ke depan atas, sedangkan bagian selanjutnya melengkung

    dengan cekungan menghadap ke bawah belakang. Pada uretra dapat dibedakan menjadi

    uretra pars prostatika, uretra pars membranasea, dan uretra pasr spongiosa.

    Uretra pars prostatika

    Bagian ini terletak dalam glandula prostate antara ostium uretra internum

    dan fasia diafragma urogenitale superior, panjangnya kira-kira 3 cm dan merupaan bagian

    uretra terlebar dengan daya dilatasi terbesar. Uretra dilapisi oleh epitel transisional. Pada

    dinding belakang dapat dilihat :

    Verumontanum: rigi memnajang di garis tengah

    Sinus prostatikus : muara saluran glandula prostate

    Kolikulus seminalisdan duktus ejakulatorius

    Uretra pars membranasea

    Merupakan bagian uretra terpendek, mulai dari ujung prostat sampai umbi

    zakar da juga dilapisi epitel transisional. Kecuali di ostium uretra eksternum, bagian ini

    merupakan bagian uretra tersempit. Di sebalah dorsolateral, masing-masing sebelah

    kanan dan kiri, terletak glandula bulvo uretralis Cowper. Pars membranasea ini dilingkari

    otot lingkar m. sfingter uretra eksternum.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    7/18

    7

    Uretra pars spongiosa

    Merupkan bagian uretra terpanjang dari fasia diafragma urogenitale

    onferior sampai ostium ureter eksternum. Dilapisi epitel torak, kecual I 12 mm terakhir

    (fosa navikularis) yang dilapisi epitel gepeng berlapis. Potongan melintangnya 0.5 cm

    melebar di fosa navikularis, kemudian menyempit kembali di orifisum uretra eksternu. Di

    dinding atas dan sisi terdapat muara kelenjar-kelenjar uretra (Littre) yang mengarah ke

    muka.

    Penis

    Di dalam zakar (penis) terdapat 3 badan pengembung (erektif) :

    1.korpus spongiosum penis yang meliputi uretra

    Badan penggembung ni mlebar di kedua ujungnya dengan membentuk umbi

    zakar(bulbus peni s)di akar penis dan di ujung bebasnya, yakni kepala zakar (glands

    penis). Glands penis diliputi oleh kulup (preputium) yang di sebalah ventral berhubungan

    dengan galnds melalui frenulum preputii. Di kedua sisi frenulum ini bermuara saluran

    kelenjar sebasea, yaitu glandula Tyson yang membuat smegma.

    Duktus parauretralisberupa pipa buntu yang teratus sejajar dengan

    bagian terakhri uretra dan bermuara di sekitar bibir orifisium ureter eksternum. Glands

    penis dan permukaan dalam preputium dilapisi epitel gepeng.

    2.korpus kavernosum penis, di sebalah dorsolateral kanan dan kiri korpus spongiosum

    penis

    Kedua korpus kavernosum penis di akar penis berpencar masing-masing

    membentuk krus penisyang memperoleh fiksasi pada ramus inferior osis pubis dan

    ramus superior.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    8/18

    8

    Prostat

    Berukuan 4x4 cm, terletak di bawah kandung kencing, di atas diafrgama

    urogenitale dan meliputi bagian pertama uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 blobus

    medial, salurannya dialpisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pasr prostatika

    Vesikula seminalis

    Kedua vesikula seminalis merupakan alat yang gepeng, lonjong, dan

    panjang. Struktur dalamnya berupa tabung yang berkelok-kelok. Saluran kedua vesikula

    seminalis masing-masing bersatu dengan bagian terakhir duktus deferens yang

    homolateral untuk membentuk duktus ejakulatorius.

    Duktus deferens

    Merupakan pupa penghubung yang terentang anatar kutub bawah

    epididymis dan alat prostate di ekdua sisi tubuh. Bagian ertama berjalan nak di belakang

    epididymis lalu ikut membentuk funikulus spermatikus. Bagian terakhirnya melebar

    menjadi duktur deferentis, kemudian menyempit dan bersatu dengan saluran vesikula

    seminalis menjadi duktus ejakulatorius.

    Testis dan epididymis

    Kelainan alat terbungkus dala kandung buah zakar(skortum).Anak

    buah zakar (epididymis)melekat pada permukaan posterolateral buah zakar testis. Dari

    rete testis dielpaskan 20 pipa yaitu duktus eferentis yang membentuk kutub atasepididymis, lalu bersatu menjadi satu saluran yang berliku-liku dan membentuk kaput

    dan kauda epididimus

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    9/18

    9

    II. Alat Kelamin Wanita

    Mons veneris dan kedua labium pudenda

    Kedua bibir kemaluan besar (labium mayus pudensi) masing-masing

    berasal dari benjolan genital kanan dan kiri yang pada laki-laki menghasilkan kantung

    buah zakar. Persatuan kedia benjolan genital di sebelah ventrokranial kemudian diubah

    menjadi bukit kemaluan (mons pubis atau mons veneri s). Kedua bibir kemaluan kecil

    (lbium minora pudenda) berasal dari lipat-lipat urogenital kanan dan kri yang pada

    perempuan tidak bersatu di garis tengah. Dalam mons veneris terdapat jaringan lemak

    subkutis. Kedua labium mayus berupa lipat yang tebal mulai dari mons veneris ke

    belakag bawah untuk bersatu pada kmisura posterior di muka anus. Dalam labium mayus

    terdapat jaringan lemak berbentuk kumparan. Kedua labium minus ini di muka bertemu

    membentuk kulup kelentit (peputium klitorides) dan di belakang bersati dalam komisura

    posterior (fourchette).

    Klitoris (kelentit)

    Merupakan homolog bagia dorsal penis dan bersala dari tuberkulum

    genital yang tidak berkembang seperti halnya pada laki-laki. Alat ini berisi 2 badan

    pengembung yang bersati pda glans klitorides.

    Vestibulum pudenda

    Vestibulum pudenda adalah ruangan yang dibatasi oleh kedua bobir

    kemaluan kecil (labia minora). Pada ruangan ini bermuara orofisium ureter eksternum,

    saluran kelenjar Bartholi (glandula vestibularis mayor), dan ostium vagine. Di kedua sisi

    vestibulum terdapat badan pengembung yang dikenal sebagai bulbus vestibule. Di ujung

    bawah bulbus vestibule sebelah kanan dan kiri terdapat galndula vestibularis ayor

    (Bartholin) yang dianggap homolog glandula bulbouretralis (Cowper) pada laki-laki.

    Saluran kelenjar Bartholin bermuaa di permukaan dalam labium minus ada perbatasan

    antara 2/3 bagian depan 1/3 bagian belakang.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    10/18

    10

    Himen (selaput dara)

    Merupakan lipatan mukosa yang membatas ostium vagine pada gadis.

    Uretra

    Panjang uretra wanita hanya 3 cm. Epitelnya ialah epitel transisional di

    abgian proksimal dan epitel berlapis di bagia distal. Kelenjar Skene terletak di sebelah

    kanan dan kiri lateral dari orifisium ureter eksterbum, salurannya dilapisi epitel torak dan

    bermuara di vertibulum vagine atau orifosium uretre eksternum.

    Vagina

    Vagina adalah saluran penghubung antara vestibulum pudenda dan serviks

    uteri. Panjang dinding depannya 9 cm dan dinding belakang 14 cm, epitelnya adalah

    epitel gepeng berlapis yang mengandung banyak glikogen.

    Uterus (Rahim)

    Terdiri atas leher (serviks)dan badan (korpus)uteri. Korpus uteri terdiri

    atas 3 lapisan yaitu endometrium, myometrium dan perimetrium

    Di dalamnya terdpat sebuah rongga berukuran 5x7 cm disbeut rongga

    Rahim (kavum uteri). Bagian atas korpus uteri disebut fundus uteri dan di sudut lateralfundus uteri bermuara saluran telur (tuba uterine) ke dalam kavum uteri.

    Tuba Uterina

    Tuba Uterina terletak melingtang di sisi kanan dan kiri Rahim masing-

    masing panjangnya kurang lebih 12 cm, terdiri atas pasr uteri, ismus ampula dan fimbrie.

    Tuba uterine dilapisi epitel tirak berambut getar. Ovarum berbentuk oval dan melekat

    pada permukaan belakang ligamentum latum uteri.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    11/18

    11

    III. Patogenesis nyeri

    Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk

    menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Tidak seperti

    modalitas somatosensorik lain, nyeri disertai oleh repons perilaku termotivasi (misalnya

    penarikan atau pertahanan) serta reaksi emosi (misalnya menangis atau ketakutan). Juga

    tidak seperti sensasi lain, persepsi subjektif terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh

    pengalaman di masa lalu atau sekarang (persepsi yeri yang meningkat yang menyertai

    rasa takut kepada dkter gigi atau penurunan persepsi nyeri yang dialami seseorang atlet

    yang bertanding.

    Terdapat tiga kategori reseptor nyeri, nosireseptor mekanis yang

    berespons terhadap kerusakan mekanis misa;nya tusukan, benturan, atau cubitan;

    nosireseptor terma yang berespons terhadap suhu yang berlebihan terutama panas; dan

    nosireseptor polimodal yang berespons secara setara terhadap semua jenis rangsangan

    yang merusak, termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera.

    Tidak ada nosireseptor yang memiliki struktur khusus; mereka semua adalah ujung-ujung

    saraf telanjang. Karena manfaatnya bagi kelangsungan hidup, nosireseptor tidak

    beradaptasi dengan rangsangan yang enetap atau repetitive. Di pihak lain semua

    nosireseptor dapat disensitisasi oleh adanya prostaglandin, yang sangat meningkatkanrespons reseptor terhadap rangsangan yang mengganggu (yaitu, lebih terasa nyeri apabila

    ada prostaglandin). Prostaglandin adalah kelompok turunan asam lemak khusus yang

    bekerja secara local setelag dikeluarkan. Obat-obat mirip Aspirin menghambat

    pembentukan prostaglandin, sedikit banyak berperan menentukan sifat analgesic

    (penghilang rasa nyeri) obat.

    Impuls nyeri yang berasal dari nosireseptor disalurkan ke SSP melalui

    saah satu dari dua jenis serat aferen ke SSP melalui salah satu dari dua jenis serat aferen.

    Sinya-sinyal yang bersal dari nosireseptor mekanis dan termal disalurka melalui serat A-

    delta yang beruuran besr dan bermielin dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur

    nyeri cepat). Impuls dari nosireseptor polimodal diangkut oleh serat C yang kecil dan

    tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur

    nyeri lambat). Ingatlah saat jari Anda terakhir kali tertusuk atau terkena api. Anda jelas

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    12/18

    12

    mula-mula merasakan nyeri tajan yang kemudia segera diikuti oleh nyeri yang lebih difus

    dan tidak ena. Nyeri biasanya dipersepsikan mulamula sebagai sensai tertusuk yang tajam

    dan singkat yan mudah ditentukan lokasinya (jalur nyeri cepat berasal dari nosireseptor

    mekanis atau panas). Perasaan ini diikuti oleh sensasi rasa nyeri tumpul yang

    lokalisasinya tidak jelas dn menetap lebih lama serta menimbulkan rasa tidak enak (jalur

    nyeri lambat diaktifkan oleh zat-zat kimia, terutama bradikinin, suatu zat yang dalam

    keadaan normal inaktif dan diaktifkan oleh enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES

    oleh jaringan yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait lainnya tidak hanya

    membangkitkan nyeri, mungkin melalui stimulasi terhadap nosireseptor polimodal, tetapi

    juga berperan terhadap respons peradangan terhadap cedera jaringan. Zat kimia yang

    terus menerus ada ini mungkin menyebabkan adanya nyeri yang tumpul dan tetap terasa

    walupun rangsangan mekanis atau termal penyebab keruskan jaringan telah dihentikan.

    Serat-serat aferen primer bersinaps dengan atar neuron ordo kedua di

    tanduk dorsal korda spinalis. Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-

    ujung aferen nyeri ini adalah substansi P, yang diperkirakan khas untuk serat-serat yeri.

    Jalur yeri asendens memiliki tujuan (yang belum dipahami dengan jelas) di korteks

    somatosensorik, thalamus dan formasio retikularis. Peran korteks dalam persepsi nyeri

    belum jelas, walupun korteks mungkin penting paling tidak dalam penentuan lokalisasi

    nyeri. Nyeri masih dapat dirasakan walaupun koerteks tidak ada, mungkin pada tingkatthalamus. Formasio retikularis meningkatkan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan

    rangsangan yang mengganggu. Hubungan-hubungan antara thalamus dan formasio

    retikularis ke hipitalamus dan sistem limbic menghasilkan respons emosi dan perilaku

    yang menyertai pebgalaman yang menimbulkan nyeri

    Berbeda dengan nyeri yang menyertai cedera perifer, yang berfungsi

    sebagai mekanisme protektif normail untuk memberi peringatan mengenai kerusakan

    yang sudah atau akan terjadi pada tubuh, keadaa nyeri kronik abnormal diperkirakan

    disebabkan oleh kerusakan di dalam jalur-jalur nyeri susunan saraf perifer atau pusat.

    Individu mersakan yeri karena adanya penyampaian sinyal abnormal dalam jalur-jalur

    nyeri walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsangan nyeri. Sebagai contoh,

    stroke yang merusakn jalur-jalur asendens dapat menimbulkan sensasi nyeri yang

    abnormal dan menetap.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    13/18

    13

    IV. Gonore

    Gonore dalam arti yang luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria

    Gonorhoeae.

    Etiologi

    Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun

    1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup

    Neisseria dan dikenal dalam 4 spesies, yaitu N. Gonorhoeae dan N.Meningitidis yang

    bersifat pathogen serta N.Catarhalis dan N.Pharyngis sisca yang bersifat komensial.

    Keempat spesies ini sulit dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

    Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi yang bersifat

    tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram bersifat Gram-Negatif,

    terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam

    keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 39oC, dan tidak tahan zat desinfektan.

    Daerah yang paling mudah terkena infeksi ialah daerah dengan mukosa

    epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (immature), yakni pada vagina

    wanita sebelum pubertas.

    Gejala Klinis

    Masa tunas Gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5hari,

    kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri

    sendiri, tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak

    diperhatikan oleh penderita.

    Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan

    susunan anatomi dan faal genitalia. Berikut ini dicantumkan infeksi pertama dan

    komplikasi, baik pada pria maupun pada wanita.

    Pada pria, infeksi pertama yang paling sering dijumpai ialah Uretritis. Uretritis

    yang paling sering dijumpai adalah uretristis anterior akuta dan dapat menjalar ke

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    14/18

    14

    proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, asendens dan diseminata.

    Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra disekitar orifisium

    uretra eksternum, kemudian disusul disuria, polikisuria, keluar duh tubuh dari ujung

    uretra yang kadang-kadang disertai darah dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi.

    Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa,

    edematosa, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen dan pada beberapa

    kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.

    Komplikasi lokal yang bisa terjadi pada infeksi gonore pada pria ialah

    Tysonitis, Parauretritis, litriris dan Cowperitis.

    Pada Wanita, gambaran klinis dan perjalanan penyakit berbeda dengan pria. Hal

    ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada

    wanita, baik penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang ditemukan dan

    hamper tidak pernah didapati kelainan obyektif. Pada umumnya wanita datang bila sudah

    ada komplikasi. Disamping itu wanita mengalami tiga fase masa perkembangan:

    1. Masa Pubertas: Epitel vagina dalam keadaan belum berkembang (sangat

    tipis) sehingga dapat terjadi vaginitis gonore.

    2. Masa Reproduktif: lapisan selaput lendir vagina menjadi matang dan tebal

    dengan banyak glikogen dan basil Doderlein. Basil Doderlein akan memecahkan

    glikogen sehingga suasana menjadi asam dan suasana ini tidak menguntungkan untuktumbuhnya juman gonokok.

    3. Masa Menopause: selaput lendir vagina menjadi atrofi, kadar glikogen

    menurun dan basil Doderlein juga berkurang, sehingga suasana asam berkurang dan

    suasana ini menguntungkan untuk pertumbuhan kuman gonokok, sehingga dapat terjadi

    vaginitis gonore.

    Pada mulanya hanya serviks uteri yang terkena infeksi. Duh tubuh yang

    mukopurulen dan mengandung banyak gonokok mengalir keluar dan menyerang uretra,

    duktus parauretra, kelenjar Bartholin, rectum dan dapat juga naik keatas sampai pada

    kandung telur.

    Infeksi pada wanita yang pertama paling sering terjadi ialah Uretritis dan

    servisitis. Pada Uretritis, gejala utamanya ialah disuria, kadang-kadang poliuria. Pada

    pemeriksaan, orifisium uretra eksternum tampak merah, edematosa dan ada secret

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    15/18

    15

    mukopurulen. Dan pada Servisitis, dapat simptomatik, kadang-kadang menimbulkan rasa

    nyeri pada punggung bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan

    secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servisitis akut atau

    disertai dengan vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

    Pemeriksaan penunjang

    A. Sediaan Langsung

    Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan gonokok negatif

    Gram, intraselular dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari daerah

    fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin,

    serviks dan rectum.

    B. Kultur

    Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang

    dapat digunakan: Media transport dan Media pertumbuhan. Contoh dari Media Transpor:

    Media Stuart dan Media Transgrow. Media Stuart hanya untuk transport saja, sehingga

    perlu ditanam kembali pada media pertumbuhan. Dan media transgrow ini selektif dan

    nutririf untuk N.Gonorrhoeae dan N.Meningitidis. dalam perjalanan dapat bertahan

    hingga 96 jam dan merupakan gabungan media transport dan media pertumbuhan

    sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan. Sedangkan contoh Media

    Pertumbuhan: Mc. Leods chocolate agar, Media Thayer Martin, Modified Thayer Martin

    agar.

    C. Tes Definitif

    Terdiri atas dua tes, Yaitu Tes Oksidasi dan Tes Fermentasi. Pada tes oksidasi,

    reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil p-fenilendiamin hidroklorida 1%

    ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua Neisseria member reaksi positif

    dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda

    sampai merah lembayung. Dan pada tes fermentasi, hasil dari tes oksidasi positif

    dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltose dan sukrosa. Kuman

    gonokok hanya meragikan glukosa.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    16/18

    16

    D. Tes Beta-Laktamase

    Pemeriksaan beta laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL

    961192 yang mengandung Chromogenic Cephalosporin, akan menyebabkan perubahan

    warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase.

    E. Tes Thomson

    Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.

    Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan ialah: sebaiknya dilakukan setelah bangun

    pagi, urin dibagi dalam dua gelas, tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.

    Syarat yang mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-

    100ml. jika air seni kurang dari 80ml, maka gelas II sukar dinilai karena baru menguras

    uretra anterior.

    Pengobatan

    Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit

    mungkin efek toksinnya. Pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali didaerah

    yang tinggi insidens Neisseria gonorrhoeae penghasil penisilin. Secara epidemiologis

    pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang

    dipakai ialah:

    Penisilin

    Yang efektif ialah Penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram

    probenesid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Angka kesembuhan pada tahun

    1991 ialah 91,1%. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

    Obat-obat yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore akibat galur NGPP

    ialah kuinolon, spektinomisin, kanamisin, sefalosporin dan tiamfenikol.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    17/18

    17

    BAB V

    KESIMPULAN

    Pasien laki-laki berumur 30 tahun ini memiliki keluhan utama berupa keluarnya pus dari

    OUE dan nyeri saat BAK. Berdasarkan anamnesis ditemukan gejala khas GO atau Gonore yang

    mengaluarkan duh tubuh yang berwarna hijau kemerahan dan sakit saat BAK. Hal ini membuat

    kami mendiagnosa pasien ini menderita herpes zoster dengan diagnosis bandingnya adalah

    Gonore.

    Penatalaksanaan pada pasien ini dapat dilakukan secara medika mentosa dan non

    medika mentosa. Pada penyakit Gonore, komplikasi utama yang harus diperhatikan adalah infeksi

    local berupa Tysonitis, Parauretritis, Littritis, Cowperitis dan infeksi yang bersifat sistemik seperti

    Prostatitis, Vesikulitis, Epididimis, Trigonitis dan Funkulitis.Edukasi untuk pasien ini sangat

    penting untuk mencegah terulangnya penyakit ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sherwood L. Pertahanan Tubuh. In : Santoso B I, editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke

    Sistem. 2nded. Jakarta: EGC; 2001.p.156-7.

  • 5/19/2018 132254892 Makalah Kasus Gonore

    18/18

    18

    2. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

    Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    2010.p.9-10

    3. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

    Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    2010.p.10-11

    4. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu

    Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    2010.p.369-375