37
i LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) JUDUL JUDUL KEGIATAN: I b M MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DI KECAMATAN PENEBEL Oleh: Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd, 0029126502 Ketua Tim Pelaksana Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si, 0019056805 Anggota Tim Pelaksana Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 004/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 Tanggal 13 Mei 2013. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Tahun 2013

1281. Ni Nyoman Parwati, m

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

  • i

    LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

    (IbM)

    JUDUL

    JUDUL KEGIATAN:

    IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SDDI KECAMATAN PENEBEL

    Oleh:

    Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd, 0029126502 Ketua Tim Pelaksana

    Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si, 0019056805 Anggota Tim Pelaksana

    Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian

    Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada MasyarakatNomor: 004/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 Tanggal 13 Mei 2013.

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

    LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    Tahun 2013

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Judul : IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKASD DI KECAMATAN PENEBEL

    PelaksanaNama Lengkap : Dr. Ni Nyoman Parwati, M. PdNIDN : 0029126502Jabatan Fungsional : Lektor KepalaJurusan : Pendidikan MatematikaNomor Hp : 08164727881Alamat surel (e-mail) : [email protected](1) Nama Lengkap : Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si,

    NIDN : 0019056805Perguruan TinggiAnggota

    : Universitas Pendidikan Ganesha

    Institusi Mitra (jika ada) : Tidak adaPenanggung jawab : Dr. Ni Nyoman Parwati, M.PdTahun Pelaksanaan : Tahun ke satu dari rencana satu tahunBiaya Tahun Berjalan : Rp45.000.000,- (Empat puluh lima juta rupiah)Biaya Keseluruhan : Rp 45.000.000,- (Empat puluh lima juta rupiah)

    Mengetahui,Dekan FMIPA Undiksha,

    (Prof. Dr. I. B. Pt. Arnyana, M.Si)NIP: 195812311986011005

    Singaraja, 4 Desember 2013

    Ketua Pelaksana,

    (Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd)NIP: 196512291990032002

    Menyetujui:Ketua LPM Undiksha,

    Prof. Dr. I Ketut Suma, M.SNIP: 195901011984031003

  • iv

    RINGKASANTujuan pelaksanaan program IbM ini adalah: (a) Membentuk kelompok-kelompok kerja guru(KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c) melatih pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan, (d) melatih dan mendampingicara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas. Metodepelaksanaan kegiatan menggadopsi pola pelaksanaan penelitian tindakan meliputi empat tahap,yaitu: perencanaan program, pelaksanaan program, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasilpelaksanaan program adalah (a) terbentuk 7 kelompok kerja guru dengan masing-masinganggota sebanyak 4 sampai 9 orang yang dibentuk berdasarkan lokasi daerah; (b) adanyapeningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan media pembelajaranmatematika dengan pendekatan IPTEK terapan, dari kategori cukup menjadi baik; (c)dihasilkan sebanyak 7 set media (alat peraga) matematika untuk siswa SD, meliputi materi:bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar, tangram, nilai tempat, bangun datar, dan luas daerah,dengan kualitas baik. (d) kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dalampembelajaran matematika di kelas berkualitas baik.

  • v

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkat kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa

    atas berkat rahmat Nya-lah seluruh rangkaian kegiatan P2M ini dapat diselesaikan dengan baik

    dan tepat waktu.

    Kegiatan P2M ini dapat dilaksanakan berkat adanya bantuan dan kerjasama yang sangat

    baik dari semua pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini kami mengucapkan teriamakasih

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti yang telah

    memberikan dana untuk pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    2. Ketua LP2M yang telah memberikan persetujuan untuk melaksanakan kegiatan P2M

    dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.

    3. Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Penebel yang telah memberikan ijin dalam

    melaksanakan kegiatan P2M ini.

    4. Kepala SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra kerja yang telah banyak membantu

    pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    5. Para guru SD di Kecamatan Penebel, Pengawas, dan Kepala Sekolah yang telah membantu

    pelaksanaan kegiatan P2M ini.

    6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu

    terlaksananya kegiatan P2M ini.

    Kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan dan hasilkan selama

    melaksanakan kegiatan P2M ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami

    mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan

    kegiatan P2M selanjutnya. Kami berharap semoga P2M ini dapat memberikan manfaat bagi

    masyarakat (Sekolah Dasar) pada umumnya terutama efisiensi dan efektifitas pelaksanaan

    pembelajaran di kelas.

    Singaraja, 4 Desember 2013

    ttd

    Ketua Pelaksana

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    RINGKASAN

    PRAKATA

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Analisis Situasi

    1.2 Permasalahan Mitra

    BAB II TARGET DAN LUARAN

    2.1 Target

    2.2 Luaran

    BAB III METODE PELAKSANAAN

    3.1 Solusi yang Ditawarkan

    3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

    BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

    4.1 Kelayakan Anggota Pengusul

    4.2 Kelayakan LPM Undiksha

    4.3 Kelayakan Mitra

    BAB V HASIL YANG DICAPAI

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan

    7.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN:

    - Artikel ilmiah

    - Foto-foto Produk pengabdian dan Simulasi Penggunaan Media

    - Personalia Tenaga Pelaksana beserta Kualifikasinya

  • 29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Analisis Situasi

    Lokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sekitar 80 km dari kota Singaraja,

    dengan medan yang cukup berat. Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Penebel sebanyak 34

    sekolah. Lokasi sekolah-sekolah tersebut, sebagian besar terletak di daerah pedesaan sehingga

    kegiatan P2M di bidang pendidikan yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Ganesha

    ataupun Perguruan Tinggi lainnya sangat jarang sampai ke wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-

    lokasi sekolah yang sebagian besar terletak pada daerah yang agak terpencil mengakibatkan

    para guru jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh Perguruan

    Tinggi. Sebagai dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di wilayah ini masih

    kurang terkait dengan desain pembelajaran ataupun inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran

    lainnya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru dan kepala sekolah di SD 1

    Penebel dan SD 3 Mengesta yang dilakukan pada bulan Maret 2012, diperoleh informasi

    bahwa, pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini sangat jarang menggunakan

    media, khususnya yang berupa alat peraga ataupun media-media inovatif lainnya. Siswa belajar

    matematika lebih banyak melalui penjelasan secara langsung oleh guru yang didominasi

    dengan pemberian ceramah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sarana dan prasarana khususnya

    terkait dengan media pembelajaran yang tersedia sangat kurang, khususnya tentang media

    manipulatif belum ada dan pemahaman serta keterampilan guru untuk merancang media

    pembelajaran matematika juga sangat kurang. Sebagai akibatnya siswa belajar matematika

    dengan cara-cara yang kurang bermakna. Siswa cenderung menghafal konsep atau prosedur

    matematis tertentu dan belajar matematika lebih banyak secara mekanistik. Hal ini berdampak

    pada rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dan pembelajaran matematika

    berlangsung dengan membosankan. Sebagai gambaran keberadaan sekolah dan guru SD di

    kecamatan Penebel seperti tabel 1.

    Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman yang masih

    kurang dalam desain pembelajaran, khususnya dalam merancang media pembelajaran yang

    inovatif, maka para guru dan kepala sekolah bersama dengan pelaksana IbM ini memandang

    perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-IbM yang melibatkan para guru di daerah ini, bahkan

  • 2

    para kepala sekolah sangat berharap kegiatan ini bisa berlangsung dengan segera. Hal ini

    karena, mereka memandang para guru di daerah ini sangat memerlukan penyegaran terkait

    dengan desain pembelajaran, agar dapat mengembangkan kemampuan profesionalisme mereka

    yang bermuara pada peningkatan kualitas hasil belajar matematika siswa.

    Tabel 1. Sekolah Dasar dan Guru di Kecamatan Penebel.

    No. Kebendesaan Banyak SD Banyak Guru1. Jatiluwih 4 332. Senganan 4 343. Babahan 3 254. Penebel 5 355. Buruan 4 346. Biaung 3 277. Rejasa 3 268. Penatahan 3 269. Wongaya Gede 3 2510. Mengesta 3 25

    Jumlah 34 290

    Kegiatan IbM ini mula-mula dilakukan pada 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD 1

    Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra. Para guru yang dilibatkan dari dua sekolah ini

    diminta untuk mendiseminasikan kegiatan ini pada gugus sekolahnya masing-masing di bawah

    bimbingan tim pelaksana kegiatan IbM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi para guru

    dan siswa di sekolah tersebut agar mau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara

    lebih efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru dalam mengajar mau melakukan

    inovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas profesionalismenya. Media pembelajaran matematika

    yang dikembangkan, diharapkan mampu memfasilitasi siswa untuk belajar matematika dengan

    lebih mudah sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai dengan lebih berkualitas.

    1.2 Permasalahan Mitra

    Sebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD

    1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa

    permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu:

    (1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa berada di bawah kriteria ketuntasan minimal

    (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 6,0 untuk mata pelajaran matematika.

    (2) Siswa kesulitan belajar matematika karena konsep-konsep matematika yang dipelajari

    cenderung dihafalkan tanpa dipahami terlebih dahulu, sehingga kalau diberikan soal lain

    dari contoh yang diberikan oleh gurunya, siswa kesulitan untuk menjawabnya.

  • 3

    (3) Pelaksanaan pembelajaran matematika, dirasakan kurang menarik bagi siswa dan

    cenderung membosankan, karena dipenuhi oleh latihan-latihan yang bersifat mekanistik

    (hitung menghitung saja), sehingga siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk

    melakukan kegiatan eksplorasi/penemuan yang menantang dan memotivasi semangat

    belajarnya.

    (4) Motivasi para guru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan pembelajaran sangat rendah,

    karena mereka jarang mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah terkait.

    (5) Pengetahuan para guru dalam merancang dan menggunakan media pembelajaran

    matematika yang inovatif sangat kurang. Selain itu, dari pihak sekolah juga tidak

    menyediakan media ataupun alat-alat peraga matematika yang dapat digunakan oleh guru

    dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran

    matematika berlangsung dengan cara yang kurang bermakna dan didominasi oleh ceramah

    langsung oleh guru.

  • 4

    BAB II

    TARGET DAN LUARAN

    2.1 Target

    Target yang ingin dicapai melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut.

    1) Teridentifikasinya konsep-konsep matematika SD yang esensial yang bisa diajarkan dengan

    lebih mudah kalau menggunakan media pembelajaran matematika inovatif. Sebagai

    kriterianya adalah minimal 50% materi matematika SD dapat dibuatkan media/alat peraga

    yang inovatif.

    2) Adanya kelompok-kelompok kerja Guru Matematika (KKG) dengan kemampuan IPTEK

    terapan dalam memproduksi media pembelajaran matematika. Sebagai kriterianya adalah

    minimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuan yang cukup dalam memproduksi

    media pembelajaran matematika yang inovatif.

    3) Adanya produk media pembelajaran matematika yang inovatif beserta cara pengepakkan

    dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya, dengan target produksi media

    pembelajaran minimal 15 alat peraga matematika inovatif.

    4) Adanya peluang untuk mengembangkan jiwa kewirahusahaan, dengan memproduksi

    berbagai media pembelajaran matematika yang inovatif yang memiliki nilai jual.

    2.2 Luaran

    Luaran yang diharapkan melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut.

    1) Media/alat peraga matematika SD yang inovatif, beserta buku petunjuk penggunaannya.

    2) Kemampuan guru yang cukup dalam memproduksi dan mengimplementasikan media

    pembelajaran matematika yang inovatif.

    3) Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional.

    4) Laporan kegiatan.

  • 5

    BAB III

    METODE PELAKSANAAN

    3.1 Solusi yang ditawarkan

    Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra seperti terungkap dalam bab

    sebelumnya, beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan adalah sebagai berikut.

    (1) Pembentukan/Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) matematika, yang diharapkan

    dapat mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dan mampu menjadi wahana

    dalam memfasilitasi pengembangan profesionalisme para guru SD di pedesaan.

    (2) Menambah pengetahuan para guru tentang penerapan IPTEKS untuk merancang media

    pembelajaran matematika yang inovatif dan memiliki kemampuan untuk

    mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran.

    (3) Menambah wawasan para guru terkait dengan pengelolaan KKG secara efektif dan

    optimal.

    Berikut dijelaskan teknologi yang ditawarkan dalam upaya produksi media

    pembelajaran matematika SD yang inovatif dan teknis penggunaannya.

    Proses desain/perancangan media pembelajaran matematika inovatif dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    ANALISIS KEBUTUHAN

    PROSES PRODUKSI MEDIADENGAN IPTEKS TERAPAN

    PENYIAPAN PRODUK MEDIA

    ALAT KERJA BAHAN KELENGKAPAN LANGKAH-LANGKAH

    PEMBUATAN

    PRODUKSI MEDIASESUAI DENGANKONSEP-KONSEP

    YANG TELAHDIPILIH DENGAN

    MENERAPKANIPTEKS

    BERBAGAI MEDIAPEMBELAJARAN

    MATEMATIKA YANGINOVATIF,CARA

    PENGEPAKKAN, DANPETUNJUK PENGGUNAANNYA

    ANALISIS KARAKTERISTIKSISWA DAN KONSEP-KONSEP

    MATEMATIKA ESENSIALYANG MEMBUTUHKANMEDIA MANIPULATIF

  • 6

    Sebagai contoh, pembuatan media pembelajaran matematika menemukan luas daerah segitiga

    menggunakan pendekatan luas daerah persegi panjang.

    1) Model media (alat peraga)

    Gambar 1. Model Daerah Segitiga

    2) Proses pembuatan

    (1) Bahan

    1.3 Kertas BC atau buffalo

    1.4 Plastik laminating

    1.5 Lem kertas

    (2) Alat Kerja

    1.5.1.1.1 Pensil

    1.5.1.1.2 Penggaris (diutamakan penggaris besi)

    1.5.1.1.3 Gunting/Cutter

    (3) Kelengkapan

    1.5.1.1.3.1.1.1 Papan gabus ukuran 120 cm x 60 cm

    1.5.1.1.3.1.1.2 Tempat penyimpanan berupa file case/amplop bertali atau sejenisnya yang

    berukuran folio.

    1.5.1.1.3.1.1.3 Paku push-pin (dimasukkan ke dalam plastik berperekat/plastik obat)

    (4) Langkah-langkah Pembuatan

    a. Buat dengan penggaris besi dan cutter, 2 buah model segitiga yang kongruen

    seperti pada gambar 1. Menggunakan kertas buffalo.

    b. Potonglah model daerah segitiga pada gambar 1 (ii) menjadi tiga bangun

    menurut warnanya.

    c. Masing-masing model daerah tersebut delaminating

  • 7

    (5) Pengepakkan

    Dalam rangka pengepakkan dan pemeliharaan, dibuatkan halaman cover, memuat

    nama alat peraga ALAT PERAGA LUAS DAERAH SEGITIGA DENGAN

    PENDEKATAN LUAS DAERAH PERSEGI PANJANG kemudian tempelkan

    pada tempat penyimpanan yang dapat memuat alat peraga tersebut. Masukkan alat

    peraga dan paku push-pin ke dalam tempat penyimpanan tersebut.

    3) Penggunaan Alat Peraga

    (1) Indikator dan Kelas

    Kelas : IV SD

    Indikator : Peserta didik dapat menemukan luas daerah segitiga dengan

    pendekatan luas daerah persegi panjang.

    (2) Prasyarat yang Harus Dimiliki Peserta Didik

    a. Memahami konsep luas daerah persegi panjang

    b. Memahami unsur-unsur bangun segitiga

    (3) Langkah-langkah Penggunaan

    Gambar 2. Model Segitiga dan Persegi Panjang

  • 8

    a. Letakkan pada papan gabus model daerah segitiga (i) dan (ii) seperti pada gambar 2.

    b. Dengan cara menghimpitkan model segitiga (i) dan (ii), ditunjukkan bahwa kedua bangun

    tersebut kongruen, kemudian tanyakan pada peserta didik, Apakah luas daerahnya sama?

    (sama).

    c. Sambil menunjuk pada bangun (i) bahwa segitiga ini alasnya a, tingginya t, kemudian

    sambil menunjuk bangun (ii), tanyakan pada peserta didik, Berapakan alasnya? (a),

    Berapakah tingginya? (t). Perhatikanlah bahwa bangun ini dipotong melalui tengah-

    tengah garis tinggi dan sejajar alas (guru menunjuk2

    1tinggi yang dipotong) kemudian

    tanyakan kepada peserta didik, Berapakah panjang ini? (2

    1t)

    d. Ubahlah bangun (ii) menjadi seperti bangun (iii), kemudian tanyakan kepada peserta didik,

    Bangun apakah yang terjadi? (daerah persegi panjang), Berapakah panjangnya? (a),

    Berapakah lebarnya? (2

    1t) dan Berapakah luas daerahnya? (a x

    2

    1t), sambil menunjuk

    bangun (i) dan (iii) tanyakan kepada peserta didik, Apakah kedua bangun luas daerahnya

    sama? (sama) sehingga:

    Luas daerah segitiga = luas daerah persegi panjang

    Luas daerah segitiga = panjang x lebar

    Luas daerah segitiga = x..

    Luas daerah segitiga = ..x..x

    Simpulan:

    Jika segitiga dengan alas dan tingginya berturut-turut a dan t, dan luas daerahnya L, maka

    L =2

    1x a x t

    Beberapa media yang memuat konsep yang lain, diantaranya adalah: luas daerah jajar

    genjang, luas daerah layang-layang, luas daerah belah ketupat, luas daerah trapesium, luas

    daerah lingkaran, dan keliling lingkaran, diberikan analog dengan contoh ini.

    3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

    Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan IbM ini dilakukan dengan mengadopsi

    langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan,

  • 9

    tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari

    masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

    a. Perencanaan

    Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:

    (1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika

    Tim pelaksana diundang untuk mengadakan pertemuan persiapan pelaksanaan dengan

    melibatkan LPM Undiksha. Tim pelaksana kemudian diberikan pembekalan mengenai

    maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan beberapa hal teknis berkaitan

    dengan metode/teknik pelaksanaan.

    (2) Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak sasaran)

    Sosialisasi dilakukan dalam bentuk koordinasi dengan mengundang semua guru,

    Kepala Sekolah, dan UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan

    Penebel yang berkenaan dengan program yang akan dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi

    dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.

    (3) Penyusunan program pelatihan

    Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis

    kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan

    b. Tindakan

    Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam implementasi program adalah (a) pembentukan kelompok-kelompok kerja

    guru (KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan

    media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c) mendemonstrasikan

    teknologi pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan,

    (d) pembinaan dan pelatihan teknologi pembuatan media pembelajaran matematika, dan (e)

    pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas.

    c. Observasi dan Evaluasi

    Observasi dilakukan terhadap proses pembuatan media pembelajaran matematika oleh

    para guru mitra. Instrumen yang digunakan berupa catatan lapangan. Beberapa hal yang

    diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan

    yang muncul dalam proses pembuatan di lapangan maupun dalam proses penggunaan di

    kelas. Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Produk

    yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah media pembelajaran matematika

  • 10

    inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat peraga/media yang dihasilkan oleh para

    guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil belajar matematika siswa dari

    sebelumnya.

    d. Refleksi

    Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan

    semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadap

    kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi

    terhadap keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

  • 11

    BAB IV

    KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

    4.1 Kelayakan Anggota Pengusul

    Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini, telah berpengalaman dalam kegiatan

    kemasyarakatan terkait dengan produksi media pembelajaran matematika. Ketua tim pengusul

    pernah sebagai instruktur dalam program Mathematics Education Quality Improvement

    Program (MEQIP) pada dinas pendidikan Provinsi Bali, sehingga pelaksanaan program IbM

    ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis karena sudah pernah menangani kegiatan

    serupa pada kabupaten lainnya di Bali. Selain itu, ketua tim adalah alumni dari salah satu SD

    Mitra dan sangat tahu dengan situasi dan kondisi sekolah mitra. Dengan pengalaman yang

    dimiliki oleh ketua tim, maka pelaksanaan kegiatan IbM di kecamatan Penebel akan bisa

    berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik oleh para guru mitra. Anggota tim 1,

    adalah tenaga profesional dalam bidang Matematika dan Pendidikan Matematika. Di samping

    itu, anggota tim adalah pengajar mata kuliah media pembelajaran matematika berbasis ICT.

    Dalam perkuliahan banyak dibahas tentang pembuatan animasi dari media-media konkret

    maupun semi konkret. Dengan demikian, tenaganya dapat diandalkan dalam rangka

    memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru mitra dalam pembinaan materi dan

    produksi media pembelajaran dan telah berpengalaman dalam menangani kegiatan P2M dalam

    penerapan IPTEKS. Dengan demikian keberlanjutan kegiatan IbM ini dapat dijamin, sehingga

    diharapkan akan terbentuk kelompok-kelompok kerja guru matematika yang profesional dan

    produktif.

    4.2 Kelayakan LPM Undiksha

    Komitmen Undiksha, khususnya LPM Undiksha dalam mengembangkan potensi

    masyarakat baik dalam dunia pendidikan maupun bidang-bidang lainnya berkaitan dengan

    perluasan mandat yang sedang dikembangkan Undiksha sebagai satu-satunya Universitas

    Negeri di Bali Utara sangatlah tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan dibentuknya Pusat-Pusat

    Layanan yaitu Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan KKN/KKL,

    Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, dan Pusat Layanan Kewirausahaan

    dan Konsultasi Bisnis. Di samping itu Lembaga Penelitian Undiksha memiliki beberapa pusat

    kajian lingkungan, IPTEK dan pemberdayaan masyarakat diantaranya Pusat Kajian

    Lingkungan Hidup, Pusat Kajian Sains, Pusat kajian Pembanguanan Pedesaan dan Pusat Kajian

  • 12

    Pemberdayaan Wanita. Semua pusat layanan dan pusat kajian didukung sumber daya manusia

    yang sangat memadai dan pendanaan operasional bersumber pada dana DIPA. Hal ini

    menunjukkan Undiksha sangat responsif terhadap isu-isu lingkungan dan pemberdayaan

    masyarakat. Kiranya komitmen Undiksha untuk mendukung program-program IbM sangatlah

    memadai.

    4.3 Kelayakan Mitra

    Sebagai mitra dari kegiatan IbM ini adalah 2 sekolah, yaitu SD 1 Penebel dan SD 3

    Mengesta di kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. SD 1 Penebel teretak di kota kecamatan

    dan SD 3 Mengesta terletak di pedesaan. Dua sekolah ini mewakili populasi SD yang ada di

    kecamatan Penebel. Hampir semua sekolah dasar yang ada di kecamatan Penebel memiliki

    permasalahan dalam pembuatan dan penggunaan media pembelajaran matematika, namun

    karena keterbatasan anggaran, tenaga, dan waktu, maka pada kegiatan kali ini hanya diusulkan

    untuk dua sekolah mitra saja. Informasi dari para kepala sekolah, mereka sangat mengharapkan

    adanya penyegaran materi dari para pakar pendidikan khususnya, karena sebagian besar tenaga

    guru yang ada di daerah ini sudah berumur 40 tahun ke atas. Bahkan beberapa sekolah

    berinisiatif untuk mengundang beberapa nara sumber untuk sekali-sekali memberikan

    penyegaran materi, baik terkait dengan materi mata pelajaran ataupun desain pembelajaran

    dengan swadana. Dari sini tampak bahwa motivasi para guru untuk berupaya meningkatkan

    profesionalisme mereka sangat tinggi. Mereka sering menghadapi kendala mencari nara

    sumber karena kurangnya informasi yang mereka miliki. Kehadiran tim pelaksana IbM ini ke

    daerah sasaran sangat disambut positif oleh para guru dan Kepala Sekolah, bahkan mereka

    berharap agar kegiatan ini bisa segera dilaksanakan.

  • 13

    BAB V

    HASIL YANG DICAPAI

    Hasil yang dicapai melalui kegiatan IbM ini dituangkan dalam bentuk hasil kegiatan

    pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut.

    5.1 Hasil Kegiatan

    5.1.1 Perencanaan

    Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

    (1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika

    Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengundang tim pelaksana untuk mengadakan

    pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha. Kegiatan ini

    dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Tim pelaksana diberikan

    pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan

    beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan.

    (2) Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak sasaran)

    Sosialisasi dilakukan pada bulan Juni 2013 dalam bentuk rapat koordinasi dengan

    mengundang semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta,

    Kepala Sekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga

    Kecamatan Penebel, berkenaan dengan program yang dilaksanakan. Kegiatan

    sosialisasi dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.

    (3) Penyusunan program pelatihan

    Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis

    kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan.

    Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 1 hari tatap muka, dengan mengundang 50

    orang guru SD yang ada di kecamatan Penebel. Pelatihan yang diberikan berupa

    penyusunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan prosedur pembuatan media

    pembelajaran matematika serta cara mengimplementasikannya dalam kegiatan

    pembelajaran.

    5.1.2 Pelaksanaan Tindakan

    Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut. (a) Pembentukan kelompok-

    kelompok kerja guru, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2013. Berdasarkan

  • 14

    distribusi lokasi sekolah, dibentuk 7 kelompok kerja guru dengan masing-masing anggota

    sebanyak 4 sampai 9 orang. (b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru

    tentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan.

    Kegiatan ini dilakukan melalui pemberian pelatihan tentang pembuatan media pembelajaran

    matematika dan penyusunan buku petunjuk penggunaannya, serta penyusunan RPP. Pemberian

    teori dilakukan dalam satu hari kegiatan pelaksanaan dilakukan pada tanggal 21 September

    2013 bertempat di SD 1 Penebel, dilanjutkan dengan kegiatan penyempurnaan pada masing-

    masing KKG, dibawah bimbingan tim pelaksana IbM. (c) mendemonstrasikan teknologi

    pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan, dilakukan

    dalam kegiatan pelatihan. (d) Pembinaan dan pelatihan teknologi pembuatan media

    pembelajaran matematika, dan (e) pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalam

    pembelajaran matematika di kelas. Kegiatan ini dilakukan sampai akhir bulan Oktober, luaran

    kegiatan berupa 7 set alat peraga matematika inovatif beserta buku petunjuk penggunaannya

    (lampiran 2).

    5.1.3 Observasi dan Evaluasi

    Observasi dilakukan terhadap proses pembuatan dan penerapan media pembelajaran

    matematika di kelas oleh para guru mitra. Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas

    produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah media pembelajaran

    matematika inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat peraga/media yang dihasilkan

    oleh para guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil belajar matematika

    siswa dari sebelumnya. Instrumen evaluasi adalah lembar penilaian berupa alat penilaian

    kemampuan mengajar guru (APKG) termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

    dibuat oleh guru. Penilaian terhadap kualitas RPP dan kemampuan mengajar guru dilakukan

    menggunakan rubrik penskoran dengan skala Likert dengan rentangan skor 1 sampai 5.

    Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dan

    kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses pembelajaran berbantuan media inovatif di

    kelas. Kendala yang dihadapi sebagian besar guru dalam pelaksanaan pembelajaran

    matematika berbantuan media inovatif adalah penguasaan terhadap materi matematika masih

    kurang. Media yang digunakan masih secara klasikal, penggunaannya belum bisa dimanipulasi

    langsung oleh siswa. Namun melalui penggunaan media yang dipandu oleh guru, siswa telah

    berhasil belajar dengan cara yang lebih bermakna karena mereka dipandu untuk bisa

    menemukan konsep dari simulasi media tersebut.

  • 15

    Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan media

    pembelajaran matematika dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan

    adalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari APKG sertifikasi guru

    rayon 21 Undiksha tahun 2013. Evaluasi dilakukan pada tiga orang guru yang dipilih, yaitu

    masing-masing pada sekolah: SD 1 Penebel, SD 2 Penebel, dan SD 3 Mengesta. Hasil evaluasi

    adalah rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran matematika

    yang telah dikembangkan berkualitas baik dan RPP yang disusun guru, berkualitas baik.

    Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari 6,2 sebelum pelaksanaan

    pembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan

    media.

    5.1.4 Refleksi

    Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan

    semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadap

    kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka menetapkan rekomendasi terhadap

    keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

    Hasil refleksi adalah perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu meningkatkan

    penguasaan guru terhadap materi matematika SD. Perlu dilakukan pengembangan media yang

    memungkinkan untuk bisa dimanipulasi langsung oleh siswa secara mandiri.

    5.2 Pembahasan

    Kegiatan IbM yang dilaksanakan pada guru-guru SD di Kecamatan penebel telah

    berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan

    sangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para guru untuk mengikuti kegiatan mencapai 100%.

    Hal ini mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif kegiatan yang telah dilakukan.

    Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat mengharapkan adanya kegitan-kegiatan

    yang sifatnya memberi penyegaran bagi para guru di daerah ini, baik terkait dengan

    pendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode mengajar, mengingat hampir

    60% dari para guru sudah berumur di atas 40 tahun.

    Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias terkait pelaksanaan

    kegiatan IbM ini. Pengawas yang hadir, berharap agar dilakukan kegiatan secara

    berkesinambungan dan disarankan untuk mengembangkan media yang disusun untuk materi-

    materi yang lain. Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar ada pembinaan dari

    perguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade.

  • 16

    Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam mempraktekkan alat-alat

    peraga (media) yang telah disusun dalam kegiatan peer teaching. Banyak masukan yang

    diberikan, baik oleh para guru ataupun oleh tim pelaksana IbM terkait dengan pelaksanaan

    pembelajaran berbantuan media inovatif. Masukan yang diberikan oleh tim pelaksana IbM

    lebih banyak tentang pendalaman materi bidang studi terkait dengan media yang

    dikembangkan, misalnya materi tentang pengertian simetri putar dan cara mengajarkannya

    menggunakan media. Sebanyak tujuh alat peraga yang sempat disimulasikan dan kemampuan

    mereka berkualitas cukup dan baik. Dari 50 orang guru yang mengikuti pelatihan dipilih 3

    orang yang didampingi untuk melaksanakan pembelajaran matematika berbantuan media

    inovatif pada kelas dan sekolah di masing-masing.

    Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan pembelajaran berbantuan media inovatif

    dapat berlangsung dengan baik. RPP yang disusun disesuaikan dengan kurikulum 2013,

    dengan menyusun RPP tematik. RPP yang disusun berkualitas baik. Kemampuan guru yang

    dinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata hasil belajar matematika siswa

    mengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan media dengan

    setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media.

    Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah masalah waktu

    pelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari libur keagamaan dan kegiatan-kegiatan

    yang lain. Di samping itu masalah yang cukup mengganggu adalah keterlambatan pencairan

    dana, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak bisa berlangsung sesuai

    dengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah yang muncul telah dicarikan solusinya,

    yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan lebih banyak kerja dalam

    kelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian kegiatan P2M ini telah berlangsung dengan

    baik.

  • 17

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Hasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut.

    a. Terbentuk 7 kelompok kerja guru (KKG) dengan masing-masing anggota sebanyak 4

    sampai 9 orang, berdasarkan distribusi lokasi sekolah.

    b. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan media

    pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, dari kategori cukup

    menjadi baik

    c. Dihasilkan sebanyak 7 set media (alat peraga) matematika untuk siswa SD, meliputi materi:

    bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar, tangram, nilai tempat, bangun datar, dan luas

    daerah, dengan kualitas baik.

    d. Rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran matematika yang

    telah dikembangkan, berkualitas baik.

    e. RPP yang disusun guru, berkualitas baik.

    f. Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari 6,2 sebelum

    pelaksanaan pembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah pelaksanaan pembelajaran

    berbantuan media.

    4.2 Saran

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan P2M ini, beberapa saran yang bisa

    disampaikan adalah sebagai berikut.

    Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil pelaksanaan program IbM ini adalah sebagai

    berikut.

    1. Para guru SD agar senantiasa berupaya secara terus menerus mengembangkan kemampuan

    profesionalismenya melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG), karena melalui KKG

    masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama.

    2. Media pembelajaran yang telah dihasilkan agar dilaksanakan secara berkesinambungan dan

    agar dilakukan pengembangan media pembelajaran terkait dengan materi yang lain, baik

    dalam matematika maupun mata pelajaran lainnya, mengingat tahap perkembangan berpikir

    anak SD masih berada pada tahap operasi konkret.

  • 18

    3. Bagi yang berminat, agar melakukan kegiatan lanjutan berupa produksi media pembelajarn

    untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, misalnya mengembangkan media pembelajaran

    berbasis ICT.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2001. The Systematic Design Of Instruction. USA:Addison-Wesley Educational Publisher Inc.

    Dirjen Dikti. 2005. Pedoman Umum: Pengembangan Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi.Depdiknas: Jakarta.

    Gagne, R. M. 1985. The conditions of learning and theory of instruction. New York: CBSCollege Publishing.

    Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. 2003. Educational research: An introduction. SeventhEdition. Boston: Pearson Education, Inc.

    Heinich, R., Molenda, M., Rusell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructinal media andtechnology for larning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

    Januszewski, A., Molenda, M. 2008. Educational Technology. New York: Lawrence ErlbaumAssociates.

    Martha, E. R. D., Rosalind, H. & Ted, W. P. 1993. Theory and Research in Social Education.Vol. 4. Washington DC: NCSS.

    Parwati, N.N. & Sadra, I. W. 2003. Pelatihan Pembuatan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-guru SD. Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

    Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M. 2007. Peningkatan Profesionalisme GuruMatematika Melalui Pelatihan Implementasi Model-model Pembelajaran BerbantuanAlat Peraga Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar No 3 Mengesta. Laporan P2M. Tidakditerbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Parwati, N.N. & Mariawan, I. M. 2008. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru-guruSD di Kabupaten Tabanan. Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Parwati, N.N. & I P. Wisna. 2012. Pelatihan Media Pembelajaran Matematika SD Manipulatif.Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha.

    Reigeluth, C. M. 1999. Instructioanl-design theories and models: A new paradigm ofinstructional theory. Volume II. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

    Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their currentstatus. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

    Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology, Theory and Practice. 6th. USA: A pearsoneducation company.

    Smaldino, S.E. , Lowther, D.L. & Russell, J.D. 2008. Instructional Media and Technology forLearning. 9th Edition. Upper Saddle Rive NJ: Pearson

    Education, Inc.

    Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisem Pendidikan Nasional. 2003. (Online)tersedia dalam www.hukumonline.com.

  • 20

    Lampiran 1. Artikel ilmiah

    IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DI KECAMATAN PENEBEL

    Oleh:Ni Nyoman Parwati, I Putu Wisna Ariawan

    Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan GaneshaEmail: [email protected]

    Ringkasan EksekutifTujuan pelaksanaan program IbM ini adalah: (a) membentuk kelompok-kelompok kerja guru(KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c) melatih pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan, (d) melatih dan mendampingicara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas. Metodepelaksanaan kegiatan meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan program, pelaksanaan program,observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil pelaksanaan program adalah (a) terbentuk 7kelompok kerja guru dengan masing-masing anggota sebanyak 4 sampai 9 orang yang dibentukberdasarkan lokasi daerah; (b) adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para gurutentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, darikategori cukup menjadi baik; (c) dihasilkan sebanyak 7 set media pembelajaran (alatperaga) matematika untuk siswa SD, meliputi materi: bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar,tangram, nilai tempat, bangun datar, dan luas daerah, dengan kualitas baik. (d) kemampuanguru dalam menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelasberkualitas baik.

    Kata-kata kunci: media pembelajaran matematika,

    Executive Summary:The purpose of this IbM program implementation are: (a) Establish working groups of teachers(KKG), (b) improving the knowledge and skills of teachers of mathematics learning mediacreation with applied of science and technology approaches, (c) training of makingmathematics learning media with applied of science and technology approach, (d) training andmentoring on how to use mathematics learning media in teaching mathematics in theclassroom. Method of implementation these programs are includes four stages, namely:program planning, program implementation, observation and evaluation, and reflection. Theresults of the program are (a) to form 7 groups of teachers working with each member as muchas 4 to 9 are formed based on the location of the area, (b) an increase in knowledge and skillsof teachers of mathematics learning media creation with applied science and technologyapproaches, from category " sufficient " to " good " ; (c) generated by 7 sets of mathematicslearning media (props) for elementary students, covering material: integers, GCD-LCM,rotational symmetry, tangram, place value, flat wake, and the area, with the quality of 'good'.(d) The ability of teachers to use mathematics learning media in teaching mathematics inclassroom is "good" quality.

    Key Words: mathematics learning media

  • 21

    A. PENDAHULUANLokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sekitar 80 km dari kota Singaraja,

    dengan medan yang cukup berat. Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Penebel sebanyak 34sekolah. Lokasi sekolah-sekolah tersebut, sebagian besar terletak di daerah pedesaan sehinggakegiatan P2M di bidang pendidikan yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Ganeshaataupun Perguruan Tinggi lainnya sangat jarang sampai ke wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-lokasi sekolah yang sebagian besar terletak pada daerah yang agak terpencil mengakibatkanpara guru jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh PerguruanTinggi. Sebagai dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di wilayah ini masihkurang terkait dengan desain pembelajaran ataupun inovasi-inovasi kegiatan pembelajaranlainnya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru dan kepala sekolah di SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta yang dilakukan pada bulan Maret 2012, diperoleh informasibahwa, pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini sangat jarang menggunakanmedia, khususnya yang berupa alat peraga ataupun media-media inovatif lainnya. Siswa belajarmatematika lebih banyak melalui penjelasan secara langsung oleh guru yang didominasidengan pemberian ceramah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sarana dan prasarana khususnyaterkait dengan media pembelajaran yang tersedia sangat kurang, khususnya tentang mediamanipulatif belum ada dan pemahaman serta keterampilan guru untuk merancang mediapembelajaran matematika juga sangat kurang. Sebagai akibatnya siswa belajar matematikadengan cara-cara yang kurang bermakna. Siswa cenderung menghafal konsep atau prosedurmatematis tertentu dan belajar matematika lebih banyak secara mekanistik. Hal ini berdampakpada rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dan pembelajaran matematikaberlangsung dengan membosankan. Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh(Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M, 2007). Sebagai gambaran keberadaansekolah dan guru SD di kecamatan Penebel berturut-turut sebanyak 34 dan 290 orang.

    Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman yang masihkurang dalam desain pembelajaran, khususnya dalam merancang media pembelajaran yanginovatif, maka para guru dan kepala sekolah bersama dengan pelaksana IbM ini memandangperlu untuk mengadakan kegiatan P2M-IbM yang melibatkan para guru di daerah ini, bahkanpara kepala sekolah sangat berharap kegiatan ini bisa berlangsung dengan segera. Hal inikarena, mereka memandang para guru di daerah ini sangat memerlukan penyegaran terkaitdengan desain pembelajaran, agar dapat mengembangkan kemampuan profesionalisme merekayang bermuara pada peningkatan kualitas hasil belajar matematika siswa.

    Kegiatan IbM ini mula-mula dilakukan pada 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra. Para guru yang dilibatkan dari dua sekolah inidiminta untuk mendiseminasikan kegiatan ini pada gugus sekolahnya masing-masing di bawahbimbingan tim pelaksana kegiatan IbM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi para gurudan siswa di sekolah tersebut agar mau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secaralebih efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru dalam mengajar mau melakukaninovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas profesionalismenya. Media pembelajaran matematikayang dikembangkan, diharapkan mampu memfasilitasi siswa untuk belajar matematika denganlebih mudah sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai dengan lebih berkualitas.

    B.SUMBER INSPIRASISebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah 2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD

    1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapapermasalahan yang dihadapai oleh mitra yang menginspirasi diselenggarakannya program IbM

  • 22

    ini, yaitu: (1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa berada di bawah kriteria ketuntasanminimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 6,0 untuk mata pelajaran matematika. (2)Siswa kesulitan belajar matematika karena konsep-konsep matematika yang dipelajaricenderung dihafalkan tanpa dipahami terlebih dahulu, sehingga kalau diberikan soal lain daricontoh yang diberikan oleh gurunya, siswa kesulitan untuk menjawabnya. (3) Pelaksanaanpembelajaran matematika, dirasakan kurang menarik bagi siswa dan cenderung membosankan,karena dipenuhi oleh latihan-latihan yang bersifat mekanistik (hitung menghitung saja),sehingga siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiataneksplorasi/penemuan yang menantang dan memotivasi semangat belajarnya. (4) Motivasi paraguru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan pembelajaran sangat rendah, karena merekajarang mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah terkait. (4) Pengetahuan para guru dalam merancangdan menggunakan media pembelajaran matematika yang inovatif sangat kurang. Selain itu, daripihak sekolah juga tidak menyediakan media ataupun alat-alat peraga matematika yang dapatdigunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini berdampak pada pelaksanaanpembelajaran matematika berlangsung dengan cara yang kurang bermakna dan didominasi olehceramah langsung oleh guru.

    Target yang ingin dicapai melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut. (1)Teridentifikasinya konsep-konsep matematika SD yang esensial yang bisa diajarkan denganlebih mudah kalau menggunakan media pembelajaran matematika inovatif. Sebagai kriterianyaadalah minimal 50% materi matematika SD dapat dibuatkan media/alat peraga yang inovatif.(2) Adanya kelompok-kelompok kerja Guru Matematika (KKG) dengan kemampuan IPTEKterapan dalam memproduksi media pembelajaran matematika. Sebagai kriterianya adalahminimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuan yang cukup dalam memproduksi mediapembelajaran matematika yang inovatif. (3) Adanya produk media pembelajaran matematikayang inovatif beserta cara pengepakkan dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya,dengan target produksi media pembelajaran minimal 15 alat peraga matematika inovatif. Dan(4) Adanya peluang untuk mengembangkan jiwa kewirahusahaan, dengan memproduksiberbagai media pembelajaran matematika yang inovatif yang memiliki nilai jual.

    C.METODEMetode pelaksnaaan kegiatan IbM ini berbentuk pelatihan dan pendampingan, yang

    pelaksanaannya meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan program, pelaksanaanprogram, observasi dan evaluasi, dan refleksi (Parwati, N.N. & Mariawan, I. M.,2008; Dick,W., Carey, L., & Carey, J. O, 2001; Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R, 2003). Kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

    (1) PerencanaanKegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: (a) Pembentukan

    dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika. Tim pelaksana diundang untukmengadakan pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha. Timpelaksana kemudian diberikan pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanismeprogram P2M, dan beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan. (b)Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak sasaran). Sosialisasi dilakukandalam bentuk koordinasi dengan mengundang semua guru, Kepala Sekolah, dan UPTD DinasPendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan Penebel yang berkenaan dengan program yangakan dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPMUndiksha. (c) Penyusunan program pelatihan. Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisispermasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnyadisusun program pelatihan.

  • 23

    (2) Pelaksanaan TindakanTindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam implementasi program adalah (a) pembentukan kelompok-kelompok kerjaguru (KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatanmedia pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c) mendemonstrasikanteknologi pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan,(d) pembinaan dan pelatihan teknologi pembuatan media pembelajaran matematika, dan (e)pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas.

    (3) Observasi dan EvaluasiObservasi dilakukan terhadap proses pembuatan media pembelajaran matematika oleh

    para guru mitra. Instrumen yang digunakan berupa catatan lapangan. Beberapa hal yangdiobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan yangmuncul dalam proses pembuatan di lapangan maupun dalam proses penggunaan di kelas.Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yangdihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah media pembelajaran matematika inovatif.Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat peraga/media yang dihasilkan oleh para guru,sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil belajar matematika siswa darisebelumnya.

    (4) RefleksiRefleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan

    semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadapkegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadapkeberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

    D.KARYA UTAMAKarya utama yang dicapai melalui kegiatan IbM ini dituangkan dalam bentuk hasil

    kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut.(1) Perencanaan

    Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengundang tim pelaksana untuk mengadakanpertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha. Kegiatan ini dilakukanpada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Tim pelaksana diberikan pembekalanmengenai maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan beberapa hal teknisberkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan. Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra(khalayak sasaran), dilakukan pada bulan Juni 2013 dalam bentuk rapat koordinasi denganmengundang semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta, KepalaSekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan Penebel,berkenaan dengan program yang dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh TimPelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.

    Penyusunan program pelatihan berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisispermasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah.Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 1 hari tatap muka, dengan mengundang 50 orang guruSD yang ada di kecamatan Penebel. Pelatihan yang diberikan berupa penyusunan RPPberdasarkan kurikulum 2013 dan prosedur pembuatan media pembelajaran matematika sertacara mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran.

    (2) Pelaksanaan TindakanTindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut. (a) Pembentukan kelompok-

  • 24

    kelompok kerja guru, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2013. Berdasarkandistribusi lokasi sekolah, dibentuk 7 kelompok kerja guru dengan masing-masing anggotasebanyak 4 sampai 9 orang. (b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para gurutentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan.Kegiatan ini dilakukan melalui pemberian pelatihan tentang pembuatan media pembelajaranmatematika dan penyusunan buku petunjuk penggunaannya, serta penyusunan RPP. Pemberianteori dilakukan dalam satu hari kegiatan pelaksanaan dilakukan pada tanggal 21 September2013 bertempat di SD 1 Penebel, dilanjutkan dengan kegiatan penyempurnaan pada masing-masing KKG, dibawah bimbingan tim pelaksana IbM. (c) mendemonstrasikan teknologipembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS terapan, dilakukandalam kegiatan pelatihan. (d) Pembinaan dan pelatihan teknologi pembuatan mediapembelajaran matematika, dan (e) pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalampembelajaran matematika di kelas. Kegiatan ini dilakukan sampai akhir bulan Oktober, luarankegiatan berupa 7 set alat peraga matematika inovatif beserta buku petunjuk penggunaannya.Contoh beberapa alat peraga yang dihasilkan adalah sebagai berikut.

    Gambar 1. Alat peraga Operasi Bilangan Bulat beserta Buku Petunjuk Penggunaan

    Gambar 2. Alat peraga Bangun Datar

    1. Observasi dan EvaluasiObservasi dilakukan terhadap proses pembuatan dan penerapan media pembelajaran

    matematika di kelas oleh para guru mitra. Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitasproduk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah mediapembelajaran matematika inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat peraga/media yang

  • 25

    dihasilkan oleh para guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil belajarmatematika siswa dari sebelumnya. Sebagai instrumen evaluasi adalah lembar penilaian berupaalat penilaian kemampuan mengajar guru (APKG) termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang dibuat oleh guru. Penilaian terhadap kualitas RPP dan kemampuan mengajar gurudilakukan menggunakan rubrik penskoran dengan skala Likert dengan rentangan skor 1 sampai5.

    Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dankelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses pembelajaran berbantuan media inovatif dikelas. Kendala yang dihadapi sebagian besar guru dalam pelaksanaan pembelajaranmatematika berbantuan media inovatif adalah penguasaan terhadap materi matematika masihkurang. Media yang digunakan masih secara klasikal, penggunaannya belum bisa dimanipulasilangsung oleh siswa. Namun melalui penggunaan media yang dipandu oleh guru, siswa telahberhasil belajar dengan cara yang lebih bermakna karena mereka dipandu untuk bisamenemukan konsep dari simulasi media tersebut.

    Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan mediapembelajaran matematika dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakanadalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari APKG sertifikasi gururayon 21 Undiksha tahun 2013. Evaluasi dilakukan pada tiga orang guru yang dipilih, yaitumasing-masing pada sekolah: SD 1 Penebel, SD 2 Penebel, dan SD 3 Mengesta. Hasil evaluasiadalah rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran matematikayang telah dikembangkan berkualitas baik dan RPP yang disusun guru, berkualitas baik.Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari 6,2 sebelum pelaksanaanpembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuanmedia.

    6 RefleksiRefleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan

    semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadapkegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka menetapkan rekomendasi terhadapkeberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

    Hasil refleksi adalah perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu meningkatkanpenguasaan guru terhadap materi matematika SD. Perlu dilakukan pengembangan media yangmemungkinkan untuk bisa dimanipulasi langsung oleh siswa secara mandiri.

    E.ULASAN KARYAKegiatan IbM yang dilaksanakan pada guru-guru SD di Kecamatan penebel telah

    berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk mengikuti kegiatan pelatihansangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para guru untuk mengikuti kegiatan mencapai 100%.Hal ini mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif kegiatan yang telah dilakukan.Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat mengharapkan adanya kegitan-kegiatanyang sifatnya memberi penyegaran bagi para guru di daerah ini, baik terkait denganpendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode mengajar, mengingat hampir60% dari para guru sudah berumur di atas 40 tahun.

    Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias terkait pelaksanaankegiatan IbM ini. Pengawas yang hadir, berharap agar dilakukan kegiatan secaraberkesinambungan dan disarankan untuk mengembangkan media yang disusun untuk materi-materi yang lain. Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar ada pembinaan dariperguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade.

  • 26

    Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam mempraktikkan alat-alatperaga (media) yang telah disusun dalam kegiatan peer teaching. Banyak masukan yangdiberikan, baik oleh para guru ataupun oleh tim pelaksana IbM terkait dengan pelaksanaanpembelajaran berbantuan media inovatif. Masukan yang diberikan oleh tim pelaksana IbMlebih banyak tentang pendalaman materi bidang studi terkait dengan media yangdikembangkan, misalnya materi tentang pengertian simetri putar dan cara mengajarkannyamenggunakan media. Sebanyak tujuh alat peraga yang sempat disimulasikan dan kemampuanmereka berkualitas cukup dan baik. Dari 50 orang guru yang mengikuti pelatihan dipilih 3orang yang didampingi untuk melaksanakan pembelajaran matematika berbantuan mediainovatif pada kelas dan sekolah di masing-masing.

    Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan pembelajaran berbantuan media inovatifdapat berlangsung dengan baik. RPP yang disusun disesuaikan dengan kurikulum 2013,dengan menyusun RPP tematik. RPP yang disusun berkualitas baik. Kemampuan guru yangdinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata hasil belajar matematika siswamengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan media dengansetelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media. Hal ini sesuai dengan pendapat yangmengatakan melalui bantuan media manipulatif, siswa dapat belajar matematika secarabermakna karena mereka dilatih untuk menemukan konsep secara mandiri (Smaldino, dkk.,2008; Reigeluth, 2009).

    Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah masalah waktupelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari libur keagamaan dan kegiatan-kegiatanyang lain. Di samping itu masalah yang cukup mengganggu adalah keterlambatan pencairandana, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak bisa berlangsung sesuaidengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah yang muncul telah dicarikan solusinya,yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan lebih banyak kerja dalamkelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian kegiatan P2M ini telah berlangsung denganbaik.

    F. KESIMPULANHasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah terbentuk 7 kelompok kerja guru

    (KKG) dengan masing-masing anggota sebanyak 4 sampai 9 orang, berdasarkan distribusilokasi sekolah. Pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, mengalami peningkatan darikategori cukup menjadi baik. Dihasilkan sebanyak 7 set media (alat peraga) matematikauntuk siswa SD, meliputi materi: bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar, tangram, nilaitempat, bangun datar, dan luas daerah, dengan kualitas baik. Rata-rata kemampuan mengajarguru menggunakan media pembelajaran matematika yang telah dikembangkan, berkualitasbaik dengan RPP yang disusun guru, berkualitas baik. Rata-rata hasil belajar matematikasiswa mengalami peningkatan dari 6,2 sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan mediamenjadi 7,4 setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media.

    G.DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATANDampak dan manfaat dari kegiatan yang dilakukan adalah masalah-masalah yang

    dihadapi oleh guru dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama melalui kegiatan kelompokkerja guru (KKG). Media pembelajaran matematika inovatif sebagaimana yang dihasilkandalam kegiatan ini mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa karenapenggunaannya sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir anak SD yang masih berada padatahap operasi konkret. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan menggunakan media yang

  • 27

    dihasilkan dalam program IbM ini sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang menggunakanpendekatan scientific.

    H.DAFTAR PUSTAKA

    (1) Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. The Systematic Design Of Instruction. USA: Addison-Wesley Educational Publisher Inc. 2001.

    (2) Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. Educational research: An introduction. SeventhEdition. Boston: Pearson Education, Inc. 2003.

    (3) Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M. Peningkatan Profesionalisme GuruMatematika Melalui Pelatihan Implementasi Model-model Pembelajaran Berbantuan AlatPeraga Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar No 3 Mengesta. Laporan P2M. Tidak diterbitkan.Singaraja: Undiksha. 2007.

    (4) Parwati, N.N. & Mariawan, I. M. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru-guruSD di Kabupaten Tabanan. Laporan P2M. Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha. 2008.

    (5) Reigeluth, C. M. Instructioanl-design theories and models: Building a CommonKnowledge Base. Volume III. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.2009.

    (6) Slavin, R. E. Educational Psychology, Theory and Practice. 6th. USA: A pearsoneducation company. 2006.

    (7) Smaldino, S.E. , Lowther, D.L. & Russell, J.D. Instructional Media and Technology forLearning. 9th Edition. Upper Saddle Rive NJ: Pearson Education, Inc. 2008.

    J. PERSANTUNANUcapan terimakasih disampaikan kepada Yth.: DP2M Ditjen Dikti yang telah

    memberikan dana, Ketua LP2M, Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Penebel, Kepala SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra kerja, Para guru SD, Pengawas, dan Kepala SekolahDasar di Kecamatan Penebel dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satupersatu, yang berperan dalam membantu kelancaran kegiatan IbM ini.

  • 29

    Lampiran 2. Foto-foto Produk pengabdian dan Simulasi Penggunaan Media

    1. Photo-photo kegiatan

    Gambar 1. Acara pembukaan oleh Sekretaris LPM yang dihadiri oleh Kepala UPTD Kec.Penebel, Pengawas, Kepala Sekolah, Tim Pelaksana P2M, dan Guru-guru SD diKec. Penebel.

    Gambar 2. Media Nilai Tempat.

  • 30

    Gambar 3. Media Kekekalan luas/tangram.

    Gambar 4. Media Bangun-bangun Datar.

  • 31

    Gambar 5. Media Operasi Bilangan Bulat

    Gambar 6. Media Simetri Putar

    Gambar 7. Media Nilai Tempat

  • 32

    Gambar 8. Simulasi oleh Ketua Pelaksana dalam Kegiatan Peer Teaching.

    Gambar 9. Simulasi dalam Kegiatan Peer Teaching.

    Gambar 10. Simulasi dalam Kegiatan Peer Teaching.

  • 33

    Lampiran 3. Personalia Tenaga Pelaksana beserta Kualifikasinya

    NoNama /NIDN Institusi

    AsalBidang Ilmu

    Alokasi Waktu(jam/minggu) Uraian Tugas

    1 Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd/0029126502

    Undiksha PendidikanMatematika danTeknologiPembelajaran

    18 Mengkoordinirpelaksanaankegiatan,merencanakan,melaksanakan, danmembuat laporanhasil kegiatan danartikel ilmiah.

    2 Drs. I Putu Wisna Ariawan,M.Si/ 0019056805

    Undiksha Matematika 12 Bersama ketuamelaksanakankegiatan,membantumembuat laporanhasil kegiatan danartikel ilmiah.