Upload
anisah-noviariyanti
View
32
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ygwygyd
Citation preview
12. a) cabang dan perjalanan nervus fasialis
Nervus fasialis terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen motoris, sensoris dan
parasimpatis.
Komponen motoris mempersyarafi otot wajah kecuali m levator palpebral superior,
selain otot wajah nervus fasialis juga mempersyarafi muskulus stapeideus dan
venter posterior muskulus digastrikus.
Komponen sensoris mempersyarafi dua pertiga anterior lidah untuk mengecap,
melalui nervus korda timpani.
Komponen parasimpatis memberikan persarafan pada glandula lakrimalis, glandula
submandibular dan glandula linguinalis
Nervus fasialis mempunyai dua inti, yaitu inti superior dan inti inferior. Inti
superior mendapat persyarafan dari korteks motor secara bilateral, sedangkan inti
inferior hanya mendapat persarafan dari satu sisi. Serabut dari kedua inti berjalan
mengelilingi inti nucleus abdusen (nervus IV), kemudian meninggalkan pons
bersama-sama dengan nervus VIII (nervus koklea) dan nervus intermedius
(Whrisberg), masuk ke dalam tulang temporal melalui porus akustikus iternus.
Setelah masuk kedalam tulang temporal, nervus fasialis akan berjalan dalam satu
saluran tulang yang disebut kanal fallopi
Dalam perjalanan didalam tulang temporal, nervus fasialis dibagi menjadi 3
segmen, yaitu segmen labirin, segmen timpani dan segmen mastoid.
Segmen labirin terletak antara akhir kanal akustikus internus dan ganglion
genikulatum.
Segmen timpani (segmen vertical), terletak diantara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan kearah posterior telinga tengah, kemudian naik kearah
tingkap lonjong fanestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan kemudian terletak sejajar
dengan kanal semisirkularis horizontal. Panjang segmen ini kira-kira 12 milimeter.
Segmen mastoid (segmen vertical) mulai dari dinding medial dan superior
kavum timpani. Perubahan posisi dari segmen timpani menjadi segmen mastoid,
disebut segmen pyramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling
posterior dari nervus fasialis, sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi.
Selanjutnya segmen ini berjalan kearah kaudal menuju foramen stilomastoid.
Panjang segmen ini 12-2 milimeter.
Setelah keluar dari dalam tulang mastoid , nervus fasialis menuju glandula
parotis dan membagi dini untuk mensyarafi otot-otot wajah. Didlam tulang
temporal nervus fasialis memberikan 3 cabang penting, yaitu nervus petrosus
superior mayor, nervus stapedius dan korda timpani. Nervus pertosus superior
mayor yang keluar dari ganglion genikulatum. Saraf memberikan rangsangan
untuk sekresi kelenjar lakrimalis. Nervus stapedius yang mempersyarafi muskulus
stapedius dan berfungsi sebagai peredam suara. Korda timpani yang memberikan
serabut perasa pada dua pertiga lidah bagian depan.
b) Otot otot wajah yang dipersyarafi
c) Pemeriksaan otot-otot wajah
M. frontalis Mengangkat alis ke atas
M. sourcilier Mengerutkan alis
M. piramidalis Mengangkat dan mengerutkan hidung keatas
M. Orbikularis okuli Memejamkan mata kuat kuat
M. zigomatikus Tertawa lebar sambil perlihatkan gigi
M. relever komunis Memoncongkan mulut kedepan sambil perlihatkan
gigi
M. businator Menggebungkan kedua pipi
M. orbicularis oris Bersiul
M. Triangularis Menarik kedua sudut bibir kebawah
M. Mentalis Memoncongkan mulut yang tertutup kedepan
d) Klasifikasi derajat parese menurut House Brackman
Derajat 1 Fungsi motoric wajar normal di semua area
Derajat 2 Disfungsi ringan, dapat ditemukan kelemahan pada otot wajah,
saat istirahat tonus otot normal dan simetris, gerakan kerutan
dahi normal atau terdapat gangguan ringan, mata dapat
menutup sempurna dengan usaha minimal, gerakan mulut
asimetri minimal
Derajat 3 disfungsi sedang, dapat terlihat sinkinesis, atau spasme
hemifasial, saat istirahat tonus otot normal den simetris,
gerakan kerutan dahi terdapat gangguan ringan sedang, mata
dapat menutup sempurna dengan usah gerakan mulut lemah
dengan usaha maksimal.
Derajat 4 disfungsi sedang berat, terdapat kelemahan yang jelas pada.
satu sisi wajah, saat istirahat tonus otot normal dan simetris,
tidak terdapat gerakan keruran dahi, mata tidak dapat menutup
sempurna, gerakan mulut asimetris dengan usaha maksimal.
Derajat 5 Derajat 5 disfungsi berat, saat istirahat wajah asimetris, tidak
terdapat gerakan kerutan dahi, mata tidak dapat menufup
sempurna, gerakan mulut minimal
Derajat 6 Paralisis total