45
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Tujuan Percobaan, 1.3. Prinsip Percobaan, 1.4. Manfaat Percobaan, dan 1.5. Pelaksanaan Percobaan. 1.1. Latar Belakang Pemindahan panas merupakan satu unit operasi yang penting dalam industri pangan, karena hampir setiap proses pengolahan membutuhkan pemindahan panas baik dalam bentuk pemberian maupun pengambilan panas untuk merubah sifat fisik, kimia, dan karakteristik penyimpanan dari bahan tersebut (Wirakartakusumah, 1992). Proses pemanasan dalam pengolahan dan pengawetan pangan bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi aktivitas biologis yang tidak diinginkan, seperti aktivitas enzim dan mikroba. Selama proses

112012438 Perpindahan Panas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

auhiuhji

Citation preview

Page 1: 112012438 Perpindahan Panas

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang,

1.2. Tujuan Percobaan, 1.3. Prinsip Percobaan, 1.4. Manfaat

Percobaan, dan 1.5. Pelaksanaan Percobaan.

1.1. Latar Belakang

Pemindahan panas merupakan satu unit operasi yang penting

dalam industri pangan, karena hampir setiap proses pengolahan

membutuhkan pemindahan panas baik dalam bentuk pemberian

maupun pengambilan panas untuk merubah sifat fisik,

kimia, dan karakteristik penyimpanan dari bahan tersebut

(Wirakartakusumah, 1992).

Proses pemanasan dalam pengolahan dan pengawetan pangan

bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi aktivitas biologis

yang tidak diinginkan, seperti aktivitas enzim dan mikroba. Selama

proses tersebut, secara simultan terjadi juga kerusakan gizi serta

faktor-faktor yang menentukan mutu bahan pangan, seperti warna,

cita rasa, dan tekstur. Dengan dipahaminya prinsip-prinsip fisika

pindah panas dan diketahuinya sifat bahan pangan dan mikroba,

maka dapat ditentukan kondisi optimum dalam hal pemindahan

panas dan membuat optimasi dalam memusnahkan mikroba, serta

mempertahankan zat gizi dan faktor mutu bahan pangan

(Wirakartakususmah, 1992).

Page 2: 112012438 Perpindahan Panas

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan perpindahan panas adalah untuk

memisahkan zat cair yang diinginkan dari campuran sehingga

memperoleh suatu zat yang murni, untuk menentukan jumlah panas

yang dibutuhkan pada proses pemindahan panas, untuk mengetahui

proses perpindahan panas dari bahan yang mempunyai suhu tinggi

ke bahan yang mempunyai suhu rendah secara konveksi, kunduksi,

dan radiasi.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip dari perpindahan panas adalah berdasarkan konduksi

yang merupakan proses perpindahan panas yang terjadi tanpa adanya

perpindahan molekul-molekul benda. Perpindahan panas konveksi

adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan molekul

bahan yang bergerak akibat dorongan dan perpindahan panas

radiasi didasarkan pada proses perpindahan panas yang terjadi

karena pancaran cahaya dalam bentuk gelombang elektromaknetik.

1.4. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat

mengetahui proses-proses yang terjadi didalam proses perpindaan

panas, mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses perpindaan

panas, dan dapat mengaplikasikan proses perpindaan panas pada

bahan pangan.

Page 3: 112012438 Perpindahan Panas

1.5. Pelaksanaan Percobaan

Percobaan Pengeringan ini dilaksanakan pada tanggal

3 Desember 2010 di Laboratorium Mesin dan Peralatan Industri

Pangan Universitas Pasundan Jl. Setia Budhi No.193 Bandung.

Page 4: 112012438 Perpindahan Panas

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : 2.1. Perpindahan Panas,

2.2. Klasifikasi Perpindahan Panas, 2.4. Pasteurizer, dan 2.5. Susu..

2.1. Perpindahan panas

Perpindahan panas merupakan proses berpindahnya kalor atau

panas dari bahan yang mempunyai suhu tinggi ke bahan yang

mempunyai suhu rendah. Perpindahan panas merupakan suatu

fenomena perpindahan energi. Peningkatan panas akan

menyebabkan molekul-molekul bergerak lebih cepat, sehingga

dengan diserapnya panas energi kinetik molekul akan meningkat.

Bila molekul dengan kecepatan tinggi bertumbukan dengan molekul

yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah, maka panas akan

dipindahkan, sehingga molekul yang cepat kehilangan energi,

sedangkan molekul lambat memperoleh tambahan energi

(Wirakartakusumah, 1992).

Pemindahan panas merupakan suatu fenomena pemindahan

energi. Peningkatan panas akan menyebabkan molekul-molekul

bergerak lebih cepat, sehingga dengan diserapnya panas energi

kinetika molekul akan meningkat. Bila molekul dengan kecepatan

tinggi bertumbukan dengan molekul yang bergerak dengan

kecepatan lebih rendah, maka panas akan dipindahkan, sehingga

molekul yang cepat kehilangan energi, sedangkan molekul yang

Page 5: 112012438 Perpindahan Panas

lambat memperoleh tambahan energi. Perubahan energi panas dari

bahan diketahui dari perubahan suhunya. Skala suhu umum yang

digunakan adalah derajat celcius dan Fahrenheit serta skala-skala

absolut derajat Kelvin dan Rankine (Wirakartakusumah, 1992).

Jika bahan dipanaskan maka suhu bahan berubah. Panas yang

masuk dan menyebabkan perubahan suhu disebut panas sensibel,

karena perubahan panas dapat dirasakan. Penambahan panas yang

tidak menyebabkan perubahan suhu disebut panas laten. Panas

sensibel dapat dihitung dari persamaan berikut:

Q = m.Cp.∆T

Dimana :

Q = panas sensibel yang dipindahkan (Joule)

m = massa bahan (kg)

Cp= kapasitas panas (Joule/K)

dT = Perubahan suhu (K)

Panas untuk evaporasi dapat dihitung dari persamaan:

Q = m.L

Dimana :

Q = panas laten yang dipindahkan (joule)

m = massa bahan (Kg)

L = panas evaporasi (joule/Kg)

Proses pemanasan dari suhu ruang menjadi uap, maka jumlah

panas yang dipindahkan terdiri dari panas yang diperlukan untuk

Page 6: 112012438 Perpindahan Panas

merubah suhu air dari suhu ruang menjadi suhu didih (100°C)

menjadi uap pada suhu yang sama. Proses pemanasan dalam

pengolahan dan pengawetan pangan dimaksudkan untuk

menghilangkan atau mengurangi aktifitas biologis yang tidak

diinginkan, seperti aktifitas enzim dan mikroba. Selama proses

tersebut, secara simultan terjadi juga kerusakan zat gizi serta faktor-

faktor yang menentukan mutu bahan pangan, seperti warna, cita rasa

dan tekstur. Dengan prinsip-prinsip fisika yaitu pindah panas dan

diketahuinya sifat bahan pangan dan mikroba, maka dapat ditentukan

kondisi optimum dalam hal pemindahan panas dan dapat membuat

optimasi dalam memusnahkan mikroba dan mempertahankan zat gizi

serta faktor mutu bahan pangan (Geankoplis, 1997).

2.2. Klasifikasi Perpindahan Panas

Peristiwa berpindahnya panas diklasifikasikan 3 (tiga) cara

yaitu :

2.2.1. Konduksi

Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas

yang terjadi secara merambat dari satu molekul ke molekul lainnya,

tanpa berpindahnya molekul-molekul benda. Perpindahan panas cara

ini terjadi pada benda padat. Jika salah satu ujung sebuah batang

logam diletakkan di dalam nyala api, sedangkan ujung yang satu lagi

dipegang, bagian batang yang dipegang ini akan terasa makin lama

makin panas, walaupun tidak kontak langsung dengan nyala api.

Dalam hal ini dikatakan bahwa panas sampai di ujung batang yang

Page 7: 112012438 Perpindahan Panas

lebih dingin secara konduksi sepanjang atau melalui bahan batang

itu. Konduksi panas hanya dapat terjadi dalam suatu benda apabila

ada bagian-bagian benda itu berada pada suhu yang tidak sama, dan

arah alirannya selalu dari titik yang suhunya lebih tinggi ke titik

yang suhunya lebih rendah (Fellows, 1990).

2.2.2. Konveksi

Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan panas

dari daerah yang mempunyai suhu tinggi ke daerah yang mempunyai

suhu rendah disertai berpindahnya molekul-molekul bahan yang

bergerak karena adanya dorongan. Kecepatan gerakan atau aliran

memegang peranan penting, dan cara ini terjadi pada fluida cair

maupun gas. perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain

akibat perpindahan bahannya sendiri. Tungku udara panas dan

sistem pemanasan dengan air panas adalah dua contohnya. Jika

bahan yang dipanaskan dipaksa bergerak denga alat peniup atau

pompa, prosesnya disebut konveksi yang dipaksa, kalau bahan itu

mengalir akibat perbedaan rapat massa, prosesnya disebut konveksi

alamiah atau konveksi bebas (Fellows, 1990).

2.2.3. Radiasi

Radiasi adalah proses perpindahan panas yang terjadi secara

pancaran dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Untuk

mempelajari pengolahan dengan menggunakan panas. Terlebih

dahulu harus mengerti bagaimana panas tersebut dipindahkan ke

dalam makanan. Pemindahan panas merupakan satu unit operasi

Page 8: 112012438 Perpindahan Panas

yang penting dalam industri pangan, karena hampir setiap proses

pengolahan membutuhkan pemindahan panas baik dalam bentuk

pemberian maupun pengambilan panas dari bahan untuk merubah

sifat fisik, kimia, dan karakteristik penyimpanan dari bahan tersebut

(Wirakatakusumah, 1992).

Perpindahan panas merupakan proses berpindahnya kalor atau

panas dari bahan yang mempunyai suhu tinggi ke bahan yang

mempunyai suhu rendah. Pemanasan dapat dipakai sebagai suatu

cara pengawetan, sebab bahan yang dimasak dapat disimpan lebih

lama dibandingkan bahan mentahnya. Dua hal pengawetan terjadi

sebagai hasil pemasakan, yaitu distruksi dan reduksi jumlah mikroba

serta menonaktifkan enzim yang tidak dikehendaki dalam makanan.

Pemasakan juga menghasilkan destruksi bahan toksin yang

berbahaya secara alami terdapat dalam makanan atau terbentuk oleh

mikroba, mrubah warna, cita rasa dan tekstur serta memperbaiki

daya cerna dari bahan makanan. Sebaliknya perubahan-perubahan

yang tidak diinginkan terjadi secara simultan, misalnya perubahan

nilai gizi dan organoleptik (Wirakatakusumah, 1992).

Page 9: 112012438 Perpindahan Panas

2.3. Pasteurisasi

Pasteurizer digunakan untuk memberikan heat treatment pada

produk. Pasteurizer berbentuk bak dari lempengan stainless steel

dengan sumber panas yang digunakan untuk menaikkan suhu air di

dalamnya berasal dari steam (uap panas) yang dihasilkan dari boiler.

Air tersebut berfungsi sebagai media penghantar panas dalam proses

pasteurisasi. Uap panas dialirkan secara terus-menerus sampai suhu

air yang ditunjukkan oleh termometer mencapai 85°C. Setelah

mencapai suhu tersebut, suplai steam dihentikan dan kondisi tersebut

dijaga selama 15 menit.

Page 10: 112012438 Perpindahan Panas

Gambar 1. Pasteurizer

Pasteurisasi merupakan pemanasan yang dilakukan pada suhu

kurang dari 100ºC, akan tetapi dengan waktu yang bervariasi dari

mulai beberapa detik sampai beberapa menit tergantung dari

tingginya suhu tersebut. Makin tinggi suhu pasteurisasi, makin

singkat proses pemanasannya. Pasteurisasi merupakan proses untuk

menginaktifkan sel-sel vegetatif mikroba patogen, pembentuk toksin

maupun sel pembusuk. Tinggi suhu dan lama pemanasan dalam

pasteurisasi tergantung pada ketahanan mikroba yang akan dibunuh

dan sensitifitas mutu makanan terhadap pemanasan

(Wirakartakusumah, 1992).

Tujuan utama pasteurisasi adalah untuk menonaktifkan sel-sel

vegetatif mikroba patogen, pembentuk toksin maupun pembusuk.

Tinggi suhu dan lama pemanasan pada pasteurisasi tergantung pada

ketahanan panas mikroba yang akan dibunuh dan sensitifitas

makanan terhadap pemanasan. Penggunaan metode HTST (High

Temperature Short Time) biasanya menghasilkan produk dengan

mutu yang lebih baik dibandingkan metode LTLT (Low Temperature

Low Time). Pada pasteurisasi susu kondisi HTST yang digunakan

adalah 161°F selama 15 detik. Untuk susu khususnya, pasteurisasi

ini bertujuan untuk membunuh Coxiella burnetti, yaitu jenis mikroba

riketsia yang dapat menyebabkan demam Q. Untuk minuman hasil

Page 11: 112012438 Perpindahan Panas

fermentasi seperti bir dan anggur, pasteurisasi digunakan untuk

membunuh kapang liar atau kontaminan (Wirakartakusumah, 1992).

2.4. Susu

Secara Alami susu merupakan makanan yang paling baik,

terutama untuk anak mamalia yang baru dilahirkan. Selanjutnya susu

sangat tinggi nilai gizinya sebagai bahan makanan bagi orang

dewasa terutama bagi Lansia

Ada 3 komponen dalam susu sehingga menjadi penting dalam

menu sehari-hari yaitu Protein, Calcium dan Riboflavin(vit B12).

Protein susu mengandung banyak macam asam amino

esensial yang umumnya sangat sedikit terdapat pada biji-bijian yang

sering dijadikan makanan pokok manusia Jumlah konsumsi susu

yang disarankan ± 1 liter/hari, dapat mencukupi semua kebutuhan

protein anak-anak sampai dengan umur 6 tahun; 60% untuk anak

masa pertumbuhan sampai dengan umur 14 tahun; 50% untuk usia

14-20 tahun; dan bagi wanita yang sedang menyusui dapat

mencukupi 44% kebutuhan proteinnya. Susu mengandung 4 macam

protein, yaitu Casein, laktalbumin, laktoglobulin dan

immunoglobulin (Deterper, 2010).

.

Page 12: 112012438 Perpindahan Panas

III METODOLOGI PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 3.1. Bahan yang

Digunakan, 3.2. Alat yang Digunakan, dan 3.3. Metode Percobaan.

3.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam percoban perpindahan panas

adalah 0,5 liter susu.

3.2. Alat yang Digunakan

Page 13: 112012438 Perpindahan Panas

Alat yang digunakan dalam percobaan perpindahan panas

adalah termometer, pasteurizer.

3.3. Metode Percobaan

Page 14: 112012438 Perpindahan Panas

Gambar 2. Metode Percobaan Perpindahan Panas

Gambar 3. Diagram Alir Pencampuran

Bahan yang akan dipasteurisasi disiapkan, yaitu 0,5 L susu,

suhu susu dicatat terlebih dahlu sebelum dipasteurisasi. Set up alat

pasteurizer kemudian air dimasukan kedalam tabung pada bagian

Page 15: 112012438 Perpindahan Panas

atas pasteurizer. Setelah itu air dipanaskan dalam pasteurizer.

Volume air dihitung dengan menghitung volume tabung alat

pasteurizer. Susu dimasukan kedalam tabung pasteurizer bagian

atas, dan kran pengeluaran susu pada bagian bawah dibuka. Diukur

suhu susu saat keluar dari kran pengeluaran susu, dan diukur pula

suhu air pada kran pengeluaran air.kemudian dihitung kalor

perpindahan panasnya.

Page 16: 112012438 Perpindahan Panas

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : 4.1. Hasil

Pengamatan dan 4.2. Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

Berdasarkan Hasil Percobaan Diperoleh Hasil Berikut :

Tabel 12. Hasil Percobaan Perpindahan Panas Keterangan Hasil

t 11 menit

Vair 0,01954 m3

V susu 5 x x10-4 m3

T1 air 353 °K

T2 air 339 °K

T1 susu 296 °K

T2 susu 348 °K

LMTD air 345,9528 K

LMTD susu 321,2990 K

Qair 27557, 1038 kJ

Qsusu 694,0927 kJ

Qperpindahan panas 26863,0111 k JSumber : Anindita Tri Kusuma Pratita, Kelompok IV, Meja 4, (2010)

Page 17: 112012438 Perpindahan Panas

4.2. Pembahasan

Tahap awal dari perpindahan panas ini adalah dengan

mengukur suhu awal air dan susu, setelah itu dimasukkan ke dalam

alat pasteurisasi yaitu pasteurizer dengan suhu 60-800C pada lubang

yang berbeda. Waktu yang digunakan dalam proses ini adalah 11”,

hal ini termasuk ke dalam HTST (High Themperature Sort Time).

Setelah proses pasteurisasi selesai ukur suhu akhir air dan susu, yang

telah dikeluarkan melalui kran yang berada pada tangki.

Dari hasil pengamatan di dapat bahwa T1 susu sebelum di

pasteurisasi mengalami kenaikkan suhu setelah di pasteurisasi, hal

ini disebabkan karena susu pada saat di pasteurisasi mengalami

perpindahan panas dari suhu rendah ke suhu tinggi, sehingga susu

yang keluar setelah melalui proses pasteurisasi menjadi naik suhunya

yaitu T2. Susu yang keluar dari pasteurisasi tersebut setelah dihitung

kembali volumenya mengalami penurunan volume, hal tersebut

disebabkan masih terdapat sisa susu di alat pasteurisasi. Terdapat

beberapa faktor susu tersebut masih tertinggal dalam alat

pasteurisasi, yaitu efesiensi dari alat pasteurisasi tersebut sudah tidak

baik lagi.

Pasteurizer ini termasuk ke dalam Shell and Tube Heat

Exchenger, karena alat ini mempunyai prinsip kerja yaitu konveksi-

konduksi-konveksi. Dimana konveksi (padat-cair) merupakan

perpindahan panas dari yang mempunyai suhu tinggi ke dalam bahan

yang mempunyai suhu rendah, disertai dengan

molekul-molekul yang bergerak akibat adanya dorongan, sedangkan

konduksi (padat-padat) adalah perpindahan panas dari yang

Page 18: 112012438 Perpindahan Panas

mempunyai suhu tinggi ke dalam bahan yang mempunyai suhu

rendah, tetapi tidak disertai dengan perpindahan molekul-

molekulnya. Sedangkan radiasi (cair-gas) adalah perpindahan panas

yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, tetapi

di dalam alat pasteurizer ini perpindahan panas secara radiasi ini

tidak digunakan. Kerja alat ini adalah melalui perpindahan panas

secara konveksi-konduksi-konveksi, yaitu secara konveksi pertama

dengan berpindahnya suhu dari air di dalam tangki ke permukaan

luar pipa (cair-padat), lalu perpindahan panas secara konduksi yaitu

permukaan pipa luar akan memberikan panas ke melalui permukaan

pipa bagian dalam (ketebalan pipa/ padat-padat), setelah itu tahap

yang terakhir adalah perpindahan panas secara konveksi yaitu

dengan perpindahan panas dari bagian permukaan pipa bagian dalam

menuju susu (padat-cair). Berikut gambar kerja alat pasteurizer :

Page 19: 112012438 Perpindahan Panas

.

Gambar 4. Mekanisme Perpindahan Panas pada Pasteurizer

Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu dibawah titik

didih air, yang bertujuan untuk membunuh mikroba yang bersifat

patogen, dengan mematikan sel vegetatifnya, tetapi sporanya tidak

mati. Jumlah panas dapat diukur dengan satuan kalori, BTU atau

joule. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan oleh 1 gram

air untuk menaikkan suhunya 1 °C. Jumlah panas yang dibutuhkan

untuk menaikkan suhu bahan 1 derajat per satuan massa disebut

kapasitas panas (Brennan, 1969).

Page 20: 112012438 Perpindahan Panas

Jumlah panas dapat diukur dengan satuan kalori, BTU atau

joule. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan oleh 1 gram

air untuk menaikkan suhunya 1 °C. Jumlah panas yang dibutuhkan

untuk menaikkan suhu bahan 1 derajat per satuan massa disebut

kapasitas panas (Wirakartakusumah, 1992).

Jika bahan dipanaskan maka suhu akan berubah. Panas yang

msuk dan menyebabkan perubahan suhu disebut ”panas sensible”,

karena perubahan panas dapat dirasakan. Penambahan panas yang

tidak menyebabkan perubahan suhu disebut panas ”panas laten”.

Panas sensible dapat dihitung dari persamaan berikut, Q = m Cp dT

(Wirakartakusumah, 1992).

Metode Pembersihan alat ada beberapa cara yaitu:

1. Busa atau Sabun: pembersihan dengan busa digunakan untuk

membersihkan lapisan luar peralatan bisa menggunakan sabun

atau deterjen. Pembersihan ini meningkatkan waktu sentuh

bahan kimia dengan larutan kimia dengan tekanan mekanis dan

temperatur yang kecil.

2. High Pressure: meningkatkan tekanan mekanis, membantu

menghilangkan kotoran. Metode pembersihan ini terkadang

ditambahkan deterjen dan penambahan suhu, untuk

meningkatkan efisiensi pembersihan.

3. Clean In Place (CIP): pembersihan untuk bagian dalam tangki

atau pipa, Larutan kimia dimasukan kedalam sirkut tangki

untuk membersihkan bagian dalam. Waktu, suhu dan tekanan

kimia diubah-ubah sesuai kebutuhan untuk mendapatkan

pembersihan yang maksimal

Page 21: 112012438 Perpindahan Panas

4. Clean Out Place (COP): pembersihan yang dilakukan untuk

suku cadang mesin yang dapat dilepas, pembersihan dilakukan

di wadah berisi cairan kimia yang dipanaskan.

5. Mechanical: menggunakan sikat, baik dengan tangan ataupun

mesin (Zulkhaidarsyah, 2008)

Page 22: 112012438 Perpindahan Panas

V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan perpindahan panas didapatkan hasil

yaitu ΔT LMTDair = 345,9528 K, ΔT LMTDsusu = 321,2990, Q air =

27557, 1038 kJ, Q susu = 694, 0927 kJ Q total = 26863,0111 kJ.

Saran

Dalam praktikum ini diharapkan para praktikan lebih teliti

terutama dalam pengukuran suhu dengan menggunakan termometer

dan pada saat penghitungan.

Page 23: 112012438 Perpindahan Panas

DAFTAR PUSTAKA

Brennan. J. G., (1974), Food Engenering, Science Published, London.

Deterper, (2010), Ternak Perah sebagai Produsen Susu, http :// ocw.usu.ac.id/course/download/3180000042 , Diakses : 5/12/2010

Fellows, P.J, (2000). Food Processing Technology. Ellis Horword Limited, England.

Geankoplis. Christie, J. (1997) Transport Processes And Unit Operations. Prentice Hall International, Inc. University of Minnesota.

Wirakartakusumah dkk, (1992), Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zulkhaidarsyah (2008), Sanitasi Peralatan, http://www.slideshare.net/zulkhaidarsyah/pembersihan-peralatan-gmp-modul-presentation// , Diakses : 4/12/2010.

Page 24: 112012438 Perpindahan Panas

LAMPIRAN

t 11 menit

Vair 0,01954 m3

V susu 5 x x10-4 m3

T1 air 353 °K

T2 air 339 °K

T1 susu 296 °K

T2 susu 348 °KSumber : Anindita Tri Kusuma Pratita, Kelompok IV, Meja 4, (2010)

Sampel : SusuSampel air :V air = π r2 . t = 3,14 (16,0828 cm)2 x 24,6 = 19541,0813 cm3 = 0,01954 m3

m susu = ρ susu x v susu = 1030 x 0,0005 = 0,515 kg m air = ρ air x v air = 971,83 kg/m3 x 0,01954 m3

= 18,9896 kg

Interpolasi (Cp Air)

x=D+ B−AC−B

x(F−D)

x=4,192+ 345,9528−343,15353,15−345,9528

x (4,199−4,192)

= 4,1947

ΔTLMTD air = T2-T1 = 399-353 = 345,9528 Kln T2/T1 ln(399/353)

Page 25: 112012438 Perpindahan Panas

Q Air = m Cp ΔTLMTD air= 18,9896 kg x 4,1947 Kj. K x 345,9528 K= 27557,1038 kJ

ΔTLMTD susu =

Q Susu= m Cp ΔTLMTD susu = 0,515 kg x 4,1947 kJ/kg K x 321,2990 = 694,0927 kJ

Q total = Q Air – Q Susu= 27557,1038 kj - 694,0927 kJ

= 26863,0111 kJ.

T2-T1 = 348-296 = 321,2990 KLn T2/T1 ln(348/296)

Page 26: 112012438 Perpindahan Panas

1. Dik:

V air = 19,534 L

Cp air = 41,85 kj/kg°K

V susu = 5 L

T1 air = 350°K

T2 air = 335°K

T1 susu = 296°K

T2 susu = 331°K

Dit: Qtotal

Jawab:

m susu = ρ susu x v susu = 1030 x 0,005 = 5,15 kg m air = ρ air x v air = 971,83 kg/m3 x 0,01953 m3

= 18,9798 kg

ΔTLMTD air =

Q Air = m Cp ΔTLMTD air= 18,9798 kg x 41,85 Kj. K x 342,4657 K= 272.022,0911 kJ

ΔTLMTD susu =

Q Susu= m Cp ΔTLMTD susu = 5,15 kg x 41,85 kJ/kg K x 298,6348 = 64.364,0118 kJ

Q total = Q Air – Q Susu= 272.022,0911 kj - 64.364,0118 kJ

T2-T1 = 335-350 = 342,4657 Kln T2/T1 ln(335/350)

T2-T1 = 331-296 = 298,6348 KLn T2/T1 ln(331/296)

Page 27: 112012438 Perpindahan Panas

= 207.658,079 kJ.

.

Page 28: 112012438 Perpindahan Panas

Metode yang dapat diandalkan untuk Minuman Pasteurisasi

. Pasteurisasi dioperasikan secara manual - Tergantung pada aplikasi dan volume, kecil dan pasteurizers mahal sering diperlukan. Di sini juga, kami dapat menawarkan konsep suara teknis dan finansial.

Pasteurisasi minuman dalam botol dan kaleng secara biologis aman tetapi cenderung mempengaruhi warna dan rasa produk berikut panjang dan panas yang berlebihan juga diterapkan pada produk. Selain itu, pasteurisasi dalam terowongan pasteurizers membutuhkan banyak ruang dan energi.

Kombinasi ideal antara standar kualitas tinggi dan desain yang aman bakteriologis adalah pelat penukar panas (PHE) pasteurizers yang menjamin kualitas hidup rak khusus produk Anda. Dibandingkan dengan pasteurisasi terowongan dan panas mengisi, investasi dan biaya operasional serta ruang lantai yang sangat berkurang.

Page 29: 112012438 Perpindahan Panas

Pasteurisasi otomatis Manfaat

Rendahnya investasi dan biaya operasi lantai ruang yang dibutuhkan Kecil Kapasitas disesuaikan dengan filler No pasteurisasi atas Proses sesuai dengan spesifikasi PU operasi terus-menerus meminimalkan kerugian produk Pasteurizing online efek diverifikasi

Page 30: 112012438 Perpindahan Panas

Plate mempastir

Quick Details Rincian Cepat Place of Origin: Shanghai China (Mainland) Tempat Asal: China Shanghai (Daratan)

Brand Name: Shanghai Jimei Merek Nama: Shanghai Jimei

Model Number: BS Nomor model: BS

Processing Types: Milk Pengolahan Jenis: Susu

Processing: Sterilizer Pengolahan: Sterilizer

Spesifikasi This Plate Pasteurizer is the ideal equipment for liquid food pasteurizing, such as milk, yoghurt, juice etc. Ini mempastir Plate merupakan peralatan ideal untuk makanan cair pasteurisasi, seperti susu, yoghurt, jus dll The Plate Pasteurizer is a multifunctional equipment.  It can heat, sterilize, keep warm and cool down heat sensitive liquid such as fresh milk, beverage, juice and wine. The mempastir Plate merupakan peralatan multifungsi. Hal ini dapat panas, mensterilkan, tetap hangat dan panas dingin sensitif cairan seperti segar, minuman jus susu, dan anggur. This machine has a high heat recycling system, energy saving, economical, simple structure, simple operation, and convenient

Page 31: 112012438 Perpindahan Panas

maintenance. Mesin ini memiliki sistem daur ulang panas tinggi, hemat energi, ekonomis, struktur sederhana, operasi sederhana, dan pemeliharaan nyaman. Controlling methods: Mengontrol cara: Semi-automatic and fully automatic options (PLC control, tactile screen) Semi-otomatis dan pilihan sepenuhnya otomatis (PLC kontrol, layar taktil) Main parts: Utama bagian: Material pump, balance bucket, hot water system, temperature control and record, and electric control system. Material pompa, ember keseimbangan, sistem air panas, kontrol suhu dan merekam, dan sistem kontrol listrik. Production capacity: 0.5-20t/h. Kapasitas produksi: 0,5-20t / h. S S terilizing temperature: 85-95º C. terilizing suhu: 85-95 º C. Warm keeping time: 15-30s. Hangat menjaga waktu: 15-30s. Technical parameter: Parameter teknis: Name-Unit- Model Nama-Unit-Model

BS-BS-1 BS-BS-1

BS-BS-2 BS-BS-2

BS-BS-3 BS-BS-3

BS-BS-4 BS-BS-4

BS-BS-5 BS-BS-5

BS-BS-10 BS-BS-10

Production capacity (L/h) Kapasitas produksi (L / h)

1000 1000

2000 2000

3000 3000

4000 4000

5000 5000

10000 10000

Heat exchanging area (m 2 ) Pertukaran panas area (m 2)

12 12 15 15 20 20 25 25 28 28 52 52

Material inlet temperature Bahan inlet temperatur

5ºC 5 º C

Material outlet temperature Bahan temperatur outlet

5ºC 5 º C

Sterilizing 85-95ºC 85-95 º C

Page 32: 112012438 Perpindahan Panas

temperature Sterilisasi suhu Warm keeping time Hangat menjaga waktu

25 s 25 s

Ice water temperature Air es suhu

1ºC 1 º C

Ice water consumption Konsumsi air es

20400 L/h 20.400 L / jam

Joint size (mm) Bersama ukuran (mm)

Φ 38 Φ 38

Φ38 Φ38 Φ38 Φ38

Φ51 Φ51

Φ51 Φ51 Φ68 Φ68

Weight (Kg) Berat (Kg)

928 928 985 985 1050 1050

1200 1200

1350 1350

1800 1800

Size (mm) Ukuran (mm)

1500x1500

1500x1500

x2000 x2000

2200x2000

2200x2000

x2400 x2400

2200x2000

2200x2000

x2400 x2400

2400x2000

2400x2000

x2400 x2400

2400x2200

2400x2200

x2500 x2500

2500x2200

2500x2200

x2500 x2500

LAPORAN MINGGUAN

Page 33: 112012438 Perpindahan Panas

PERPINDAHAN PANASSUSU

(Bovine, sp)

Oleh :

Nama : Anindita Tri Kusuma PNRP : 083020064Kelompok : IV (Empat)Assisten : Roni Gumilar Tanggal Percobaan : 3 Desember 2010

LABORTORIUM MESIN PERALATAN INDUSTRI PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2010