Upload
matho-nurse
View
4
Download
0
Embed Size (px)
BAB III
UPAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA
Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa akan berdampak langsung terhadap
kesejahteraan keluarga. Dampak langsung berupa terjadinya ketidakseimbangan
keluarga. Keluarga mungkin mengalami beberapa respon kehilangan seperti
mengingkari, marah, tawar menawar, depresi sebelum akhirnya pasrah dan menerima
yang mengakibatkan menurunnya kesejahteraan keluarga.
Upaya pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien, keluarga merupakan faktor penting.
Keluarga merupakan sumber pendukung utama untuk mendapatkan perlindungan,
perawatan, dan kasih sayang sehingga pasien dapat bertahan dan pulih dari kondisi
gangguan jiwa yang dialami. Upaya mengoptimalkan kemampuan keluarga merawat
dan memberi dukungan kepada pasien menjadi syarat utama dalam pemberdayaan
keluarga. Keberhasilan perawatan pasien di rumah sakit jiwa tidak akan bermakna jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga sebagai pengasuh pasien di rumah. Pasien dapat
kambuh bahkan dapat mengalami kondisi yang lebih buruk dari pada sebelumnya. Oleh
sebab itu memberdayakan keluarga menjadi sangat penting sehingga keluarga dapat
melakukan tugas dan fungsinya merawat pasien.
Berikut ini akan diuraikan pengertian, peran fungsi keluarga, serta proses
pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa.
A. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Dalam Kepmenkes 908/Menkes/2010 yang disebut keluarga adalah sistem
sosial di mana dua atau lebih individu hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Individu dalam keluarga
saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
12
13
Pada kasus gangguan jiwa pengertian keluarga pasien tidak hanya dibatasi oleh
keluarga inti (ayah, ibu dan anak) dan tinggal satu rumah tetapi juga meluas
kepada keluarga yang tidak tinggal satu rumah namun ada hubungan darah dan
atau bertanggung jawab terhadap kehidupan pasien.
2. Peran Keluarga
Peran merupakan seperangkat perilaku, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan posisi dan situasi tertentu. Peran keluarga adalah seperangkat perilaku,
sifat, kegiatan yang didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran di dalam keluarga sebagai berikut :
a. Ayah sebagai:
1) Kepala keluarga
2) Suami dari istri dan ayah dari anak-anak,
3) Pencari nafkah,
4) Pendidik,
5) Pelindung dan pemberi rasa aman,
6) Anggota dari kelompok sosialnya
7) Anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu sebagai:
1) Istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya,
2) Pengurus rumah tangga,
3) Pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
4) Pelindung
5) Salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya
6) Pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d. Anggota keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, atau bibi berperan
menggantikan atau memperkuat peran anggota keluarga inti.
14
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga meliputi :
a. Fungsi Pendidikan: keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
b. Fungsi Sosialisasi: keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan: keluarga melindungi anggota keluarganya sehingga
merasa aman.
d. Fungsi Agama: keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang
mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
e. Fungsi Ekonomi: kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga.
f. Fungsi Rekreatif: keluarga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing.
g. Fungsi Biologis: keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya.
h. Fungsi Afektif : keluarga memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa
aman di antara anggota keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
4. Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
(Friedman, 1981), dan tugas keluarga pada anggotanya yang mengalami
gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan jiwa setiap anggotanya.
b. Menetapkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat.
c. Merawat anggota keluarganya yang gangguan jiwa.
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa.
15
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa, lintas sektor dan jaringan
dukungan keluarga yang tersedia di lingkungan.
B. Dampak Gangguan Jiwa pada Keluarga
Gangguan jiwa berdampak pada kehidupan keluarga meliputi:
1. Dampak psikologis: keluarga menjadi stress, bingung, marah, cemas, tak
berdaya, menyalahkan satu sama lain, malu yang sering disebut sebagai beban
subjektif keluarga. Dampak yang dialami keluarga saat ada anggota keluarga
mengalami gangguan jiwa sbb:
a. Pada awal terjadinya gangguan jiwa, keluarga mengingkari (denial) dan
berharap keluarga yang dicintainya keluar dari masalah (gangguan
jiwanya).
b. Belajar Mengatasi; keluarga mulai menerima penyakit yang dialami
keluarganya. Reaksi emosi dalam bentuk marah, rasa bersalah, berduka.
c. Upaya beradvokasi. Pemahaman dan penerimaan tentang penyakit jiwa
yang dialami keluarganya membuat keluarga mau memberikan dukungan
keluarga lain yang menghadapi masalah yang sama.
2. Dampak fisik: perilaku pasien yang sering tidak terkendali mengakibatkan
keluarga mengalami kerugian secara fisik, seperti cedera maupun kerusakan
barang baik milik keluarga maupun lingkungan.
3. Dampak sosial: hubungan antar keluarga dan lingkungan dapat terganggu. Hal
ini terjadi jika masyarakat masih memberikan stigma negatif kepada pasien dan
keluarganya.
4. Dampak kultural: banyak budaya yang masih menganggap gangguan jiwa
bukan merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Stigma negatif gangguan
jiwa dari masyarakat misalnya sebagai penyakit kutukan, kerasukan roh jahat,
membuat keluarga enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan budayanya.
16
5. Dampak spiritual: gangguan jiwa yang terjadi pada anggota keluarga dapat
membuat keluarga merasa berdosa sehingga mengganggu kehidupan spiritual
misalnya menyalahkan Tuhan, malas beribadah dsb.
6. Dampak ekonomi: biaya perawatan dan pengobatan pasien gangguan jiwa yang
berlangsung lama dapat menjadi beban bagi keluarga ditambah dengan
berkurangnya anggota keluarga yang mencari nafkah (pasien tidak bekerja dan
mungkin anggota keluarga yang sehat harus menyediakan waktu untuk merawat
pasien) mengakibatkan beban ekonomi keluarga.
C. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan adalah upaya membangun kemampuan (daya) dengan memotivasi,
membangkitkan kesadaran, dan berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki.
Pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa artinya menggali potensi yang
dimiliki keluarga, mendorong, memotivasi, dan memberikan dukungan serta
memfasilitasi upaya kesehatan jiwa agar keluarga dapat mandiri dalam mengatasi
masalah kesehatan jiwa.
Kebutuhan pemberdayaan keluarga dimulai sejak awal terjadinya gangguan jiwa
pada pasien sampai tercapai kemandirian.
1. Tujuan
Meningkatkan kemampuan mandiri keluarga dalam:
a. Mengidentifikasi gangguan jiwa pada anggota keluarga.
b. Mengambil keputusan yang tepat dalam menetapkan cara mengatasi
gangguan jiwa pada anggota keluarga,
c. Memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang gangguan jiwa
d. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa, lintas sector dan jaringan
dukungan keluarga yang tersedia di masyarakat.
2. Proses Pemberdayaan Keluarga
Proses pemberdayaan keluarga meliputi:
17
a. Pengkajian kebutuhan pemberdayaan
b. Analisa kebutuhan pemberdayaan keluarga
c. Perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan keluarga
d. Evaluasi Hasil Pemberdayaan Keluarga
Keempat tahapan proses tersebut diuraikan sebagai berikut
a. Pengkajian
Pengkajian keluarga dalam rangka pemberdayaan melalui Survey Mawas
Diri (SMD) meliputi:
1) Identifikasi keluarga yang membutuhkan pemberdayaan
2) Identifikasi kemampuan keluarga dalam pemeliharaan gangguan jiwa
anggota keluarga
4) Identifikasi kemampuan keluarga dalam bidang ekonomi
5) Identifikasi kemampuan keluarga dalam bidang psikososial
6) Identifikasi kemampuan keluarga dalam bidang spiritual
7) Identifikasi sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
pemberdayaan keluarga yaitu pelayanan kesehatan jiwa, sektor lain non
kesehatan (pemerintah daerah, dinas-dinas) dan jaringan dukungan
keluarga.
b. Analisis Kebutuhan Pemberdayaan Keluarga
Analisis kebutuhan pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Masalah terkait dengan
pemberdayaan dirumuskan setelah melakukan pengkajian. Masalah-masalah
terkait dengan pemberdayaan keluarga meliputi:
1) Kebutuhan pemberdayaan dalam melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga
2) Kebutuhan pemberdayaan dalam bidang ekonomi
3) Kebutuhan pemberdayaan dalam bidang psikososial
4) Kebutuhan pemberdayaan dalam bidang spiritual
c. Perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan keluarga
18
Intervensi pemberdayaan keluarga dilakukan sesuai dengan
kebutuhan..Berikut ini upaya pemberdayaan yang bisa dilakukan sesuai
kebutuhan.(Lihat Tabel 3.1. Upaya pemberdayaan keluarga)
d. Evaluasi Hasil Pemberdayaan Keluarga
Evaluasi keberhasilan pemberdayaan keluarga diukur dengan sejauh mana
keluarga mampu mandiri dalam melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga, psikososial, ekonomi, dan spiritual.
1) Evaluasi dalam melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan: keluarga
mampu melaksanakan tugas pemeliharaan keluarga.
2) Keberdayaan keluarga dalam bidang psikologis: mampu mengatasi
masalah dengan cara yang konstruktif.
3) Keberdayaan ekonomi: mampu produktif dan mandiri dalam
peningkatan status ekonomi keluarga.
4) Keberdayaan dalam bidang spiritual: merasakan kesejahteraan dalam
kehidupan spiritual.
Tabel 3.1. Upaya pemberdayaan keluarga
No Kebutuhan Pemberdayaan
Intervensi Sektor Terkait Ket
1 Kebutuhan pemberdayaan dalam melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga
Psikoedukasi Pelatihan merawat
pasien
Kesehatan
2 Kebutuhan pemberdayaan ekonomi
Program Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM)
Program Jamkesmas / jamkesda
Pemda: dinas yang terkait dengan perekonomian (perindustrian, dinas kesehatan, dinas perdagangan)
3 Kebutuhan pemberdayaan psikososial
Rehabilitasi Psikososial
Konseling keluarga Pertemuan dan
berbagi pengalaman antar keluarga
LSM: Perhimpunan Jiwa Sehat, Komunitas Jiwa Sehat, Kelompok Peduli Skizofrenia Indonesia, Paguyuban Jiwa Sehat.Pemda: Dinas Sosial, Dinas Tramtib, Dinas KesehatanPerhimpunan Profesi: PDSKJI, HIMPSI, Ikatan Perawat Jiwa, Ikatan Pekerja Sosial.
19
4 Kebutuhan pemberdayaan spiritual
Kegiatan ibadah bersama
Konseling spiritual
Kementerian agamaOrganisasi keagamaan: Majelis Taklim, Pesantren, Organisasi Gereja.