Upload
rizal-tri-susilo
View
2.116
Download
42
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi thermal (energi panasyang terkandung dalam uap) menjadi energi poros (putaran). Sebelum energi thermal (enthalpi)diubah menjadi energi poros, energi tersebut diubah dulu menjadi energi kinetik. Alat untukmengubah menjadi energi kinatik tersebut adalah nozzlehttp://www.puballattacak.blogspot.comhttp://expresikanlahdirimu.blogspot.com
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
BAB I
TURBIN UAP
Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi thermal (energi panas
yang terkandung dalam uap) menjadi energi poros (putaran). Sebelum energi thermal (enthalpi)
diubah menjadi energi poros, energi tersebut diubah dulu menjadi energi kinetik. Alat untuk
mengubah menjadi energi kinatik tersebut adalah nozzle. Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi diarahkan menggunakan nozzle untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada
poros sehingga poros turbin berputar. Pada waktu uap melewati celah antara sudu-sudu gerak,
uap mengalami perubahan momentum sehingga menurut hukum Newton II, dibangkitkan gaya
yang bekerja pada uap tersebut. Dari hukum Newton III, sudu menerima gaya yang besarnya
sama dengan gaya tersebut, tetapi arahnya berlawanan. Akibat melakukan kerja di turbin,
tekanan dan temperatur uap yang keluar turbin menjadi turun sehingga menjadi uap basah.
Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan tenaga putar poros yang dihasilkan
digunakan untuk memutar generator.
1.1. Prinsip Kerja Turbin Uap
Suatu turbin dapat terdiri dari satu dua atau banyak silinder yang merupakan mesin rotasi
berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik. Tiap silinder memiliki sebuah
rotor yang disangga oleh bantalan-bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung menjadi satu
termasuk rotor generator. Ruang diantara rotor dengan rumah turbin (casing) terdiri dari
rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang dijajarkan berselang-seling.
Sudu-sudu tetap dipasang disekeliling bagian dalam rumah turbin, sedang rangkaian sudu
gerak dipasang pada rotor. Bila kedalam turbin dialirkan uap, maka energi panas yang
dikandung uap akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Mula-mula energi panas dalam uap diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik (kecepatan)
dengan cara melewatkan uap melalui nosel-nosel. Uap berkecepatan tinggi kemudian
diarahkan ke sudu-sudu sehingga menghasilkan putaran poros turbin dimana energi mekanik
ini selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator, pompa dan sebagainya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 2
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Perubahan energi panas menjadi energi kinetik terjadi didalam nosel (sudu diam) turbin,
sedangkan perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor turbin
terjadi pada sudu jalan turbin.
Nozzle
Blades
Gambar 1.1, Konversi energi didalam turbin
Thermal Energy
Kinetic Energy
Mechanical Energy
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.2, Prinsip kerja turbin uap 1 tingkat.
Jadi didalam turbin, uap mengalami proses ekspansi yaitu penurunan tekanan dan mengalir
secara kontinyu. Akibat pengurangan tekanan uap didalam rangkaian sudu-sudu, maka
kecepatan uap meningkat sangat tinggi. Kecepatan aliran uap tersebut akan bergantung pada
selisih banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi. Selisih banyaknya panas uap
sebelum dan sesudah ekspansi didalam turbin dinamakan penurunan panas / heat drop.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 4
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
1.2. Jenis-jenis Turbin Uap
Terdapat banyak variasi, susunan, karakteristik dan konstruksi turbin yang diterapkan di unit-
unit PLTU. Oleh karena itu turbin dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Dari segi tekanan akhir uap.
- Turbine tekanan lawan (back pressure turbine)
- Turbine Kondensasi
2. Dari segi arah aliran Uap.
- Turbin aksial.
- Turbin radial.
- Turbin tangensial
3. Dari segi azas tekanan uap.
- Turbin impuls
- Turbin reaksi
4. Dari segi pembentukan tingkat uap.
- Turbin tekanan bertingkat (reteau)
- Turbin kecepatan bertingkat (turbine curtis)
5. Dari segi aliran Uap dan Casingnya.
- Turbin reheat dan Non-Reheat
- Turbin ekstraksi dan Non-ekstraksi
- Turbin single casing dan Multi casing
6. Exhaust flow
1.2.1. Jenis turbin yang ditinjau dari tekanan uap akhir
Turbin Tekanan Lawan (Back Pressure Turbine)
Turbin tekanan lawan (back pressure turbine) adalah turbin yang tekanan akhirnya diatas
tekanan atmosfir karena uap keluaran akhir dari turbin tersebut tidak dikondensasikan.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.3, Turbine Back Pressure
Turbine Kondensasi (Condensation Turbine)
Turbin kondensasi adalah turbin yang mana uap keluaran sudu terakhirnya dikondensasikan,
tekanan akhir dari turbin kondensasi ini dibuat vaccum, sehingga temperature kondensasinya
sedikit diatas temperatur air pendingin yang tersedia.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.4, Turbine Condensation
1.2.2. Jenis turbin yang ditinjau dari segi arah aliran uap
Turbine Aliran Radial
Konstruksi Turbin aliran Radial yang dikembangkan oleh Ljungstrom Turbin ini terdiri dari dua
rotor dengan blades dipasang bersilangan.
Kedua rotor berputar dengan arah saling berlawanan, dan masing-masing rotor dikopel
terhadap dua generator terpisah.
Turbin satu poros juga ada yang arah aliran uapnya radial (tegak lurus menjauhi poros) seperti
gambar 1.5a dan 1.5b, oleh karena itu dinamakan Turbin aliran Radial.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.5a, Rotor Turbin Aliran Radial
Gambar 1.5b, Turbin arah Aliran Radial
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 8
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Turbin Aliran Tangensial
Jenis turbin ini memiliki konstruksi yang kokoh akan tetapi efisiensinya sangat rendah.
Pancaran uap dari Nosel diarahkan untuk menghembus buckets yang dipasang melingkar pada
rotor. Arah hembusan uap adalah tangensial (pada garis singgung putaran bucket) oleh
karenanya turbin ini dinamakan Turbin Aliran Tangensial.
Gambar 1.6, Turbin Aliran Tangensial
Turbin Aliran Aksial
Merupakan tipe turbin yang paling populer dan sangat cocok untuk kapasitas besar. Turbin ini
dapat merupakan tipe Reaksi maupun tipe Impulse. Arah aliran uap sejajar dengan poros.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.7, Turbin Axial
1.2.3. Ditinjau dari segi azas tekanan uap.
Berdasarkan azas tekanan uap yang digunakan untuk menggerakkan roda/rotor turbin sebelum
masuk dan setelah keluar dari sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut, maka dikenal
sudu impuls dan sudu reaksi. Turbin uap untuk pembangkit listrik saat ini umumnya terdiri dari
kombinasi kedua macam sudu tersebut.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.8, Prinsip dasar Sudu Reaksi dan Sudu Impuls
Turbin Impulse
Turbin impulse pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629, konstruksinya diperlihatkan
pada Gambar 1.8 dan 1.9. Dimana pancaran uap yang keluar dari Nosel menghembus daun-
daun rotor (disebut blades) sehingga rotor berputar. .
Sudu Impuls
Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu
dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu tetap berfungsi
sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati akan mengalami peningkatan
energi kinetik.
Uap dengan kecepatan tinggi selanjutnya akan membentur (impuls) sudu-sudu gerak. Benturan
antara uap dengan sudu gerak ini menimbulkan gaya yang mengakibatkan poros turbin
berputar.
Setelah memutar sudu gerak, selanjutnya uap diarahkan masuk ke dalam sudu tetap baris
berikutnya. Selama melintasi sudu gerak tekanan dan entalpi uap tidak berubah. Dengan
demikian pada sudu impuls penurunan tekanan dan energi panas uap hanya terjadi pada sudu-
sudu tetap atau nosel.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Turbin Reaksi
Turbin ini dirancang pertama oleh Hero, 120 tahun sebelum Masehi. Reaksi dari pancaran uap
yang keluar dari ujung pipa yang disebut Nosel atau Nozzle (lihat Gambar 1.8 dan 1.9
mendorong rotor sehingga berputar.
Sudu Reaksi
Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak juga
berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami peningkatan
kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan menimbulkan gaya reaksi
yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 12
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.9, profil dan karakteristik sudu Reaksi dan Impuls
Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan memutar poros turbin. Uap selanjutnya dialirkan
ke sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan uap ke sudu gerak baris berikutnya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Sudut dan profil sudu-sudu dibuat sedemikian rupa sehingga apabila turbin berputar pada
kecepatan rancangannya uap akan mengalir dengan mulus melewati sudu-sudu tersebut
sehingga dapat menurunkan erosi sampai pada tingkat minimum.
Pada sebuah roda/poros turbin sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut bisa terdiri dari
satu baris sudu atau beberapa baris sudu. Setiap baris sudu terdiri dari sudu yang disusun
melingkari roda turbin masing-masing dengan bentuk dan ukuran yang sama. Turbin dengan
hanya satu baris sudu yang terpasang pada rotornya dinamai turbin bertingkat tunggal.
Sedangkan turbin dengan beberapa baris sudu-sudu yang terpasang pada rotornya dinamai
turbin bertingkat banyak (multi stages).
1.2.4. Jenis turbin yang ditinjau dari segi pembentukan uap bertingkat
TurbinTekanan Bertingkat (Rateau)
Turbin tekanan bertingkat (rateau) adalah jenis turbin yang mana kondisi tekanan uap yang
mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan kecepatannya tetap.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 14
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.10, Turbin Tekanan Bertingkat
Turbin Kecepatan Bertingkat (Turbin Curtis)
Turbin kecepatan bertingkat (curtis) adalah jenis turbin yang mana kecepatan aliran uap yang
mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan tekanannya tetap.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.11, Turbin Kecepatan Bertingkat
1.2.5. Jenis Turbin di tinjau dari Aliran Uap dan Casingnya.
Turbin Reheat dan Non Reheat
Sirkit uap
Salah satu karakteristik yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah reheat dan
non reheat. Turbin reheat terdiri lebih dari satu silinder dan uap mengalami proses pemanasan
ulang di reheater boiler. Pada turbin reheat, uap yang keluar dari Turbin Tekanan Tinggi (HP)
dialirkan kembali kedalam ketel. Didalam ketel, uap ini dipanaskan kembali pada elemen
pemanas ulang (reheater) untuk selanjutnya dialirkan kembali melalui saluran reheat ke Turbin
Tekanan Menengah dan Turbin Tekanan Rendah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 16
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Secara umum, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari proses pemanasan ulang uap ini
yaitu : meningkatkan efisiensi siklus termodinamika dan mengurangi proses erosi pada sudu-
sudu turbin tingkat akhir karena kualitas uap keluar dari LP turbin menjadi lebih kering.
Gambar 1.12, Turbin Reheat
Aspek Operasi
Konstruksi turbin reheat umumnya silinder tekanan tinggi (HP) dan silinder tekanan menengha
(IP) berada dalam satu casing. Dengan konstruksi seperti itu, maka salah satu aspek yang
penting untuk diperhatikan adalah bahwa perbedaan temperatur antara main steam dengan
reheat steam tidak boleh terlampau besar. Umumnya pabrik pembuat turbin akan
merekomendasikan besarnya harga perbedaan temperatur yang masih diizinkan. Bila harga
perbedaan temperatur yang telah direkomendasikan ini terlampaui, akan terjadi stress thermal
pada casing serta rotor turbin.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.13, Turbin Non-Reheat
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 18
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Turbin Ekstraksi dan Non-Ekstraksi
Sirkit uap
Cara lain yang juga dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah melalui sistem ekstraksi dan
non ekstraksi. Turbin ekstraksi (extraction turbine) adalah turbin yang mengekstrak sebagian
uap yang mengalir dalam turbin.
Pengekstraksian uap ini dapat dilakukan di beberapa tempat disepanjang casing turbin. Uap
yang diekstrak kemudian dialirkan ke pemanas awal air pengisi untuk memanaskan air pengisi.
Tekanan dan aliran uap ekstraksi sangat tergantung pada beban.
Pada turbin-turbin ekstraksi yang relatif kecil, variasi tekanan dan aliran uap ekstraksi tidak
terlalu signifikan sehingga tidak diperlukan katup pengatur pada saluran uap ekstraksinya.
Tetapi pada turbin ekstraksi yang besar, variasi ini cukup besar sehingga diperlukan katup
pengatur pada saluran ekstraksi guna mengontrol tekanan/aliran uap ekstraksi. Turbin
ekstraksi seperti ini disebut Turbin Ekstraksi Otomatis (Automatic Extraction Turbine).
Gambar 1.14, Turbin Non-Ekstraksi
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.15, Turbin Ekstraksi
Sedangkan pada turbin non ekstraksi, tidak dilakukan ekstraksi uap sama sekali. Jadi seluruh
uap yang mengalir masuk turbin non ekstraksi akan keluar meninggalkan turbin melalui
exhaust.
Aspek Operasi
Pengambilan (ekstraksi) uap dari turbin mengakibatkan kerja uap didalam turbin berkurang
sehingga kemampuan turbin juga akan berkurang. Disisi lain terjadi peningkatan panas pada
air pengisi sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar untuk memanaskan air tersebut.
Keuntungan lainnya adalah karena jumlah uap masuk kondensor berkurang, maka
pembuangan panas ke air pendingin juga berkurang. Dengan demikian mengurangi jumlah
kerugian panas.
Mengingat uap ekstraksi akan mengurangi jumlah uap yang melakukan kerja dalam turbin,
maka pengaliran uap ekstraksi dilakukan apabila turbin telah berbeban diatas batas
minimumnya. Hal ini untuk menghindari ketidak stabilan operasi turbin karena ketika beban
rendah aliran uap ke turbin juga masih rendah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Turbin Single Casing dan Multi Casing
Single Casing
Cara berikutnya yang juga dapat dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah melalui
konstruksi single casing turbine atau multy casing (compound) turbine.
Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudu-sudunya terletak didalam satu
casing saja seperti terlihat pada gambar 1.16. Ini merupakan konstruksi turbin yang paling
sederhana tetapi hanya dapat diterapkan pada turbin-turbin kapasitas kecil.
Gambar 1.16, Turbin single silinder tanpa ekstraksi
Untuk turbin-turbin kapasitas yang lebih besar, konstruksi single casing menjadi kurang cocok.
maka dibuatlah turbin-turbin dengan 2 casing atau lebih (multy casing). Komposisi dari turbin
multy casing ada 2 macam yaitu : Tandem Compound dan Cross Compound.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Turbin compound (multi) casing
Komposisi tandem compound terlihat seperti pada gambar 1.17. Pada turbin tandem
compound, casing-casing dipasang secara seri antara satu dengan lain sehinggga sumbu-
sumbu aksial casing berada dalam 1 garis. Dalam ilustrasi terlihat turbin tandem compound
dengan 2 casing. Untuk turbin-turbin yang lebih besar dapat terdiri hingga 5 casing.
Sedangkan gambar 2.16 memperlihatan komposisi “Cross Compound Turbine”. Dalam
komposisi ini, casing turbin diletakkan dalam posisi paralel satu dengan yang lain dimana
masing-masing casing memiliki poros /rotornya sendiri -sendiri. Jadi rotor-rotor dari turbin ini
terpisah satu dengan yang lainnya.
Turbin PLTU dengan komposisi cross compound berarti juga mempunyai 2 generator. Karena
ada 2 generator yang digerakkan, maka ukuran masing-masing generator menjadi lebih kecil
dibanding apabila digunakan 1 generator dengan total kapasitas yang sama. Hal ini
memberikan keuntungan karena mempermudah pabrikasi serta transportasi.
Gambar 1.17, Turbin Multy Casing Tandem Compound
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
1.2.6. Jenis turbin yang ditinjau dari segi Exhaust Flow.
Single flow
Turbin juga dapat diklasifikasikan berdasarkan exhaust flow. Turbin-turbin kecil biasanya hanya
memiliki 1 saluran exhaust. Turbin semacam ini biasanya disebut Turbin Single Flow. Tetapi
untuk turbin-turbin besar, bila menerapkan rancangan seperti ini, maka dibutuhkan exhaust
yang sangat luas. Sebagaimana diketahui kondisi uap pada exhaust turbin sudah dibawah
jenuh atau uap basah, dan tekanannya dibawah tekanan atmosfir.
Perubahan tekanan dari beberapa puluh bar menjadi tekanan minus mengakibatkan perubahan
volume yang sangat besar sehingga dibutuhkan laluan yang luas agar uap dapat melintas
tanpa hambatan yang berarti. Karena keterbatasan kemampuan material, luas laluan exhaust
juga menjadi sangat terbatas, sehingga kemampuan turbin dengan exhaust tunggal juga
terbatas.
multi flow
Berdasarkan kondisi tersebut, maka untuk turbin-turbin kapasitas besar umumnya exhaust
dipecah menjadi dua atau lebih. Bila ternyata dibutuhkan 2 exhaust, berarti keduanya berada
dalam satu poros dengan aliran uap yang berlawanan. Rancangan turbin seperti ini disebut
turbin multi flow (aliran banyak) seperti terlihat pada gambar 1.18. Dengan cara seperti ini
masalah keterbatasan luas laluan exhaust dapat diatasi sekaligus memberi perimbangan
terhadap gaya aksial pada poros.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 23
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.18, Turbin Cross Compound dengan Exhaust Multy Flow
1.3. Bagian-Bagian Turbin Uap
Sebagai mesin rotasi turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang diam disebut
stator dan bagian yang berputar disebut rotor. Pada tiap bagian utama ini dilengkapi komponen
yang mendukung kerja sistem turbin, dan gambar 19 menunjukkan diagram bagian utama
turbin secara sederhana.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 24
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.19, Turbin Medium/ Small
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 25
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Komponen-komponen turbin uap seperti :
- Stator
- Nozzle
- Rotor
- Bearing dan Pedestal
- Stop valve
- Steam chest
- Governor valve
- Reheat valve dan Interception valve
- Dummy piston
1.3.1. Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade).
Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma.
Gambar 1.20a, Stator yang terdiri dari Casing dan Sudu
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 26
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.20b, Stator yang terdiri dari Casing dan Sudu
Casing
Casing atau shell adalah suatu wadah berbentuk menyerupai sebuah tabung dimana rotor
ditempatkan. Casing juga berfungsi sebagai sungkup pembatas yang memungkinkan uap
mengalir melewati sudu-sudu turbin. Pada ujung casing terdapat ruang besar mengelilingi
poros turbin disebut exhaust hood.
Konfigurasi Casing
Casing turbin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
• Casing Utuh
Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Casing berbentuk seperti drum yang utuh
tidak dapat diurai atau dibelah. Umumnya diterapkan pada konstruksi turbin-turbin kecil.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 27
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.21, Turbin Casing Utuh
• Casing Terpisah (Split Casing)
Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan disambungkan menjadi
satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing tersebut masing-masing disebut casing
bagian atas (Top half) dan casing bagian bawah (Bottom half). Konstruksi ini lebih banyak
dipakai karena pembongkaran dan pemasangannya yang relatif lebih mudah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 28
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.22, Turbin Casing Terpisah
Rancangan Casing
Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori : yaitu “Single Casing”, “Double
Casing” dan “Tripple Casing”.
Hampir semua turbin uap masa kini menerapkan rancangan Double Casing atau Tripple
Casing, karena periode startnya lebih cepat, masalah diferensial expansion lebih kecil dan
pemeliharaannya relatif lebih mudah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 29
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Single Casing
Turbin dengan single casing umumnya diterapkan pada rancangan turbin-turbin lama dan
kapasitas kecil. Meskipun demikian, turbin-turbin saat inipun masih ada yang menerapkan
rancangan single casing terutama pada turbin-turbin untuk penggerak pompa air pengisi ketel
(BFP).
Bila rancangan ini diterapkan untuk turbin-turbin besar, maka casing turbin akan menjadi
sangat tebal sehinggga memerlukan waktu yang lama dalam periode “warming” ketika start
hingga mencapai posisi memuai penuh.
Hal ini disebabkan karena dinding casing sangat tebal dan hanya dipanaskan oleh uap dari
satu sisi yaitu sisi bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan temperatur
yang cukup besar antara permukaan bagian dalam casing dengan permukaan bagian luar.
Dengan demikian maka waktu yang diperlukan untuk pemerataan temperatur menjadi lebih
lama. Ilustrasi turbin single casing dapat dilihat pada gambar 1.23.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 30
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.23, Turbin Single Casing.
Bila temperatur uap masuk turbin 454 °C, maka ketik a start up, temperatur bagian dalam
casing juga mendekati 454 °C sementara temperatur b agian luar casing adalah temperatur
udara luar atau sekitar 38 °C. Dengan demikian maka pada saat start terjadi perbedaan
temperatur antara permukaan bagian dalam dengan permukaan luar sebesar 416 °C.
Bagian dalam cenderung akan memuai sedang bagian luar relatif belum akan akan memuai.
Bila perbedaan temperatur ini cukup besar, maka pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan
keretakan pada casing yang cukup tebal.
Double Casing
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 31
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder. Dengan
demikian maka ketebalan masing-masing casing hanya setengah dari ketebalan single casing.
Dengan demikian maka proses pemerataan panas dan ekspansi menjadi lebih cepat.
Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi
lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk Turbin double casing dapat dilihat pada gambar
1.24.
Gambar 1.24, Turbin Double Casing.
Bila temperatur uap saat 460 °C sedang temperatur a tmosfir 38 °C, maka perbedaan
temperatur tetap 420 °C. Keuntungan rancangan doubl e casing adalah bahwa ∆t sebesar 420
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 32
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
°C ini terbagi pada 2 casing. Uap masuk casing dala m (inner casing) pada 460 °C dan keluar
pada sekitar 349 °C untuk kemudian mengalir ke casi ng luar (outer casing) yang berarti
memanaskan sisi bagian luar inner casing. Dengan demikian maka ∆t permukaaan bagian
dalam dan bagian luar inner casing adalah 460 °C - 349 °C = 111 °C. Sedang t permuk aaan
bagian dalam dan bagian luar outer casing adalah 349 °C - 38 °C = 311 °C. Dengan demikian
maka ∆t pada setiap casing menjadi lebih kecil sehinggga memperkecil kemungkinan
keretakan.
Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu inner casing,
intermediate casing dan outer casing. Dinding setiap casing menjadi relatif lebih tipis dan
perbedaan temperatur (∆ t) setiap casing menjadi lebih rendah sehinggga waktu untuk
pemerataan panas relatif lebih singkat lagi.
Sudu Tetap (fixed blade)
Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu terdiri dari bagian akar
sudu, badan sudu dan ujung sudu.
Sudu seperti terlihat pada gambar 1.25, kemudian dirangkai sehingga membentuk satu
lingkaran penuh. Rangkaian sudu tersebut ada yang difungsikan sebagai sudu jalan dan ada
yang difungsikan menjadi sudu tetap. Rangkaian sudu jalan dipasang disekeliling rotor sedang
rangkaian sudu tetap dipasang disekeliling casing bagian dalam.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 33
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.25, Sudu Turbin.
Sudu tetap, selain ada yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi kinetik,
tetapi ada juga yang hanya berfungsi untuk mengarahkan aliran uap.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 34
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.26, Sudu tetap dan diapragma
Sudu-sudu tetap dipasang melingkar pada dudukan berbentuk piringan yang disebut
diapragma. Pemasangan sudu-sudu tetap ini pada diapragma menggunakan akar berbentuk T
sehingga memberi posisi yang kokoh pada sudu.
Diapragma terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) dan dipasang pada alur-alur yang ada
didalam casing. Setiap baris dari rangkaian sudu-sudu tetap ini membentuk suatu lingkaran
penuh dan ditempatkan langsung didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak. Gambar 1.26
memperlihatkan diapragma dan sudu tetap.
1.3.2. NOZZLE.
Fungsi Nozzle.
Nozzle adalah suatu alat untuk mengubah energi panas dalam fluida (gas atau cair) menjadi
energi kinetik melalui expansi fluida.
Jenis - Jenis Nozzle.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 35
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Dalam dunia keteknikan, dikenal beberapa jenis nozzle diantaranya :
• Nozzle convergen.
• Nozzle divergen.
• Nozzle convergen - divergen.
a. Nozzle Convergen.
Ilustrasi dari nozzle convergen tampak seperti gambar 1.27.
Gambar 1.27, Nozzle Convergen
Anggap uap dengan temperatur T1 dan tekanan P1 mengalir masuk nozzle convergen.
Sebelum memasuki mulut nozzle uap ini bergerak dengan kecepatan V1. Ternyata, ketika
melntasi nozzle, uap mengalami percepatan dan keluar dari nozzle dengan kecepatan yang
lebih tinggi tetapi tekanan dan temperatur uap keluar nozzle menjadi lebih rendah dibanding
ketika uap memasuki mulut nozzle. Karena energi kinetik merupakan fungsi kuadrat dari
kecepatan, maka manakala kecepatan naik, berarti energi kinetik juga mengalami peningkatan.
Dari ilustrasi pada gambar 13 terlihat bahwa kecepatan uap keluar nozzle naik bila tekanan
keluar nozzle turun. Tetapi kenaiknan kecepatan ini hanya berlangsung manakala tekanan
turun hingga mencapai harga tertentu. Apablia tekanan uap keluar nozzle terus turun
melampaui harga tertentu ini, ternyata kecepatana uap tidak lagi mengalami peningkatan.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 36
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Kalau perbandingan antara kecepatan uap keluar nozzle (P2) dengan kecepatan uap masuk
nozzle (P1) kita sebut ratio tekanan, maka ratio tekanan dimana kecepatan uap tidak lagi
mengalami perubahan disebut ratio tekanan kritis. Ilustrasi kondisi ini diperlihatkan pada
gambar 1.28.
Gambar 1.28. Ratio Tekanan Kritis.
Mulai harga ratio tekanan kritis, kecepatan uap tidak lagi mengalami peningkatan dan
kecepatan uap pada kondisi sama dengan kecepatan suara. Ini berarti kita mungkin mencapai
kecepatan supersonic (lebih tinggi dari kecepatan suara) bila menggunakan nozzle convergen.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 37
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Tetapi dalam konteks turbin uap, adakalanya dibutuhkan kecepatan supersonic uap dalam
rangka untuk mentransformasikan energi panas uap sebesar mungkin. Guna memenuhi
kebutuhan ini, maka diperlukan nozzle convergen - divergen.
b. Nozzle Convergen - Divergen
Gambar 1.29. mengilustrasikan nozzle convergen - divergen.
Gambar 1.29. Nozzle Convergen - Divergen
Pada nozzle convergen - divergen yang dirancang secara sempurna, kecepatan sonic akan
tercapai didaerah leher (Throat) Nozzle, kecepatan supersonic terjadi diseksi divergen dari
nozzle sedang kecepatan uap keluar nozzle tergantung pada besarnya tekanan uap keluar
nozzle.
Inti dari pembahasan ini adalah bahwa nozzle merupakan bagian yang cukup penting.
Deformasi yang terjadi pada nozzle baik akibat erosi ataupun karena deposit dapat
mempengaruhi unjuk kerja.
1.3.3. Rotor
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 38
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan uap terhadap sudu-sudu
gerak. Rotor turbin juga terdiri dari dua bagian, yaitu poros dan sudu jalan ( moving blade).
Gambar 1.30, Rotor
Tipe Rotor
Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe cakra (disk) dan rotor tipe drum
(silinder).
a. Rotor Tipe Disk
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga membentuk
jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 1.31.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 39
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.31, Rotor Tipe Cakram (Disk).
b. Rotor Tipe Drum
Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian sudu-sudu
langsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan dapat dipakai hampir
untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada gambar 1.32.
Gambar 1.32, Rotor Tipe Drum.
Poros
Poros dapat berupa silinder panjang yang solid ( pejal ) atau berongga ( hollow ). Pada
umumnya poros turbin sekarang terdiri dari silinder panjang yang solid.
Pada kebanyakan turbin, didekat ujung poros sisi tekanan tinggi dibuat collar untuk keperluan
bantalan aksial ( thrust bearing ).
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 40
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkar yang biasa disebut akar ( root ) untuk tempat
dudukan, sudu-sudu gerak ( moving blade ).
Sudu Gerak ( Moving Blades )
Adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor membentuk suatu piringan. Dalam suatu
rotor turbin terdiri dari beberapa baris piringan dengan diameter yang berbeda-beda,
banyaknya baris sudu gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 41
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.33, Sudu gerak
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 42
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.34, Sudu gerak yang dipasangkan pada Shaft
1.3.4. Pedestal dan Bantalan ( Bearing )
Pedestal berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga dipasangkan
pada casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati kepondasi. Sedang yang
lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing dapat bergerak bebas
akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau sisi yang
berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain dibiarkan untuk dapat
bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor naik, maka seluruh konstruksi
turbin akan memuai. Dengan penempatan salah satu pedestal diatas rel peluncur, maka
seluruh bagian turbin dapat bergerak dengan bebas ketika memuai.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 43
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat stabil/lurus pada
posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan aman dan bebas.
Adanya bantalan yang menyangga turbin selain bermanfaat untuk menjaga rotor turbin tetap
pada posisinya juga menimbulkan kerugian mekanik karena gesekan.
Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik dalam arah
radial maupun dalam arah aksial.Karena itu rotor harus ditumpu secara baik agar tidak terjadi
pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen yang dipakai untuk keperluan ini
disebut bantalan (bearing).
Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing) dan bantalan aksial
(Thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun untuk membatasi pergeseran rotor.
Gambar 1.35, Pedestal dan Bearing
Bantalan Luncur ( Journal Bearing )
Bantalan ini digunakan untuk menyangga poros turbin generator. Terdapat satu bantalan
pada tiap sisi turbin. Semua bantalan ini dilapisi dengan babbit pada bagian dalamnya, dimana
ini adalah material yang lebih lunak dibanding poros turbin. Hal ini untuk mencegah poros turbin
aus akibat gesekan atau vibrasi tinggi. Selain itu babbit mempunyai kemampuan untuk
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 44
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
menahan pelumasan pada metal sehingga membantu mencegah gesekan antara bantalan dan
jurnal pada saat poros mulai berputar.
Hampir semua pabrik turbin telah beralih ke bantalan tipe elip. Bantalan ini mempunyai celah
(clearance) lebih horinsontal dari pada celah vertikal. Hal ini memberi keuntungan karena rugi
dayanya rendah, kenaikan temperaturnya rendah dan sangat stabil. Kenaikan temperatur
minyak biasanya dibatasi pada 50°F (10°C) pada setiap bantalan jurnal.
Gambar 1.36, Bantalan Luncur (Journal Bearing)
Bantalan aksial ( Thrust Bearing )
Sehubungan dengan toleransi arah aksial rotor turbin sangat kecil, maka digunakan bantalan
aksial untuk menyerap dan membatasi gerakan aksial poros turbin. Kebanyakan turbin
menggunakan bantalan aksial kingsbury atau tapered land (bentuk meruncing).
Bantalan aksial tapered land terdiri dari thrust rumer yang tak lain adalah dua collar kaku yang
dipasang pada poros turbin dan ikut berputar. Diantara kedua collar ini dipasang thrust plate
yang dilapis babbit dan di sangga oleh bantalan aksial itu sendiri. Dudukan bantalan didalam
rumah penyangga dan dipasang pada penyangga turbin. Tapered land berhubungan dengan
pad lapisan babbit yang akan menyerap gaya aksial. Pad (dudukan) ini berbentuk tapered
dalam arah melingkar dan radial. Thrust wear (keausan ) pada bantalan ini dibatasi oleh thrust
wear detector.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 45
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.37, Bantalan aksial (thrust bearing)
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 46
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
1.3.5. Katup Utama (stop Valve) dan Steam Chest
Pada umumnya katup uap utama turbin dipasang menjadi satu dengan rumah atau header dari
katup pengatur uap (governor valve). Header katup GV biasa disebut dengan steam chest.
Steam Chest
Steam chest adalah merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan saluran uap
masuk turbin. Fungsi utama Steam Chest adalah sebagai wadah untuk menempatkan katup-
katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke Turbin.
Posisi Steam Chest pada konstruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada salah satu
rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan dibagian atas dan bawah dari turbin
tekanan tinggi. Pada rancangan lain, steam chest ditempatkan dikedua sisi turbin tekanan
tinggi. Disebagian besar konstruksi turbin, katup penutup cepat (stop valve) juga ditempatkan
pada steam chest. Gambar 2.35, memperlihatkan sketsa tipikal steam chest dari turbin uap.
Gambar 1.38, Steam Chest.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 47
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Pada gambar terlihat bahwa uap masuk ke steam chest melalui stop valve. Dari steam chest,
uap kemudian mengalir melalui pembukaan katup governor (governor valve) kedalam sisi
masuk turbin tekanan tinggi (HP Turbine).
Setiap katup governor dapat mengalirkan uap hanya untuk satu segmen saluran masuk uap ke
Turbin. Dalam keadaan semua katup governor membuka penuh, maka seluruh segmen saluran
uap masuk yang berbentuk lingkaran penuh akan dilalui oleh uap.
Pada beberapa konstruksi turbin, steam chest dengan saluran masuk uap ke Turbin Tekanan
Tinggi dihubungkan dengan pipa-pipa yang bersilangan bagaikan spageti sehingga kerap
disebut Spagety Pipe, seperti terlihat pada gambar 1.39.
Gambar 1.39, Saluran Uap Pada Turbin.
Katup Uap Utama (Main Stop Valve= MSV)
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 48
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Main Stop valve adalah katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap dari
ketel ke Turbin. Katup ini dirancang hanya untuk menutup penuh atau membuka penuh. Pada
sebagian turbin, Pembukaan katup ini juga dapat diatur (Throtling) selama periode start turbin
untuk mengatur aliran uap hingga putaran turbin tertentu.
Fungsi pengaturan ini bagi katup penutup cepat merupakan fungsi tambahan. Fungsi utamanya
adalah untuk memutus aliran uap secara cepat ketika dalam kondisi emergensi. Sesuai dengan
fungsi utamanya, maka stop valve diharapkan menutup lebih cepat dibanding katup governor.
Karena stop valve memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan, maka konstruksinya juga terdiri
dari katup utama (main valve) dan katup bantu (pilot valve) seperti terlihat pada gambar 1.40.
Gambar 1.40, MSV dengan Pilot valve.
Pilot valve berfungsi mengontrol aliran uap masuk turbin ketika turbin sedang start serta untuk
mempernudah pembukaan Main Stop Valve akibat berkurangnya perbedaan tekanan uap (∆P).
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 49
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Dalam keadaan tertutup atau pada posisi trip, kedua katup (pilot valve dan main valve) akan
menutup rapat karena ditekan oleh pegas. Untuk membuka katup, diperlukan tekanan hidrolik
yang akan menggerakkan aktuator hidrolik (servo motor) dan melawan tekanan dari pegas.
Ketika gaya hidrolik sedikit lebih besar dari gaya pegas, maka batang katup akan mulai
bergerak. Gerakan batang katup ini mula-mula akan membuka pilot valve sementara main
valve masih dalam posisi menutup penuh akibat tekanan uap seperti terlihat pada gambar.
Pembukaan valve ini akan mengalirkan uap kedalam steam chest dan kemudian kedalam
turbin untuk memutar rotor. Untuk menaikkan putaran, maka pembukaan pilot valve diperbesar.
Bila tekanan hidrolik pada aktuator terus dinaikkan, maka pilot valve akan terus membuka
sampai posisi maksimum. Ketika sudah berada pada posisi maksimum buka dan tekanan
hidrolik terus diperbesar, maka batang katup dan pilot valve akan terus bergerak bersama main
valve. Dengan demikian maka main valve akan mulai membuka sehingga uap akan mengalir
kedalam steam chest melalui pilot valve dan main valve seperti yang terlihat pada gambar 1.41.
Gambar 1.41, Pembukaan Stop Valve
Bila tekanan hidrolik hilang, maka pegas akan menekan batang katup dan mendorong dengan
cepat keposisi menutup. Dalam posisi menutup, Main valve ditahan oleh pilot valve dan pegas
serta tekanan uap dari sisi luar katup.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 50
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Katup uap utama dibuka oleh tekanan minyak hidrolik dan ditutup secara mekanik oleh tekanan
pegas setelah tekanan minyak hydrolik habis terbuang ke drain. Kadangkala katup ini
dilengkapi atau disebut dengan katup penutup darurat (Emergency Stop Valve = ESV)
1.3.6. Governor Valve (Control Valve)
Katup ini berfungsi untuk mengontrol laju aliran uap ke turbin untuk mengendalikan putaran.
Katup ini berada didalam jalur aliran uap setelah katup uap utama dan steam chest. Governor
valve bekerja (membuka) sesuai dengan permintaan (kebutuhan) untuk mempertahankan
putaran turbin. Begitu ia bergerak, maka aliran uap ke turbin akan berubah dengan demikian
juga mengendalikan putaran. Governor valve biasanya terdiri dari empat buah yang bekerjanya
secara berurutan.
Gerakan katup-katup ini dilakukan oleh tekanan hidrolik yang dipasang pada aktuator saat
urutan membuka. Gerakan penutupan dilakukan oleh tekanan pegas.
Gambar 2.39a dan 2.39b memperlihatkan governor yang digerakkan dengan bar lift rod
dengan jumlah valve nya 4 buah.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 51
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.42a, Katup Governor dengan bar lift rod
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 52
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.42b, Katup Governor
Katup-katup governor umumnya juga ditempatkan pada steam chest. Jumlah katup governor
bervariasi sesuai dengan faktor-faktor desain turbin yang meliputi kapasitas turbin, kebutuhan
aliran uap dan tekanan kerja uap.
Pada prinsipnya katup governor dibuka oleh minyak hidrolik dengan perantaraan aktuator
hidrolik (servo motor). Sedangkan untuk menutup katup governor digunakan pegas penekan
(return spring). Untuk memenuhi karakteristik katup governor sebagai pengatur aliran uap,
maka presentase pembukaan katup dapat diatur sesuai kebutuhan (positioned). Sistem kontrol
governor dapat berupa mekanik, hidrolik maupun elektrik-hidrolik.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 53
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
1.3.7. Reheat Stop Valve dan Intercept Valve
Reheat Stop Valve (RSV)
Reheat stop valve adalah komponen yang merupakan bagian dari rancangan turbin reheat.
Seperti diketahui bahwa pada turbin reheat, uap yang keluar dari turbin tekanan tinggi (HP
Turbine) dialirkan kembali kedalam ketel untuk dipanaskan ulang (reheat). Uap panas ulang
(reheat steam) dari ketel ini selanjutnya dialirkan kembail ke Turbin. Tekanan menengah
ataupun turbin tekanan rendah. Sebelum masuk turbin, uap ini harus melintasi reheat stop
valve dan intercept valve lebih dahulu.
Reheat stop valve hanya dapat berada dalam 2 posisi yaitu posisi menutup penuh dan posisi
membuka penuh. Fungsi reheat stop valve hampir sama dengan Main Stop Valve tetapi katup
ini dipasang pada saluran reheat. Reheat stop valve dibuka oleh tekanan hidrolik melalui
aktuator hidrolik dan ditutup oleh tekanan pegas. Gambar memperlihatkan konstruksi reheat
stop valve.
Intercept Valve
Katup berikut yang dipasang pada saluran reheat setelah reheat stop valve adalah katup
intersep (Intercept Valve). Jadi intercept valve adalah katup terakhir yang dilalui uap sebelum
masuk ke Turbin Tekanan Menengah (IP Turbine). Pada kondisi operasi normal, intercept valve
hanya beroperasi pada 2 posisi yaitu posisi menutup penuh dan posisi membuka penuh. Tetapi
dalam kondisi abnormal, misalnya pada saat terjadi penurunan beban yang cukup besar,
sehingga putaran turbin naik sampai harga tertentu, katup ini juga berfungssi sebagai
pengontrol aliran uap reheat.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 54
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.43, Interceps Valve
Bila katup ini menutup, maka aliran uap ke Turbin Tekanan menengah (IP) dan Turbin Tekanan
Rendah (LP) akan berkurang sehingga putaran turbin juga cenderung turun. Pembukaan
katup intercept juga dilakukan oleh tekanan hidrolik dengan perantaraan aktuator hidrolik,
sementara untuk menutup digunakan tekanan pegas. Salah satu fungsi intercept valve adalah
untuk mencegah turbin dari kemungkinan overspeed. Umumnya katup ini mendapat perintah
untuk menutup dari sistem Auxiliary Governor.
Bila karena suatu sebab putaraan turbin naik hingga harga tertentu, Auxiliary Governor akan
memerintahkan intercept valve untuk menutup dan menurunkan putaran. Bila putaran turbin
telah turun, maka intercept valve akan kembali membuka. Ilustrasi intercept valve dapat dilihat
pada gambar 1.43.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 55
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
1.3.8. DUMMY PISTON
Fungsi
Ekspansi uap pada turbin reaksi mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan pada setiap
melewati baris sudu geraknya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gaya aksial (thrust) yang besar
pada rotor . Makin panjang barisan sudu reaksi makin besar gaya aksial yang timbul. Arah gaya
aksial ini searah dengan arah aliran uap didalam turbin. Gaya aksial ini akan mengakibatkan
terjadinya pergesekan rotor dengan sudu-sudu diam turbin.
Untuk meredam besarnya gaya dorong aksial yang timbul, maka diterapkan ’dummy piston’
(piston pengimbang) yang dipasang pada rotor disisi depan sudu pertama turbin seperti
diperlihatkan pada gambar 1.44.
Prinsip kerja
Prinsip kerja dummy piston adalah membalansir gaya aksial poros dengan cara mengalirkan
sebagian kecil uap kearah dummy piston. Luas permukaan antara sisi tekanan tinggi dan sisi
tekanan rendah dumy piston dibuat berbeda sehingga menimbulkan perbedaan tekanan.
Perbedaan tekanan ini akan menghasilkan gaya dorong aksial yang cukup untuk meredam
gaya aksial yang ditimbulkan oleh aliran uap pada turbin. Apabila masih terdapat resultan gaya
dorong yang biasanya cukup kecil, maka gaya ini akan diredam oleh bantalan aksial (thrust
bearing) yang dipasang dibagian depan turbin.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 56
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TURBIN UAP
Gambar 1.44, Penempatan Dummy piston
Pada turbin dengan casing ganda atau triple casing, sisi tekanan rendah dummy piston
dihubungkan ke sisi uap keluar silinder. Tetapi pada mesin yang lama sisi tekanan rendah
dummy piston dihubungkan dengan silinder tekanan rendah melalui saluran pipa yang
dipasang diluar silinder. Untuk mengurangi kebocoran uap, pada bagian tepi dummy piston
dipasang perapat jenis labirin.
Dummy piston terutama diperlukan pada turbin reaksi aliran tunggal (single flow). Pada jenis
turbin impuls tidak terjadi drop tekanan ketika melewati sudu geraknya sehingga tidak timbul
gaya aksial poros. Pada turbin aliran ganda, gaya aksial yang timbul dinetralisir dengan
membuat aliran uap yang berlawanan antara silinder HP dengan silinder IP dan pada silinder
LP.