48
09012020142526.pdf Laporan Penelitian FT_2017 Penilaian Industri Terhadap Technical Skills Dan Employability Skills Mahasiswa Pkl Berbasis Kkni.pdf

09012020142526 - UNJ

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 09012020142526 - UNJ

09012020142526.pdf

Laporan Penelitian FT_2017 Penilaian Industri Terhadap Technical Skills Dan Employability Skills Mahasiswa Pkl Berbasis Kkni.pdf

Page 2: 09012020142526 - UNJ

CERTIIICATENUMBER QS72l5

9

wQISO 9001 : 2006

TANDA TERIMA LAPORAN PENELITIAN

Telah diterima laporan penelitian dari

Nama : Dr. Siti Nursetiawati, M.Si.

Dosen : FT Universitas Negeri Jakarta

yang berjudul :

Pengaruh Pemenuhan Fungsi Keluarga Terhadap Pernikahan Dini PadaMasyarakat Adat Betawi Desa Karang Satria Kecamatan Tambun UtaraBekasi Utara

Laporan penelitian tersebut menjadi koleksi perpustakaan dan akan

disosialisasikan untuk dapat dipergunakan oleh pemustaka Perpustakaan

Universitas Negeri Jakarta.

Atas sumbangan laporan penelitian tersebut disampaikan terima kasih.

13 Mei 2019a. n. a,

T Usahao

nati

o

I 312001122002

FR,HK.O4,OO,PM TU.11 11

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

LINIVERSITAS NEGERI JAKARTAUPT PERPUSTAKAAN

Kampus Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka Jakarta 13220Telepon {Fax. : (021) 489 4221

Laman www.lib.unj.ac.id

//

Siregar, S.Pd., M. Hum.

Page 3: 09012020142526 - UNJ

1

LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS

PENILAIAN INDUSTRI TERHADAP

TECHNICAL SKILLS DAN EMPLOYABILITY SKILLS

MAHASISWA PKL BERBASIS KKNI (DI WILAYAH DKI JAKARTA)

Dr. Rina Febriana, M.Pd. (NIDN.0011027202)

PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DANA BLU

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR

NOMOR : 482/SP/2017

TANGGAL : 5 Mei 2017

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DESEMBER, 2017

Page 4: 09012020142526 - UNJ

2

Page 5: 09012020142526 - UNJ

3

RINGKASAN

Kompetensi merupakan kemampuan melakukan seperangkat tugas yang membutuhkan

integrasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sedangkan kompeten merupakan

kemampuan melakukan peran secara efektif dalam suatu konteks. Employability skills

didefinisikan sebagai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya untuk

mendapatkan pekerjaan, tetapi juga untuk kemajuan di dalam perusahaan untuk

meningkatkan potensi seseorang dan berkontribusi pada arah kesuksesan strategis

perusahaan.

Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus diambil

oleh mahasiswa. Kegiatan PKL pada mahasiswa D3 diberikan bobot 6 SKS setara dengan 1

semester. Dengan demikian kegiatan PKL diharapkan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk

meningkatkan employability skills mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.

KATA PENGANTAR

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan

Kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada

Page 6: 09012020142526 - UNJ

4

suatu pekerjaan atau kelompok pekerjaan. Program D3 Tata Boga UNJ merupakan salah satu

pendidikan vokasi yang membekali mahasiswa untuk siap memasuki dunia kerja. Bekal yang

dipelajari merupakan bekal untuk mengembangkan diri dalam bekerja.

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI), yang menyatakan bahwa KKNI adalah pernyataan kualitas sumberdaya

manusia Indonesia yang penjenjangan kualifikasinya didasarkan pada tingkat kemampuan

yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran (learning outcomes). Dengan

demikian KKNI standar kompetensi kerja berdasarkan jenjang kualifikasi. Standar

kompetensi kerja berdasarkan KKNI yaitu kemampuan bidang kerja, pengetahuan yang

dikuasai, kemampuan manajerial, dan sikap.

Dalam perspektif dunia kerja, kompetensi dibagi menjadi 2 kelompok besar yaittu

technical skills dan employability skills. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilan

industri terhadap technical skills dan technical skills mahasiswa pada saat melakukan

Praktek Kerja Lapangan (PKL). Penilaian industri sebagai pembuktian terhadap kompetensi

yang telah dimiliki mahasiswa setelah melalui proses belajar di perguruan tinggi.

Jakarta, Desember 2017

Page 7: 09012020142526 - UNJ

5

DAFTAR ISI

Halama

n

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN I

RINGKASAN II

PRAKATA III

DAFTAR ISI IV

DAFTAR TABEL V

DAFTAR GAMBAR VI

BAB I. PENDAHULUAN 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 10

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN

A. BIODATA SIDOS 22

B. DATA-DATA PENELITIAN 24

Page 8: 09012020142526 - UNJ

6

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenjang Kualifikasi KKNI Level - 5 4

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Industri Berbasis KKNI 12

Tabel 3.2 Kecenderungan Variabel 17

Page 9: 09012020142526 - UNJ

7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Level Lulusan Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI 3

Gambar 2.2 Roadmap Penelitian 9

Gambar 3.1 Desain Penelitian 13

Gambar 4.1 Nilai Pengetahuan Kerja dan Kemampuan Analisis

Tugas Mahasiswa berdasarkan Penilaian Industri

20

Gambar 4.2 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Kerja berdasarkan

Penilaian Industri

21

Gambar 4.3 Nilai Kemampuan Bidang Kerja berdasarkan

Penilaian Industri

22

Gambar 4.4 Nilai Rata-Rata Kemampuan Bidang Kerja

berdasarkan Penilaian Industri

23

Gambar 4.5 Penilaian Industri terhadap Technical Skills

Mahasiswa

23

Gambar 4.6 Nilai Kemampuan Manajerial berdasarkan Penilaian

Industri

24

Gambar 4.7 Nilai Rata-Rata Kemampuan Manajerial berdasarkan

Penilaian Industri

25

Gambar 4.8 Nilai Sikap berdasarkan Penilaian Industri 26

Gambar 4.9 Nilai Rata-Rata Sikap berdasarkan Penilaian Industri 26

Gambar 4.10 Penilaian Industri terhadap Employability Skills

Mahasiswa

27

Page 10: 09012020142526 - UNJ

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki era MEA saat ini persaingan semakin ketat, tenaga kerja dituntut untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bekerja.Untuk membuat tenaga

kerja yang berpengetahuan, berketerampilan, dan berkepribadian sesuai dengan tuntutan

dunia kerja dihasilkan dari pendidikan dan pelatihan yang berkualitas.Tenaga kerja tidak

hanya dituntut untuk memahami dan melaksanakan bidang pekerjaannya dengan baik, tetapi

juga harus memiliki employability skills untuk mempertahankan keberlangsungan pekerjaan.

Pendidikan kejuruan merupakan jenis pendidikan yang memiliki karakteristik

khusus, yakni berorientasi kepada penyiapan peserta didik untuk bekerja dalam bidang

tertentu.Untuk itu, pendidikan kejuruan tidak dapat terlepas dari keterikatannya dengan

dunia kerja, karena dunia kerja dianggap sebagai mata rantai yang tidak boleh putus dari

suatu rangkaian sistem pendidikan kejuruan.Dunia kerja dan pendidikan kejuruan ibarat

benda yang bergerak dan bayangannya, keduanya tidak dapat terpisah atau berdiri sendiri-

sendiri.Pendidikan kejuruan dibangun dan dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan

dan situasi dunia kerja untuk dapat memenuhi tuntutan pasar yang berkembang.Pendidikan

kejuruan tidak dapat menutup diri terhadap perkembangan yang terjadi di dunia kerja,

termasuk perkembangan dan pemanfaatan teknologi dan dampaknya terhadap tuntutan

keterampilan lulusannya. (Ivan, 2008).

Page 11: 09012020142526 - UNJ

9

1.2 Urgensi Penelitian

Penelitian ini memiliki urgensi yaitu

1.2.1 Untuk mengetahui technical dan employability skills.

1.2.2 Meningkatkan technical skills (kemampuan dan pengetahuan bidang kerja)

mahasiswa PKL.

1.2.3 Meningkatkan employability skills (kemampuan manajerial dan sikap) pada

mahasiswa Program D3 Tata Boga melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL).

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui technical skillsmahasiswa PKL Tata Boga.

1.3.2 Mengetahui employability skills mahasiswa PKL Tata Boga.

1.3.3 Meningkatkan technical skills mahasiswa melalui kegiatan PKL.

1.3.4 Meningkatkan employability skills mahasiwa melalui kegiatan PKL.

1.4 Luaran Penelitian

1.4.1 Technical skills mahasiswa berdasarkan penilaian industri.

1.4.2 Employability skills mahasiswa berdasarkan penilaian industri.

Page 12: 09012020142526 - UNJ

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan

kualifikasi kerja yang menyandingkan, menyetarakan, mengintegrasikan, sektor pendidikan

dan pelatihan serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja

sesuai dengan jabatan kerja di berbagai sektor.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) terdiri dari 9 (sembilan) jenjang

kualifikasi, dimulai dari kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah sampai Kualifikasi 9-

sebagai kulaifikasi tertinggi

Level lulusan KKNI pada Perguruan Tinggi seperti Gambar di bawah ini.

S2

S1

S3

1

2

3

4

5

7

8

9

6

D I

D III

D II

D IV

S2 (Terapan)

S3 (Terapan) Spesialis

Profesi

SMK SMA

Gambar 2.1. Level Lulusan Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI

Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran (LO-Learning

Outcome) yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan

Page 13: 09012020142526 - UNJ

11

dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, non formal, informal, atau

pengalaman kerja.

Deskripsi capaian pembelajaran untuk masing-masing jenjang kualifikasi

lulusan pendidikan tinggi dapat ditemukan dalam Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar, pasal 3 (ayat (2), ayat (3), dan

ayat (4)), dan pasal 4 (ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5)). Keputusan Menteri

tentang hasil pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:

“Program Diploma III diarahkan pada lulusan yang menguasai kemampuan dalam

bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun

kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggungjawab

pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar

keterampilan manajerial yang dimilikinya”

Tabel berikut adalah kompetensi pada level 5 untuk Diploma 3 berdasarkan KKNI.

Tabel 2.1 Jenjang Kualifikasi KKNI Level - 5

No RANAH DESKRIPSI KKNI LEVEL 5

1 Keterampilan

kerja

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih

metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun

belum baku dengan menganalisis data, serta mampu

menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

2 Pengetahuan Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara

umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah

prosedural.

3 Manajerial Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan

tertulis secara komprehensif.

4 Sikap/karakte

r/kepribadian

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi

tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

Page 14: 09012020142526 - UNJ

12

2.1.2 Technical Skills

Technical skills atau kemampuan teknis adalah kemampuan pada bidang

pekerjaan yang meliputi pengetahuan dan keterampilan. Menurut Investopedia

mendefinisikan technical skills sebagai keterampilan kerja teknis yang mengacu pada

bakat dan keahlian seseorang untuk melakukan pekerjaan atau tugas tertentu. Selain

itu technical skills juga disebut hard skills sebagai lawan dari soft skills, yaitu

kepribadian dan karakter.

Jika dikaitkan dengan ranah pada KKNI maka technical skillsidentik dengan

keterampilan kerja dan pengetahuan bidang kerja. Keterampilan kerja meliputi;

mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari

beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta

mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Sedangkan

pengetahuan kerja terdiri dari menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu

secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah procedural.

2.1.3 Employability Skills

Yorke & Knight (2006) mendefinisikan employability adalah “a set of

achievements, understandings and personal attributes that make individuals more

likely to gain employment and be successful in their chosen occupations, which

benefits themselves, the workforce, the community and the economy”, sekumpulan

prestasi, pemahaman dan atribut seseorang yang membuat individu tersebut lebih

mudah memperoleh pekerjaan dan sukses pada pilihan pekerjaan tersebut yang

menguntungkan dirinya, angkatan kerja, masyarakat, dan ekonomi.

Dalam laporan penelitian employability skills for the future (DEST, 2002: 13)

disebutkan bahwa “employability skills are defined as ‘skills required not only to

Page 15: 09012020142526 - UNJ

13

gain employment, but also to progress within an enterprise to achieve one’s potential

and contribute successfully to enterprise strategic directions“. Employability skills

didefinisikan sebagai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya untuk

mendapatkan pekerjaan, tetapi juga untuk kemajuan di dalam perusahaan untuk

meningkatkan potensi seseorang dan berkontribusi pada arah kesuksesan strategis

perusahaan.

LSIS (2010: 28) menyatakan bahwa “Skills for Life and employability

should be central to your pre-redundancy offer”, keterampilan-keterampilan untuk

hidup dan bekerja harus berpusat pada penawaran kelebihan. Selanjutnya

ditambahkan bahwa “Improved literacy, numeracy and language skills can have a

positive impact on people and their employment prospects. These generic skills can

help them to learn new sector-specific and workplaceskills”, meningkatkan

keterampilan membaca, menghitung, berbahasa dapat memberikan dampak positif

kepada orang-orang dan prospek pekerjaan mereka.

Kompetensi dalam dunia kerja dimaknai sebagai aspek-apek pribadi

(LOMAS, 1998:21). Aspek-aspek pribadi ini termasuk sifat, motif-motif, sistem

nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian yang dilakukan Wagiran

(2008) tentang urgensi aspek-aspek kompetensi lulusan yang dibutuhkan di dunia

industri menunjukkan bahwa aspek-aspek kompetensi yang dirasa penting adalah:

kejujuran, etos kerja, tanggungjawab, disiplin, menerapkan prinsip-prinsip

keselamatan dan kesehatan kerja, inisiatif dan kreatifitas. Jelas bahwa dilihat dari sisi

kompetensi maupun skill yang dibutuhkan, soft skills memiliki peran kunci dalam

menentukan kualifikasi yang dibutuhkan industri. Temuan ini selaras dengan kajian

yang dilakukan Muchlas Samani (2007) yang menemukan urutan kompetensi utama

Page 16: 09012020142526 - UNJ

14

yang dibutuhkan industri yang meliputi: jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama,

memecahkan masalah, dan penguasaan bidang kerja. Selaras dengan hal tersebut,

penelitian terbaru yang dilakukan Andreas (2007) dalam menunjukkan bahawa

kompetensi utama yang diharapkan industri meliputi urutan: jujur, disiplin,

komunikasi, kerjasama, dan penguasaan bidang studi. Tuntutan terhadap

keterampilan kerja mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dunia kerja tidak

hanya menuntut untuk memahami dan melaksanakan pekerjaan dengan baik pada

bidang yang ditekuninya, tetapi juga harus memiliki kompetensi dan keterampilan

yang dapat mempertahankan keberlangsungan pekerjaan dengan kondisi yang lebih

baik.

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

Employability Skills adalah sekumpulan keterampilan-keterampilan yang harus

dimiliki seseorang dalam upaya untuk mendapatkan pekerjaan maupun meningkatkan

prestasi di tempat kerja.

Jika dikaitkan dengan ranah pada KKNI maka technical skills identik

dengan kemampuan manajerial dan pengetahuan bidang kerja dan

sikap/karakter/kepribadian. Kemampuan manajerial meliputi; mampu mengelola

kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. Sedangkan

sikap/karakter/kepribadian yang memiliki indikator: bertanggung jawab pada

pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja

kelompok

Page 17: 09012020142526 - UNJ

15

2.1.2 Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara

sistematis dan sinkron antara program pendidikan di Perguruan Tinggi dengan

program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung

didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diwujudkan

dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktek

Kerja Lapangan ( PKL ), Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan

Siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya, yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan

Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan keterampilan

agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara dalam pencapaian

perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.

Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh

tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut

terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan.

Tujuan diadakan pelaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara

lain:

- Memperkenalkan siswa pada dunia usaha,

menumbuhkan & meningkatkan sikap profosional yang diperlukan siswa

untuk memasuki dunia usaha.

Page 18: 09012020142526 - UNJ

16

- Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas tehadap siswa sebagai

persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang

sesungguhnya

- Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan

pada tempat dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Page 19: 09012020142526 - UNJ

17

2.2 Road Map Penelitian

.

Untuk lebih jelasnya roadmap penelitian dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar. 2.2 Roadmap Penelitian

Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) 2017:

Pengembangan Instrumen Penilaian Pada Matakuliah

Bidang Keahlian Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI)

Penelitian Hibah Fakultas 2017,

Penilaian Industri terhadap Kompetensi Mahasiswa

PKL Berbasis KKNI

Pengetahuan Sikap Kemampuan

manajerial

Kemampuan

bidang kerja

Technical

Skills

Employability

Skills

Page 20: 09012020142526 - UNJ

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapaindustri jasa boga sebagai tempat pelaksanaan

PKL di wilayah Jabodetabek.Waktu penelitian berlangsung pada Mei sampai dengan Oktober

2017.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

Penelitian survey adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk

pengumpulan data yang luas dan banyak. Penelitian survey merupakan penelitian yang

mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview

yang menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen, 1990). Tujuan dari

penelitian survey adalah untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.

Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar

orang terhadap topik atau isu tertentu.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah karakteristik yang terdapat pada subjek

penelitianyang dapat diukur dan dinilai atau diberi skor. Karakterisitk tersebut adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat diukur dan diberi skor (Mulyatiningsih,

2012). Penelitian ini terdiri dari varibel tunggal/mandiri dimana variabel dalam penelitian ini

Page 21: 09012020142526 - UNJ

19

adalah penilaian industri terhadaptechnical skills dan employability skills mahasiswa berbasis

KKNI.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa saja yang harus

diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep (Sugiyono, 2009). Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penilaian industri berbasis KKNI

Penilaian industri berdasarkan standar kompetensi kerja yaitu KKNI terhadap pengetahuan,

kemampuan bidang kerja, kemampuan manajerial, dan sikap kerja mahasiswa PKL

b. Kompetensi mahasiswa PKL

Kompetensi mahasiswa yang ditunjukkan pada saat melakukan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) yang terintegrasi dengan KKNI terdiri aspek:

- Technical skills : pengetahuan dan kemampuan bidang kerja.

- Employability skills : keterampilan manajerial dan sikap kerja

3.5 Instrumen Penelitian

Berikut ini adalah kisi-kisi dan butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Instrumen penelitian berupa kuesioner untuk menilai Technical skills dan Employability

skills.

Page 22: 09012020142526 - UNJ

20

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Industri Berbasis KKNI

Penilaian Industri

Komponen KKNI

Technical Skills

Employability Skills

Pengetahuan Kerja

Kemampuan Bidang

Kerja

Kemampuan

manajerial

Sikap

Pengetahuan tentang bidang

pekerjaan

Kemampuan menganalisis tugas

yang sedang dikerjaan

Persiapan Kerja.

Proses (Sistematika & Cara

Kerja).

Hasil dan penyajian

Waktu

Kemampuan manajerial dalam

penyelesaian tugas rutin

Kemampuan penggunaan IT

sesuai bidang pekerjaan

Aspek Produktivitas.

Aspek Kerjasama (Teamwork).

Aspek Semangat Kerja

Kreativitas

Pemecahan masalah

Sikap dalam Kerja

Page 23: 09012020142526 - UNJ

21

Keamanan dan keselamatan

kerja (work safety)

Kejujuran

Kedisiplinan

Kepemimpinan

Komunikasi

3.6 Desain Penelitian

Desain penelitian ini dapat diuraikan dalam gambar di bawah ini:

Gambar. 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X = Penilaian Industri

Y1= Technical Skills

Y2 = Employability Skills

3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan

Y1

X

Y2

Page 24: 09012020142526 - UNJ

22

(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini responden yang akan dijadikan sampel bersifat

homogen dan tersebar di seluruh populasi. Sehingga untuk mendapatkan sampel

representatif, maka dalam penelitian ini digunakan purposive sampling atau sampling

pertimbangan dimana metode ini digunakan untuk menetapkan responden yang akan

dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013). Populasi

penelitian ini adalah mahasiswa D3 Tata Boga angkatan 2015/2016. Sampel dalam

penelitian mahasiswa D3 Tata Boga yang melaksanakan PKL pada tahun 2017.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Dalam penelitian ini, kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner

(angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2013).

3.9 Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan kajian pustaka.

2. Menetapkan tempat penelitian tempat pelaksanaan PKL mahasiswa D3 Tata boga di

wilayah DKI Jakarta

3. Memilih subjek penelitian secara purposive sampling.

4. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

5. Menelaah instrumen penelitian.

6. Menganalisis data hasil instrumen

Page 25: 09012020142526 - UNJ

23

7. Melakukan uji statistik untuk menganalisis instrumen

8. Interpretasi hasil uji statistik.

3.10 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka, penulis mencari sumber data dan informasi yang baik melalui

buku – buku referensi, tulisan dalam media elektronik, hasil riset dalam bentuk jurnal yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3.11 Uji Persyaratan Instrumen

Uji persyaratan instrumen dilakukan melalui dua tahap, yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas.

1) Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian suatu alat untuk menentukan ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur, dalam hal ini adalah kuesioner yang disebar oleh peneliti, dalam melakukan

fungsi ukurnya. Indikator yang digunakan diujikevalidannya dengan menggunakan korelasi

Product Moment Pearson yang rumusnya sebagai berikut:

𝑟 =n∑XY − ∑X. ∑ Y

√(n(∑X2) − (∑X)2)(n(∑Y2) − (∑Y)2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

X = Skor indikator empiris yang diuji

Y = Total skor indikator empiris dalam konsep yang sama

r = Koefisien korelasi antar indikator.

Page 26: 09012020142526 - UNJ

24

Koefisien korelasi r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel product moment dengan

tingkat signifikansi (angka kritis) sebesar 5%. Kriteria uji validitas adalah:

Bila r hitung > r tabel maka dapat dikatakan item pertanyaan adalah valid.

Bila r hitung < r tabel maka dapat dikatakan item pertanyaan adalah tidak valid.

2) Uji Reliabilitas

Setelah diadakan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas, yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat reliabel suatu alat ukur atau instrumen. Suatu kuesioner dianggap reliabel

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Dengan menggunakan rumus alpha cronbach dalam uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada

item-item yang telah valid. Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas (koefisien cronbach

alpha) dengan rumus sebagai berikut:

3) R =[𝑲

(𝑲−𝟏] [𝟏 −

∑𝛅𝐛𝟐

𝜹𝒕𝟐]

Keterangan :

R = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

∑δb2 = Jumlah varians butir

𝛿𝑡2 = Varians total

Kriteria uji validitas adalah suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila nilai alpha

cronbach instrumen > 0.70.Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Office Excel dengan memisahkan pernyataan sesuai dengan nomor urut ganjil dan

genap untuk menghitung nilai korelasinya.

Page 27: 09012020142526 - UNJ

25

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tersebut dianalisis menggunakan aplikasi ANATES,

dengan kriteria reliabilitas:

0,00 << 0,20 reliabilitas sangat rendah

0,20<< 0,40 reliabilitas rendah

0,40<< 0,60 reliabilitas cukup

0,60 << 0,80 reliabilitas tinggi

0,80 << 1,00 reliabilitas sangat tinggi

Keterangan :

= Koefisien reliabilita

3.12 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan setelah semua data dari responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data, mentabulasi data,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan

kecenderungan variabel. Kriteria kecenderungan yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada rumus yang dikembangkan Saifuddin Azwar (2011:108).

Page 28: 09012020142526 - UNJ

26

Tabel. 3.2 Kecenderungan Variabel

Besarnya Nilai r Interpretasi

0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 - 0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

Page 29: 09012020142526 - UNJ

27

BAB IV

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

4.1 Deskripsi Data

Responden dalam penelitian ini adalah dunia industri yang menerima mahasiwa

melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu industri perhotelan dan jasa boga sejumlah 23

industri. Pelaksaan pengambilan data dilakukan pada tanggal Juli sampai September 2017.

Pengambilan data diambil dengan cara melakukan penilaian terhadap instrumen yang diberikan.

Instrumen terdiri dari dua aspek penilaian yaitu penilaian technical skills dan employability skills

yang berisi 19 butir pernyataan.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan data yang telah didapatkan yaitu data hasil

penilaian industri terhadap technical skills dan employability skills.Data ini diperoleh untuk

melihat perbandingan penilaian industri terhadap technical skills dan employability skills

mahasiswa PKL.(Lampiran 1)

4.2.1 Deskripsi Data Penilaian Industri Terhadap Technical Skills Mahasiswa

Nilai yang diperoleh dari hasil penilaian terhadap instrumen technical skills mahasiswa

yang terdiri dari 2 indikator yaitu pengetahuan kerja dan kemampuan bidang kerja yang dapat

dilihat pada uraian di bawah ini.

Aspek pengetahuan kerja

Pengetahuan kerja merupakan kemampuan seseorang dalam ranah kognitif/pengetahuan

terhadap bidang pekerjaan.Pengetahuan kerja dapat diidentifikasi melalui indikator

Page 30: 09012020142526 - UNJ

28

pengetahuan tentang bidang pekerjaan dan kemampuan menganalisis tugas yang sedang

dikerjakan.

Berikut adalah penilaian industri terhadap aspek pengetahuan kerja mahasiswa.

Gambar 4.1 Nilai Pengetahuan Kerja dan Kemampuan Analisis Tugas Mahasiswa

berdasarkan Penilaian Industri

Dari instrumen yang diberikan kepada 23 responden dunia industri terhadap aspek

pengetahuan diperoleh nilai untuk aspek pengetahuan kerja sebesar 84,78 dan aspek kemampuan

analisis tugas sebesar 84,78. Nilai rata-rata keseluruhan dari aspek pengetahuan kerja diperoleh

84,78 dengan interpretasi sangat tinggi. Nilai rata-rata keseluruhan terhadap aspek pengetahuan

bidang kerja sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pengetahuan Bidang Pekerjaan

Pengetahuan Kerja

Kemampuan analisis tugas

Page 31: 09012020142526 - UNJ

29

Gambar 4.2

Nilai Rata-Rata Pengetahuan Kerja berdasarkan Penilaian Industri

Aspek Kemampuan Bidang Kerja

Kemampuan bidang kerja merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan

pekerjaanberlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah

maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja

dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Kemampuan bidang kerja dapat diidentifikasi

melalui indikator persiapan kerja, proses kerja, hasil dan penyajian, waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan, kemampuan manajerial dalam penyelesaian tugas serta

penggunaan IT.

Berikut adalah penilaian industri terhadap aspek kemampuan bidang kerja mahasiswa.

0

20

40

60

80

100

Responden

Nilai Rata-Rata Pengetahuan Kerja

Pengetahuan Kerja

Page 32: 09012020142526 - UNJ

30

Gambar 4.3 Nilai Kemampuan Bidang Kerja berdasarkan Penilaian Industri

Dari instrumen yang diberikan kepada 23 responden dunia industri terhadap aspek

pengetahuan diperoleh nilai untuk indikator persiapan kerja sebesar 89,1, indikator proses kerja

sebesar 89,1, indikator hasil dan penyajian sebesar 88,0, indikator waktu dalam menyelesaikan

pekerjaan/tugas sebesar 81,5, indikator penyelesaian tugas 85,8 dan indikator penggunaan IT

sebesar 89,1. Nilai rata-rata keseluruhan dari aspek kemampuan bidang kerja diperoleh nilai

87,1 dengan interpretasi sangat tinggi. Nilai rata-rata keseluruhan terhadap aspek kemampuan

bidang kerja sebagai berikut:

76

78

80

82

84

86

88

90

Aspek Kemampuan Bidang Kerja

Persiapan Kerja

Proses Kerja

Hasil dan Penyajian

Waktu

Penyelesaian tugas

Penggunaan IT

Page 33: 09012020142526 - UNJ

31

Gambar 4.4

Nilai Rata-Rata Kemampuan Bidang Kerja Berdasarkan Penilaian Industri

Secara keseluruhan penilaian rata-rata industri terhadap technical skills mahasiswa sebesar 85,9

dengan interpretasi sangat tinggi.

Gambar 4.5 Penilaian Industri terhadap Technical Skills Mahasiswa

0

20

40

60

80

100

Responden

Nilai Rata-Rata Kemampuan Bidang Kerja

Nilai Rata-RataKemampuan Bidang Kerja

83,5

84

84,5

85

85,5

86

86,5

87

87,5

Penilaian Technical Skills

Pengetahuan Kerja

Kemampuan Bidang Kerja

Rata-Rata Technical Skills

Page 34: 09012020142526 - UNJ

32

4.2.2 Deskripsi Data Penilaian Industri Terhadap Employability Skills Mahasiswa

Nilai yang diperoleh dari hasil penilaian terhadap instrumen employability skills

mahasiswa yang terdiri dari 2 indikator yaitu kemampuan manajerial dan sikap yang

dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

Aspek Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial merupakan kemampuan seseorang mengelola kelompok kerja

dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. Kemampuan manajerial dapat

diidentifikasi melalui indikator produktivitas, kerjasama, semangat kerja, kreativitas, dan

pemecahan masalah.

Berikut adalah penilaian industri terhadap aspek kemampuan bidang kerja mahasiswa.

Gambar 4.6

Nilai Kemampuan Manajerial Berdasarkan Penilaian Industri

74

76

78

80

82

84

86

88

Aspek Kemampuan Manajerial

Produktivitas

Kerjasama

Semangat Kerja

Kreativitas

Pemecahan Masalah

Page 35: 09012020142526 - UNJ

33

Dari instrumen yang diberikan kepada 23 responden dunia industri terhadap aspek

kemampuan manajerial diperoleh nilai untuk indikator produktivitas sebesar 84,7, indikator

kerjasama sebesar 85,8, indikator semangat kerja sebesar 86,9, indikator kreativitas 80,4 dan,

indikator pemecahan masalah 79,3. Nilai rata-rata keseluruhan dari aspek kemampuan

manajerial diperoleh nilai 83,4 dengan interpretasi sangat tinggi. Nilai rata-rata keseluruhan

terhadap aspek kemampuan bidang kerja sebagai berikut:

Gambar 4.7

Nilai Rata-Rata Kemampuan Manajerial Berdasarkan Penilaian Industri

Aspek Sikap

Sikap merupakan kepribadian seseorang dalam bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri

dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. Sikap dapat

diidentifikasi melalui indikator sikap dalam bekerja, keamanan dan keselamatan kerja,

kejujuran, kedisiplinan, kepemimpinan, dan komunikasi.

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Responden

Nilai Rata-Rata Kemampuan Manajerial

Nilai Rata-RataKemampuan Manajerial

Page 36: 09012020142526 - UNJ

34

Berikut adalah penilaian industri terhadap aspek sikap mahasiswa:

Gambar 4.8 Nilai Sikap berdasarkan Penilaian Industri

Dari instrumen yang diberikan kepada 23 responden dunia industri terhadap aspek sikap

diperoleh nilai untuk indikator sikap dalam bekerja sebesar 80,4, indikator keamanan dan

keselamatan sebesar 82,6, indikator kejujuran sebesar 84,7, indikator kedisiplinan 84,7.

indikatorkepemimpinan84,7 dan indikator kemampuan dalam berkomunikasi sebesar

79,3. Nilai rata-rata keseluruhan dari aspek sikap diperoleh nilai 82,8 dengan interpretasi

sangat tinggi. Nilai rata-rata keseluruhan terhadap aspek sikap sebagai berikut:

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

Aspek Sikap

Sikap dalam Bekerja

keamanan dankeselamatan kerja

Kejujuran

Kedisiplinan

Kepemimpinan

Komunikasi

Page 37: 09012020142526 - UNJ

35

. Gambar 4.9 Nilai Rata-Rata Sikap berdasarkan Penilaian Industri

Secara keseluruhan penilaian rata-rata industri terhadap employability skills mahasiswa

sebesar 83,10 dengan interpretasi sangat tinggi.

Gambar 4.10. Penilaian Industri terhadap Employability Skills Mahasiswa

0

20

40

60

80

100

Responden

Nilai Rata-Rata Sikap

Nilai Rata-Rata Sikap

82,4

82,6

82,8

83

83,2

83,4

83,6

Penilaian Employability Skills

Kemampuan Manajerial

Sikap

Nilai Rata-RataEmployability Skills

Page 38: 09012020142526 - UNJ

36

4.3 Pembahasan

4.3.1 Uji Persyaratan Instrumen

4.3.1.1 Uji Validitas

Instrumen penilaian untuk mengukur technical skills dan employability skills mahasiswa ini

menggunakan kuesioner dengan skala Likert 4 pilihan jawaban. Penelitian ini menggunakan uji

validitas konstruk (construct validity) dengan menggunakan pendapat dari ahli (experts

judgment). Menurut Sugiyono (2013), setelah instrumen dikonstruksi pada aspek-aspek yang

akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya instrumen dikonsultasikan

dengan para ahli. Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan dengan ujicoba

instrumen. Setelah instrumen divalidasi kemudian diujicoba ke 5 responden industri untuk

mengetahui validitas soal. Berdasarkan hasil ujicoba didapatkan 19 butir pernyataan dinyatakan

valid. Hasil rhitung yang diperoleh dari setiap nomor yang valid dibandingkan dengan rtabel pada n

= 5 dengan taraf signifikan alpha (α) 0,05 sebesar 0,456. Kriteria soal dinyatakan valid apabila

rhitung>rtabel .

4.3.1.2 Uji Reliablitas

Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-20 pada taraf

signifikan alpha (α) 0,05. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji reliabilitas tersebut

diperoleh rhitung = 0,946 dan rtabel = 0,456 karena rhitung> rtabel, maka hasil uji coba reliabilitas

menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen penilaian industri terhadap technical skills dan

employability skills mahasiswa berada dalam peringkat reliabilitas termasuk kategori (0,80 -

1,00), maka instrumen masuk kategori reliabilitas sangat tinggi.

Page 39: 09012020142526 - UNJ

37

4.3.4. Kelemahan Penelitian

Kelemahan pada penelitian ini antara lain :

1. Responden pada penelitian ini terbatas pada program studi D3 Tata Boga, tanpa

mengambil sampel pada program studi yang lain.

2. Industri yang memberikan penilaian terbatas pada industri perhotelan dan rumah makan

dan belum melibatkan industri jasa boga yang lain.

Page 40: 09012020142526 - UNJ

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penilaian dunia industri terhadap aspek pengetahuan diperoleh nilai untuk aspek

pengetahuan kerja sebesar 84,78 dan aspek kemampuan analisis tugas sebesar 84,78. Nilai rata-

rata keseluruhan dari aspek pengetahuan kerja diperoleh 84,78 dengan interpretasi sangat tinggi.

Penilaian dunia industri terhadap aspek pengetahuan diperoleh nilai untuk indikator persiapan

kerja sebesar 89,1, indikator proses kerja sebesar 89,1, indikator hasil dan penyajian sebesar

88,0, indikator waktu dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas sebesar 81,5, indikator penyelesaian

tugas 85,8 dan indikator penggunaan IT sebesar 89,1. Nilai rata-rata keseluruhan dari aspek

kemampuan bidang kerja diperoleh nilai 87,1 dengan interpretasi sangat tinggi

Penilaian dunia industri terhadap aspek kemampuan manajerial diperoleh nilai untuk

indikator produktivitas sebesar 84,7, indikator kerjasama sebesar 85,8, indikator semangat kerja

sebesar 86,9, indikator kreativitas 80,4 dan, indikator pemecahan masalah 79,3. Nilai rata-rata

keseluruhan dari aspek kemampuan manajerial diperoleh nilai 83,4 dengan interpretasi sangat

tinggi

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, meskipun secara rata-rata penilaian dunia industri terhadap

aspek technical skills dan employability skills cukup tinggi. Namun demikian pihak lembaga

pendidikan perlu menciptakan lingkungan belajar sebagaimana lingkungan kerja (miniatur dunia

Page 41: 09012020142526 - UNJ

39

kerja) sebagaimana tertuang dalam 16 prinsip pendidikan kejuruan yang dirumuskan oleh

Charles Prosser, yaitu:

1. Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa diajar dengan materi, alat, mesin dan tugas-tugas

yg sama atau tiruan dimana siswa akan bekerja (praktikum lapangan)

2. Sekolah kejuruan akan efektif hanya jika siswanya diperke nalkan dng situasi nyata:

untuk berfikir, berperasaan, berperilaku seperti halnya pekerja, di industri, dimana siswa

akan bekerja setelah lulus (pengalaman nyata)

3. Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa dilatih langsung untuk berfikir dan berlatih

secara teratur (keteraturan budaya kerja)

4. Untuk setiap jenis pekerjaan, individu harus memiliki kemampuan minimum agar mereka

bisa mempertahankan diri untuk bekerja dalam posisi tersebut (kemampuan dasar)

5. Pendidikan kejuruan akan efektif jika membantu individu untuk mencapai cita-cita,

kemampuan, dan keinginannya pada tingkat yang lebih tinggi (relevansi).

6. Pendidikan kejuruan untuk suatu jenis keahlian, posisi, dan keterampilan akan efektif

hanya diberikan kepada siswa yang merasa memerlukan, menginginkan dan mendapat

kan keuntungan dari padanya (tujuan, motivasi, harapan).

7. Pendidikan kejuruan akan efektif apabila pengalaman latihan yang dilakukan akan

membentuk kebiasaan bekerja dan berfikir secara teratur, dan betul-betul diperlukan

untuk meningkatkan prestasi kerja (etos kerja)

Page 42: 09012020142526 - UNJ

40

8. Pendidikan kejuruan akan efektif jika diajar oleh guru dan instruktur yg telah memiliki

pengalaman dan berhasil di dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam

pelaksanaan pekerjaan. (guru berpengalaman nyata)

9. Pendidikan kejuruan harus memahami posisinya dalam masyarakat, dan situasi pasar,

melatih siswa untuk dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan dengan

menciptakan kondisi kerja yang lebih baik.(pemahaman lingkungan, trend perubahan

masarakat, iptek)

10. Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa hanya akan terjadi apabila

training yang diberikan berupa pekerjaan nyata, dan bukan merupakan latihan semata.

11. Materi training yang khusus pada jenis pekerjaan tertentu hendaknya merupakan

pengalaman tuntas pada pekerjaan tersebut. (pengembangan materi, job analysis)

12. Untuk setiap jenis pekerjaan mempunyai ciri khusus, sehingga memerlukan materi diklat

khusus pula.

13. Pendidikan kejuruan akan menghasilkan pelayanan yang efisien apabila penyelenggaraan

training diberikan kepada sekelompok siswa yang memerlukan (motivasi) dan

memperoleh keberhasilan dari program tersebut.

14. Pendidikan kejuruan akan efisien dan efektif apabila metode pembelajaran

memperhatikan karakteristik siswa.

15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien apabila dilaksanakan dengan fleksibel,

dinamis, dan terstandar.

Page 43: 09012020142526 - UNJ

41

16. Walaupun setiap usaha perlu dilaksanakan sehemat mungkin, pembiayaan pendidikan

yang kurang dari batas minumum tidak bisa dilaksanakan secara efektif. Dan jika

pemberlajaran tidak bisa menjangkau dengan biaya minimum, sebaiknya pendidikan

kejuruan tidak dilaksanakan (Prosser dan Allen, 1925).

Jika ke-16 prinsip ini dapat diterapkan dalam pendidikan vokasi diharapkan

lulusan akan lebih siap secara technical skills dan employability skills.

Page 44: 09012020142526 - UNJ

42

DAFTAR PUSTAKA

.

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas, edisi ketiga. Pustaka Pelajar.Yogyakarta

Department of Education, Science and Training (DEST).(2002). Employability Skills for the

Future.Commonwealth : Australia.

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (1990). How to Design and Evaluate Research in Education. New

York: Mc.Graw Hill Pub Co.

Hanafi, Ivan. (2008). Sustainabilitas pendidikan kejuruan dan tuntutan keterampilan

kerja.Bunga rampai kajian pendidikan nasional, 1, 443-450. Jakarta.

Higher education in the twenty-first century: Vision and Action. World Conference on Higher

Education.UNESCO, Paris, 5-9 October 1998.

Investopedia.(http://www.investopedia.com/terms/t/technical-job-skills.asp). (Diakses

padatanggal 15 Maret 2014)

Jordan, A., Carlile, O., and Stack, A. (2008).Approach to Learning : A Guide for teachers. Open

University Press & Mc. GrawHill : New York

Kane, M. (1990). The Secretary’s Commision on Achieving Necessary Skills (SCANS): Identifying and

Describing The Skills Required by Work. Washington, D.C.: Pelavin Associates, Inc.

Learning and Skills Improvement Service (LSIS). (2010). Pre-redundancy Employability Toolkit. Diakses

pada tanggal 10 September 2010 pada http://www.move-

on.org.uk/downloadsFile/downloads3157/23_LSIS_RedunHbook.pdf

LeishMc, A. (2002).Employability Skills for Australian Small and Medium Sized Enterprises:Report of

the interviews and focus groups with small and medium enterprises. Department of Education,

Science and Training.

Page 45: 09012020142526 - UNJ

43

LOMA,s Competency Dictionary, (1988) in Hitt, Michael A., R. Edward Freeman and Jeefrey S.

Harrison (2006); The Blackwell Handbook of Strategic Management; Print Publication:

2006.

Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012, Tentang KKNI

PERMENDIKBUD No.73 Tahun 2013, Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi

Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 46: 09012020142526 - UNJ

44

Sachriani, M.Kes, (2008).Studi penelusuran alumni D3 Tata Boga Universitas Negeri

Jakarta.Penelitian tidak diterbitkan.

SCANS (2001).About SCANS. Baltimore, Maryland: SCANS2000 Center, Jhons Hopkins

University. http://www.scans.wpmc.jhu.edu

The Conference Board of Canada. 2000. Employability Skills 2000+. Ottawa.

http://www.conferenceboard.ca/nbec

UU No.12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi

Wagiran, W. 2008.The Importance of Developing Soft Skills in Preparing Vocational High

School Graduates. (online), (http://www.voctech.bn, access on 19 Agustus 2011)

Wenrich, R.C. (1974). Leadership in administration of vocational education. Columbus,

Ohio: Charles E. Merrill Pub. Co.

Woolfolk, A. 2007.Educational Psychology (10thed). Boston: Pearson Education.

Yorke, M. & Knight, P (2006).Embedding employability into the curriculum.Learning and

Employability Series One. Higher Education Academy : New York

Page 47: 09012020142526 - UNJ

45

LAMPIRAN

Page 48: 09012020142526 - UNJ

46