57
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. (Manuaba.2002). Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian perinatal pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia,sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi dinegara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. (Depkes RI. 2003).Di negara ASEAN Indonesia mempunyai angka kematian ibu tertinggi 330/100.000 dan angka kematian perinatal 420/100.000 persalinan hidup. Penyebab terbanyak kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba. 2008). Menurut data Susenas 2001 menunjukkan bahwa di antara anak umur 0-4 tahun ditemukan

putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi

rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka

kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan

kesehatan. (Manuaba.2002). Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama

kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian

perinatal pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti

asfiksia,sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi

dinegara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini

dan pengobatan yang tepat. (Depkes RI. 2003).Di negara ASEAN Indonesia mempunyai angka

kematian ibu tertinggi 330/100.000 dan angka kematian perinatal 420/100.000 persalinan hidup.

Penyebab terbanyak kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%,

prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba. 2008).

Menurut data Susenas 2001 menunjukkan bahwa di antara anak umur 0-4 tahun ditemukan

prevalensi angka kesakitan anak seperti panas sebesar 33,4 persen, batuk 28,7 persen, batuk

dan nafas cepat 17,0 persen dan diare 11,4 persen. Penyakit yang paling sering terjadi adalah

anemia, penyakit periodontal, infeksi akut saluran nafas atas, gangguan telinga luar, dan

tonsilitis kronik (SKRT 1995). Sedangkan untuk kecacatan, secara keseluruhan 29,9 persen bayi

umur kurang dari 1 tahun, 32,8 persen anak umur 1-4 tahun dan 30,1 persen anak umur 5-14

tahun menderita satu jenis kecacatan atau lebih (Susenas 2001). Dan Dikemukakan bahwa

angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% Bayi kurang bulan

(Risa.2006). Insidens di RSCM tahun 2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir

sebesar 58%. RS. Dr. Sardjito melaporkan sebanyak 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai

kadar bilirubin diatas 5mg/dl dan 23,8% memiliki kadar bilirubin diatas 13mg/dl (DEPKES

RI.2008). Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering

Page 2: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

dihadapi tenaga kesehatan. Ikterus(jaundice) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah,sehingga kulit(terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. Pada

sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Efek

toksik bilirubin ialah neurotoksik dan kerusakan sel secara umum. Bilirubin dapat masuk ke

jaringan otak. Ensefalopati bilirubin adalah terdapatnya tanda-tanda klinis akibat deposit

bilirubin dalam sel otak. Kelainan ini dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronik. Bentuk akut

terdiri atas 3 tahap; tahap 1 (1-2 hari pertama): refleks isap lemah, hipotonia, kejang; tahap 2

(pertengahan minggu pertama): tangis melengking, hipertonia, epistotonus; tahap 3 (setelah

minggu pertama): hipertoni. Bentuk kronik: pada tahun pertama: hipotoni, motorik terlambat.

Sedang setelah tahun pertama didapati gangguan gerakan, kehilangan pendengaran sensorial

(iz world of doctor .2010). oleh sebab itu Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan

kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.

Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin. Bila

diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan merujuk

ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.Di rumah sakit, bila

diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin, fototerapi (terapi sinar),

atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat. Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan,

dengan cara pengawasan kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin

infeksi pada janin, dan hipoksia(kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa

persalinan, jika terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain,

segera diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah

sinar matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka

pakaiannya (refrensi artikel kedokteran.2011).

Dengan melihat dampak yang diakibatkan dari ikterus neonatorum,kami tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut pasien bayi “SU” usia 4 hari dengan ikterus neonatorum fisiologi di RSUD

BANGLI.

Page 3: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

1.2 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus adalah

sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan umum

1.2.1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar ikterus neonatorum dan mampu

Memberikan serta melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi dengan ikterus

Neonatorum sesuai dengan manajement kebidanan dan mendokumentasikan

Dalam bentuk SOAP.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :

1.2.2.1 Melakukan pengkajian data subyektif dan objektif pada bayi dengan ikterus

neonatorum

1.2.2.2 Menganalisa data untuk menentukan diagnosis actual potensial yang timbul pada

bayi dengan ikterus neonatorum

1.2.2.3 Merancanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan yang menyeluruh

berdasarkan diagnose dan masalah pada bayi dengan ikterus neonatorum.

1.2.2.4 Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

Page 4: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR IKTERUS NEONATORUM

2.1.1 Pengertian IkterusIkterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan

bilirubin. (Mansjoer Arif, 2000:503). Ikterus Neonatorum merupakan fenomena biologis

yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa

transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi di

banding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritrosit pada neonatus

lebih lebih banyak dan usianya lebih pendek

2.1.1.1 Ikterus fisiologis adalah :

a. Ikterus yang timbul pada hari kedua atau ketiga lalu menghilang setelah sepuluh

hari atau pada akhir minggu kedua.

b. Tidak mempunyai dasar patologis

c. Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan

d. Tidak mempunyai potensi menjadi kern-ikterus

e. Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi

f. Sering dijumpai pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

2.1.1.2 Ikterus patologis adalah :

a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama

b. Ikterus dengan kadar bilirubin > 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan atau > 10

mg% pada neonatus kerang bulan

c. Ikterus dengan peningkatan kadar bilirubin > 5 mg% per hari.

Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis apabila sesudah pengamatan dan pemeriksaan

selanjutnya tidah menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi

Page 5: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

berkembang menjadi kern-icterus. Kern-icterus (ensefalopati biliaris) ialah suatu

kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak.(Sarwono, 2008)

2.1.2 Etiologi

2.1.2.1 Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:

a. Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan

berumur lebih pendek.

b. Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil

transferase, UDPG/T dan ligand dalam protein belum adekuat) -> penurunan

ambilan bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.

c. Sirkulus enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya enzim ->

glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.

2.1.2.2Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat

disebabkan oleh faktor/keadaan:

a. Hemolisis akibat inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi

G6PD, sferositosis herediter dan pengaruh obat.

b. Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin.

c. Polisitemia.

d. Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir.

e. Ibu diabetes.

f. Asidosis.

g. Hipoksia/asfiksia.

h. Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi

enterohepatik.

Page 6: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.1.3 Faktor Resiko

Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum:

2.1.3.1 Faktor Maternal

a. Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)

b. Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)

c. Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.

d. ASI

2.1.3.2 Faktor Perinatal

a. Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)

b. Infeksi (bakteri, virus, protozoa)

2.1.3.3 Faktor Neonatus

a. Prematuritas

b. Faktor genetik

c. Polisitemia

d. Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)

e. Rendahnya asupan ASI

f. Hipoglikemia

g. Hipoalbuminemia

Page 7: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.1.4 PatofisiologiBilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai

meningkat secara normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu perlahan-

lahan akan menurun mendekati nilai normal dalam beberapa minggu.

2.1.4.1 Ikterus fisiologis

Secara umum, setiap neonatus mengalami peningkatan konsentrasi

bilirubin serum, namun kurang 12 mg/dL pada hari ketiga hidupnya

dipertimbangkan sebagai ikterus fisiologis. Pola ikterus fisiologis pada bayi baru

lahir sebagai berikut: kadar bilirubin serum total biasanya mencapai puncak pada

hari ke 3-5 kehidupan dengan kadar 5-6 mg/dL, kemudian menurun kembali

dalam minggu pertama setelah lahir. Kadang dapat muncul peningkatan kadar

bilirubin sampai 12 mg/dL dengan bilirubin terkonyugasi < 2 mg/dL.

Pola ikterus fisiologis ini bervariasi sesuai prematuritas, ras, dan faktor-

faktor lain. Sebagai contoh, bayi prematur akan memiliki puncak bilirubin

maksimum yang lebih tinggi pada hari ke-6 kehidupan dan berlangsung lebih

lama, kadang sampai beberapa minggu. Bayi ras Cina cenderung untuk memiliki

kadar puncak bilirubin maksimum pada hari ke-4 dan 5 setelah lahir. Faktor yang

berperan pada munculnya ikterus fisiologis pada bayi baru lahir meliputi

peningkatan bilirubin karena polisitemia relatif, pemendekan masa hidup eritrosit

(pada bayi 80 hari dibandingkan dewasa 120 hari), proses ambilan dan konyugasi

di hepar yang belum matur dan peningkatan sirkulasi enterohepatik.

Page 8: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Gambar berikut menunjukan metabolisme pemecahan hemoglobin dan pembentukan

bilirubin.

2.1.4.2 Ikterus pada bayi mendapat ASI (Breast milk jaundice)

Pada sebagian bayi yang mendapat ASI eksklusif, dapat terjadi ikterus

yang yang berkepanjangan. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor tertentu

dalam ASI yang diduga meningkatkan absorbsi bilirubin di usus halus. Bila tidak

ditemukan faktor risiko lain, ibu tidak perlu khawatir, ASI tidak perlu dihentikan

dan frekuensi ditambah.  

Apabila keadaan umum bayi baik, aktif, minum kuat, tidak ada tata

laksana khusus meskipun ada peningkatan kadar bilirubin.

2.1.5 Gejala Dan Tanda Klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Disamping itu

dapat pula disertai dengan gejala-gejala:

2.1.5.1 Dehidrasi

a. Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah)

2.1.5.2 Pucat

Page 9: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

a. Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan

darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah

ekstravaskular.

2.1.5.3 Trauma lahir

a. Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.

2.1.5.4 Pletorik (penumpukan darah)

a. Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali

pusat, bayi KMK

2.1.5.5 Letargik dan gejala sepsis lainnya

2.1.5.6 Petekiae (bintik merah di kulit)

a. Sering dikaitkan dengan infeksi congenital, sepsis atau eritroblastosis

2.1.5.7 Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

a. Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit

hati

2.1.5.8 Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

2.1.5.9 Omfalitis (peradangan umbilikus)

2.1.5.10 Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

2.1.5.11 Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

2.1.5.12 Feses dempul disertai urin warna coklat

a. Pikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian

hepatologi.

Page 10: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

(:http// /medlinux.blogspot.com/2007/09/ikterus-pada-anak.html)

2.1.6 Batasan-Batasan Ikterus2.1.6.1 Ikterus Fisiologis

Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah

Ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Timbul pada hari kedua-ketiga

b. Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg%

pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang bulan.

c. Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari

d. Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %

e. Ikterus hilang pada 10 hari pertama

f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis

tertentu.

2.1.6.2 Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia

Adalah suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam darah mencapai suatu

nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus bila tidak

ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang

patologis. Brown menetapkan Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin mencapai

12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada bayi kurang bulan. Utelly

menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.

2.1.6.3 Kern Ikterus

Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin Indirek pada

otak terutama pada Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus,

Hipokampus, Nukleus merah, dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.

(:http// www.smallcrab.com/anak-anak/535-mengenal-ikterus-neonatorum)

Page 11: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya
Page 12: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.1.7 Jenis-Jenis Ikterus Menurut Waktu Timbulnya2.1.7.1 Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama

Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama sebagian besar disebabkan oleh :

a. Inkompatibilitas darah Rh, ABO, atau golongan lain

b. Infeksiintra uterine

c. Kadang-kadang karena defisiensi enzim G-6-PD

2.1.7.2 Ikterus yang timbul 24-72 jam sesudah lahir

a. Biasanya ikterus fisiologis

b. Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan

lain

c. Defisiensi enzim G-6-PD atau enzim eritrosit lain juga masih mungkin.

d. Policitemi

e. Hemolisis perdarahan tertutup* (perdarahan subaponerosis, perdarahan

hepar, sub capsula dll)

2.1.7.3 Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu

pertama

a. Sepsis

b. Dehidrasi dan asidosis Defisiensi G-6-PD

c. Pegaruh obat-obatan

d. Sindroma Criggler-Najjar, sindroma Gilbert

2.1.7.4 Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya

a. Ikterus obtruktive

b. Hipotiroidisme

c. Breast milk jaundice

d. Infeksi

e. Hepatitis neonatal

f. Galaktosemia

(Rustam, 2000)

Page 13: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.1.8 PenilaianPengamatan ikterus paling baik dilakukan dalam cahaya matahari dan dengan

menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh

sirkulasi darah. Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus yang merupakan

resiko terjadinya kern-ikterus, misalnya kadar bilirubin 1 dan 2, atau secara klinis

(Kramer) dilakukan dibawah sinar biasa (day light).

Penilaian Ikterus menurut Kramer

Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin

1 Kepala dan leher 5 mg%

2 Daerah 1 + badan bagian atas 9 mg%

3 Daerah 1, 2 + badan bagian bawah dan tungkai 11 mg%

4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki di bawah dengkul 12 mg%

5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16 mg%

(Sarwono,2008)

2.1.9 Penanganan2.1.9.1 Ikterus Fisiologis

Bayi sehat, tanpa faktor risiko, tidak diterapi. Perlu diingat bahwa pada

bayi sehat, aktif, minum kuat, cukup bulan, pada kadar bilirubin tinggi,

kemungkinan terjadinya kernikterus sangat kecil. Untuk mengatasi ikterus pada

bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara berikut:

a. Minum ASI dini dan sering

b. Terapi sinar, sesuai dengan panduan WHO

c. Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan ulang

dan kontrol lebih cepat (terutama bila tampak kuning).

Page 14: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Bilirubin serum total 24 jam pertama > 4,5 mg/dL dapat digunakan sebagai faktor

prediksi hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan sehat pada minggu pertama

kehidupannya. Hal ini kurang dapat diterapkan di Indonesia karena tidak praktis

dan membutuhkan biaya yang cukup besar.

2.1.9.2 Tata laksana Awal Ikterus Neonatorum (WHO)

a. Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat.

b. Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir < 2,5

kg, lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis

c. Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan

hemoglobin, tentukan golongan darah bayi dan lakukan tes Coombs:

1. Bila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya

terapi sinar, hentikan terapi sinar.

2. Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai

dibutuhkannya terapi sinar, lakukan terapi sinar

3. Bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO bukan

merupakan penyebab hemolisis atau bila ada riwayat

defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring G6PD

bila memungkinkan.

d. Tentukan diagnosis banding

2.1.9.3 Mencegah terjadinya kern-ikterus

a. Dalam hal ini yang penting adalah pengamatan yang ketat dan cermat

perubahan peningkatan kadar bilirubin bayi baru lahir, khususnya ikterus

yang kemungkinan besar menjadi patologis

1. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama

Page 15: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2. Ikterus dengan kadar bilirubin > 12,5 mg% pada neonatus cukup

bulan atau > 10 mg% pada neonatus kerang bulan

3. Ikterus dengan peningkatan kadar bilirubin > 5 mg% per hari.

2.1.9.4 Mengatasi hiperbilirubinemia

a. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fitoterapi

b. Tranfusi darah tukar, dengan indikasi :

1. Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek ≥ 20 mg

%.

2. Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3 – 1 mg

% per jam.

3. Anemia berat pada bayi baru lahir dengan gejala gagal

jantung.

4. Kadar Hb tali pusat < 14 mg% dan Uji Coomb direk positif.

(Sarwono, 2008)

Pedoman pengelolaan ikterus menurut waktu timbulnya dan kadar bilirubin

(modifikasi dari Maisels 1972)

Bilirubin < 24 jam 24-26 jam 49-72 jam >72 jam

< 5 mg% Pemberian makanan dini

5-9 mg% Terapi sinar bila

hemolisis

Kalori cukup

10-14 mg% Transfusi tukar*

bila hemolisis

Terapi sinar

15-19 mg% Transfusi tukar* Transfusi tukar*

bila hemolisis

Terapi sinar+ +

>20 mg% Transfusi tukar+

*Sebelum dan sesudah transfusi tukar beri terapi sinar

+ Bila tidak berhasil transfusi tukar

Bilirubin < 5 mg% selalu observasi

Page 16: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Bilirubin > 5 mg% penyebab ikterus perlu diselidiki

(Sarwono, 2008)

Page 17: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.1.10 Bagan Penanganan Ikterus Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda Warna kuning pada kulit dan sclera mata (tanpa hepatomegali,

perdarahan kulit, dan kejang.

KategoriNormal Fisiologik Patologik

Penilaian

- Daerah ikterus

(rumus Kramer)

- Kuning hari ke:

- Kadar bilirubin

1

1-2

≤ 5 mg%

1 + 2

>3

5-9 mg%

1 sampai 4

>3

11-15 mg%

1 sampai 5

>3

>15-20 mg%

1 sampai 5

>3

>20 mg%

Penanganan

Bidan atau

puskesmas

Terus

diberi ASI

- Jemur di matahari pagi jam 7-9 selama

10 menit

- Badan bayi telanjang, mata ditutup.

- Terus beri ASI

- Banyak minum

- Rujuk ke

rumah

sakit

- Banyak

minum

Rumah sakit Sama

dengan di

atas

Sama

dengan di

atas

Terapi

sinar

Terapi sinar

- Periksa golongan darah ibu dan bayi

- Periksa kadar bilirubin

Nasehat

bila

semakin

kuning,

kembali

Waspadai

bila kadar

bilirubin naik

>0,5mg/jam

Coomb’s test

(Sarwono, 2008)

Page 18: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2.2. KONSEP DASAR MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU

LAHIR

2.2.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah: Proses pemecahan masalah yang digunakansebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teoriilmiah, penemuan-

penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yanglogis untuk pengambilan keputusan

yang berfokus pada klien. Menurut HellenVarney (1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan

membentuk kerangka yanglengkap dan bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Setiap langkah

berisi tugas-tugas tertentu dan bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Secara berurutan langkah-

langkah tersebut adalah:

2.2.2 Langkah pertama (Pengumpulan Data)

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat danlengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yangdikumpulkan terdiri dari data

subjektif dan data objektif.

2.2.2.1 Data subjektif terdiri dari:

A . Biodata

Berisikan identitas bayi dan orang tua meliputi nama, umur, jenis

kelamin,tanggal lahir, jenis persalinan, nama orang tua (ayah dan ibu),

umur ibu, agama,suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat,

tujuannya untuk mengetahui secara lengkap dan luas sasaran asuhan

kebidanan.

B . Riwayat AnteNatal

Kemungkinan gravida empat atau lebih.HPHT tidak sesuai dengan

umur kehamilan saat persalinan. Tidak pernah periksakehamilan atau

periksa tidak teratur serta periksa pada petugas yang tidak berwenang,

tidak pernah mendapat imunisasi. Sewaktu hamil menderita

penyakitpembuluh darah misalnya hipertensi, hipotensi, menderita

penyakit jantung, paru-paru, diabetes serta pengobatan yang didapat.

Page 19: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

C . Riwayat Neonatus

Meliputi beberapa APGAR score pada 1 menit dan 5 menit

pertama. Bagaimanaketubannya keruh atau jernih, dengan cara apa bayi

dilahirkan: SC, VE, FE, spontandan lain-lain. Berapa usia kehamilan,

adanya bayi kembar.

D . Riwayat Maternal dan Perinatal

Berapa usia ibu saat hamil ini, taksiran persalinan kapan.

Bagaimana kondisi dankebiasaan selama hamil. Berapa kali

memeriksakan kehamilannya, adakah penyakityang diderita selama hamil.

E . Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis

seperti hipertensi,asma, DM, penyakit menular dan penyakit lainnya selain

itu juga perlu ditanyakanapa ada keturunan kembar.

F . Riwayat Sosial Budaya

Untuk mengetahui keadaan psikologi dan emosional ibu pada

kehamilan,persalinan, bagaimana hubungan suami istri serta keluarga,

harapan kehamilan sertakepercayaan yang dianut juga perlu ditanyakan

bagaimana status ekonominya.Kebiasaan merokok, alkoholik, pemberian

ASI.

G . Nutrisi

Nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI yang dapat

diberikan segerasetelah bayi lahir, pemberiannya ondeman. Bayi aspiksia

sedang yang mengalamigangguan pernapasan ASI dapat diberikan

personde dengan memperhatikan jumlahkebutuhan dan retensinya.

Kebutuhan cairan neonatus yaitu:

Hari I : 60cc/kgBB/hari

Hari II : 90cc/kgBB/hari

Page 20: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Hari III : 120cc/kgBB/hari

Hari IV : 150cc/kgBB/hariSelanjutnya ditambah sedikit-sedikit

sampai hari ke 14 mencapai 200 cc/kgBB/hari. Jumlah cairan ini

dikonsumsi dari ASI atau PASI, juga cairan perinfus sesuaikondisi

bayi.

Frekuensi pemberiannya tergantung dari berat badannya, yaitu:

BB < 1250 gr : 24 x/hari tiap jam

BB 1250-<2000 gr : 12 x/hari tiap jam

BB >2000 gr : 8 x/hari tiap jam

H . Pola Eliminasi

Neonatus akan buang air kecil selama 6 jam setelah kelahirannya,

buang air besar pertama kalinya dalam 24 jam pertama berupa mekoneum

perlu dipikirkankemungkinan mekoneum Plug Syndrome, megakolon,

obstruksi saluranpencernaan.

I . Hubungan Psikologi

Bayi baru lahir bila kondisi memungkinkan di rawat gabung

dengan ibunyadengan tujuan bayi mendapat kasih sayang, perhatian,

mempererat hubungan psikologi ibu dan bayi.

2.2.2.2 Data objektif

Yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan

pemeriksaanmenggunakan standar yang diakui atau berlaku

Pada bayi premature aspiksia sedang didapatkan data objektif sebagai

berikut:

a. Keadaan Umum

b. Tanda-tanda vital

c. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

Page 21: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

1. Posisi:

2. Kulit:

3. Kepala:

4. Mata:

5. Hidung:

6. Mulut:

7. Telinga:

8. Leher:

9.Thoraq:

10.Paru-paru:

11.Jantung:

12. Abdomen:

13. Umbilikus:

14. Genetalia:

15. Anus:

16. Kstremiras :

17. Refleks

18. Pemeriksaan penunjang

19.Gas darah Arteri

20. Darah Lengkap

“Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dngan criteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan, klien keluar dari siklus proses keperawatan apabila criteria hasil

telah dicapai. Klien akan masuk kembali ke dalam siklus apabila kriteria hasil belum dicapai”

( Allen Carol Vestal, 1998: 123 ).

Dalam melakukan evaluasi, sesuai dengan waktu dan tanggal yang telah ditetapkan dalam

pernyataan tujuan. Hal-hal yang dievaluasi adalah kemampuan pasien menunjukkan perilaku

sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan rencana keperawatan.

Ada tiga alternatif yang dapat dipakai oleh bidan dalam memutuskan atau menilai, sejauh

mana tujuan yang tekah ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan sebagian tercapai,

tujuan tidak tercapai. Tujuan tercapai jika pasien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau

tanggal yang telah ditentukan,sesuai dengan pernyataan tujuan. Tujuan sebagian tercapai jika

pasien mampu menunjukkan perilaku tapi tidak seluruhnya sesuai pernyataan tujuan yang telah

ditentukan. Tujuan tidak tercapai jika pasien tidak mampu atau tidak mau sama sekali

menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Secara umum

evaluasi dikatakan berhasil, bila:

Page 22: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

1. Asfiksia tidak terjadi lagi

2. Tidak terjadi hipotermi

3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

4. Tidak terjadi infeksi

5. Tidak terjadi hypoglikemia

Page 23: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “SU” UMUR 4 HARI DENGAN IKTERUS NEONATORUM

DI RUANG PERAWATAN PERINATAL RESIKO TINGGI RSUD BANGLI

TANGGAL 4 – 5 MEI 2011

Page 24: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Nama Rumah Sakit : RSUD BANGLI

Dokter yang merawat :

Bidan :

Nomor RM : 136224-11

Tanggal masuk dirawat : 30 April 2011

Tanggal Pengkajian : 4 mei 2011

Pukul : 20.00 wita

Page 25: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

I. DATA SUBYEKTIF

A. Identitas

1. BAYI

Nama : bayi “SU”

Umur/tgl/jam lahir : 4 hari / 30 April 2011 / 08.50 wita

Jenis kelamin : Perempuan

2. ORANG TUA IBU AYAH

NAma : “SU” “AR”

Umur : 27 tahun 32 tahun

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : Petani Petani

Agama : Hindu Hindu

Status Perkawinan: Sah Sah

Alamat Lengkap : Br.Dinas Belancan,Desa Belancan,Kec.Kintamani-

Bangli

No. Telp : - -

B. Keluhan Utama

Pada tanggal 4 Mei 2011 Pukul 08.30 wita bayi terlihat kuning pada badan bagian

atas, kepala dan leher.

C. Riwayat Prenatal

Ibu mengatakan ini anak kedua, masa gestasi 37 minggu 6 hari. Ibu mengatakan

memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali di bidan. HPHT : 8-8-2010 , TP

(15-5-2011). Kehamilan memang direncanakan dan tidak ada penyulit selama

masa kehamilan. Konsumsi obat dan suplemen yang didapatkan pada TW I ibu

periksa sebanyak 2 kali dengan keluhan mual dan pusing ibu mendapatkan

therapy B6 dan asam folat. Pada TW II ibu periksa sebanyak 2 kali dan tidak ada

keluhan,ibu mendapatkan therapy SF dan kalk. Pada TW III ibu periksa sebanyak

Page 26: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

2 kali dan tidak ada keluhan , ibu mendapat therapy SF,kalk, dan Vit C. Ibu

mengatakan tidak ada perilaku atau kebiasaan ibu yang memperburuk

kesejahteraan janin. Tidak ada riwayat penyakit ibu seperti kencing manis,

hepatitis, sesak nafas, sakit jantung, tekanan darah tinggi, PMS maupun alergi.

D. Riwayat Intranatal

Dari data dokumentasi dan pengakuan ibu, ibu melahirkan tanggal 30 April 2011

pukul 08.50 wita dengan persalinan spontan belakang kepala, diagnose ibu saat

persalinan G2P1001 UK 37 minggu 6 hari (dilihat dari HPHT) tunggal hidup

intrauteri. Ibu melahirkan di RSUD BANGLI ditolong oleh dokter. Bayi lahir

tidak langsung menangis, 5 menit kemudian tangis merintih, warna kulit

kemerahan, gerak aktif, reflek hisap baik dan terdapat cepalhematoma dan caput

sucsedanium. BB Lahir 3000 gram, PB 49 cm, LK/LD 36/34cm, Jenis Kelamin :

Perempuan, anus (+), kelainan (-). Kala I selama 12 jam, penyulit atau komplikasi

tidak ada. Kala II selama 50 menit, penyulit atau komplikasi ibu tidak kuat untuk

meneran sehingga terjadi kala II lama. Kala III selama 30 menit, penyulit atau

komplikasi tidak ada. Ketuban pecah spontan jam 19.30 wita,tanggal 29 April

2011. Keadaan cairan jernih. Tidak dilakukakn inisiasi menyusui dini karena

kepala terdapat cepal hematoma dan caput sucsedanium. Keadaan tali pusat segar,

plasenta komplit, tidak ada kelainan lain.

E. Faktor resiko infeksi

1. Mayor

KPD >12 jam

2. Minor

Asfiksia sedang

II. DATA OBYEKTIF

A. Keadaan saat ini

1. Gerak : Aktif

2. Tangis : Kuat

Page 27: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

3. Warna Kulit : Ikterus

B. Apgar Score (kalau ada indikasi)

C. Pemeriksaan Umum

BB : 3000 gram PB : 49 cm

LK : 36 cm LD : 34 cm

HR : 140 x/mnt RR : 38x/mnt

Suhu : 37,1oC

D. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala : terdapat cepal hematoma,terdapat kaput

Sucsedanium.rambut hitam

2. UUB/UUK: Datar

3. Mata : Simetris,tidak ada pengeluaran secret,skela terlihat .

kuning

4. Hidung : Paten , tidak ada pengeluaran secret.

5. Mulut/ : Mukosa lembab , warna bibir merah muda,

Bibir tidak ada labiopalatoskisis.

6. Telinga : Simetris , tidak ada pengeluaran secret, 2/3 pina kembali

Cepat , tidak ada kelainan

7. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada

Pembesaran Kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena

jugularis dan leher terlihat kuning.

8. Dada : Simetris , Tidak ada retraksi , tidak ada kelainan.

9. Abdomen : Tidak ada distensi , ada bising usus , kondisi tali pusat

kering

10. Punggung : Tidak ada spina bifida , tidak ada gibus.

11. Genetalia : Perempuan , labia mayora menutupi labia minora.

12. Anus : ada (+)

13. Ektremitas : Tangan : simetris,jumlah jari 10 (lengkap),tidak sianosis.

Page 28: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Kaki : simetris,jumlah jari 10 (lengkap),tidak sianosis.

14. Kulit : Turgor baik , kulit kekuningan (ikterus).

15. Eleminasi : BAB (+) warna coklat kekuningan ,konsistensi lembek.

Miksi (+) warna jernih kekuningan.

E. Reflek

Glabela : (+),terlihat mata bayi menutup dengan rapat saat

Glabela disentuh.

Tonik neck : (+),saat kepala bayi dimiringkan kesalah satu sisi, lengan

Dan kaki berekstensi

Babinski : (+),jari-jari kaki membuka saat telapak kaki bayi diraba.

Rooting : (+),bayi dapat mencari putting susu ibunya.

Moro : (+),terlihat pada saat bayi tiba-tiba diletakkan.

Swallowing : (+),bayi dapat menelan ASI.

Sucking : (+),bayi dapat menghisap putting susu ibunya.

Grasping : (+),bayi dapat menggenggam saat telapak tangannya

disentuh

Steping : (+),bayi dapat menggerakkan kakinya seperti melangkah.

F. Pemeriksaan Penunjang

Cek darah lengkap dilakukan pada tanggal 4 mei 2011.

WBC : 6,4 lt x 10,3 /uL Hct : 35,2%

RBC : 3,30 x 10,6 /uL Plt : 279* x 10,3 /uL

Hgb : 12,4 g /dL

Bilirubin total 8.13 ml/dL . referensi rentang nilai 0 – 1.1 . keterangan : high

Page 29: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

III. ASESSMENT

Diagnosa : Bayi “SU” umur 4 hari dengan ikterus neonatorum.

Dasar : Lahir dengan partus normal belakang kepala

Tanggal 30 April 2011 , pukul 08.50 wita dengan umur

Kehamilan 37 minggu 6 hari (dilihat dari HPHT) BB : 3000

Gram.

PB : 49 cm, LK/LD : 36/34 cm , anus (+).

Kelainan : riwayat asfiksia sedang dan cepal hematoma

Serta Kaput sucsedanium, bilirubin 8.13mg/dL.

Masalah actual : Bayi Kuning

Dasar : Ikterus Kramer II.

Masalah Potensial :

Resiko terjadi hipertermi/hipotermi

Resiko terjadi dehidrasi

Resiko terjadi infeksi

IV. PLANNING

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada orang tua

2. Kolaborasi dengan dokter Sp.A mengenai terapi dan tidakan yang diberikan.

3. Berika ASI atau PASI on demand.

4. Rawat bayi dalam incubator.

5. Observasi KU dan TTV setiap 4 jam dan jika dirasakan KU bayi berubah.

6. Lakukan pencegahan infeksi seperti cuci tangan, ganti baju bila : mandi,basah

terkena muntahan,kotor. Ganti popok bila BAK/BAB.

7. Terapi : fototerapi 1 x 24 jam , cefotakxime 2 x 150 mg (im), Rob 1 x 0,3 mL,

ASI on demand, rawat dalam incubator suhu 30oC.

Page 30: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

CATATAN TINDAKAN / IMPLEMENTASI NOTE

Nama : By. “SU” Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 4 hari Alamat : Br.Dinas Balancan,Desa Belancan

Kec.Kintamani-Bangli.

Hari/tgl/jam Implmentasi Hari/tgl/jam Evaluasi Paraf/

nama

Rabu, 04-05-

2011

(20.00

WITA)

Menginformasikan

kepada orang tua

mengenai kondisi

bayi saat ini dan

asuhan yang akan

diberikan

selanjutnya

Rabu, 04-05-

2011

(20.20

WITA)

Orang tua tampak mengerti

dengan penjelasa yang

diberikan.

Rabu, 04-05-

2011

(20.25

WITA)

Menjaga

kehangatan bayi di

dalam incubator

denga suhu yang

disesuaikan dengan

suhu tubuh bayi.

Rabu, 04-05-

2011

(20.30

WITA)

Bayi sudah terjaga

kehangatannya dan bayi tampak

nyaman.

Rabu, 04-05-

2011

(20.35

WITA)

Melakukan

fototherapy 1 x 24

jam

Rabu, 04-05-

2011

(20.40

WITA)

Bayi sedang menjalani

fototherapy

Rabu, 04-05-

2011

(20.45

WITA)

Menyarankan ibu

untuk memberikan

ASI

Rabu, 04-05-

2011

(20.55

WITA)

Reflek hisap (+) kuat. Reflek

menelan baik. Bayi sudah

minum ASI ± 10 menit. Muntah

(-)

Page 31: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Rabu, 04-05-

2011

(22.00

WITA)

Mengobservasi

BAB/BAK bayi.

Rabu, 04-05-

2011

(22.10

WITA)

BAB (+), warna coklat

kekuningan, konsistensi

lembek.

BAK (+) warna kuning jernih

Rabu, 04-05-

2011

(22.15

WITA)

Mengobservasi KU

dan Vital sign

Rabu, 04-05-

2011

(22.25

WITA)

KU baik, suhu 38,3oC. RR:

40x/menit.

HR: 140x/menit.

Rabu, 04-05-

2011

(22.30

WITA)

Menghentikan

fototherapy sampai

suhu tubuh bayi

normal

Rabu, 04-05-

2011

(22.35

WITA)

Bayi tidur di incubator tanpa

menjalani fototherapy.

Rabu, 04-05-

2011

(22.50

WITA)

Memerikan PASI

pada bayi

Rabu, 04-05-

2011

(23.10

WITA)

Reflek hisap (+) kuat. Reflek

menelan baik. Bayi sudah

minum PASI persendok ± 20

CC. Muntah (-)

Rabu, 04-05-

2011

(00.00

WITA)

Mengobservasi

BAB/BAK bayi

Kamis, 05-

05-2011

(00.15

WITA)

BAB (+), warna coklat

kekuningan

Konsistensi lembek

BAK (+) warna kuning jernih

Kamis, 05-

05-2011

(00.20

WITA)

Mengobservasi KU

dan Vital sign

Kamis, 05-

05-2011

(00.25

WITA)

KU baik, suhu 37,1oC , RR

40x/mnt ,

HR 140x/mnt.

Kamis, 05-

05-2011

(00.30

WITA)

Melkukan

fototherapy

1 x 24 jam

Kamis, 05-

05-2011

(00.35

WITA)

Bayi sedang menjalani

fototherapy

Kamis, 05-

05-2011

(01.00

Memberikan PASI

pada bayi

Kamis, 05-

05-2011

(01.20

Reflek hisap (+) kuat, bayi

minum PASI (pesendok)

±15cc , muntah (-).

Page 32: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

WITA) WITA)

Kamis, 05-

05-2011

(01.30

WITA)

Bayi tidur Kamis, 05-

05-2011

(03.25

WITA)

Bayi tidur di dalam incubator

sambil tetap menjalani

fototherapy, dan bayi tampak

tidur dengan nyaman.

Kamis, 05-

05-2011

(03.30

WITA)

Mengobservasi

BAB/BAK

Kamis, 05-

05-2011

(03.45

WITA)

BAB (+), warna coklat

kekuningan, konsistensi

lembek. BAK (+), warna

kuning jernih.

Kamis, 05-

05-2011

(04.00

WITA)

Mengobservasi KU

dan Vital sign

Kamis, 05-

05-2011

(04.45

WITA)

KU baik, suhu 37.3oC, RR :

42x/mnt,

HR : 138x/mnt.

Kamis, 05-

05-2011

(04.30

WITA)

Memberikan bayi

minum PASI

Kamis, 05-

05-2011

(04.50

WITA)

Reflek hisap (+) kuat, bayi

minum PASI (persendok)

±20cc, muntah (-).

Kamis, 05-

05-2011

(00.15

WITA)

Bayi tidur Kamis, 05-

05-2011

(06.25

WITA)

Bayi tidur dalam incubator

smabil menjalani fototherapy.

Kamis, 05-

05-2011

(06.30

WITA)

Mengobservasi

BAB/BAK bayi

Kamis, 05-

05-2011

(06.45

WITA)

BAB (-), BAK (+), warna

kuning jernih.

Kamis, 05-

05-2011

(06.50

WITA)

Mengobservasi KU

dan vital sign bayi

Kamis, 05-

05-2011

(07.00

WITA)

KU baik, suhu 37,1oC , RR :

40xmnt,

HR : 140x/mnt.

Kamis, 05- Menganjurkan ibu Kamis, 05- Ibu mau menyusui bayinya.

Page 33: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

05-2011

(07.05

WITA)

agar menyusui

bayinya.

05-2011

(07.20

WITA)

Reflek hisap bayi (+) kuat,

reflek menelan baik, bayi

menetek ±15 mnt. Muntah (-)

Kamis, 05-

05-2011

(07.25

WITA)

Bayi tidur Kamis, 05-

05-2011

(08.00

WITA)

Bayi tidut di dalam incubator

dan sambil menjalani

fototherapy.

Kamis, 05-

05-2011

(08.00

WITA)

Mendampingi visite

dokter Sp.A

Kamis, 05-

05-2011

(08.15

WITA)

Hasil visite:

- Fototherapy dihentikan.

- Melanjutkan pemberian

visebad 1 x 0.3ml.

- Bayi diperbolehkan

pulang

Kamis, 05-

05-2011

(08.30

WITA)

Fototherapy

dihentikan atas

anjuran dokter.

Kamis, 05-

05-2011

(08.35

WITA)

Fototherapy sudah dihentikan

karena kulit bayi sudah

berwarna kemerahan .

Kamis, 05-

05-2011

(09.00

WITA)

Memberitahu

kepada orang tua

bayi bahwa hari ini

bayinya sudah

diperbolehkan

untuk pulang .

Kamis, 05-

05-2011

(09.15

WITA)

Orang tua bayi tampak senang

dengan informasi yang

disampaikan tentang kondisi

bayinya.

Kamis, 05-

05-2011

(09.20

WITA)

Menyarankan orang

tua bayi agar

mengurus masalah

administrasinya.

Kamis, 05-

05-2011

(11.00

WITA)

Orang tua bayi sudah

menyelesaikan masalah

administrasinya.

Kamis, 05-

05-2011

Memberi KIE

kepada orang tua

bayi mengenai cara

Kamis, 05-

05-2011

Ibu mengerti dn akan mengikuti

saran yang diberikan oleh

Page 34: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

(11.30

WITA)

merawat bayinya di

rumah,seperti :

- Pemberian

ASI

eksklusif.

- Pencegahan

ikterus.

- Pencegahan

hipotermi.

- Tanda-tanda

bayi sakit.

- Personal

hygene.

- Imunisasi.

(11.15

WITA)

bidan.

5-5-2011

(11.45

WITA)

Bayi Pulang

Page 35: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

BAB 4

PEMBAHASAN

IV.1 KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN TINJAUAN KASUS

IV.1.1 berdasarkan data subjektif keluhan bayi yaitu Pada tanggal 4 Mei 2011 Pukul 08.30

wita bayi terlihat kuning pada badan bagian atas, kepala dan leher. Berdasarkan

keluhan bayi,memang penilaian awal dari ikterus neonatorum adalah kulit,kepala,dan

wajah terlihat kuning dan bila sudah mencapai kremer 4 maka sudah seluruh badan

menjadi kuning. ( sarwono,2008 )

IV.1.2 berdasarkan data objektif ditemukan bahwa pada bagian mata yaitu sclera mata sudah

kuning,kulit badan juga menjadi kuning.

IV.1.3 berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif dapat di ketahui pada assessment

yaitu bayi “SU” umur 4 hari dengan ikterus neonatorum.

IV.1.4 planning yang diberikan pada bayi ‘SU’ sudah sesuai dengan tinjauan teori.

Page 36: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

BAB 5

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny. “SU”, dapat ditarik

beberapa kesimpulan :

5.1.1 Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan

dari pasien sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa

kebidanan.

5.1.2 Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu

pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan

pustaka tergantung pada kondisi pasien.

5.1.3 Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat

direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan

dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan

pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

5.1.4 Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan tetapitidak

dilaksanakan seperti perawatan payudara dalam kasus nyata hanya dilakukan

penyuluhan saja sehingga klaien melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.

5.1.5 Setelah penulis mengadakan evaluasi pada By. Ny. “SU”, maka sebagian dari semua

masalah dapat diatasi. Keberhasilan dalam mengatasi masalah pasien didukungoleh

beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai, adanya tindakan yang

komprehensif serta adanya kesadaran pasien dan keluarga.

Page 37: putriewulandari.files.wordpress.com file · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

5.2. SARAN

5.2.1 Bagi petugas Kesehatan

Petugas kesehatan agar terus meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kepribadian

Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,agar mampu memberikan pelayanan

yang terbaik kepada masyarakat .

5.2.2 Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit terus mempertahankan pelayanan yang selama ini sudah diberikan pada

masyarakat dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik