107
BAB I PENGENALAN DAN SETTING ALAT 1.1. Maksud dan tujuan Mengenalkan para peserta praktikum dengan alat- alat yang akan digunakan dilapangan serta cara pemakaiannya. Tujuannya untuk mengetahui setting alat beserta fungsi alat dilapangan. 1.2. Alat-alat yang digunakan a. Theodolit (model DT-200) Sebuah alat optis buatan manusia yang mempunyai fungsi utama untuk pengukuran sudut, baik sudut horizontal maupun vertical. Theodolit dapat digunakan untuk mengukur jarak optis dan beda tinggi. 1

tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

BAB I

PENGENALAN DAN SETTING ALAT

1.1. Maksud dan tujuan

Mengenalkan para peserta praktikum dengan alat-alat yang akan

digunakan dilapangan serta cara pemakaiannya. Tujuannya untuk mengetahui

setting alat beserta fungsi alat dilapangan.

1.2. Alat-alat yang digunakan

a. Theodolit (model DT-200)

Sebuah alat optis buatan manusia yang mempunyai fungsi utama untuk

pengukuran sudut, baik sudut horizontal maupun vertical. Theodolit dapat

digunakan untuk mengukur jarak optis dan beda tinggi.

Gambar 1.1.1 Theodolit

1

Page 2: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

2

Page 3: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

3

Page 4: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Keterangan gambar theodolite digital ( DT 200 ) :

1. Nivo kotak 11. Tombol ON / OFF

2. Klem pengunci 12. Nivo Tabung

3. Penggerak halus 13. Display

4. Tempat Batrai 14. Keyboard (papan tombol)

5. Klem pengunci lingkaran horisontal 15. Plat dasar

6. Penggerak halus lingkaran horisontal 16. Optikal plummet telescop

7. Klem pengatur nivo tabung

8. Handle / pembawa

9. Lensa okuler

10. Klem pengatur fokus benang

Gambar 1.1.2 Theodolit

4

Page 5: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar 1.1.3 Sistem sumbu/poros pada Theodolit

5

Page 6: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

b. Waterpass

Sebuah alat optis buatan manusia yang berfungsi untuk mengukur beda

tinggi suatu titik atau suatu daerah.

Gambar 1.2 Waterpass

Keterangan gambar waterpass :

1. Sekrup penggerak lensa teropong

2. Lensa okuler

3. Cermin pemantul bidang nivo tabung

4. Nivo tabung

5. Sekrup penyetel

6. Klem pengunci

7. Penyetel arah sudut

8. Lensa obyektif

6

Page 7: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

c. Rambu Ukur

Sebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti

ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah, dan

benang tengah.

Gambar 1.3 Rambu Ukur

d. Kompas

Untuk menunjukkan arah utara bumi.

Gambar 1.4 Kompas

7

Page 8: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

e. Statif

Sebagai tempat untuk mendirikan theodolit.

Gambar 1.5 Statif

f. Rol Meter

Untuk memberikan tanda dan mengukur jarak langsung pada

pengukuran penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.

Gambar 1.6 Rol Meter

8

Page 9: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

g. Unting-Unting

Untuk menempatkan sumbu I tepat diatas patok

Gambar 1.7 Unting-Unting

9

Page 10: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

1.3. Pelaksanaan praktikum

1. Setting Theodolit

a. Menentukan titik tempat alat theodolit.

b. Mendirikan statif ditik tsb dan letakkan theodolit diatas kemudian

dikunci (bagian bawah).

c. Lakukan pengecekan apakah theodolit telah berada tepat diatas titik

yang telah ditentukan menggunakan optikal plummet telescop.

d. Mengatur sumbu I vertikal dengan cara:

1. Menyetel nivo kotak

Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo

bergeser ke arah garis sekrup C. (lihat gambar a)

Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo

bergeser ke tengah. (lihat gambar b)

2. Mengatur nivo kotak dengan sekrup ungkit (helling)

Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel

(sekrup ABC), maka caranya adalah:

Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB (lihat gambar

a).

Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama,

hingga gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat ganbar a).

Putarlah teropong 900 ke arah garis sekrup C (lihat gambar b).

Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo

bergeser ke tengah-tengah.

10

Page 11: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

e. Setelah pengaturan sumbu I vertical selesai, tentukan titik acuan alah

hingga sebagai titik (arah utara bumi dengan menggunakan kompas).

f. Kunci semua sekrup penggerak horizontal dan vertikal.

g. Nyalakan layar dengan menekan tombol power

h. Setting sudut horizontal dengan menekan tombol [0 SET] 2X

i. Tampilkan pembacaan sudut vertical dengan menekan tombol [V / %]

Satu kali untuk mengetahui sudut vertikal

Dua kali untuk mengetahui prosentose kemiringan.

j. Apabila dilayar pada pembacaan sudut horizontal muncul huruf R

menunujukan pembacaan sudut biasa dan bila ingin di ubah menjadi

pembesaran sudut luar biasa tekan tombol [R/L]

k. Ukur tinggi kedudukan alat dengan menggunakan rol meter

l. Pengukuran sudut horizontal dan vertical menggunakan theodolit model

OT-200 dilakukan dengan cara :

Sentring alat titik C dan target dititik A (lihat gambar)

11

B A

C

Page 12: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Tekan power ON hingga tampil :

.......................................................1.1

Bidik target A, tekan [ O SET ] :

......................................................1.2

Bidik target B maka sudut horizontal dan vertikal langsung

ditampilkan layar :

.......................................................1.3

m. Setting sudut horizontal kanan / kiri (R/L) :

Tampilan HR dilayar berate bacaan horizontal membesar jika

teropong diputar searah jarum jam dan sebaliknya.

Tampilan HL dilayar berarti bacaan horizontal mengecil jika

teropong diputar searah jarum jam dan sebaliknya.

12

V 90˚10’20’’HR 120˚25’30’’

V 90˚10’20’’HR 0˚00’00’’

V 90˚10’20’’HR 50˚30’15’’

Page 13: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

n. Set pembacaan tertentu pada arah horizontal :

Gerakan teropong pada bacaan yang diinginkan.

Pembacaan tertentu

Tekan tombol [HOLD] agar jika teropong diputar kearah yang

diinginkan pembacaan horizontal tidak berubah.

ba (cm) bt (cm) bb (cm) V H h D (cm) Δh

(cm)

I 108,5 102,4 106,3 91o36o30o 14o41o35o -1 36 30 1218,78 2,87

II 53,7 44,4 34,9 91o36o20o 328o24o50o -1 36 20 1878,12 42,46

III 121,4 113,8 106,5 91o36o45o 58o54o40o - 1 36 45 1488,51 -16,22

Untuk menormalkan kembali bacaan arah horizontal tekan

[HOLD]

Data yang diperoleh sebagai berikut:

D = Jarak alat ke rambu ukur

A = 100 (konstanta alat)

Y = (Ba-Bb)

h = heling (900 – Z)

Ti = tinggi alat

o. Pengukuran kemiringan (V%)

13

V 90˚10’20’’HR 120˚25’30’’

V 90˚10’20’’HR 120˚25’30’’

V 90˚10’20’’HR 120˚25’30’’

Tekan tombol [V%]

Page 14: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

p. Pengukuran jarak ( D )

Dengan bantuan pembacaan rambu ukur dan metode stada maka jarak

Alat DT – 200 series dengan rambu ukur dapat diketahui.

Rumus yang di gunakan:

D : jarak alat ke rambu ukur

100 : konstanta alat

ba : pembacaan benang atas

rambu ukur

bb : pembacaan benang bawah

rambu ukur

Z : pembacaan sudut vertikal

H : heling ( 90 – Z )

2. Setting Waterpass

a. Menentukan titik tempat alat waterpass

b. Mendirikan statif dititik tersebut dan letakkan waterpass diatasnya

kemudian dikunci (bagian bawah).

c. Pasang unting-unting dibawah kunci kemudian atur posisi statif

dengan menggunakan unting-unting tepat diaats titik

d. Membuat garis arah nivo tegak lurus sumbu I:

Untuk tipe semua alat dengan sekrup heling, garis arah nivo sudah

tegak lurus sumbu I. Cara mengatur nivo seimbang adalah dengan

ketiga sekrup penyetelan (Sepeti pada setting alat theodolit)

14

ba

bb

btZ

D

D = 100 (ba – bb). Cos2 H …

Page 15: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Menyetel nivo kotak:

Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung

nivo bergeser ke arah garis sekrup C. (lihat gambar a)

Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo

bergeser ke tengah. (lihat gambar b)

e. Mengatur benang silang mendatar tegak lurus sumbu I:

Selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat kedudukan

benang silang mendatarnya tegak lurus sumbu I.

Pada teropong akan selalu terlihat keadaan

seperti tergambar disamping dimana

kedudukan benang silang mendatarnya

adalah untuk mendapatkan tinggi tempat

tinggi tempat (dengan pembataan pada

baaknya).

15

ba

bb

bt

Page 16: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Data yang diperoleh sebagai berikut:

Ti = 129,5 cm

ba (cm) Bt (cm) Bb (cm) D (m) Δh (m)

I 157 149,1 141 16 0,73

II 187,2 173 158,8 28,4 0,49

III 113,25 100 86,6 26,65 -0,24

1) 100 . (157cm – 141 cm) 2) 100 . (187,2 cm – 158,8 cm)

= 100 . 16 cm = 100 . 28,4 cm

= 16 m = 28,4 m

3) 100 . (134,1 cm -121,8 cm)

= 100 . 26,65 cm

= 26,65 m

1.4. Kesimpulan

Setelah kita sudah mengenal dan mengetahui cara penggunaan alat,

diharapkan pada saat praktikum dilapangan kita dapat melakukan praktikum

tanpa harus bergantung pada bantuan dari asisten praktikum.

16

D = A . Y

Page 17: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

WATERPASS2.1 Maksut dan Tujuan

Praktikum waterpassing ini bertujuan sebagai pembelajaran bagaimana

cara kita mengoperasikan waterpass secara optimal dan dapat menentukan data

dengan baik melalui proses pengukuran dan perhitungan yang teliti.

Selain itu, praktikum waterpassing ini juga dimaksudkan agar dapat

mengembangkan wawasan dan potensi kita dibidang ilmu ikur tanah ini sehingga

nantinya dapat diterapkan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari.

Waterpassing adalah rangkaian titik yang dihubungkan untuk membentuk

suatu garis lurus. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tanah

sehingga dapat dijadikan pedoman perencanaan jalan. (untuk mengetahui besar

kecilnya volume galian dan timbunan).

Parameter-parameter penting dalam praktikum waterpassing :

Jarak optis : jarak antara titik dan titik lainnya dalam rangkaian

poligon terbuka tersebut.

Beda tinggi : selisih ketinggian antara titik yang diukur terhadap

titik reverensi.

2.2 Alat-alat yang digunakan

a. Waterpass

b. Statif

c. Roll meter

d. Rambu ukur

e. payung alat

f. Unting-unting

17

Page 18: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

2.3 Pelaksanaan praktikum

a. Menentukan titik tempat alat waterpass.

b. Mendirikan statif di tempat tersebut dan letakkan waterpass diatasnya

kemudian dikunci.

c. Gantungkan unting-unting pada statif. setting statif agar unting-unting tepat

vertikal diatas titik yang sudah ditentukan.

d. Mengatur sumbu I vertikal ( nivo kotak ).

Secara pendekatan pengaturan sumbu I dapat dilakukan dengan

perantaraan nivo kotak dengan memutar ketiga sekrup penyetel A.B

dan C (lihat gambar).

18

Page 19: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar 2.1 Nivo Kotak

Misalnya nivo mula-mula pada kedudukan I. maka pindahkan ke

kedudukan II dengan memutar sekrup penyetel A dan B secara

bersama-sama dengan perputaran seperti anak panah. Kemudian

pindahkan nivo tersebut dari kedudukan II ke kedudukan III dengan

memutar sekrup penyetel C saja. Dengan mengikuti gerakan-gerakan

sebagai cheking putarlah teropong terhadap sumbu I. Lihat kedudukan

nivo kotak tadi bila masih pada kedudukan III berarti upaya agar sumbu

I mendekati verrtikal sudah selesai. Tetapi bila nivo kotak masih

berpindah kedudukan. maka ulangi tindakan-tindakan di atas hingga

dicapai kedudukan yang selalu seimbang (III) bila teropong diputar

terhadap sumbu I nya.

19

Page 20: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

e. Membuat garis bidik sejajar garis arah nivo.

Ini dimaksudkan masih ada kah kesalahan pada waterpass melalui pengukuran

∆h. Jika tidak ada kesalahan maka waterpass bisa digunakan untuk pengukuran

selanjudnya.

Bawalah alat ke tanah lapang atau jalan. Setelah itu ukur jalan

sepanjang 30 m. yang masing-masing dibagi tiga bagian.

Dari B (tengah-tenga antar A dan C) ukurlah beda tinggi A dan C dengan

membaca benang silang pad baak di A ( bta) dan baak di C (btc). Cek pula

benang silang atas dan bawah. Beda tinggi A dan C adalah = bta – btc = ∆h.

Kemudian alat dipindahkan ke titik D. Baak A (bta’)di baca lagi benang tengah

demikian pula di baak C (btc’). Bila bta’ – btc’ = ∆h berarti waterpas sudah

terkoreksi dan dapat dipakai atau dengan kata lain beda tinggi (∆h) dapat

diukur dengan kedudukan di B dan D dengan hasil yang sama.

20

Page 21: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

f. Pengukuran sipat datar tertutup.

Ukurlah jalan sepanjang 120 meter dibagi empat bagian masing-masing 30 meter

untuk perginya/berangkat. sedangkan untuk pulangnya dibagi menjadi tiga bagian

yang masing-masing 40 meter.

Cara penembakan letakkan statif di tengah-tengah titik A dan B. pembacaan

rambu dimulai dari rambu A (pada saat berangkat rambu yang ada dibelakang

kita di baca terlebih dahulu) baca benang atas. tengah. dan bawah. lalu dicatat.

Setelah itu baca rambu dititik B lalu lakukan penyebaran dititik B (penyeberan

dilakukan pada titik yang ada di depan kita). Penyebaran dibagi 6 titik ikat.

dengan masing-masing 0.5 meter. Baca rambu penyebarran di titik a lalu ke b

samapi ke titik f.

Lakukan seperti cara yang diatas untuk melakukan pengkuran di titik

selanjutnya sampai kenbali lagi ke titik awal A.

21

Page 22: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

2.4 Perhitungan Data

2.4.1 Pengukuran sipat datar memanjang

a. Perhitungan Beda Tinggi (∆h)

Rumus :

∆h = bt belakang – bt muka

I. ∆h = 1,826 – 0,693 = 1,133 m

II. ∆h = 1,710 - 0,764 = 0,946 m

III. ∆h = 1, 696- 0,745 = 0,951 m

IV. ∆h = 1,760 - 0,668 = 1,092 m

V. ∆h = 0,465 – 1,875 = -1,410 m

VI. ∆h = 0,698 - 1,925 = -1,227 m

VII. ∆h = 0,670 - 2,143 = -1,473 m

ΣΔ h= 0,012 m

b. Perhitunga Jarak Optis ( D )

Rumus :

D = 100 (ba belakang - bb belakang) + 100 ( ba muka - bb muka)

I. D = 100 ( 1,901 – 1,751 ) + 100 ( 0,768 – 0,618 ) = 30 m

II. D = 100 ( 1,785 – 1,635 ) + 100 ( 0,838 – 0,688 ) = 30 m

III. D = 100 ( 1,771 – 1,621 ) + 100 ( 0,820 – 0,670 ) = 30 m

IV. D = 100 ( 1,835 – 1,685 ) + 100 ( 0,743 – 0,593 ) = 30 m

V. D = 100 ( 0,565 – 0,365 ) + 100 ( 1,975 – 1,775 ) = 40 m

VI. D = 100 ( 0,798 – 0,598 ) + 100 ( 2,025 – 1,825 ) = 40 m

VII. D = 100 ( 0,770 – 0,570 ) + 100 ( 2,243 – 2,043 ) = 40 m

ΣD = 240 m

22

Page 23: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

c. Perhitungan Elevasi Sementara

Rumus :

Esn = Es(n-1) + ∆hn

I. Es = 287 + 1,133 = 288,133 m

II. Es = 278,133 + 0,946 = 289,976 m

III. Es = 289,976 + 0,951 = 290,030 m

IV. Es = 290,030 + 1,092 = 291,122 m

V. Es = 291,122 – 1,410 = 289,712 m

VI. Es = 289,712 – 1,227 = 288,485 m

VII. Es = 288,485 – 1,473 = 287,012 m

e. Perhitungan Koreksi ( K )

Rumus :

K= DΣD

(−ΣΔh)

KI = 30

240 x (−0,012) = −0,0015 m

KII = 60

240 x (−0,012) = −0,0030 m

KIII = 90

240 x (−0,012) = −0,0045 m

KIV = 120240 x (−0,012) = −0,0060 m

KV = 160240 x (−0,012) = −0,0080 m

KVI = 200240 x (−0,012) = −0,0100 m

KVII = 240240 x (−0,012) = −0,0120 m

e. Perhitungan Elevasi Tetap

23

Page 24: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Rumus :

E = Es + ∆h + Koreksi

I. E = 287 + 1,133 − 0,0015 = 288,1315 m

II. Es = 288,133 + 0,946 − 0,0030 = 289,9730 m

III. Es = 289,976 + 0,951 − 0,0045 = 290,0255 m

IV. Es = 290,030 + 1,092 − 0,0060 = 291,1060 m

V. Es = 291,122 – 1,410 − 0,0080 = 289,7040 m

VI. Es = 289,712 – 1,227 − 0,0100 = 288,4750 m

VII. Es = 288,485 – 1,473 − 0,0120 = 287,0000 m

2.4.2 Perhitungan Sifat Datar Melintang

a. Perhitungan Beda Tinggi Titik Detail

Rumus :

∆h = bt ikat – bt detail

1. Stasiun I 2. Stasiun II

a. 0,693 – 0,688 = 0,005 a. 0,764 – 0,767 = -0,003

b. 0,693 – 0,685 = 0,008 b. 0,764 – 0,765 = -0,001

c. 0,693 – 0,690 = 0,003 c. 0,764 – 0,765 = -0,001

d. 0,693 – 0,695 = -0,002 d. 0,764 – 0,773 = -0,009

e. 0,693 – 0,711 = -0,018 e. 0,764 – 0,781 = -0,017

f. 0,693 – 0,728 = -0,035 f. 0,764 – 0,770 = -0,006

3. Stasiun III 4. Stasiun IV

a. 0,745 – 0,708 = 0,037 a. 0,668 – 0,645 = 0,023

24

Page 25: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

b. 0,745 – 0,716 = 0,029 b. 0,668 – 0,653 = 0,015

c. 0,745 – 0,735 = 0,010 c. 0,668 – 0,660 = 0,008

d. 0,745 – 0,750 = -0,005 d. 0,668 – 0,680 = -0,012

e. 0,745 – 0,758 = -0,013 e. 0,668 – 0,685 = -0,017

f. 0,745 – 0,735 = 0,010 f. 0,668 – 1,065 = -0,397

5. Stasiun V 6. Stasiun VI

a. 1,875 – 1,888 = -0,013 a. 1,925 – 1,975 = -0,050

b. 1,875 – 1,905 = -0,003 b. 1,925 – 1,955 = -0,030

c. 1,875 – 1,888 = -0,013 c. 1,925 – 1,940 = -0,025

d. 1,875 – 1,870 = 0,005 d. 1,925 – 1,975 = -0,050

e. 1,875 – 1,860 = 0,015 e. 1,925 – 1,925 = 0,000

f. 1,875 – 1,858 = 0,017 f. 1,925 – 1,920 = 0,005

7. Stasiun VII

a. 2,143 – 2,205 = -0,062

b. 2,143 – 2,180 = -0,037

c. 2,143 – 2,160 = -0,017

d. 2,143 – 2,130 = 0,013

e. 2,143 – 2,123 = 0,020

f. 2,143 – 2,125 = 0,018

b. Perhitungan Elevasi

Rumus :

Elevasi detail = elevasi tetap + titik detail

1. Stasiun I 2. Stasiun II

25

Page 26: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

a. 288,1315 + 0,005 = 288,1365 a. 289,973 - 0,003 = 289,970

b. 288,1315 + 0,008 = 288,1395 b. 289,973 - 0,001 = 289,972

c. 288,1315 + 0,003 = 288,1345 c. 289,973 - 0,001 = 289,972

d. 288,1315 - 0,002 = 288,1295 d. 289,973 - 0,009 = 289,964

e. 288,1315 - 0,018 = 288,1135 e. 289,973 - 0,017 = 289,956

f. 288,1315 - 0,035 = 288,0965 f. 289,973 - 0,006 = 289,967

3. Stasiun III 4. Stasiun IV

a. 290,0255 + 0,037 = 279,986 a. 291,106 + 0,023 = 291,129

b. 290,0255 + 0,029 = 279,988 b. 291,106 + 0,015 = 291,121

c. 290,0255 + 0,010 = 279,996 c. 291,106 + 0,008 = 291,114

d. 290,0255 - 0,005 = 280,011 d. 291,106 - 0,012 = 291,094

e. 290,0255 - 0,013 = 280,016 e. 291,106 - 0,017 = 291,089

f. 290,0255 + 0,010 = 280,026 f. 291,106 - 0,397 = 290,709

5. Stasiun V 6. Stasiun VI

a. 289,704 - 0,013 = 289,691 a. 288,475 - 0,050 = 288,425

b. 289,704 - 0,030 = 289,674 b. 288,475 - 0,030 = 288,445

c. 289,704 - 0,013 = 289,691 c. 288,475 - 0,025 = 288,450

d. 289,704 + 0,005 = 289,709 d. 288,475 - 0,050 = 288,425

e. 289,704 + 0,015 = 289,719 e. 288,475 + 0,000 = 288,475

f. 289,704 + 0,017 = 289,721 f. 288,475 + 0,005 = 288,480

7. Stasiun VII

a. 288 - 0,062 = 287,938

b. 288 - 0,037 = 287,963

c. 288 - 0,017 = 287,983

26

Page 27: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

d. 288 + 0,013 = 288,013

e. 288 + 0,020 = 288,020

f. 288 + 0,018 = 288,018

b. Sketsa Gambar Sipat Datar Melintang

1. Stasiun I 2. Stasiun II

27

Page 28: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

a b c B d e f a b c C d e f

3. Stasiun III 4. Stasiun IV

a b c D d e f a b c E d e f

5. Stasiun V 6. Stasiun VI

a b c F d e f a b c G d e f

28

Page 29: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

7. Stasiun VII

a b c A d e f

29

Page 30: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

2.4.3 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan

Soal Perhitungan Volume Galian dan Timbunan Pada Saluran

Hitungan volume timbunan:

Hitung volume timbunan dari titik: B ke C

H0 = 290 m

I (kemiringan saluran) = 6 ‰

B (lebar dasar saluran) = 2,4 m

Hitungan volume galian:

Hitung volume timbunan dari titik: E ke F

H0 = 288 m

I (kemiringan saluran) = 6 ‰

B (lebar dasar saluran) = 2,4 m

Rumus yang dapat dipakai:

30

V = ½ (LA + LB) x DAB

Page 31: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

a. Perhitungan Volume Timbunan B ke C

Koordinat X Koordinat Y di B

Xa = -1,5 Ya = 288,1365– 290 = -1,8635 m

Xb = -1 Yb = 288,1395– 290 = -1,8605 m

Xc = -0,5 Yc = 288,1345– 290 = -1,8655 m

XB= 0 YB = 288,1315– 290 = -1,8685 m

Xd = 0,5 Yd = 288,1295– 290 = -1,8705 m

Xe = 1 Ye = 288,1135– 290 = -1,8865 m

Xf = 1,5 Yf = 288,0965– 290 = -1,9035 m

Xq = 1,2 Yq = 0

Xp = -1,2 Yp = 0

31

Page 32: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

LB = ½ |{(Xq.Yf) + (Xf.Ye) + (Xe.Yd) + (Xd.YB) + (XB.Yc) + (Xc.Yb) + (Xb.Ya) +

(Xa.Yp) + (Xp.Yq) } – {(Xp.Ya) – (Xa.Yb) – (Xb.Yc) – (Xc.YB) – (XB.Yd) –

(Xd.Ye) – (Xe.Yf) – (Xf.Yq) – (Xq.Yp)}|

LB = ½ |{(1,2 . -1,9035) + (1,5 . -1,8865) + (1 . -1,8705) + (0,5 . -1,8685) +

(0 . -1,8655) + (-0,5 . -1,8605) + (-1. -1,8635) + (-1,5.0) + (-1,2.0) }-

{(-1,2 . -1,8635) - (-1,5 . -1,8605) - (-1. -1,8655) - (-0,5. -1,8685) -

(0. -1,8705) - (0,5. -1,8865) - (1 . -1,9035) - (1,5.0)-(1,2.0)}|

LB = ½ |-10,1049|

LB = 5,05245 m2

32

Page 33: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

H0’= H0 + I . DBC

H0’= 290 m + 60/00 .30 m

H0’= 290,18 m

Koordinat X Koordinat Y di C

Xa = -1,5 Ya = 289,970– 290,18 = -0,210 m

Xb = -1 Yb = 289,972– 290,18 = -0,208 m

Xc = -0,5 Yc = 289,972– 290,18 = -0,208 m

XC= 0 YC = 289,973– 290,18 = -0,207 m

Xd = 0,5 Yd = 289,964– 290,18 = -0,216 m

Xe = 1 Ye = 289,956– 290,18 = -0,224 m

Xf = 1,5 Yf = 289,967– 290,18 = -0,213 m

Xq = 1,2 Yq = 0

33

Page 34: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Xp = -1,2 Yp = 0

LC = ½ |{(Xq.Yf) + (Xf.Ye) + (Xe.Yd) + (Xd.YC) + (XC.Yc) + (Xc.Yb) + (Xb.Ya) +

(Xa.Yp) + (Xp.Yq) } – {(Xp.Ya) – (Xa.Yb) – (Xb.Yc) – (Xc.YC) – (XC.Yd) –

(Xd.Ye) – (Xe.Yf) – (Xf.Yq) – (Xq.Yp)}|

LC = ½ |{(1,2 . -0,213) + (1,5 . -0,224) + (1 . -0,216) + (0,5 . -0,207) + (0 . -0,208)

+ (-0,5 . -0,208) + (-1 . -0,210) + (-1,5 . 0) + (-1,2 . 0)} - {(-1,2 . -0,210) -

(-1,5 . -0,208) - (-1 . -0,208) - (-0,5 . -0,207) - (0 . -0,216)

- (0,5 . - 0,224) - (1 . -0,213) - (1,5 . 0) - (1,2 . 0)}

LC = ½ | -1,1476 |

LC = 0,5738 m2

Vol = ½ ( 5,05245 m + 0,5738 m ) . 30 m

Vol = - 84,39375 m3

34

Page 35: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

a. Perhitungan Volume Galian E ke F

Koordinat X Koordinat Y di E

Xa = -1,5 Ya = 291,129 – 288 = 3,129 m

Xb = -1 Yb = 291,121 – 288 = 3,121 m

Xc = -0,5 Yc = 291,114 – 288 = 3,114 m

XE = 0 YE = 291,106 – 288 = 3,106 m

Xd = 0,5 Yd = 291,094 – 288 = 3,094 m

Xe = 1 Ye = 288,089 – 288 = 3,089 m

Xf = 1,5 Yf = 290,709 – 288 = 2,709 m

Xq = 1,2 Yq = 0

Xp = -1,2 Yp = 0

35

Page 36: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

LE = ½ |{ (Xp.Ya) + (Xa.Yb) + (Xb.Yc) + (Xc.YD) + (XD.Yd) + (Xd.Ye) + (Xe.Yf) +

(Xf.Yq) + (Xq.Yp)} – {(Xq.Yf) – (Xf.Ye) – (Xe.Yd) – (Xd.YD) – (XD.Yc) –

(Xc.Yb) – (Xb.Ya) – (Xa.Yp) – (Xp.Yq) }|

LE = ½ |{(-1,2 . 3,129) + (-1,5 . 3,121) + (-1 . 3,114) + (-0,5 . 3,106) + (0 . 3,094)

+ (0,5 . 3,089) + (1 . 2,709) + (1,5 . 0) + (1,2 . 0)}-{(1,2 . 2,709) –

(1,5 . 3,089) - (1 . 3,094) - (0,5 . 3,106) - (0 . 3,114) - (-0,5 . 3,121) –

(-1 . 3,129 ) - (-0,5 . 0) - (-1,2 . 0)}|

LE = ½ |- 10,4571| m2

LE = 5,22855 m2

36

Page 37: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

H0’= H0 - I . DEF

H0’= 288 - 60/00 . 40

H0’= 287,76 m

Koordinat X Koordinat Y di F

Xa = -1,5 Ya = 289,691– 287,76 = 1,931 m

Xb = -1 Yb = 289,674– 287,76 = 1,914 m

Xc = -0,5 Yc = 289,691– 287,76 = 1,931 m

XF = 0 YF = 289,704– 287,76 = 1,944 m

Xd = 0,5 Yd = 289,709– 287,76 = 1,949 m

37

Page 38: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Xe = 1 Ye = 289,719– 287,76 = 1,959 m

Xf = 1,5 Yf = 289,721– 287,76 = 1,961 m

Xq = 1,2 Yq = 0

Xp = -1,2 Yp = 0

LF = ½ |{(Xp.Ya) + (Xa.Yb) + (Xb.Yc) + (Xc.YF) + (XF.Yd) + (Xd.Ye) + (Xe.Yf) +

(Xf.Yq) + (Xq.Yp)}–{(Xq.Yf) – (Xf.Ye) – (Xe.Yd) – (Xd.YF) – (XF.Yc) –

(Xc.Yb) – (Xb.Ya) – (Xa.Yp) – (Xp.Yq) }|

LF = ½ |{(1,2 . 1,931) + (-1,5 . 1,914) + (-1 . 1,931) + (-0,5 . 1,944) + (0 . 1,949) +

(0,5 . 1,959) + (1 . 1,961) + (-1,2 . 0) + (-1,2 . 0)} – {(1,2 . 1,961) –

(1,5. 1,959) – (1. 1,949) – (0,5. 1,944) – (0 . 1,931) – (-0,5 . 1,914) –

(-1 . 1,931) – (-1,2 . 0) – (1,2.0) }|

LF = ½ | -4,5324 |

LF = 2,2662 m2

Vol = ½ (5,22855 + 2,2662).40

Vol = 252,094 m3

38

Vol = ½ (LE + LF) . DE-F

Page 39: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

2.5 Pembahasan

Sumber kesalahan waterpassing yang akan dikemukan disini adalah yang

dapat dihindarkan agar ketelitian memenuhi syarat dan toleransi yang diberikan bila

keadaan peralatan yang dipakai memenuhi syarat.

1. Kesalahan titik 0 (Nol) pada rambu ukur

2. Kesalahan karena kurang tegaknya rambu ukur (Baak)

3. Kesalahan karena faktor pengamat (human error)

4. Kesalahan karena keadaan cuaca (alam)

5. Kesalahan karena tidak terduga (accidental error)

6. Kesalahan karena bentuk fisik bumi (orthometris)

7. Kesalahan karena refraksi cahaya

Cara mengeliminir kesalahannya adalah sebagai berikut :

1. Pada kesalahan a di atas dihilangkan dengan jalan menempatkan baak

bergantian dari baak belakang menjadi baak muka.

2. Kesalahan no 2 dapat dihindari dengan memasang nivo kotak pada baak.

3. Kesalahan no 3 dapat dihindari dengan :

a. Pengukur harus sehat fisik dan mental

39

Page 40: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

b. Pengukur harus terlatih dan menguasai penggunaan peralatan yang

dipakai.

4. Kesalahan no 4 dapat dihindari dengan menggunakan wwaktu waktu yang

efektif, misalnya bila cuaca panas sekali dan menyebabkan undulasi (getaran

cahaya) pengukuran dihentikan memilih saat yang baik yaitu pada pagi hari

mulai dari pukul 06.00 – 10.00 atau sore hari 14.00 – 17.00.

5. Kesalahan no 5 dihilangkan dengan perataan metode kuadrat terkecil (Least

Square Method).

6. Kesalahan no 6 dan 7 dapat dihilangkan dengan cara meletakkan kedudukan

waterpass yang jaraknya dari baak muka dan baak belakang sama.

2.6 Kesimpulan

Praktek waterpassing ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan elevasi

tanah, sehingga dapat dijadikan pedoman perencanaan pembangunan jalan

(untuk mengetahui besar kecilnya galian dan timbunan).

Lalu dalam pembacaan rambu ukur perlu ketelitian yang tinggi agar

salahnya pembacaan dapat dihindari. Salahnya pembacaan diakibatkan

beberapa hal, yakni angin, ketelitian dan kesabaran.

BAB III

POLIGON TERTUTUP

40

Page 41: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

3.1 Maksud dan Tujuan

Polygon tertutup adalah serangkaian titik yang dihubungkan dengan garis

lurus yang membentuk suatu bidang di mana titik awal dan akhir mempunyai

koordinat yang sama.

Parameter-parameter penting dalam praktikum polygon tertutup :

Azimuth : sudut horizontal yang diukur dari arah utara sebagai

0° searah dengan putaran jarum jam. Pengukuran azimuth ini dilakukan

untuk mengetahui sudut dalam.

Jarak optis : jarak antara titik satu dengan titik yang lain dalam

rangkaian poligon tertutup tersebut.

Beda tinggi : selisih ketinggian antara titik yang diukur terhadap

titik referensi.

Heling : sudut diperoleh dari perhitungan 90° - sudut vertikal.

Koordinat titik : letak suatu titik pada polygon yang diproyeksikan

pada bidang datar dalam koordinat kartesius (x,y).

3.2 Alat-Alat yang Digunakan

Dalam poligon tertutup ini, alat-alat yang diperlukan antara lain :

Theodolith

Rambu ukur

Rol meter

Kompas

Payung

3.3 Pelaksanaan Praktikum

a. Menentukan titik-titik polygon tertentu di lapangan.

41

Page 42: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

b. Mendirikan statif di titik C1 dan letakkan theodolith di atasnya dan

jangan lupa untuk mengukur tinggi instrumennya.

c. Dirikan rambu ukur di titik-titik polygon lainnya yang telah ditentukan

tempatnya.

d. Setelah theodolith siap digunakan, arahkan teropongnya ke rambu

ukur (pastikan rambu ukur berdiri vertical dan dapat terlihat oleh

theodolith), kemudian kunci sekrup horizontal.

e. Lakukan pembacaan benang atas dan benang bawah dengan

mengamati pada teropong, pembacaan sudut vertical dan horizontal

(pembacaan sudut biasa dan luar biasa). Masukkan data pembacaan ke

dalam formulir data polygon.

f. Tentukan letak titik-titik penyebaran di sekitar titik utama dengan

sudut mulai dari 0°, 45°, 90°, 135°, 180°, 225°, 270°, 315°, sampai

360° secara merata.

g. Lakukan pembacaan benang atas dan benang bawah pada tiap titik

penyebaran dengan mengamati pada teropong, pembacaan sudut

vertical dan sudut horizontal (pembacaan sudut biasa dan luar biasa).

Masukkan data pembacaan ke dalam formulir data poligon.

h. Pindahkan theodolith ke titik utama poligon yang lainnya kemudian

ulangi lagi langkah-langkah seperti sebelumnya.

3.4 Perhitungan Data

3.4.1. Titik Ikat / Acuan

42

Page 43: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Titik : C1

Titik arah : III,IV

Tabel 3.1. Hasil pembacaan dari titik ikat III dan IV

StationTitik

Arah

Sudut Horizontal Sudut

VertikalBa bb

B LB

C1

Titik

ikat III257º10’49” 77º04’32” 89º54’03” 2,615 2,385

Titik

ikat IV212º08’05” 32º26’00” 93º48’23” 2,105 1,985

1. Perhitungan Azimut

Sudut Horizontal < 180 º, Azimut = Sudut horizontal + 180º

Jika sudut Horizontal > 180 º, Azimut = Sudut horizontal - 180º

Sudut H III = 257º10’49”

Sudut H IV = 212º08’05”

Karena sudut Horizontal > 180 º, Azimut = Sudut horizontal - 180º

α TI III = 257º10’49” - 180 º00’00” = 77º10’49”

α TI IV = 212º08’05” - 180 º00’00” = 32º08’05”

2. Perhitungan jarak

D = A.Y.cos2 h...............................................................................3.1

D titik ikat III = 100 x (2,615 - 2,385) x cos2 (90º00’00”-89º54’03”)

= 100 x 0,23 x cos2 (0º05’27”)

= 22.9999 m

D titik ikat IV = 100 x (2,105- 1,985) x cos2 (90º00’00”-93º48’23”)

= 100 x 0,12 x cos2 (-3º48’23”)

= 11,9471 m

3. Perhitungan Elevasi

a. Menghitung benang tengah

43

Page 44: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

..........................................................................3.2

Bt Ti III = 2,615+2,365

2 = 2,5 m

Bt Ti IV = 2,105+1,985

2 = 2,045 m

b. Menghitung V

........................................................................3.3

V Ti III = 22,9999 tan (0º05’27”) = 0.0398 m

V Ti IV = 11,9471 tan (-3º48’23”) = -0,7949 m

c. Menghitung ∆h

∆h = V + tinggi alat – bt.........................................................3.4

∆h Ti III = 0.0398 + 1,58 – 2.5 = -0,8802 m

∆h Ti IV = -0,7949 + 1,58 – 2,045 = -1,2599 m

d. menghitung elevasi BM

44

Bt =

ba+bb2

V = D tan h

Page 45: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Elevasi BM = Elevasi BM + 2 angka belakang

no.mahasiswa ...................................................................................

.............3.5

No.mahasiswa = 11511287

Elev. BM Ti III = 97,2242 + 87 = 184,2242 m

Elev. BM Ti IV = 97,0101 + 87 = 184,0101 m

e. Menghitung elevasi titik I

Elevasi titik I = Elevasi BM - ∆h...........................................3.6

Elevasi titik I Ti III = 184,2242 – (-0,8802) = 185,11 m

Elevasi titik I Ti IV = 184,0101 – (-1,2599) = 185,27 m

Selisih elevasi titik I = elev. Titik Ti IV – elev. Titik Ti III...3.7

Selisih elevasi titik I = 185,27 - 185,11 = 0.16 m

f. Menghitung koreksi elevasi

45

Page 46: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Koreksi elevasi = D

∑ D× (−∑∆ h ) ......................................3.8

Koreksi elevasi Ti III = 22,999934,947

× (−0,16 ) = 0.11 m

Koreksi elevasi Ti IV = 11,947134,947

× (−0,16 ) = - 0,05 m

g. Elevasi terkoreksi

Elevasi titik I + koreksi elevasi..............................................3.9

Elevasi terkoreksi Ti III = 185.11 + 0.11 = 185.22 m

Elevasi terkoreksi Ti IV = 185.27 + (-0.05) = 185.22 m

4. Perhitungan koordinat di titik CI

a. Menghitung koordinat titik

D sin α..................................................................................3.10

D cos α..................................................................................3.11

D sin α Ti III = 22,9999 sin 77º10’49” = 22,472 m

D cos α Ti III = 22,9999 sin 32º08’05” = 5,1033 m

D sin α Ti IV = 11,9471 sin 77º10’49” = 6,355 m

D cos α Ti IV = 11,9471 sin 32º08’05” = 10,1168 m

Tabel 3.2. koordinat TI

Koordinat titik X = D sin α + koordinat TI X......................3.12

Koordinat titik Y = D cos α + koordinat TI Y......................3.13

46

Koordinat TI

X Y

600,121 899,7679

606,341 897,8179

Page 47: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Koordinat titik X Ti III = 22,472 + 600,121 = 622,548 m

Koordinat titik Y Ti III = 5,1033 + 899,7679 = 904,8712 m

Koordinat titik X Ti IV = 6,355 + 606,341 = 612,696 m

Koordinat titik Y Ti IV = 10,1168 + 897,8179 = 907,9347 m

Selisih koordinat X = koordinat X Ti III – koordinat X Ti

IV ..............................................................................................3.14

Selisih koordinat Y = koordinat Y Ti III – koordinat Y Ti

IV ..............................................................................................3.15

Selisih koordinat X = 622,548 – 612,696 = 9,858 m

Selisih koordinat Y = 907,9347– 904,8712 = 3,0635 m

b. Menghitung Koreksi koordinat

Koreksi koordinat X = D

∑ D×(−∑ Koordinat titik X) ........3.16

Koreksi koordinat Y = D

∑ D×(−∑ Koordinat titik Y ) ........3.17

Koreksi koordinat X Ti III = 22,999934,947

×(−9,858) = - 6,488 m

Koreksi koordinat Y Ti III = 22,999934,947

×(−3,0635) = 2,016 m

Koreksi koordinat X Ti IV = 11,947134,947

×(−9,858) = 3,37 m

Koreksi koordinat Y Ti IV = 11,947134,947

×(−3,0635) = -1,047 m

c. Menghitung koordinat terkoreksi

Koordinat titik X + koreksi koordinat X..............................3.18

Koordinat titik Y + koreksi koordinat Y..............................3.19

koreksi koordinat X Ti III = 622,548 + (-6,488) = 616,06 m

koreksi koordinat Y Ti III = 904,8712 + 2,016 = 906,887 m

47

Page 48: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

koreksi koordinat X Ti IV = 612,696 + (3,37) = 616,06 m

koreksi koordinat Y Ti IV = 907,9347 + (-1,047) = 906,887 m

3.5. Perhitungan Sudut Dalam

1. Sudut dalam biasa

……..… 3.1

Titik theodolith

I = B besar – B kecil = 60°53’06” - 23°56’46”

= 36°56’20”

II = B besar – B kecil = 94°11’57” - 00°00’00”

= 94°11’57”

III = B besar – B kecil = 49°35’20” - 00°00’00”

= 49°35’20”

2. Sudut dalam luar biasa

….…… 3.2

Titik theodolith

I = B besar – B kecil = 240°53’36” - 203°54’52”

48

B = B besar – B kecil

apabila sudutnya ≥ 180° maka sudut dalam biasanya :B = 360° – ( B besar – B kecil)

LB = LB besar – LB kecil

apabila sudutnya ≥ 180° maka sudut dalam biasanya :LB = 360° – ( LB besar –LB kecil)

Page 49: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

= 36°56’44”

II = B besar – B kecil =273°59’24” - 180°00’00”

= 93°59’24”

III = B besar – B kecil = 229°40’15” - 180°00’00”

= 49°40’15”

3. Sudut dalam rata-rata

……………………………………………….... 3.3

Titik theodolith

I = B + LB = 36°56’20”+ 36°56’44” = 36°57’32”

2 2

II = B + LB = 94°11’57”+ 93°59’24” = 94°05’40,5”

2 2

III = B + LB = 49°35’20”+ 49°40’15” = 49°37’47,5”

2 2

∑Θ = 180°41’00”

4. Koreksi

…….... 3.4

koreksi = (-1) x 180°41’ 0 0”– (3 - 2) . 180° = -00°13’40”

49

∑Θ = B + LB 2

Koreksi = (-1) x ∑sudut dalam rata-rata – (n - 2) . 180°

n

n = banyaknya titik poligon

Page 50: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

3

5. Sudut dalam terkoreksi

….… 3.5

Titik theodolith

I = 36°57’32” - 00°13’40” = 36°43’52”

II = 94°05’40,5” - 00°13’40” = 93°52’0,5”

III = 49°37’47,5” - 00°13’40” = 49°24’7,5”

i. Perhitungan Azimuth

……………….………………….. 3.6

α12 = azimuth awal = 60°53’06”

α23 = α12 + 180° + θ2 (sudut dalam terkoreksi 2)

= 60°53’06” + 180° + 93°52’0,5”

= 334°45’6,5”

α31 = α23 - 180° + θ3 (sudut dalam terkoreksi 3)

= 334°45’6,5”- 180° + 49°24’7,5”

= 204°09’14”

α12 = α31 - 180° + θ1 (sudut dalam terkoreksi 1)

= 204°09’14” - 180° + 36°43’52”

= 60°53’06”

50

∑Θ terkoreksi = sudut dalam rata-rata tiap titik + koreksi

Azimuth = α ± 180° ± Θ

Page 51: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar. 3.1. Azimuth polygon tertutup

ii. Perhitungan Jarak

…………………………………………...…… 3.7

Theodolith

I arah III = 1,35 – 1,00 = 0,35

II = 1,19 – 0,93 = 0,26

II arah I = 1,60 – 1,35 = 0,25

III = 1,40 – 1,20 = 0,20

III arah II = 1,05 – 0,85 = 0,20

I = 1,35 – 1,00 = 0,35

51

Y = ba –bb

Page 52: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

………….………………. 3.8

Theodolith

I arah III = 90° - 89°35’31” = 00°24’29”

II = 90° - 90°45’13” = -00°45’13”

II arah I = 90°- 90°09’33” = -00°09’33”

III = 90° - 89°00’33” = 00°59’13”

III arah II = 90° - 92°15’20” = -02°15’20”

I = 90°- 90°23’05” = -00°23’05”

………………………………………….. 3.9

A = 100

Y = ba –bb

Heling (h) = 90° - sudut vertikal

Theodolith

I arah III = 100 . 0,35. cos2 -00°06’20”

= 34,9982

II = 100 . 0,26. cos2 00°10’29”

= 25,9955

II arah I =100. 0,25. cos2 -00°09’33”

= 24,9998

III = 100 . 0,20. cos2 00°59’13”

= 19,9940

III arah II = 100 . 0,20. cos2 -02°15’20”

= 19,9690

I = 100 . 0,35. cos2 -00°23’05”

= 32,9985

52

Heling (h) = 90° - sudut vertikal

D = A. Y cos2 h

Page 53: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

iii. Perhitungan Beda Tinggi

…………………………………………… 3.10

Theodolith

I arah III = 34,9982 . tan ( 00°24’29”) = 0,25

II = 25,9955 . tan (-00°45’13”) = -0,34

II arah I = 24,9998 . tan (-00°09’33”) = -0,07

III = 19,9940 . tan ( 00°59’13”) = 0,35

III arah II = 19,9690 . tan (-02°15’20”) = -0,79

I = 32,9985 . tan (-00°23’05”) = -0,22

I arah III = 34,9982 . tan ( 00°24’29”) = 0,25

Beda tinggi (Δh)

…………………………………….. 3.11

Theodolith

I arah III = 0,25 + 1,58 – 1,175 = 0,655

II = -0,34 + 1,58 – 1,060 = 0,180

II arah I = -0,07 + 1,42 – 1,475 = -0,125

III = 0,35 + 1,42 – 1,300 = 0,47

III arah II = -0,79 + 1,36 – 0,950 = -0,38

I = -0,22 + 1,36 – 1,715 = -0,575

I arah III = 0,25 + 1,58 – 1,175 = 0,655

53

V = D tan h

Δh = V + tinggi alat – Bt

Page 54: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

1. Δh rata-rata

Δh 1 = 0, 180+ (- 0,12 5) = 0,0275

2

Δh 2 = 0 , 47 + (- 0,3 80) = 0,0500

2

Δh 3 = (- 0, 575)+ 0, 655 = 0,3585

2 +

∑ Δh rata-rata = 0,1175

2. Koreksi

fh = -∑Δh rata-rata

= -0,1175

………………………… 3.12

K1 = 25,4975 . -0,1175 = -0,0056

79,4775

K2 = 19,9815 . -0,1175 = -0,0044

79,4775

K3 = 33,9984 . -0,1175 = 0,0400

79,4775

3. Δh terkoreksi

………………. 3.13

Δh terkoreksi 1 = 0,0275 + (-0,0056) = 0,0219

Δh terkoreksi 2 = 0,0500 + (-0,0044) = -0,0544

Δh terkoreksi 3 = 0,3585 + ( 0,0400) = 0,0325 +

∑h terkoreksi = 0

4. Elevasi

Elevasi awal = 185,2133

I = 185,2133 + 0,0219 = 185,2352

II = 185,2352 + (-0,0544) = 185,1808

III = 185,1808 + 0,0325 = 185,2133

54

Rumus = D rata-rata . fh ∑d rata-rata

Δh terkoreksi = Δh rata-rata + koreksi

Page 55: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

iv. Perhitungan Koordinat Poligon

1. D sin α

Titik poligon I-II = 25,4977 . sin (60°53’06”) = 22,276

II-III = 19,9830 . sin (334°45’6,5”)= -8,5240

III-I = 33,9984. sin (204°09’14”) = -13,912 +

∑fx = -0,16

2. D cos α

Titik poligon I-II = 25,4977 . cos (60°53’06”) = 12,406

II-III = 19,9830 . cos (334°45’6,5”)= 18,074

III-I = 33,9984 . cos (204°09’14”) = - 31,002 +

∑fy = -0,542

3. Fxij

………………………………….…….…. 3.14

Fx1-2 = 25,4977 . 0,16 = 0,051

79,4791

Fx2-3 = 19,9830 . 0,16 = 0,040

79,4791

Fx3-1 = 33,9984 . 0,16 = 0,068

79,4791

55

Fxij = Dij . (-∑fx) ∑D

Page 56: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

4. Fyij

………………………………………….... 3.15

Fy1-2 = 25,4977 . 0,542 = 0,174

79,4791

Fy2-3 = 19,9830 . 0,542 = 0,136

79,4791

Fy3-1 = 33,9984 . 0,542 = 0,232

79,4791

5. D sin α terkoreksi

…………………… 3.16

Theodolith I-II = 22,276 + 0,051 = 22,327

II-III = -8,5240 + 0,040 = -8,483

III-I = -13,912 + 0,068 = -13,844

6. D cos α terkoreksi

.................................3.17

Theodolith I-II = 12,406 + 0,174 = 12,580

II-III = 18,074 + 0,136 = 18,210

III-I = -31,002 + 0,232 = -30,790

56

Fyij = Dij . (-∑ty)

∑D

D sin α terkoreksi = D sin α + Fx ij

D cos α terkoreksi = D cos α + Fy ij

Page 57: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

7. Koordinat

a. Koordinat x

X1 = 616,058

X2 = 616,058 + 22,327 = 638,385

X3 = 638,385 + (-8,483) = 629,902

X4 = 629,902 + (-13,844) = 616,058

b. Koordinat y

Y1 = 906,8874

Y2 = 906,8874 + 12,580 = 919,4674

Y3 = 919,4674 + 18,210 = 937,6774

Y4 = 937,6774 + (-30,790) = 906,8874

57

Page 58: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Tabel 3.3. Data penyebaran dari titik C1

C1

No.

Arah Horisontal

Arah Vertikal

Pembacaan rambu Elevasi

tetap∆h

Elevasi Detail

ba bb1 20°27' 13"   90°50'40" 0,3 0,16 185,2133 1,1437 186,3572 27°14'34" 90°51'38" 0,32 0,17 185,2133 1,1097 186,3233 40°23'20" 90°52'24" 0,86 0,7 185,2133 0,614 185,82734 47°09'22" 90°41'53" 0,76 0,59 185,2133 0,7223 185,93565 62°18'06" 89°52'25" 1,15 0,9 185,2133 0,4939 185,70726 70°10'28" 89°51'36" 0,63 0,49 185,2133 1,0509 186,26427 80°01'03" 89°52'43" 1,16 1,09 185,2133 0,4696 185,68298 86°50'40" 81°51'48" 0,7 0,55 185,2133 0,9908 186,20419 98°44'16" 89°52'31" 1,56 1,42 185,2133 0,1205 185,333810 104°39'36" 89°53'08" 1,96 1,82 185,2133 -0,282 184,931311 123°30'26" 94°33'55" 1,97 1,81 185,2133 -1,5795 183,633812 135°54'15" 94°33'11" 2,45 2,26 185,2133 -2,2785 182,934813 161°22'38" 94°32'18" 1,97 1,74 185,2133 -2,0892 183,124114 163°14'02" 94°32'05" 2,48 2,38 185,2133 -1,6382 183,575115 203°20'41" 94°00'29" 1,6 1,37 185,2133 -1,0587 184,154616 205°11'10" 96°56'31" 1,7 1,57 185,2133 -1,6147 183,598617 231°44'36" 94°12'31" 1,43 1,32 185,2133 -0,6018 184,611518 249°43'32" 93°08'54" 1,52 1,4 185,2133 -0,5381 184,675219 271°35'24" 93°13'43" 0,75 0,6 185,2133 0,0615 185,274820 285°28'10" 93°13'40" 0,85 0,67 185,2133 -0,1919 185,021421 211°15'37" 91°03'12" 1,11 0,81 185,2133 0,068 185,281322 296°38'32" 91°03'13" 0,73 0,29 185,2133 0,261 185,474323 319°45'14" 88°22'18" 2,37 2,06 185,2133 0,246 185,459324 328°50'29" 88°51'59" 2,45 1,87 185,2133 0,568 185,781325 354°21'07" 89°19'20" 0,89 0,75 185,2133 1,066 186,2793

58

Page 59: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Tabel 3.4. Data penyebaran dari titik C2

C2

No.Arah

HorisontalArah

Vertikal

Pembacaan rambu

Elevasi tetap

∆h Elevasi Detail

ba bb 1 37°44'47" 90°55'37" 0,4 0,3 185,2352 0,908 186,14322 58°18'01" 89°51'38" 1 0,87 185,2352 0,517 185,75223 71°32'15" 89°47'26" 0,52 0,4 185,2352 1,004 186,23924 89°33'27" 89°53'34" 0,93 0,8 185,2352 0,579 185,81425 95°20'00" 90°18'32" 0,8 0,62 185,2352 0,613 185,84826 114°12'47" 90°27'29" 0,61 0,5 185,2352 0,953 186,18827 127°19'01" 90°28'04" 1,44 1,35 185,2352 -0,048 185,18728 170°09'12" 91°35'33" 1,59 1,52 185,2352 -0,33 184,90529 197°03'00" 96°48'54" 0,31 0,05 185,2352 -1,819 183,4162

10 198°15'56" 93°43'01" 1,39 1,09 185,2352 -1,762 183,473211 230°29'55" 94°59'56" 0,8 0,5 185,2352 -1,845 183,390212 231°16'49" 94°22'48" 1,5 1,25 185,2352 -1,862 183,373213 261°59'07" 95°06'29" 0,79 0,7 185,2352 -0,13 185,105214 278°47'39" 87°10'04" 1,46 1,35 185,2352 0,554 185,789215 314°34'18" 87°11'40" 1,62 1,53 185,2352 0,286 185,521216 341°12'47" 87°25'29" 0,95 0,85 185,2352 0,97 186,205217 357°01'30" 87°16'50" 1,39 1,3 185,2352 0,502 185,737218 11°29'28" 87°08'27" 1,6 1,5 185,2352 0,369 185,604219 24°44'18" 87°00'38" 1,43 1,35 185,2352 0,448 185,683220 32°53'44" 86°55'33" 1,1 1 185,2352 0,357 185,5922

59

Page 60: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Tabel 3.5. Data penyebaran dari titik C3

C3

No.Arah

Horisontal Arah

Vertikal

Pembacaan rambu

Elevasi tetap

∆hElevasi Detail

ba bb1 9°09'40'" 89°19'45'" 1,98 1,8 185,1808 0,2108 185,39162 18°52'56'" 89°14'50'" 1,32 1,15 185,1808 0,1513 185,33213 32°09'15'" 89°12'50'" 1,63 1,5 185,1808 -0,1776 185,00324 45°31'40'" 89°13'30'" 1,11 0,97 185,1808 0,5094 185,69025 59°34'30'" 88°04'30'" 1 0,9 185,1808 0,7454 185,92626 99°44'35'" 88°57'25'" 1,52 1,4 185,1808 0,1184 185,29927 108°09'20'" 88°52'15'" 1,33 1,2 185,1808 0,3512 185,5328 143°07'50'" 88°38'15'" 1,55 1,45 185,1808 0,0977 185,27859 72°38'40'" 88°35'50'" 1,99 1,91 185,1808 -0,3942 184,7866

10 159°50'25'" 88°44'40'" 2,53 2,45 185,1808 -0,9547 184,226111 183°31'35'" 94°14'40'" 1,65 1,55 185,1808 -0,9447 184,236112 197°28'30'" 94°19'55'" 1,7 1,59 185,1808 -1,074 184,106813 229°26'55'" 94°28'55'" 1,9 1,84 185,1808 -0,9517 184,229114 255°01'35'" 94°08'46'" 1,35 1,29 185,1808 -0,3755 184,805315 287°10'00'" 94°13'50'" 1,25 1,16 185,1808 -0,4785 184,702316 308°23'25'" 94°08'15'" 1,25 1,17 185,1808 -0,4031 184,777717 325°48'35'" 94°07'40'" 0,45 0,38 185,1808 0,462 185,642818 339°36'10'" 88°40'35'" 1,35 1,24 185,1808 0,319 185,499819 351°47'05'" 88°49'25'" 1,5 1,42 185,1808 0,0642 185,24520 358°55'25'" 88°49'45'" 0,97 0,91 185,1808 0,5426 185,7234

3.5.1. Perhitungan Galian dan Timbunan Poligon tertutup

Tabel 3.3. Koordinat Polygon tertutup

Titik

Polygo

n

Koordinat

Elevasi ∆hX Y

60

Page 61: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

CI 616,06 906,887 185,22 0

CII 638,36 919,387 185,2419 + 0,0219

CIII 629,86 937,587 185,1875 - 0,0325

1. Menghitung Xp,Yp Polygon tertutup

61

Page 62: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar. 3.2. Galian dan timbunan

a. Menghitung panjang L

L = √( X II−X III)2+(Y II−Y III)

2...............................................3.37

L = √(638,36−629,86)2+(919,387−937,587)2

L = √71,7409+331,24

L = √402,9509

L = 20,074 m

b. Menghitung nilai x

x x

∆ h II= L

∆ h II+∆ hIII

x0,0219

= 20,0740,0219+0,0325 x =

0,43960,0544 = 8,0809 m

62

Page 63: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar. 3.3. Galian dan timbunan

c. Menghitung nilai a

a a

X II −¿ X III= x

L¿ ..................................................................2.38

a

638,36−629,86=8,0809

20,074

a

8,5 = 8,080920,074

a = 68,6876520,074 = 3,4217 m

d. Menghitung nilai b

b = √ x2−a2

b = √8,08092−3,42172

= √65,3009−11,708

63

Page 64: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

= √53,5929

= 7,3207 m

e. Menghitung XP dan YP

XP = XIII + a............................................................................2.39

XP = 629,86 + 3,4217 = 633,2817

YP = YIII + a............................................................................2.40

YP = 937,587 + 7,320 = 930,2663

2. Menghitung Galian

64

Page 65: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar. 3.3. Galian

a. Menghitung Luas galian

L = |12((XP.YCII) + (XCII.YCI) + (XCI.YP) – (XP.YCI) - (XCI.YCII) –

(XCII.YP))|......................................................................................2.41

L = |12((633,2817 x 919,387 + 638,36 x 906,887 +616,06 x 930,2663) –

(633,2817 x 906,887 + 616,06 x 919,387 + 638,36 x 930,2663))|

L = |12((582230,9623 + 578920,3853 +573099,8568) – (574314,9411 +

566397,552 + 593844,7953)|

L = |12(1734251,204 – 1734557,288)|

L = |12(- 306,084)|

65

Page 66: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

L = 153,042 m2

b. Menghitung volume galian

V = Luasgalian .∆ hCII

3

.........................................................................2.42

V = 153,042 x 0,0219

3 = 3,3516

3 = 1,1172 m3

3. Menghitung Timbunan

66

Page 67: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Gambar. 3.4. Timbunan

a. Menghitung Luas Timbunan

L = |12((XCIII.YP) + (XP.YCI) + (XCI.YCIII) – (XCIII.YCI) - (XCI.YP) –

(XP.YCIII))|....................................................................................2.43

67

Page 68: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

L = |12((629,86 x 930,2663 + 633,2817 x 906,887 + 616,06 x 937,587) –

(629,86 x 906,887 + 616,06 x 930,2663 + 633,2817 x 937,587))|

L = |12((585937,5317 + 574314,9411 + 577609,8472) – (571211,8458 +

573099,8568 + 593756,6893)|

L = |12(1737862,32 – 1738068,392)|

L = |12(- 206,072)|

L = 103,036 m2

b. Menghitung volume galian

V = Luasgalian .∆ hCIII

3

.........................................................................2.44

V = 153,042 x 0,0325

3 = 3,34867

3 = 1,1162 m3

3.6. Pembahasan

68

Page 69: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Poligon tertutup adalah serangkaian titik yang dihubungkan dengan garis

lurus yang membentuk suatu bidang dimana titik awal dan titik akhir mempunyai

koordinat yang sama.

Dalam praktikum poligon tertutup ini, paling awal kita laksanakan adalah

mengambil data dari titik ikat atau titik acuan. Setelah kita mendapat data titik

acuan tersebut, maka kita langsung melakukan pengambilan data penyebaran dari

ketiga titik utama poligon tertutup (CI,CII,dan CIII).

Dalam pengukuran data di lapangan biasanya mengandung kesalahan-

kesalahan tak terduga seperti, turunnya hujan (data yang sudah diambil bisa

menjadi basah), alat rusak (data menjadi kacau), kurang telitinya dalam menyatat

data, dll. kesalahan tersebut yang tidak bisa di cegah kemunculannya. Untuk

mendapatkan hasil perhitungan koordinat titik poligon yang benar, maka

kesalahan-kesalahn ini harus dihitung dan dikoreksi berdasarkan ketentuan

rumus.

3.7. Kesimpulan

Pengertian poligon tertutup adalah serangkaian titik yang di hubungkan

dengan garis lurus yang membentuk suatu bidang dimana titik awal dan titik

akhir mempunyai koordinat yang sama.

Sebelum kita melakukan paraktek, terlebih dahulu kita ngecek alat, apakah

alat layak di pakai atau tidak.

Dalam melakukan praktikum ini kita juga harus melihat kondisi cuaca

(panas dan hujan), karena cuaca (panas dan hujan) bisa mengakibatkan data tidak

sempurna atau data menjadi kacau.

Poligon tertutup bertujuan untuk mencari azimuth, jarak optis, beda tinggi,

heling, dan koordinat titik. Setelah semua data yang diperlukan dalam praktikum

ini, datanya akan diolah dalam perhitungan, dan hasil akhir praktikum ini akan

menghasilkan suatu peta situasi atau peta kontur.

BAB IV

69

Page 70: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

SETTING OUT BANGUNAN

4.1. Maksud dan Tujuan

Setting out bangunan adalah cara untuk mempersiapkan lokasi suatu

bangunan yang akan didirikan di lapangan sesuai design yang telah dibuat.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui titik pondasi dari lembar kerja

bangunan.

4.2. Alat – alat Yang Digunakan

1. Teodolit

2. Statif (tripod)

3. Rambu pancang

4. Payung

5. Rol meter

4.3. Pelaksanaan Praktikum

1. Sebelum ke lapangan

a. Tentukan dulu titik alat, titik acuan 00° 00’ 00” dan titik pondasi bangunan

pada lembar kerja. Misal titik (VI), titik acuan 00° 00’ 00” (V) dan titik

pondasi bangunan (S,R,A,B).

b. Cari jarak antara tiap titik dari koordinat yang telah ditentukan.

c. Catat datanya untuk coba di lapangan.

2. Di lapangan

a. Letakkan theodolit pada titik yang telah ditentukan.

70

Page 71: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

b. Atur nivo kotak.

c. Atur nivo tabung.

d. Setting theodolit sesuai ketentuan dengan catatan sudut horizontal 00°

00’ 00” di kunci pada titik V.

e. Setting theodolit, buat sudut horizontal 45° 00’ 00”.

f. Tarik rol meter sepanjang 17,32 m untuk menentukan titik B.

g. Setting theodolit, buat sudut horizontal 56° 00’ 00”.

h. Tarik rol meter sepanjang 7.61 m untuk menentukan titik S.

i. Setting theodolit, buat sudut horizontal 69° 00’ 00”.

j. Tarik rol meter sepanjang 20.50 m untuk menentukan titik A.

k. Setting theodolit, buat sudut horizontal 93° 00’ 00”.

l. Tarik rol meter sepanjang 12.07 m untuk menentukan titik R.

m. Apabila semua titik pondasi telah di tentukan, kemudian dicek keakuratan

ukuran dengan menggunakan rol meter.

4.4. Perhitungan data

71

Page 72: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Table 4.1. Menentukan titik pondasi (B,S,A,R) dari titik awal (VI)

Titik Sudut Jarak

VI - B 45° 17,32 m

VI – S 56° 7,61 m

VI – A 69° 20,50 m

VI - R 93° 12,07 m

Table 4.2. Menentukan titik pondasi (B,S,A,R) dari titik awal (VI)

Titik Jarak pada peta Jarak di lapangan

S – R 7,58 m 7,58 m

R – A 12,38 m 12,50 m

A – B 5,71 m 5,59 m

B – S 9,93 m 9,93 m

R – B 12,87 m 12,87 m

S – A 12,91 m 12,91 m

4.4.1. Perhitungan Jarak

72

Page 73: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Dx-y = √ ( x1 - x2 )2 + ( y1 - y2 )2 ………………………………….….4.1

DVI-B = √ (93.1 - 102.17)2 + (64.71 - 79.46)2 = 17.32 m

DVI-S = √ (93.1 - 95.82)2 + (64.71 - 71.82)2 = 7.61 m

DVI-A = √ (93.1 - 99.14)2 + (64.71 - 84.3)2 = 20.50 m

DVI-R = √ (93.1 - 89.7)2 + (64.71 - 76.29)2 = 12.07 m

DS-R = √ (95.82 - 89.7)2 + (71.82 - 76.29)2= 7.58 m

DR-A = √ (89.7 - 99.14)2 + (76.29 - 84.3)2 = 12.38 m

DA-B = √ (99.14 - 102.17)2 + (84.3 - 79.46)2 = 5.71 m

DB-S = √ (102.17 - 95.82)2 + (79.46 - 71.82)2 = 9.93 m

DB-S = √ (89.7 - 102.17)2 + (76.29 - 79.46)2 = 12.87 m

DB-S = √ (95.82 - 99.14)2 + (71.82 - 84.3)2= 12.91 m

4.5. Pembahasan

Setting out bangunan bertujuan untuk mengetahui titik pondasi bangunan

yang mau didirikan atau dibangun.

Pada praktikum setting out bangunan ini ada beberapa kesalahan yang

sering terjadi yaitu sudut horizontal 00° 00’ 00” diarah kan kearah utara bumi

bukan ketitik utama, contoh titik V.

Pada pengukuran di praktikum ini kesalahan yang terjadi yaitu

ketidaktelitian pada saat pengukuran jarak dilapangan dan sudut yang tidak tepat.

Pada pengukuran di praktikum ini toleransi kesalahan hanya 10 cm, tetapi

pada saat pengukuran ternyata ukurannya yang tidak pas lebih dari toleransi. Hal

tersebut disebabkan karena ketidaktelitian pengukuran jarak dipeta dengan jarak

di lapangan yang menggunakan meteran. Sudut dipeta kurang akurat karna tidak

menampilkan menit dan detik.

4.6. Kesimpulan

73

Page 74: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Praktikum setting out bangunan sangat bagus diterapkan, karena bisa

membantu kita dalam menentukan titik pondasi dengan pas.

Untuk derajat menit dan detik 00° 00’ 00” kita arahkan kearah titik yang

ditentukan (contoh titik V), bukan ke arah utara bumi.

Pada praktikum ini, ketelitian sangatlah diperlukan karena bila ada

kesalahan, nantinya akan memiliki banyak dampak. Tetapi praktikum ini pun

pengukuran secara sempurna sulit sekali di dapatkan, karena perbedaan kontur

dilapangan dapat membuat pengukuran menjadi tidak sesuai dengan hitungan

yang ada di peta.

PENUTUP

74

Page 75: tiwulandu.files.wordpress.com …  · Web viewSebagai objek yang dibidik untuk mendapatkan data-data seperti ketinggian sudut vertical dan horizontal, benang atas, benang bawah,

Assalmualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas

pemberian rahmat dan hidayah-NYA. Pemberian rahmat dan shalawat teriring

salam selalu terucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita ke jalan yang benar demi melintasi jembatan syiratal mustakim.

Dalam penutup ini kami ingin mengucapkan teriamah kasih kepada semua

orang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini dan bagi

semua pihak yang telah kami repotkan. Banyak sekali hal-hal yang melambatkan

kami dalam membuat laporan ini alhamdulillah masalah tersebut dapat kami lalui

dan menyelesaikan laporan ini.

Sekian kata-kata penutup dari kami, harap maklum jika dalam laporan

ini terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Cukup sekian dan terimah kasih.

Wassalamualaikum Wr Wb

75