15
ABSTRAK PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 1) Sella Anggraini 2) Rahmawati dan 3) Kasmawati This study aims to determine the effect of receivables turnover and inventory on profitability in the company's Manufacturing Industry Sector Consumption Goods listed on the stock exchange Indonesia .. Analysis used is multiple linear regression analysis. The number of samples in this research are 30 manufacturing companies of consumer goods industry sector listed on BEI. Hypothesis test is done by t test and F test. Based on the result of the research, it can be concluded that Based on the simultaneous test (F test), Accounts Receivable Turnover and Influence affect to profitability at Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry registered under Indonesian securities.Based on partial test ( t test), Accounts Receivable Turnover affects profitability in Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry which is registered in Indonesian Stock Exchange and Inventory Turnover has no effect to profitability in Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry registered in Indonesian securities. The closeness of variable relation of Accounts Receivable Turnover and Influence on profitability that is strong enough, and contribution variable receivable turnover and inventory turnover to profitability variable equal to 39,5%. While 60.5% is explained by other variables that are not included in this research model Keywords: Receivable Turnover, Inventory, Profitability Pendahuluan Dalam perjalanan suatu perusahaan yang lebih diutamakan adalah protabilitas karna protabilitas merupahkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba yang besar saja belumlah merupahkan ukuran bahwa 1 1) Alumni pada Program Studi Akuntansi STIE Bangkinang

stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

  • Upload
    doantu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

ABSTRAK

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1) Sella Anggraini2) Rahmawati dan 3) Kasmawati

This study aims to determine the effect of receivables turnover and inventory on profitability in the company's Manufacturing Industry Sector Consumption Goods listed on the stock exchange Indonesia .. Analysis used is multiple linear regression analysis. The number of samples in this research are 30 manufacturing companies of consumer goods industry sector listed on BEI. Hypothesis test is done by t test and F test. Based on the result of the research, it can be concluded that Based on the simultaneous test (F test), Accounts Receivable Turnover and Influence affect to profitability at Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry registered under Indonesian securities.Based on partial test ( t test), Accounts Receivable Turnover affects profitability in Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry which is registered in Indonesian Stock Exchange and Inventory Turnover has no effect to profitability in Manufacturing Company of Consumer Goods Sector Industry registered in Indonesian securities. The closeness of variable relation of Accounts Receivable Turnover and Influence on profitability that is strong enough, and contribution variable receivable turnover and inventory turnover to profitability variable equal to 39,5%. While 60.5% is explained by other variables that are not included in this research model

Keywords: Receivable Turnover, Inventory, Profitability

PendahuluanDalam perjalanan suatu perusahaan yang lebih diutamakan adalah protabilitas

karna protabilitas merupahkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba yang besar saja belumlah merupahkan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien, efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan yang menghasilkan laba. Karena itu kita perlu alat ukur yang menggambarkan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang ada dalam perusahaan dengan kata lain adalah Return On Equity (ROE) karena Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan secara umum. ROE sudah terdapat unsur dari modal kerja seperti piutang, dan persediaan yang dibahas dalam skripsi ini.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,

1

1) Alumni pada Program Studi Akuntansi STIE Bangkinang2&3) Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bangkinang

Page 2: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

2010:122). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Perusahaan menginginkan laba perusahaannya meningkat yang berarti perusahaan bias meningkatkan profitabilitas dengan asumsi total aktiva perusahaan tidak meningkat.

Industri manufaktur merupakan salah satu primary sector di Bursa Efek Indonesia sehingga industri ini lebih mencerminkan keadaan pasar modal. Banyak investor yang lebih senang menginvestasikan dananya pada perusahaan industri manufaktur karena harga saham perusahaan industri manufaktur meningkat setiap tahun (www.idx.co.id). Tetapi harga saham industri manufaktur sangat fluktuatif dan sulit diprediksi. Selain itu, harga saham industri manufaktur sangat rentan terhadap keadaan ekonomi Indonesia. Seperti beberapa tahun yang lalu ketika terjadi krisis global yang membuat harga saham perusahaan industri manufaktur mengalami penurunan.

Selama periode 2014-2016 terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan harga saham, di antaranya adalah Alumindo Light Metal Industri Tbk perusahaan manufaktur sub sektor logam dan sejenisnya pada tahun 2014 harga saham perusahaan ini sebesar 630, kemudian tahun 2015 sebesar 600 dan tahun 2016 sebesar 268, perusahaan Unggul Indah Cahaya Tbk yang merupakan perusahaan sub sektor kimia juga mengalami penurunan saham pada tahun 2014 sebesar 2.000, selanjutnya pada tahun 2015 sebesar 1.910 dan 2016 sebesar 1.600, selanjutnya perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia merupakan perusahaan sub sektor barang dan konsumsi mengalami penurunan harga saham pada tahun 2014 sebesar 1.230 kemudian tahun 2015 sebesar 1.160. Selain itu perusahaan lain yang juga mengalami penurunan harga saham perusahaan Goodyear Indonesia Tbk pada tahun 2014 harga saham sebesar 19.000 sedangkan pada tahun 2015 menjadi 16.000 dan tahun 2016 menjadi 2.725.

Selain itu, fenomena juga terjadi pada tahun 2010, Ditengah krisis finansial global terutama di negara Eropa dan Amerika Serikat yang belum juga berakhir sampai saat ini, ekonomi Indonesia tumbuh lebih pesat, sampai akhir tahun 2010 pertumbuhan ekonomi telah meningkat sebesar 6,1%. Fenomena menurunnya peranan sektor industri manufaktur karena terjadinya proses deindustrialisasi yaitu banyaknya industri yang makin menurun kemampuannya karena mesin yang sudah tua dan teknologi yang ketinggalan sehingga menyebabkan daya saing yang melemah.Sementara itu investasi baru di sektor industri manufaktur masih sangat rendah karena masih rendahnya kepercayaan dari sektor perbankan untuk mengucurkan kredit ke sektor industri manufaktur.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalahapakah Perputaran Piutang dan Persediaanberpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan ManufakturSektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar dibursa efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh perputaran piutang dan persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaanManufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Manajemen Modal KerjaAgar modal kerja dapat menghasilkan keluaran yang positif terhadap

perusahaan, maka perlu untuk mengelola modal kerja tersebut dalam bingkai manajemen modal kerja sebagai salah satu pembahasan yang dibahas dalam lingkup

2

Page 3: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

manajemen keuangan.Maka dari itu, penjelasan mengenai manajemen modal kerja diperlukan sehingga tidak terjadi kesalahan pengelolaan modal kerja yang dapat menimbulkan dampak negative terhadap perusahaan.Kegiatan operasional dapat terhambat, kerugiannyapun dapat hadir didalamnya.

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan utang lancer terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi risiko. Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (Sartono, 2010:385).Manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Sejalan dengan perjalanan teknologi dan semakin pentingnya spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar maka factor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol. Pada hakikatnya masalah modal dalam perusahaan merupahkan persoalan yang tidak akan pernah berakhir, mengingat bahwa masalah modal tersebut mengandung begitu banyak asfek, oleh karna itu sebelum berbicara banyak mengenai modal, akan dibicarakan lebih dulu mengenai pengertian modal secara berdasar.

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut J.Fread Weston dan Eugene F.Brigham yang dikutip oleh Sawir (2009:129). Modal kerja adalah investasi di dalam aktiva jangka pendek seperti Kas, Sekuritas, (surat-surat berharga), Piutang dagang dan Persedian.

Menurut S. Munawir (2009: 17) suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping masalah modal kerja ini erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari juga menunjukan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditor terutama kreditor jangka pendek. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas (Riyanto, 2010: 90).Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu bentuk penyimpangan dalam proses penyusunan laporan keuangan, yaitu mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Definisi manajemen laba menurut Sugiri dalam Arif (2012) dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Definisi sempit.Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya laba

2. Definisi luasManajemen laba merupakan tindakan untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu usaha dimana manajer bertanggung jawab tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.

3

Page 4: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

Kesimpulannya manajemen laba merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk meningkatkan atau menurunkan laba perusahaan guna melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian tidak terduga yang dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaan.

Protafibilitas Ada beberapa penulisan yang menggunakan profibilitas perusahaan seperti yang

terlihat dari beberapa defenisi yang dikemukanakan oleh beberapa ahli mengenai profibilitas seperti yang dikemukankan oleh Muslich (2008:304) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatanpenjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.Menurut Riyanto (2009:29) menyatakan bahwa: Cara penilian rentabilitas atau perusahaan ada dua yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas sendiri. Rentabilitas ekonomi adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal kerja didalamnya untuk menghasilkan laba, sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah suatu kemapuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri, untuk menghasilkan laba.Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sugiyarso, 2007:130).

Dalam mengukur profitabiitas maka perusahaan dapat menggunakan rasio yaitu profitabilitas yang berhunungan dengan investasi. kedua rasio tersebut mengidentifikasikan efiensi operasi perusahaan. Dalam pengukuran ini profit tersebut digunakan Return On Invesment (ROI).

Analisa return on invesment dalam analisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis laporan keuangan yang bersifat menyeluruh. ROI sebagai analisa terhadap tingkat laba yang diperoleh sudah umum digunakan.

a. Rasio yang menunjukan laba sehubungan dengan penjualan 1) Gross Pofit Margin

Merupakan persentasi laba kotor dengan penjualan. Dimana rasio ini menunjukan hubungan laba dengan penjualan sebelum biaya penjualan dan biaya umum atministrasi.

Gross Pofit Margi¿penjualan−Harga pokok penjualan

Penjualan¿

X 100 %¿

¿LabakotorPenjualan

x 100%

Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative rendah dibanding dengan penjualan.

2) Net Profit Margin RatioRasio ini memberikan gambaran tentang keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan semua pengeluaran biaya-biaya dan pajak pendapatan. Rasio ini mengukur hubungan penjualan dengan laba bersih.

Net Profit Margin Ratio ¿Lababersih setelah pajak

PenjualanX 100%

Semakin tinggi Net Profit Margin maka semakin baik operasi perusahaan. 3) Operating Income Ratio

4

Page 5: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

Rasio ini mencerminkan laba usaha atau (Pure Profit) yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Rasio ini menggambarkan mengenai laba operasi sebelum modal asing dan pajak perseroan yang diperoleh perusahaan dalam hubungannya dengan penjualan.

OIR= Laba operasi sebelum bungadan pajakpenjualan

X 100 %

¿ Labausahapenjualan

x100 %

4) Operating RatioRatio ini menunjukan biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan atau operasi penjualan dalam rangka untuk memperoleh hasil penjualan. Rasionya adalah sebagai berikut:

Operating Ratio harga pokok penjualanpenjualan

x 100 %

Dimana biaya ini terdiri dari:a) Biaya penjualanb) Biaya administrasi dan umum

b. Rasio laba sehubungan dengan modal yang digunakan (Investasi)1) Operating Asset Turn Over

Merupahkan rasio dari penjualan dengan modal usaha. Rasio ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas perusahaan di dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output dengan melihat kecepatan perputaran modal usaha dalam suatu periode tertentu yang biasanya satu tahun.

Operating Asset

TurnPenjualan

Modal usahax 100 %

2) Equity Turn OverPerbandingan dari penjualan dan modal sendiri yang perbandingannya dinyatakan dalam persentase. Rasio ini dimaksud untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan modal sendiri untuk menghasilkan output dengan cara melihat kepada perputaran dari modal sendiri dalam periode tertentu biasanya satu tahun. Rasionya adalah:

Equity

TurnPenjualan

Modal sendirix100 %

3) Return On Invesment (ROI)Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:a) Trunt Over dari Operating Assetb) Profit Margin

Rasionya adalah:ROI=Operating Asset x Profit Margin

¿Penjualan

Operating Assetx LabaUsaha

Penjualan

5

Page 6: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

¿Net Profit after tax

total assets4) Return On Equity (ROE)ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para

pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan secara

umum. ROE dapat dihitung secara berikut: ROE=laba setelah pajakModal sendiri

Model PenelitianBerdasarkan pemaparan diatas maka kerangka konseptual dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 1Model Penelitian

HipotesisBerdasarkan latar belakang dan landasan teoritis maka penulis hipotesis dalam

penelitianadalah diduga perputaran piutang dan persediaanberpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Defenisi Operasional VariabelAdapun definisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1Defenisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi Indikator Skala

2 Perputaran Piutang (X1)

Perputaran piutang adalah rasioyang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas (Riyanto, 2010: 90)

Penjualan BersihRata−rata Piutang

Rasio(Perbandingan)

3 Perputaran Persediaan (X2)

Alat untuk mengukur ketepatan rata-rata persediaan bergerak

Penjualan BersihRata−rata Persediaan

Rasio(Perbandingan)

6

ROE(Y)

Perputaran Piutang(X1)

Perputaran Persediaan (X2)

Page 7: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

keluar masuk perusahaan (Subramanyam, 2010:255)

4 ROE(Y)

Suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan secara umum.

labasetelah pajakModal sendiri

Rasio(Perbandingan)

Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan data sekunder. Data bersumber dari data laporan

keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dari PIPM. Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah File Research. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 yaitu berjumlah 30 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode sensus sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Uji yang digunakan adalah uji validitas, reabilitas, asumsi klasik (normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, heterokedastisitas), uji hipotesis (uji F, uji t, uji koefisien korelasi dan koefisien determinasi).

Hasil PenelitianSetelah dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS 23.00, diperoleh hasil

penelitian sebagai berikut :Tabel 2

Hasil Uji regresi linear berganda

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 16.272 4.916

Perputaran Piutang .001 .002

Perputaran Persediaan .017 .010

Sumber: Data Olahan, 2017Dari Tabel 2, di atas dapat diketahui nilai konstanta sebesar 16,272 dan nilai

koefisien masing-masing variabel sebesar 0,001 untuk perputaranpiutang, dan 0,017 untuk perputaran persediaan. Maka model regresi linear berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :Y = 16,272+0,001b1X1+0,017b2X2

Persamaan dari penjelasan diatas adalah :a. Nilai konstanta a adalah 16,272, artinya jika nilai perputaran piutang dan

perputaran persediaan nilainya adalah 0, maka profitabilitas nilainya adalah 16,272.

b. Nilai koefisien regresi variabel perputaran piutang (b1) bernilai positif 0,001, artinya setiap peningkatan variabel perputaran piutang sebesar satu-satuan, maka profitabilitas meningkat sebesar 0,001.

c. Nilai koefisien regresi variabel perputaran persediaan (b2) bernilai positif 0,017, artinya setiap peningkatan variabel perputaran persediaan sebesar satu-satuan, maka profitabilitas meningkat sebesar 0,017.

7

Page 8: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable perputaran piutang dan

perputaran persediaan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. Untuk membuktikannya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4479.823 2 2239.912 3.573 .021a

Residual 166641.148 117 1424.283

Total 171120.971 119

Sumber: Data Olahan, 2017Dari tabel 3 bahwa F hitung Variabel perputaran piutang dan perputaran

persediaan adalah 3,573 dan dilihat dari sig sebesar 0,021 dengan α = 0,05, maka sig<α, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas.Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya. Berdasarkan output SPSS secara parsial pengaruh variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.272 4.916 3.310 .001

Perputaran Piutang .001 .002 .035 .386 .046

Perputaran Persediaan .017 .010 .158 1.734 .086

Sumber: Data Olahan, 2017a. Pengujian Hipotesis Pertama (HI)

Hipotesis 1 dalam penelitian ini menguji pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas. Hasil pengujian dapat dilihat dari table V.6, sig sebesar 0,046, sedangkan α = 0,05, maka dengan demikian diamati sig (0,046) < α (0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa perputaran piutang tidak bersignifikan, hasil ini menyebabkan penerimaan hipotesis pertama dan penolakan hipotesisnol. Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka didapat kesimpulan bahwauntuk variable perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas.b. PengujianHipotesisKedua (H2)

Hipotesis 2 dalam penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel V.6, sig sebesar 0,086, sedangkan α = 0,05, dengan demikian maka dapat diamati sig (0,086) > α (0,05), hasil

8

Page 9: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

ini memperkuat penolakan hipotesis kedua dan penerimaan hipotesis nol. Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka didapat kesimpulan bahwa untuk variable perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

PembahasanBerdasarkan hasil penelitian diketahui secara uji F (simultan) bahwa profitabilitas

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dapat dipengaruhi signifikan secara bersama-sama oleh variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan dengan nilai signfikansi 0,021. Kemampuan variabel perputaran piutang (X1) dan perputaran persediaan (X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas (Y). Hasil pengujian secara parsial dari kedua variabel yang diuji (perputaran piutang dan perputaran persediaan) ternyata hanya satu variabel indepeden yaitu perputaran piutang yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Rasio perputaran piutang (Receivable Turn Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan lamanya periode waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Piutang adalah suatu komponen aktiva lancar yang paling besar setelah kas. Piutang timbul karena adanya penjualan barang atau kas secara kredit. Piutang menyebabkan terjadinya penjualan secara kredit yang dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu teknik perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Kebijakan piutang yang efektif dan prosedur penagihan yang tepat waktu sangat penting untuk ditetapkan, sehingga dapat mengurangi berbagi kemungkinan resiko yang akan terjadi.

Periode waktu untuk mengubah piutang menjadi kas dapat di artikan sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk merubah nilai penjualan kredit menjadi piutang kemudian menjadi kas. Siklus tersebut merupakan proses satu kali perputaran piutang yang dilakukan perusahaan. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin lebih baik bagi perusahan karena perusahaan dianggap semakin cepat dalam mengubah piutang menjadi kas serta semakin sebentar dana tersebut tertanam sebagai piutang. Penjualan yang tinggi tidak selalu di ikuti dengan perputaran piutang yang tinggi juga. Semakin lama jangka waktu perputaran piutang usaha resiko tertagihnya piutang semakin besar dan semakin singkat singkat waktu pengumpulan piutang usaha maka resiko tidak tertagihnya semakin kecil.

Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio) yaitu rasio yang menggambarkan aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan lain sebagainya. Rasio perputaran persediaan (inventory Turn Over Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan lamanya periode waktu untuk merubah persediaan menjadi kas. Periode waktu untuk merubah persediaan menjadi kas dapat diartikan sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk merubah persediaan barang menjadi barang siap jual kemudian menjadi kas. Siklus ini merupakan satu kali perputaran persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka akan baik bagi perusahaan hal ini berarti kegiatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan cepat.

Simpulan

9

Page 10: stiebangkinang.ac.id · Web view= penjualan-Harga pokok penjualan Penjualan X 100% = Laba kotor Penjualan x 100% Apabila gross pofit margin semakin besar maka semakin baik operasi

1. Berdasarkan uji secara simultan (uji F), Perputaran Piutang dan Persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar dibursa efek Indonesia.

2. Berdasarkan uji secara parsial (uji t), Perputaran Piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar dibursa efek Indonesia dan Perputaran Persediaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar dibursa efek Indonesia.

Daftar PustakaArif, Bramasta Wisnu. 2012. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan

Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi Universitas Diponegoro.Munawir, H.S. 2009. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.Muslich, Mohammad. 2008. Manajemen Keuangan Modern. Bumi Aksara : Jakarta.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasarPembelanjaaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE.

Sartono, A. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama

Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan Buku 1. Jakarta : Salemba EmpatSugiyarso, G dan Winarni. 2007. Manajemen Keuangan. Media Pressindo :

Yogyakarta.

10