Upload
buinhi
View
247
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL,
INTELEKTUAL(SAVI ) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENYIMAK CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V
(PTK di SD NEGERI KRIWEN 02 KEC. SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012)
SKRIPSI
Oleh:
PRATIWI RAHMAH HAKIM
K7108199
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL,
INTELEKTUAL(SAVI ) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENYIMAK CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V
(PTK di SD NEGERI KRIWEN 02 KEC. SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012)
Oleh:
PRATIWI RAHMAH HAKIM
K7108199
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Pratiwi Rahmah Hakim. “PENGGUNAAN PENDEKATAN SOMATIS,
AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL(SAVI) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK PADA SISWA KELAS
V(PTK di SD NEGERI KRIWEN 02 KEC. SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012)”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
menyimak cerita anak melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) pada siswa kelas V SD Negeri Kiwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun
Ajaran 2011/2012 dan meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak melalui
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada siswa kelas V SD
Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari
dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Kriwen 02 Kec. Sukoharjo yang berjumlah 13 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi partisipan, wawancara, dokumen dan tes. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis kritis dan analisis komparatif dengan
memadukan hasil setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan SAVI (Somtis,
Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita
anak pada siswa kelas V SDN Kriwen 02 Kec. Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Peningkatan keterampilan menyimak cerita anak tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita anak siswa dan jumlah
siswa yang tuntas belajar pada setiap siklusnya, berdasarkan kriteria ketuntasan
minimal sebesar 73 pada kondisi awal nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita
anak sebesar 67 dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa (38%).
Kemudian siklus I nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita anak sebesar 75
dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa (62%) dan pada siklus II
nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita anak sebesar 83 dengan siswa yang
tuntas belajar sebanyak 12 siswa (92%).
Peningkatan efektivitas pembelajaran dapat disimpulkan pada siklus I
bahwa nilai rata-rata dari hasil observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar 74
atau dapat dikategorikan C (cukup) dan pada siklus II nilai rata-rata dari hasil
observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar 81 atau dapat dikategorikan B
(baik). Sedangkan untuk persentase ketuntasan pada efektivitas pembelajaran pada
kondisi awal terdapat 69% siswa yang dikategorikan tuntas, dan pada siklus II
terdapat 85% siswa yang tuntas.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita
anak pada siswa kelas V SDN Kriwen 02 kec. Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, intelektual), keterampilan menyimak
cerita anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Pratiwi Rahmah Hakim. “THE USE OF SOMATIC, AUDITORY, VISUAL,
INTELLECTUAL (SAVI) APPROACH FOR IMPROVING SKILL OF
GATHERING CHILDREN’ STORY FOR THE 5TH
GRADERS (CAR AT
SD NEGERI KRIWEN 02 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR OF
2011/2012)". Thesis, Faculty of Education and Teacher Training, Sebelas Maret
University Surakarta. July 2012.
The objectives of this report are improving the learning effectiveness of
gathering children’s story and improving the skill of gathering children’s’ story
through SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) approach for the 5th
graders of SD Negeri Kriwen 02 Sukoharjo academic year of 2011/2012.
This research is Classroom Action Research (CAR) which consist of two
cycles, each cycle consist of four steps i.e. planning, implementation, observation,
and reflection. The subject of this report is the 5th
graders of SD Negeri Kriwen 02
Sukoharjo which consist of 13 students. Techniques of collecting data are
participant observation, interview, documentation and test. Technique of data
analysis is critical analysis technique and comparative analysis by combining the
results of each cycle.
The result of this research shows that SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intellectual) approach is able to improve the skill of gathering children’s story for
the 5th
graders of SD Negeri Kriwen 02 Sukoharjo academic year of 2011/2012. It
is proven by the increasing of average mark of gathering children’s story skill and
total of the students who passing the grade on each cycle. Based on the Index
Minimum Criterion is ≥73, the first average mark is 67 with 5 students (38%)
were passing the grade. The average mark on the cycle I is 75 with 8 students
(62%) and the cycle II is 83 with 12 students (92%).
Improving of learning effectiveness can be concluded that the average
mark from the result of learning effectiveness observation is 74 or can be
categorized as C (cukup) and the cycle II is 81 or can be categorized B (baik).
Meanwhile, the passing grade percentage for learning effectiveness on the
beginning is 69% students were passing the grade, and cycle II 85% students were
passing the grade.
This research can be concluded that the use of SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, Intellectual) approach can improve the skill of gathering children’s story
for the 5th
graders of SD Negeri Kriwen 02 Sukoharjo academic year of
2011/2012.
Key word: SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) approach, the skill of
gathering children’s story.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan
semua hasrat – keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan .
Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap
pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta”.
(Kahlil Gibran)
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan”.
(Mario Teguh)
“Ilmu adalah penghibur hati di kala sendiri, teman di saat sepi, petunjuk dikala
suka maupun duka, pembantu pada saat dibutuhkan, pendamping ketika tidak ada
kawan dan cahaya bagi jalan untuk menuju surga-Nya”.
(Al-Ghazali)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, ku persembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tua
Terima kasih telah berjasa besar bagiku, membimbingku dalam meraih
cita-cita, selalu memberikan doa, motivasi dan limpahan kasih sayang yang tak
pernah berkesudahan selalu menyertai setiap langkah hidupku.
Keluarga
Terimakasih karena senantiasa memberikan motivasi, canda dan tawa,
menjadi tempat berkeluh kesah, dan menjadi penyemangat bagiku dalam
menjalani hidup.
Suami dan Anakku Hoshiko Alina Axelia Hara
Terimakasih untuk motivasi dan penyemangat dalam menjalani hidup.
Keluarga besar SDN Kriwen 02 Kec. Sukoharjo
Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang telah ditorehkan untuk
bekal menjadi seorang guru yang lebih baik dari sebelumnya.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
Tempatku menimba ilmu, pengalaman, dan segala hal baru untuk bekal
menjadi seseorang yang berkarakter kuat dan cerdas di masa depan yang akan
datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberikan ilmu, inspirasi, dan kemulian. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK PADA SISWA KELAS
V(PTK di SD NEGERI KRIWEN 02 KEC. SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Dra. Rukayah, M. Hum. selaku dosen pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd. selaku dosen pembimbing II, yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SDN Kriwen 02 Kec. Sukoharjo, yang telah memberikan
kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
8. Sugiyem, S.Pd, SD. selaku Guru Kelas V SDN 01 Blulukan Karanganyar,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
9. Siswa kelas V SDN Kriwen 02 Kec. Sukoharjo yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................ 6
1. Hakikat Keterampilan Menyimak ........................................... 6
a. Pengertian keterampilan .................................................... 6
b. Pengertian Menyimak ....................................................... 6
c. Tujuan Menyimak ............................................................. 7
d. Tahap – Tahap Menyimak................................................. 8
e. Kemampuan Menyimak Cerita Anak Sekolah Dasar ....... 10
f. Penilaian Keterampilan Menyimak ................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Hakikat Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual
(SAVI) ..................................................................................... 12
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran............................... 12
b. Pendekatan SAVI .............................................................. 13
c. Alasan Penggunaan Pendekatan SAVI ............................. 17
d. Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran
Menyimak Cerita Anak ..................................................... 17
e. Pembelajaran Efektif ......................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 21
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22
D. Hipotesis Tindakan......................................................................... 24
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 26
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 27
D. Sumber Data ................................................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 28
F. Validitas Data ................................................................................ 30
G. Analisis Data ................................................................................. 31
H. Indikator Kinerja ........................................................................... 32
I. Prosedur Penelitian ........................................................................ 32
BAB IVHASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 37
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 37
C. Pembahasan Hasil penelitian.......................................................... 83
BAB VSIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................. 90
B. Implikasi ................................................................................................... 91
C. Saran ....................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95
LAMPIRAN ..................................................................................................... 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kriteria Penilaian Menyimak Cerita ............................................................ 11
2.2. Modalitas Dasar Manusia ............................................................................. 13
3.1. Jadwal kegiatan Penelitian ........................................................................... 26
3.2 Tabel Indikator Kinerja ................................................................................. 33
4.1. Frekuensi Data Nilai Evaluasi keterampilan Menyimak Cerita Anak Pra
Siklus ............................................................................................................. 38
4.2. Distribusi Kategori Efektivitas Pembelajaran Siklus I................................. 49
4.3. Frekuensi Data Nilai Tes Tertulis Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Siklus I .......................................................................................................... 51
4.4. Frekuensi Data Nilai Tes Unjuk Kerja (Menceritakan Kembali)
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus I ............................................. 53
4.5. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan menyimak Cerita Anak
Siklus I .......................................................................................................... 55
4.6.Distribusi Kategori Efektivitas Pembelajaran Siswa I .................................. 73
4.7.Frekuensi Data Nilai tes Tertulis Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Siklus II ......................................................................................................... 74
4.8.Frekuensi Data Nilai tes unjuk Kerja (Menceritakan Kembali)
Keterampilan Menyimak cerita Anak Siklus II ............................................ 76
4.9.Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II ......... 78
4.10. Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak dan persentase Ketuntasan
Klasikal pada pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .......................................... 82
4.11. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus I dan Siklus II . 83
4.12. Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru dalam Pembelajaran pada
Siklus I dan Siklus II .................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Alur Kerangka Berpikir................................................................................ 23
3.1.Rancangan Penelitian .................................................................................... 27
3.2.Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 33
4.1.Grafik Nilai Evaluasi Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pra Siklus ...... 38
4.2.Grafik Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siklus I ........................... 50
4.3.Grafik Hasil Nilai Tes Tertulis Keterampilan Menyimak Cerita anak Siklus I
....................................................................................................................... 52
4.4.Grafik Hasil Nilai Tes Unjuk Kerja (Menceritakan Kembali) Keterampilan
Menyimak Cerita Anak Siklus I .................................................................... 54
4.5. Grafik Nilai Keterampilan Menyimak cerita Anak Siklus I ........................ 56
4.6. Grafik Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........................ 73
4.7.Grafik Hasil Nilai tes Tertulis Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II
....................................................................................................................... 75
4.8.Grafik Hasil Nilai Tes Unjuk Kerja Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Siklus II ......................................................................................................... 77
4.9. Grafik Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II ...................... 79
Grafik Peningkatan Nilai Keteampilan meyimak Cerita Anak ........................ 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ....................................................................................................... 96
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 100
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan ke- 1 ......................................... 111
4. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Ke- 1 ................................................... 112
5. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Pertemuan ke- 1 ............... 113
6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus 1 Pertemuan ke- 1 .......................... 114
7. Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................. 115
8. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............................................... 117
9. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ...................... 118
10. Soal Evaluasi Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan 2 ..................................... 119
11. Kunci JawabanSoal Evaluasi Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan 2 ............. 120
12. Kriteria Penilaian Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan 2 ............................... 123
13. Hasil Pengamatan Tes Unjuk Kerja Siklus I Pertemuan 2 ....................... 124
14. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Siklus 2.......................................... 125
15. Lembar Kerja Siswa Siklus II pertemuan 1 .............................................. 134
16. Soal Evaluasi siklus II Pertemuan 1 .......................................................... 135
17. Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 136
18. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ............................... 137
19. Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ............................ 138
20. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 .............................................. 140
21. Kunci Jawaban Lembar kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ..................... 141
22. Soal Evaluasi Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan 2 .................................... 142
23. Kunci jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ................................ 143
24. Kriteria Penilaian Tes Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan 2 ....................... 145
25. Hasil pengamatan Tes Unjuk Kerja Siklus II Pertemuan 2 ...................... 146
26. Pedoman Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ....................................... 147
27. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 ............................................. 152
28. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 ............................................. 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
29. Hasil Observasi Guru Siklus I ................................................................... 154
30. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 ............................................ 155
31. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 156
32. Hasil Observasi Guru Siklus II ................................................................. 157
33. Hasil Wawancara Guru Sebelum Diterapkan Pendekatan SAVI.............. 158
34. Hasil Wawancara Guru Setelah Diterapkan Pendekatan SAVI ................ 160
35. Pedoman Observasi Efektivitas Pembelajaran Siklus I dan II .................. 162
36. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siklus I ................................... 164
37. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siklus II ................................. 166
38. Hasil Rekapitulasi Siswa Pada Pra Siklus ................................................ 168
39. Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis Siswa Pada Siklus I ....................... 169
40. Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus I............................................ 170
41. Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis Siswa Pada Siklus II ...................... 171
42. Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus II .......................................... 172
43. Daftar Absensi Siswa Kelas V .................................................................. 173
44. Contoh Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan ............................................ 174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang berinteraksi dengan manusia lainnya.
Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan alat, sarana atau
media yaitu bahasa. Kedudukan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar sangatlah berperan penting.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat keterampilan berbahasa
yang mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan
berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Setiap
keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan – keterampilan
lainnya dengan cara yang beranekaragam. Keterampilan – keterampilan tersebut
hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang berkelanjutan.
Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau
merupakan catur tunggal (Henry Guntur Tarigan, 1994:2). Peningkatan
keterampilan berbahasa tersebut dilaksanakan secara terpadu, kontekstual, dan
fungsional dengan fokus pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis secara berganti – ganti dan berkesinambungan.
Salah satu keterampilan berbahasa yang penting adalah keterampilan
menyimak. Menyimak juga merupakan keterampilan berbahasa yang paling
sederhana dibandingkan keempat keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut
dikarenakan kegitan berbahasa seseorang diawali dengan menyimak atau
mendengar bunyi bahasa. Keterampilan menyimak merupakan aktivitas atau
kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses
pemerolehan keterampilan berbahasa (STY Slamet, 2008 : 6).
Dalam proses pembelajaran sangat penting penguasaan keterampilan
menyimak seseorang, karena dalam kegiatan pembelajarn tidak dapat lepas dari
kegiatan menyimak. Dalam keterampilan menyimak terdapat beberapa manfaat
diantaranya meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengermbangkan kemampuan siswa dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat
dan tersurat didalam pokok pembicaraan yang dilakukan.
Dalam pembelajaran Bahasa Indoesia kelas V terdapat keterampilan yang
harus dikuasai yaitu keterampilan menyimak cerita. Menyimak merupakan
kegiatan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi
Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69 dalam Tarigan (1994 : 28).
Berdasarkan hasil dokumen siswa kelas V di SDN Negeri Kriwen 02
Sukoharjo terdapat kesulitan siswa dalam hal menyimak cerita. Data yang
diperoleh dari hasil dokumen tersebut terdapat 5 siswa atau 38 % dari 13 siswa
yang mendapatkan nilai 73 ke atas (batas KKM), sedangkan 8 siswa lainnya atau
62% mendapat nilai di bawah 73. Kenyataan yang demikian dapat diindikasikan
bahwa keterampilan menyimak siswa di sekolah dasar masih rendah khususnya
pada kelas V SDN Kriwen 02 Sukoharjo. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai
landasan yang melatarbelakangi adanya upaya peningkatan pembelajaran
keterampilan menyimak pada SD tersebut.
Bertolak dari observasi awal dan hasil wawancara dengan guru kelas V SD
Negeri Kriwen 02 Sukoharjo dapat diidentifikasi beberapa faktor yang
melatarbelakangi masalah rendahnya keterampilan menyimak pada siswa
diantaranya adalah proses pembelajaran keterampilan menyimak yang diterapkan
guru masih menggunakan metode yang konvensional sehingga mengurangi minat
dan antusias bagi siswa. Biasanya guru hanya terpaku pada buku pelajaran yang
telah disediakan.
Berpijak pada uraian di atas, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran menyimak cerita pada siswa kelas V SD
Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo. Upaya yang dilakukan adalah dengan
menerapkan pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektua (SAVI) dalam
pembelajaran menyimak cerita.
Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) adalah suatu
pendekatan dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran (Maier,
2002: 90). Alasan pemilihan pendekatan SAVI ini dengan pertimbangan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pendekatan ini memiliki keunggulan karena cara belajar itu mengajak orang
terlibat sepenuhnya. Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak
manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak tepat di sebelah bagian otak
yang digunakan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu,
melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu
manusia sepenuhnya (Meier,2002: 90 - 91).
Bertolak dari uraian di atas, maka peneliti mengadakan upaya peningkatan
keterampilan menyimak cerita anak melalui penelitian dengan judul “Penggunaan
Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa kelas V SD (PTK di SD Negeri
Kriwen 02 Kec. Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah :
1. Apakah melalui pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual
(SAVI)dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pada siswa
Kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatn Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/
2012?
2. Apakah melalui pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual
(SAVI)dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran menyimak cerita anak
pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran
2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
diajukan dalam skripsi ini adalah :
1. Meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak melalui pendekatan
Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI)pada siswa kelas V SD Negeri
Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran 2011 / 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Meningkatkan efektivitas pembelajaran menyimak cerita anak melalui
pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI)pada siswa kelas V
SD Negeri Kiwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan referensi peneliti berikutnya / yang akan datang.
b. Sebagai bahan pengembangan untuk menentukan langkah – langkah
yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menyimak
cerita anak.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Meningkatnya keterampilan menyimak cerita anak siswa.
2) Memudahkan siswa dalam menangkap pesan moral isi cerita anak
yang disampaikan oleh guru.
3) Meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran menyimak
cerita anak.
b. Bagi Guru
1) Mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dengan
menggunakan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran
menyimak cerita anak.
2) Guru dapat menggunakan pendekatan SAVI dalam meningkatkan
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak.
3) Guru dapat termotivasi agar bisa menerapkan variasi pendekatan
pembelajaran yang menyenangkan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak cerita anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Meningkatkan perbaikan dan keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah yaitu terkaitan pembelajaran keterampilan menyimak
cerita anak dengan pendekatan SAVI.
3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi metode pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Peneliti
1) Memperkaya khasanah keilmuan di bidang keterampilan
menyimak cerita anak.
2) Memperoleh fakta peningkatan keterampilan menyimak cerita anak
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
pendekatan SAVI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Keterampilan Menyimak
a. Pengertian Keterampilan
Secara morfologis istilah keterampilan diambil dari skill maka
memuat arti kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik dan dilakukan
dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan. Keterampilan pada
dasarnya potensi manusia yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan untuk memaksimalkan semua fungsi
perkembangan manusia sehingga menjadikan manusia yang utuh, Akhmad
Sudrajat (2008).
Sementara itu, Tri Budiharto (2008: 1-2) mengungkapkan bahwa
keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya adalah mampu bertindak
dengan cepat dan tepat. Istilah lain dari keterampilan adalah cekatan, cakap
mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain keterampilan dapat disebut kecekatan,
kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan
cermat.
Bertolak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan adalah kemampuan bertindak atau melakukan suatu
pekerjaan (tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat. Keterampilan dapat
diperoleh dengan adanya pengalaman dan pelatihan yang berkelanjutan.
b. Pengertian Menyimak
Tarigan (1994: 28) menyimpulkan bahwa menyimak adalah suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menagkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Senada dengan pendapat di atas, St.Y. Slamet (2008: 6)
mengungkapkan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa,
kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang
tersirat di dalam wahana bahasa tersebut. Dengan pengertian lain, menyimak
berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan.
Anderson dalam Tarigan (1994: 28) mengatakan menyimak sebagai
suatu proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasi
lambang–lambang lisan.
The Brown, Carlsen, Carstens(BCC) dalam Bread, David (2009:
Vol.23) International Journal of Listening mengungkapkan:
“Listening as a field of research, has been restricted to a set of
voluntary and conscious behaviors that can be enacted more or less
effectively on verbal and non-verbal messages. Succes an affective
listener, defined in this way, can be assessedthroughany number of
tools”.
Maksud dari pendapat tersebut adalah mendengarkan dalam bidang
penelitian adalah suatu hal yang telah dibatasi untuk satu seperangkat
perilaku yang sadar dan sengaja yang dapat ditetapkan keefektifannya pada
pesan verbal dan non-verbal. Sukses sebagai seorang pendengar yang efektif,
yang didefinisikan dengan cara ini dan dapat dinilai melalui sejumlah alat.
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mengetahui kesuksesan
menyimak adalah dengan penggunaan pendekatan SAVI.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi,
menginterpretasi bahasa lisan yang dilakukan secara sadar dan sengaja
kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang
tersirat di dalam bahasa lisan tersebut untuk menerima pesan yang telah
disampaikan.
c. Tujuan menyimak
Menyimak tentu memiliki tujuan agar penyimak dapat menerima
pesan yang didengar dari bahasa lisan. Agar tujuan itu dapat tercapai dengan
baik dan efektif, maka penyimak harus memahami hal yang akan diterima
dan menguasai aspek keterampilan menyimak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tarigan (1994: 56) mengungkapkan bahwa kegiatan menyimak
memiliki tujuan antara lain: (1) menyimak untuk belajar, (2) menyimak untuk
menikmati keindahan audial, (3) menyimak untuk mengevaluasi, (4)
menyimak untuk mengapresiasi materi simakan, (5) menyimak untuk
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan – gagasan, maupun perasaan dengan
orang lain (6) ada pula menyimak dengan tujuan untuk membedakan bunyi –
bunyi dengan tepat, (7) menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif
dan analisis.
Tarigan (1994: 35) juga menyimpulkan tujuan umum menyimak yaitu
untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Senada
dengan pendapat di atas, St.Y.Slamet (2008: 12) menyebutkan bahwa tujuan
menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menagkap isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
menyimak adalah untuk mengkomunikasikan ide – ide, gagasan – gagasan,
untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna
komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran.
d. Tahap – tahap Menyimak
Tarigan (1994: 32-33) menyimpulkan adanya tujuh tahapan
menyimak. Ketujuh tahap itu dapat dilukiskan sebagai berikut :
a) Isolasi: Pada tahapan ini sang penyimak mencatat– aspek individual kata
lisan dan memisah– misahkan atau mengisolasikan bunyi–bunyi, ide–ide,
fakta–fakta, organisasi–organisasi khusus, begitu pula stimulus– stimulus
lainnya.
b) Identifikasi: Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu
makna, atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari
itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c) Integrasi: Penyimak mengintegrasikan atau menyatupadukan yang di
dengar dengan informasi lain yang telah disimpan dan rekam dalam otak
penyimak. Dalam tahap ini pengetahuan umum sangat penting. Karena,
kalau proses menyimak berlangsung penyimak harus terlebih dahulu
mempunyai latar belakang atau pemahan mengenai bidang pokok
bahasan tertentu.
d) Inspeksi: Pada tahap ini, informasi yang telah diterima dikontraskan dan
dibandingkan dengan segala informasi yang telah dimiliki mengenai hal
tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah berlangsung kalau
informasi baru justru menunjang prasangka atau prakonsepsi.
e) Interpretasi: Pada tahap ini, penyimak secara aktif mengevaluasi yang di
dengar dan menelusuri asal datangnya semua itu. Penyimak pun mulai
menolak dan menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan informasi
tersebut berikut sumber – sumbernya.
f) Interpolasi: Selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan
mengenai informasi, maka tanggungjawab penyimaklah untuk
menyediakan serta memberikan data–data dan ide–ide penunjang dari
latar belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi
serta memenuhi butir–butir pesan yang di dengar.
g) Intropeksi: Dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru,
penyimak berupaya untuk mempersonalisasikan informasi tersebut,
menerapkannya pada situasi penyimak sendiri.
Henry Guntur Tarigan dalam St.Y.Slamet (2008: 12) menyebutkan
tahapan menyimak sebagai berikut: (1) tahapan mendengarkan segala sesuatu
yang dikemukakan pembicara, (2) tahap memahami dengan baik isi
pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, (3) tahap mengintepretasi
dengan cermat dan teliti isi ujaran pembicara, (4) tahap mengevaluasi isi
simakan, (5) tahap menanggapi maksud bahan simakan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpukan bahwa tahapan
menyimak adalah: (1) mendengarkan ujaran, (2) memahami isi ujaran, (3)
mengintepretasi isi ujaran pembicara, dengan menafsirkan butir – butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pendapat yang terdapat dan tersirat dalam simakan, (4) mengevaluasi isi
simakan, (5) memberikan tanggapan atas bahan ujaran yang telah
disampaikan.
Pembelajaran keterampilan mendengarkan atau menyimak di kelas V
semester II SD sesuai KTSP Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
mencakup dua kompetensi dasar yaitu (1) menanggapi cerita tentang
peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan dan (2)
mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan amanat).
Pembelajaran keterampilan menyimak siswa di SD dituntut untuk
sampai pada tahap menyimak secara aktif untuk menanggapi isi simakan,
sehingga perlu diterapkan pendekatan yang tepat dalam pembelajarannya. Di
dalam penelitian ini KD yang diambil adalah mengidentifikasi unsur cerita
(tokoh, tema, latar, dan amanat).
e. Kemampuan Menyimak Cerita Anak Siswa Sekolah Dasar
Pembelajaran keterampilan menyimak di SD dapat dilakukan dengan
banyak cara. Pembelajaran keterampilan menyimak sangat terkait dengan
pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya. Menurut Tarigan (1994: 60)
tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa,
dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca,
dan terampil menulis. Dalam keterampilan menyimak, khususnya pada siswa
kelas lima yang berumur antara 9
sampai dengan 12 tahun, para siswa
diharapkan mampu untuk menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-
kekeliruan, kesalahan–kesalahan, propaganda–propaganda, petunjuk–
petunjuk yang keliru. Selain itu juga mampu untuk menyimak pada aneka
ragam cerita, puisi, rima kata–kata, dan memperoleh kesenangan dalam
menemui tipe– tipe baru Anderson, 1972:22-23 dalam (Tarigan, 1994 : 61).
Kegiatan menyimak di kelas V SD adalah siswa diharapkan untuk
mampu memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan. Dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menyimak cerita pendek anak. Siswa diharapkan mampu untuk
mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, dan amanat)
f. Penilaian Keterampilan Menyimak
Dalam kegiatan menyimak, penilaiannya didasarkan pada unsur cerita
yang telah disimak. Selain itu relevansi isi cerita dengan penyampaian
kembali juga perlu dinilai. Adapun kriteria penilaian dalam menyimak cerita
dapat dijelaskan pada tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1. Kriteria Penilaian Menyimak Cerita
Unsur Skor Deskriptor
Keruntutan kalimat
dan kelancaran
3
2
1
Baik : kalimat yang digunakan sudah
runtut, lancar, dan tanpa bantuan kalimat
dari guru dalam menceritakan kembali
Cukup : kalimat yang digunakan cukup
runtut dan cukup lancar, namun dengan
bantuan kalimat dari guru dalam
menceritakan kembali
Kurang : kalimat yang digunakan kurang
runtut, kurang lancar, dan selalu dibimbing
dengan kalimat bantuan dari guru dalam
menceritakan kembali.
Ketepatan
penggunaan kata
3
2
1
Baik : kalimat yang digunakan dalam
menceritakan kembali sudah tepat, baku,
dan pilihan kata tepat.
Cukup : Penggunaan kata dalam
menceritakan kembali cukup tepat, namun
pilihan kata terbatas
Kurang : Penggunaan kata dalam
menceritakan kembali kurang tepat, pilihan
kata kurang tepat, dan merusak makna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Kelengkapan isi
cerita
3
2
1
Baik : Isi cerita yang disampaikan sudah
cukup lengkap dan sesuai dengan isi cerita
yang disimak
Cukup : Isi cerita yang disampaikan cukup
lengkap dan cukup sesuai dengan isi cerita
yang disimak
Kurang : Isi cerita yang disampaikan
kurang lengkap dan kurang sesuai dengan
isi cerita yang disimak
2. Hakikat Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI)
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Ramelan dalam Darmiyati Zuchdi, (2001: 33) mengutip dari pendapat
Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada seperangkat
asumsi saling berkaitan dan berhubungan dengan sifat bahasa serta
pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk sautu metode.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach) (Akhmad Sudrajat, 2012).
Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan tentang
terjadinya suatu proses pembelajaran yang sifatnya umum dan merupakan
dasar teoritis untuk suatu metode.
Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
diharapkan dengan pendekatan tersebut dapat menjadikan siswa menjadi aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Pendekatan SAVI
SAVI merupakan singkatan dari somatis, auditori, visual, intelektual.
Keempat komponen tersebut adalah modalitas dasar yang dimiliki manusia.
Dalam pendekatan SAVI ini melibatkan keempat modalitas dasar tersebut
yang dimiliki pada setiap manusia.
Maier (2002: 90 - 91) mendefinisikan modalitas di atas sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Modalitas Dasar Manusia
Modalitas Cara Belajar
1. Somatis Belajar dengan bergerak dan berbuat
2. Auditori Belajar dengan berbicara dan
mendengarkan
3. Visual Belajar dengan mengamati dan
menggambarkan
4. Intelektual Belajar dengan pemecahan masalah dan
merenung
Dave Maier (2002: 92 – 99) juga mengemukakan pembelajar
menggunakan prinsip SAVI adalah sebagai berikut :
1) Belajar Somatis
Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis,
melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu
belajar. Tubuh adalah pikiran, begitu sebaliknya. Keduanya merupakan satu
sistem elektris kimiawi biologis yang benar – benar terpadu.
Penelitian neurologis menemukan bahwa tubuh dan pikiran adalah
satu karena temuan mereka menunjukkan bahwa pikiran tersebar di seluruh
tubuh. Tubuh dan pikiran merupakan satu sistem elektriskimiawi-biologis
yang benar-benar terpadu. Oleh sebab itu, menghalangi pembelajar somatis
menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar sama artinya dengan
menghalangi fungsi pikiran mereka sepenuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Untuk merangsang hubungan pikiran – tubuh, maka perlu diciptakan
suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat
duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu.
Orang dapat dikatakan bergerak jika mereka : (1) Membuat model
dalam suatu proses atau prosedur, (2) Secara fisik menggerakkan berbagai
komponen dalam suatu proses atau sistem, (3) Menciptakan piktogram besar
dan periferalnya, (4) Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat
konsep, (5) Mendapatkan pengalaman, lalu membicarakannya dan
merefleksikannya, (6) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan
fisik, (7) Menjalankan pelatihan belajar aktif.
2) Belajar Auditori
Maier (2002: 95) mengemukakan pikiran auditori kita lebih kuat
daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari.
Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua
masyarakat. Pembelajar auditori (terutama yang memiliki kecenderungan
auditori yang kuat) belajar dari suara, dialog, membaca keras, dari
menceritakan kepada orang lain apa yang baru saja mereka alami, dari
berbicara dengan diri sendiri, dari mengingat bunyi dan irama, dari
mendengar kaset, dan dari mengulang suara dalam hati, Maier (2002: 96).
Berikut beberapa cara untuk mengoptimalkan aktivitas belajar auditori
dalam pembelajaran di antarannya:
a) Memeperdengarkan suara dari rekaman kaset atau CD beberapa kali
supaya mereka terus mengingat.
b) Menceritakan kisah – kisah yang mengandung materi pembelajaran yang
terkandung dalam buku yang mereka baca, Maier (2002: 96).
3) Belajar Visual
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang,
sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada
semua indra yang lain.
Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika
dapat “melihat” apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau
sebuah buku atau program komputer. Pembelajar visual belajar paling baik
jika mereka dapat melihat contoh – contoh dari dunia nyata, diagram, peta
gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka
sedang belajar, Dave Maier (2002: 97-98)
Hernowo (2005: 164) mengemukakan teknik lain yang bisa dilakukan
semua orang, terutama orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah
meminta mereka mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta
membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang
dicontohkannya.
Maier ( 2002: 98) adapun beberap hal yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalkan pembelajaran lebih visual di antarannya: (1) bahasa yang
penuh gambar (metafora, analogi) ; (2) benda tiga dimensi; (3) cerita yang
hidup.
Shrum and Glisan (2005 : 158) dalam Marcela Morchio (2009:vol.9)
International Journal of English Studies mengemukakan,
“point out the important role played by authentic oral and written
texts in the development of acquisition but at the same time, they claim
that is necessary to help students make sense out of that input. These
authors refer to this capacity as the interpretive model: that is to say
interpretation of meaning when there is no possibility to negotiate
with the actual author of the text. It relates not only to oral or wrotten
text but it also includes the viewing medium : videos, movies,
television programs, because the joint action of oral and visual
resources lead to effective comprehension”
Maksud dari kutipan diatas adalah peran penting dari sutu teks lisan
dan teks tertulis dalam pengembangan kemahiran pada saat yang bersamaan,
mereka menyatakan bahwa perlu untuk membantu siswa mengerti pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pemakaian itu. Para penulis ini merujuk pada kapasitas sebagai model
interpretif : yaitu intepretasi makna ketika tidak ada kemungkinan untuk
bernegosiasi pada teks. Hal ini terkait tidak hanya untuk teks lisan atau
tertulis tetapi juga termasuk dalam media untuk melihat : vidio, film, program
televisi, karena kegiata yang dilakukan bersama dari sumber lisan dan visual
mengarah pada pemahaman yang efektif.
Jadi, pemaksimalan modalitas pada visual dalam kegiatan menyimak
ini akan mampu menjadikan suatu pembelajaran menjadi efektif.
4) Belajar Intelektual
Maier (2002: 99) kata “intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan
pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan
kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan
hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Jadi intektual
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan
membangun makna.
Tanpa adanya belajar intelektual, sebuah pelatihan belajar secerdik
apa pun akan menjadi terlihat dangkal, begitu pula apa yang terjadi pada pada
pembelajaran yang hanya melibatkan aspek S-A-V-I, tanpa adanya intelektual
pembelajaran ini hanya akan menjanjikan di awal-awal pembelajaran, namun
akan musnah ketika realitas turun. Ini menunjukkan betapa pentingnya
memasukkan aspek intelektual dalam pembelajaran.
Maier (2002: 100) mengungkapkan bahwa aspek intelektual dalam
belajar akan terlatih jika mengajak pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti:
(1) memecahkan masalah; (2) melahirkan gasan kreatif; (3) mencari dan
menyaring informasi; (4) menciptakan makna pribadi.
c. Alasan Penggunaan Pendekatan SAVI
Telah terbukti berkali – kali bahwa biasannya orang belajar lebih
banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang dipilih dengan tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
daripada jika mereka belajar dengan duduk di depan penceramah, buku
panduan, televisi ataupun radio.
Belajar berdasarkan aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada
yang didasarkan presentasi, materi, dan media. Dengan alasan cara belajar itu
mengajak orang terlibat sepenuhnya. Gerakan fisik meningkatkan proses
mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak di
sebelah bagian otak yang digunakan untuk berfikir dan memecahkan masalah.
Oleh karena itu melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan
kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya. Maier (2002: 90-91)
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang
berdiri dan bergerak ke sana-kemari. Akan tetapi, menggabungkan gerakan
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat
berpengaruh besar pada pembelajan.
Bertolak dari keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
alasan penggunaan pendekatan SAVI yaitu pendekatan ini dapat membuat
siswa terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran. Selin itu pendekatan SAVI
juga mampu menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas itelektual
sehingga mampu mengoptimalkan proses pembelajaran.
d. Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak
Mengikuti terori Maier, agar pikiran bergerak maka menyimak juga
perlu melibatkan gerak tubuh. Guru dapat menerapkan langkah – langkah
kegiatan berikut untuk membangkitkan ke seluruh modalitas dasar yang
dimiliki siswa:
1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang cerita anak (Intelektual).
2) Siswa membentuk beberapa kelomok yang terdiri dari 3– 4 orang.
Dengan terbentuknya kelompok – kelompok, maka akan menciptakan
suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari
tempat duduk (Somatis).
3) Guru menyajikan VCD cerita anak yang berjudul “Kufur dan Syukur”
dan cerita anak “ Cinde Laras” untuk memaksimalkan modalitas audio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
siswa dengan suara dari cerita tersebut dan memaksimalkan modalitas
visual siswa dengan gambar yang ditayangkan. Dengan cara demikian
maka kemampuan audio visual siswa dapat lebih optimal (Audio Visual).
4) Dalam proses menyimak, siswa mengisi LKS sehingga hal tersebut akan
membuat siswa aktif dan otak akan terus bekerja (Somatis).
5) Secara berkelompok siswa bermain peran di depan kelas memerankan
tokoh dalam cerita anak yang telah disimaknya yaitu cerita “Kufur dan
Syukur” dan cerita anak “Cinde Laras”. Sehingga dengan anak bermain
peran akan dapat menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual, karena penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar
dalam pembelajaran (Somatis).
6) Siswa menganalisis secara keseluruhan hasil simakan cerita anak tersebut
dan kemudian mengungkapkan kembali dengan bahasa mereka sendiri
(Intelektual).
e. Pembelajaran Efektif
Pelaksanaan pelajaran yang efektif adalah inti keahlian guru.
Beberapa aspek penyajian pelajaran harus dipelajari di tempat; guru yang
baik akan mahir dalam pelajaran setiap tahun. Pelajaran yang efektif
menggunakan banyak metode pengajaran, Rober E. Slavin (2011: 275 ).
Sehingga dalam satu topik pelajaran, seorang guru bisa menggunakan
berbagai metode pengajaran dan dibantu media pengajaran lain.
Ketika akan melaksanakan pembelajaran keterampilan menyimak,
guru dapat membuat pembelajaran menjadi efektif dengan menerapkan
pendekatan SAVI, dalam pendekatan tersebut dapat mencakup beberapa
metode pengajaran. Antara lain dalam pendekatan SAVI menggunakan salah
satu prinsip belajar somatis, cara belajar ini adalah dengan mengaktifkan
gerak tubuh siswa. Guru dapat menggunakan metode diskusi kelompok serta
menilai unjuk kerja siswa dengan maju ke depan kelas menceritakan kembali
hasil simakan. Selain itu, guru juga dapat menggabungkan media CD untuk
merangsang kemampuan audio visual siswa. Tidak hanya itu, namun guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
juga perlu untuk mengukur tingkat pemahan tentang topik materi yang
disampaikan. Maka diterapkan sebuah pembelajaran langsung, dalam
pembelajaran tersebut guru memberikan latihan mandiri, selanjutnya dalam
pembelajaran langsung tersebut perlu juga suatu penilaian kinerja dan umpan
balik tentang setiap pekerjaan yang dilakukan siswa.
Dalam suatu pembelajaran yang efektif terdapat karakteritik yang
dimiliki guru maupun siswa, Rober E. Slavin (2011: 277) menjelaskan
bahwa:
Peneliti dan guru pada umumnya sepakat tentang urutan kejadian yang
mencirikan pelajaran pengajaran langsung yang efektif. Pertama, guru
memutakhirkan siswa tentang setiap kemampuan yang mungkin mereka
perlukan untuk pelajaran hari ini dan memberitahukan kepada siswa apa
yang mereka pelajari. Kemudian guru mengkhususkan kebanyakan
waktu pelajaran untuk mengajarkan kemapuan atau informasi itu, dengan
memberi siswa kesempatan melatih kemampuan atau mengungkapkan
informasi tersebut, dan bertanya atau memberikan ujian singkat kepada
siswa untuk menentukan apakah mereka memelajari tujuan pengajaran
atau tidak.
Selain itu Rober E. Slavin (2011: 281-282) juga mengungkapkan
bahwa pada awal pelajaran, guru perlu membangun keadaan mental atau
sikap kesiapan positif dalam diri siswa. Keadaan mental ini dapat dibangun
dengan banyak cara. Pertama, guru hendaknya meminta siswa berada di kelas
dengan tepat waktu dan hendaknya memulai pelajaran segera ketika jam
pelajaran dimulai. Kedua, guru perlu membangkitkan keingintahuan atau
minat siswa terhadap pelajaran yang akan mereka peroleh.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI ini,
guru dapat membangkitkan rasa keingintahuan siswa terhadap pelajaran
dengan bertanya jawab tentag unsur cerita anak maupun pengertian cerita
yang diketahui anak.
Setelah guru menumbuhkan minat, maka Rober E. Slavin (2011: 285)
juga mengemukakan guru perlu memberikan penekanan pelajaran, guru yang
mengajar dengan efektif memberikan petunjuk yang jelas tentang unsur –
unsur pelajaran terpenting . Selain itu guru juga perlu memberikan suatu
kejelasan pelajaran. Salah satu ciri konsisten pelajaran yang efektif ialah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kejelasan – penggunaan bahasa yang langsung, sederhana, dan terorganisir
dengan baik untuk menyajikan konsep, (Land, 1987; McCaleb & White,
1980; Smith & Land, 1981) dalam Rober E. Slavin (2011: 285)
Rober E. Slavin (2011: 286) mengemukakan bahwa riset menemukan
bahwa guru yang efektif juga menggunakan banyak penjelasan dan kata– kata
yang menjelaskan dan sering menggunakan pola aturan – contoh – aturan
ketika menyajikan konsep baru.
Sehingga dalam kegiatan awal pada pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan SAVI, guru juga memberikan penjelasan serta
contoh – contoh tentang materi yang diberikan.
Dalam menjelaskan materi pelajaran, akan lebih efektif jika
menggunakan peragaan, model dan ilustrasi. Seperti yang diungkapkan Rober
E. Slavin (2011: 286-287) gambaran visual yang disimpan ke dalam memori
jangka panajang jauh lebih cepat dari pada informasi yang didengar. Selain
itu penggunaan vidio yang digabungkan (embedded video) menemukan bahw
hal itu membantu anak mempelajri dan mengingat infirmasi sejauh hal itu
mudah dipahami dan jelas terkait dengan isi utama.
Maka dengan penggunaan audio visual yang berupa CD dalam
pembelajaran dengan pendekatan SAVI dirasa dapat meningkatkan
keefektifan pembelajaran.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang efektif
adalah mengukur tingkat pemahaman siswa. Pemahan siswa dapa diukur
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa. Rober E. Slavin (2011: 292) mengemukakan riset tentang
frekuensi pertanyaan menunjukaan bahwa guru yang mengajukan lebih
banyak pertanyaan yang terkait dengan pelajaran yang ada akan lebih efektif
dalam pengajaran daripada guru yang mengajukan relatif sedikit pertanyaan.
Selain dengan memberikan berbagai pertanyaan untuk mengukur
pemahan siswa juga dapat dilakukan dengan memberikan evaluasi pada
siswa. Rober E. Slavin (2011: 297) menjelaskan bahwa pada umunya, ujian
yang lebih sering diberikan akan menghasilkan pencapaian yang lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
daripada ujian yang kurang sering diberikan, tetapi setiap ujian akan jauh
lebih efektif daripada sama sekali tidak ada.
Maka dalam pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan SAVI
ini memberikan evaluasi pada setiap akhir siklus, hal ini agar nampak
seberapa besar tingkat pemahaman siswa.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti,
yaitu :
1. Angelia Komara Dewi (2009)
Dalam penelitan tersebut yang berjudul, “Penerapan
Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas
VIII D Pada Pokok Bahasan “Sistem Pernapasan Pada Manusia”
SMP Negeri I Jatinom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2008/2009”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat
peningkatan peningkatan nilai rata-rata kelas untuk ranah kognitif yaitu
dari nilai rata – rata kelas awal 3,97 menjadi 7,83. Penelitian tersebut
relevan karena ada persamaan objek kajiannya yaitu penerapan pendekatan
SAVI. Jika penelitian Dewi berupaya meningkatkan hasil belajar pada
pembelajaran Biologi siswa kelas VIII, penelitian ini berupaya
meningkatkan keterampilan menyimak dengan subjek penelitian tingkat
SD.
2. Robbi Trisnani (2010)
Dalam penelitian tersebut yang berjudul, “Penerapan Media
Animasi Audio Visual Untuk meningkatkan Keterampilan Menyimak
Cerita Anak (PTK Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kalitingga
Padoman Purbalingga Tahun Ajaran 2010 / 2011)”. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan menyimak
dengan tercapainya nilai KKM (≥65 %) dan indikator kinerja (≥85 %)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang ditargetkan oleh peneliti. Penelitian tersebut relevan karena ada
persamaan objek kajiannya yaitu meningkatkan keterampilan menyimak.
Jika penelitian Robbi Trisnani menggunakan media animasi audio visual,
penelitian ini menggunakan pendekatan SAVI.
3. Suswandi ( 2010)
Dalam jurnal yang berjudul, “Peningkatan Kemampuan Membaca
Pemahaman Dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditiori, Visual Dan
Intelektual) Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kutawaru 04 Kecamatan
Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2009-2010”. Hasil
penelitian ini menympulkan bahwa yaitu pelaksanaan penelitian membaca
pemahaman VI Elementary Kabupaten Kutawaru Sekolah kelas 04 Tengah
Cilacap, bisa berjalan efektif diterapkan pendekatan siswa keaktifan Savi
dari I siklus, II Dan III secara bertahap meningkat dari 67,62%, 88 , 57%
dan 93,65%. Persamaan objek kajiannya yaitu penggunaan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan
yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan belajar dan
mengajar di Sekolah Dasar (SD), karena keterampilan menyimak
bermanfaat bagi siswa (khususnya siswa SD) untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dengan baik dan mengembangkan
kemampuan siswa dalam berbahasa.
Berdasarkan hasil observasi awal (kondisi awal) yang
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa keterampilan
menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas
V SD Negeri Kriwen 02 Kec. Sukoharjo diidentifikasikan masih
mengalami kesulitan dan tergolong rendah. Pembelajaran menyimak
yang selama ini dilakukan di dalam kelas masih mengalami beberapa
hambatan yang dapat menyebabkan rendahnya keterampilan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Penyebab rendahnya keterampilan berbicara siswa antara lain karena
proses pembelajaran keterampilan menyimak yang diterapkan guru masih
menggunakan metode yang konvensional sehingga mengurangi minat dan
antusias bagi siswa. Biasanya guru hanya terpaku pada buku pelajaran
yang telah disediakan.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan keterampilan menyimk siswa. Salah satu metode
yang dapat diterapkan adalah pendekatan SAVI. Dengan
pendekatan pembelajaran ini, keterampilan menyimak siswa
diharapkan dapat meningkat karena pendekatan ini menyajikan cara
yang lebih efektif dan efisien untuk membantu siswa dalam mengikuti
pembelajaran berbicara.
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan keefektifan
proses belajar dan hasil keterampilan berbicara dengan menggunakan
pendekatan SAVI. Peningkatan ini akan ditandai dengan target akhir
sebanyak 80% dari jumlah siswa kelas V yang ada mendapatkan nilai di
atas KKM yang telah ditetapkan atau batas ketuntasan dalam
pembelajaran keterampilan berbicara.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
divisualisasikan pada gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
GURUbelum menggunakan
Pendekatan
SAVI
Menerapkan
pendekatan SAVI
dalam
pembelajaran
Keterampilan
menyimak siswa
rendah
Siklus I
menggunakan
pendekatan SAVI
Keterampilan
Menyimak siswa
meningkat
Siklus II
menggunakan
pendekatan SAVI
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
1. Penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keterampilan
menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kec.
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan Pendekatan SAVI dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran keterampilan menyimak pada siswa kelas V SD Negeri
Kriwen 02 Kec. Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kriwen 02 yang terletak di
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas V. Alasan peneliti mengadakan penelitian di SD Negeri
Kriwen 02 yaitu, sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan
penelitian, sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti,
kemampuan menyimak di SD tersebut masih rendah, dan di sekolah tersebut
belum pernah digunakan sebagai objek penelitian, sehingga penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar bagi sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2011/2012 selama
lima bulan yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan
penelitian.
Adapun waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Aspek
Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengurusan
Izin
3 Persiapan
Perencanaan
Tindakan
4 Penelitian
Siklus 1
5 Penelitian
Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6 Penelitian
Siklus 3
7 Analisis
Data
8 Penyusunan
Laporan
9 Ujian
10 Revisi
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kec.
Sukoharjo semester II Tahun Ajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 13 siswa
yang terdiri dari 6 siswa laki – laki dan 7 siswa perempuan dengan Ibu Sugiyem,
S. Pd bertindak sebagai guru kelas V. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen
(berbeda – beda kemampuannya).
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Calssroom Action Research) dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan
yang terdapat di dalam kelas. Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) karena penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan
pendekatan SAVI untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan
menyimak siswa terkait kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, dkk, 2008: 3).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Rancangan penelitiannya (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto
dkk, 2008:74) adalah sebagai berikut ;
1) Perencanaan atau planning
2) Tindakan atau acting
3) Pengamatan atau observing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4) Refleksi atau reflecting
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian
D. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang akan dikumpulkan berupa data hasil wawancara,
temuan hasil observasi, dan hasil tes.
Menurut Robert K.Yin (2002: 101) bahwa sumber data dapat berasal dari
enam sumber yaitu dokumen, rekaman, arsip, wawancara, pengamatan langsung,
observasi partisipan, dan perangkat-perangkat fisik.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data nilai pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan menyimak yang
berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan SAVI.
2) Informan; informasi data yang diperoleh dari narasumber ketika
wawancara. Sebagai informan yaitu siswa dan guru kelas V SD Negeri
Kriwen 02.
3) Hasil observasi; data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru
kelas V saat pembelajaran keterampilan menyimak.
4) Dokumen; data nilai ulangan harian keterampilan menyimak siswa kelas V
dan arsip pendukung penelitian seperti silabus dan daftar kelas V tahun
2011/2012.
5) Tempat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu di ruang kelas V.
Perencanaan
Pengamatan
Tindakan Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam
penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan
obyektif. Penetapan metode pengumpulan data di samping berdasarkan tujuan
penelitian yang akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber data. Metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. 0bservasi Partisipan
Observasi partisipan ialah suatu bentuk observasi khusus ketika
peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil
berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa –
peristiwa yang akan diteliti, Robert K.Yin (2002: 114).
Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran menyimak untuk mengumpulkan data perkembangan
pembelajaran menyimak yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas V
SDN Kriwen 02 Sukoharjo. Pengamatan dilakukan selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Dari pengamatan tersebut akan
diperoleh data pengamatan sikap siswa dan kegiatan guru saat proses
pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif,
yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru pengajar) kegiatan
pembelajaran keterampilan menyimak dengan pendekatan SAVI .
Sedangkan, guru kelas V sebagai pengamat pasif terhadap proses
pembelajaran sehingga lebih leluasa dalam mengamati jalannya pembelajaran.
Hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran 32 (hlm. 157)
2. Wawancara
Wawancara jenis ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak
dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang-ulang untuk menggali
informasi yang sama. Dengan wawancara yang mendalam peneliti akan
memperoleh informasi yang rinci dan mendalam. Teknik wawancara ini akan
dilaksanakan pada semua informan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui
penguasaan materi dan mengetahui hambatan yang ditemui oleh guru serta
memberi solusi untuk mengatasinya. Hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran
33 dan lampiran 34.
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok, Suharsimi
Arikunto ( 2010: 93).
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil
belajar keterampilan menyimak siswa. Peneliti melakukan penilaian melalui
tes unjuk kerja (praktik) menyimak dengan menggunakan pendekatan SAVI
pada siswa kelas V SDN Kriwen 02. Tes juga bertujuan untuk mengetahui
perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes unjuk kerja
menyimak dilakukan pada setiap proses (kegiatan inti) pembelajaran.
Penilaian keterampilan menyimak dilaksanakan berdasarkan lembar penilaian
kegiatan menyimak. Hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran 41 dan
lampiran 43.
4. Dokumen
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip.
Dokumen itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang
dimiliki guru, hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam
menyimak cerita anak sebelum dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini juga
mengumpulkan foto proses kegiatan belajar yang dapat dilihat dalam lampiran
44.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F. Validitas Data
Informasi yang dijadikan data penelitian perlu diuji validitasnya, sehingga
data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar
yang kuat dalam menarik kesimpulan.
Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi dan review informan kunci untuk memperoleh kebenaran data
sesungguhnya. Trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan
trianggulasi metode.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kebenaran data dari
sumber yang berbeda. Data yang sama atau sejenis akan lebih valid
kebenarannya bila digali dan dikomparasikan dari beberapa sumber data yang
berbeda. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan adalah membandingkan data
terkait proses pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak dan hasil
pembelajaran keterampilan mmenyimak cerita anak yang diperoleh dari
sumber data yaitu guru, siswa kelas V, hasil observasi, dan hasil tes. Data
tentang proses pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak yang
diperoleh dibandingkan dari sumber data guru, siswa, hasil observasi
efektivitas pembelajaran, dan dokumen. Data tentang hasil pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak dari siswa kelas V dibandingkan dengan
sumber data guru dan hasil tes unjuk kerja.
2. Triangulasi metode
Data yang sejenis dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda, kemudian membandingkannya, lalu ditarik simpulan
sehingga data benar – benar mendekati kevalidan. Dalam hal ini,
membandingkan data tentang proses pembelajaran keterampilan menyimak
cerita anak dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya,
data tentang hasil pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak
dibandingkan dari teknik tes unjuk kerja, wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kritis dan analisis komparatif. Suwandi (2011: 66) mengutarakan, ”Teknik
analisis kritis adalah teknik yang mencakup kegiatan untuk mengungkapkan
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar
berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoetis maupun dari
ketentuan yang ada”. Tenik analisis kritis dalam menelitian ini mencakup
kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa maupun guru dalam
proses belajar mengajar berdasarkan kriteria. Dari hasil analisis dijadikan dasar
dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan
siklus yang direncanakan.
Berkaitan dengan kemampuan menyimak, analisis kritis mencakup hasil
pengamatan dan wawancara yang dilakukan saat prasurvai. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi awal siswa mengenai keterampilan menyimak. Setelah
kondisi awal diketahui, kemudian direncanakan siklus tindakan untuk mengatasi
masalah. Setiap siklus terdiri dari dua tahap tindakan, setelah berakhir dianalisi
kekurangan dan kelebihannya, sehingga diketahui peningkatan keterampilan
menyimak siswa. Analisis kritis terhadap keterampilan menyimak mencakup
indikator yang telah ditentukan dalam setiap rencana pembelajaran.
Analisis komparatif, adalah memadukan hasil siklus pertama dengan
kedua, hal-hal yang belum dapat dicapai pada siklus pertama, dijadikan dasar
untuk menyusun rencana pembelajaran pada siklus kedua. Jika hasil siklus kedua
meningkat, dan indikator-indikator pembelajaran tertentu sudah dapat berhasil
baik, berarti pendekatan SAVI dimungkinkan dapat meningkatkan keterampilan
menyimak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kriwen 02 Tahun Pelajaran
2011/2012.
H. Indikator Kinerja
Penelitian Tindakan kelas ini, dikatakan berhasil apabila sekurang-
kurangnya dapat mencapai indikator dalam tabel 3.2 Indikator Kinerja berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tebel 3.2 Indikator Kinerja
No Aspek Target Cara Pencapaian
1 Hasil belajar dalam hal
keterampilan menyimak
KKM = 75 (80% siswa
mencapai KKM = 75)
Tes
2 Keefektifan dalam proses
pembelajaran menyimak
proses pembelajaran
efektif dalam kegiatan
menyimak mencapai 80
%
Diamati saat
pembelajaran
dengan
menggunakan
lembar penilaian
efektifitas
pembelajaran
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain
dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang
menyebabkan rendahnya keterampilan menyimak siswa kelas V SD Negeri
Kriwen 02 dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian,
maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan
pendekatan SAVI yang dilakukan oleh guru. Data dikumpulkan dengan
pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar melalui pendekatan
SAVI.
Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan
penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah
yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap evaluasi
dan refleksi. Secara rinci tahapan penelitian ini dapat dijabarkan dalam gambar
3.2 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 3.2 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2010:
137)
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP
sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan
SAVI, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi,
sumber, dan media pembelelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes
Perencanaan
Siklus 1
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
keterampilan menyimak, dan (4) mempersiapkan lembar observasi siswa
dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
dalam skenario pembelajaran pada siklus I.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas V terhadap pelaksanaan
tindakan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan menyimak dengan
menggunakan pendekatan SAVI. Pada tahap pengamatan dilakukan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan
kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak di
kelas dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan
guru.
2) Melakukan penilaian keterampilan menyimak siswa dengan
berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja mendengarkan.
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru kelas V membuat refleksi atas tindakan pada
siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa
pada siklus I tentang keterampilan menyimak dengan menggunakan
pendekatan SAVI. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk
membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan
sebagai dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya.
Penemuan masalah yang akan didiskusikan mengarah pada kelebihan dan
kelemahan proses hasil pembelajaran pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu
perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan
dengan menggunakan pendekatan SAVI, (2) menyiapkan sarana
pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan media
pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes keterampilan menyimak, dan
(4) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada
siklus I.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas V terhadap pelaksanaan
tindakan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan
menyimak dengan menggunakan pendekatan SAVI . Pada tahap
pengamatan dilakukan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap efektifitas pembelajaran (penilaian
proses) dan kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan
menyimak di kelas dengan berpedoman pada lembar observasi
aktivitas siswa dan guru.
2) Melakukan penilaian keterampilan menyimak siswa dengan
berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja menyimak.
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru kelas V membuat refleksi atas tindakan
pada siklus II. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis
terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa
pada siklus II tentang keterampilan menyimak dengan menggunakan
pendekatan SAVI. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk
menemukan temuan-temuan pada siklus II. Jika target belum dipenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
maka dilanjutkan dengan siklus selanjutnya, namun apabila target telah
tercapai tindakan dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan
Sukoharjo. Kepala SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo saat ini adalah
Ibu Sumarni,S.Pd. Sekolah tersebut memiliki visi “Unggul di bidang ilmu
pengetahuan dan berakhlak mulia” dan misi “Membentuk anak didik yang cedas,
terampil, bertaqwa dan berbudi luhur. Visi tersebut diwujudkan dengan adanya
kerja sama seluruh warga sekolah dengan pengawasan dan bimbingan dari Kepala
Sekolah.
Secara geografis SD Negeri Kriwen 02 terletak di jalan Ranggawarsito,
Kriwen, Kecamatan Sukoharjo. Bangunan sekolah berbentuk satu lantai dengan
konstruksi beton bertulang dan rangka besi. Bangunan yang ada di SD tersebut di
antaranya adalah 1 ruang kepala sekolah dan ruang guru serta didalamnya terdapat
ruang tamu,6 ruang kelas, I ruang perpustakaan, 1 ruang UKS,tempat parkir,
kamar mandi guru dan siswa. SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo juga
memiliki halaman cukup luas yang digunakan untuk kegiatan upacara rutin,
pembelajaran penjaskes, dan kegiatan ekstrakurikuler.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap sikius terdiri dari
2 kali pertemuan dan 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Sebelum dilaksanakan siklus,
dilaksanakan pula tindakan pra siklus untuk mengetahui kondisi awal nilai
keterampilan menyimak cerita anak di kelas V.
1. Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya materi keterampilan menyimak cerita anak,
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas V SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo masih terdapat beberapa kekurangan
yang perlu diperbaiki, di antaranya ( I ) guru kurang dapat memotivasi siswa
dalam kegiatan menyimak, (2) guru menyampaikan pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak dengan konvensional; (3) sarana dan prasarana yang kurang
memadahai. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara demikian menyebabkan
siswa menjadi pasif mengalami kejenuhan dalam belajar menyimak, dan kurang
dapat memahami pokok-pokok isi cerita yang disimak. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan guru sebelum dilaksanakan
tindakan (lihat lampiran 33) dan hasil observasi selama pembelajaran
berlangsung, permasalahan bukan hanya pada guru, tetapi juga pada diri siswa
selama pembelajaran berlangsung, di antaranya: (1) siswa kurang berminat dan
termotivasi dalam kegiatan menyimak. Setiap ada pembelajaran terkait
kemampuan menyimak siswa kurang antusias dan tidak memperhatikan dengan
baik; (2) kemampuan menyimak cerita siswa masih rendah; (3) siswa cenderung
ramai sendiri saat pembelajaran; (4) siswa cepat bosan karena guru tidak
menggunakan media yang menarik saat pembelajaran, Faktor-faktor tersebut
menyebabkan rendahnya nilai keterampilan menyimak cerita anak.
Rendahnya nilai keterampilan menyimak cerita anak dapat dilihat dari
nilai rata-rata pra siklus sebesar 50 yang berarti masih di bawah nilai tuntas (KKM
:73). Nilai pra siklus ini diperoleh dari dokumen guru Bahasa Indonesia kelas V di
SDN Kriwen 02. Pada tahap pra siklus, siswa yang mendapatkan nilai di atas
KKM hanya 5 anak atau sebesar 38%, Fakta tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam meningkatkan
keterampilan menyimak cerita. Secara rinci daftar nilai keterampilan menyimak
cerita anak di kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo pada pra siklus
dapat dilihat di lampiran 38. Nilai keterampilan menyimak cerita anak pada pra
siklus secara singkat disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 4.1 Distibusi Frekuensi Data Nilai Evaluasi
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pra Siklus
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Persentase
(%)
1. 52 – 58 3 55 220 25%
2. 59 – 65 4 62 124 14%
3. 66 – 72 1 69 138 16%
4. 73 – 79 2 76 304 35%
5. 80 – 86 3 83 83 10%
Jumlah 13 90 869 100%
Nilai Rata-rata kelas = 67
Ketuntasan Klasikal (5 : 13) x 100% = 38%
Berdasarkan tabel hasil nilai evaluasi keterampilan menyimak cerita anak
sebelum diterapkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD
Negeri Kriwen 02 kecamatan Sukoharjo pada tabel 4.1, maka data tersebut dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Evaluasi Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Pra Siklus
25%
14% 16%
35%
10% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, data nilai rata-rata keterampilan
menyimak cerita anak pada pra siklus sebesar 67. Siswa yang memperoleh nilai
52-58 ada 4 siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 59-65 ada 2 siswa
atau 14%. Siswa yang memperoleh nilai 66-72 sebanyak 2 siswa atau 16%. Siswa
yang mendapat nilai 73-79 sebanyak 4 siswa atau 35%. Siswa yang mendapat
nilai 80-86 sebanyak 1 siswa atau 10%. Berdasarkan tabel 3, siswa yang mendapat
nilai di bawah 73 (KKM), yaitu sebanyak 8 siswa atau 62% dan siswa yang
memenuhi nilai KKM, yaitu sebanyak 5 siswa atau 38%. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 38% masih berada di bawah
ketuntasan belajar yang ditetapkan, yaitu sebesar 80% siswa mendapat 73
(KKM). Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembelajaran keterampilan menyimak
cerita anak pada kelas V di SD Negeri Kriwen 02, masih tergolong rendah.
Berdasarkan data yang telah dijelaskan, maka diperlukan perbaikan dalam
pembelajaran. Solusi yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak, yaitu dengan menerapkan
penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk belajar. Pendekatan
tersebut adalah pendekatan SAVI. Penggunaan pendekatan SAVI dapat membantu
siswa dalam memahami isi cerita anak yang disimak dan siswa lebih tertarik
untuk menyimak cerita anak . Pembelajaran keterampilan menyimak menjadi
lebih menarik dengan pemaksimalan empat modalitas dasar yang dimiliki siswa,
yaitu dengan pengoptimalan unsur somatis dengan pemberian lembar kerja saat
kegiatan menyimak dan membahas lembar kerja tersebut dengan berdiskusi
kelompok, pengoptimalan unsur audio visual dengan penayangan media CD yang
membuat pembelajaran lebih menarik, dan pengoptimalan intelektual siswa
dengan pemberian lembar evaluasi. Sehingga, siswa tertarik dan lebih mudah
memahami isi cerita anak yang disimaknya.
2. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
samapai tanggal 15 Mei 2012. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas dengan tahapan- tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan, peneliti melaksanakan observasi terhadap
pembelajaran untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak yang dilaksanakan guru kelas dan hasil nilai evaluasi
pembelaiaran keterampilan menyimak cerita anak pada siswa selama
pembelajaran. Selain mengetahui proses dan hasil pembelajaran, observasi
juga dilaksanakan untuk mengetahui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang digunakan oleh guru kelas. Berdasarkan data hasil observasi, maka
peneliti mengadakan diskusi dengan guru untuk menentukan alternatif
pemecahan masalah pembelajaran tersebut. Alternatif pemecahan masalah
yang disepakati, yaitu penerapan pendekatan SAVI.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I disepakati dilaksanakan sebanyak
2 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin tanggal 14 Mei dan hari Selasa 15 Mei
2012. Perencanaan siklus I dijabarkan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelakaknaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun adalah
RPP kelas V semester II dengan keterampilan menyimak cerita anak.
Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 3 x 35 menit (3 jam pelajaran) setiap pertemuan. RPP yang disusun
terdiri dari: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, serta penilaian lihat pada lampiran 2 (hlm. 100).
2) Menyiapkan Sumber Belajar yang Digunakan
Peneliti menggunakan berbagai sumber belajar yang ada, baik buku
ajar maupun lingkungan sekitar dan pengalaman anak. Buku ajar yang
digunakan adalah buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak, peneliti menggunakan
beberapa buku Bahasa Indonesia Kelas V.
3) Mempersiapkan Media, Fasilitas, dan Sarana Pendukung
Peneliti mengkondisikan kelas agar kondusif dengan cara mengatur
ruang kelas secara klasikal, namun siswa diberi kenyamanan dan
kebebasan memilih tempat duduk pada saat menyimak cerita anak yang
ditayangkan. Peneliti bersama guru juga rnenyiapkan media yang
digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan pada siklus I
adalah media animasi audio visual, berupa video cerita animasi yang
berjudul “Kufur dan syukur” yang ditayangkan melalui laptop lalu
diproyeksikan dengan LCD Projector dan dilengkapi dengan speaker.
4) Menyiapkan Lembar Observasi dan Lembar Penilaian
Lembar observasi yang digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak, berupa lembar observasi efektivitas
pembelajaran setiap siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Aspek
yang diobservasi di antaranya, yaitu minat dan respon tertarik ketika
pembelajaran menyimak cerita, perhatian saat menyimak cerita yang
ditayangkan, aktif bekerja saat mendengarkan, antusias mengerjakan soal
tes evaluasi. Pedoman dan lembar observasi efektivitas pembelajaran
siswa dapat dilihat pada lampiran 26 (hlm. 147). Selain lembar observasi
efektivitas pembelajaran, peneliti juga menyusun lembar observasi guru.
Pedoman dan lembar pengamatan pada guru dapat dilihat dalam lampiran
27 (hlm. 152). Lembar penilaian yang digunakan berupa: tes tertulis, yaitu
menjawab pertanyaan berkaitan isi cerita yang disimak, lihat lampiran 4
(hlm.112) dan tes unjuk kerja, yaitu menceritakan kembali isi cerita, lihat
pada lampiran 10 (hlm. 119).
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan mulai tanggal 14 Mei
sampai tanggal 15 Mei 2012. Peneliti dalam pelaksanaan tindakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
berkolaborasi dengan guru kelas V menyiapkan penerapan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak. peneliti bertindak
sebagai pengajar dan guru kelas sebagai observer atau pengamat.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertania dilaksanakan pada hari
senin 14 februari 2012 dari pukul 07.00 sampai pukul 09.30 WIB (3 jam
pelajaran) Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah
mengenai unsur-unsur cerita anak. Pada pertemuan pertama siklus I ini,
akan diadakan penilaian tes tertulis secara individu. Langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan di awal dengan mengucapkan salam kemudian
menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran dilanjutkan dengan berdoa dan melaksanakan presensi
siswa secara satu persatu. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan
bertanya jawab tentang cerita anak yang paling disukai dan cerita anak
yang telah diketahui siswa. Kegiatan bertanya jawab mengenai cerita
yang disukai bertujuan agar siswa tertarik pada materi yang akan
diajarkan. setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan tersebut yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang
telah disusun.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa ditugaskan menyimak cerita anak berjudul
“Kufur dan Syukur" melalui media animasi audio visual, hal ini
dilakukan untuk memaksimalkan modalitas auditoris dan visual yang
dimiliki siswa. Kegiatan inti didominasi dengan metode tanya jawab,
diskusi ,penugasan, dan bimbingan guru melalui ceramah. Kegiatan
inti meliputi 3 proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan kofirmasi.
(1) Eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Pada kegiatan eksplorasi, siswa memunculkan informasi
dari berbagai sumber tentang cerita anak dengan bimbingan guru.
Siswa menyebutkan pengertian cerita anak dengan menggunakan
kata-kata yang sederhana. Kemudian, diadakan tanya jawab
mengenai unsur-unsur cerita anak (tokoh, latar, tema, dan amanat).
Pada kegiatan tanya jawab ini, masih banyak siswa yang belum
mau mengungkapkan pendapatnya, sehingga guru memberikan
bimbingan agar siswa mampu berpendapat. Setelah itu, guru
menjelaskan dan memfasilitasi proses pembelajaran yang
dilaksanakan agar siswa dapat mengikuti aktivitas pembelajaran
dengan tertib dan tidak mengalami kebingungan. Dalam kegiatan
eksplorasi, siswa menyimak cerita anak berjudul “Kufur dan
Syukur” yang berdurasi sekitar 20 menit. Dalam kegiatan
menyimak cerita anak ini diharapkan siswa mampu untuk
menganalisis unsur yang terkandung dalam cerita anak (tokoh,
tema, latar dan amanat).
(2) Elaborasi
Setelah siswa menyimak cerita anak berjudul “kufur dan
Syukur” ketika menyimak cerita siswa diberi kesempatan untuk
menganalisis cerita melalui berdiskusi dengan sekelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa tentang tokoh, latar, tema, dan amanat cerita
yang telah disimak. Dengan diskusi yang dilakukan siswa ini akan
mampu meningkatkan kemapuan somatis (gerak) yang dimiliki
anak tersebut. Setelah selesai berdiskusi dengan teman satu
kelompok, siswa secara individual atau perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi mengenai tokoh-tokoh beserta sifat,
latar, tema, dan amanat dalam cerita yang disimak melalui media
animasi audio visual tersebut. Selama pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak melalui media animasi audio visual dan
diskusi mengenai isi cerita, guru juga mengamati efektivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembelajaran melalui lembar observasi efektivitas pembelajaran
lihat lampiran 36 (hlm. 164).
(3) Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, siswa bersama guru
melaksanakan evaluasi hasil diskusi, yaitu mengenai tokoh-tokoh
beserta sifat, latar, tema, dan amanat dalam cerita yang disimak.
Kegiatan evaluasi hasil diskusi dilaksanakan agar siswa
mengetahui jawaban yang benar dan menghindari salah konsep
pada siswa. Kemudian, guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan secara lisan terhadap diskusi yang telah dilaksanakan.
Setelah itu, siswa bersama guru melakukan refleksi proses
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak.
c) Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat simpulan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Siswa mengerjakan tes individu yang berupa tes
tertulis menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita anak yang
disimak melalui pendekatan SAVI. Kemudian, siswa bersama guru
merefleksi pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak yang
telah dilaksanakan. Guru juga memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kemudian, di lanjutkan dengan menyampaikan perencanaan
tindak lanjut berkaitan dengan pertemuan berikutnya. Pada pertemuan
berikutnya, siswa diharapkan mampu menceritakan kembali isi cerita
“Kufur dan Syukur”, yang telah disimak melalui pendekatan SAVI
dengan kalimat yang sederhana. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 15
Mei 2012 dimulai pukul 07.00 sampai pukul 08.45 WIB (3 jam pelajaran).
Tujuan pembelajaran pertemuan kedua ini berbeda dengan pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pertama, yakni siswa mampu menceritakan kembali isi cerita anak bejudul
“kufur dan Syukur” yang disimak secara runtut dan benar dengan
menggunakan bahasa sederhana. Langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan kedua dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam
kemudian siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran dilanjutkan dengan berdoa dan melaksanakan presensi
siswa satu persatu. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan bertanya
jawab mengenai materi yang sudah dibahas pada pertemuan
sebelummya. Guru memberikan pertanyaan mengenai unsur-unsur
cerita anak dan pengertiannya.
Kemudian, guru menjelaskan kepada siswa tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua tersebut,
yaitu siswa mampu menceritakan kembali isi cerita anak berjudul
“Kufur dan Syukur” yang disimak secara runtut dan benar dengan
menggunakan bahasa sederhana. Selain menjelaskan tujuan
pembelajaran, guru juga menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran, yakni mengingat
kembali cerita anak dan memceritakan kembali isi cerita.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab mengenai materi
pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti tersebut, siswa diberi tugas
untuk menceritakan kembali isi cerita anak yang disimak secara
individu. Kegiatan inti pada pertemuan kedua juga meliputi 3 proses,
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi, siswa secara aktif memunculkan
informasi mengenai unsur-unsur dalam cerita anak yang disimak
minggu lalu. Siswa melaksanakan tanya jawab mengenai isi cerita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
anak berjudul “Kufur dan Syukur” yang disimak secara individu
kemudian guru memfasilitasi dan membimbing siswa untuk
mengingat kembali isi cerita anak yang telah disimak pada
pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan menyimak cerita anak ini
diharapkan siswa mampu untuk menganalisis unsur yang
terkandung dalam cerita anak (tokoh, tema, latar dan amanat).
(2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa diberi kesempatan untuk
menganalisis alur cerita anak yang telah disimak melalui diskusi
kecil secara pasangan. Dengan diskusi ini akan memaksimalkan
kemampuan somatis dan intelektual siswa. Karena dengan siswa
aktif bergerak akan membuat otak aktif juga. Kemudian, siswa
dengan bimbingan guru membuat ringkasan cerita anak dengan
bahasa sendiri yang sederhana. Setelah siswa selesai membuat
ringkasan isi cerita, siswa diberi waktu untuk memahami isi cerita
tersebut.
Beberapa menit kemudian, guru meminta siswa
menceritakan kembali isi cerita anak untuk maju ke depan kelas.
Ketika siswa maju ini juga dapat memaksimalkan kemampuan
somatis anak. Guru menunjuk siswa maju satu persatu untuk
menceritakan kembali isi cerita anak yang disimak menggunakan
bahasa sendiri yang sederhana. Selain membimbing siswa
menceritakan kembali isi cerita anak yang telah disimak, guru juga
melakukan penilaian unjuk kerja dengan menggunakan lembar
penilaian tes kerja lihat lampiran 13 (hlm. 124).
(3) Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik
positif dan secara lisan terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan, guru juga memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi siswa. Setelah itu, siswa bersama guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
melaksanakan refleksi proses dan pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak, terutama pada kegiatan menceritakan
kembali isi cerita anak yang telah dilaksanakan. Siswa pada
kegiatan konfirmasi diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami.
c) Kegiatan penutup
Siswa dengan bimbingan guru, membuat simpulan
pembelajaran yang dilaksanakan, yakni mengenai menceritakan
kembali isi cerita anak yang disimak melalui pendekatan SAVI.
Kemudian, siswa diberi refleksi tentang pembelajaran keterampilan
menyimak cerita yang telah dilaksanakan. Siswa diberi umpan balik
dan penguatan terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Selain itu, guru juga menyampaikan lanjutan berupa
remidi maupun pengayaan. Guru menutup pembelajaran mengucapkan
salam.
c. Observasi
Observasi pada siklus I dilakukan selama proses dan hasil
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak melalui pendekatan SAVI,
baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Kegiatan observasi
difokuskan observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran didokumentasikan dalam bentuk
foto dan video selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan dokumentasi
dilaksanakan oleh teman sejawat.
Dalam kegiatan observasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
yang bertindak sebagai pengamat atau observer sedangkan peneliti sebagai
pengajar. Observer selama pembelajaran berlangsung bertugas untuk
mengamati aktivitas dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi
guru. Lembar observasi guru tersebut sudah dilengkapi dengan pedoman-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pedoman penilaian, sehingga dapat mengukur kualitas pengajaran yang
dilakukan oleh guru (peneliti).
Observasi pada siswa dilaksanakan oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Observasi pada siswa tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Observasi pada siswa mengenai keefektifan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan SAVI saat menyimak cerita anak. Observasi pada
siswa berupa pengamatan terhadap kegiatan menceritakan kembali isi cerita
melalui pendekatan SAVI. Observasi pada siswa pada hasil nilai tes tertulis,
berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita anak yang
disimak sebelumnya. Kegiatan observasi siklus I, yakni pertemuan pertama
dan pertemuan kedua dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Observasi Guru
Observasi terhadap guru yang mengajar dilaksanakan oleh guru
kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo. Observasi tersebut
dilaksanakan selama proses pembelajaran keterampilan menyimak cerita
anak dengan pendekatan SAVI, dimulai dari awal hingga akhir
pembelajaran. Observasi dilaksanakan pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua, kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
Berdasarkan data hasil observasi guru yang diamati oleh observer
(guru kelas) pada lampiran 28 (hlm. 153), maka dapat diketahui bahwa
guru (peneliti) masih memiliki kekurangan dalam mengajar.
Berdasarkan hasil observasi guru terutama siklus I pertemuan l,
dapat diketahui yakni: (l) persiapan sebelum pembelajaran sudah baik; (2)
kegiatan membuka pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik; (3)
penguasaan materi tentang cerita anak sudah baik; (4) penyampaian materi
cukup jelas dan sistematis; (5) media yang diterapkan kurang menarik
perhatian siswa karena suara dari media yang digunakan kurang jelas; (6)
keefektivitasan pembelajaran juga baik; (7) dalam pemilihan strategi
pembelajaran guru juga tcukup baik, sehingga dapat mengelola kelas saat
pembelajaran berlangsung; (8) guru cukup memberikan umpan balik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
penguatan positif; (9) guru cukup dapat menumbuhkan partisipasi aktif
siswa melalui tanya jawab; ( l0) pada awal pembelajaran, suara guru cukup
jelas terdengar sedangkan bahasa yang digunakan guru sudah baku dan
jelas. Namun, saat kondisi kelas mulai tidak terkontrol, suara guru menjadi
kurang jelas; (11) evaluasi pembelajaran, yakni tes tertulis dapat terlaksana
dengan cukup baik; dan (12) guru juga dapat menutup pembelajaran
dengan lancar. Sehingga, dapat simpulkan bahwa nilai rata-rata skor
observasi guru pada pertemuan perlama adalah sebesar 2,58 yang berarti
cukup.
Berdasarkkan data hasil observasi guru pada lampiran 29 (hlm.
154), terutama siklus I pertemuan 2, diketahui bahwa (1) persiapan
sebelum pembelajaran sudah baik; (2) kegiatan membuka pembelajaran
sudah dilaksanakan dengan cukup ; (3) guru baik dalam penguasaan
materi; (4) penyampaian materi baik dan jelas serta sistematis; (5) media
yang diterapkan tepat karena dapat menarik perhatian dan siswa dengan
baik; (6) keefektivitasan pembelajaran juga baik; (7) guru masih baik
dalam pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan, sehingga
dapatdapat mengelola kelas; (8) guru sangat baik memberikan umpan balik
dan penguatan, baik verbal maupun non verbal; (9) guru dapat
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dengan baik; (10) suara guru sangat
jelas dan bahasa yang digunakan guru sudah baku serta sangat jelas; (11)
evaluasi pembelajaran, yakni tes unjuk kerja baik; dan (12) guru juga
dapat menutup pembelajaran dengan lancar. Nilai rata-rata skor observasi
guru pada pertemuan kedua adalah sebesar 3,17 yang berarti cukup.
Berdasarkan uraian dan hasil obervasi guru yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata observasi guru siklus I sebesar 2,87
(cukup).
2) Observasi Efektivitas Pembelajaran
Observasi ini dilaksanakan pada siklus I pertemuan pertama.
Observasi keefektifan pembelajaran yang diamati ketika diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pendekatan SAVI. Objek observasi tersebut adalah seluruh siswa kelas V
yang berjumlah 13 siswa. Aspek efektivitas pembelajaran yang diobservasi
dan dinilai, di antaranya: (1) minat dan respon tertarik ketika pembelajaran
menyimak cerita; (2) perhatian saat menyimak cerita anak yang
ditayangkan; (3) aktif bekerja saat mendengarkan; (4) antusias
mengerjakan soal tes evaluasi lihat lampiran 36 (hlm. 164). Berdasarkan
hasil nilai observasi efektivitas pembelajaran pada siklus I (lihat lampiran
36 (hlm. 164), maka dapat dibuat tabel distribusi kategori dalam tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Kategori Efektivitas Pembelajaran Siklus I
No Kategori Frekuensi Persentase
1. A ( Sangat Baik ) 1 8%
2. B ( Baik ) 3 23%
3. C ( Cukup ) 5 38%
4. D ( Kurang ) 4 31%
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, maka dapat disajikan dalam
gambar 4.2 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4.2. Grafik Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran
Siklus I
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dan gambar 4.2, siswa yang dapat
mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak dengan
sangat baik dan kategori skor A ( 87) sebanyak 1 siswa atau 8%. Siswa
yang dapat Mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita dengan
baik dan mendapat kategori skor B (80-86) sebanyak 3 siswa atau 23%.
Siswa yang mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak
dengan cukup baik dan mendapat kategori skor C (73-79) sebanyak 5
siswa atau 38% dan siswa yang mengikuti pembelajaran keterampilan
cerita anak dengan kurang baik dan kategori skor D (<73) ada sebanyak 4
siswa atau 31%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil
observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar 74 atau dapat
dikategorikan C (cukup).
3) Observasi Hasil Nilai Tes Tertulis Siswa
Observasi hasil nilai tes tertulis siswa hanya dilaksanakan setiap
pertemuan pertama karena tes tertulis hanya dilaksanakan pada akhir
31% 38%
23%
8%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
D C B A
F
R
E
K
U
E
N
S
I
KATEGORI SKOR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pertemuan pertama. Observasi yang dilaksanakan berupa observasi hasil
nilai tes tertulis keterampilan menyimak cerita anak. Tes tertulis berupa
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita anak berjudul “Kufur dan
Syukur” yang telah disimak. Terdapat lima pertanyaan yang berkaitan
dengan tokoh-tokoh, sifat tokoh, latar tempat dan waktu, tema cerita, serta
amanat yang terkandung dalam cerita anak “Kufur dan Syukur”.
Berdasarkan nilai tes keterampilan menyimak cerita anak berjudul “kufur
dan Syukur” di kelas V pada siklus I, maka data tersebut dapat dilihat pada
tabel data distribusi frekuensi nilai pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Nilai tes tertulis
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Sikus I
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 52 – 58 1 55 55 6%
2. 59 – 65 2 62 124 13%
3. 66 – 72 2 69 138 15%
4. 73 – 79 5 6 380 40%
5. 80 – 86 3 83 249 26%
Jumlah 13 946 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 73
Ketuntasan Klasikal (8:13) x 100% = 62%
Berdasarkan tabel 4.3, maka data tersebut dapat disajikan dalam
grafik pada gambar 4.3 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 4.3 Grafik hasil Nilai tes Tertulis
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus I
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 di atas, dapat diketahui
bahwa nilai tes keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD
Negeri Kriwen 02 pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 73 dengan
nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 86 dan nilai terendah 52. Siswa
yang mendapatkan nilai 52-58 sebanyak 1 siswa atau 6%. Siswa yang
mendapatkan nilai 59-65 sebanyak 2 siswa atau 13%, Siswa yang
memperoleh nilai 66-72 sebanyak 2 siswa atau 15%. Siswa yang
mendapatkan nilai 73-79 sebanyak 5 siswa atau 40%. Siswa yang
mendapatkan nilai 80-86 sebanyak 3 siswa atau 26%. Berdasarkan data
dari tabel 5, siswa dengan mencapai nilai batas tuntas KKM (nilai >73)
adalah sejumlah 8 siswa atau (62%) sedangkan siswa yang mendapatkan
nilai di bawah batas tuntas KKM (nilai 73) adalah sejumlah 5 siswa atau
(38%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan secara klasikal dalam tes
tertulis keterampilan menyimak cerita anak adalah sebanyak 62% dari
jumlah total siswa.
6% 13%
15%
40%
26%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
52 - 58 59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4) Observasi Kegiatan Menceritakan Kembali Isi cerita
Kegiatan observasi yang dilaksanakan pada pertemuan kedua
siklus I Keterampilan psikomotor yang diobservasi adalah keterampilan
siswa menceritakan kembali isi cerita anak berjudul “Kufur dan Syukur”
yang telah disimak melalui pendekatan SAVI. Observasi kegiatan
menceritakan kembali isi cerita ini dilaksanakan dengan alat bantu berupa
lembar pengamatan tes unjuk kerja (menceritakan kembali isi cerita) yang
dapat dilihat pada lampiran 13 (hlm. 124). Kriteria pengamatan yang
dinilai dalam tes unjuk karya tersebut, di antaranya: (l) keruntutan kalimat
& kelancaran (2) ketepatan penggunaan kata; dan (3) kelengkapan isi
cerita. Secara rinci daftar nilai tes unjuk kerja (menceritakan kembali isi
cerita cerita anak) di kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 (hlm. 124). Berdasarkan data
tes unjuk kerja tersebut maka dapat dibuat tabel data distribusi frekuensi
nilai pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Nilai tes unjuk Kerja
(Menceritakan Kembali) Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus I
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 59-65 2 62 124 12%
2. 66-72 4 69 276 28%
3. 73-79 1 76 76 8%
4. 80-86 3 83 249 25%
5. 87-93 3 90 270 27%
Jumlah 13 995 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 77
Ketuntasan Klasikal (20 : 28) x 100% = 54%
Berdasarkan tabel 4.4, Maka data tersebut dapat disajikan gambar
4.4. berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 4.4. Grafik Hasil Nilai Tes Unjuk Kerja (Menceritakan Kembali)
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus I
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4 tersebut, maka dapat diketahui
bahwa tes unjuk kerja keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD
Negeri Kriwen 02 pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 77 dengan nilai
tertinggi yang dicapai siswa adalah 93 dan nilai terendah 59. Siswa yang
mendapatkan nilai 59-65 sebanyak 2 siswa atau 12%. Siswa yang mendapatkan
nilai 66-72 sebanyak 4 siswa atau 28%. Siswa yang mendapatkan nilai 73-79
sebanyak 1 siswa atau 8%. Siswa yang memperoleh nilai 80-86 sebanyak 3 siswa
atau 25% dan siswa yang memperoleh nilai 87-93 sebanyak 3 siswa atau 27%.
berdasarkan data dari tabel 6, siswa yang mendapatkan nilai di atas batas tuntas
KKM (nilai ≥73) adalah sejumlah 7 siswa atau (54%) sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai di bawah batas tuntas KKM (nilai ≥73) adalah sejumlah 6
siswa atau (46%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan secara klasikal dalam
unjuk kerja keterampilan menyimak cerita anak adalah sebanyak 54% dari total
siswa kelas V tersebut.
12%
28%
8%
25%
27%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87-93
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Berdasarkan siklus I yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka
memperoleh sejumlah data dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Data
yang memperoleh dari pertemuan pertama, yakni data nilai tes tertulis
keterampilan menyimak cerita anak. Selain data tersebut, pada pertemuan pertama
akan didapatkan data efektivitas pembelajaran selama proses pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak . Data yang diperoleh dari pertemuan kedua,
yakni data nilai tes unjuk kerja keterampilan menyimak cerita anak.
Setelah data tersebut diperoleh, kemudian data diolah dan direkapitulasi,
data yang direkapitulasi dan dihitung nilai rata-ratanya adalah data nilai tes tertulis
keterampilan menyimak cerita anak dan data nilai tes unjuk kerja keterampilan
menyimak cerita anak. Sedangkan data efektivitas pembelajaran selama proses
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak merupakan suatu penilaian
tersendiri dan tidak direkapitulasi bersama data yang lain. Secara lebih jelas,
rekapitulasi data tersebut dapat dilihat dalam daftar nilai keterampilan menyimak
cerita anak siklus I pada lampiran 13 (hlm. 124). Data menyimak cerita anak yang
diperoleh pada siklus I, dapat membuat tabel data distributif frekuensi
keterampilan menyimak cerita anak seperti pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan
Menyimak Cerita Anak Siklus I
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 59-65 3 62 186 19%
2. 66-72 2 69 138 14%
3. 73-79 2 76 152 16%
4. 80-86 5 83 415 42%
5. 87-93 1 90 90 9%
Jumlah 13 981 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 75
Ketuntasan Klasikal (7:13) x 100% = 62%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan tabel 4.5, maka data tersebut dapat disajikan dalam grafik gambar 4.5
berikut:
Gambar 4.5. Grafik Nilai Keterampilan Menyimak cerita Anak Siklus I
Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 tersebut, maka dapat diketahui
bahwa keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen
02 pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 75 dengan nilai tertinggi yang
dicapai siswa adalah 93 dan nilai terendah 59. Siswa yang mendapatkan nilai 59-
65 sebanyak 3 siswa atau 19%. Siswa yang memperoleh nilai 66-72 sebanyak 2
siswa atau 14%. Siswa yang mendapatkan nilai 73-79 sebanyak 2 siswa atau 16%,
Siswa yang mendapatkan nilai 80-86 sebanyak 5 siswa atau 42%. Siswa yang
memperoleh nilai 87-93 sebanyak 1 siswa atau 9%.
Berdasarkan data dari tabel 4.5 dan daftar nilai pada lampiran 40 (hlm.
170), siswa mendapatkan nilai di atas batas tuntas KKM (nilai ≥ 73) adalah
sejumlah 8 siswa atau (62%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah
batas tuntas (nilai ≥ 73) adalah sejumlah 5 siswa atau (38%). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita anak pada siklus
19%
14% 16%
42%
9% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87-93
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
I belum memenuhi indikator keberhasilan siklus, yakni sebesar 80% dari 13 siswa
kelas V SD Negeri Kriwen 02.
d. Refleksi
Data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan atau observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan
observasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti
melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil tes tertulis dan hasil
observasi efektivitas pembelajaran yang diperoleh pada pertemuan pertama,
serta hasil tes unjuk yang diperoleh ada pertemuan kedua. Hasil tes tertulis dan
unjuk kerja dibuat nilai rata-rata sedangkan hasil observasi efektivitas
pembelajaran menjadi nilai tersendiri. Berdasarkan hasil tes tertulis dan unjuk
kerja, diperoleh nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita anak pada siswa
kelas V. Nilai rata-rata tersebut kemudian dibandingkan dengan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Hasil observasi efektivitas pembelajaran juga
dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, Indikator kinerja
siklus I sebesar 80%, dapat diartikan bahwa siswa yang harus memenuhi
KKM ( 73) adalah sebanyak 11 siswa atau 80% dari jumlah seluruh siswa
kelas V, yakni 13 siswa. Hasil observasi dapat dilihat dalam lampiran 36 (hlm.
164)
Analisis hasil pelaksanaan tindakan siklus I kemudian direfleksi sesuai
dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru melaksanakan
penilaian keterampilan menyimak cerita anak, hasil penilaian guru dapat
dilihat dalam lampiran 29 (hlm.154). Hasil nilai rata-rata kelas mencapai 75.
Siswa yang memperoleh nilai 73 sejumlah 8 siswa atau 62% dari 13 siswa.
Penilaian dari hasil efektivitas pembelajaran siswa diperoleh hasil yakni siswa
yang dapat mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak
dengan sangat baik dan kategori skor A ( 87) sebanyak 1 siswa atau 8%.
Siswa yang dapat mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak
dengan baik dan mendapat kategori skor B (80-86) sebanyak 3 siswa atau
23%. Siswa yang mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dengan cukup baik dan mendapat kategori skor C (73-79) sebanyak 5 siswa
atau 38% dan siswa yang mengikuti pembelajaran keterampilan cerita anak
dengan kurang baik dan kategori skor D (<73) ada sebanyak 4 siswa atau
31%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil observasi
efektivitas pmbelajaran adalah sebesar 74 atau dapat dikategorikan C (Cukup).
Persentase ketuntasan secara klasikal pada nilai efektivitas pembelajaran
hanya sebesar 69% dari jumlah seluruh siswa kelas V.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil nilai keterampilan
menyimak cerita anak di kelas V pada siklus I belum mencapai target
indikator kinerja yang ditetapkan peneliti sedangkan efektivitas pembelajaran
perlu ditingkatkan karena masih terdapat 4 siswa atau 31% dengan kategori D
(<73) dan persentase ketuntasan efektivitas pembelajaran hanya sebesar 69%,
yang berarti belum mencapai target indikator sebesar >80% siswa yang
mendapatkan nilai >73.
Belum tercapainya target indikator kinerja pada siklus I disebabkan
beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran. Pertama, kekurangan dalam
hal keterampilan mengajar guru selama proses pembelajaran, di antaranya: (1)
guru kurang dalam penggunaan media pembelajaran, karena suara dari media
pembelajaran yang digunakan kurang jelas; (2) guru cukup jelas dalam
menjelaskan materi pembelajaran, namun masih kurang dalam sistematika
penyampaian pembelajaran; (3) pada saat tes unjuk kerja, guru kurang
memberikan bimbingan dan kalimat bantuan pada siswa, sehingga siswa
kurang mampu menceritakan isi cerita anak.
Kedua, kekurangan pada pihak siswa dalam mengikuti pembelajaran,
yakni (l) berdasarkan hasil observasi efektivitas pembelajaran, diketahui
bahwa sebagian siswa kurang aktif bekerja saat mendengarkan, sehingga
sebagian siswa terlewat untuk mengisi kolom jawaban ketika kegiatan
menyimak berlangsung; (2) siswa masih malu dalam menjawab dan
mengajukan pertanyaan; (3) kurang maksimalnya siswa dalam penggunaan
somatis mereka, hal ini dapat dilihat dari siswa kurang berani maju ke depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kelas untuk menceritakan kembali; dan (4) siswa kesulitan dalam hal somatis
yaitu ketika harus menyampaikan isi cerita dengan bahasa sendiri karena
siswa masih membutuhkan dari guru. Hal tersebut berdasarkan lampiran 36
(hlm.164).
Ketiga, kekurangan dalam hal pendekatan SAVI, yaitu (1) sarana audio
pada siklus pertama kurang maksimal; (2) sarana visualisasi yang berupa vidio
anak hanya ditayangkan sebanyak l x pada pertemuan pertama sedangkan
pada pertemuan ,kedua hanya ditayangkan sekilas dipercepat; (3) unsur
somatis siswa kurang dimaksimalkan.
Berdasarkan analisis tersebut, maka daput disimpulkan bahwa refleksi
kekurangan terdapat dalam proses dan hasil pembelajaran, yakni hasil nilai
keterampilan menyimak cerita anak serta hasil observasi efektivitas
pembelajaran siklus I belum mencapai indikator kinerja ( 80%). Pendekatan
pembelajaran perlu diperbaiki dalam hal pemaksimalan modalitas dasar siswa
yaitu pada somatis, audiori, visual serta intelektual. Oleh karena itu, peneliti
melanjutkan pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak pada siklus
berikutnya, yakni siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang muncul pada
siklus I tersebut.
3. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan terdiri dari
tiga jam pelajaran (3 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 21 sampai
tanggal 22 Mei 2012. Terdapat sedikit perbedaan pada tindakan siklus II
tersebut , yaitu perbedaan cerita anak yang ditayangkan. Pada siklu I, cerita
anak yang ditayangkan berjudul “Kufur dan Syukur” sedangkan pada siklus II,
cerita anak yang ditayangkan berjudul “Cinde Laras”. Penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan-tahapan yang
dilakukan sebagai berikut:
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I, dapat
diketahui bahwa hasil nilai keterampilan menyimak cerita anak serta hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
observasi efektivitas pembelajaran di kelas V SD Negeri Kriwen 02
Kecamatan Sukoharjo belum mencapai indikator kinerja, yakni 80%.
Oleh karena itu, dilaksanakan tindakan siklus II dengan langkah-langhah
perencanaan tindakan sebagai berikut:
1) Identifikasi Masalah Siklus I dan Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan refleksi pada tindakan siklus I, dapat diketahui
bahwa belum tercapainya indikator kinerja pada proses dan hasil
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak disebabkan adanya
beberapa kekurangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Keterampilan mengajar guru selama proses pembelajaran, yakni :
(1) guru kurang dalam penggunaan media pembelajaran, karena
suara dari media pembelajaran yang digunakan kurang jelas; (2)
guru cukup jelas dalam menjelaskan materi pembelajaran, namun
masih kurang dalam sistematika penyampaian pembelajaran; (3)
pada saat tes unjuk kerja, guru kurang memberikan bimbingan dan
kalimat bantuan pada siswa, sehingga siswa kurang mampu
menceritakan isi cerita anak.
(b) Siswa dalam mengikuti pembelajaran, yakni : (l) berdasarkan hasil
observasi efektivitas pembelajaran, diketahui bahwa sebagian
siswa kurang aktif bekerja saat mendengarkan, sehingga sebagian
siswa terlewat untuk mengisi kolom jawaban ketika kegiatan
menyimak berlangsung; (2) siswa masih malu dalam menjawab
dan mengajukan pertanyaan; (3) kurang maksimalnya siswa dalam
penggunaan somatis mereka, hal ini dapat dilihat dari siswa kurang
berani maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali; dan (4)
siswa kesulitan dalam hal somatis yaitu ketika harus
menyampaikan isi cerita dengan bahasa sendiri karena siswa masih
membutuhkan dari guru.
(c) Pendekatn pembelajarn SAVI, yaitu ( 1) sarana audio pada siklus
pertama kurang maksimal; (2) sarana visualisasi yang berupa vidio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
anak hanya ditayangkan sebanyak l x pada pertemuan pertama
sedangkan pada pertemuan ,kedua hanya ditayangkan sekilas
dipercepat; (3) unsur somatis siswa kurang dimaksimalkan.
Berdasarkan identifikasi masalah pada tindakan siklus I
tersebut, maka dapat ditemukan pemecahan masalah yang tepat,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Pemecahan masalah keterampilan mengajar guru selama proses
pembelajaran, yakni: (l) Guru memperbaiki sarana audio ketika
proses menyimak cerita berlangsung sehingga siswa dapat
fokus menyimak, (2) guru berusaha lebih sistematis dalam
menjelaskan materi pembelajaran; dan (3) guru membimbing
siswa pada saat tes unjuk kerja dengan memberikan kalimat
bantuan maupun mengingatkan urut-urutan peristiwa yang ada
dalam cerita anak, sehingga siswa mampu menceritakan isi
cerita anak.
(b) Pemecahan masalah yang menyangkut siswa dalam mengikuti
pembelajaran yakni (1) guru mengingatkan kembali untuk
mengisi lembar kerja ketika proses menyimak berlangsung; (2)
guru memberikan motivasi agar siswa berani dan aktif
bertanya; (3) guru menunjuk satu persatu siswa agar berani
maju ke depan dan pemberian reward berupa nilai tambahan
bagi siswa yang berani maju secara sukarela agar siswa mampu
memaksimalkan somatis mereka; dan (4) siswa yang kesulitan
menyampaikan isi cerita dibimbing dengan kalimat bantuan
yang lebih sederhana dan dimengerti siswa.
(c) Pemecahan masalah yang menyangkut penerapan pendekatan
SAVI, yaitu (1) memaksimalkan sarana audio pada siklus
pertama yang kurang; (2) sarana visualisasi yang berupa video
anak pada siklus keduan ini ditayangkan dengan tidak
dipercepat; (3) unsur somatis siswa dimaksimalkan memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
siswa untuk mengisi lembar kerja dan untuk berani maju ke
depan menceritakan kembali isi cerita.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun adalah
RPP Kelas V semester II. Materi yang diajarkan sama dengan materi
pada siklus I, yakni keterampilan menyimak cerita anak. Pembelajaran
dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35
menit (4 jam pelajaran) setiap pertemuan. RPP yang disusun terdiri
dari: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode model
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, serta penilaian lihat lampiran 14 (hlm. 125).
3) Menyiapkan Sumber Belajar yang Digunakan
Peneliti menggunakan berbagai sumber belajar yang ada, baik
buku ajar maupun lingkungan sekitar dan pengalaman anak. Buku ajar
yang digunakan adalah buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak, peneliti
menggunakan buku yang sama dengan buku ajar pada siklus I, yakni
buku Bahasa Indonesia Kelas V.
4) Mempersiapkan Media, Fasilitas dan Sarana Pendukung
Peneliti mengkondisikan kelas agar kondusif dengan mengatur
kelas secara klasikal, namun siswa diberi kenyamanan dan mengatur
dan kebebasan memilih tempat duduk pada saat menyimak cerita anak
yang ditayangkan. Peneliti bersama guru juga bersiap dalam
mengunakan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan sama dengan yang digunakan pada siklus I, yakni
Pendekatan SAVI. Perbedaan terletak pada cerita yang ditayangkan,
pada siklus 1 cerita anak yang ditayangkan berjudul “Kufur dan
Syukur” sedangkan pada siklus II tersebut cerita anak berjudul “Cinde
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Laras”. Video cerita anak ditayangkan melalui laptop lalu
diproyeksikan dengan LCD Projector dan dilengkapi dengan speaker.
5) Menyiapkan Lembar Observasi dan Lembar Penilaian
Lembar observasi yang digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak siklus II tidak berbeda dengan
siklus I, yakni berupa lembar observasi efektivitas pembelajaran siswa
dari awal hingga akhir pembelajaran. Aspek yang diobservasi di
antaranya, yaitu minat dan respon tertarik ketika pembelajaran
menyimak cerita, perhatian saat menyimak cerita yang ditayangkan,
aktif ekerja saat mendengarkan, antusias mendengarkan soal tes
evaluasi. Pedoman dan lembar observasi efektivitas pembelajaran
dapat dilihat pada lampiran 37 (hlm. 166). Selain lembar observasi
efektivitas pembelajaran, peneliti juga menyusun lembar observasi
guru. Pedoman dan lembar pengamatan dapat dalam lampiran 26 (hlm.
147). Lembar penilaian yang digunakan berupa: tes tertulis, yaitu
menjawab pertanyaan berkaitan isi cerita yang disimak, dapat diiihat
pada lampiran 16 (hlm. 135) dan tes unjuk kerja, yaitu menceritakan
kembali isi cerita lihat lampiran 22 (hlm. 142).
b) Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai dari tanggal 28 Februari
sampai 3 Maret 2012 . Dalam pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti juga
berkolaborasi dengan guru kelas V dalam menerapkan pendekatan SAVI
untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak. Peneliti
bertindak sebagai pengajar dan guru kelas sebagai observer atau pengamat,
1) Petemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari senin 21 Mei 2012 dari pukul 07.00 sampai pukul 09.45 WIB
(3 Jam Pelajaran). Materi yang dipelajari pada siklus II pertemuan
pertama sama dengan materi pada siklus I, yakni mengenai unsur-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
unsur cerita anak. Pada pertemuan pertama pada siklus I, diadakan
penilaian tes tertulis secara individu. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam
kemudian menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan berdoa dan
melaksanakan presensi siswa secara satu persatu. Kegiatan
apersepsi dilaksanakan dengan bertanya jawab untuk
mengingatkan kembali tentang materi menyimak cerita anak.
Kegiatan bertanya jawab tersebut bertujuan agar siswa lebih paham
dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Setelah itu,guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
perternuan yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang telah
disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa ditugaskan menyimak cerita anak
melalui media animasi audio visual, hal ini dilakukan untuk
memaksimalkan modalitas auditoris dan visual yang dimiliki
siswa. Kegiatan inti didominasi dengan metode tanya jawab,
diskusi, penugasan, dan bimbingan guru melalui ceramah.
Kegiatan inti meliputi 3 proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
(1). Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi, siswa memunculkan
informasi dari berbagai sumber tentang cerita anak dengan
bimbingan guru. Siswa menyebutkan pengertian cerita anak
dengan menggunakan kata-kata yang sederhana. Pada kegiatan
eksplorasi siklus II tersebut, siswa lebih berani mengungkapkan
pendapat berani bertanya. Kemudian, diadakan tanya jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mengenai unsur-unsur cerita anak (tokoh, latar, tema dan
amanat). Pada kegiatan tanya jawab ini, hampir seluruh siswa
mampu menjawab pertanyaan mengenai unsur-unsur cerita
anak. Guru tidak perlu menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan karena siswa berani menjawab pertanyaan yang
disampaikan guru. Setelah itu, guru menjelaskan dan
memfasilitasi proses pembelajaran yang dilaksanakan agar
siswa mengikuti aktivitas pembelajaran dengan tertib dan tidak
mengalami kesulitas. Dalam kegiatan eksplorasi siklus II siswa
menyimak cerita anak berjudul “Cinde Laras” yang berdurasi
sekitar 15 menit melalui media animasi audio visual. Dengan
menyimak cerita “Cinde Laras” tersebut diharapkan siswa
dapat menganalisis unsur yang trkandung dalam cerita (tokoh,
tema, latar dan amanat).
(2). Elaborasi
Setelah siswa menyimak cerita anak berjudul “Cinde
Laras”, siswa diberi kesempatan untuk menganalisis cerita
melalui berdiskusi dengan teman satu kelompok yang terdiri
dari 3-4 siswa tentang tokoh, latar, tema, dan amanat cerita
yang telah disimak. Siswa menuliskan pokok-pokok isi cerita
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut ketika
mereka menyimak cerita, kemudian menganalisis unsur-unsur
cerita tersebut. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompok,
siswa secara individual atau perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi mengenai tokoh-tokoh beserta
latar, tema, dan amanat dalam cerita yang disimak melalui
pendekatan SAVI. Selama pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak melalui pendekatan SAVI guru
mengamati efektivitas pembelajaran siswa melalui lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
observasi efektivitas pembelajaran lihat pada lampiran 37 (hlm.
166).
(3). Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, siswa bersama guru
melaksanakan evaluasi diskusi, yaitu mengenai tokoh-tokoh
beserta sifat, latar, tema, dan amanat cerita bejudul “Cinde
Laras” yang telah disimak melalui pendekatan SAVI. Kegiatan
evaluasi hasil diskusi dilaksanakan agar siswa mengetahui
jawaban yang benar dan menghindari salah konsep pada siswa.
Guru menjelaskan dengan rinci mengenai unsur-unsur cerita
anak. Guru juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya
apabila masih belum paham. Kemudian, guru memberikan
umpan balik positif dan penguatan antara lisan terhadap diskusi
kelompok yang telah dilaksanakan. Setelah itu, siswa bersama
guru melakukan refleksi proses pembelajaran keterampilan
menyimak yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Siswa mengerjakan tes individu yang
berupa tes tertulis menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita
anak berjudul “Cinde Laras” yang disimak melalui pendekatan
SAVI. Kemudian, siswa bersama guru melakukan refleksi
pembelajaran keterampilan menyimak cerita yang telah
dilaksanakan. Guru juga memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Lalu dilanjutkan dengan menyampaikan rencana tindak lanjut
berkaitan dengan pertemuan berikutnya. Pada pertemuan
berikutnya, siswa diharapkan mampu menceritakan kembali isi
cerita judul “Cinde Laras”, yang telah disimak melalui pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
SAVI dengan menggunakan kalimat yang sederhana. Guru
menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua pada siklus II dilasanakan pada hari selasa,
22 Mei 2012 dimulai pukul 07.00 samapai pukul 09.45 (3 Jam
pelajaran). Tujuan pembelajaran pertemuan kedua ini berbeda dengan
pertemuan pertama, yakni siswa mampu memceritakan kembali isi
cerita anak berjudul “Cinde Laras”, yang disimak melalui pendekatan
SAVI, secara runtut dan benar dengan menggunakan bahasa sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua siklus II di
awali dengan mengucapkan saam kemudian siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan
berdoa dan melaksanakan presensi siswa secara satu persatu.
Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan tanya jawab mengenai
judul cerita anak yang telah disimak pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan pertanyaan mengenai unsur-unsur cerita anak
dalam cerita anak yang telah disimak. Kegiatan tanya jawab ini
bertujuan agar siswa mengingat kembali alur isi certa anak yang
disimak pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, guru menjelaskan
kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan kedua tersebut, yaitu siswa mampu menceritakan
kembali isi cerita berjudul “Cinde Laras” yang telah disimak
melalui pendekatan SAVI, secara runtut dan benar dengan
menggunakan bahasa senderhana. Selain menjelaskan tujuan
pembelajaran, guru juga menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran, yakni menuliskan
pokok-pokok peristiwa yang terjadi dalam cerita ketika proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
menyimak cerita berlangsung dan kegiatan menceritakan kembali
isi cerita anak.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab mengenai isi
cerita anak dan unsur-unsur cerita anak yang telah disimak pada
pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti tersebut, siswa diberi
tugas untuk menyimak cerita anak “Cinde Laras” serta mencatat
pokok-pokok peristiwa dan menceritakan kembali isi cerita anak
yang disimak secara individu di depan kelas. Kegiatan inti pada
pertemuan kedua juga meliputi yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi, siswa secara aktif
memunculkan informasi mengenai unsur-unsur cerita dalam
cerita anak yang disimak minggu lalu. Siswa melaksanakan
tanya jawab mengenai isi cerita anak berjudu “Cinde Laras”
yang telah disimak pada pertemuan sebelumnya. Dalam
kegiatan eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyimak
kembali cerita anak berjudul “Cinde Laras” melalui media
animasi audio visual untuk meningkatkan kemampuan auditoris
dan visual yang dimiliki siswa. Dengan menyimak cerita
“Cinde Laras” tersebut diharapkan siswa dapat menganalisis
unsur yang trkandung dalam cerita (tokoh, tema, latar dan
amanat).
(2) Elaborasi
Selain menyimak cerita anak, siswa juga diberi tugas
untuk mencatat pokok-pokok peristiwa dan alur cerita tersebut
bersama teman satu bangku atau secara berpasangan yang
terdiri dari 2 siswa. Kegiatan mencatat tersebut dilakukan
bersamaan dengan saat siswa menyimak cerita agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kemampuan somatis (gerak) siswa dapat dimaksimalkan.
Kemudian, siswa dengan bimbingan guru membuat ringkasan
cerita anak dengan bahasa sendiri yang sederhana. Setelah
siswa selesai membuat ringkasan isi cerita, siswa diberi waktu
untuk memahami isi cerita tersebut. Beberapa menit kemudian,
guru meminta siswa yang sudah siap menceritakan kembali isi
cerita anak untuk maju ke depan kelas, pada pertemuan kedua
siklus II tersebut, siswa yang berani maju tanpa harus ditunjuk
oleh guru, akan mendapatkan reward berupa nilai tambahan.
Kemudian, siswa mulai berani maju ke depan kelas untuk
menceritakan kembali isi cerita secara sukarela tanpa harus
ditunjuk oleh guru. Bahkan, sebagian banyak siswa sangat
bersemangat untuk kegiatan menceritakan kembali isi cerita
yang disimak. Bagi siswa yang kurang lancar dalam
menceritakan kembali, guru memberikan bimbingan dengan
cara mengingatkan kembali alur cerita anak tersebut. Selain
membimbing siswa dalam menceritakan kembali isi cerita anak
yang telah disimak, guru juga melaksanakan penilaian unjuk
kerja dengan menggunakan lembar penilaian tes unjuk kerja
lihat lampiran 25 (hlm. 146). Penilaian tes unjuk kerja tersebut
merupakan penilaian individu, jadi seluruh siswa diharapkan
mampu maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali isi
cerita yang telah disimaknya.
(3) Konfirmasi
Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan secara lisan terhadap proses dan
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian, guru
juga memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi siswa. Setelah itu, siswa bersama guru melaksanakan
refleksi proses dan hasil pembelajaran keterampilan menyimak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
terutama pada kegiatan menceritakan kembali isi cerita anak
yang telah dilaksanakan. Siswa pada kegiatan konfirmasi juga
diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahami.
c) Kegiatan penutup
Siswa dengan bimbingan guru, membuat simpulan
pembelajaran telah dilaksanakan, yakni mengenai menceritakan
kembali isi cerita anak telah disimak melalui pendekatan SAVI.
Kemudian, siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak yang telah dilaksanakan. Siswa
diberi umpan balik dari penguatan terhadap proses dan hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu, guru juga
menyampaikan kegiatan lanjutan berupa remidi maupun
pengayaan. Guru menutup pembelajaran mengucapkan salam.
c) Observasi
Seperti observasi pada siklus I observasi siklus II juga dilakukan
proses dan hasil pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak dengan
menggunakan pendekatan SAVI. Kegiatan observasi difokuskan pada
observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran didokumentasikan dalarn
bentuk foto dan video selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan
dokumentasi tersebut dilaksanakan oleh teman sejawat.
Dalam kegiatan observasi siklus II tersebut, peneliti berkolaborasi
dengan guru kelas sebagai observer sedangkan peneliti sebagai pengajar.
Observer bertugas mengamati aktivitas guru dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar observasi guru. Lembar observasi guru tersebut sudah
dilengkapi dengan pedoman-pedoman penilaian, sehingga dapat mengukur
kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Observasi pada siswa dilaksanakan oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Observasi pada siswa tersebut dibagi menjadi tiga
pengamatan, yaitu observasi efektivitas pembelajaran, observasi kegiatan
menceritakan kembali isi cerita, dan observasi hasil nilai tes tertulis siswa
pada pertemuan pertama. Observasi afektif pada siswa berupa efektivitas
pembelajaaran siswa selama mengikuti pembelajaran keterampilan
menyimak dengan menggunakan pendekatan SAVI. Observasi psikomotor
pada siswa berupa pengamatan terhadap kegiatan menceritakan kembali isi
cerita yang telah disimak melalui pendekatan SAVI. Observasi kognitif
pada siswa, yakni pengamatan pada hasil nilai tes tertulis, berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita anak yang disimak
sebelumnya. Kegiatan observasi pada siklus II, yakni pertemuan pertama
dan pertemuan kedua dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Observasi Guru
Seperti pada siklus I, observasi terhadap guru yang mengajar
oleh guru kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo.
Observasi tersebut dilaksanakan selama proses pembelajaran
keterampilan menyimak cerita anak dengan pendekatan SAVI, dimulai
dari awal hingga akhir pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk
mengamati keterampilan guru dalam mengajar. Penilaian disesuaikan
dengan kategori yang telah tersedia dalam lembar observasi guru.
Observasi dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua, kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
Berdasarkan data dari lampiran 32 (hlm. 157) mengenai hasil
observasi guru yang diamati oleh observer (guru kelas), maka dapat
diketahui bahwa guru (peneliti) sudah menunjukkan perbaikan dan
peningkatan apabila dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata
observasi guru siklus II berdasarkan lampiran 30 (hlm. 155) tersebut,
terutama pada siklus II pertemuan 1, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) persiapan pembelajaran sudah dilaksanakan cukup baik; (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kegiatan membuka pembelajaran sudah dilakukan dengan baik dan
runtut; (3) guru sudah menguasai materi dengan baik, sehingga dapat
dimengerti siswa dengan baik pula; (4) Penyampaian materi dengan
sangat jelas, mudah dipahami, dan sistematis; (5) Media yang
digunakan sangat tepat dan menarik perhatian siswa untuk menyimak;
(6) Pembelajaran sudah cukup efektif; (7) strategi pembelajaran yang
dilaksanakan guru sudah cukup tepat, sehingga guru dapat mengelola
kelas saat pembelajaran berlangsung dan siswa dapat memperhatikan
materi yang diajarkan oleh guru dengan baik; (8) guru sudah baik
dalam memberikan umpan balik dan penguatan positif; (9) guru sudah
baik dalam menumbuhkan partisipasi akif siswa melalui kegiatan tanya
jawab; (10) suara dan penggunaan bahasa guru sudah baik dan dapat
terdengar jelas karena kondisi kelas yang sudah kondusif; (11) guru
melaksanakan evaluasi berupa tes tertulis dengan cukup baik; dan (12)
guru juga dapat menutup pembelajaran dengan cukup lancar.
Sehingga, dapat simpulkan bahwa nilai rata-rata skor observasi guru
pada siklus II pertemuan pertama adalah sebesar 3 yang berarti baik.
Pada siklus II pertemuan 2, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) pesiapan pembelajaran sudah dilaksanakan cukup baik; (2)
kegiatan membuka pembelajaran dilakukan dengan sangat baik dan
runtut; (3) guru sudah menguasai materi dengan baik, sehingga dapat
dipahami dengan mudah; (4) penyampaian materi sangat jelas, mudah
dipahami, dan sistematis; (5) media yang digunakan sangat tepat dan
menarik perhatian dan motivasi siswa untuk menyimak cerita anak; (6)
pembelajaran sudah cukup efektif; (7) strategi pembelajaran yang
dilaksanakan guru sudah cukup tepat, sehingga guru dapat mengelola
kelas saat pembelajaran berlangsung dan siswa dapat memperhatikan
materi yang diajarkan oleh guru dengan baik; (8) guru sudah baik
dalam memberikan umpan balik dan penguatan positif; (9) guru sudah
baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tanya jawab; (10) suara dan penggunaan bahasa guru sudah baik dan
dapat terdengar jelas karena kondisi kelas yang sudah kondusif; (11)
guru melaksanakan evaluasi berupa tes unjuk dengan baik, tertib, dan
tepat waktu; serta (12) guru juga dapat menutup pembelajaran dengan
baik dan lancar. Sehingga, dapat diketahui nilai rata-rata skor observasi
guru pada pertemuan kedua adalah sebesar 3,29 yang berarti baik.
Berdasarkan uraian dan data hasil observasi guru yang telah
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata observasi guru
siklus II sebesar 3,29 (baik).
2) Observasi Efektivitas Pembelajaran
Seperti pada siklus I, observasi efektivitas pembelajaran
hanya dilaksanakan pada pertemuan pertama. Observasi yang diamati
berupa efektivitas pembelajaran siswa selama mengikuti pembelajaran
keterampilan menyimak dengan menggunakan Pendekatan SAVI.
Objek observasi tersebut adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah
13 siswa. Aspek efektivitas pembelajaran yang diobservasi seperti
pada siklus I, yakni: (1) minat dan respon tertarik ketika pembelajaran
menyimak cerita; (2) perhatian saat menyimak cerita anak yang
ditayangkan; (3) aktif bekerja saat mendengarkan; (4) antuasias
mengerjakan soal tes evaluasi.
Data hasil observasi efektivitas pembelajaran tersebut
berupa nilai siswa pada aspek efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kategori yang tersedia dalam lembar observasi efektivitas
pembelajaran lihat. Berdasarkan hasil nilai observasi efektivitas
pembelajaran pada siklus II lihat lampiran 37 (hlm. 166), maka dapat
dibuat tabel distribusi kategori pada tabel 4.6 Sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Kategori Efektivitas Pembelajaran Siswa
No Kategori Frekuensi Persentase
1. A (Sangat Baik) 6 46%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2. B (Baik) 3 23%
3. C (Cukup) 2 15%
4. D (kurang) 2 15%
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, maka dapat disajikan dalam gambar
4.6 berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II
Berdasarkan data dari tabel 4.6 dan gambar 4.6, siswa yang
mendapat kategori skor A sebanyak 6 siswa atau 46%. Siswa yang
mendapat kategori skor B sebanyak 3 siswa atau 23%, Siswa yang
mendapat kategori skor C sebanyak 2 siswa atau 15% dan siswa yang
mendapat kategori skor D ada sebanyak 2 siswa atau 15%. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil observasi efektivitas
pembelajaran adalah sebesar 81 atau dapat dikategorikan B (baik).
3) Observasi Hasil Nilai Tes Tertulis Siswa
Seperti pada siklus I, observasi dilaksanakan setiap
pertemuan pertama karena tes tertulis hanya dilaksanakan pada akhir
pertemuan pertama. Observasi yang dilaksanakan berupa observasi
hasil nilai tes tertulis keterampilan menyimak cerita anak. Tes tertulis
berupa pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita anak berjudul
“Cinde Laras” yang telah disimak. Terdapat lima pertanyaan yang
15% 15% 23%
46%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
D C B A
F
R
E
K
U
E
N
S
I
KATEGORI SKOR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
berkaitan dengan tokoh-tokoh, sifat tokoh, latar tempat dan waktu,
tema cerita serta amanat yang terkandung dalarn cerita anak “Cinde
Laras”. Berdasarkan daftar nilai tes tertulis keterampilan menyimak
cerita anak berjudul “Cinde Laras” di kelas V pada siklus II lihat
lampiran 41 (hlm. 171), maka data tersebut dapat dibuat tabel data
distribusi frekuensi nilai pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Tertulis
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 59-65 1 62 62 6
2. 66-72 1 69 69 6%
3. 73-79 5 76 380 37%
4. 80-86 2 83 166 16%
5. 87-93 4 90 360 35%
Jumlah 13 1037 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 80
Ketuntasan Klasikal (12:13) x 100% = 92%
Berdasarkan tabel 4.7 maka data tersebut dapat disajikan dalam grafik
pada gambar 4.7 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 4.7 Grafik hasil Nilai Tes Tertulis
Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II
Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.7 di atas, dapat
diketahui bahwa nilai tes tertulis keterampilan menyimak cerita anak
pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 pada siklus II diperoleh rata-
rata kelas sebesar 80 dengan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah
93 dan nilai terendah 59. Siswa yang mendapatkan nilai 59-65
sebanyak 1 siswa atau 6%. Siswa yang mendapatkan nilai 66-72
sebanyak 1 siswa atau 6%. Siswa yang memperoleh nilai 73-79
sebanyak 5 siswa atau 37%. Siswa yang mendapatkan nilai 80-86
sebanyak 2 siswa atau 16%. Siswa yang mendapatkan nilai 87-93
sebanyak 4 siswa atau 35%. Berdasarkan data dari tabel 9, siswa yang
mendapatkan nilai di atas batas tuntas KKM (nilai 73) adalah
sejumlah 12 siswa atau (92%) sedangkan siswa yang rnendapatkan
nilai di bawah batas tuntas KKM (nilai 65) adalah sejumlah 1 siswa
atau (8%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan secara klasikal
6% 6%
37%
16%
35%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
59 - 65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87-93
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dalam tes tertulis keterampilan menyimak cerita anak adalah sebanyak
92% dari jumlah total siswa.
4) Observasi Kegiatan Menceritakan Kembali Isi Cerita
Seperti pada siklus I, kegiatan observasi psikomotor siswa
juga dilaksanakan pada pertemuan kedua. Kemampuan psikomotor
yang diobservasi adalah kemampuan siswa menceritakan kembali isi
cerita anak berjudul “Cinde Laras” yang telah disimak melalui
pendekatan SAVI. Observasi psikomotor dilaksanakan dengan alat
bantu berupa lembar pengamatan tes unjuk kinerja (menceritakan
kembali isi cerita) yang dapat dilihat pada lampiran 25 (hlm. 146).
Kriteria pengamatan yang diinilai dalam tes unjuk kerja tersebur, di
antaranya: (l) keruntutan kalimat & kelancaran (2) ketepatan
penggunaan kata; dan (3) kelengkapan isi cerita. Secara rinci daftar
nilai tes unjuk kerja (menceritakan kembali isi cerita cerita anak) di
kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo pada siklus II
dapat dilihat di lampiran 24 (hlm. 145). Berdasarkan data tes unjuk
kerja tersebut, maka dapat dibuat tabel data distribusi frekuensi nilai
pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Nilai tes unjuk Kerja (Menceritakan Kembali)
Keterampiran Menyimak cerita Anak Siklus II
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 59-65 1 62 62 6
2. 66-72 1 69 69 6%
3. 73-79 2 76 152 14%
4. 80-86 1 83 83 8%
5. 87-93 8 90 720 66%
Jumlah 13 1186 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 84
Ketuntasan Klasikal (11:13) x 100% = 85%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan tabel 4.8, maka data tersebut dapat disajikan dalam grafik
pada gambar 4.8 berikut :
Gambar 4.8 Grafik Hasil Nilai Tes Unjuk Kerja Keterampilan Menyimak Cerita
Anak Siklus II
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8 tersebut, maka dapat
diketahui bahwa nilai tes unjuk kerja keterampilan menyimak cerita
anak pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo
pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 84 dengan nilai tertinggi
yang dicapai siswa adalah 93 dan nilai terendah 59. Siswa yang
mendapatkan nilai 59-65 sebanyak 1 siswa atau 6%. Siswa yang
mendapatkan nilai 66-72 sebanyak 1 siswa atau 6%. Siswa yang
mendapatkan nilai 73-79 sebanyak 2 siswa atau 14%. Siswa yang
mendapatkan nilai 80-86 sebanyal 1 siswa atau 8% dan siswa yang
memperoleh nilai 87-93 sebanyak 8 siswa atau 66%. Berdasarkan data
dari tabel 12, siswa yang mencapai nilai batas tuntas KKM (nilai 73)
adalah sejumlah 11 siswa atau (85%) sedangkan siswa belum
mencapai nilai batas tuntas KKM (nilai 73) adalah sejumlah 2 siswa
6% 6%
14%
8%
66%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
59-65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87-93
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
atau (15%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan secara klasikal
dalam tes unjuk keterampilan menyimak cerita anak adalah sebanyak
85% dari jumlah total siswa kelas V tersebut.
Berdasarkan siklus II yang telah dilaksanakan oleh peneliti,
maka diperoleh sejumlah data dari pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Data yang diperoleh dari pertemuan pertama, yakni data nilai tes
tertulis keterampilan menyimak cerita anak. Selain data tersebut, pada
pertemuan pertama juga didapatkan data efektivitas pembelajaran selama
proses pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak. Data yang
diperoleh dari pertemuan kedua, yakni data nilai tes unjuk kerja
keterampilan menyimak cerita anak.
Setelah data tersebut diperoleh, kemudian data diolah dan
direkapitulasi. Data yang direkapitulasi dan dihitung nilai rata-ratanya
adalah data nilai tes tertulis keterampilan menyimak cerita anak dan data
nilai tes unjuk kerja keterampilan menyimak cerita anak. Sedangkan data
keefektifan pembelajaran siswa selama proses pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak merupakan suatu penilaian tersendiri dan tidak
direkapitulasi bersama data yang lain. Secara lebih jelas, rekapitulasi data
tersebut dapat dilihat dalam daftar nilai keterampilan menyimak cerita
anak siklus II pada lampiran 42 (hlm. 172). Data dibuat untuk menilai
keterampilan menyimak cerita anak yang diperoleh pada siklus II, dapat
dibuat tabel data distribusi frekuensi nilai keterampilan menyimak cerita
anak pada tabel 4.9 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Siklus II
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%)
1. 66-72 1 69 69 7%
2. 73-79 4 76 304 28%
3. 80-86 2 83 166 15%
4. 87-93 6 90 540 50%
Jumlah 13 1079 100%
Nilai Rata-rata Kelas = 83
Ketuntasan Klasikal (12:13) x 100% = 92%
Berdasarkan tabel 4.9, maka data tersebut dapat disajikan dalam grafik
pada gambar berikut :
Gambar 4.9 Grafik Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siklus II
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.9 tersebut, maka dapat
diketahui bahwa nilai keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas
V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo pada siklus II diperoleh
rata-rata kelas sebesar 83. Siswa yang mendapatkan nilai 66-72 sebanyak 1
siswa atau 7%. Siswa yang mendapatkan nilai 73-79 sebanyak 4 siswa
0% 7%
28%
15%
50%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
59-65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87-93
F R E K U E N S I
INTERVAL NILAI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
atau 28%. Siswa yang memperoleh nilai 80-86 sebanyak 2 siswa atau
15%. Siswa yang memperoleh nilai 87-93 sebanyak 6 siswa atau 50% .
Berdasarkan data dari tabel 4.10 dan daftar nilai pada lampiran
42 (hlm. 172), siswa telah memenuhi nilai batas tuntas KKM (nilai 73)
adalah sejumlah 12 siswa atau 92% sedangkan siswa yang belum
mencapai nilai batas tuntas KKM (nilai 73) adalah sejumlah 1 siswa atau
8%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keterampilan menyimak
cerita anak pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan siklus,
yakni 80% dari 13 siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan
Sukoharjo.
d) Refleksi
Data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan atau observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan
observasi yang dilakukan selama proses, pelaksanaan tindakan siklus II,
peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil tes tertulis
dan hasil observasi efektivitas pembelajaran yang diperoleh pada
pertemuan pertama serta hasil tes unjuk yang diperoleh pada pertemuan
kedua. Hasil tes tertulis dan unjuk kerja dibuaat nilai rata-rata sedangkan
hasil observasi efektivitas pembelajaran siswa menjadi nilai tersendiri.
Berdasarkan hasil tes tertulis dan unjuk kerja, diperoleh nilai rata-rata
keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V. Nilai rata-rata
tersebut kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Hasil Observasi efektivitas pembelajaran siswa juga
dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator
kinerja siklus II sebesar 80%, dapat diartikan bahwa siswa yang harus
memenuhi KKM ( 73) adalah sebanyak 11 siswa dari jumlah seluruh
siswa kelas V, yakni 13 siswa.
Analisis hasil pelaksanaan tindakan siklus II kemudian direfleksi
sesuai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan lampiran
32 (hlm. 157), guru telah melaksanakan penilaian keterampilan menyimak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
cerita anak dengan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 83. Siswa yang
memperoleh nilai 73 sejumlah 12 siswa atau 92% dari 13 Siswa.
Penilaian dari hasil observasi efektivitas pembelajran diperoleh
hasil, yakni siswa yang dapat mengikuti pembelajaran keterampilan
menyimak cerita anak dengan sangat baik dan mendapat kategori skor A
( 87) sebanyak 6 siswa atau 46%. Siswa yang dapat mengikuti
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak dengan baik dan
mendapat kategori skor B (80-86) sebanyak 3 siswa atau 23%. Siswa yang
dapat mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak dengan
cukup baik dan mendapat kategori skor C (73-79) sebanyak 2 siswa atau
15% dan siswa yang kurang dapat mengikuti pembelajaran keterampilan,
menyimak cerita anak dan mendapat kategori skor D ( ) ada sebanyak
2 siswa atau 15%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil
observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar 81 atau dapat
dikategorikan B (baik). Jadi, siswa yang memperoleh nilai di bawah batas
tuntas adalah sebanyak 2 siswa, sehingga persentase ketuntasan klasikal
pada hasil observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar 85% dari
jumlah seluruh kelas V.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80% siswa dapat
memperoleh nilai keterampilan menyimak cerita anak di atas nilai batas
tuntas ( 73) sedangkan berdasarkan hasil observasi efektivitas
pembelajaran proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai
efektivitas pembelajaran siswa memenuhi nilai batas tuntas, yakni bernilai
baik (B). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil nilai
keterampitan menyimak cerita anak dan hasil observasi efektivitas
pembelajaran di kelas V pada siklus II sudah mencapai target indikator
kinerja yang ditetapkan peneliti.
Hasil dari refleksi siklus II dan nilai keterampilan menyimak centa
anak pada siklus II menunjukkan keberhasilan pada proses dan hasil
pembelajaran yang sudah mencapai target indikator kinerja yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
ditentukan oleh peneliti. Indikator kinerja ( 80%) tersebut telah tercapai.
oleh karena itu, peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian pada siklus
berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran 37 (hlm.166).
Berdasarkan hasil tindakan dalam penelitian, diketahui bahwa penggunaan
pendekatan SAVI dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak
pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, peneliti akan
mengemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian yang diperoleh, yakni
mengenai penggunaan pendekatan SAVI untuk meningkatkan keterampilan
menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan
Sukoharjo. Berdasarkan hasil refleksi dan analisis data, dapat diketahui adanya
peningkatan, yaitu peningkatan pada nilai keterampilan menyimak cerita anak,
peningkatan efektivitas pembelajaran selama pembelajaran, serta peningkatan
keterampilan mengajar guru.
Peningkatan nilai keterampilan menyimak cerita anak ditunjukkan
dengan peningkatan nilai rata-rata keterampilan menyimak mulai dari tahap
pra siklus (sebelum tindakan) dan tahap siklus (tindakan), yaitu siklus I dan
siklus II yang masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Nilai rata-rata
keterampilan menyimak cerita anak dari pra siklus, siklus I, dan siklus II
dibandingkan peningkatannya. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
4.10 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.10 Nilai Keterampilan Menyimak Cerita Anak dan persentase
Ketuntasan Klasikal pada pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
Nilai Rata-rata Keterampilan
Menyimak Cerita Anak Persentase Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus
II
Pra
Siklus Siklus I
Siklus
II
73 67 75 83 38% 62% 92%
Berdasarkan tabel 4.10 nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita
anak pada pra siklus, siklus I, dan siklus II tersebut, siswa yang memperoleh
nilai 73 menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata
klasikal tersebut menunjukan bahwa pengunaan pendekatan SAVI dalam
upaya meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pada kelas V SD
Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo dapat dinyatakan berhasil. Adapun
peningkatan nilai tersebut dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.11
sebagai berikut:
Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Nilai Keteampilan meyimak Cerita Anak
67
38
75
62
83
92
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata-rata
Keterampilan
Menyimak
Cerita Anak
Prosentase
Ketuntasan
NIL
AI/
PE
RS
EN
TA
SE
PELAKSANAAN TINDAKAN
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Sementara itu, efektivitas pembelajaran selama mengikuti proses
pembelajaran keterampilan menyimak cerita anak juga mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
Siklus Skor Rata-rata Kategori Skor Persentase Ketuntasan Klasikal
I 74 C (Cukup) 69%
II 81 B (Baik) 85%
Efektivitas pembelajaran menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata
klasikal siklus I hanya sebesar 74 atau dapat dikategorikan C (cukup) menjadi
sebesar 81 pada siklus II atau dapat dikategorikan B (baik). Persentase
ketuntasan dari nilai efektivitas pembelajaran dibandingkan dengan indikator
kinerja, yakni 80% siswa kelas V mendapatkan nilai C. Persentase
ketuntasan nilai efektivitas pembelajarana pada siklus I hanya sebesar 69%
dari jumlah seluruh siswa kelas V sedangkan persentase ketuntasan nilai
efektivitas pembelajaran pada siklus II, mengalami peningkatan menjadi
sebesar 85% dari jumlah seluruh siswa kelas V.
Berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I dan siklus II, diketahui
bahwa keterampilan mengajar guru juga mengalami peningkatan. Peningkatan
terjadi pada setiap keterampilan mengajar guru, yakni : (l) dalam kegiatan
persiapan pembelajaran, keterampilan guru semakin baik dalam
mengendalikan dan mengontrol kondisi kelas agar kondusif untuk kegiatan
pembelajaran; (2) guru sudah sangat baik dalam membuka pembelajaran dan
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas; (3) guru lebih baik dalam
penguasaan materi pembelajaran; (4) guru dapat menyampaikan materi
dengan, lebih jelas dan sistematik; (5) guru dapat menggunakan dan
meningkatkan daya tarik media dengan lebih baik; (6) guru dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran ; (.7) guru dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang lebih tepat dalam pembelajaran; (8) guru menjadi lebih
baik dalam ketepatan pemberian umpan balik dan penguatan pada siswa; (9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
guru menjadi mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa, yakni dengan
kegiatan tanya jawab secara lisan; (10) suara dan bahasa yang digunakan guru
menjadi lebih jelas dan rnudah dimengerti oleh siswa; (11) guru dapat
melaksanakan evaluasi pembelajaran yang lebih baik; dan (l2) guru dapat
menutup pembelajaran dengan baik. Berdasarkan uraian hasil observasi guru,
maka peningkatan nilai hasil observasi guru pada siklus I dan siklus II dapat
disajikan dalam tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru dalam Pembelajaran
pada Siklus I dan Siklus II
Keterampilan Mengajar guru
Siklus I Siklus
Pertemuan Rata-rata Kategori
Pertemuan Rata-rata Kategori
1 2 1 2
2,58 3,17 2,87 C (Cukup) 3,16 3,42 3,29 B (Baik)
Dari tabel 4.12 tersebut, dapat diketahui bahwa siklus I ke siklus II,
yakni dari rata-rata nilai Siklus I sebesar 2,28 atau dapat dikategorikan C
(cukup) menjadi sebesar 3,29 atau dapat dikategorikan B (baik). Keterampilan
mengajar guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan sebesar 0,12.
Peneliti selama melaksanakan tindakan siklus I dan sikius II menemui
beberapa hambatan. Hambatan-hambatan yang ditemui pada siklus I berbeda
dengan siklus II. Hambatan pada siklus I, diantaranya:
1. Keterampilan mengajar guru selama proses pembelajaran, yakni : (1) guru
kurang dalam penggunaan media pembelajaran, karena suara dari media
pembelajaran yang digunakan kurang jelas; (2) guru cukup jelas dalam
menjelaskan materi pembelajaran, namun masih kurang dalam sistematika
penyampaian pembelajaran; (3) pada saat tes unjuk kerja, guru kurang
memberikan bimbingan dan kalimat bantuan pada siswa, sehingga siswa
kurang mampu menceritakan isi cerita anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Siswa dalam mengikuti pembelajaran, yakni (1) berdasarkan hasil
observasi efektivitas pembelajaran, diketahui bahwa sebagian siswa
kurang aktif bekerja saat mendengarkan, sehingga sebagian siswa terlewat
untuk mengisi kolom jawaban ketika kegiatan menyimak berlangsung; (2)
siswa masih malu dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan; (3)
kurang maksimalnya siswa dalam penggunaan somatis mereka, hal ini
dapat dilihat dari siswa kurang berani maju ke depan kelas untuk
menceritakan kembali; dan (4) siswa kesulitan dalam hal somatis yaitu
ketika harus menyampaikan isi cerita dengan bahasa sendiri karena siswa
masih membutuhkan dari guru.
3. Penerapan pendekatan SAVI, yaitu (1) sarana audio pada siklus pertama
kurang maksimal; (2) sarana visualisasi yang berupa vidio anak hanya
ditayangkan sebanyak l x pada pertemuan pertama sedangkan pada
pertemuan, kedua hanya ditayangkan sekilas dipercepat; (3) unsur somatis
siswa kurang dimaksimalkan.
Hambatan-hambatan yang ditemukan pada siklus I tersebut kemudian
diselesaikan pada siklus II. Upaya penyelesaian hambatan tersebut, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyelesaian hambatan pada keterampilan mengajar guru selama proses
pembelajaran, yakni : (l) Guru memperbaiki sarana audio ketika proses
menyimak cerita berlangsung sehingga siswa dapat fokus menyimak, (2)
guru berusaha lebih sistematis dalam menjelaskan materi pembelajaran;
dan (3) guru membimbing siswa pada saat tes unjuk kerja dengan
memberikan kalimat bantuan maupun mengingatkan urut-urutan peristiwa
yang ada dalam cerita anak, sehingga siswa mampu menceritakan isi cerita
anak.
2. Penyelesaian hambatan yang menyangkut siswa dalam mengikuti
pembelajaran, yakni (1) guru mengingatkan kembali untuk mengisi lembar
kerja ketika proses menyimak berlangsung; (2) guru memberikan motivasi
agar siswa berani dan aktif bertanya; (3) guru menunjuk satu persatu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
agar berani maju ke depan dan pemberian reward berupa nilai tambahan
bagi siswa yang berani maju secara sukarela agar siswa mampu
memaksimalkan somatis mereka; dan (4) siswa yang kesulitan
menyampaikan isi cerita dibimbing dengan kalimat bantuan yang lebih
sederhana dan dimengerti siswa.
3. Penyelesaian hambatan yang menyangkut penerapan pendekatan SAVI,
yaitu (1) memaksimalkan sarana audio pada siklus pertama yang kurang;
(2) sarana visualisasi yang berupa vidio anak pada siklus keduan ini
ditayangkan dengan tidak dipercepat; (3) unsur somatis siswa
dimaksimalkan memotivasi siswa untuk mengisi lembar kerja dan untuk
berani maju ke depan menceritakan kembali isi cerita.
Pembelajaran pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena
telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan peneliti ( ),
sehingga tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan tindakan
siklus II.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 3 Mei 2012
antara peneliti dengan guru kelas sebelum diterapkan pendekatan SAVI
lampiran 33 (hlm.158) diketahui bahwa guru melaksanakan pembelajaran
keterampilan menyimak cerita dengan membacakan teks cerita. Nilai
keterampilan menyimak cerita anak masih tergolong rendah, terbukti
hanya sebanyak 5 siswa (38%) telah memenuhi ketuntasan sedangkan 8
siswa (62%) belum tuntas. Selama pembelajaran keterampilan menyimak
cerita anak, siswa cenderung ramai sendiri dan kurang fokus pada cerita
yang dibacakan, sehingga guru harus mengulang kembali cerita yang telah
dibacakan. Dalam pembelajaran tersebut, juga terdapat beberapa
hambatan, yakni: kurangnya motivasi pada siswa untuk menyimak cerita,
siswa kurang mampu mengerjakan soal evaluasi, dan siswa kurang fokus
terhadap cerita yang. dibacakan. Sedangkan hasil setelah wawancara
setelah diterapkan pendekatan SAVI yang dilaksanakan pada tanggal 24
Mei 2012 lihat lampiran 34 (hlm. 160), diketahui bahwa nilai keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
menyimak cerita anak terdapat peningkatan, hal ini dapat ditunjukkan dari
13 siswa pada siklus II, sebanyak 12 siswa (92%) memenuhi batas tuntas
( dan hanya sebanyak 1 siswa (8%) yang belum memenuhi nilai
ketuntasan ( . Motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin
meningkat karena pembelajaran tersebut tidak hanya mendengarkan cerita
yang dibacakan, tetapi menggunakan media animasi audio visual berupa
cerita animasi yang ditayangkan di depan kelas. Siswa pun menjadi
mampu untuk mengerjakan soal evaluasi yang berkaitan dengan isi cerita
yang disimak tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan SAVI dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak
kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Pendekatan SAVI (Somtis,
Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran
menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Kriwen 02 Kecamatan
Sukoharjo tahun Ajaran 2011/2012. Peningkatan efektivitas pembelajaran dapat
disimpulkan pada siklus I bahwa nilai rata-rata dari hasil observasi efektivitas
pembelajaran adalah sebesar 74 atau dapat dikategorikan C (cukup) dan pada
siklus II nilai rata-rata dari hasil observasi efektivitas pembelajaran adalah sebesar
81 atau dapat dikategorikan B (baik). Sedangkan untuk persentase ketuntasan
pada efektivitas pembelajaran pada kondisi awal terdapat 69% siswa yang
dikategorikan tuntas, dan pada siklus II terdapat 85% siswa yang tuntas. Hal ini
telah sesuai dengan indikitor kinerja, ditargetkan 80% siswa yang tuntas dalam
observasi efektivitas pembelajaran.
Selain efektivitas pembelajaran, pendekatan SAVI (Somtis, Auditori,
Visual, Intelektual) juga dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa
kelas V SDN kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Peningkatan keterampilan menyimak cerita anak dibuktikan dengan terjadinya
peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar pada setiap
siklusnya. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas sebesar 67, pada siklus I nilai
rata-rata kelas sebesar 75 dan pada siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 83.
Sedangkan untuk persentase ketuntasan belajar, pada kondisi awal siswa yang
mendapat nilai ≥ 73 (KKM) sebanyak 5 siswa (38%), pada siklus I siswa yang
mendapat nilai ≥ 73 (KKM) sebanyak 8 siswa (62%), dan pada siklus II siswa
yang mendapat nilai ≥ 73 (KKM) sebanyak 12 siswa (92%). Penerapan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat dilaksanakan
untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pada pelajaran Bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Indonesia siswa kelas V SDN Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran
2011/2012.
B. Implikasi
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan
menyimak cerita anak dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk meningkatkan
keterampilan menyimak cerita anak pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas
V SDN Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo. Model penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan melalui
siklus-siklus dan terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei
dan 14 Mei 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Mei dan 22
Mei 2012. Adapun indikator pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1)Kognitif:
Proses (a) Mengidentifikasi unsur – unsur cerita (tokoh, tema, latar dan amanat),
(b) Mengemukakan pengertian unsur cerita; Produk (a) Menyebutkan tokoh –
tokoh dalam cerita anak yang disimak, (b) Menentukan latar cerita yang disimak,
(c) Menentukan tema cerita yang disimak, (d) menentukan amanat yang
terkandung dalam cerita; (2) Afektif (a) Bekerjasama dengan siswa lain untuk
mengerjakan tugas, (b) berinteraksi dengan guru dan siswa lain untuk menyimak
ceritaanak; (3) Psikomotor (a) Menceritakan kembali isi cerita yang disimak
dengan bahasa sendiri. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah
kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan
dengan memperhatikan keberhasilan/kekurangan pada siklus sebelumnya.
Tindakan dalam setiap siklus juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal
ini berdasarkan pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan
berikutnya dan dari siklus I ke siklus II.
Sesuai dengan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan
SAVI (Somatis, auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan keterampilan
menyimak cerita anak pelajaran Bahasa indonesia pada siswa kelas V SDN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo. Sehubungan dengan penelitian ini, maka dapat
ditemukan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini telah membuktikan bahwa pendekatan
SAVI (Somatis, auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan
keterampilan menyimak cerita anak pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V SDN Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru harus dapat memilih pendekatan pembelajaran yang
inovatif, agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran,
berpartisipasi aktif, dan mudah memahami materi pembelajaran. Melalui
pendekatan SAVI (Somatis, auditori, Visual, Intelektual) ini, melatih siswa
untuk mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki siswa, diantaranyaa
adalah pembelajaran melalui kemampuan gerak, pendengaran, penglihatan,
dan intelektual. Selain itu juga melatih siswa untuk berpikir kreatif dengan
menuangkan ide-ide verbalnya melalui kegiatan unjuk kerja siswa dengan
menceritakan kembali cerita yang telah disimaknya, dan melatih siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia
materi menyimak cerita anak melalui pendekatan SAVI (Somatis, auditori,
Visual, Intelektual) dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak
pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Kriwen 02 Kecamatan
Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan strategi guru
dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar sehubungan dengan tujuan dan indikator yang akan dicapai.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraikan dalam bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu,
perlu penelitian lebih lanjut mengenai upaya guru untuk mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pelajaran Bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak
dengan menerapkan pendekatan SAVI (Somatis, auditori, Visual, Intelektual)
pada hakikatnya dapat diterapkan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi permasalahan sejenis, terutama untuk mengatasi masalah
peningkatan keterampilan menyimak cerita anak pelajaran Bahasa Indonesia
pada siswa kelas V SDN kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo, yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh
karena itu, kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam
meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas V SDN Kriwen 02 Kecamatan Sukoharjo.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka
dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan dan meningkatkan keaktifan gerak
ketika menyimak cerita, meningkatkan keaktifan dengan berani
menyampaikan pendapat, berani bertanya kepada guru terhadap materi
pembelajaran yang belum dipahami, dan berani mengungkapkan kembali ide-
ide setelah selesai kegiatan menyimak cerita anak. Selain itu, siswa harus
meningkatkan perhatian ketika guru menyampaikan materi pembelajaran,
meningkatkan kerjasama dalam diskusi kelompok, meningkatkan ketekunan
dan tanggung jawab selama pembelajaran berlangsung.
2. Bagi guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kemampuannya dalam merancang proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih
tertarik dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran
yang lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah
bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan siswa dan hasil belajar
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan pendekatan
pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan karakteristik siswa,
sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap siswa untuk lebih
memahami materi yang disampaikan guru dan meningkatkan
keterampilan siswa terhadap materi tersebut.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar, terutama
pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misalnya
pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).
Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas
pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam penggunaan
pendekatan pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
4. Bagi peneliti lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) guna melengkapi
kekurangan yang ada yaitu terdapat satu orang siswa yang belum memenuhi
nilai KKN (≥ 73) serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
keterampilan siswa terhadap materi menyimak cerita anak yang belum
tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.