13
MAKALAH TENTANG BANJIR DI IBU KOTA JAKARTA Rabu, 19 Desember 2012 makalah tentang banjir ibukota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol. Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta ini. Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah mereka.

Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

MAKALAH TENTANG BANJIR DI IBU

KOTA JAKARTA

Rabu, 19 Desember 2012

makalah tentang banjir ibukota

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir

yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda

banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia

adalah banjir yang terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah

Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung

Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.

Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim

penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di

Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian warga Jakarta

tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta ini.

Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai

masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi,

peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga

pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu

mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah

mereka.

Page 2: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan

di ambil penulis adalah daerah Kebagusan wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan. Daerah

tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang.

Pentingnya melakukan penulisan untuk membahas penyebab banjir di daerah tersebut, maka

penulis tertarik untuk memberi judul dalam makalah ini tentang “ Banjir ibukota dan

penanggulangannya “.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan banjir, dan apa dampak yang di timbulkannya ?

2. Mengapa banjir dapat menggenangi ibukota ?

3. Siapa yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di ibukota ?

4. Bagaimana cara mengatasi banjir di ibukota?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang banjir dan dampak yang ditimbulkannya

2. Mengetahui penyebab banjir yang terjadi di ibukota

3. Mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir tersebut

4. Mengetahui cara mengatasi banjir di ibukota

Page 3: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengeritian Banjir dan Dampak Yang Ditimbulkannya

Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting

dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen

tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang

lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah

dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian

diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut

dan mengendap di dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh

curah hujan.

Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu

hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya.

Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu

penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan sebagainya.

Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari

karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia

dapat memilih takdirnya sendiri.

Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal berikut ini:

1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat

penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang akan

dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di sepanjang aliran

Page 4: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika curah hujan tinggi di

musim hujan, atau di rawa-rawa.

2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan, karena

lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang menyebabkan banjir di

waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau memperhebat banjir yang biasanya

terjadi.

3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang

menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.

4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase agar

tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya

menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran permukaan ke sungai-

sungai atau saluran yang lebih besar.

5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau memilih

takdirnya untuk tidak kena banjir.

Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek pemukiman, satu

kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus seluruh umat manusia.

Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat menghadapi

banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata lain, diperlukan kerjasama

internasional untuk menghadapinya.

Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk dapat

mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang melibatkan suatu DAS.

Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman atau kota karena buruknya drainase,

maka perlu kerjasama seluruh penghuni pemukiman atau kota tersebut dalam arti yang

seluas-luasnya, baik itu kerjasama antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat

Page 5: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

dan pemerintah, dan kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif,

legislatif dan yudikatif. Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah

sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah yang

memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); bila

DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut sampah maka Pemerintah

harus memenuhinya; dan sebagainya.

Dampak yang ditimbulkan oleh banjir

Merugikan Secara Umum

Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik

secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir.

Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena

air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak

terganggu.

Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya

sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang

banjir.

Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir

Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan

warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali

mencemari lingkungan .

Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan

lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak

Page 6: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih

dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

Mematikan Usaha

Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barang-

barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula.

Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas

produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.

Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada

usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan

modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian

mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin

meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.

Kerugian Administratif

Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat

banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting

kependudukan dan sejenisnya.

Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa

dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting

yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.

Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan

menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat

bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-

Page 7: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan

banjir adalah perlu.

Kembali Ke Titik Nol

Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan masyarakat, instansi,

sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang pula keluarga harus kehilangan

segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya,

juga pekerjaan.

Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak jarang mereka

yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula karena mengalami depresi

yang berat akibat tidak kuat menanggung beban dampak banjir untuk dirinya.

Bencana Nasional

Sering kali di negara kita tercinta ini terjadi bencana banjir besar atau banjir bandang. Baru-

baru ini juga terjadi di Papua tepatnya di Wasior terjadi banjir bandang yang memakan

korban manusia begitu banyak.

Kehidupan masyarakat yang teratur dan tentram tiba-tiba terkoyak gara-gara banjir.

Penderitaan begitu jelas tergambar pada mereka yang harus mengalaminya. Pemerintah

menetapkan sebagai bencana nasional.

Sebagai Warga negara yang memiliki kepedulian tinggi hampir semua warga negara

Indonesia di daerah manapun berbondong untuk saling mengulurkan tangan untuk bisa

berbagi agar dapat meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang terkena

dampak banjir di Wasior Papua (http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm).

Page 8: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

2.2 Faktor Penyebab Banjir Di Ibukota

Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan kondisi

sosial masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia khususnya Jakarta

cukup besar. Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan intesitasnya, tempat,

waktu baik pada daerah yang sudah ditangani dan belum sempat di tangani.

Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan

atau kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh tiga

faktor yaiut kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia.

1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah kondisi

wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri sungai

seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi,

pembendungan alami pada suatu ruas sungai.

2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti curah

hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang berlebihan, pengendapan

sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena terdapat tanah longsor , pemanasan global

yang mengakibatkan permukaan air laut tinggi.

3. Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman

liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan air untuk pemukiman, tata

kota yang kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat, dan pemukiman padat

penduduk (http://dwiiastuti.blogspot.com/2010/03/makalah-penyebab-banjir-di-daerah.html).

2.3 Yang Bertanggung Jawab Atas Banjir Di Ibukota

Ketidakkonsistenan pemerintah terbukti karena tidak ada real action dari pemerintah.

Padahal Pemerintah kita salah satu negara yang mendukung konferensi perubahan, akan

tetapi sekarang tetap banyak kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan, terbukti

Page 9: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

banyak perumahan, apartemen mewah yang tidak ramah lingkungan yang tidak berifkir

tempat penampungan air dan sanitasi yang baik. Semakin tahun semakin meningkat intensitas

banjir. Konsep hijau harus diterapkan setiap kebijakan pemerintah hal ini tertuang dalam UU

RI No.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan bahkan sanksinya cukup

tegas. Akan tetapi hal itu dianggap lalu. Dan masyarakatpun seakan menikmati dengan

adanya banjir menganggap banjir adalah hal biasa, bagaimana tidak pola fikir ( MIndset )

yang menganggap banjir adalah hal biasa dan dinikmati. Membuang sampah di sungai adalah

hal biasa dan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan hanya sebatas obrolan bukan sebuah

tindakan. Jika semua orang berfikir satu orang saja yagn membuang sampah mengakibatkan

banjir dan merugikan ratusan hingga ribuan orang. Jika Pemerintah yang membuat kebijakan

( Green Policy ) dan rakyat melaksanakan kebijakan itu maka Indonesia bebas banjir.

Permasalahan Banjir di Indonesia merupakan masalah klasik yang tidak pernah dapat

teratasi secara tuntas. Terutama terjadi dikota-kota besar yang tersebar dari sabang hingga

merauke. Minimnya pengetahuan tentang perencanaan tata ruang dan rendahnya akan

kesadaran serta kelestarian lingkungan menjadi akar permasalahan banjir tidak pernah tuntas

teratasi. Kendati telah mengetahui permasalahan tersebut, pemerintah masih saja

mengkambing hitamkan tingginya curah hujan. Padahal masalah fundamental terkait dengan

kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam tidak pernah menjadi fokus perhatian.

Sebagai negara yang diapit dua benua dan dua samudra, Indonesia memiliki dua musim

yaitu kemarau dan penghujan. Pada awalnya keseimbangan itu terjadi, dimana lahan terbuka

hijau tumbuh subur di tanah Nusantara. Ketika kemarau tidak terjadi kekeringan dan ketika

musim penghujan, daerah resapan air masih mampu menampung debit air yang turun ketika

hujan. Namun, fenomena itu kini telah musnah, dan hanya kenangan. Pendirian gedung-

gedung pencakar langit, pembangunan perumahan, perambahan hutan, tata ruang buruk, dan

sanitasi yang tidak memadai menjadi alasan yang kuat banjir terus datang setiap tahunnya.

Page 10: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

Data State of the World’s Forests 2007 dan The UN Food & Agriculture

Organization (FAO), menyebutkan angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005

mencapai 1,8 juta hektar/tahun. Dengan laju deforestasi hutan tersebut, membuat Guiness

Book of The Record memberikan “gelar kehormatan― bagi Indonesia sebagai negara

dengan daya rusak hutan tercepat di dunia. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai

180 juta hektar, Kementerian Kehutanan (sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar)

sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak

memiliki tegakan pohon lagi.

Rusaknya ekosistem dan keseimbangan lingkungan merupakan suatu bentuk minimnya

kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Kepentingan jangka pendek selalu

mendominasi setiap tindakan dan kebijakan yang dibuat. Alhasil, kerugian jangka panjang

pun hanya menunggu waktu saja. Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya sanitasi,

baik karena sampah maupun sedimentasi yang menurunkan daya tampungnya. Akibatnya,

banjir pun menjadi langganan, disejumlah daerah di tanah air terutama kota-kota besar.

2.4 Cara Mengatasi Banjir Di Ibukota

Bila ingin mencari cara menanggulangi banjir, yang harus kita lihat terlebih dahulu

adalah mengapa banjir bisa datang. Banjir bisa terjadi sebenarnya karena ulah manusia

sendiri. Lihat saja, di kota-kota besar, sungai yang sebenarnya berfungsi untuk menampung

air disalahgunakan untuk menampung sampah. Di sekitar sungai tersebut, bahkan, dijadikan

permukiman.

Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai

jantung kota. Bisa kita hitung sendiri, kira-kira berapakah perbandingan antara hutan kota

dengan gedung-gedung bertingkat. Mana yang lebih banyak.

Page 11: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

Ibarat rumah, kota-kota yang rawan banjir tersebut adalah rumah yang tidak memiliki

atap dan jendela. Saat badai menyerang, otomatis tidak ada perlindungan sama sekali.

Cara Menanggulangi Banjir

Apakah kita akan terus-menerus membiarkan kondisi tidak sehat terjadi di kota-kota

yang rawan banjir. Tentunya tidak. Itu sebabnya, kita dan pemerintah harus mencari cara

menanggulangi banjir meskipun sebenarnya cara tersebut sudah ada. Kita tinggal

merealisasikannya.

Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir.

1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah

tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat

sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.

Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian.

Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya, pemerintah seharusnya tegas,

melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan

tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama (untuk menetap).

3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah

salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak

memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai

penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan

melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang

akan terjadi bila hujan tiba (http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-

banjir.htm).

Page 12: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

Cara menanggulangi banjir tersebut bisa dilakukan saat ini juga. Bila tidak sekarang, kapan

lagi? Kita semua wajib memikirkan cara menanggulangi banjir. Bagaimanapun, hal itu adalah

tanggung jawab bersama. Mari kita lakukan dari sekarang!

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan kesluruhan, khususnya pada daerah Jakarta

Selatan maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Daerah Jakarta Selatan ini terjadi banjir disebabkan oleh pemukiman padat penduduk,

saluran air yang diperkecil, alih fungsi lahan, tidak ada resapan air, dan pembuangan sampah

yang liar.

2. Karena daerah ini sering di datangi banjir, maka warga yang menjadi korban banjir yang

selalu terkena dampak nya, seperti :

a. Ancaman wabah penyakit

b. Aktivitas masyarak terganggu

c. Ancaman penyakit diare

d. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk

3. Cara mengatasi banjir di daerah Jakarta selatan adalah

a. Membuat daerah resapan air yang lebih luas lagi, dan jangan memperkecil saluran air yang

sudah ada.

b. Mengkaji ulang tata kota daerah Kebagusan, untuk mengetahui titik-titik daerah banjir.

c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang

selalu terkena banjir.

Page 13: Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta

d. Dan di himbaukan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah pada tempatnya.

e. Jangan mendirikan bangunan di lahan yang memang rawan banjir.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan yang

mungkin dapat berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta Selatan.

Sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanganganan maslah banjir

seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya

dilakukan di setipa rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang

dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir dan setelah banjir kepada seluruh

warga Kebagusan Jakarta Selatan.