6
ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA ARSITEKTUR INDONESIA

Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di mana secara psikologis, fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan. Secara teori, manusia memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan termal yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu adaptasi pola perilaku, adaptasi fisiologis, dan adaptasi psikologis.

Citation preview

Page 1: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA ARSITEKTUR

INDONESIA

Page 2: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Definisi Kenyamanan Termal sebuah kondisi di mana secara psikologis, fisiologis,

dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan.

manusia memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan termal, yaitu adaptasi pola perilaku, adaptasi fisiologis, dan adaptasi psikologis..

Standardisasi kenyamanan termal umumnya adalah ANSI/ASHRAE Standard 55-2010, EN 15251 dan ISO 7730. Standardisasi kenyamanan termal di Indonesia dikeluarkan oleh SNI dengan nomor 03-6572-2001.

Metode penelitian untuk menentukan parameter kenyamanan termal : metode modeling statis  dan metode modeling adaptif.

Page 3: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Kenyamanan Termal Model Statis

Adalah metode modeling pencarian parameter kenyamanan termal ,dikembangkan dengan asumsi kondisi termal di sebuah ruangan adalah tetap.

Kenyaman termal model statis ini tidak mempedulikan kondisi dan perubahan iklim luar bangunan serta perbedaan kemampuan dan perilaku adaptasi orang terhadap lingkungan termal.

Penelitian ini dibuat berdasarkan prinsip bahwa temperatur ideal di sebuah ruangan tidak boleh berubah walaupun ada perubahan iklim seperti pada negara empat musim

Page 4: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Kenyamanan Termal Model Adaptif

Dilandasi prinsip bahwa kondisi termal di luar bangunan berpengaruh terhadap kondisi termal dalam bangunan dan manusia memiliki kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan beragam kondisi termal.

Didasari oleh ekspektasi seseorang terhadap kondisi termal lingkungan yang didasari ingatan masa lalu, pola perilaku, kondisi termal di lingkungan tersebut. Perilaku seseorang dalam beradaptasi dan berinteraksi terhadap lingkungan termal, seperti membuka menutup jendela, menghidupkan pendingin atau pemanas ruangan, memakai baju tebal atau tipis, dan lain sebagainya.

Page 5: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Masa Depan Kenyamanan Termal di Indonesia

Sebelum merancang sebuah bangunan, kami sarankan para arstitek untuk mempertimbangkan aspek kenyamanan termal sebagai bagian dari sasaran desain bangunan tersebut.

Desainer dapat menggunakan kenyamanan termal model statis, seperti PMV atau PPD pada bangunan yang temperatur ruangan sepenuhnya dikendalikan sistem air condition.

Perancangan bangunan yang temperatur ruangannya bergantung pada sirkulasi udara alami, dapat menggunakan standardisasi kenyamanan termal model adaptif. Sampai tulisan ini dibuat, belum ada kesepakatan mengenai standardisasi mana yang lebih tepat untuk diterapkan pada bangunan dikendalikan oleh air condition sebagian ruangan atau pada tempo tertentu.

Page 6: Aspek kenyamanan termal pada arsitektur indonesia

Tantangan masa depan arsitek, desainer, dan konsultan HVAC di Indonesia

Membuat standardisasi yang lebih sesuai dengan kondisi negara Indonesia.

Idealnya Indonesia harus memiliki standardisasi kenyamanan termal yang ditetapkan melalui penelitian lapangan yang telah disesuaikan dengan kondisi iklim berdasarkan data meteorologi dan geofisika Indonesia, pengukuran termal lapangan, pola perilaku, ekspektasi psikologis, respons fisiologis, dan arsitektural tradisional Indonesia.