30
TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari analisis ekonomi diakui bahwa produktivitas merupakan salah satu indikator paling penting dalam aktivitas ekonomi. Produktivitas merupakan kunci pendorong vital dalam pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai daya ungkit (leverage) bagi pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Itulah salah satu alasan mengapa dewasa ini banyak Negara yang berlomba dalam meningkatkan produktivitas. Perbaikan produktivitas bermakna keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini pengertian produktivitas merupakan sikap mental (attitude of mind) dan cara pandang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Menyadari hal tersebut, maka dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya menerapkan konsep produktivitas dan prinsip-prinsip produktivitas. Namun masih banyak pula yang belum menyadari bahwa produktivitas adalah kunci sukses untuk memenangkan persaingan. Pada umumnya, bila tujuan adalah memperbaiki produktivitas, maka perlu pengukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas berguna untuk menyusun rencana strategi organisasi baik pada

Total faktor produktivitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Total faktor produktivitas

TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS

TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS

 

 BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Dari analisis ekonomi diakui bahwa produktivitas merupakan salah satu indikator

paling penting dalam aktivitas ekonomi. Produktivitas merupakan kunci pendorong

vital dalam pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai daya ungkit (leverage) bagi

pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Itulah salah satu alasan

mengapa dewasa ini banyak Negara yang berlomba dalam meningkatkan

produktivitas.

Perbaikan produktivitas bermakna keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia

melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan

yang lebih baik. Dalam hal ini pengertian produktivitas merupakan sikap mental

(attitude of mind) dan cara pandang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok

harus lebih baik dari hari ini. Menyadari hal tersebut, maka dewasa ini telah

dilakukan berbagai upaya menerapkan konsep produktivitas dan prinsip-prinsip

produktivitas. Namun masih banyak pula yang belum menyadari bahwa produktivitas

adalah kunci sukses untuk memenangkan persaingan.

Pada umumnya, bila tujuan adalah memperbaiki produktivitas, maka perlu

pengukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas berguna untuk menyusun

rencana strategi organisasi baik pada tingkat makro maupun mikro. Tidak hanya

menyediakan alat untuk mengetahui apakah tujuan strategi telah tercapai atau tidak,

tetapi pengukuran tersebut juga berhubungan dengan kinerja produktivitas.

Selain itu, dengan sistem pengukuran produktivitas, setiap orang menjadi lebih

sadar bagaimana produktivitas. Sebagai konsep yang abstrak, produktivitas

memberikan ukuran yang lebih konkrit. Sebagai alat diagnostik, keadaan

produktivitas menurut waktu akan mengungkapkan masalah-masalah yang

membutuhkan perhatian dengan segera dan akan terfokus pada masalah prioritas.

Page 2: Total faktor produktivitas

Salah satu kriteria yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan perekonomian

di suatu Negara atau daerah adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara lebih rinci sering pula diulas

factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, tidak

banyak yang secara sistematis membahas sumber-sumber atau factor produksi

yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB. Begitu pula seberapa

besar kontribusi dari masing-masing factor belum pernah ada yang

memperkirakannya. Terlebih lagi belum pernah dilakukan pemisahan factor

pengaruh pertumbuhan, apakah karena pertumbuhan input produksi atau karena

pertumbuhan produktivitas.

Dengan mengetahui kontribusi masing-masing faktor produksi dan dapat

dipisahkannya antara faktor input dan produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi,

perencanaan dan kebijakan ekonomi dapat dibuat lebih baik dan lebih terarah. Jika

faktor produksi modal ternyata mempunyai kontribusi lebih tinggi terhadap

pertumbuhan ekonomi di suati Negara atau daerah dibandingkan dengan faktor

produksi lainnya, maka pemerintah bias membuat perencanaan untuk meningkatkan

kontribusi tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Sedangkan jika faktor produksi tenaga kerja lebih dominant, perlu dilihat apakah

balas jasa tenaga kerja telah berkembang lebih pesat dari produktivitasnya, atau

karena pemakaian tenaga kerja terlalu banyak.

Secara teoritis, pertumbuhan ekonomi yang hanya didorong oleh akumulasi

investasi bukanlah merupakan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Terlebih lagi jika

modal diperoleh dengan pinjaman luar negeri dan dipakainya tidak efisien. Demikian

pula jika pertumbuhan output hanya didorong oleh pemakaian tenaga kerja yang

lebih banyak berarti tingkat kehidupan pekerja tidak berubah, karena tingkat upah

dan gaji tidak meningkat. Jika pertumbuhan output diakibatkan hanya karena

pertumbuhan input (modal dan tenaga kerja) berarti produktivitas tidak meningkat.

Pertumbuhan output yang sama dengan pertumbuhan capital dan tenaga kerja,

berarti tidak terdapat sisa output yang bebas dan bisa dibagikan untuk peningkatan

pendapatan tenaga kerja dan tau peningkatan return to capital. Berarti pendapatan

per tenaga kerja tidak bisa meningkat, sehingga tidak ada peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja, walaupun kesejahteraan penduduk secara keseluruhan

bisa meningkat karena lebih banyak tenaga kerja yang bisa diserap oleh pasar kerja.

Demikian pula berarti pertumbuhan output hanya cukup untuk membayar return to

capital tidak ada sisa yang dapat digunakan untuk investasi pada tahun berikutnya.

Page 3: Total faktor produktivitas

Pertumbuhan ekonomi hanya karena pertumbuhan input (input driven) seperti ini

sangat labil, terlebih jika investasi berasal dari modal atau pinjaman luar negeri. Jika

terjadi krisis kepercayaan (tidak ada investasi atau pinjaman dari luar negeri), maka

pertumbuhan ekonomi bisa negative, seperti yang terjadi pada tahun 1998 di

Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pertambahan capital dan tenaga kerja

memang masih bermanfaat, yaitu pertama, untuk meningkatkan pendapatan per

kapita, karena semakin banyak penduduk yang bisa bekerja dan mendapatkan

pendapatan. Peningkatan pendapatan akan dapat meningkatkan tabungan yang

kemudian juga bisa diinvestasikan. Kedua, pangsa investasi tidak diklaim semua

pada satu tahun, tetapi hanya sebagian (berupa return to investment per tahun).

Sisanya merupakan additional return yang bebas dan sebagian dapat diinvestasikan

kembali.

Selama kondisi ekonomi normal, reinvestasi bisa berjalan dan ekonomi tumbuh,

tetapi jika terjadi krisis maka sebagian besar re-investasi dan investasi baru tidak

bisa terjadi, dan ekonomi kemudian merosot. Karena itu, pertumbuhan ekonomi

yang sehat adalah jika disertai dengan dengan kenaikan produktivitas, yang

merupakan sisa pertumbuhan output setelah dikurangi dengan kontribusi dari

pertumbuhan modal dan tenaga kerja. Kelebihan outpun ini merupakan hak ekonomi

nasional karena kita bekerja dengan lebih produktif, lebih efisien, menerapkan

teknologi tepat guna dan tenaga kerja yang lebih terampil.

Sisa output ini bisa digunakan untuk meningkatkan gaji karyawan serta peningkatan

return to capital atau reinvestasi. Dengan demikian, walaupun investasi atau

pinjaman dari luar negeri berkurang, masih ada sifat output yang bisa digunakan

untuk investasi. Sisa output inilah yang bisa menjamin secara akumulatif

berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.

B.       Tujuan dan Sasaran

Tujuan pengukuran Total Faktor Produktivitas (TFP) adalah untuk :

1.        Menyediakan data dan informasi pengukuran Total Faktor Produktivitas

2.        Memasyarakatkan pengukuran Total Faktor Produktivitas

3.        Mendorong pemerintah untuk menggunakan hasil pengukuran Total Faktor

Produktivitas sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembangunan

ekonomi nasional, sektoral dan regional.

Page 4: Total faktor produktivitas

Sasaran pengukuran produktivitas TFP adalah tercapainya peningkatan motivasi

pemerintah untuk menerapkan konsep produktivitas dan peningkatan kemampuan

dalam penerapan Total Faktor Produktivitas.

C.           Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran TFP ini meliputi Pendahuluan; 

Konsep, Metode dan Mekanisme Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Tahapan

Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Monitoring dan Evaluasi

D.           Pengertian

1.   Produktivitas

-     Produktivitas secara konsep adalah berdasarkan keyakinan bahwa hari ini harus

lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

-     Produktivitas secara matematis adalah perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input).

2.    Produk Domestik Bruto

Penjumlahan nilai tambah dalam satu periode tertentu di suatu wilayah tertentu

dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tambah yang diciptakan,

diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor ekonomi yaitu, sektor pertanian,

pertambangan, industri pengolahan, listrik-gas dan air bersih, konstruksi,

perdagangan-hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real

estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

a.        Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor pertanian mencakup sub sektor: Tanaman Bahan Makanan, Tanaman

Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya, Kehutanan, Perikanan, dan Jasa

Pertanian. Nilai tambah sektor pertanian dihitung melalui pendekatan produksi.

Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi  dan harga

untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output setiap komoditi

diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga

produsen komoditi yang bersangkutan.

Page 5: Total faktor produktivitas

b.        Sektor Pertambangan dan Penggalian

Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian,

dikelompokkan dalam tiga subsektor, yaitu; pertambangan minyak dan gas bumi

(migas), pertambangan bukan migas dan penggalian. Nilai tambah sektor

pertambangan dan penggalian dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas

dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang

dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.

c.        Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yaitu industri

pengolahan minyak dan gas bumi (migas) dan industri pengolahan bukan migas.

Subsektor Industri Pengolahan Minyak dan Gas Bumi mencakup kegiatan

pengilangan minyak dan gas bumi serta pengolahan, penampungan, pendistribusian

gas alam cair dengan tujuan untuk dijual atau dipasarkan. Pendekatan penghitungan

output untuk kegiatan ini menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar

harga berlaku merupakan perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-

masing tahun.

Subsektor Industri Pengolahan Bukan Migas dibedakan atas dua bagian

berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlihat, yaitu: industri besar dan sedang/IBS

(tenaga kerja ≤ 20 orang), serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga / IKKR

(tenaga kerja 1 – 19 orang). Penghitungan nilai tambah IBS dilakukan dengan

menggunakan pendekatan produksi, sedangkan  penghitungan nilai tambah IKKR

dilakukan dengan menggunakan pendekatan tenaga kerja.

d.        Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Subsektor listrik mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik,

baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN

maupun oleh perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan

milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan

maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Sub sektor Gas Kota meliputi

penyediaan, transmisi dan penyaluran gas kota kepada konsumen dengan

menggunakan pipa dan hanya dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara

(Persero)/PGN. Kegiatan subsektor air bersih mencakup proses pengadaan,

pembersihan, penyulingan/pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk

menghasilkan air minum, serta penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat

lain untuk dijual ke rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. Nilai tambah

sektor listrik, gas dan air bersih dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas

Page 6: Total faktor produktivitas

dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang

dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.

e.        Sektor Konstruksi

Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi

yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat

tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan,

persiapan, pembuatan, pemasangan/instalasi, pembongkaran, dan perbaikan

bangunan. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu

perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh

kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan

konstruksi untuk dipakai sendiri. Metode yang digunakan untuk memperkirakan NTB

sektor konstruksi adalah melalui pendekatan arus barang. Penggunaan metode ini

didasarkan pada pemikiran bahwa besarnya output sektor konstruksi sejalan dengan

besarnya input komoditi dan non komoditi yang dipakai untuk mendirikan suatu

bangunan. Artinya antara output yang dihasilkan dan input yang digunakan dalam

sektor konstruksi mempunyai hubungan linier.

f.         Sektor Perdagangan, Hotel dan Retoran

Kegiatan subsektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang,

baik barang baru maupun bekas, dengan tujuan untuk disalurkan tanpa mengubah

sifat barang tersebut. NTB subsektor perdagangan dihitung dengan metode arus

barang. Output atau marjin perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai

beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkut barang

dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Subsektor hotel mencakup kegiatan

penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan

sebagai tempat penginapan. NTB subsektor hotel diperoleh dengan menggunakan

pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam

kamar dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas

dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan

indikator harganya. Subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan

minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Pendekatan

yang digunakan untuk menghitung output restoran yaitu melalui pendekatan

produksi.

g.        Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Page 7: Total faktor produktivitas

Kegiatan yang dicakup dalam subsektor pengangkutan terdiri atas jasa angkutan

jalan rel; angkutan jalan raya; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan

penyeberangan; dan jasa penunjang angkutan. Metode estimasi yang digunakan

adalah pendekatan produksi. Subsektor komunikasi terdiri dari kegiatan pos dan

giro, telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi. Metode estimasi yang

digunakan adalah pendekatan produksi.

h.        Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan

Subsektor keuangan terdiri dari usaha Bank, Jasa Asuransi, Dana Pensiun,

Pegadaian dan Lembaga Pembiayaan. Subsektor Real Estate meliputi usaha

persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal

maupun bukan tempat tinggal.

Subsektor Jasa Perusahaan mencakup kegiatan pemberian jasa hukum, jasa

akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa

bangunan/arsitek, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan

peralatan, dan jasa lainnya (misal jasa penyelenggaraan pameran).

i.          Sektor Jasa-jasa

Jasa-Jasa mencakup subsektor Jasa pemerintahan umum dan Jasa Swasta. Jasa

pemerintahan umum terbagi dua kegiatan yaitu Jasa administrasi pemerintahan dan

pertahanan dan Jasa pemerintahan lainnya. Jasa pemerintahan lainnya meliputi

kegiatan pemerintah di bidang jasa sosial dan kemasyarakatan (seperti jasa

pendidikan, jasa kesehatan, jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya) serta jasa

hiburan dan rekreasi yang diberikan oleh unit-unit  pemerintah secara individu

kepada masyarakat. Jasa Swasta terbagi dalam tiga kegiatan yaitu Jasa sosial dan

kemasyarakatan, Jasa hiburan dan rekreasi dan Jasa perorangan dan rumah

tangga.

3.    Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Terminologi lain dari kapital yang digunakan dalam SNA (1968) adalah

pembentukan modal tetap bruto/PMTB (gross fixed capital formation/GFCF), yang

secara konsepsi identik dengan besarnya investasi phisik yang direalisasikan di

suatu negara/wilayah pada suatu waktu tertentu (physical domestic investment).

Pembentukan modal tetap domestik bruto didefinisikan sebagai pengadaan,

pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam

negeri (domestik) dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang

modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya

mempunyai umur pakai satu tahun/lebih.Disebut sebagai pembentukan modal tetap

Page 8: Total faktor produktivitas

bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada

satu waktu tertentu. Istilah bruto mengindikasikan bahwa didalamnya masih

termasuk unsur penyusutan. 

Pembentukan modal tetap domestik bruto dapat dibedakan atas:

a.   Pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi;

b. Pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan;

c.   Pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan; dan

d.   Pembentukan modal untuk barang modal lainnya.

4.  Stok Kapital

Stok kapital didefinisikan sebagai persediaan berbagai jenis barang modal yang

berujud (phisik) seperti bangunan, mesin-mesin dan peralatannya, kendaraan, serta

barang modal lainnya yang memberikan kontribusi terhadap kelangsungan suatu

proses produksi. Barang modal yang menjadi input dalam proses tersebut tidak

habis digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun (final use). Namun konsep ini

tidak berlaku bagi barang modal yang mempunyai nilai relatif kecil/murah tetapi

mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun seperti peralatan tulis-menulis,

kalkulator, peralatan makan, cangkul dan sabit           di pertanian, dan sejenisnya,

karena barang-barang tersebut dianggap sebagai barang antara (intermediate

inputs) yang akan digunakan habis dalam proses produksi.

Kapital atau barang modal yang dalam pengertian sesungguhnya lebih menekankan

kepada aspek riil dari pada moneter, yang dapat dibatasi secara lebih jauh sebagai:

a.    Merupakan salah satu faktor produksi dalam bentuk peralatan produksi, bukan untuk

tujuan dikonsumsi.

b.    Umur pemakaiannya lebih dari 1 tahun (durable goods), dan nilainya relatif mahal.

c.    Digunakan dalam proses produksi pembuatan barang dan jasa secara terus

menerus (repeatedly) dan berkesinambungan (continously), baik langsung maupun

tidak langsung.

d.    Mencakup pembelian dan pengadaan barang modal baru dari dalam negeri, serta

barang modal baru maupun bekas dari luar negeri.

e.    Perbaikan secara besar-besaran yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas

atau memperpanjang umur pemakaian barang-barang modal tersebut.

f.     Pengeluaran untuk peningkatan nilai guna tanah seperti kegiatan pengembangan

dan pembukaan lahan baru, pematangan tanah dan reklamasi, perluasan hutan,

perluasan perkebunan, dan sejenisnya.

Yang tidak digolongan sebagai kapital adalah:

a.    Pembelian tanah

b.    Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).

c.    Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).

Page 9: Total faktor produktivitas

d.    Pembelian barang tahan lama oleh rumahtangga yang bukan untuk keperluan usaha

e.    Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk

dikembangbiakkan).

f.     Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan

hak kepemilikan (properti) sejenis.

g.    Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk

dikembangbiakkan).

h.    Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan

hak kepemilikan (properti) sejenis

Estimasi stok kapital menggunakan Perpetual Inventory Method (PIM), yang

pengukurannya diperhitungkan dari besarnya pembentukan modal tetap bruto yang

terjadi pada masa-masa sebelumnya sampai dengan waktu tertentu. Pengukuran

dilakukan melalui pendekatan “delayed survival function”. Melalui pendekatan ini,

estimasi stok kapital memperhitungkan faktor “retirement” dan penyusutan. Dalam

hal ini, penyusutan diperhitungkan terhadap nilai stok kapital bruto setelah dikurangi

dengan “retirement” sebelumnya.

Penghitungan stok kapital menggunakan formula sebagai berikut:

GCS (t)  =  GCS (t-1)  +  GFCF  (t) – R(t)

dimana     :

GCS (t)     =          Gross Capital Stock tahun ke t  (1981)

GCS (t-1)             =          Gross Capital Stock tahun t-1  (1980)

GFCF  (t)  =          Gross Fixed Capital Formation

selama tahun ke t         

R(t)                        =          Retirement pada tahun t

5.   Bekerja

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling

sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut

termasuk pula kegiatan pekerja yang tak dibayar yang membantu dalam suatu

usaha/kegiatan ekonomi.

6.   Upah/Gaji Bersih

Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang

dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Penerimaan dalam bentuk barang dinilai

dengan harga setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah

dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan

sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan.

Page 10: Total faktor produktivitas

7. Produktivitas Multi Faktor

Adalah rasio dari output terhadap lebih dari satu factor input. Sebagai contoh ; untuk

mengukur produktivitas dengan mempertimbangkan input dari tenaga kerja dan

kapital secara bersamaan

Ini adalah dasar untuk pendekatan Total Faktor Produktivitas

8. Total Faktor Produktivitas

TFP mencerminkan efisiensi dan efektivitas faktor-faktor produksi secara bersama-

sama yang digunakan untuk memproduksi output barang dan jasa

TFP meliputi semua faktor kualitatif yang memungkinkan sumber daya yang ada

untuk digunakan secara optimal untuk menghasilkan lebih banyak output per unit

input.

TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS

TFP mengugkapkan pengaruh dari perbaikan kualitatif yang memungkinkan untuk

meningkatkan keluaran tanpa menggunakan tambahan masukan . Ini berarti

membuat lebih cerdas dan lebih baik menggunakan sumber daya yang tersedia,

seperti:

     * Pengenalan teknologi baru atau peningkatan teknologi

     * Inovasi

Page 11: Total faktor produktivitas

     * Teknik manajemen yang lebih baik

     * Keuntungan dari spesialisasi

     * Perbaikan dalam efisiensi

     * Pekerja 'pendidikan, keterampilan dan pengalaman

     * Kemajuan dalam teknologi informasi

Contoh :

* Keuntungan dari spesialisasi, Teknik Manajemen yang lebih baik,  Pekerja

'pendidikan, keterampilan dan pengalaman akan menghasilkan pekerja yang lebih

cerdas dan lebih baik

Peningkatan Efisiensi, Upgrade teknologi,  inovasi,  Kemajuan dalam teknologi

informasi akan menghasilkan kemampuan peralatan dan mesin menghasilkan yang

lebih tinggi dan  perbaikan.

Gambar dibawah ini menjelaskan tentang pertumbuhan Total Faktor Produktivitas

dalam rangka meningkatkan output tanpan menambanh jumlah Inpu secara

kuantitatif

Page 12: Total faktor produktivitas

Peningkatan produktivitas dapat diperoleh oleh dua cara yang berbeda berarti.

1. Fungsi produksi tetap tidak berubah tetapi meningkatkan intensitas modal  (gerakan

dari P0 ke P1). Peningkatan intensitas modal dari K/L0 untuk K/L1 meningkatkan

produktivitas dari Y/L0 ke Y/L1.

2. Sebuah volume produksi yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan jumlah yang

sama tenaga kerja dan modal (gerakan dari P1 ke P2, perbaikan TFP) Produktivitas

meningkat dari Y/L1 untuk Y/L2, pada intensitas modal yang sama, K/L1.

A. Mengungkap pengaruh dari hal-hal kualitatif

Pada tingkat ekonomi, ada dua cara mengestimasi TFP:

1.    Kerangka Pertumbuhan Akuntansi

Berdasarkan Fungsi Produksi Cobb Douglas. Didasarkan pada pemikiran bahwa

pertumbuhan dalam faktor tidak dapat diukur (atau kualitatif) adalah perbedaan

antara pertumbuhan output secara keseluruhan dan peningkatan input faktor

terukur.

Persamaan :

Pertumbuhan TFP = Pertumbuhan GDP -  Pertumbuhan tertimbang  faktor

input

Bobot faktor input mencerminkan kontribusi bahwa faktor tertentu untuk

pertumbuhan output secara keseluruhan. Bobot ini  adalah dari factor yang

berbagiterhadap total output.

contoh

Dengan asumsi di suatu negara, sekitar 42% dari total output di bagikan kepada

pekerja sebagai upah, sedangkan sisanya 58% untuk modal dalam bentuk bunga

dan keuntungan. Ini berarti bahwa bobot diberikan adalah 0,42 untuk tenaga kerja

dan 0,58 untuk modal.

Oleh karena itu,

Page 13: Total faktor produktivitas

Pertumbuhan TFP = pertumbuhan GDP – (0.42 x tingkat pertumbuhan TK) –

(0.58 x tingkat pertumbuhan kapital)

2.     Regresi

Merupakan  hubungan statistik antara output (PDB), faktor sumber daya terukur

(seperti tenaga kerja dan modal) dan kelompok faktor kualitatif.

persamaan:

PDB = tingkat factor input tertimbang + TFP

Bobot diperkirakan. Untuk mengatasi faktor kualitatif  yang tidak dapat diukur, proxy,

biasanya tren waktu yang digunakan. Setelah latihan regresi, sebuah persamaan

seperti berikut dapat diperoleh:

      PDB = (a X tenaga kerja) + (b X modal) + (c X waktu)

di mana a, b, c adalah koefisien korelasi. Pertumbuhan TFP diberikan oleh koefisien

dari variabel waktu, c.

B. Kontribusi TFP  terhadap pertumbuhan Ekonomi

ada dua sumber utama Dalam pertumbuhan ekonomi  yang teridiri dari :

1. pertumbuhan Tenaga Kerja

2. Pertumbuhan Produktivitas

Perhatian pembangunan sebaiknya berfokus pada pertumbuhan jangka panjang  yang berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas yang menentukan standar

hidup masa depan

Tujuan akhir peningkatan produktivitas adalah menciptakan kualitas kehidupan yang

lebih baik, tujuan tersebut dapat dicapai melalui dua cara yaitu :

Page 14: Total faktor produktivitas

1.    Penambahan input secara kuantitatif dengan menambah jumlah penyerapan tenaga

kerja dan penambahan investasi dalam bentuk modal yang akan menghasilkan

Produk Domestik Bruto lebih tinggi

2.    Penambahan input secara kualitatif melalui peningkatan kualitas Angkatan Kerja dan

kualitas system dan modal yang akan menghasilkan Total Faktor Produktivitas yang

lebih Tinggi sehingga Produktivitas yang lebih tinggi akan diperoleh.yang

memberikan efek terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto

Secara bersama-sama input kuantitatif dan input kaulitatif mampu mengingkatkan

Produk Domestik Bruto maka akan tercipta kesejahteraan meningkat dan standar

hidup yang lebih tinggi sehingga kualitas kehidupan akan menjadi lebih baik

Pertumbuhan lapangan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan

dengan:

         Perluasan industri melalui program industrialisasi.

         Peningkatan iklim investasi di berbagai sektor ekonomi

Pertumbuhan produktivitas tergantung pada beberapa faktor seperti:

         Ekspansi kuantitatif modal fisik per pekerja atau intensitas modal

         pertumbuhan TFP

intensitas modal mengukur ekspansi modal fisik (aset tetap) yang dialokasikan untuk

setiap karyawan. Rasio ini menunjukkan apakah suatu industri relatif padat modal

atau Padat karya

pertumbuhan TFP mengukur perbaikan dalam aspek kualitatif dari Tenaga Kerja dan

input modal dan input-input tersebut bekerja sama secara efisien

C. Hubungan antara Varabel ekonomi kunci terhadap ekonomi

Hubungan PDB terhadap Produktivitas Tenaga Kerja dengan pertimbangan :

      PDB          = Y

Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja atau total Jam-pekerja = L

Persamaan :

Output

Produktivitas Tenaga Kerja =     --------------------------------

       Unit Input Tenaga kerja

Page 15: Total faktor produktivitas

Atau

PDB

Produktivitas Tenaga Kerja =     --------------------------------

Jumlah Tenaga kerja

Jadi,                                  P = Y / L

                                Y = P * L ... ... ... ... ... (1)

Secara matematis, persamaan ini dapat dinyatakan dalam hal pertumbuhan dalam

variabel. Persamaan pertumbuhan:

                           Ygr = Pgr + Lgr ... ... ... .... (2)

Dengan kata lain, dari waktu ke waktu, pertumbuhan PDB (Ygr) adalah jumlah dari

pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Pgr) dan pertumbuhan angkatan kerja yang

dipekerjakan (Lgr).

Derivasi matematis dari hubungan ini dimulai dengan fungsi produksi. Melalui

serangkaian persamaan matematika, sebuah persamaan yang berkaitan tingkat

pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (P), intensitas modal (K / L) dan TFP (A),

dapat diturunkan, sebagai berikut:

            Pgr  = Agr + b (K / L) gr ... ... ... ... ... (3)

• Para koefisien b menunjukkan bagaimana produktivitas yang akan tumbuh untuk

setiap perubahan persentase dalam intensitas modal.

             Agr = Pgr - b (K / L) gr ... ... ... ... ... (4)

1.     Hubungan TFP dengan PDB

  hubungan antara TFP dan PDB melalui produktivitas tenaga kerja. Dengan

mengambil persamaan (2) dan (3) secara bersamaan :

              Ygr = Pgr + Lgr

                    = (Agr + b(K/L)gr) + Lgr ……….. (5)

Dari sini, kita dapat memperoleh persamaan yang mendasari kerangka perhitungan

pertumbuhan.

              Ygr = Agr + aLgr + bKgr ……………. (6)

Dimana a diukur  sebagai  bagian tenaga kerja pada out put atau PDB

sementara b di ukur dengan bagian dari bagian modal  pada output atau PDB

Page 16: Total faktor produktivitas

2.    H ub ung an Produktivitas Tenaga Kerja terhadap   TFP

Produktivitas Tenaga kerja  ditentukan oleh sifat dan perubahan dalam proses

produksi. Perbaikan (baik kuantitatif atau kualitatif) dalam proses produksi akan

meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Perbaikan kuantitatif dalam bentuk intensitas modal lebih tinggi

Perbaikan kualitatif meliputi perbaikan organisasi, kemajuan teknologi dan

meningkatnya kualitas angkatan kerja, dengan kata lain, TFP.

D.   Faktor yang menentukan Total Faktor Produktivitas

Ada lima factor yang menentukan TFP  terdiri dari :

1.    Pendidikan dan Pelatihan (Eductioan and Training)

2.    Stuktur Modal (Capital Structur)

3.    Intensitas Permintaan (Demand Intensity)

4.    Restruktursasi Ekonomi (Economic Restructuring)

5.    Kemajuan Teknis (Technical Progress)

1. Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga kerja terampil diperlukan untuk memenuhi peningkatan investasi modal.

Peningkatan hasil pendidikan dalam peningkatan kemampuan belajar. Hal ini akan

memperpendek kurva belajar dari angkatan kerja dan tenaga kerja yang

memungkinkan untuk mengatasi dengan teknologi baru dan canggih. Oleh karena

itu, tenaga kerja terampil dan berpendidikan lebih tinggi akan lebih efficeint dan

menghasilkan produk yang berkualitas lebih baik dan layanan yang akan

memberikan kontribusi peningkatan TFP.

2. Struktur modal

Berkaitan dengan proporsi investasi input modal produktif. Investasi dalam mesin

dan peralatan yang input modal produktif akan menghasilkan output langsung

dibandingkan dengan investasi di bidang infrastruktur, pabrik dan bangunan yang

memiliki periode  lagi. Oleh karena itu, pertumbuhan TFP yang lambat menunjukkan

bahwa modal produktif belum dialokasikan secara efisien dan sepenuhnya

dimanfaatkan.

3. Intensitas Permintaan

Mencerminkan tingkat pemanfaatan kapasitas produktif perekonomian. Kenaikan

dalam permintaan akan menyebabkan peningkatan produksi dan pemanfaatan

Page 17: Total faktor produktivitas

penuh mesin yang ada dan peralatan yang akan memperluas skala ekonomi,

mengakibatkan peningkatan TFP.

4. Restrukturisasi ekonomi

Mengacu pada pergerakan sumber daya dari yang kurang produktif ke sektor yang

lebih produktif ekonomi. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa

sumber daya di sektor-sektor yang lebih produktif ekonomi yang digunakan pada

tingkat yang lebih efisien dari sumber daya di sektor yang kurang produktif.

5. Kemajuan teknis

Mengacu pada pemanfaatan yang efektif dan efisien teknologi, inovasi, sikap kerja

dan manajemen & efektivitas organisasi. Dengan kemampuan teknologi tinggi,

tenaga kerja termotivasi dan manajemen yang efektif, nilai-tambah yang lebih tinggi

dengan biaya kompetitif. produk dan jasa akan diproduksi

Didefinisikan secara luas, bahwa Pertumbuhan TFP mencakup semua perubahan

kualitatif dalam tenaga kerja dan modal, termasuk perubahan dalam komposisiny

serta intensitas permintaan, restrukturisasi ekonomi dan kemajuan teknis.

Page 18: Total faktor produktivitas

1.  

Contoh Hubungan antara Determinan:

• Jika pendidikan dan peningkatan keterampilan dilakukan secara independen dari

pengembangan industri dan restrukturisasi ekonomi, ekonomi mungkin berakhir

memiliki tenaga kerja baik tetapi tanpa pekerjaan.

Page 19: Total faktor produktivitas

• Jika teknologi dikembangkan ketat dalam laboratorium terbatas, industri mungkin

tidak siap untuk dikomersialisasikan R & D dilakukan.

BAB IV

PERHITUNGAN TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS (TFP) NASIONAL

1.    Estimasi Pertumbuhan TFP

•         Hubungan antara output dan input dapat dinyatakan sebagai

Total Produksi = TFP x   Total production = TFP * kombinasi volume input

  Dengan kata lain,  Qt = At F (Kt,Lt)

  Dimana  Q = Output

                K = jumlah modal yang diberikan

                L =  Jumlah jasa tenaga kerja yang diberikan

                A =  tingkat efisiensi

                 t  =  waktu                                                                  

                

Spesifikasi dari Fungsi produksi di atas  menunjukkan bahwa:

Qt bisa berubah bahkan jika jumlah modal dan tenaga kerja tetap sama

At adalah independen dari pertumbuhan di dua input utama

Page 20: Total faktor produktivitas

At  mencerminkan efek pada output total dari semua faktor-faktor selain jumlah

tenaga kerja dan modal (itu disebut sebagai produktivitas faktor total)

Berdasarkan metode perhitungan pertumbuhan, pertumbuhan dapat diurai menjadi :

      Qtg  =  TFPG + SkKtg + SlLtg

    

      TFPG  =  Qtg -  SkKtg - SlLtg

Dimana

Qtg  =  Tingkat pertumbuhan output

TFPG = tingkat pertumbuhan TFP

Ktg =  tingkat pertumbuhan input modal

Ltg  =  tingkat pertumbuhan input Tenega kerja

Sk = relative share dari modal dalam pendapatan

Sl  =  relative share dari Tenaga Kerja dalam pendapatan

Sk + Sl =  1

Output

PDB harga konstan.

Capital

Asset produktif seperti permesinan, bangunan dan peralatan kantor

Membutuhkan nilai-nilai jasa modal yang digunakan dalam proses produksi selama

periode satu tahun akuntansi

Tenaga kerja

Gunakan jumlah orang yang dipekerjakan termasuk wiraswasta.

Kontribusi Tenaga Kerja

Kontribusi Tenaga Kerja didefinisikan sebagai rasio dari kompensasi tenaga kerja

terhadap PDB pada harga konstan

  

Kontribusi Modal

Didefinisikan sebagai  1 – kontribusi Tenaga Kerja.

2.    Perhitungan Kapital Stok Nasional

Volume pelayanan yang diberikan oleh modal (aktiva produktif) adalah sebanding

dengan volume Sok Kapital  itu sendiri.

Page 21: Total faktor produktivitas

Panduan:

Jika perkiraan aktual data stok kapital tersedia, menggunakannya dalam estimasi .

Jika perkiraan aktual stok kapital tidak tersedia, gunakan pilihan berikut:

       • Gunakan hasil estimasi dari sumber yang diterbitkan lainnya.

       • Gunakan data proxy untuk estimasi dengan menggunakan Perpetual

          Metode persediaan. (Perpetual Inventory Method)

Perpetual Inventory Method

Stok capital di estimasikan dengan mengikuti Perpetual Inventory Method:

                      Kt = (1 – d)Kt-1 + It

Dimana

       Kt = stok capital pada awal waktu t

            It =  investasi pada tahun t

             d =  rasio  depresiasi pada tahun t

panduan:

1) Untuk memiliki perkiraan dari stok kapitaluntuk patokan tahun.

2) Sebuah jumlah sederhana dari investasi selama tahun tertentu jumlah tahun

digunakan sebagai aproximasi dari acuan tahun stok capita

3) Ketika depresiasi data tidak tersedia,tingkat bunga tetap digunakan.

Data yang dibutuhkan

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada harga konstan dari pemerintah dan

swasta

Langkah Perhitungan

Page 22: Total faktor produktivitas

  

•     Langkah1

      Kumpulkan data PMTB pada harga konstan dari pemerintah dan sector swasta

•     Langkah 2

      Jumlahkan total sepanjang taun

         langkah 3

Mendapatkan perkiraan Stok Kapital diawal tahun t. Sebagai contoh:

K1975 = I1960 I1961 + + ... ... .. + I1974         langkah 4

masukan variabel ke dalam persamaan untuk memperoleh stok capital dalam tahun

berjalan. Dengan asumsi tingkat depresiasi adalah 3%