13
STRATEGI PUBLIC RELATIONS dalam PEMASARAN Kerangka Konsep Public Relations Sebagai mana umumnya kita mengenal Public Relations pada dasarnya adalah suatu seni untuk menciptakan saling pengertian antara kedua belah pihak yang lebih baik sehingga memperbesar kepercayaan terhadap sesuatu organisasi, perusahaan atau seseorang. Jadi public relations adalah suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dan publiknya, baik intern maupun ekstern. Public Relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk membangun image, dan membina saling pengertian diantara kedua pihak. Public Relations adalah salah satu fungsi yang penting dalam membantu pemasaran. W. Emerson Reck berpendapat public relations merupakan kelanjutan dari proses pendapatan kebijaksanaan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang- orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan good will dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap untuk menjamin adanya pegertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya. Ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Frank Jefkin yang mengatakan Public Relations berarti menciptakan saling pengertian. Public Relations adalah suatu untuk mendapatkan sesuatu tanpa harus

Strategi public relations dalam pemasaran

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI PUBLIC RELATIONS dalam PEMASARAN

Kerangka Konsep Public Relations

 

Sebagai mana umumnya kita mengenal Public Relations pada dasarnya adalah suatu 

seni untuk menciptakan saling pengertian antara kedua belah pihak yang lebih baik sehingga 

memperbesar kepercayaan terhadap sesuatu organisasi, perusahaan atau seseorang.

 

Jadi  public relations  adalah   suatu   kegiatan   timbal   balik   antara   lembaga   dan 

publiknya, baik intern maupun ekstern. Public Relations merupakan fungsi manajemen yang 

bertujuan untuk membangun image, dan membina saling pengertian diantara kedua pihak. 

Public Relations adalah salah satu fungsi yang penting dalam membantu pemasaran.

 

W. Emerson Reck berpendapat  public relations  merupakan kelanjutan dari  proses 

pendapatan   kebijaksanaan,   penentuan   pelayanan   dan   sikap   yang   disesuaikan   dengan 

kepentingan   orang-orang   atau   golongan   agar orang   atau   lembaga   itu   memperoleh 

kepercayaan dan good will dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan 

sikap untuk menjamin adanya pegertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya. Ini sejalan 

dengan apa yang dikemukakan oleh Frank Jefkin yang mengatakan Public Relations berarti 

menciptakan saling pengertian.  Public Relations  adalah suatu untuk mendapatkan sesuatu 

tanpa harus melakukan sesuatu. Tetapi dalam kenyataannya kita tidak akan mendapatkan 

apapun bila tidak berbuat sesuatu. Sekarang menjadi pertanyaan besar, apa public relations

profitable atau investasi dalam kegiatan pemasaran? 

Pemasaran di  zaman yang penuh kompetisi seperti sekarang ini tidak cukup hanya 

dengan model  pemasaran konvensional  yang sering dikenal  dengan bauran 4 P (Produk, 

Price, Place, Promotion)  tetapi harus ditambah dengan public relations dalam menghadapi 

persaingan yang semakin sengit. Citra organisasi yang baik dan produk, itulah kunci pertama 

memenangkan konsumen, kalau organisasi atau produk tidak dikenal mana mungkin ada 

penjualan. Bagi praktisi public relations, kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan 

meyakinkan pelanggan dan mitra usaha  kerja untuk negosiasi  sehingga terjalinnya saling 

pengertian   yang   positif.   Produk   yang   ditawarkan   secara   sistematis   dirancang   cara 

menjalankannya,  pendekatan  persuasif  dan  kelincahan  bernegosiasi  dengan perhitungan 

untung rugi  yang terkakulisasi  merupakan teknik  public relations  untuk mencapai  tujuan 

organisasi.  Public Relations  adalah   salah   satu   fungsi   yang   penting   dalam   membantu 

pemasaran.   Saat   ini   belum   banyak   yang   memanfaatkan   fungsinya   bagi   keberhasilan 

pemasaran.   Ini  mudah   dimengerti   karena   selama   ini  public relations  berbicara   dengan 

beragam   publik,   pemegang   saham,   karyawan,   badan legislatif,   pimpinan,   komunitas, 

sehingga peran public relations sebagai pendukung produk pemasaran cenderung diabaikan.

Konsepsi Marketing Public Relations

Adalah Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing yang 

merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan Marketing Mix, kemudian muncul lagi istilah 

Marketing Public Relations  (MPR),   sebagai  pengembangan  tahap berikutnya  dari  konsep 

sebelumnya   (Megamarketing)   yang  dipopulerkan  oleh  Thomas   L.  Harris   (1991).  Melalui 

bukunya yang berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations. Konsepnya adalah sebagai 

berikut:

Marketing Public Relations  adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian 

program   yang   merangsang   penjualan   dan   pelanggan.   Hal   tersebut   dilakukan   melalui 

pengkomunikasian  informasi  yang kredibel  dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan 

perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan).

Secara   umum   pengertian  Marketing Public Relations  merupakan   suatu   proses 

perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang 

pembelian   dan   kepuasan   konsumen   melalui   pengkomunikasian   informasi   yang   dapat 

dipercaya  melalui   kesan-kesan  positif   yang  ditimbulkan   dan  berkaitan  dengan   identitas 

perusahaan   atau   produknya   sesuai   dengan   kebutuhan,   keinginan,   perhatian,   dan 

kepentingan bagi para konsumennya.

Konsep MPR dari Thomas L. Harris (1991) tersebut di atas tidak jauh berbeda dari 

pengertian yang didefinisikan oleh Philip Kotler, yaitu:

Marketing Public Relations works because it adds value to product through its unique

ability to lend credibility to product message.

Pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik (Three

Ways Strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu:

Pertama bahwa Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik 

pull strategy (menarik), 

Kedua   adalah  power  (kekuatan)   sebagai   penyandang,  push strategy  (untuk 

mendorong) dalam hal pemasaran, 

Taktik ketiga,  pass strategy  sebagai upaya untuk mempengaruhi atau menciptakan 

opini publik yang menguntungkan.

Strategi Public Relations dalam pemasaran

Pengertian   pemasaran   (marketing)   yang   ada   di   sini   tidak   lagi   dalam  pengertian 

sempit, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh,  informative,  persuasive, 

dan edukatif, baik segi perluasan pemasaran (makes a marketing) atas suatu produk barang 

atau jasa yang diluncurkan,  maupun yang berkaitan dengan “perluasan” suatu pengaruh 

tertentu (makes an influence)  dari  suatu kekuatan (power)   lembaga atau terkait  dengan 

citra   dan   identitas   suatu   perusahaan   (corporate image and identity).   Termasuk   aspek 

lainnya, yaitu pass strategy sebagai upaya untuk menciptakan citra publik yang ditimbulkan 

melalui berbagai kegaiatan (breakthrough the gate-keepers), dan partisipasi dalam kegiatan 

kemasyarakatan  (community relations)  atau  tanggung  jawab sosial   (social responsibility), 

serta   kepedulian   terhadap  masalah-masalah   yang   berkaitan   dengan   kondisi   sosial   dan 

lingkungan hidup.

Program  Marketing Public Relations  tersebut di satu sisi,  merupakan upaya untuk 

merangsang   (push)  pembelian  dan  sekaligus  dapat  memberikan  nilai-nilai   (added value) 

atau   menggunakan   produknya.   Di   sisi   lain   melalui   kiat   PR   dalam   menyelenggarakan 

komunikasi timbal balik dua arah yang didasari oleh informasi dan pesan-pesan yang dapat 

dipercaya,   diharapkan   dapat   menciptakan   kesan-kesan   positif   terhadap   lembaga   yang 

diwakilinya. Hal ini merupakan “sinergi” peranan Corporate Public Relations (CPR) dari taktik 

pull strategy (strategi untuk menarik), yang kemudian diikuti dengan taktik selanjutnya, pass

strategy (strategi untuk membujuk) untuk mendukung (back up) demi mencapai tujuan dari 

Marketing Public Relations  (MPR).  Semua itu dilengkapi dengan upaya mendorong (push

strategy)   baik   segi   perluasan   pengaruh   (improvement)   maupun   bidang   pemasarannya 

(product marketing oriented).

Biasanya  manager  pemasaran  dan  praktisi  public relations  tidak   selalu  berbicara 

dalam bahasa yang sama, satu perbedaan pokok adalah bahwa manajer pemasaran lebih 

orientasi pada laba penjualan, sedangkan praktisi public relations melihat tugasnya sebagai 

menyebarluaskan informasi dengan strategi komunikasi yang jitu. 

Hal tersebut di atas dapat diatasi dengan:

1. Praktisi  public relations  market oriented yaitu  dengan mengelola   semua aktivitas 

public relationsnya   dengan   gagasan   agar   berbagai   aktivitas   tersebut   akan  dapat 

menunjang pemasaran perusahaan dalam meningkatkan laba.

2. Membentuk bagian khusus dengan sebutan  public relations pemasaran yang dapat 

secara langsung men-dukung pengenalan produk dan juga membangun citra, antara 

lain dengan cara memastikan ruang editorial   (bukan ruang iklan) di  media massa 

yang akan dibaca, dilihat, atau didengar oleh para pelanggan dengan maksud khu-

susnya untuk tercapainya sasaran penjualan.

Public Relations pemasaran dapat berkontribusi melalui berbagai kegiatan :

1. Membantu peluncuran produk baru dengan mensponsori acara

2. Membantu   reposisi   sebuah   produk,   mengkampanyekan   beru-lang-ulang   sebuah 

program/ kegiatan hingga bisa  diterima oleh masyarakat

3. Mempengaruhi kelompok tertentu

4. Mempertahankan produk-produk yang terganggu oleh masalah public. Kasus lemak 

babi  dan biskuit  beracun dalam memanfaatkan  public relations  adalah salah satu 

contoh yang dapat menyelamatkan perusahaan dari kepunahan.

5. Membangun citra perusahaan yang menguntungkan penjualan produk

Seorang   praktisi  public relations,   khususnya   untuk   pemasaran,   harus  melakukan 

studi pasar untuk menganalisa pasar. Studi pasar dilakukan melalui beberapa pendekatan, 

antara lain:

Pendekatan komoditi

 Yaitu mempelajari sistem marketing tiap jenis komoditi satu per satu.

Pendekatan institusional

Yaitu penelitian anatomis terhadap sistem pemasarannya. Maksudnya, tiap 

bagian dari system marketing barang itu dilukiskan dan kemudian dianalisis. 

Sudah tentu dihubungkan dengan kebutuhan yang bersangkutan.

Pendekatan fungsional

Yaitu   penelitian   yang   bersifata   analisis   fisiologis.   Tiap   fungsi   dari   system 

marketing itu dibahas dan kemudian dianalisis.

Pendekatan historis

Yaitu   pengamatan   terhadap   bagaimana   terbentuknya   fungsi-fungsi   dan 

institusi marketing yang ada.

Pendekatan metode ongkos

Yaitu menganalisis segi-segi ongkos dari semua kegiatan dalam marketing.

Semua pendekatan tersebut tiada lain untuk menemukan berbagai sebab dan akibat 

yang terjadi dalam upaya marketing dari perusahaan yang bersangkutan. Adapaun hal yang 

perlu ditelaah dalam kegiatan analisis pasar adalah:

Konsumen terakhir  berdasarkan motif  pembeli  dan sikapnya,   faktor-faktor 

yang mempengaruhi  konsumen,  dan posisi  konsumen dalam pasaran  jual-

beli.

Sistem  pengeceran   yang   lazim  dipaaki   cara-cara   baru   yang   perlu   dicoba. 

Dalam   hal   ini   analisis   dititikberatkan   pada   perlunya,   dalam   arti   jenis 

bagaimaan   sistem   pengecerannya.   Seperti:   penjualan   langsung   kepada 

konsumen,a tau system swalayan, penjualan per pos, atau chain stroes, dan 

sebagainya.

Sistem grosir   yang  dijalankan  memperlihatkan   saluran-saluran  utama  dari 

aliran barang-barang dan jasa.

Fungsi-fungsi pemasaran

Kebijakan pemasaran

Efisiensi dan ongkos pemasaran

Contoh ilustrasi dari tujuan program PR  dalam Marketing Public Relations:

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BISNIS JASA PERBANKAN

(Marketing Objective)

(Marketing Strategy)

  (PR Objective)

(PR Strategy)

Work Programme PR:

Upaya meningkatkan mutu, kuantitas,d an kualitas produk, dan jasa pelayanan bank.

Meningkatkan jumlah para nasabah bank melalui kiat promosi dan publikasi serta pelayanan prima dan sebagainya (product oriented)

Membujuk masyarakat atau nasabah berpotensi melalui berbagai macam pelayanan menarik, dan benefit, hadiah-hadiah lain sebagainya, sebagai perangsang (mendorong) melalui taktik, Push, Pull and Pass Strategy of MPR)

Mengkomunikasikan manfaat dan daya guna jasa perbankan melalui kiat membujuk (persuasive) dan slogan atau kata-kata yang menarik (magic word), seperti “Bank kami tumbuh bersama usaha Anda”. (Customer need oriented).

Kiat memperoleh publisitas tinggi melalui berbagai aktivitas dan program kerja CPR (Corporate Public Relations), yaitu melalui:

Memberikan berbagai macam hadiah menarik, souvenir, gift ways pada acara-acara tertentu

Mengadakan seminar, presentasi, dan lokakarya dengan tema dan pembicara yang menarik melalui acara sponsorship

Kepedulian terhadap lingkungan hidup, serta bidang kesejahteraan masyarakat lainnya

Membentuk membership yang keanggotaannya terdiri dari nasabah yang setia untuk membentuk suatu kegiatan tertentu sebagai pengikat melalui funs club lain sebagainya

Daftar Pustaka

Jefkins,  Frank. 1994. Public Relations Untuk Bisnis. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Efendy, O. Onong. 1988. Hubungan Insani. Jakarta:  Remaja Karya, Jakarta.

Katz, Bernase. 1991. Bagaimana Memasarkan Jasa Profesional. Jakarta:  Binaman Pressindo, 

Jakarta.

Rogers, M. Everest et. Al. 1981. Comunication of Innovations. Jakarta:Remaja Karya.

Ruslan, Rosady. 2005.  Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan

Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Suhandang, Kustandi. 2004. Public Relations: Kajian, Program, dan Implementasi. Bandung: 

Nuansa.

TUGAS

KAPITA SELEKTA

Makalah Strategi PR dalam Pemasaran

Yana 210111100032

Wenty Aryatie 210111100029

Mella Defiani 210111100072

Fajriliani PP 210111100045

Susi Ganeu V. 210111100084

Dinna Rahmawati 210111100083

U N I V E R S I T A S P A D J A D J A D R A N

F A K U L T A S I L M U K O M U N I K A S I

JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT

KAMPUS BANDUNG