Upload
muhammad-ansar
View
3.411
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MAKALAHWAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM
POTENSI KEBAHARIAN INDONESIA
(PULAU BALI)
MUHAMMAD CHAEROEL ANSARE12113321
ILMU PEMERINTAHANILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN2014
Kata Pengantar
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan dan semangat kerja keras, tanpa izin dan pertolongan-Nya saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun agar saya dan para pembaca dapat mengetahui potensi kebaharian Indonesia khususnya dalam tugas ini adalah Pulau Dewata Bali, awalnya saya mengambil Kepulauan Raja Ampat namun karena kebanyakan teman saya menulis mengenai Raja Ampat, maka saya menulis yang berbeda, selanjutnya sebagai kewajiban saya untuk menyelesaikan tugas akhir dari Mata Kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim.
Tugas ini memuat tentang potensi kebaharian Pulau Dewata Bali serta analisa langsung oleh saya sendiri dengan tugas ini diharapkan kita dapat membentuk paradigma baru mengenai potensi bahari di Indonesia, menciptakan sikap Nasionalisme dan dapat di mengerti dan di pahami serta di implementasikan di dalam kehidupan nyata, khususnya bagi diri saya sendiri.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah mengizinkan saya agar dapat berfikir analitik dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya menyadari bahwa tugas ini kurang sempurna. Oleh karena itu, Kritik yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan. Terima kasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Makassar, 10 Mei 2014
Muhammad Chaeroel Ansar
DAFTAR ISI
ContentsKATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................5
KEADAAN UMUM PULAU BALI.....................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT BALI..................................................................7
BAB IV....................................................................................................................................12
WISATA BAHARI BALI....................................................................................................12
BAB V......................................................................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................................16
BAB VI....................................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................................20
DAFTAR BACAAN................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi wisata bahari Indonesia cukup besar. Kekayaan alam, keanekaragaman
hayati, dan keindahannya terhampar luas. Namun aset yang sangat berharga ini belum
dapat terjamah seluruhnya. Masih banyak potensi alam bak surgawi yang terbengkalai.
Hamparan pantai berpasir putih terbentang sejauh mata kita memandang. Langit yang
cerah bertemu dengan birunya samudra hingga keujung cakrawala. Semuanya itu
bukanlah sebuah mimpi tentang tanah surgawi namun sebuah potensi di Nusantara ini.
Indonesia memiliki luas laut 75.000 km2 dengan garis pantai 81.000 km, ditaburi
dengan 13.000 pulau (saat ini) di dalamnya terdapat 950 spesies terumbu karang, 8.500
lebih spesies ikan tropis, dan 555 spesies rumput laut, serta 18 spesies padang lamun.
Akan tetapi semua itu belum sepenuhnya termanfaatkan. Melihat potensi ini, wisata
bahari Indonesia bisa dikembangkan lebih luas, antara lain dengan bisnis wisata (business
turism), wisata laut (sea turism),wisata pantai (seaside turism), wisata pesiar (cruise
turism), wisata alam (eco turism) dan wisata olahraga (sport turism). Jika dimanfaatkan
secara optimal, ini merupakan sumber devisa negara. Diperkirakan 25-30% devisa
pariwisata sebesar 6,3 miliar dollar AS bersumber dari wisata bahari (Data BPS 2009).
Dalam 10 tahun yang akan dating jumlah ini akan meningkat hingga 50% kedepannya.
Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia mencatat tren wisata akhir tahun secara
nasional masih didominasi berbagai destinasi ke wilayah Inonesia bagian barat, dengan
jumlah pengunjung sekitar 80 juta orang. Sementara untuk bagian timur diperkirakan
hanya 3-4%nya saja. Kondisi ini tidak terlepas dari kurangnya promosi wisata (khususnya
wisata bahari) untuk daerah-daerah yang berada di destinasi bagian timur. Selain itu
permasalahan yang mendera di bagian timur adalah kurangnya infrastruktur, khususnya
transportasi, yang membuat kunjungan atau wisata kedaerah ini menjadi sulit dan mahal.
Indonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau).
Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan internasional maupun
domestik yang datang mengunjungi Bali. Mereka tidak hanya tertarik pada keindahan
alamnya saja, tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang sampai
saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak kebudayaan asing masuk ke Bali.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan kebudayaan
masyarakat Bali dan obyek wisata bahari yang ada di Bali. Disamping itu penulis juga
ingin mengetahui mengapa pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional dan apa yang
membuat wisatawan lebih tertarik pada pulau Bali, padahal banyak pulau-pulau lain di
Indonesia.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
Untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Wawasan Sosial Bahari Maritim
Untuk menambah wawasan tentang kebahariaan di pulau Bali
Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali
C. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami makalah ini, maka penulis pada
bagian ini menjelaskan isi dari tugas makalah ini. Pada bab pendahuluan diberi gambaran
mengenai apa yang akan di bahas penulis secara umum. Pada selanjutnya, Penulis
menjelaskan tentang keadaan pulau Bali. Untuk memberi gambaran lebih jelas kepada
pembaca tentang letak geografis, wilayah, pemerintah dan penduduk bali.
Pada kebudayaan dan masyarakat bali, penulis menulis tentang sistem
kepercayaan, sistem kasta, sistem kesenian, keragaman etnis orang bali, sistem
kekerabatan, kehidupan sosial masyarakat bali. Pada bab selanjutnya, penulis
menjelaskan beberapa obyek wisata yang ada di bali seperti, Tanah Lot, Pantai Sanur
Pantai Kuta, Patung GarudaWisnu Kencana (GWK), Danau Bedugul, Tanjung Beoa Nusa
Dua, Joger Pasar Seni Sokawati dan alas Kedhaton.
BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI
A. Letak Geografis
Provinsi Bali terletak 8o03’40”LS – 8o48”LS dan 144o25’53”BT –
115o42’400”BT, dengan luas wilayah 5.88,8 km2. Bali beriklim tropis dengan curah hijan
sedang, Sekitar 120 mm perbulan. Musimhujan terjadi pada bulan Oktober-April dan
musim kemarau terjadi pada bulan April-Oktober.
Pulau Bali terletak duisebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Tmur : Selat Lombok
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Selat Bali
B. Wilayah
Pulau bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggar, Indonesia. Pulau yang
luasnya 5.808,8 km2 ini ibelah dua pegunungan yang membujur dari barat ke timur,
Sehingga daratan yang agak sempit disebelah utara dan daratan yang lebih luas di sebelah
Selatan. Pegunungan yang sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut
mempunyai hal yang penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau
bali. Di wilayah pegunungan itulah terletak pura-pura yang dianggap suci oleh orang bali,
seperti Pura Pulaki, Pura Batukaru, dan yang utama adalah pura Besakih di kaki gunung
Agung yang merupakan gunung tertinggi di bali.
C. Pemerintah
Provinsi bali terdiri dari 8 kabupaten yaitu:
Jembaran dengan ibukota Jimbaran
Tabanan dengan ibukota Tabanan
Badung dengan ibukota Denpasar
Gianyar dengan ibukota Gianyar
Klungkung dengan ibukota Smrapura
Bangli dengan ibukota Bangli
Karangasem dengan ibukota Amtapura
Buleleng dengan ibukota Singaraja
Di tambah satu kota madya yaitu Denpasar, 51 Kecamatan, 658 des, 3.568 Banjar
dinas. Provinsi bali dipimpin oleh seorang gubernr, sedangkan kabupaten di pimpin oleh
Bupati, dan kota madya dipimpin oleh seorang wali kota.
Berikut gubernur-gubernur yang pernah menjabat di bali :
Anak Agung Bagus Satudja 1950-1958
I Gusti Bagus Okta 1958-1959
Anak Agung Bagus Satudja 1959-1965
I Gusti Putu Marta 1965-1967
Soekarmen 1967-1978
Ida Bagus Marta 1978-1988
I Bagus Okta 1988-1993
I Bagus Okta 1993-1998
Dewa made Beratha 1998-2003
Dewa made Beratha 2003-2008
D. Penduduk
Jumlah penduduk bali tahun 1997 berjumlah 2.903.582 jiwa terdiri dari 1.446.822
jiwa laki-laki dan 1.459.760 jiwa perempuan. Sedangkanjumlah penduduk warga
negaraIndonesia keturunan berju,lah 2.906.582 jiwa. Jumlah transmigasi yang dari bali
tahun 1997 yaitu 5.458 jiwa.
BAB III
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT BALI
A. Sistem Kepercayaan
Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama,
masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti
yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara),
dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa
yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu
(dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai
adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali
dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di
kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali
dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan
suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang
sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang
masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai
denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-
sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah
upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian,
setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini
memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah
tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini
biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau
saudara dekat dari orang yang meninggal.
Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai
pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum
masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan
dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di
buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak
Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :
Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa
Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh
Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran
Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat
B. Sistem Kasta
Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan
masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut,
masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :
1. Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini
merupakan kasta tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini
sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
2. Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan
berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat
kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah
kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat
atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.
3. Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas
kepemilikan tanah, sawah dan tempat tinggal.
Petani Kaya Bawah
Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini
mengolah sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta
keluarganya.
Petani Kelas Atas
Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah
atau ladang lebih dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan
menghidupi seluruh keluarga dan saudaranya. petani karya atas ini memiliki
sawah lebih dari 5 hektar dan juga memiliki tanah pekarangan beserta halman
untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi petani karya atas, penggarapan sawah tidak
dilakukan sendiri, tetapi dengan cara mempekerjakan buruh tani atau dari kasta
sudra.
Petani Kaya Sedang
Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau
mempunyai sawah cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan
keluarganya sendiri, tetepi untuk mencukupi kebutuhan saudaranya ditangguhkan.
4. Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang
dihormati. Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah
pekarangan atau rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam
pembagian kasta di bali.
C. Sistem Kesenian
Sistem keseniandi bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat
bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan.
Tari Legomg merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari
Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan
pintu masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori
Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.
Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah
Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya
menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai
hiasan bunga emas da bunga kamboja.
D. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia,
demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra)
dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau antara warga
yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan
adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan
suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut
kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang
merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang
dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari
saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara
yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara
tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali. Kedua cara tersebut dilakukan dengan
melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si
gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa
lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari
keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek
moyang si gadis.
Setelaha menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks
perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah
baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru
menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.
E. Kehidupan Sosial Masyarakat Bali
1. Banjar
Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada
kesatuan wilayah. Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara,
upacara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan, sifat keanggotaan banjar
hanya terbatas pada yang lahir di wilayah banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar,
sifat keanggotaanya tidak tertutup dan terbataspada orang-orang asli yang lahir di
Banjar itu.
Orang dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebatulan menetap di
Banjar bersangkutan di pisahkan untuk menjadi anggota (karma Banjar) jika yang
bersangkutan menghendaki. Pusat banjar adalah Bale Banjar, di mana warga Banjar
bertemu pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang disebut
kelai Banjar. Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan
kehidupan dari Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan
beragama. Selain itu, ia juga harus memecahkan masalah yang menyangkut adat.
Kadang kalian Banjar juga mengurus hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan
administrasi pemerintahan.
2. Subak
Subak di bali seolah-olah lepas dari Banjar, dan mempunyai kepala sendiri.
Orang yang menjadi warga Subak tidak semuanya sama dengan orang yang menjadi
anggota Banjar. Warga Subak adalah oemilik atau penggarap sawah yang menerima
air irigasi dari bendungn-bendungan yang di urus oles suatu subjek.
3. Seka
Dalam kehidupan masyarakat bali, ada organisasi-organisasiyang bergerak
dalam lapangan kehidupan yang khusus yaitu Seka. Orgsnisasi ini bersifat turun-
temurun, tetepi adapula yang bersifat sementara. Ada seka yang fungsinya
menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara yang berkenaan dengan desa,
misalnya Seka Baris (perkumpulan tari baris), Seka teruna-teruni, Seka tersebut
sifatnya permanen. Dan yang bersifat sementara seperti Seka yang didirikan
berdasarkan suatu kebutuhan tertentu, misalnya Seka Memula (perkumpulan menuai),
Seka Gong (perkumpulan gamelan), Seka-seka tersebut biasanya merupakan
perkumpulan yang terlepas dari organisasi Banjar maupun desa.
4. Gotong Royong (Ngupoin)
Meliputi aktifitas disawah (seperti menanam,menyiangi, memanen, dll) dalam
sekitar rumah tangga (memperbaiki atap rumah, dinding rumah, memperbaiki sumur,
dll), dalam perayaan-perayaan atau upacara-upacara yangdi adakan oleh suatu
keluarga atau dalam peristiw kecelakaan dan kematian, Mgupoin antara individu
biasanya dilandasi oleh pengertian bahw bantuan tenaga yang diberikan wajib di balas
dengan tenaga juga.
BAB IV
WISATA BAHARI BALI
Sampai sekarang Bali merupakan daerah tujuan wisata yang utama di Indonesia
padahal masih banyak tempat wisata lainnya di Indonesia. Bali memiliki daya tarik tersendiri
sebagai daerah wisata, keindahan alam dan seni budayanya berbeda dengan negara lain. Alam
pulau Bali yang bersatu dengan kehidupan masyarakatnya yang ramah tamah merupakan
salah satu daya tarik bagi wisatawan.
Beberapa objek wisata yang ada di Bali antara lain :
a) Tanah Lot
Tanah Lot merupakan sebuah objek wisata di Bali. Di Tanah Lot ada dua pura yang terletak
di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing
mirip dengan Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari Pura Sad kahyangan, yaitu
pura-pura yang merupakan sendi-sendi Pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut
tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Objek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraban Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan,
sekitar 13 km barat Tabanan. Di sebelah utara pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang
terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan
daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat
yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore
hari untuk melihat keindahan sunset itu.
b) Tanjung Benoa
Tanjung Benoa merupakan pantai berpasir putih. Di tempat ini wisatawan disuguhi beraneka
water sport, misalnya : Banana boat, para celing, diving, speed boad. Tempat ini wisatawan
juga dapat berkunjung ke Pulau Penyu, yaitu sebuah pulau kecil yang terdapat berbagai
macam penyu, dari ukuran yang paling kecil sampai yang paling besar. Selain itu ditempat ini
wisatawan juga dapat menguji diri dengan olahraga memacu adrenalin.
Menurut masyarakat setempat di Pulau Penyu hidup seekor penyu berkepala manusia dan
dianggap kramat oleh masyarakat Bali. Untuk dapat mencapai Pulau Penyu kita dapat
menyewa perahu motor yang tersedia dengan
membayar uang sewa yang lumayan menguras kantong kita sebagai pelajar, dan dengan
waktu yang telah ditentukan. Selain itu Tanjung Benoa – Nusa Dua juga dapat berbagai
fasilitas antara lain restaurant dan hotel.
c) Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan – Jimbaran, Bali. Patung ini
merupakan karya pematung terkenal di Bali, I Nyoman Nuarta patung ini dikembangkan
sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut
berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa pelindung yang mengendarai
burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat dikisah Garuda dan kerajaannya yang berkisah
mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari
perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang mengenai jarak pandang sampai dengan
20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung GWK
ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari
campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan leher 60 meter.
d) Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar,
Ibukota Bali, Indonesia. Pantai Kuta terletak di Kabupaten Badung.
Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisatawan turis mancanegara dan telah menjadi objek
wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai
pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan pantai.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran, dan tempat pemandian serta jemur diri, selain
keindahan pantainya, Pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain
misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju Panti Legian.
Pantai ini juga memiliki ombak yang sangat bagus untuk olahraga surfing, terutama bagi
peselancar pemula.
e) Pantai Sanur
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancong pariwisata yang terkenal di Pulau Bali. Tempat
ini letaknya persis di sebelah timur kota Denpasar, Ibukota Bali. Sanur berada di Kabupaten
Badung.
Pantai Sanur adalah lokasi utama untuk berselancar (surfing), ombak pantai Sanur sudah
termasyhur diantara para wisata mancanegara. Tak jauh dari lepas pantai Sanur terdapat juga
lokasi wisata selam (Snorkeling) karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat
digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian. Pantai ini juga dikenal sebagai
sunrise beach (pantai matahari terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.
f) Danau Bedugul
Danau ini terletak di desa Cani Kuning Kecamatan Batuniti Kabupaten daerah tingkat dua
Tabanan. Karena di kaki bukit pada ketinggian 1.240 m diatas permukaan laut, sehingga
daerah tersebut mempunyai suhu cukup dingin dan suhu rata-rata pada malam hari mencapai
180C dan suhu siang hari mencapai 240C.
Bedugul terletak 29 km dari kota Denpasar, menuju arah utara dengan jalan menuju
Singaraja. Bedugul terletak di pegunungan di pinggir danau peretan dengan dikelilingi oleh
dusun-dusun di sekitarnya, seperti taman tunda, bukit mungsu, tandi kuning dan kembang
merta.
Setiap satu tahun sekali di Bedugul diadakan upacara “Makelem”, yaitu upacara membuang
sesaji berupa kambing dan angsa sebagai upacara terima kasih kepada Tuhan karena daerah
ini mempunyai tanah yang subur sehingga dapat menghasilkan sayur-sayuran dan buah-
buahan.
Danau Bedugul merupakan sebuah danau yang indah. Danau ini sangat luas dan udaranya
sangat sejuk. Di tempat ini terdapat tempat penyewaan jet sky yang dapat digunakan untuk
mengelilingi danau Bedugul. Di tempat ini terdapat pertokoan atau pusat perbelanjaan yang
menjual souvenir-souvenir dan pakaian khas Bali. Bedugul juga merupakan salah satu objek
wisata yang banyak diminati wisatawan.
g) Art Center
Art Center merupakan bangunan yang cukup besar, bangunan ini biasa digunakan untuk
pementasan seni tari kecak dan tari barong. Art Center terletak di Denpasar bagian timur.
Salah satu keunggulan dari Art Center ini adalah banyaknya para seniman-seniman, baik
yang muda atau tua dari Bali yang memerankan karya –karya seni mereka. Mayoritas hasil
kerajinan dari para seniman berupa kerajinan perak yang harganya sangat mahal, selain itu
juga terdapat kerajinan patung yang terbuat dari kayu.
h) Alas Kedaton
Alas Kedaton atau sering disebut juga hutan Sangeh ini terletak di Kabupaten Badung. Hutan
ini luasnya sekitar 10 Ha dan merupakan hutan cagar alam yang dilindungi. Karena di hutan
ini terdapat beribu-ribu kera yang menempati hutan ini, dan juga terdapat pohon-pohon yang
besar dan usianya sangat tua.
Didalam hutan Sangeh terdapat 4 macam pura yang tempatnya terpisah-pisah Diantaranya
yaitu :
Pura Pule, Pura ini terdapat di depan jalan masuk hutan Sangeh
Pura Tifta, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian timur.
Pura Melintang, pura ini terdapat tepat di tengah-tengah hutan Sangeh.
Pura Bukit Sari, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian barat.
Apabila pengunjung memasuki hutan Sangeh, para pengunjung akan disambut oleh
sekawanan kera yang mengharapkan makanan dari para pengunjung. Kera-kera itu dianggap
keramat dan selain kera juga terdapat kelelawar yang hidup di pohon-pohon.
Daya tarik hutan Sangeh ini adalah yang masih asli dan terdapat banyak satwa langka. Ada
sebuah upacara yang pasti dilakukan masyarakat Bali yang disebut upacara pidalam yang
dilaksanakan 20 hari setelah hari raya Galungan.
BAB V
LAMPIRAN
i. Tanah Lot
ii. Tanjung Benoa
iii. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
iv. Pantai Kuta
v. Pantai Sanur
vi. Danau Bedugul
vii. Art Center
viii. Alas Kedaton
BAB VI
PENUTUP
Setelah menyusun tugas makalah ini, penulis menyimpulkan :
Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional karena memiliki keindahan alam dan seni
budaya yang sangat menarik, serta masyarakat Pulau Bali dapat bersatu dengan alam Pulau
Bali.
Meskipun Bali banyak dimasuki oleh orang asing, tetapi masyarakat Pulau Bali dapat terus
menjaga kebudayaan asli mereka.
Obyek-obyek wisata Pulau Bali sangat menarik dan ramai pengunjung, wisatawan tidak
hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara.
Pulau Bali merupakan obyek wisata alam yang sangat menawan, tidak ketinggalan pula
wisata belanjanya yang menjajakan hasil seni kerajinan dari daerahnya.
Pulau Bali merupakan aset daerah yang dapat menambah devisa negara, karena Bali tidak
pernah sepi pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.
DAFTAR BACAAN
Brosur Mutiara Wisata. 2007.
Astika, Ketut Sudhana. 1999. Analisis Kebudayaan. Jakarta : Depdikbud.
Google.com
Wikipedia.com