42
MANAJEMEN RISIKO PBS STAIN PEKALONGAN 2015

Bab 10 manajemen risiko

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 10 manajemen risiko

MANAJEMEN RISIKO

PBS STAIN PEKALONGAN 2015

Page 2: Bab 10 manajemen risiko

MENGAPA PERLU MANAJEMEN RISIKO Bank syariah merupakan lembaga keuangan

bank yang dikelola dengan dasar-dasar syariah, baik itu berupa nilai prinsip dan konsep. Sebagai sebuah entitas bisnis, dalam kegiatan usahanya bank khususnya bank syariah menghadapi risiko-risiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Risiko ini tidaklah bisa selalu dihindari tetapi harus dikelola dengan baik tanpa harus mengurangi hasil yang harus dicapai. Risiko yang dikelola dengan tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba.

Page 3: Bab 10 manajemen risiko

ALASAN MANAJEMEN RESIKO PERLU DITERAPKAN Ada beberapa alasan mengapa manajemen risiko harus

diterapkan di Perbankan Syariah, dan mengapa begitu penting. Alasan tersebut diantaranya meliputi

(1) Bank adalah perusahaan jasa yang pendapatannya diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga risiko tidak muingkin tidak ada

(2) dengan mengetahui risiko maka kita dapat mengantisipasi dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam menghadapi nasabah bermasalah

(3) Dapat lebih menumbuhkan pemahaman pengawasan,yang merupakan fungsi sangat penting dalam aktivitas operasional

(4) faktor sejarah krisis Perbankan Nasional.

Page 4: Bab 10 manajemen risiko

Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Sebagai lembaga intermediasi keuangan berbasis

kepercayan sudah seharusnya bank dan bank syariah khususnya menerapkan system manajemen risiko. Hal tersebut sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, yang mengatur agar masing-masing bank menerapkan manajemen risiko sebagai upaya meningkatkan efektivitas Prudential Banking.

Menurut PBI No.13/23/PBI/2011, Tentang Penerapan Manajemen Rsiko di BUS & UUS di Perbankan Syariah

Page 5: Bab 10 manajemen risiko

DEFINISI Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi

terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian.

Risiko yaitu suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya.

Risiko dalam bidang perbankan merupakan suatu kejadian potensial baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif pada pendapatan maupun permodalan bank.

Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola dan dikendalikan.

Page 6: Bab 10 manajemen risiko

PENGERTIAN RESIKO GALLATI (2003) mendefinisikan resiko sebagai:

“A CONDITION IN WHICH THERE EXIST AN EXPOSURE TO ADVERSITY”

(Suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya kerugian)

WORKBOOK LEVEL 1 GLOBAL ASSOCIATION OF RISK PROFESSIONALS (2005)-BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RESIKO mendefinisikan RESIKO sebagai:“CHANCE OF A BAD OUTCOME” (kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak

diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya)

Page 7: Bab 10 manajemen risiko

JENIS RISISKO Risiko dapat dibedakan atas dua kelompok besar

yaitu risiko yang sistematis (systematicrisk), yaitu risiko yang diakibatkan oleh  adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro, seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahn situasi pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang berdampak pada kondisi ekonomi secara umum; dan Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang unik, yang melekat pada suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja

Page 8: Bab 10 manajemen risiko

Macam-macam Risiko yang dihadapi oleh Bank1. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas pasar dimana risiko yang timbul karena bank tidak

mampu melakukan offsetting tertentu dengan harga karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasar. Risiko likuiditas pendanaan dimana risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.

2. Risiko Pasar Risiko yang timbul akibat adanya perubahan variabel pasar,

seperti: suku bunga, nilai tukar, hargha equity dan harga komoditas sehingga nilai portofolio/asset yang dimiliki bank menurun.

3. Risiko Pembiayaan Dimana risiko yang timbul akibat kegagalan (default) dari pihak

lain(nasabah/debitur) dalam memenuhi kewajibannya.

Page 9: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan......4. Risiko Operasional Risiko akibat kurangnya sistem informasi atau

sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan.

5. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan timbul sebagai akibat tidak

dipatuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku atau yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun eksternal.

Page 10: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan ...6. Risiko Hukum Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang

menanggung kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis. Kelemahan ini diakibatkan antara lain oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat syahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

7. Risiko Reputasi Risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang

terkait dengan kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif terhadap bank.

Page 11: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan....8. Risiko Strategik Risiko yang timbul karena adanya

penetapan dan pelaksanaan strategi usaha bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan eksternal

Page 12: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Terkait Produk

1) Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Certainty Countracts (NCC)

2) Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Countracts (NUC)

Page 13: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Terkait Produk

1) Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Certainty Countracts (NCC)

Yang dimaksud dengan analisis risiko pembiayaan berbasis natural certainty countracts (NCC) adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan natural certainty countracts, seperti murabahah, ijarah, ijarah mutahia bit tamlik, salam dan istisna’

Page 14: Bab 10 manajemen risiko

Penilaian risiko ini mencakup 2 (dua) aspek1)      Default risk (risiko kebangkrutan).

Yaitu Risiko yang terjadi pada First Way Out2)      Recovery risk (risiko jaminan).

Yaitu Risiko yang terjadi pada Second Way out

Page 15: Bab 10 manajemen risiko

1)      Default risk (risiko kebangkrutan).

Yakni risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

Industry risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:

karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan riwayat eksposur pembiayaan yang bersangkutan dibank konvensional dan

pembiayaan yang bersangkutan dengan bank syariah, terutama perkembangan non performing financing jenis usaha yang bersangkutan.

Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan (industry financial standard). Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi,

pemasaran, teknis produksi dan keuangan. Aktion negatif lainnya yang mempengaruhi perusahan nasabah, seperti

kondisi group usaha, keadaan force manjeur, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C impor, bank garansi) market risk ,interest risk, scurity risk), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restrukturisasi pembiayaan.

Page 16: Bab 10 manajemen risiko

2).Recovery risk (risiko jaminan).

Yakni risiko yang terjadi pada second way out yang dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

Kesempurnaan pengikatan jaminan. Nilai jual kembali jaminan (marketability

jaminan). Faktor negatif lainnya, misalnya tuntutan

hukum pihak lain atas jaminan, lamanya transaksi ulang jaminan.

Kredibilitas penjamin (jika ada).

Page 17: Bab 10 manajemen risiko

Default Risk akan menentukan Customer Risk Rating (CRR, Rating Resiko Nasabah)

Rating Score Tingkat Resiko

1=baik sekali 5 Very low risk

2=baik 4 Low risk

3=Cukup/Sedang 3 Moderate risk

4= kurang 2 High risk

5=buruk Sekali 1 Very high risk

Page 18: Bab 10 manajemen risiko

Industri Rating diukur pada tingkat Nasional & Ciri-ciri Umum Sebagai berikut

SCORE INDUSTRY RISK RATING

CIRI CIRI UMUM

5 Very Low Risk Prospek permintaan sangat baik,struktur industri sangat kuat, kinerja keuangan dan kinerja pinjaman diatas rata-rata industri

4 Low Risk Diatas rata-rata kinerja industri

3 Moderate Risk Rata-rata industri dengan Prospek pertumbuhan yang memadai dan mempunyai kemampuan keuangan yang cukup untuk membayar kembali pinjamannya

2 High risk Dibawah rata-rata kinerja Industri

1 Very high risk Industri berisiko untuk diberikan pinjaman dengan Prospek dan kemampuan keuangan yang meragukan

Page 19: Bab 10 manajemen risiko

RISIKO TERKAIT PEMBIAYAAN MURABAHAH Pembiayaan Murabahah dengan jangka

waktu panjang menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil dana pihak ketiga

Risiko ini timbul Karena:a. Kenaikan DCRM (Direct Competitor’s

Market rate)b. Kenaikan ICRM (Indirect Competitor’s

Market rate)c. Kenaikan ECRI (Expected Compeitive

Return For Investors)

Page 20: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Pembiayaan Murabahah Oleh Karena itu Bank dapat menetapkan

jangka waktu maksimal untuk Pembiayaan Murabahah dengan mempertimbangkan Hal-hal sebagai berikut :

Tingkat Margin keuntungan saat ini dan Prediksi perubahannya dimasa mendatang yang berlaku dipasar Perbankan Syariah (DCRM). Semakin cepat Perubahan DCRM diperkirakan akan terjadi, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

Page 21: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan...... Suku bunga kredit saat ini dan Prediksi

perubahannya dimasa mendatang yang berlaku dipasar perbankan konvensional (Indirect Competitor’s Market rate- ICRM). Semakin Cepat Perubahan ICRM diperkirakan akan terjadi, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan

Page 22: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan..... Ekspektasi Bagi hasil kepada Dana

Pihak Keiga yang Kompetitif di Pasar Perbankan Syariah (Expected Competitive Return For Investor-ECRI). Semakin besar perubahan ECRI diperkirakan akan terjadi semakin pendek jangka waktu maksimal Pembiayaan

Page 23: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Terkait Pembiayaan Ijarah Dalam Hal barang yang disewakan adalah

milik bank, timbul risiko tidak Produktifnya aset Ijarah karena tidak adanya nasabah. Hal ini merupakan business risk yang tidak dapat dihindari.

Dalam hal barang yang disewakan bukan milik bank, timbul risiko rusaknya barang oleh nasabah diluar pemakaian normal. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan ganti rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh Pemakaian normal

Page 24: Bab 10 manajemen risiko

Lanjutan...... Dalam hal Jasa tenaga kerja yang

disewa bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul risiko tidak Perform-nya pemberi jasa. Oleh karena itu, bank dapat menetapkan kovenan bahwa risiko tersebut merupakan tanggung jawab nasabah karena pemberi jasa dipilih sndiri oleh nasabah

Page 25: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Terkait IMBT Risiko yang terkait dengan pembiayaan

IMBT terjadi ketika pembayaran dilakukan dengan metode Balloon Payment, yakni pembayaran angsuran dalam jumlah besar diakhir periode. Dalam hal ini, timbul Risiko ketidakmampuan nasabah untuk membayarnya. Risiko tersebut dapat diatasi dengan memperpanjang jangka waktu sewa (Ijarah)

Page 26: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Terkait Pembiayaan Salam & Istishna’ Belum Wujudnya barang yang menjadi objek

pembiayaan menimbulkan dua risiko, yakni:

a. Risiko gagal-serah barang (non-deliverable risk). Risiko gagal-serah dapat diantisipasi bank dengan menetapkan kovenan rasio kolateral 220%, yaitu 100% lebih tinggi daripada rasio Standart 120%

b. Risiko jatuhnya harga barang (price-drop risk). Risiko jatuhnya harga barang diantisipasi dengan menetapkan bahwa jenis pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar kontrak/pesanan yang telah ditentukan harganya

Page 27: Bab 10 manajemen risiko

2) Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Countracts (NUC) Yang dimaksud dengan analisi Risiko

Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Countracts (NUC) adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memeperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis NUC, seperti mudharabah dan musyarakah.

Page 28: Bab 10 manajemen risiko

Penilaian risiko ini mencakup 3 (tiga) aspek1. Businessrisk (risiko bisnis yang dibiayai)

yakni resiko yang terjadi pada First way Out

2. Shrinking risk yaitu (risiko berkurangnya nilai pembiayaan Mudhorobah/Musyarakah), yakni risiko yang terjadi pada Second Way Out

3. Character Risk (risiko karakter buruk Mudhorib) yakni risiko yang terjadi pada Third Way Out

Page 29: Bab 10 manajemen risiko

a. Businessrisk (risiko bisnis yang dibiayai) Adalah risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh

: Industri risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang

ditentukan oleh: Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan Kinerja keuangan jenis uasaha yang bersangkutan (industry

financial standard) Faktor negative lainnya yang mempengaruhi perusahaan

nasabah, seperti kondisi group usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C impor, bank garansi), market risk (forex risk, interest  risk, scurity risk), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restrukturisasi pembiayaan.

Shirinkingrisk (resiko berkurangnya nilai pembiayaan).Adalah risiko yang terjadi pada second way out yang dipengaruhi oleh:

Page 30: Bab 10 manajemen risiko

b. Shirinkingrisk Shirinkingrisk (resiko berkurangnya nilai pembiayaan).Adalah risiko yang terjadi pada second way out yang dipengaruhi oleh:

a) Unusual bisiness risk yaitu risiko bisnis yang luar biasa yang ditentukan oleh :

Penurunan drastis tingkat penjualan bisnis yang dibiayai

Penurunan drastis harga jual barang/jasa dari bisnis yang dibiayai

Penurunan drastis harga barang/jasa dari bisnis yang dibiayai

Page 31: Bab 10 manajemen risiko

b. Jenis bagi hasil yang dilakukan, apakah profit and loss sharing atau revenue sharing

Untuk jenis profit and loss sharing, shirnking risk muncul bila terjadi loss sharing yang harus ditanggung oleh bank

Untuk jenis revenue sharing, shirnking risk terjadi bila nasabah tidak mampu menanggung biaya (nafaqah) yang seharusnya ditanggung nasabah, sehingga nasabah tidak mampu melanjutkan usahanya.

Page 32: Bab 10 manajemen risiko

c. Disaster risk Yaitu keadaan force majeure yang

dampaknya sangat besar terhadap bisnis nasabah yang dibiayai bank

Page 33: Bab 10 manajemen risiko

Characterrisk (risiko karakter buruk mudharib) yaitu risiko yang terjadi pada third way out yang dipengaruhi oleh hal berikut:

a. Kelalaian nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank

b. Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati sehingga nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank tidak lagi sesuai dengan kesepakatan

c. Pengelolaan intenal perusahaan, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, teknis produksi, dan keuangan, yang tidak dilakukan secara profesional sesuai dengan standar pengelolaan yang disepakati antara bank dan nasabah.

Page 34: Bab 10 manajemen risiko

Resiko CharacterriskUntuk mengatasi characterrisk, bank menetapkan kovenan khusus pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Bila terjadi kerugian yang disebabkan oleh character risk, kerugian akan di bebankan kepada nasabah. Untuk menjamin agar nasabah mampu menanggung kerugian akibat risiko tersebut, maka bank menetapkan adanya jaminan (colleteral).

Page 35: Bab 10 manajemen risiko

RESIKO TERKAIT PEMBIAYAAN KORPORASI Kompleksitas dan Volume Pembiayaan

korporasi menimbulkan risiko tambahan selain yang terkait dengan Produk. Oleh karena itu Analisisnya harus lebih komprehensif. Analisis tersebut meliputi :

1. Analisis sales cost, Profits, assets and liabilities

2. Analisis cash Flow

Page 36: Bab 10 manajemen risiko

Resiko Tambahan Yang Harus Diantisipasi Antara Lain:1. Risiko yang Timbul dari Perubahan

Kondisi Bisnis Nasabah setelah Pencairan Pembiayaan

2. Risiko Yang Timbul dari Komitmen Kapital yang berlebihan

3. Risiko Yang Timbul dari Lemahnya Analisis Bank

Page 37: Bab 10 manajemen risiko

Risiko yang Timbul dari Perubahan Kondisi Bisnis Nasabah setelah Pencairan Pembiayaan

1. Over Trading (terjadi ketika nasabah mengembangkan volume bisnis yang besar dengan dukungan modal yang kecil)

2. Adverse Trading (Terjadi ketika nasabah mengembangkan bisnisnya dengan mengambil kebijakan mekakukan pengeluaran tetap (Fixed Cost) yang besar setiap tahunnya serta bermain dipasar yang volume penjualannya tidak stabil)

3. Liquidity Run ( Terjadi ketika nasabah mengalami kesulitan likuiditas karena kehilangan sumber pendapatan dan peningkatan pengeluaran yang disebabkan oleh alasan yang tidak terduga)

Page 38: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Yang Timbul dari Komitmen Kapital yang berlebihan

Sebuah Perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang berlebihan dan menandatangani kontrak untuk pengeluaran berskala besar. Apabila tidak mampu untuk menghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi.

Bank maupun para Suplier pembiayaan perdagangan seringkali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan dari sebuah Perusahaan. Namun Bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melihat misalnya neraca Perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, dimana komitmen pengeluaran kapital harus diungkap

Page 39: Bab 10 manajemen risiko

Risiko Yang Timbul dari Lemahnya Analisis Bank

Terdapat tiga macam risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank, yakni sebagai berikut:

a)      Analisis pembiayan yang kelirub) Creativeaccountingc) Karakter nasabah

Page 40: Bab 10 manajemen risiko

Analisis pembiayan yang keliru Analisis Pembiayaan yang keliru, dalam konteks

ini, terjadi bukan karena perubahan kondisi nasabah yang tak terduga, akan tetapi dikarenakan memang sejak awal nasabah yang bersangkutan berisiko tinggi

Keputusan Pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid. Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini biasanya bersumber dari informasi yang tersedia. Untuk mengatasi Hal ini, bank Memerlukan staff yang terlatih dan berpengalaman dalam menyusun suatu pendekatan Pembiayaan

Page 41: Bab 10 manajemen risiko

Creativeaccounting Creativeaccounting merupakan istilah yang

digunakan menggambarkan penggunaan kebiajakan akutansi perusahan yang memberikan keterangan menyesatkan tentang suatu laporan posisi keuangan perusahaan.

Dalam kasus ini, keuntungan dapat dibuat agar terlihat lebih besar, aset terlihat lebih bernilai, dan kewajiban-kewajiban dapat disembunyikan dari neraca keuangan

Page 42: Bab 10 manajemen risiko

Karakter nasabah Terkadang nasabah dapat memperdaya

bank dengan sengaja menciptakan pembiayaan macet. Bank Perlu waspada terhadap kemungkinan ini dengan mencoba untuk membuat suatu keputusan berdasarkan informasi objektif tentang karakter nasabah