36
Penyimpangan KDM 51 Pencetus : Allerge n Olahrag a Imun respon menjadi aktif Pelepasan mediator humoral Histamine SRS-A Serotonin Bronkospasm e Edema mukosa Sekresi meningkat Penghamba t kortikost Nyeri pada saluran bersihan jalan napas Gangguan pertukaran gas BB menurun Kelemaha n fisik Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan

Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Penyimpangan KDM

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA

Pengkajian Umum

51

Pencetus : Allergen Olahraga Cuaca Emosi

Imunrespon

menjadiaktif

Pelepasan mediatorhumoral Histamine SRS-A Serotonin Kinin

Bronkospasme Edema mukosa Sekresi

meningkat inflamasi

Penghambatkortikosteroid Nyeri pada

saluran napas.bersihan jalan napas

inefektif

Gangguan pertukaran gas

( Sesak napas )

BB menurunKelemahan

fisik

Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan

tidur

Page 2: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

1) Biodata

a) Identitas Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,

tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik,

dan alamat.

b) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis

kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan

alamat.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Keluhan utama : Merupakan keluhan yang di rasakan

klien saat di lakukan pengkajian. Biasanya keluhan

utama pada klien dengan Asma Bronchiale

adalah :Sesak napas, batuk berdahak.

b) Riwayat Keluhan Utama

Menggambarkan keluhan saat dilakukan

pengkajian yang mencakup pengumpulan informasi

tentang gejala-gejala terakhir juga sampai

manifestasi penyakit sebelumnya dikembangkan

dengan menggunakan konsep PQRST.

(1) Paliative/provokarif (P) : apa yang menyebabkan

bertambah atau berkurangnya keluhan. Pada

penderita asma bronchiale yang menyebabkan

sesak napas adalah adanya penumpukkan

mukosa dalam saluran pernapasannya sedangkan

yang mempercepat keluhan yaitu pada saat

melakukan aktivitas seperti bangun tidur dan

52

Page 3: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

yang meringankan keluhan yaitu pada saat baring

dengan posisi semifowler atau duduk (tergantung

dari keluhan masing-masing klien).

(2) Qualitas/kuantitas (Q) : bagaimana bentuk atau

gambaran keluhan dan sejauh mana tingkat

keluhan. Pada penderita asma bronchiale

biasanya keluhan dirasakan hilang timbul. Kualitas

sesak yang dirasakan pada umumnya sedang

atau tergantung berat penyakit.

(3) Region/Radiasi (R) : lokasi keluhan yang dirasakan

dan penyebarannya. Pada penderita asma

bronchiale keluhan dirasakan pada daerah dada.

(4) Skala/Saverity (S) : intensitas keluhan apakah

sampai mengganggu atau tidak. Pada penderita

asma bronchiale keluhan yang dirasakan sangat

mengganggu aktivitas keseharian, dimana

pernapasan cepat yaitu lebih dari 24 kali / menit.

(5) Timing (T) : kapan waktu mulai terjadinya keluhan

dan sudah berapa lama kejadian ini berlangsung.

Pada saat serangan terjadi. Pada penderita asma

bronchiale keluhan dirasakan pada saat

melakukan aktivitas.

c) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu, pernakah klien

menderita penyakit yang sama, apakah klien pernah

mengalami penyakit yang berat atau suatu penyakit

tertentu yang memungkinkan akan berpengaruh

53

Page 4: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

pada kesehatannya sekarang, apakah klien

mempunyai riwayat riwayat alergi.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dengan menggunakan genogram tiga generasi,

apakah dalam keluarga klien ada anggota keluarga

yang pernah menderita penyakit yang sama dengan

kli

PENGKAJIAN PRIMER

1. AIRWAY

Terdapat sumbatan pada jalan nafas : secret /

lendir, pernafasan supra eksternal

2. BREATHING

Look : simetris kiri dan kanan , adanya retraksi

pada fosa supraklavikula menggunakan otot

bantu nafas tambahan ( otot aksesori )

LISTEN : terdengar suara nafas tambahan

(whezing dan ronchi ), adanya secret yang

menumpuk pada rongga pernafasan

FEEL : terasa hembusan nafas . fase ekspirasi

memanjang,

3. CIRCULATION : TD : 130/80 mmHg, N : 120

x/m ,sianosis,konjungtiva anemis,

4. Disability : E4,V5,M6

54

Page 5: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

PNGAJIAN SEKUNDER

a) Keadaan Umum

Yang perlu diperhatikan pada keadaan umum

pasien meliputi penampilan, postur tubuh dan gaya

bicara, karena pasien dengan asma bronchiale

biasanya akan mengalami kelemahan.

b) Kesadaran : pada umumnya compos mentis.

(1) Keadaan umum : Klien nampak lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital : TD : 130/80 mmHg

N : 120 x/menit

P : 30 X/menit

S : 36,6°C

(2) Sistem pernapasan

Inspeksi :

Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada secret tidak

ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,terpasang O2 5

ltr/mnt, bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan

cepat dengan frekuensi 30 x/mnt.

55

Page 6: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Palpasi :

Suhu kulit lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.

Perkusi : terdengar resonan

Auskultasi : terdengar ronchi dan wheezing.

(3) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi :

Konjungtiva merah muda, mata nampak sayup, raut muka

pucat, sclera putih, tidak terdapat clubing finger tidak terdapat

peningkatan JVD.

Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan, teraba denyutan pada apex jantung,

CRT kurang lebih 3 detik, akral teraba hangat, nadi 80 x/menit

Perkusi : Redup pada area jantung

Auskultasi :Terdengar bunyi jantung SI dan S2, irama

regular.

(4) Sistem pencernaan

Inspeksi :

Mucosa bibir lembab, lidah dan gigi bersih, sebagian gigi

sudah tanggal, tidak terdapat caries, pergerakan lidah kesegala

arah, fungsi menyunyah dan menelan baik, bentuk abdomen

datar.

56

Page 7: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa tidak ada

Perkusi : Terdengar tympani.

Auskultasi : perilstatik usus 8 x/menit.

(5) Sistem perkemihan

Inspeksi :

Tidak ada oedema preorbital

Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak nyeri tekan.

(6) Sistem indera

Inspeksi: Mata simetris kiri dan kanan, mata nampak sayu,

konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil isokor diameter 2

mm, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,

tidak ada polip, telinga simetris kiri dan kanan, tida ada

serumen, lidah bersih, pergerakan baik.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, hidung, telinga dan

lidah.

(7) Sistem integumen

Inspeksi :

Distribusi rambut merata,warna rambut hitam, warna kulit

sawo mataang, tekstur baik, tidak ada lesih, turgor kulit baik.

57

Page 8: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Palpasi : suhu tubuh hangat, kuku nampak bersih, tidak mudah

patah.

(8) Sistem muculoskeletal

Inspeksi :

Tidak ada edema, ekstermitas atas dan bawah simetris,

pergerakan baik, kekuatan otot 5 5

5 5

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa

Perkusi :

Refleks trisep +/+, bisep +/+

Patella +/+, tendon achiles +/+

Babinski -/-

(9) Sistem endokkrin

Tidak terdapat thyroid dan parathyroid, tidak terdapat tanda –

tanda gangguan hpertiroid.

(10) Sistem reproduksi

Tidak dilakukan.

(11) Sistem imun

Tidak alergi terhadap obat – obatan maupun makanan

(12) Sistem persarafan

a. Fungsi serebral

58

Page 9: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

1) Status mental

a) Klien dapat berorientasi terhadap orang, tempat

dan waktu

b) Bahasa jelas

2) Kesadaran : Composmentis (Glasgow scala : 15)

a) Eyes dapat membuka mata dengan spontan (4)

b) Motorik dapat berespon terhadap perintah dengan

baik (6)

c) Verbal dapat berkomunikasi dengan baik (5)

3) Bicara

a) Dapat berbicara

b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan

(reseptive)

c) Bicara jelas (reseditif)

b. Fungsi cranial

N.I. (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau

N.II. (Optikus): Visus 6/6, klien dapat membaca papan

nama perawat.

N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat

kena cahaya mengecil).

59

Page 10: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke

bawah dengan mengikuti obyek.

N.V. (Trigeminus)

1) Sensorik : Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada

pipi sambil mata klien tertutup.

2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan

mengunyah dengan baik

N. VI (Abdusen): Mata dapat digerakkan ke lateral kiri

dan kanan dengan mengikuti objek.

N.VII (Fasialis)

a) Sensorik : Fungsi pengecapan baik, dapat

membedakan rasa manis, asam dan asin.

b) Mororik : Klien dapat mengangkat alis secara

bersamaan

N.VIII (Akustik) : Klien dapat mendengar gesekan tangan

perawat dengan jarak 10 cm

N.IX. (Glosa pherengeal) : Refleks muntah baik

N.X. (Vagus) : Refleks menelan dan muntah (+)

N.XI. (Asesorys) : Dapat mengangkat kedua bahu dan

menggerakkan leher kesemua arah

60

Page 11: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik simetris kiri dan

kanan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL

1. Laboratorium

a. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat

menunjukkan adanya infeksi

b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil

ini menurun dengan pemberian kortikosteroid.

2. Analisa gas darah

Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma

berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini dapat terjadi

hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik.Pada

asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit

menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis

respiratorik.Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun,

PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis

respiratorik.

3. Radiologi

Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik

paru biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan.

Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma

adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus,

vaskulasrisasi paru.]

61

Page 12: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

4. Uji kulit:

Untuk menunjukkan adanya alergi

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera

b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat

mencetuskan serangan asma

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun

keluarganya mengenai penyakit asma, baik

pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya,

sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang

diberikan.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :

a. Pengobatan non farmakologik

Memberikan penyuluhan

Menghindari factor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu

b. Pengobatan farmakologik

1. Salbutamol 2 mg 3x1

2. Amoxicilin 500 mg 3x1

3. Amboroxol 30 mg 3x1

4. Dexametason 1 amp / jam IV

5. Ventolis Nebulizer 1 kali

6. O2 5 ltr/mnt.

KLASIFIKASI DATA

Data subyektif

- Klien mengatakan sesak nafas.

62

Page 13: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

- Klien mengatakan batuk berlendir.

- Klien mengatakan susah tidur.

- Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.

- Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.

Data obyektif

- Klien nampak sesak.

- Klien nampak batuk berlendir.

- Klien nampak gelisah.

- KU lemah

- Muka pucat

- Mata nampak sayu

- Ronchi (+), Whezing (+).

- Pernapasan 30 x / mnt.

- Irama pernapasan cepat.

- Terpasang O2 5 ltr/mnt.

- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

a. Analisa data

Tabel 3.4. Analisa DataData Etiologi Masalah

1 2 3Data Subyetif :- Klien mengatakan sesak nafas.- Klien mengatakan batuk berlendir.

Reaksi antigen/antibod

y↓

Reaksi inflamasi

Bersihan jalan nafas tidak efektif

63

Page 14: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Data Obyetif :- Klien nampak batuk

berlendir.- Ronchi (+), wheezing (+).

saluran nafas↓

Radang/oedema pada jalan nafas

↓Sekresi

meningkat↓

Peningkatan mukus/sekret

pada jalan nafas↓

Bersihan jalan nafas tidak

efektifData subyektif :Klien mengatakan sesak nafasData obyektif :- Klien nampak sesak.- Pernapasan 30 x/mnt.- Irama pernapasan cepat.- Terpasang O2 5 ltr / mnt.

Obstruksi saluran nafas

pada bronchus↓

Bronchospasme↓

Penyempitan jalan nafas

secara periodic dan reversible

↓Sesak nafas

↓Pola nafas tidak

efektif

Pola nafas tidak efektif

Data Subjektif :- Keluarga klien mengatakan

klien susah tidur- Klien mengatakan sering

terbangun saat tidur.Data Objektif :- Klien nampak lemah- Mata nampak sayu

Rangsangan peningkatan

respon bronchus dan trachea

↓Manifestasi dari

penyempitan↓

Sesak dan batuk↓

Mempengaruhi ssistem saraf

Gangguan pola tidur

64

Page 15: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

pusat dan korteks cerebri

↓Merangsang

sirkulasi pusat jaga

↓Gangguan pola

istrahat dan tidur

Data Subjektif :Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.Data Objektif :- Klien nampak gelisah.- Klien sering bertanya

tentang penyakitnya.

Perubahan status kesehatan

Kurang terpapar informasi

Kurang

pengetahuan↓

Koping in efektif

Kecemasan

Kecemasan

b. Prioritas masalah

1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi secret.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan secret.

3. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan

dengan sesak dan batuk.

4. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

65

Page 16: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

1. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi secret ditandai dengan :

Data Subyetif :

- Klien mengatakan sesak nafas.

- Klien mengatakan batuk

berlendir.

Data Obyetif :

- Klien nampak batuk berlendir.

- Ronchi (+), wheezing (+).

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

secret ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan sesak nafas

Data obyektif :

- Klien nampak sesak.

- Pernapasan 30 x/mnt.

- Irama pernapasan cepat.

- Terpasang O2 5 ltr / mnt.

c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan

dengan sesak dan batuk ditandai dengan :

66

Page 17: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

Data Subjektif :

- Keluarga klien mengatakan klien susah tidur

- Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.

Data Objektif :

- Klien nampak lemah

- Mata nampak sayu

d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi ditandai dengan :

Data Subjektif :

Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.

Data Objektif :

- Klien nampak gelisah.

- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

67

Page 18: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

2. Perencanaan

Nama : Tn. A Tgl masuk RS : 20 Agustus 2010 Umur : 51 tahun Tgl Pengkajia : 20 Agustus 2010Jenis kelamin : Laki-laki No. Register : 091232Alamat : Jln. Rambutan No. 4 D Kec. Katobu Diagnosa medic : Asma Bronchiale

Table 3.5 Perencanaan

NO Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubuungan dengan peningikatan produksi sekret ditandai dengan :DS :Data Subyetif :- Klien mengatakan sesak nafas.- Klien mengatakan batuk berlendir.Data Obyetif :

- - Klien nampak batuk berlendir.

- - Ronchi (+), wheezing (+).

Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari bersihan jalan nafas kembali efektif.Tupen:Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari penumpukan secret saluran nafas berkurang dengan kriteria :- Batuk berkurang.- Sesak berkurang.- Ronchi (-), wheezing (-).

1. Asukultasi bunyi nafas.

2. Observasi karakteristik batuk

3. Berikan posisi yang nyaman.

4. Pertahankan masukan cairan

1. Beberapa derajat spasme bronchus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.

2. Batuk sebagai variabel adanya sumbatan jalan nafas bagian bawah.

3. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan.

68

Page 19: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

sesuai indikasi.5. Berikan obat

sesuai indikasi.

4. Hidrasi membantu mengencerkan secret.

5. Pengobatan yang akurat mengurangi / menghilangkan gejala.

2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret ditandai dengan

Data subyektif :Klien mengatakan sesak nafasData obyektif :

-Klien nampak sesak.-Pernapasan 30 x/mnt.-Terpasang O2 5 ltr / mnt.

Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari pola nafas kembali efektif.Tupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari penumpukan secret saluran nafas berkurang dengan kriteria :- Sesak berkurang.- Jalan nafas bersih.- Pernafasan normal (14-

16 x/mnt)

1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.

2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

3. Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk.

4. Berikan oksigen tambahan.

1. Dispnoe terjadi karena peningkatan kerja keras.

2. Posisi yang tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

3. Dapat meningkatkan banyaknya sputum.

4. Memaksimalkan bernafas dan menurunkan

69

Page 20: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

sesak nafas.3 Gangguan pemenuhan

istrahat dan tidur berhubungan dengan sesak dan batuk ditandai dengan :Data Subjektif :- Keluarga klien

mengatakan klien susah tidur

- Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.

Data Objektif :- Klien nampak lemah- Mata nampak sayu

Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan istrahat dan tidur klien terpenuhi.Tupen :Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 1 hari waktu klien tidur meningkat dengan criteria :- Klien dapat tidur nyenyak.- Mata tidak sayup.

1. Kaji factor pencetus timbulnya gangguan istrahat dan tidur.

2. Batasi aktivitas

3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

4. Batasi pengunjung dan penunggu pasien.

1. Factor pencetus sedapat mungkin dihindari.

2. Akan memberi kesempatan untuk lebih banyak beritsrahat.

3. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk beristraahat.

4. Menciptakaan lingkungan yang nyaman dan tenang.

Kecemasan berhungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan :Data Subjektif :Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.Data Objektif :Klien nampak gelisah.Klien sering bertanya tentang penyakitnya

Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien tidak cemas.Tupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kecemasan berkurang dengan kriteia ;Klien tenang.

1. Jelaskan tentang proses penyakit individu.

2. Diskusikan tentang penggunaan obat.

1. Menurunkan ancietas dan dapat menimbulkan perbaikan

2. Pemahaman tentang penggunaan obat dapat mengurangi

70

Page 21: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

3. Diskusikan factor lingkungan yang meningkatkan kondisi.

4. Berikan informasi tentang pembatasan istrahat.

ancietas dan menimbulkan huubngan aling percaya.

3. Factor lingkungan dapat menimbulkan peningkatan produksi secret dan hambatan jalan nafas.

4. Memberikan pemahaman kepada klien tentang pentingnya pengaturan kebutuhan oksigen.

71

Page 22: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

72

4. Implementasi Dan Evaluasi

Table 3.6 Implementasi dan EvaluasiNO

DXKep

Hari/Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi

1 1 07.30

07.40

07.45

07.50

11.30

1. Mengasukultasi bunyi nafas.Hasil :Terdengar bunyi nafas tambahan ronchi dan wheezing.

2. Mengobservasi karakteristik batukHasil :Klien masih batuk berlendir.

3. Memberikan posisi yang nyaman.Hasil :Klien nampak istrahat dengan posisi terlentang dengan kepala dditinggikan.

4. Mempertahankan masukan cairan sesuai indikasi.Hasil :Klien dapat minum air hangat sedikit demi sedikit.

5. Penatalaksaanpemberian obat sesuai indikasi.Hasil :

- Salbutamol 2 mg 1 tab/oral

- Amoxicillin 500 mg 1 tab

- Amboroxol 30 mg 1 tab.- Dexametason 1 amp / jam IV

- Ventolin Nebulizer 1

13.00

S : Klien mengatakan masih sesak.Klien mengatakan masih berlendir.O :Klien nampak sesakKlien nampak batuk berlendir.Terdengar ronchi dan wheezing.A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.

Page 23: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

73

kali.2 II 08.2

0

08.30

08.35

08.40

1. Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.Hasil :Ekspansi dada tidak ada, ferkuensi nafas 28 x/mnt.

2. Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi.Hasil :Klien dalam posisi semi fowler.

3. Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk.Klien dapat melakukan nafas nafas dalam batuk.

4. Memberikan oksigen tambahan.Hasil ;Oksigen tetap terpasang 5 ltr/mnt.

13.30

S :Klien mengatakan masih sesak.O : Klien nampak sesak.Frekuensi nafas 28 x/mnt.KU lemah.A : Tujuan belum tercapai.P ; Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4.

3 III Ju 08.45

08.55

09.00

1. Mengkaji factor pencetus timbulnya gangguan istrahat dan tidur.Hasil :Klein tidak tidur karena sesak dan batuk.

2. Membatasi aktivitasHasil :Klien tetap istrahat ditempat tanpa aktivitas.

3. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.Hasil :

13.00

S : Klien mengatakan susah tidur.O : KUmasih lemah.Mata sayuA : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4.

Page 24: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

74

10.00

Lingkungan dalan keadaann yang nyaman dan tenang.

4. Membatasi pengunjung dan penunggu pasien.Hasil : Nampak pembesuk masuk secara bergantian.

4 IV 1. Menjelaskan tentang proses penyakit individu.Hasil : Nampak klien memahami penjelasan yang diberikan.

2. Mendiskusikan tentang penggunaan obat.Hasil :Klien mengerti tentang manfaat penggunaan obat.

3. Mendiskusikan factor lingkungan yang meningkatkan kondisi.Hasil :Klien mengerti tentang pentingnya lingkungan dalam menghilangkan kecemasan.

4. Memberikan informasi tentang pembatasan istrahat.Hasil : Klien nampak mengerti tentang informasi yang diberikan.

13.30.

S : Klien mengatakan sudah mengerti dan memahami tentang penyakitnya.O : Klien nampak tenang.A : Tujuan tercapai.P : Pertahankan intervensi.

Page 25: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

75

5. Catatan Perkembangan

Table 3.7 Catatan Perkembangan

NoNoDX

Hari/Tanggal

Jam Catatan Perkembangan

1 I Sabtu, 21 Agustus 2010

07.30

07.3508.0008,1508.30

08.45

13.00

S : - Klien mengatakan sesak

berkurang.- Klien mengatakan batuk

berlendir berkurang.O :- Klien nampak sesak- Klien nampak batuk berlendir.- Terdengar ronchi dan wheezing.A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.I : 1. Mengasukultasi bunyi nafas2. Mengobservasi karakteristik

batuk3. Memberikan posisi yang

nyaman4. Mempertahankan masukan

cairan sesuai indikasi5. Penatalaksaanpemberian obat

sesuai indikasiE: Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.

2 II Sabtu, 21 Agustus 2010

08.00

08.15

0820.

08.30

08.45

S : Klien mengatakan sesak berkurang.O : - Frekuensi nafas 26 x/mnt.- KU lemah.A :Tujuan belum tercapai.P ; Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4.I: 1. Mengkaji frekuensi kedalaman

pernafasan dan ekspansi dada.2. Meninggikan kepala dan bantu

mengubah posisi.

Page 26: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

76

09.00

13.15

3. Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk.

3. Klien dapat melakukan nafas nafas dalam batuk.

4. Memberikan oksigen tambahan.

E:Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4.

3 III Sabtu, 21 Agustus 2010

10.00

10.15

10.30

13.30

S : Klien mengatakan tidur sedikit demi sedikit.O : - KUmasih lemah.- Mata sayuA : Tujuan belum tercapai.P :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4.I : 1. Mengkaji factor pencetus

timbulnya gangguan istrahat dan tidur.

2. Membatasi aktivitas3. Menciptakan lingkungan yang

tenang dan nyaman.4. Membatasi pengunjung dan

penunggu pasien.E: Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4..

4 I Minggu, 21 Agustus 2010

08.00 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak.Klien mengatakan sudah tidak batuk.O :Ronchi dan wheezing (-).A : Tujuan tercapai.P : Pertahankan intervensi.

5 II Minggu, 21

08.30 S : Klien mengatakan sudah tidak

Page 27: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

77

Agustus 2010

sesak.O : - Frekuensi nafas 16 x/mnt- KU baik.A : Tujuan tercapai.P ; Pertahankan intervensi.

6 III Minggu, 21 Agustus 2010

09.00 S : Klien mengatakan sudah dapat tidur.O : KU baik.A : Tujuan tercapai.P : Pertahankan intervensi.

Page 28: Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA

78

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC;

Jakarta.

Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta

Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com

Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta

Roger, W. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Gramedia;

Jakarta