21

Askep kejang dan demam pada anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep kejang dan demam pada anak
Page 2: Askep kejang dan demam pada anak
Page 3: Askep kejang dan demam pada anak
Page 5: Askep kejang dan demam pada anak

Untuk mempertahan kan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yang

didapat dari metabolisme.Bahan baku metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat

proses itu adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui

sistem kardiovaskuler.Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sum ber energi otak

adalah glukosa yang melalui proses oksidasi yang dipecah menjadi karbondioksida dan air.

Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkn kenaikan metabolisme basal 10-

15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak umur 3 tahun sirkulasi

otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewaa yang hanya 15%.

Oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel

neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium

melalui membrane tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.

Page 6: Askep kejang dan demam pada anak

LANJUTAN ,,,

Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapt meluas keseluruh sel maupun

membran sel disekitarnya dengan bantuan yang disebut “neurotransimitter” dan terjadi

kejang.

Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda dan tergangtung tinggi rendahnya

ambang kejang seseorang. Anak akan menderita kejang pada suhu tertentu. Pada anak

dengan ambang kejang yang rendah, kejang akan terjadi pada suhu 380C sedangkan anak

dengan ambang kejang yang tinggi, kejan akan terjadi pada suhu 400C atau lebih. Dari

kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam lebih sering terjadi

pada anak dengan ambang kejangg yang rendah. Dalam penanggulannya perlu

memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien menderita kejang

Page 7: Askep kejang dan demam pada anak
Page 8: Askep kejang dan demam pada anak
Page 9: Askep kejang dan demam pada anak

Kejang demam terkait dengan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu tubuh

mencapai 390C atau lebih, ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh lamanya beberapa

detik sampai 10 menit. Kejang demam yang menetap >15 menit menunjukkan penyebab organik

seperti proses infeksi atau toksik, selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan

disertai kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan berulang.

Tanda dan Gejala :

Suhu Anak tinggi.

Anak pucat diam saja.

Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.

Umumnya kejang demam berlangsung singkat

Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekuatan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.

Serangan tonik klonik (dapat berhenti sendiri)

Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit

Sering kali kejang berhenti sendiri.

Page 10: Askep kejang dan demam pada anak
Page 11: Askep kejang dan demam pada anak

TEST DIAGNOSTIKAda beberapa cara pemeriksaan diagnostik,yaitu:

• EEG : Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang.

• CT SCAN : Untuk mengidentifikasi lesi serebral,mis : infark,hematoma,edema serebral,dan abses

• Pungsi Lumbal : Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis.

• Laboratorium : Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam.

• Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.

• Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak

Page 12: Askep kejang dan demam pada anak

1. Pencegahan berulang.

Page 13: Askep kejang dan demam pada anak

2. Mencegah cedera saat kejang berlangsung kegiatan ini meliputi :

a. Baringkan pasien pada tempat yang rata.

b. Kepala dimiringkan untuk menghindari aspirasi cairan tubuh

c. Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas

d. Lepaskan pakaian yang ketat

e. Jangan melawan gerakan pasien guna menghindari cidera

Page 14: Askep kejang dan demam pada anak
Page 15: Askep kejang dan demam pada anak
Page 16: Askep kejang dan demam pada anak

Dx 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses patologisA. NOC : Setelah diilakukan tindakan keperawatan 3×24 jam suhu tubuh normal,

dengan Criteria hasil : TTV stabil, suhu tubuh dalam batas normal

B. NIC : Manajemen suhu tubuhGuidanceKaji tanda-tanda vitalR/ mengetahui status kesehatan pasienSupportBantu pasien dalam beraktifitasR/ membantu pasienTeachingAjarkan keluarga untuk memberikan kompresR/ menurunkan suhu tubuhDevelopmen environmentCiptakan lingkungan bersih dan tenangR/memberikan kenyamanan dalam beristirahatKolaborasiKolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipyretic

Page 17: Askep kejang dan demam pada anak

Dx 2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan Sekresi Mukus

A. NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif

Kriteria hasil: Pasien dapat bernafas efektif kembali sekresi mukus berkurang

B. NIC :Manajemen bersihan jalan nafasGuidanceKaji pola napas pasienR/ : untuk mengetahui pola napas pasien.SupportLakukan penghisapan lendirR/ : menurunkan resiko aspirasiTeachingAjarkan keluarga pasien untuk memposisikan pasien semi fowler atau high fowlerR/ : memudahkan pasien dalam proses respirasidevelopmen environmentBatasi kunjungan dan berikan ketenanganR/ memberikan kenyamanan dalam beristirahatcolaborationkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Page 18: Askep kejang dan demam pada anak

Dx 3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuhA. NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam

kebutuhan cairan klien terpenuhi. Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat. Turgor kulit baik. membrane mukosa mulut lembab.

B. NIC : Manajemen cairanGuidanceUkur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi.R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuhSupportBerikan cairan sesuai kebutuhan pasienR/ : memnuhi kebutuhan cairan pasienTeachingAujurkan pasien banyak minum air putihR/ : meningkatkan konsumsi cairan klienDev.environmentCiptakan lingkungan yang bersih dan tenangR/:Memberikan kenyamanan dalam beristirahatKolaborasiBerikan pengobatan seperti obat antimual.R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien

Page 19: Askep kejang dan demam pada anak
Page 20: Askep kejang dan demam pada anak

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut

pengumpulan data subjektif dan objektif yang akan menunjukkan

apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum.

Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari

identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.seperti ,,

Kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Bersihan Jalan Nafas kembali efektif.

Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi.

Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi.

kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.

Page 21: Askep kejang dan demam pada anak