59
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah 1

Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai

beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang

mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada

tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi

tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah

dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013).

Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu

konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak

sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana

untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat

menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam

(Ahmad.2013).

Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air

yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan

sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah

membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini

dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses

pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan

(pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Air berfungsi sebagai media

gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat

tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin

terangkat kelapisan tanah atas .(Hanafiah.2004) dalam (Junaidi.2013)

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan

mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi

pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar

tanaman. Akan tetapi, jika air telalu banyak tersedia, hara – hara dapat tercuci dari daerah –

daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam – garam terlarut mungkin terangkat

kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah,

merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.

(Nrhidayanti.2006) dalam (Junaidi.20013).

1

Page 2: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang

menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka

air tanah dibedakan menjadi air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.(Susanto.2005) dalam

(Ramdani.2014).

Lengas tanah sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah karena lengas

tanah mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu

pertiga bagian jika suhu meningkat. Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk

dapat mengetahui kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.

Oleh karena itu, pengetahuan terhadap lengas tanah sangatlah penting sehingga perlu

dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis melalui praktikum

dilaboraturium.(Syarief, S.1994) dalam (Ramdani.2014).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah dengan materi mengenai kandungan

air tanah adalah:

1. Menetapkan kadar lengas kering angin.

2. Menetapkan kedar lengas kapasitas lapang.

3. Menetapkan persediaan air maksimum.

2

Page 3: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lengas Tanah

Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas

(matrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan

jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga

menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Keberadaan lengas tanah

dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air, keberadaan

gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi

(sutanto, 2005) dalam (Ahmad.2013).

.Didalam tanah air dapat bertahan tetap berada didalam ruang pori karena adanya

berbagai gaya yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori

tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air

hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya

tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler. Jumlah air tanah

yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas tanertentu. Seperti kekurangan air,

kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang berlebihan tidak berarti beracun, akan

tetapi kekurangan udara pada tanah-tanah yang tergenang dapat menyebabkan kerusakan

(Hardjowigeno, 2003) dalam (Ramdani.2014).

Adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: air

higroskopik yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman

dan air kipler yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air)

dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak

kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan

air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman (Anonim, 2014) dalam (Ramdani.2014).

Peran air tanah yang menguntungkan merupakan sebagai pelarut dan pembawa ion-ion

hara, sebagai saranan transportasi dan mendistribusi nutrisi, sebagai komponen kunci dalam

fotosintesis, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan

diferensiasi horizon, sebagai stabilisator temperatur tanah, mempermudah pengelolaan tanah.

Sedangkan peran air tanah yang merugikan sebagai pemicu rusaknya tanah, sebagai pemicu

perubahan horizon melalui pelindihan komponen-komponennya, tanah yang jenuh dengan air

dapat menyebabkan terlambatnya aliran udara kedalam tanah, sehingga menganggu respirasi

dan serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Kemas, 2005).

3

Page 4: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Pengelolaan tanah ditakrifkan sebagai segala tindakan terhadap tanah agar tanah dapat

memberikan hasil bersih yang setinggi-tingginya dengan tetap mempertahankan kelestarian

kegunaannya. Tindakan yang dimaksud antara lain pengolahan tanah, pemupukan,

pengapuran, pengairan, penataan dan pengawetan tanah. Atas dasar konsep ini, ilmu

pengelolaan tanah mencakup sifat-sifat dasar tanah dan kegiatan-kegiatan fisik lingkungan

pada massa tanah. Paradigma pengelolaan tanah sekarang ini tidak hanya menekankan pada

tujuan produktivitas tanah semata tetapi juga lebih menekankan kepada upaya

mempertahankan danmeningkatkan kesehatan tanah (soil health) dalam (Ramdani.2014).

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori

tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa  persen berat atau persen volume.

Kadar lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan

(Hardjowigeno, 1993) dalam (Ramdani.2014).

Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung. Metode langsung

diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel, misalnya melalui evaporasi,

kemudia menentuka jumlah air yang dikeluarkan dengan mengujur kehilangan berat sampel.

Salah satu cara mengetahui bahwa air telah mencapai kapasitas lapang adalah jikaa air

siraman dari lubang pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam pot

(Sudarmono, 1997) dalam (Ramdani.2014).

2.2 Kandungan Air Tanah

Kadar Lengas Kapasitas Lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh

tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat.

Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh

air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman. Kapasitas lapang

sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat

menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan

dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air

gravitasi yang turun kebawah (Wulan, 2011). dalam (Ahmad.2013).

Kapasitas Menahan Air Maksimum Merupakan jumlah air yang dikandung tanah dalam

keadaan jenuh, semua pori terisis penuh air. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas

ini adalah menggunakan metode gravimetri yang artinya dengan cara : Dimasukan contoh

tanah kedalam kain kasa, Kemudian dipindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa

ke dalam gelas plastik yang berisi air dan dibiarkan sampai jenuh kemudian diangkat dan

ditiriskan sampai air tidak menetes dan dimasukan kedalam cawan kosong kemudian di

4

Page 5: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

timbang untuk menentukan nilai (b) gr. Kemudian di masukan ke dalam oven selama 24 jam

dan terakhi di keluarkan dan di timbang untuk menentukan (c) gr (Nurhidayati.2006) dalam

(Ramdani.2014).

Kadar lengas kering angin Kadar lengas kering angin merupakan kadar air tanah setelah

diangin-anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan

atmosfer. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas ini adalah menggunakan metode

gravimetri yang artinya dengan cara: Timbang cawan kosong bersih untuk menentukan nilai

(a) gr, masukan contoh tanah kering angin kedalam cawan, kemudian di timbang untuk

menentukan nilai (b) gr dan memasukan cawan berisi tanah tersebut di dalam oven yang telah

diatur temperaturnya 105 C – 110 C, lalu di biarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan cawan

yang berisi tanah tadi dari oven kemudian di timbang untuk menentukan nilai (c) gr

(Nurhidayati.2006) dalam (Ramdani.2014).

5

Page 6: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat praktikum mengenai pengamatan tentang kandungan air tanah

yaitu dilaksanaknan pada hari Jumat, 5 Juni 2015 pukul 09.00-10.00 WITA dan bertempat di

Laboratorium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas

Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan kandungan air tanah ini

adalah:

1. Cawan

2. Benang

3. Oven

4. Kertas label

5. Timbangan analitik

6. Kain kasa

2.1.1 Bahan

1. Air

2. Sampel tanah badung.

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Kadar lengas kering angin

Adapun langkah kerja dalam melakukan praktikum ini mengenai kadar lengas kering

angin yaitu:

1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.

3. Dimasukkan sampel tanah kering angin kedalam cawan kosong sampai separuh penuh,

kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik lalu nyatakan dengan (b) gram.

4. Dimasukkan cawan yang berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah diatur

temperaturnya 105°C - 110°C, lalu dibiarkan selama 24 jam.

5. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang kembali menggunakan timbangan analitik,

lalu catat dan nyatakan dengan (c) gram.

6

Page 7: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

3.3.2 Kadar Lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang

1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.

2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.

3. Diletakkan sampel tanah diatas kain kasa kemudian bungkus tanah tersebut dengan kain

kasa lalu di ikat menggunakan benang.

4. Dipindahkan contoh tanah yang telah di lapisi kain kasa kedalam wadah yang berisi air dan

dibiarkan sampai jenuh.

5. Kemudian diangkat kain kasa yang berisi tanah dan ditiriskan selama 24 jam.

6. Dimasukkan contoh tanah yang sudah ditiriskan kedalam cawan, kemudian ditimbang dan

nyatakan dengan (b) gram.

7. Dimasukkan cawan berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah di atur temperaturnya

105°C - 110°C dan di biarkan selama 24 jam.

8. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan di timbang menggunakan timbanagn analitik dan

nyatakan dengan (c) gram.

3.3.3 Kadar Lengas Persediaan Air Maksimum

1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan dengan (a) gram.

2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.

3. Dipindahkan sampel tanah ke atas kain kasa lalu di bungkus dan di ikat menggunakan

benang.

4. Di pindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam wadah yang berisi air

dan di biarkan sampai jenuh.

5. Setelah jenuh, diangkat kain kasa yang berisi tanah dan di tiriskan sampai air berhenti

menetes.

6. Di masukkan tanah yang sudah diproses terlebih dahulu kedalam cawan kosong, kemudian

di timbang dan nyatakan dengan (b) gram.

7. Setelah di timbang lalu di oven selama 24 jam.

8. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang dan nyatakan dengan (c) gram.

7

Page 8: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu:

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kandungan Air Tanah

Sampel Tanah Kelompok (a) Gram (b) gram (c) gram Kadar Lengas

Tanah

Badung

K6 KA 3.1121 47.6277 36.8971 31.76 %

K6 KL 3.1498 41.2778 29.7296 43.45%

K6 KM 3.2716 48.4636 33.4841 49.58%

Perhitungan

- Kadar Lengas Kering Angin

Kadar Lengas = b−cc−a × 100%

= 47.6277−36.897136.8971−3.1121 x 100%

= 10.730633.7850 x 100%

= 31.76%- Kadar Lengas Kapasitas Lapang

Kadar Lengas = b−cc−a × 100%

= 41.2778−29.729629.7296−3.1498 x 100%

= 11.548226.5798 x 100%

= 43.45%

- Persediaan Air Maksimum

Kadar Lengas = b−cc−a × 100%

= 48.4636−33.484133.4841−3.2716 x 100%

8

Page 9: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

= 14.979530.2125 x 100%

= 49.58%

4.2 Pembahasan

Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam

suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,

iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,

karena butiran-butirannya berukuran lebih,  maka  setiap  satuan  berat (gram) mempunyai

luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah

bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang

lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.

Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.

Berdasarkan hasil praktikum tentang kandungan air tanah, kadar lengas tanah pada

contoh tanah kering angin oleh kelompok 6 memiliki kadar lengas kering angin 31.76%,

kadar lengas kapasitas lapang memiliki kadar lengas sebesar 43.45%, dan persediaan air

maksimum memiliki kadar lengasa sebesar 49.58%. Terlihat  perbedaan kadar lengas diantara

ketiganya. Ini dikarenakan  pada contoh tanah kering angin tidak ditambahkan dengan air

sehingga jumlah air yang dipertahankan tidak sebanyak tanah yang telah menerima air. Jenis

tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah badung yang memiliki tekstur

liat, Tanah ini memiliki kemampuan menahan air lebih besar. Tanah badung mencapai

kapasitas menahan maksimal ketika jumlah air maksimal yang didapat untuk ditampung tanah

ketika diberi perlakuan penambahan air. Pada saat kapasitas ini tercapai semua pori-pori tanah

telah jenuh oleh air, air bergerak kedalam (dasar) tanah karena adanya gaya gravitasi.

Kapasitas lapang tanah tercapai ketika air telah turun sama sekali, terlihat pada dasar mulai

menetes air secara  perlahan seperti yang dikemukakan oleh sudarmono (1997) bahwa

kapasitas lapang dapat ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam tanah pada pot. Pada

tanah badung, kontak air dengan tanah tinggi karena  permukaan kontak antara tanah liat

didominasi pori-pori mikro.

Dalam praktikum ini, contoh tanah kering yang diuji dengan oven pada suhu 105oC-

110oC selama 24 jam bertujuan untuk menghilangkan semua lengas yang terdapat dalam

sampel sehingga  perbandingan selisih antara berat sebelum dioven dan sesudah dioven 9

Page 10: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

merupakan berat lengas tanah. Bahan organik dapat membantu  penyimpanan/penyekap air.

Hal ini karena ukuran bahan organik yang berupa koloid sehingga mempunyai luas

permukaaan jenis yang cukup besar. Relief dan topografi mempengaruhi lengas tanah

berhubungan dengan kecepatan mempengaruhi lengas tanah berhubungan dengan kecepatan

infiltrasi air dan  perannya dalam mempercepat kehilangan lengas tanah melalui aliran

permukaan. Iklim yang berpengaruh besar terhadap lengas tanah adalah curah hujan dan

penguapan atau evaporasi. Dikarenakan kedua faktor tersebut menetukan jumlah air yang

terdapat dalam tanah.

Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang tersedia untuk pertumbuhan

tanaman. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh

kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi. Dalam praktikum ini, pada cawan

nomor 2 diberi perlakuan berupa penambahan air dan dioven selama 24 jam sebagai salah

satu penggambaran faktor yang mempengaruhi besarnya lengas tanah. Pengaruh tentang kadar

lengas sangatlah penting, karena kadar lengas mempengaruhi proses serapan hara dan

pernapasan akar tanaman dengan mengetahui kadar lengas dalam tanah dapat dilakukan

tindakan, terutama yang berhubungan denga manajemen sumber daya air. Tanah yang baik

memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Apabila

kadar lengas rendah maka dapat diatasi dengan menambahkan jumlah air secara intensif dan

teratur, menambah bahan organik, ataupun menggunakan mulsa untuk mengurangi

penguapan. Sedangkan apabila kadar lengas makin tinggi maka dapat diatasi dengan membuat

saluran drainase.

Persediaan air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau

partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Tektur tanah yang halus menyebabkan

porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum

tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.

Pada percobaan ketiga, tanah badung memiliki tekstur yang liat sehingga kemampuan

menahan air lebih tinggi. Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah kami lakukan yaitu

persediaan air maksimum mencapai 49.58%. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban

yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi

sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah

ditembus oleh air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman.

Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari

tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah

10

Page 11: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal

dari sisa air gravitasi yang turun kebawah.

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat dismpulkan bahwa :

1. Dari hasil peraktikum yang dilakukan kita dapat menyimpulkan berapa jumlah kering

angin, kapasitas lapang dan kapasitas air maksimum yang terdaapat pada sampel tanah

badung yang di amati.

2. Data hasil perhitungan ini berbeda-beda dari tiap-tiap kelompok. ini bisa terjadi mungkin

karena kita menggunakan sampel tanh yang berbeda-beda atau mungkin ada faktor internal

atau paktor eksternal lain yang mempengaruhi sehingga hasil perhitungan yang didapatkan

oleh tiap-tiap kelompok itu bisa berbeda –beda.

5.2 Saran

Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :

1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam

melakukkan praktikumnya.

2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan

3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita

berlangsung dengan suasana yang nyaman.

11

Page 12: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik. Salah satunya adalah struktur tanah. Struktur

tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat diamati secara langsung.

Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan-kenampakan,

ciri-ciri dan sifat-sifat umum dalam suatu profil tanah (Anonim.2010) dalam (Ramdani.2014).

Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang pernah dialami

sesuatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangannya. Perbedaan faktor-

faktor pembentuk tanah, akan meninggalkan ciri dan sifat tanah yang berbeda pula pada suatu

profil tanah (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah

secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-

partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses

pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat

relatif disusun satu sama lain (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).

Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur

tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.

Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah

secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.

Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun

satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah

dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah

mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi

dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)

dalam (Ramdani.2014).

12

Page 13: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

1.2 Tujuan Peraktikum

Adapun tujuan di adakannya praktikum ini yaitu :

1. Untuk menentukan dan menetapkan massa tanah (BV)

2. Untuk menghitung porositas tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

 Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang

mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jngka waktu

tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah yaitu

iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu ( Bale, 2001) dalam (Ramdani.2014).

Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur

tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.

Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah

secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.

Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun

satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah

dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah

mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi

dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)

dalam (Ramdani.2014).

Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.

Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara

kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari

50  mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau

ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah

dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)

tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat

perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah

dan tingkat kelembabapan tanah (Anonim, 2013) dalam (Ramdani.2014).

13

Page 14: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur

yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel

tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan

akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu, (Team Asisten,

2010) dalam (Ramdani.2014).

Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur

tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan

dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang

padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah

umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh

pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah

berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah

kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang

tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas

secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya

bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti

tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk

menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk

menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik,

( Kartaspoetria dan Mulyani, 1997 ) dalam (Ramdani.2014).

Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain

(disebut lepas,misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu

(kompak) dan disebut massive atau pejal (Hardjowigeno, 1987) dalam (Ramdani.2014).

Tanah dengan struktur baik (granuler dan remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-

unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang

bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling betsinggungan dengan rapat. Akibatnya

pori-pori tanah banyak yang terbentuk. Di samping itu, struktur tanah harus tidak mudah

rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan (Hardjowigeno,

1987) dalam (Ramdani.2014).

14

Page 15: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum tentang Struktur Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Juni 2015 mulai

pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai. Kegiatan prktikum ini dilaksanakan di Laboratorium

Silvikultur dan Teknlogi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah ring sampel, timbangan

analitik, oven, palu, dan cutter.

Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah contoh tanah.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun langkah-langka yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan permukaan tanah yang akan di gali dari penutupan tumbuhan, serasah, dan

kemudian meratakannya.

2. Membuat garis persegi panjang pada tanah yang akan digali.

3. Menggali tanah pada area yang sudah di garis tersebut sampai kedalaman 20 cm.

4. Meletakkan tabung silinder arah vertical terhadap permukaan tanah yang akan di ambil

dengan bagian yang tajam berada pada sisi yang bersinggungan.

5. Meletakkan tabung silinder perlahan-lahan dengan tekanan yang merata.

6. Menggali tanah di sekeliling tabnng silinder sehingga tabung silinder itu dapat diambil

secara bersama-sama dalam keadaan tabung tetap bertautan.

7. Menutup kedua mulut tabung silinder dengan penutup yang sudah tersedia

8. Contoh tanah di bawah ke laboratorium untuk di analisis.

9. Menimbang contoh tanah utuh (= a gram) yang di ambil ,tersebut pada timbangan analitik.

10. Contoh tanah utuh yang telah di timbang tersebut di keringkan dengan temperatur 105°C

bersama tabung silindernya selama 24 jam.

11. Menimbang tanah yang telah di ovenkan (= c gram) dan menghitung volume tanah utuh

dengan menggunakan data diameter dalam dan tinggi tan=bung silinder (= b gram).

15

Page 16: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatam

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Struktur Tanah

Sampel

tanah

a B C D r t BJ BV

Tanah

Badung

102

gram

254

gram

229

gram

5.2 cm 2.6 cm 5.1 cm 2.65

cm3

1.17

cm3

Perhitungan

- Volume Tanah (V)

V = π. r2. t

= 3.14 x (2.6)2. X 5.1

= 108.255 cm3

- Menghitung Berat Volume (BV) Tanah

BV = Bobot tanah kering

Volume tanah

= Massatanah kering ( c )−Massaring kosong (a)

π . r . r . t

= 229−102

3,14 ×2,6 ×2,6 × 5.1

= 127

108.255

= 1.17 g/cm3

- Menghitung Porositas Tanah

% Pori = ¿ ) × 100%

16

Page 17: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

= ¿ ) × 100%

= ¿ ) × 100%

= 0, 56 × 100%

= 56 %

4.2 Pembahasan

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang

mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka

waktu tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah

yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu.

Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur

tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.

Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.

Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah

secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.

Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun

satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah

dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah

mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi

dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas.

Hasil dari percobaan ini dengan yang pertama menimbang berat dari ring sample dan di

dapatkan hasil 102 gram. Setelah itu di ambilnya tanah sample di kebun dengan menggunakan

ring sample dengan kedalaman tanah 20 cm . setelah itu di bawa ke laboratorium dan

ditimbang mendapatkan hasil 254 gram dan di masukkan ke dalam oven kmudian setelah di

oven di dapatkan hasil tanah 229 gram. Yang tinggi ring samplenya 5,1 cm, diameter ring

sample 5,2 cm, dan jari-jari ring sample 2,6 cm.

Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.

Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara

kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari

50  mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau

ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah

dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)

17

Page 18: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat

perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah

dan tingkat kelembabapan tanah.

Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur

yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel

tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan

akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu.

Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur

tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan

dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang

padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah

umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh

pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah

berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah

kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang

tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas

secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya

bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti

tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk

menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk

menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.

18

Page 19: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB V. PENUTUP

5.3 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum Dasar-dasar ilmu Tanah dengan materi Struktur

Tanah yaitu dari hasil pengamatan yang kita lakukan di simpulkan bahwawa :

1. bobot isi tanah diukur dgn menggunakan metode tabung selinder sehingga kita dapat

menetapkan dan mengetahui kerapatan massa tanah (BV) dan mengetahui porositas tanah.

5.2 Saran

Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :

1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam

melakukkan praktikumnya.

2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan

3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita

berlangsung dengan suasana yang nyaman.

19

Page 20: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,

yang mengacu pada kehalusan da n kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah

perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar

dibandingkan dengan  yang ditunjukkan oleh partikel-partikel  debu  dan tanah liat yang

berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah

bertekstur halus dengan 30%  bahan organik atau lebih berdasarkan bobot  mempunyai  sifat

yang di dominasi oleh fraksi organik (Foth, 2000) dalam (Ramdani.2014).

Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan

istilah-istilah khusus ang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan

pentunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat, dan

lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat

laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah

pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 2002) dalam (Susanto, 2014).

Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah terdapat perbedaan penting

lainnya antara pasir, dan liat beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah

tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada

umumnya unsur hara yang esensial dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaannya

pergram lebih besar dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir ang menyebabkan

tanah lebih subur dari pada tanah berpasir. Hukum stookes menghubungkan kecepatan

penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang

diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang

diketahui (Winarso, 2005) dalam (Ramdani.2014).

Tekstur tanah di bagi menjadi 12 kelas tekstur seperti  yang tertera pada Diagram segitiga

tekstur tanah USDA (cit, kohnke). Tabel ini menunjukan bahwa suatu tanah disebut bertekstur

pasir apabila mengandung minimal 85% pasir bertekstur debu apabila terkadar minimal 80%

20

Page 21: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

debu, dan bertekstur liat apabila berkkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal

yaitu 22.5% - 52.5% pasir, 30%-50% debu dan 10%-30% liat disebut bertekstur lempung.

(Kemas Ali Hanafiah, 2010) dalam (Ramdani.2014).

Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, setiap

saatuan berat mempunyai luas permukaan yaang lebih kecil sehingga suit menyerap

(Menahan air dan unsur hara). Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka

setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan

menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif

dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003) dalam

(Ramdani.2014).

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif berat dari pasir, debu dan liat atau

kelompok partikel ukuran lebih kecil dari kerikil. Kelas tekstur tanah perlu diketahui karena

mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan, memengang air, aerasi,

permeabilitas, dan kapasitas tukar kation. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk

evoluasi tata air tanah, konduktivitas dan kekuatan tanah (Ariyanto, 2010) dalam

(Ramdani.2014).

Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah

ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan

penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih

besar / kasar dari pasir (Bale. 2001) dalam (Junaidi, 2014)

Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah

tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika - kimia, dan

kimia tanah. Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan

kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar

kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air,

retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah (Hardjo, 2003) dalam (Junaidi, 2014)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran tekstur tanah menggunakan metode pengendapan.

2. Menetapkan kelas tekstur tanah secara kuantitatif.

3. Menetapkan fraksi pasir, debu, liat.

21

Page 22: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama

kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah

itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah

itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen

hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang

produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya,

akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Lal,

1979) dalam (Junaidi, 2014)

Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan

istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan

petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan

lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat

laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah

pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992) dalam (Junaidi, 2014).

Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh

perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama

perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah

(Notohadiprawito, 1978) dalam (Junaidi, 2014).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan

sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat

(Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014).

Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel-

partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel

tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang

mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan,

contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan 22

Page 23: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

ayakan 2 mm. Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang. Metode ini

merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Tekstur

tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986) dalam (Ramdani.2014).

Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode

feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk),

metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau

disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya

partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang

berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel

bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995) dalam (Junaidi, 2014).

23

Page 24: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 19 Juni 2015 pukul 09.00 – 10.00

WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan

Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Tabung kocok

2. Plastik es

3. Karet

4. Cawan

5. Timbangan

3.2.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Sample tanah badung 10 gr

2. Aquadest

3. NaOH 1 N 10ml

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Diambil contoh tanah yang sudah disiapkan sebelumnya

2. Ditimbang tanah menggunakan cawan sebanyak 10gr lalu dimasukan tanah kedalam

tabung kocok.

3. Dimasukan larutan NaOH 1 N kedalam tabung kocok dan ditambahkan juga aquadest

sampai batas takar pada tabung 45ml.

4. Kocok tanah yang sudah dicampur dengan larutan ±5 menit dan di diamkan selama ±25

menit.24

Page 25: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

5. Kemudian dituangkan larutan kedalam tabung yang kedua sampai semua fraksi debu

masuk dan di diamkan selama ±15 menit.

6. Dituangkan larutan kedalam tabung tiga sampai semua fraksi liat masuk dan di diamkan

selama beberapa saat.

7. Amati berapa persen fraksi pasir, debu, dan liat pada ketiga tabung.

8. Dihitung % Pasir= I15

x100 % , % Debu= II15

x100 %, % Liat=100−(% I +% II ).

25

Page 26: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam peraktikum ini yaitu:

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tekstur tanah

Sampel Tanah % Pasir % Debu % Liat Tipe TeksturTanah Badung 33.33 % 10 % 56.67 % C (Clay) / Liat

Perhitungan

% Pasir =I

15 x 100 %

= 5

15 x 100 %

= 33.33 %

% Debu = II15 x 100 %

= 1.515 x 100 %

= 10 %

% Liat = 100 – (% I + % II )= 100 – (33.33 % + 10 %)= 100 – 43.33 %= 56.67 %c

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan tanah inseptisols, maka diperoleh tiga lapisan yang

mempunyai tekstur tanah yang berbeda – beda. Tekstur lapisan pertama tanah inseptisols

adalah liat berpasir. Hal ini disebabkan karena tekstur tanahnya halus dan memiliki pori–pori

26

Page 27: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

besar sehingga mudah menyerap air dan dilalui udara (permeabel). Selain itu, tanah jenis ini

juga memiliki kemampuan menyimpam hara tanaman yang sangat kecil sehingga harus sering

kali mendapat tambahan air dan hara agar pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada tanah

jenis ini produktif. Hal ini sesuia dengan pendapat Hanafiah (2004) bahwa tanah bertekstur

halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung liat atau bertekstur liat, liat berdebu

atau liat berpasir tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.

Tekstur tanah pada lapisan kedua tanah inseptisols adalah lempung berliat. Hal ini

disebabkan karena adanya proses pelapukan batuan induk yang belum matang. Tanah

golongan ini bersifat tidak terlalu lepas atau terlalu lekat atau tidak terlalu padat. Selain itu,

kemampuan menyimpan air dan tata udara tanah ini baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Darmawidjaya (1990) yang menyatakan bahwa tanah jenis ini memiliki tekstur lebih halus

dari pasir gelohan (loamy sand) dengan beberapa mineral lapuk dengan kemampuan menahan

kation dengan fraksi lempung yang sedang - tinggi.

Tekstur tanah pada lapisan ketiga tanah inseptisols adalah liat. Hal ini disebabkan karena

adanya proses pencucian oleh air dari horizon sebelumnya. Pada lapisan ini merupakan

lapisan sub soil, yang mana lapisan ini mempunyai kandungan liat lebih banyak daripada

lapisan 1 dan 2. Selain itu, jenis tanah ini dapat menyimpan air lebih banyak dari pada pasir,

karena memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air, akan tetapi peredaran udara

dalam tanah atau aerasi tidak baik. Hal ini juga di dukung dengan pendapat Miller dan

Donahue (1990)  bahwa tanah inseptisols terbentuk dari proses pelapukan batuan induk yang

dimana batuan induk yang telah melapuk itu terus mengalami pencucian.

Pembahasan Penetapan kelas tekstur tanah dapat ditentukan dengan dua cara antara lain

secara kuantitatif atau cara aboratorium . Metode ini dilakukan atas dasar kecepatan

pengendapan dalam suspensi tanahnya. Pada pengamatan menggunakan metode kuantitatif ini

didapatkan hasil pasir sebesar 7,7 dan persentaenya sebesar 51,33%, fraksi debu 3,5 dan

presentasenya 23,33% dan fraksi liat sebesar 25,34%.

Dengan menggunakan segitiga tekstur menurut USDA dapat ditentukan kelas tekstur

tanah tersebut adalah sandy clay atau liat berpasir. Metode kuantitatif ini memiliki azas yang

erat kaitannya dengan fase dispersi, dalam hal ini terdapat fase terdispersi dan fase

pendispersi atau mediu. Azas inilah yang dimanfaatkan dalam prose pemisahan tiap fraksi

tersebut. Metode kedua adalah metode kualitatif atau cara penentuan kelas tekstur taah

dilapangan. Penetapan dilapangan dilakukan dengan cara pengulian contoh tanah diantara ibu

jari dan telunjuk pada keadaan lembab. Masing-masing fraksi akan menunjukkan ciri-ciri

27

Page 28: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

tersendiri antara lain pasir pada pengulian akan terasa kasar. Debu terasa licin atau seperti

sabun dan liat pada pengulian akan terasa lengket. Pada percobaan dengan metode kualitatif

digunakan 3 jenis tanah. Tanah E diperoleh presentase fraksi debu sebesar 57%, presentase

liat sebesar 18% dan presentase pasr sebesar 25%. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan

kelas tekstur tanah E adalah Silty loam atau lempung berdebu. Tanah J diperoleh presentase

fraksi debu sebesar 20%, presentase liat sebesar 20% dan presentase pasir sebesar 67%.

Dengan menggunakan segitiga tekstur dapat ditentukan kelas tekstur tanah J adalah empung

berpasir atau sandy loam. Contoh tanah yang terakhir adalah tanah A, diperoleh presentae

fraksi debu sebesar 30%, preentase liat sebesar 55% dan presentase pasir sebesar 15%.

Sehingga dapat ditentukan bahwa kelas tekstur tanah A adalah clay atau liat.

28

Page 29: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum tekstur tanah tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat

tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media

pertanaman.

2. Penetapan kelas tekstur tanah dapat dilakukan secara kualitatif (cara lapangan) dan secara

kuantitatif (cara laboratorium).

3. Pada percobaan metode kuantitatif didapatkan hasil fraksi debu 23,33%, pasir 51,33%

dan lit 25,34% sehingga termasuk kelas tekstur sandy clay atau liat berpasir

4. Penetapan kelas tekstur tanah dengan metode kualitatif tidak begitu efektif karena

memerlukan keterampilan dan pengalaman dari peneliti itu sendiri.

5.2 Saran

Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :

1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam

melakukkan praktikumnya.

2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan

3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita

berlangsung dengan suasana yang nyaman.

29

Page 30: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sifat kimia tanah yang sangat perlu diketahui adalah tingkat keasaman (pH)

tanah dan juga daya hantar listrik tanah yang bersangkutan. Beberapa tanaman tertentu

memerlukan kondisi tanah dengan berbagai tingkat keasaman tertentu. Tidak semua tanaman

mampu hidup pada tanah dengan kondisi pH yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan

mengetahui tingkat keasaman tanah, kita dapat dengan mudah mengetahui jenis tanaman apa

saja yang dapat kita manfaatkan pada kondisi tanah tersebut (Nurhidayanti.2006) dalam

(Ramdani.2014).

Dalam tanah terdapat ion H+. Negatif log konsentrasi dari ion H disebut pH tanah. Nilai

pH tanah menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong masam, netral, atau basa.

Konsentrasi ion H dalamlarutan tanah disebut kemasaman aktif (actual), sedangkan

konsentrasi ion H yang terjerap pada kompleks jerapan (koloid tanah) disebut kemasaman

cadangan (potensial) (Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014).

Penetapan kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut aquades, sedangkan

kemasaman cadangan dengan lautan garam netral, seperti : KCl, BaCl2, dan Naf. Selisih pH

antara larutan garam netral dengan aquades adalah kemasaman cadangan. Perlu diketahui,

umumnya pH H2O lebih besar dari pH Kcl, tetapi pada kasus tertentu, justru sebaliknya. Sifat

ini sering dipakai sebagai penciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis. Misalnya,

bila larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata selisih pH K2SO4 –H2O

member hasil positif, maka boleh jadi pada horizon tersebut adalah horizon oksik.

Kemasaman atau pH tanah adalah ukuran aktifitas ion hydrogen dalam larutan tanah. Nilai pH

diperoleh dari logaritma negative konsentrasi ion hydrogen (pH = -log H+ ) skala tanah / pH

tanah diperoleh dengan air murni yang mempunyai kadar ion hydrogen sama dengan kadar

ion hydrogen yaitu 10-7 , sehingga PH air murni = - log H+ = - log 10-2 =7,0. Keasaman

30

Page 31: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

tanah (pH) sangat mempengaruhi status ketersediaan dan keseimbangan unsur hara yang di

perlukan tanaman, pada dasarnya setiap jenis tanaman menghendaki pH tanah yang

ditentukan untuk dapay berproduksi secara maksimal, tetapi kebanyakan tanaman

menghindari pH tanah sekitar netral ( sutanto, 2005 ) dalam ( Isnani, 2014).

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dalam

pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ino ( H+ ). Kemasaman tanah ditentukan oleh

dinamika ion H+ didalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada di

keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka di kenal 2 jenis

kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial ( handjowigeno, 2003 ) dalam

(Ramdani.2014).

Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketrsediaan unsur hara bagi tanaman. Pada reaksi

tanah yang netral yaitu pH 6,5 – 7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukuo

banyak pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur hara fosfer, kalium, belerang,

kalsium, magnesium dan mulibdium menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar

dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, bosi mangan, bosium tembaga dan seng

ketersediaannya relative lebih sedikit ( anonim, 2008 ) dalam (Ramdani.2014).

Di daerah rawa-rawa sering di temukan tanah-tanah sangat maram dengan pH kurang dari

3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak mengandung asam sulfat. Di

daerah yng sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0)

karena banyak mengandung garam Na (pairunan, 2000) dalam (Ramdani.2014).

Reaksi tanah atau yang disebut dengan pH tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang

salah satunya adalah terutama didaerah industry, antara lain sulfar yang merupakan hasil

sampingan dari industry gas, jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam listrik yang

secara alami merupakan komponen renik hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat

meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas

sulfur dan nitrogen yang kemudian bereaksi dengan air hujan (haniafiah, 2004) dalam

( Isnani, 2014).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengukur pH tanah aktual dan potensial.

2. Menentukan muatan tanah melalui pengukuran pH.

31

Page 32: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log kepekatan ion-ion H+ dalam larutan

sisitem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan ssistem tanah ini berkesetimbangan dengan

OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam system

jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ trdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah

(Poerwidodo,1992) dalam (Junaidi, 2014).

Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman.

Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen di

dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah

log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004) dalam (Junaidi, 2014).

Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan

indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna tertentu pada pH berbeda.

Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena

pengaruh pengenceran dan faktor-faktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan,

indikator fenolptalin yang tidak berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi

ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan

pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan

pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang

lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat

digunakan indikator universal / campuran (Mohr, 1972) dalam (Junaidi, 2014).

Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada keadaan nbetral, pH

adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi H+

yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system hayati penting. Kation-

kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk

32

Page 33: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

memperlambat pencuciannya dari tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami

disosiasi dari permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap

untuk digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan

terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- (Foth, 1994) dalam (Junaidi, 2014).

Sifat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktif dan memasaman potensial.

Reaksi kemasaman aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada

pemakaian sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar

baik yang terjerap olehn kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan.

Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa.

Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah.

Menentukan kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan.

Alat yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil

memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-ulang

dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah pH tester dan soil tester (Hardjowigeno S, 1987)

dalam (Junaidi, 2014).

Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah

dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung

terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung

bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan

ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan

pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman (Weny, 2009) dalam

(Basuki, 2014).

Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion

hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat asam.

Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada angka

kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara

eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah

skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan

berdasarkan persetujuan internasional (Winarso, S.2005) dalam (Jalaludin, 2013).

Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan

kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim

33

Page 34: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam

tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan

bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan

bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+ (weny, 2009)

.

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKU

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 pukul 09.00 -10.00

WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan

Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Timbangan

2. pH meter

3. Tabung kocok

4. Cawan

5. Plastik es

6. Gelas ukur

3.2.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Sample tanah badung 10 gr

2. Air netral

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Ditimbang contoh tanah 10 gr.

2. Ditambahkan 20 ml air netral.

34

Page 35: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

3. Dikocok larutan yang berisi tanah selama ±30 menit dan didiamkan selama ±5 menit.

4. Diukur pH tanah menggunakan pH meter dan dicatat hasilnya.

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan pH Tanah

Sampel Tanah pH Suhu keterangan

Tanah Badung 6.929 26.2oC Netral

4.2 Pembahasan

Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah

dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak

masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang

dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat.

Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral menunjukkan

sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH

menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar

ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion

lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada

tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis

kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah

bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7.

Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna

sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman

tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa. Ketersediaan unsur hara makro di dalam

35

Page 36: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi. Hal ini

mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan.

Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan

masam adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang

diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan

basa, maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia.

Pada pembuatan makalah kali ini, kami ingin mengetahui lebih lanjut penyebab

kemasaman tanah dan upaya peningkatan pH serta potebsi pemanfaatanya untuk tanaman.

Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah

dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung

terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung

bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan

ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan

pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman.

Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan

ion hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat

asam. Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada

angka kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara

eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah

skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan

berdasarkan persetujuan internasional.

Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan

kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim

kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam

tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan

bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan

bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.

36

Page 37: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam peraktikum ini yaitu:

1. Reaksi tanah menunjukkan keasaman dan kebasaan tanah dan dinyatakan sebagai pH.

2. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen yang beredar di

dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen (H+ ) di dalam tanah tinggi maka

tanah disebut asam Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah

disebut basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari H+.

3. Reaksi tanah dibedakan menjadi kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi

tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan

tanah. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang

terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalarn larutan.Tanah masam

karena kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion AL3+ yang bersifat masam karena

dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Di daerah rawa-rawa atau tanah gambut,

tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi.

4. Pengapuran merupakan salah satu cara untuk memperbaiki tanah yang bereaksi asam atau

basa. Tujuan dari pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah sehingga karenanya

unsur-unsur hara menjadi lebih tersedia, memperbaiki struktur tanahnya sehingga

kehidupan organisme dalam tanah lebih giat, dan menurunkan kelarutan zat-zat yang

sifatnya meracuni tanaman dan unsur lain tidak banyak terbuang.

5.2 Saran

Adapun saran dalam peraktikum ini yaitu :

37

Page 38: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

1. sebagai peraktikan harus lebih aktif agar bisa menguasai rumus yang digunakaan.

2. Alat dalam praktikum ini masih kurang dan perlu untuk dilengkapi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Kemas.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Ananto, 2010. Kandungan tanah dan air di daerah aliran sungai cade. Erlangga: Jakarta.

Anonim. 2013. Panduan praktikum dasar-dasar ilmu tanah edisi II. (http:// www.iptek.net).

Anonim. 2014. Panduan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah .(Http:// Www.   Misouryuniversity.Com).

Anonim. 2010. Reaksi tanah dengan kesuburan tanah. (http://teaksi tanah. Blogspot.com).

Anonim, 2013.http://www.selvikultur.com/tekstur dan struktur tanah. html.

Ariyanto. 2010. Struktur tanah. (http://ariyanto.  staff. Pertanian. Uns. Ac.id).

Ariyanto,Dwi.2010. Struktur Tanah. Http://ariyanto_staff.pertanian.uns.ac.id//

Bale, 2001. Dasar-dasar ilmu tanah. Bahan kuliah online: Jakarta.

Bucman, H. O dan N. C. Brady. 2002. Tekstur Tanah. Rata Karya Aksara: Jakarta.

Foth, H. D. 2000. Dasar-dasar Ilmu Tanah edisi VII. (Http://www.iptek.net). 

Hanafiah.2007. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung Terhadap Peningkatan Lengas Tanah Pada Tanah Berpasir. (Http:// Www.Iptek.Net). 

Hanafiah,A. K. 2010. Dasar-dasar Ilmu tanah. Raja Grafindo persada: Jakarta.

HardjoWigeno, S. 2003.Ilmu Tanah. Akademika Presindo : Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 2013. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Pressindo: Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.

Kartasapoetra, dkk. 2002. Penentuan intensitas warna tanah. Akademika pressindo: Jakarta

Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.

Kartasapoetra, dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka Cipta.

38

Page 39: Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Kertaspoetra dan mulyani sutedjo, 1997. Pengantar ilmu tanah. Rineka Cipta: Jakarta.

Nurhidayati, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian- Unisma. Malang.

Pairunon, anna K.dkk. 2000. Dasar-dasar ilmu tanah. Badan kerjasama perguruan tinggi negeri Indonesia timur: NTT.

Sutanto, R. 2005. Kadar Lengas Tanah. Kanisius: Yogjakarta.

Syarief, S. 1994. Sifat-Fisika-Tanah-Bagian-5-Konsistensi.Universitas Andalas. Padang.

Tim Asisten, 2010. Penelitian praktikum dasar-dasar ilmu tanah. Fakultas pertanian.

Universitas Salahudin: makasar

Tim Asisten dan Dosen. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Weny, 2009.Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung.

Winarso ,S. 2005. Penentuan Tekstur Tanah Secara Kualitatif dan Kuantitatif.

(Http://www.wisourye univercity.com).

Wulan. 2011. Penetapan Kadar Air Metode Oven. (Http://Wulaniriky. Wordpress.Com)

Yuliprianto. 2010. Dasar-dasar ilmu tanah devisi perguruan tinggi. PT raja grafindo persada:

Jakarta.

39