Upload
tatang-taufik
View
2.144
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bahan diskusi dalam konsulatsi teknis pembentukan DRD
Citation preview
RANGKUMAN “TUTORIAL”RANGKUMAN “TUTORIAL”PEMBENTUKAN DEWAN RISET PEMBENTUKAN DEWAN RISET
DAERAH (DRD) DAN PENYUSUNANDAERAH (DRD) DAN PENYUSUNANDOKUMEN STRATEGI INOVASI DOKUMEN STRATEGI INOVASI
DAERAHDAERAH
WorkshopWorkshop““Membangun Sistem Inovasi Daerah”Membangun Sistem Inovasi Daerah”
Surakarta, 26 Juni 2008Surakarta, 26 Juni 2008
Tatang A. Taufik
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
2
OUTLINE
INDIKATOR KEBERHASILAN
KERANGKA INSTRUMEN LEGAL
DRD & STRATEGI INOVASI DAERAH
LANGKAH PENTING
LANDASAN LEGAL
3
FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH(UU NO. 18/2002, Pasal 18 : Fungsi Pemerintah)
• UU No.18/2002 (Bab IV Fungsi dan Peran Pemerintah, Pasal 18):1) Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi,
memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia.
2) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan pemerintah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan sebagai kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Agar pelaksanaan fungsi pemerintah tersebut dapat direncanakan secara baik dan dapat dipahami oleh perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang yang terlibat dalam pelaksanaannya, serta oleh semua pihak di lingkungan pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga swasta yang berkepentingan, maka: arah, prioritas utama, dan kerangka pelaksanaan fungsi pemerintah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut perlu dituangkan secara tertulis ke dalam suatu kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu pengetahuan dan teknologi.
4
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 20 : Fungsi
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 1: Fungsi pemerintah daerah, yaitu menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan serta sinergi unsur kelembagaan, sumber daya, dan jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah pemerintahannya sebagai bagian integral dari Sisnas P3Iptek.
Semangat otonomi atau kewenangan daerah dalam bertindak lokal selalu dalam kerangka nasional.
Ayat 2: Pemerintah daerah wajib merumuskan prioritas serta kerangka kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan sebagai kebijakan strategis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.
Dimaksudkan agar semua pihak yang berkepentingan dapat memahami arah, prioritas, serta kerangka kebijakan pemerintah daerah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian pembangunan menjadi agenda bersama para pihak di daerah
5
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 20 : Fungsi
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 3: Pemerintah daerah harus mempertimbangkan masukan dan pandangan yang diberikan oleh unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keterbukaan Pemda terhadap advisory dan advokasi dari unsur kelembagaan iptek.
Ayat 4: Pemerintah daerah membentuk Dewan Riset Daerah yang beranggotakan masyarakat dari unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.
Instrumen ”kelembagaan” di daerah (DRD) dengan fungsi penyusunan kebijakan iptek di daerah, dukungan kepada Pemda dalam berkoordinasi, dan perwakilan dalam DRN.
6
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 1: Pemerintah dan pemerintah daerah berperan mengembangkan instrumen kebijakan untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1).
Catatan : Instrumen kebijakan merupakan alat kebijakan yang digunakan agar kebijakan yang diambil dapat efektif mencapai tujuan.
Ayat 2: Instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sebagai bentuk kemudahan dan dukungan yang dapat mendorong pertumbuhan dan sinergi semua unsur Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Catatan : Prinsip dasar bagi penetapan kebijakan beserta instrumennya adalah pemahaman atas ”isu kebijakan” yang hendak diatasi dan bagaimana instrumen kebijakan ditetapkan agar memenuhi kaidah/kriteria kebijakan yang baik.
7
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 3: Instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat berbentuk dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pembentukan lembaga.
a. Dukungan sumber daya yang dimaksud dalam ayat ini dapat berbentuk dukungan keahlian dan kepakaran, dukungan informasi dan kekayaan intelektual, serta dukungan sarana dan prasarana.
b. Dukungan dana yang dimaksud dalam ayat ini dapat diberikan sebagai bantuan pembiayaan bagi perguruan tinggi, lembaga litbang, dan badan usaha dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau sebagai bantuan pembiayaan bagi lembaga penunjang untuk memperkuat daya dukung serta meningkatkan aliran investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Pemberian insentif yang dimaksud dalam ayat ini dapat berupa keringanan pajak, penanggulangan resiko, penghargaan dan pengakuan, maupun bentuk insentif lain yang dapat mendorong pendanaan kegiatan penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi dari badan usaha dan masyarakat, serta meningkatkan alih teknologi dari badan usaha asing yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
8
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 3 d. Penyelenggaraan program ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksud dalam ayat ini diperlukan untuk meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang strategis serta menggali potensi nasional dan daerah.
e. Pembentukan lembaga yang dimaksud dalam ayat ini adalah lembaga yang belum atau tidak dapat dikembangkan oleh masyarakat, namun diperlukan untuk memperkuat Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
9
BEBERAPA POKOK PIKIRAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN IPTEK DI DAERAH (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran
Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 4: Lembaga yang dimaksud dalam ayat (3) dapat meliputi lembaga litbang dan lembaga penunjang, baik yang berdiri sendiri sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen maupun sebagai unit kerja departemen atau pemerintah daerah tertentu.
Pada tingkat pusat, pembentukan lembaga yang dimaksud dalam ayat ini dapat berupa:
a. Lembaga litbang departemen dan lembaga lain yang sejenis yang berada di bawah naungan departemen tertentu yang kegiatannya berkaitan dengan permasalahan sektor tertentu;
b. Lembaga litbang non departemen yang merupakan organisasi yang berdiri sendiri yang kegiatannya berkaitan dengan permasalahan lintas sektor. Pada saat undang-undang ini dibuat, yang termasuk dalam jenis lembaga ini, antara lain, adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;
10
Beberapa Pokok Pikiran dalam Kerangka Kebijakan Iptek di Daerah (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 4 c. Lembaga penunjang departemen dan lembaga lain yang sejenis berada di bawah naungan departemen tertentu yang kegiatannya berkaitan dengan permasalahan sektor tertentu;
d. Lembaga penunjang non departemen merupakan organisasi yang berdiri sendiri yang kegiatannya berkaitan dengan permasalahan lintas sektor. Pada saat undang-undang ini dibuat, yang termasuk dalam jenis lembaga ini, antara lain, adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Badan Standardisasi Nasional.
Di daerah pembentukan lembaga yang dimaksud dalam ayat ini dapat berupa lembaga litbang dan lembaga penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang diperlukan untuk menggali dan mengembangkan potensi daerah sesuai dengan karakteristik daerah.
11
Beberapa Pokok Pikiran dalam Kerangka Kebijakan Iptek di Daerah (UU No. 18/2002, Pasal 21: Peran Pemerintah)
Butir Isu Esensi yang Perlu Diperhatikan
Ayat 5: Pelaksanaan instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diselenggarakan secara adil, demokratis, transparan, dan akuntabel.
Prinsip implementasi instrumen kebijakan menurut UU No. 18/2002 adalah
– Keadilan– Demokrasi– Transparansi– Akuntabilitas.
12
Pembentukan Tim
Pembentukan DRD
Pertemuan Awal
Penyiapan Instrumen
Legal
Penyusunan Dokumen Strategi
Selesai Tahap Awal
Penerbitan Instrumen
Legal
13
Administras/ Implementasi
Program
INNOVATION GOVERNANCE ~ KONSEP Arnold, dkk (2001 – 2004)
Desain / Penetapan Kebijakan
Desain Program
Manajemen Program
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian
Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci
Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci
Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi
Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi
Pemerintah Dewan kebijakan
Dewan Riset dan Akademi
Badan Teknologi dan
Inovasi
Badan-badan Program
Pendukung
Produsen:Perusahaan,Pertanian,
Rumah sakit, dsb.Perguruan
Tinggi
Lembaga Litbang
Kontraktor Program
Departemen/ Kementerian Industri, dll.
Departemen/ Kementerian
Riset dan Teknologi
Departemen/ Kementerian
Sektoral lainnya
14
FUNGSI APA YANG HARUS MENJADI BAGIAN DARI PENADBIRAN?
• Menetapkan arah (Setting directions)• Sebagai “wasit”• Koordinasi Horisontal• Mengkoordinasikan pengembangan pengetahuan• Strategic intelligence / bottleneck analysis• Menuntun berbagai aktor menuju sasaran yang
dikehendaki oleh masyarakat• Meningkatkan peran inovasi dan riset (opsional, tetapi
sangat penting)
Arnold & Boekholt (2004)
15
Issues for governance include …
• Systems-wide governance• De-integration, subsidiarity and self-organisation• Co-ordination and strategic direction-setting at Level 1• Institutional co-ordination at Level 3, to make it easier to
tackle horizontal problems• Placement of strategic intelligence / bottleneck analysis
within the system• Role of beneficiaries in governance
Arnold & Boekholt (2004)
16
High-level ‘policy councils’ for innovation
• Dimaksudkan untuk menjembatani “pendekatan yang luas atas inovasi”
• Strategic level : mis. tidak mengurusi day-to-day policy problems, tetapi menelaah isu-isu sistemik dengan perspektif yang lebih berjangka panjang
• Keanggotaan pemerintah yang mencakup lebih dari satu ‘policy domain’
• Keanggotaan yang terdiri dari ‘makers and shakers’ • Berbeda dari typical Research Councils, bertindak
sebagai penyokong dana bagi iptek• Berbeda dari external ‘Advisory Council’, walaupun
sangat tipis pada dewan tingkat tinggi.
17
POLA ORGANISASI (PENGORGANISASIAN) DALAM PENADBIRAN INOVASI
Multi-principal
UmbrellaMono-principalMono-programmeMulti-programme
Kementerian
Pelaku Riset dan Inovasi
Sumber : Arnold, et al., (2004, 2003).
18
VISI BERSAMA
• Proses membangun konsensus
• Peran penting bagi seluruh stakeholders
• Penentuan prioritas langkah-langkah selanjutnya
KEPEMIMPINANYANG BERKOMITMEN
TERHADAPVISI BERSAMA
• Partisipasi penuh komitmen dari para pemimpin swasta, intelektual, dan pemerintah
AGENDA PRAGMATISUNTUK
PEMBANGUNAN• Struktur kelembagaan
membantu memformalkan dan memfasilitasi:
– Perumusan agenda tindak
– Proses membangun konsensus
– Partisipasi para pemimpin
ORGANISASI DANORGANISASI DANPENGORGANISASIANPENGORGANISASIAN
KOLABORASIKOLABORASIUNTUKUNTUK
PEMBANGUNANPEMBANGUNAN
KELEMBAGAAN : Membangun Kapasitas Untuk Bertindak
19
Keb
ijak
an,
Pro
gra
m,
Ke
gia
tan
dan
Org
anis
asi
ser
ta
Jari
ng
an d
i L
ua
r D
aera
h,
Na
sio
nal
& I
nte
rnas
ion
al
Keterangan:Instruksi, Sumber Daya
Saran (Advis) / Pelaporan
Hasil
Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama)
Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama)
Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi
Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)
Tingkat 3Koordinasi Implementasi
Tingkat 3Koordinasi Implementasi
Gubernur/ Bupati/Walikota
DPDS
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Produsen
Perguruan Tinggi
Lembaga Litbang/
UPTD, dll.
Kontraktor Program
Badan/Dinas/ Kantor
Sektoral
Badan/Dinas/ Kantor Lintas
Sektor
Organisasi Perangkat
Daerah lainnya
DPRD
DRD Tim AhliTim/Gugus Tugas
Asisten, Ka. Bappeda &Ka. Perangkat Daerah tertentu
Konsumen
Litbang Swasta/Non-pemerintah
“STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH
20
ILUSTRASI STRUKTUR INTERVENSI INOVASI SECARA UMUM:Organisasi dalam Perancangan dan Implementasi Kebijakan
Pemerintah DaerahPemerintah DaerahBadan/Dewan
Penasihat. Mis.: DPDS
Badan/Dewan Penasihat. Mis.: DPDS
Dinas/ Kantor
Dinas/ Kantor
Dinas/ Kantor
Dinas/ Kantor BapedaBapeda
Instrumen Intervensi. Mis.: Program-program Litbang
Instrumen Intervensi. Mis.: Program-program Litbang
Pelaksana : Perguruan Tinggi, Perusahaan, Organisasi Riset, dsb.Pelaksana : Perguruan Tinggi, Perusahaan, Organisasi Riset, dsb.
Payung (Umbrella)
BalitbangdaBalitbangdaTim Klaster
Tim KlasterDRDDRD
DPRDDPRD
HorisontalHorisontal
DRNDRN
LemlitbangLemlitbang
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi
Lembaga Non Pemerintah
Lain
Lembaga Non Pemerintah
Lain
VertikalVertikal
InstrumenInstrumen InsrumenInsrumen
DRDLain
DRDLain
21
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARANMenurut Perundangan yang Berlaku
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL
Renja - KL
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
PedomanDijabar
kan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
PusatPem
erintah D
aerah
UU KN
Strategi Inovasi Daerah
22
PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI INOVASI PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI INOVASI DAERAHDAERAH
Bahan-bahan acuan
Bahan hasil diskusi awal
Template draf
Tim Fasilitator (Scouting Team):1. . . . .
2. . . . .
Pertemuan Tim Fasilitator berikutnya :
Proses “estafet” dari Tim Fasilitator ke Tim DRD
Tindak lanjut, Sasaran dan Jadwal
PIC:• Bappeda . . . • BPPT . . . .
23
CHECK-LIST CHECK-LIST PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI PENYIAPAN DRD & DOKUMEN STRATEGI INOVASI DAERAHINOVASI DAERAH
Draf SK Bupati tentang Pembentukan DRD
Bahan-bahan acuan : Buku, Draf Panduan, Contoh
Bahan hasil diskusi awal
Template draf
Tindak lanjut, Sasaran dan Jadwal
PIC:• Pemkab Sumedang (. . . . & . . . .)• BPPT ( & )
24
SKEMA PENYUSUNAN STRATEGI INOVASI DAERAH
Penetapan Kerangka dan Masukan Muatan Utama
Tim menyusunRancangan Awal
Strategi Inovasi Daerah
Masyarakat (DPDS) & Pemkab (SKPD) Menyampaikan Masukan
DRD Mengkomunikasikan Draf Strategi Inovasi Daerah kepada Pemkab, DPDS & DPRD
Penetapan Strategi Inovasi Daerah
Digunakan sebagai Pedoman Penyusunan Kegiatan Tahunan,
Pemantauan dan Evaluasi
DRD Menyampaikan Dokumen Strategi Inovasi Daerah kepada Pemda
Pemda Melakukan Penyempurnaan Dokumen Strategi Inovasi Daerah
a) Visi,Misi & Arah Kebijakanb) Tujuan & Sasaran Strategisc) Program Utama
Program SKPD
d) Matriks Program SKPD
Penghimpunan Bahan & Pemutakhiran Data
Introduksi
Dokumen Acuan Lain yang Relevan
Jadwal
JadwalJadwal
Pembentukan Tim (Balon DRD)
DRD Terbentuk
4
5
6
7
8
9 10
1
2
3
25
CONTOH SKEMA PENYUSUNAN STRATEGI INOVASI DAERAH
Penetapan Kerangka dan Masukan Muatan Utama
Tim menyusunRancangan Awal
Strategi Inovasi Daerah
Masyarakat (DPDS) & Pemkab (SKPD) Menyampaikan Masukan
DRD Mengkomunikasikan Draf Strategi Inovasi Daerah kepada Pemkab, DPDS & DPRD
Penetapan Strategi Inovasi Daerah
Digunakan sebagai Pedoman Penyusunan Kegiatan Tahunan,
Pemantauan dan Evaluasi
DRD Menyampaikan Dokumen Strategi Inovasi Daerah kepada Pemda
Pemda Melakukan Penyempurnaan Dokumen Strategi Inovasi Daerah
a) Visi,Misi & Arah Kebijakanb) Tujuan & Sasaran Strategisc) Program Utama
Program SKPD
d) Matriks Program SKPD
Penghimpunan Bahan & Pemutakhiran Data
Introduksi
Dokumen Acuan Lain yang Relevan
Jadwal
JadwalJadwal
Pembentukan Tim (Balon DRD)
DRD Terbentuk
1
2
3
4
5
6 7
Dal
am p
rose
s
26
CONTOH JADWAL AGENDA JANGKA PENDEK :Penyusunan Dokumen Strategi Inovasi Daerah
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
ELEMEN AGENDA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Rancangan Awal
2. Ekspose Rancangan Awal kepada Pemkab
Revisi Rancangan Awal
3. Penyusunan Matriks Program
4. Ekspose Draf kepada Pemkab
4. Ekspose Draf kepada DPRD
Revisi Draf
5. Penyampaian Draf oleh DRD kepada Pemkab
6. Penyempurnaan Draf oleh Pemkab
7. Penetapan Strategi Inovasi Daerah oleh Bupati
27
KEBERHASILAN DRD
Ukuran Contoh Indikator
• Kemampuan “MELAKSANAKAN TUGAS DAN FUNGSI” yang pokok ~ Functioning
Lihat landasan perundangan (UU No.18/2002: Pasal 20, Ayat 4 ~ Penjelasan)
• Kemampuan “MERESPON” isu penting/strategis (dan aktual) yang relevan ~ Responsive
1. Keterlibatan lembaga dan/atau anggota dalam merespon isu penting/strategis tertentu
2. Usulan/rekomendasi solusi atas isu yang berkembang
• Menjadi “KELOMPOK YANG BERPENGARUH” dalam kebijakan publik yang relevan dan dalam perbaikan kebijakan ~ Influencing
1. Keterlibatan lembaga/anggota dalam dialog atau proses kebijakan publik dan dalam agenda perbaikan kebijakan yang relevan.
2. Anggota sebagai nara sumber dalam proses kebijakan dan/atau dalam agenda perbaikan kebijakan yang relevan.
3. Hasil kajian menjadi rujukan dalam proses kebijakan dan/atau dalam agenda perbaikan kebijakan yang relevan.
• “KEPIONIRAN/ KEPRAKARSAAN” dalam perbaikan kebijakan ~ Pioneering; Leadership
1. Prakarsa dalam mengangkat wacana positif
2. Prakarsa perbaikan (reformasi) kebijakan
28
KEBERHASILAN DOKUMEN STRATEGI INOVASI DAERAH
Ukuran Contoh Indikator
• Rumusan tertulis yang “TEPAT WAKTU” ~ Timing
Ketersediaan sebagai salah satu acuan perencanaan pembangunan (program aksi para aktor)
• Rumusan tertulis yang “DITERIMA” oleh para pemangku kepentingan kunci ~ Acceptance
Pengakuan legalitas dokumen
• Dokumen “TERSOSIALISASIKAN” dengan baik ~ Diffused
1. Penyampaian (delivery) pada pemangku kepentingan kunci
2. Jangkauan sebaran (outreach) dokumen
• Pokok pikiran dan rekomendasi “DIADOPSI/ DIIMPLEMENTASIKAN” oleh, atau “MENJADI ACUAN” bagi aktor yang relevan ~ Operasionalized
1. Jangka Pendek : Program/kegiatan yang dilaksanakan sejalan dengan yang dirumuskan/ direkomendasikan
2. Jangka Menengah : Diadopsi dalam RPJMD
3. Jangka Panjang : Diadopsi dalam RPJPD
29
“Pengaruh” DRD dari Perspektif Kebijakan
A. Manajemen & Kebijakan Pembangunan : – RPJMD & Program– RPJPD– Reformasi kebijakan
B. Kemitraan
C. Intensitas Aktivitas Pengetahuan
D. “Petarencana” yang lebih baik ke depan.
30
Terimakasihhttp: //sisteminovasi.wordpress.com