8
PENURUTAN: BUAH DARI KEBANGUNAN Lesson 5 for August 3, 2

Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

Citation preview

Page 1: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

PENURUTAN: BUAH DARI

KEBANGUNAN

Lesson 5 for August 3, 2013

Page 2: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

Kebangunan menghasilkan penurutan. Penurutan adalah reaksi alami dari orang percaya melalui pekerjaan Roh Kudus.Pekan ini kita akan mempelajari penurutan dari beberapa tokoh-tokoh Alkitab.

Petrus: Menurut dan berubah. Stefanus: Menurut tanpa menghiraukan akibatnya. Paulus dan Ananias: Menurut meskipun tak diduga. Ananias dan Safira: Penurutan yang setengah-setengah. Agripa: Menolak untuk menurut (“hampir”). Yesus: Teladan tertinggi akan penurutan.

“Jika semua yang di dalam gereja mau maju dengan pertolongan Tuhan, kita akan melihat sebuah kebangunan dari pekerjaan-Nya sebagaimana yang belum pernah kita saksikan sampai saat ini. Tuhan menuntut hal ini dari engkau dan setiap anggota gereja. Tidaklah keliru bagimu untuk memutuskan apakah itu yang terbaik bagimu untuk taat kepada panggilan Allah. Ketaatan diperlukan…. Dia mengkhendaki agar engkau mau dengan rela hati dan menurut.” E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 2, cp. 26, pg. 165)

Page 3: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

PETRUS: MENURUT DAN BERUBAHBandingkan sikap Petrus di halaman rumah Hanas dengan sikapnya di tepi Danau Tiberias dan

sikapnya dihadapan Sanhedrin. Jenis perubahan apa yang terjadi dalam hidupnya?

Di halaman rumah Hanas (Mat 26:69-74)• Dia percaya pada

kekuatannya sendiri dan menyangkal Yesus

Di tepi Danau Tiberias(Yoh 21:15-19)• Dia tidak percaya

diri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan

Dihadapan Sanhedrin (Kisah 5:28-32)• Dia percaya kuasa

Roh Kudus dan memutuskan untuk menuruti Allah dihadapan manusia.

Kecurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta membuat perbedaan dramatis dalam kehidupan Petrus. Kecurahan Roh Kudus mengubah dirinya dari seorang percaya yang lemah dan bimbang menjadi seorang yang penuh iman, seorang murid yang penurut.

Ini adalah contoh yang kuat tentang apa yang Roh Kudus dapat lakukan bagi siapa pun yang mau berserah dalam iman dan menurut kepada Tuhan.

Page 4: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

STEFANUS: MENURUT TANPA MENGHIRAUKAN AKIBATNYA“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)

Stefanus “yang penuh Roh Kudus” (Kisah 6:3). Dia tidak ragu untuk bersaksi, tidak peduli akibatnya.

Meskipun musuh-musuhnya “tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara” (Kisah 6:10), mereka tidak diyakinkan oleh kesaksiannya tetapi melalui ketaatannya dalam kemartiran tersebut.

“Kematiannya adalah ujian yang pahit kepada sidang, tetapi hal itu mengakibatkan keyakinan Saulus, yang tidak dapat menghapus iman dari ingatannya dan keteguhan orang yang mati syahid itu, serta kemuliaan yang terpantul pada wajahnya.”

E.G.W. (The Acts of the Apostles, cp. 10, pg. 101)

Walaupun mungkin tidak semua kita dipanggil untuk mati karena iman kita, kita harus berkomitmen pada Tuhan bahwa, jika kita dipanggil untuk itu, kita tidak akan mundur.

Page 5: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

PAULUS DAN ANANIAS: MENURUT MESKIPUN TAK DIDUGA

Bagaimana Paulus bereaksi ketika Yesus mematahkan prasangkanya

dalam cara yang ajaib di jalan menuju Damaskus (Kisah 9:1-9)?

Dia percaya dan taat: "kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat." (Kisah 26:19)

Bagaimana Ananias bereaksi ketika Yesus mematahkan prasangkanya terhadap Saulus (Kisah 9:10-18)?

Setelah menemukan jawaban untuk keraguannya, ia percaya apa yang Tuhan katakan tentang Paulus. Dia menurut dan mendukung musuh lamanya: "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"(Kisah 22:16)

Page 6: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

ANANIAS DAN SAFIRA:PENURUTAN YANG SETENGAH-SETENGAH

Pelajaran apakah yang diajarkan dari cerita Ananias dan Safira tentang penurutan yang setengah-

setengah (Kisah 5:1-11)?Penurutan yang setengah-setengah bukanlah penurutan yang sebenarnya, tapi bukti dari hati yang terbagi yang mana tidak bersedia untuk memberikan semuanya untuk sang Guru.“Ribuan orang akan menerima kebenaran jika mereka bisa melakukannya tanpa menyangkal diri, namun golongan ini tidak akan pernah terbangun karena Allah. Golongan ini tidak akan berbaris keluar dengan gagah berani melawan musuh, – dunia, cinta diri, dan keinginan daging, – percaya Pemimpin Ilahi mereka untuk memberi mereka kemenangan.”

E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 4, cp. 15, pg. 155)

Page 7: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

AGRIPA: MENOLAK UNTUK MENURUT (“HAMPIR”)

Ketika Raja Agripa merasakan panggilan Roh Kudus, ia tidak mematuhi panggilan itu – tidak seperti Petrus atau Paulus.

“Sementara beberapa orang tercengang kagum ketika sedang mendengar akan Paulus, yang satu berseru, “Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen.” Namun kebanyakan mereka yang mendengar merasa bahwa pada suatu waktu di masa yang akan datang mereka akan mempertimbangkan apa yang mereka telah dengar. Setan mengambil keuntungan dari penundaan itu, dan ketika mereka mengabaikan kesempatan pada saat hati mereka dilembutkan, maka kesempatan itu telah hilang selama-lamanya. Hati mereka menjadi keras.”

E.G.W. (Early Writings, pg. 207)

““Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.“ Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!”” (Kisah 26:27-28)

Page 8: Pelajaran sekolah sabat ke 5 penurutan buah dari kebangunan

YESUS: TELADAN TERTINGGI AKAN PENURUTAN

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8)

Yesus memberikan contoh seperti apakah kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu. Itu adalah kehidupan ketaatan secara sukarela dan kepatuhan dengan kerendahan hati kepada kehendak Bapa. Itu adalah kehidupan berdoa yang ditujukan bagi pelayanan dan pemeliharaan, kehidupan yang dihabiskan dengan kerinduan yang meluap-luap melihat orang lain diselamatkan dalam kerajaan Bapa.