4
Terbit setiap Jumat, tidak diperjualbelikan “Dan kelak akan dijauhkan orang yang taqwa dari neraka itu, (yaitu mereka) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan hartanya.” (Q.S. Al-Lail: 17-18) LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL Chevron Indonesia Akta Notaris Wahyu Nurani, SH. No. 34 Tanggal 28 April 2008 NPWP : 02.816.712.0-077.000 Balikpapan|Darajat|Dumai|Duri|Jakarta|Minas|Rumbai|Salak Edisi XIII 13 Dzulhijjah 1434 H / 18 Oktober 2013 Tidak dibaca saat Khutbah Jumat URGENSI MURAQABAH DAN MUHASABAH Apabila setiap Muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan muraqabatullah (pengawasan Allah) dalam dirinya maka ia akan selalu takut untuk berbuat kemaksiatan karena ia selalu merasa dan sadar dirinya dalam pemantauan dan pengawasan Allah. Kemudian bila ia juga gemar memuhasabahi dirinya karena takut pada perhitungan hari Akhirat, maka bisa dipastikan akan terwujud masyarakat yang aman karena semua orang sudah memiliki pengawasan melekat. Orientasi Ukhrawi (akhirat) membuat seseorang senantiasa memperhitungkan segala tindak-tanduknya dalam perspektif Ukhrawi. Ia juga akan terhindar dari penyakit Wahn (cinta dunia dan takut mati), keserakahan, kezhaliman, penindasan dan kemungkaran, karena semua keburukan itu hanya akan menyengsarakannya di akhirat kelak. Sebaliknya ia akan berusaha menanam kebajikan sebanyak mungkin (QS. 22:77) agar dapat menuai hasilnya di akhirat kelak. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah mengibaratkan bahwa dunia adalah ladang tempat menanam, bibitnya adalah keimanan dan ketaatan adalah air dan pupuknya. Sementara akhirat adalah tempat kita memetik atau menuai hasilnya, kelak. Bila demikian keadaannya, Insya Allah akan tercipta “Baldatun thayyibatun warabbun ghafur” (negeri yang baik, berkah dan dalam ampunan Allah) yang bukan sekedar slogan. Selain tercipta kemaslahatan dalam ruang lingkup negeri, Insya Allah akan tercipta pula kemaslahatan di ruang lingkup dunia internasioanal bila para Muslimnya dengan kualitas seperti itu mampu menjadi “Ustadziatul 'alam” (soko guru dunia). TAHAPAN-TAHAPANNYA Ada beberapa tahapan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dan membangun sistem pengawasan serta penjagaan yang kokoh. Kesemua tahapan tersebut penting kita jalani agar benar-benar menjadi “safety net” (jaring pengaman) yang Buletin Jumat LAZNas Chevron Duri H. J. Ardan Mardan, Lc., M.A Muraqabah dan Muhasabah

13 buletin hikmah jumat laz nas chevron duri edisi xiii 2013 muraqabah dan muhasabah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

13 Buletin Hikmah Jumat LAZNas Chevron Duri Edisi XIII 2013 Muraqabah dan Muhasabah

Citation preview

Page 1: 13 buletin hikmah jumat laz nas chevron duri edisi xiii 2013 muraqabah dan muhasabah

Terbit setiap Jumat, tidak diperjualbelikan

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang taqwa dari neraka itu, (yaitu mereka) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah)

untuk membersihkan hartanya.” (Q.S. Al-Lail: 17-18)

LEMBAGAAMIL ZAKATNASIONALChevron Indonesia

Akta Notaris Wahyu Nurani, SH. No. 34 Tanggal 28 April 2008NPWP : 02.816.712.0-077.000

Balikpapan|Darajat|Dumai|Duri|Jakarta|Minas|Rumbai|Salak

Edisi XIII13 Dzulhijjah 1434 H /

18 Oktober 2013

Tidak dibaca saat Khutbah Jumat

URGENSI MURAQABAH DAN MUHASABAH

Apabila setiap Muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan muraqabatullah (pengawasan Allah) dalam dirinya maka ia akan selalu takut untuk berbuat kemaksiatan karena ia selalu merasa dan sadar dirinya dalam pemantauan dan pengawasan Allah. Kemudian bila ia juga gemar memuhasabahi dirinya karena takut pada perhitungan hari Akhirat, maka bisa dipastikan akan terwujud masyarakat yang aman karena semua orang sudah memiliki pengawasan melekat.

Orientasi Ukhrawi (akhirat) membuat seseorang senantiasa memperhitungkan segala tindak-tanduknya dalam perspektif Ukhrawi. Ia juga akan terhindar dari penyakit Wahn (cinta dunia dan takut mati), keserakahan, kezhaliman, penindasan dan kemungkaran, karena semua keburukan itu hanya akan menyengsarakannya di akhirat kelak.

Sebaliknya ia akan berusaha menanam kebajikan sebanyak mungkin (QS. 22:77) agar dapat menuai hasilnya di akhirat kelak. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah mengibaratkan bahwa dunia adalah ladang tempat menanam, bibitnya adalah keimanan dan ketaatan adalah air dan pupuknya. Sementara akhirat adalah tempat kita memetik atau menuai hasilnya, kelak.

Bila demikian keadaannya, Insya Allah akan tercipta “Baldatun thayyibatun warabbun ghafur” (negeri yang baik, berkah dan dalam ampunan Allah) yang bukan sekedar slogan. Selain tercipta kemaslahatan dalam ruang lingkup negeri, Insya Allah akan tercipta pula kemaslahatan di ruang lingkup dunia internasioanal bila para Muslimnya dengan kualitas seperti itu mampu menjadi “Ustadziatul 'alam” (soko guru dunia).

TAHAPAN-TAHAPANNYA

Ada beberapa tahapan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dan membangun sistem pengawasan serta penjagaan yang kokoh. Kesemua tahapan tersebut penting kita jalani agar benar-benar menjadi “safety net” (jaring pengaman) yang

Buletin Jumat

LAZNas Chevron Duri

H. J. Ardan Mardan, Lc., M.A

Muraqabah dan Muhasabah

Page 2: 13 buletin hikmah jumat laz nas chevron duri edisi xiii 2013 muraqabah dan muhasabah

menyelamatkan kita dari keterperosokan dan keterpurukan di dunia serta kehancuran di akhirat nanti.

a. Mu'ahadah

Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita dengan Allah SWT di alam ruh. Di sana sebelum kita menjadi janin yang diletakkan di dalam rahim ibu kita dan ditiupkan ruh, kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah, “Bukankah Aku ini Rabbmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.” (QS. Al- A'raf:172)

Dengan bermu'ahadah, kita akan berusaha menjaga agar sikap dan tindak tanduk kita tidak keluar dari kerangka perjanjian dan kesaksian kita.

b. Muraqabah

Setelah bermu'ahadah, seyogyanyalah kita bermuraqabah (Merasa Allah senantiasa mengawasi). Jadi kita akan sadar ada yang selalu memuraqabahi diri kita apakah melanggar janji dan kesaksian tersebut atau tidak.

Penjelasan yang detail tentang muraqabah diuraikan dalam bagian tersendiri, karena tulisan ini memang menitikberatkan pada pembahasan tentang muraqabah dan muhasabah.

c. Muhasabah

Muhasabah adalah usaha untuk menilai, menghitung, mengkalkulasi amal shaleh yang kita lakukan dan kesalahan-kesalahan atau maksiat yang kita kerjakan.

d. Mu'aqabah

Se la in meng inga t pe r jan j i an (mu'ahadah), sadar akan pengawasan (muraqabah) dan sibuk mengkalkulasi diri, kita pun perlu meneladani para sahabat dan

s a l a f u s - s h a l e h d a l a m m e n g ' i q a b (menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri).

Umar r.a berkata: “Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab,” maka tak ada salahnya kita menganalogikan mu'aqabah dengan ucapan tersebut yakni “Iqablah dirimu sebelum kelak engkau diiqab.” Umar Ibnul Khathab pernah terlalaikan dari menunaikan shalat dzuhur berjamaah di masjid karena sibuk mengawasi kebunnya. Lalu karena ia merasa ketertambatan hatinya kepada kebun melalaikannya dari bersegera mengingat Allah, maka ia pun cepat-cepat menghibahkan kebun beserta isinya tersebut untuk keperluan fakir miskin. Hal serupa itu pula yang dilakukan Abu Thalhah ketika beliau terlupakan berapa jumlah rakaatnya saat shalat karena melihat burung terbang. Ia pun segera menghibahkan kebunnya beserta seluruh isinya, subhanallah!

e. Mujahadah

Mujahadah adalah upaya keras untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan-Nya. Kelalaian sahabat Nabi SAW yakni Ka'ab bin Malik sehingga tertinggal rombongan saat perang Tabuk adalah karena ia sempat kurang bermujahadah untuk mempersiapkan kuda perang dan sebagainya. Ka'ab bin Malik mengakui dengan jujur kelalaian dan kurangnya mujahadah pada dirinya.

Ternyata Kaab harus membayar sangat mahal berupa pengasingan/pengisoliran selama kurang lebih 50 hari sebelum akhirnya turun ayat A l lah yang member ikan pengampunan padanya.

Rasulullah Muhammad SAW terkenal dengan mujahadahnya yang luar biasa dalam

Page 3: 13 buletin hikmah jumat laz nas chevron duri edisi xiii 2013 muraqabah dan muhasabah

LAZNas Chevron Duri NewsletterPublished by : LAZNas Chevron Duri

Jln. Aman No. 34 (Samping Kompleks Sibayak), Duri, Telp. 0765-595652 ; 0765-7023090, e-Mail : [email protected]

Dewan Syuro : Abdul Rahman,Gufron, Tri Heru Susanto,Yon Hendri, H.Nasir Bagis; Konsultan: H. J. Ardan Mardan Lc,M.ADirektur : Guntur Gantara ; Bendahara : Arzandra Fendi ; Sekertaris : Didit Kurniawan

Riset & Development: Yudi Adrianto, Deni Eka Prasetya ; Manager Operasional : Budi SuhariAmil Koordinator Program Penyaluran Zakat: JufriadiAmil Koordinator Survey dan Publikasi: Syahrul Ilham

Amil Koordinator Administrasi dan Keuangan: Zulfadlil Azhim

ibadah seperti dalam shalat tahajjudnya. Kaki beliau sampai bengkak karena terlalu lama berdiri. Namun ketika isteri beliau Ummul Mukminin Aisyah r.a bertanya, “Kenapa engkau menyiksa dirimu seperti itu, bukankah sudah diampuni, seluruh dosamu yang lalu dan yang akan datang.” Beliau menjawab. “Salahkah aku bila menjadi 'abdan syakuran?”

f. Mutaba'ah

Terakhir kita perlu memonitoring, mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana proses-proses tersebut seperti mu'ahadah dan seterusnya berjalan dengan baik.

MURAQABAH

Muraqabah atau perasaan diawasi adalah upaya menghadirkan kesadaran adanya muraqabatullah (pengawasan Allah). Bila hal tersebut tertanam secara baik dalam diri seorang Muslim maka dalam dirinya terdapat 'waskat' (pengawasan melekat atau built in control) yakni sebuah mekanisme yang sudah inheren, dalam dirinya. Artinya ia akan aktif mengawasi dan mengontrol dirinya sendiri karena ia sadar senantiasa berada di bawah pengawasan Allah seperti dalam untaian ayat-ayat Allah berikut ini:

“...Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Hadid:4).

Muraqabatullah atau kesadaran tentang

adanya pengawasan Allah akan melahirkan

ma'iyatullah (kesertaan Allah) seperti nampak

pada keyakinan Rasulullah SAW (QS. al-

Taubah:40) bahwa “Sesungguhnya Allah

bersama kita” ketika Abu Bakar r.a sangat

cemas musuh akan bisa mengetahui

keberadaan Nabi dan menangkapnya. Begitu

pula pada diri Nabi Musa a.s ketika

menghadapi jalan buntu karena di belakang

tentara Fir'aun mengepung dan laut merah ada

di depan mata. Namun ketika umat

pengikutnya panik dan ketakutan, beliau

sangat yakin adanya kesertaan Allah. Ia

berkata, “Sekali-kali tidak (akan tersusul).

Rabbku bersamaku. Dia akan menunjukiku

jalan.”

Muhasabah

M u h a s a b a h a t a u m e n g h i s a b ,

menghitung atau mengkalkulasi diri adalah

satu upaya bersiap-siaga menghadapi dan

mengant i s ipas i yaumal h isab (har i

perhitungan) yang sangat dahsyat di akhirat

kelak. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang

yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri, memperhatikan bekal

apa yang dipersiapkannya untuk hari esok

(k iamat) . Bertaqwalah kepada Al lah

sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang

kamu kerjakan.”(QS. Al-Hasyr:18)

Persiapan diri yang dimaksud tentu saja

membekali diri dengan taqwa, karena di sisi

Allah bekal manusia yang paling baik dan

berharga adalah taqwa.

Umar r.a pernah mengucapkan kata-

katanya yang sangat terkenal: “Haasibu

anfusakum qabla antuhasabu” (Hisablah

dirimu sebelum kelak engkau dihisab).

Buletin Jumat

LAZNas Chevron Duri

Page 4: 13 buletin hikmah jumat laz nas chevron duri edisi xiii 2013 muraqabah dan muhasabah

Zakat Infaq Sadaqah Call Center

Hubungi 0765-595652, setiap hari kerja Senin s.d Sabtu

Call/SMS LAZNas (24 jam): 07657023090 - contact person Jufriadi (FLEXI)

Menerima permintaan penjemputan zakat langsung ke Muzakki (LAYANAN JEMPUT ZAKAT)

LAZNas Chevron Duri Salary Allotment

Silahkan hubungi Accounting Duri untuk mengikuti:

· Program Salary Allotment 2,5% gaji pokok, atau dapat juga dengan

· Pemotongan per bulan dengan jumlah tertentu ke Account Club 117973 (Bazismal Caltex Duri).

Setoran Zakat Infaq Sadaqah Wakaf

· Bank Mandiri AC No. 108-001-2210655 a.n. LAZNas Chevron Indonesia

· Bank Syariah Mandiri AC No.717.777.777.8 a.n LAZNas Chevron Indonesia

LEMBAGAAMIL ZAKATNASIONALChevron Indonesia

“Berkhidmat pada Muzakki dan Mustahik”

Allah SWT juga menyuruh kita bergegas

untuk mendapat ampunan-Nya dan syurga-Nya

yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya

bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS Ali-

Imran:133)

Hasil Muraqabah dan Muhasabah

Jika dirinci, paling tidak, ada tiga hasil

yang akan diraih orang yang rajin melakukan

muraqabah dan muhasabah :

1. Mengetahui aib, kekurangan-kekurangan

dan kelemahan-kelemahan dirinya serta

berupaya sekuat tenaga meminimalisir

atau bahkan menghilangkannya.

2. Istiqamah di atas syari'at Allah. Karena ia

mengetahui dan sadar akan konsekuensi-

konsekuensi keimanan dan pertanggung-

jawaban di akhirat kelak maka cobaan

s e b e s a r a p a p u n t i d a k a k a n

memalingkannya dari jalan Allah seperti

misalnya tokoh Bilal dan Masyitah.

Walaupun keistiqamahan adalah hal yang

sangat berat sehingga Rasulullah SAW

sampai mengatakan, “Surat Hud

membuatku beruban” (Karena di

dalamnya ada ayat 112 berisi perintah

untuk istiqamah).

3. Insya Allah akan aman dari berat dan

sulitnya penghisaban di hari kiamat nanti

(QS. 3:30)

Wallahu a'lam