196
MENGELOLA BISNIS PROPERTI Sebuah Contoh Di Purwokerto Disusun Oleh: Moh Qasim Ausath, S.Pd, S.Th.I, M.Mk

Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

MENGELOLA BISNIS PROPERTI Sebuah Contoh Di Purwokerto Disusun Oleh: Moh Qasim Ausath, S.Pd, S.Th.I, M.Mk

Page 2: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

180

BAB 1 VISI, MISI DAN PENJABARANNYA

A. Visi

Memperkuat sumber daya organisasi kantor

pusat dan memperbanyak cabang.

B. Misi

1. Mengembangkan semua sumber daya yang

dimiliki untuk menerapkan tata kelola

organisasi yang berorientasi peningkatan

mutu dan penyediaan layanan produk yang

berkualitas.

2. Menciptakan produk bermutu tinggi untuk

memaksimalkan kepuasan masyarakat

dengan memberi nilai tambah investasi yang

layak melalui layanan prima dan kepuasan

dari konsumen

C. Tujuan

1. Pada lima tahun mendatang mampu memiliki

25 kantor cabang di Pulau Jawa dengan

sumber daya manusia dan organisasi yang

profesional dan terdepan.

2. Menjadi pengembang pilihan dan terdepan

dalam menyediakan kebutuhan properti baik

hunian maupun investasi di masyarakat kelas

menengah

D. Penjabaran Visi dan Misi

1. Setiap konsumen harus merasa puas

terhadap produk dan jasa yang dihasilkan

Page 3: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

181

dan merasakan bahwa apa yang didapatkan

sebanding dengan yang diinvestasikan.

2. Setiap SDM pada unit bisnis pada hakekatnya

adalah manusia yang memiliki kesempatan

untuk memberikan dan menciptakan peluang

guna meningkatkan kesejahteraan dengan

prinsip menang-menang.

3. Produk yang bermutu dihasilkan dari bahan

yang baik dan proses yang benar oleh

karyawan yang kompeten. Bahan yang baik

diperoleh melalui perosedur pengadaan dan

penyimpanan barang yang benar, proses

yang benar diperoleh melalui pelaksanaan

prosedur kerja yang efektif dan efisien, dan

karyawan yang kompeten didapat melalui

prosedur penerimaan, pelatihan, dan

penempatan karyawan yang benar.

4. Konsumen memperoleh pelayanan berupa

produk dan jasa bermutu dengan pelayanan

prima untuk menciptakan loyalitas pelanggan

demi pertumbuhan perusahaan yang

diperoleh melalui kegiatan pelatihan

berkesinambungan dan berfokus pada

kepuasaan pelanggan.

Page 4: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

182

BAB 2 TATA NILAI PERUSAHAAN

Kegiatan usaha Griya Satria bersumber pada

keyakinan atas nilai-nilai yang dirangkum dalam

spirit ―SATRIA” untuk tujuan akhir menggapai

prestasi dan kesuksesan.

Seksama dalam menentukan tujuan dan

target. Keberhasilan tanpa penentuan tujuan

dan target yang seksama hanyalah keberhasilan

yang tidak terukur dan sukar dinilai faktor-faktor

penyebab keberhasilan dan kegagalannya.

Antusias dalam menempuh langkah dan

usaha sebagai bentuk perwujudan dari

mencintai dan menjiwai apa yang sedang

dilakukan.

Tawakkal dalam memasrahkan rencana

dan harapan usaha kepada Allah, itikad untuk

menyerahkan hasil dari apa yang sudah

dikerjakan sepenuhnya kepada kekuasaan Allah.

Respek terhadap kejujuran dan

kesuksesan. Kejujuran merupakan pintu

kesuksesan dan kesuksesan tanpa kejujuran

akan menghilangkan barakah dari arti usaha

dan kesuksesan itu sendiri.

Intensif mengembangkan keterampilan

dan pengetahuan. Pelayanan dan produk yang

berkualitas dihasilkan oleh dan dari tangan-

tangan terampil yang selalu mengembangkan

dan memotivasi diri untuk berprestasi yang

terbaik.

Page 5: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

183

Andal dalam kinerja dan karya. Puncak

dari kinerja adalah karya yang memuaskan

semua pihak. Produk yang berkualitas

merupakan sebuah karya kreatif yang akan

menghasilkan manfaat yang tinggi bagi orang

lain.

Melalui tata nilai di atas, Griya Satria memiliki

itikad untuk menjadi perusahaan yang maju,

mandiri dan manfaat bagi sesama.

Page 6: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

184

BAB 3 KARAKTER DASAR

Dalam rangka mencapai visi dan misi, Griya

Satria menetapkan karakter dasar sebagai kunci

peningkatan kapasitas karyawan dan

perusahaan.

A. Berani Ngotot dan Pantang Menyerah

Selalu mengambil sikap proaktif dan mampu

berketetapan meraih tujuan dengan mengatasi

segala hambatan.

B. Kemampuan Mensegerakan Segala

Sesuatu

Artinya tidak bersikap toleran terhadap

setiap peluang membuang waktu, berani

menetapkan standatd kecepatan yang lebih baik

dari standard umum, tanpa meninggalkan prinsip

kehati-hatian.

C. Kemampuan Menciptakan Arus

Artinya perusahaan melalui pribadi karyawan

senantiasa menetapkan diri sebagai

leader/pemimpin dalam setiap sektor usaha yang

dipilih.

D. Kepekaan

Kemampuan untuk mengerti dan mengantisipasi

setiap perubahan lingkungan kerja dan

lingkungan bisnis demi pencapaian tujuan

peningkatan kapasitas pribadi dan perusahaan.

E. Kemampuan Memastikan Hasil

Page 7: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

185

Setiap aspek pekerjaan baik tindakan maupun

program, harus memiliki parameter keberhasilan

yang jelas dan tegas sehingga seluruh sumber

daya dapat dipastikan efektif mencapai tujuan.

F. Beritikad Meningkatkan Kecerdasan

Setiap Waktu

Melalui upaya mengasah keterampilan

mendengarkan (listening skill), memperdalam

keterampilan berfikir (thinking skill),

mengembangkan keterampilan berbicara

(speaking skill) dan pada akhirnya

memberdayakan keterampilan bertindak tepat

dan cepat (action skill)

Untuk menguatkan nilai-nilai tersebut terhadap

indikator perilaku dan budaya kerja sehari-hari

karyawan, Griya Satria menterjemahkannya

sebagai berikut:

1. Syukur Kepada Allah SWT

Manusia pada hakekatnya terpanggil untuk

bersama dengan sesamanya, berkarya demi

pengembangan diri serta lingkungannya, ke

arah kebaikan dan kesempurnaan yang

bersumber dari Allah SWT. Oleh karena itu

kita wajib bersyukur atas nikmat dan

karunia-Nya. Indikator perilaku:

a. Berdoa sebelum memulai suatu acara,

dengan khidmat dan penuh penjiwaan.

b. Sadar bahwa kehidupan, segala yang kita

miliki dan hasilnya adalah anugerah-Nya.

c. Menghormati dan melayani pelanggan

dengan kesungguhan hati.

d. Kerukunan dalam kebersamaan, menyadari

dan menghargai kemajemukan.

Page 8: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

186

e. Tidak mudah mengeluh menghadapi

tantangan dan tegar menghadapi

kegagalan.

f. Menghargai dan melakukan tradisi yang

baik.

2. Profesionalisme

Menunjukkan keahlian dan kecintaan

seseorang terhadap pekerjaannya, kesediaan

untuk bekerja lebih dari yang diharapkan, dan

terus menerus melakukan perbaikan secara

proaktif. Indikator perilaku:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan.

b. Berusaha memberikan pelayanan yang

melebihi harapan pelanggan.

c. Memberi pelayanan dengan cepat dan

akurat.

d. Selalu tersenyum dalam memberikan

pelayanan.

e. Ahli dalam bidangnya dan

mengembangkan keahliannya secara terus

menerus.

f. Memberi saran dan masukan sesuai

dengan keahliannya secara proporsional.

g. Memberikan penghargaan terhadap

ide/masukan/hasil karya yang bagus.

h. Mau belajar dari pengalaman sendiri/orang

lain.

i. Membantu rekan sekerja/bawahan untuk

berkembang.

j. Bekerja sampai tuntas.

k. Melakukan tindakan perbaikan secara

berkelanjutan.

l. Bertanggung jawab atas keputusan yang

dibuat.

m. Memberikan perhatian kepada detail sesuai

dengan ruang lingkupnya.

Page 9: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

187

3. Kejujuran

Bersikap dan berperilaku jujur sesuai dengan

nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di

tempat kerja/perusahaan. Indikator perilaku:

a. Menyampaikan apa adanya sesuai dengan

fakta.

b. Tidak menerima komisi secara

individu/kelompok dalam bentuk apapun.

c. Tidak melakukan mark-up

(penggelembungan harga/biaya) dan

tindak manipulatif lainnya.

d. Mengakui kesalahan yang diperbuat.

e. Menolak permintaan siapapun untuk

melakukan tindakan yang dinilai dapat

merugikan perusahaan.

f. Tidak menyalahgunakan wewenang dan

fasilitas perusahaan.

4. Kedisiplinan

Ketaatan pada peraturan, standar, sistem dan

tata kerja perusahaan yang sudah

ditetapkan serta keberanian untuk

menegakkan kedi-siplinan. Indikator perilaku:

a. Memenuhi dan memberikan apa yang

dijanjikan kepada pelanggan.

b. Taat peraturan kerja perusahan.

c. Taat waktu (waktu kerja, pertemuan,

rapat)

d. Taat prosedur

e. Berani mengingatkan dan menegur

sikap/tindakan yang tidak sesuai dengan

aturan/prosedur perusahaan

f. Memberi sanksi kepada yang melanggar

aturan kerja perusahaan.

g. Bersedia menerima sanksi jika melanggar

aturan kerja perusahaan.

Page 10: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

188

h. Taat terhadap perintah dan arahan

atasan/pimpinan yang sesuai dengan

peraturan perusahaan.

5. Keterbukaan

Kesediaan untuk menerima informasi atau

masukan dari berbagai pihak dan

mengkomunikasikan kebutuhan, harapan atau

masalah serta melaksanakan kesepakatan

yang telah dibuat dalam satu tim kerja.

Indikator perilaku:

a. Bersedia menerima masukan/saran/kritik

dari siapa saja terlebih dari pelanggan.

b. Dengan tulus hati memberikan

masukan/saran/kritik kepada siapa saja

yang dianggap perlu.

c. Menerima dan melaksanakan kesepakatan

kelompok.

d. Berbagi informasi dengan rekan satu tim

kerja.

e. Mengkomunikasikan kebutuhan, harapan,

masalah kepada rekan satu tim kerja.

f. Berkomunikasi dengan cara yang terbuka,

dengan tetap menjaga sopan santun.

6. Kebersamaan

Kesediaan untuk bersama-sama bekerja

keras, saling bantu mem-bantu dan

berpartisipasi dalam menciptakan suasana

kerja yang menyenangkan. Indikator perilaku:

a. Menciptakan iklim kerja yang kondusif

(tidak eksklusif).

b. Membantu rekan sekerja yang

membutuhkan.

c. Berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan kelompok.

Page 11: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

189

d. Ikut serta dan atau berupaya

menyelesaikan konflik yang terjadi dalam

kelompok kerja.

e. Bekerja keras namun tetap dalam iklim

kerja yang menyenangkan.

f. Peduli terhadap kepentingan bersama.

g. Menghargai dan hormat kepada sesama

tanpa memandang derajat dan jabatan.

7. Tanggung Jawab Sosial

Dengan asas solidaritas dan kemanusiaan,

kita senantiasa peka dan peduli terhadap

permasalahan-permasalahan sosial dan

lingkungan hidup di sekitar kita. Indikator

perilaku:

a. Turut serta dalam usaha-usaha

pengentasan permasalahan sosial di

lingkungan tempat perusahaan berada.

b. Peduli dan berpartisipasi dalam usaha-

usaha menjaga pelestarian lingkungan

hidup.

c. Menghargai jasa-jasa para pendiri,

purnakarya dan pendahulu.

d. Menghormati keluarga karyawan sebagai

bagian dari keluarga besar.

Page 12: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

190

BAB 4 BRAND CHART DAN DESKRIPSI BRAND

A. Brand Chart

B. Logo Perusahaan

C. Penulisan Brand Perusahaan

D. Brand Perusahaan

Terdapat tiga brand di bawah payung Griya

Satria yang menjadi ciri khas masing-masing

identitas unit usaha properti yang dibangun.

Tag line brand perusahaan: Terbukti dan

Terpercaya

1. Griya Satria Asri

a. Tag line : Rumah Hijau Ramah

Lingkungan

b. Design bangunan : Minimalis dengan

konsep green house

sesuai trend yang

ada.

c. Penggunaan : Memiliki penyangga

atau penunjang

fasilitas bisnis dan

hunian

2. Griya Satria Indah

a. Tag line : Hunian Nyaman

Klasik Modern

b. Design bangunan : Berbasis disain

klasik modern sesuai

trend yang ada.

Page 13: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

191

c. Penggunaan : Untuk klasifikasi

rumah di

Kabupaten/Kota

3. Griya Satria Permai

a. Tag line : Baiti Jannati,

Rumahku Surgaku

b. Design bangunan : Berbasis disain

klasik yang dinamis

sesuai trend yang

ada.

c. Penggunaan : Di luar perkotaan

Page 14: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

192

BAB 5 PROPOSI & JENIS LOGO

Perhatian lebih lanjut dibutuhkan dalam

menggunakan logo pada penerapan tertentu.

Misalnya, ketika logo diterapkan ke dalam

perangkat lunak seperti MicrosoftWord,

PowerPoint, CorelDraw, dan sebagainya. Karena

dalam penerapan seperti tersebut di atas, sering

ditemui perubahan proposi logo. Ini disebabkan

fitur untuk memperbesar atau memperkecil logo

(streching capabilities).

A. Logo Griya Satria

Proposi logo adalah 1 : 1 (tinggi : lebar)

Proposi tulisan adalah 1 : 8.9 (tinggi : lebar)

Proposi ini adalah proposi yang telah ditetapkan

dan tidak boleh dirubah

B. Unit Bisnis

Proposi logo adalah 1 : 1 (tinggi : lebar)

Proposi tulisan adalah 1 : 4.4 (tinggi : lebar)

Proposi ini adalah proposi yang telah ditetapkan

dan tidak boleh dirubah

Page 15: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

193

BAB 6 PENGATURAN LOGO UNIT BISNIS & RUANG KOSONG DI SEKELILING LOGO

Disediakan pedoman tentang ruang kosong

untuk melindungi dan mengelilingi logo sebagai

acuan dalam menempatkan logo di posisi

yang tepat ketika logo diterapkan. Hal ini

dimaksudkan untuk melindungi logo utama

sehingga tidak berbenturan dengan objek

apapun dalam media di mana logo tersebut

ditempatkan. Lebih lanjut, hal ini dimaksudkan

untuk tidak mengurangi daya tarik logo di dalam

area tersebut, ukuruan ini adalah ukuran

minimum ruang kosong untuk logo sebelum

ditempatkan di objek lain.

Page 16: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

194

BAB 7 WARNA DAN HURUF

Font 1 : Century Gothic

Font 2 : Vivaldi

Warna : Orange

Komponen : C= 0; M= 84; Y= 96; K= 0

Warna : Green

Komponen : C= 92; M= 52; Y= 94; K= 24

Page 17: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

195

BAB 8 MONOKROM HITAM/PUTIH (PENGATURAN)

Format monokrom hitam/putih wajib digunakan

ketika format berwarna tidak dapat digunakan

dalam medium tertentu. Metode penggunaan

format monokrom hitam/putih adalah untuk

menjaga konsistensi tampilan logo.

Tidak ada pengecualian dalam metode ini.

Bentuk format monokrom dengan layar putih,

yang benar adalah logo berwarna hitam dan

sebaliknya, bentuk format monokrom dengan

layar hitam penerapan yang benar adalah logo

berwarna hitam.

Page 18: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

196

BAB 9 APLIKASI LOGO

A. Aplikasi Untuk Kartu Nama

1. Head Office

Dimensi: 9mm x 5mm

2. Unit Bisnis

Dimensi: 9mm x 5mm

3. Aplikasi Letter Head/Kop Surat

Ukuran Kertas : F4

Jenis Kertas : HVS 80 gram

C. Amplop

Ukuran Amplop : 110x230mm

Jenis Kertas : 80 gram

D. Stofmap

1. Head Office

Ukuran : 340x470mm

Jenis Kertas : Ivory 230 gram

2. Unit Bisnis

Ukuran : 340x470mm

Jenis Kertas : Ivory 230 gram

Page 19: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

197

BAB 10 STANDAR KUALITAS BANGUNAN

A. Galian Fondasi

Spesifikasi untuk galian fondasi ditetapkan

sebagai berikut:

Kedalaman : 68cm

Lebar : 60cm

B. Fondasi

Standar komposisi adukan yang ditentukan

sebagai berikut:

1 semen

3 kapur

10 pasir

Atau

1 semen

Page 20: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

198

4 pasir

Spesifikasi batu yang diperlukan untuk keperluan

pondasi adalah batu belah 3 sisi.

C. Cor Beton

Komposisi perbandingan adukan khusus

(semen:pasir:split) cor beton adalah 1:2:3 atau

1:3:5

D. Sloof/Kolom/Ring

Spesifikasi dimensi besi yang dipergunakan

adalah:

A : 8‖

B : 5‖ dengan jarak antar ring adalah 15x15cm

untuk type 36 dan 15x20cm untuk type 45

Page 21: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

199

E. Pasang Dinding

Standar komposisi adukan yang ditentukan

sebagai berikut:

1 semen

3 kapur

10 pasir

Atau

1 semen

4 pasir

F. Pasang Dinding

Ketinggian pas (ring balok) ditetapkan sebagai

berikut:

Type rumah 36 : 3,15m

Type rumah 45 : 3,60m

G. Plesteran Dinding

1. Spesifikasi tebal plester aci ditetapkan minimal

1,5cm s.d 2cm

2. Standar komposisi adukan plester yang

ditentukan:

1 semen

3 kapur

10 pasir

H. Pasangan Lantai Dan Keramik

1. Standar komposisi adukan plester yang

ditentukan:

1 semen

3 kapur

10 pasir

2. Ketebalan adukan: minimal 4cm

3. Ukuran keramik lantai type 36: 30x30cm

4. Ukuran keramik lantai type 45: 40x40cm

Page 22: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

200

5. Ukuran keramik dinding KM type 36:

20x25cm

6. Ukuran keramik dinding KM type 45:

25x40cm

7. Ukuran keramik lantai KM type 36: 20x20cm

8. Ukuran keramik lantai KM type 45: 20x20cm

I. Kusen

Spesifikasi kayu untuk kusen yang ditetapkan

sebagai berikut:

1. Ketebalan type rumah 36 dan 45: 6x12cm

2. Jenis kayu yang dipergunakan: Kalimantan

3. Finishing untuk kusen: cat minyak

J. Daun Jendela Kaca

1. Spesifikasi kayu yang ditetapkan: 3x8cm

2. Jenis kayu yang dipergunakan: Kalimantan

K. Kaca

Spesifikasi kaca yang ditetapkan: 5mm bening

L. Daun Pintu

1. Bagian depan:

Panil kayu/tebal: 3,5cm

Tinggi: 2m

Jenis kayu: Kalimantan

2. Bagian belakang:

Panil multiplek: 9mm

Tinggi: 2m

M. Pasangan Plafon Kayu

1. Dimensi rangka plafon: 100x100cm

2. Ukuran kayu: 4x6cm atau 5x5cm

3. Eternity: polos

4. Finishing: compound halus dan cat

5. Jenis Kayu: Kalimantan

Page 23: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

201

N. List Plafon

1. Kamar tidur: 8cm

2. Ruang tamu dan ruang keluarga: 10cm

3. Bahan: gypsum

4. Teras: 8cm

5. Dinding (area luar): 6cm

O. Rangka Atap

1. Bahan baja ringan: galvanum/galvanis

2. Atap: genteng beton flat motiv

3. Finishing: cat genteng warna merah marun

P. List Plank

1. Jenis: nusa plank (polos)

2. Finishing: cat minyak

Q. Cat

1. Exterior:

Cat dasar : sealer

Jenis cat : setara Mowilex

2. Interior:

Cat dasar : tidak diperlukan

Jenis cat : khusus interior setara catilax

R. Septic Tank

Kedalaman : 150cm

Panjang : 200cm dibagi menjadi 2

ruang (lihat gambar)

Lebar : 100cm

Tutup : cor beton dengan diberi

lubang angin

Page 24: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

202

S. Pipa Sanitasi Dan Air Bersih

Standar pipa yang dipakai adalah:

1. Instalasi air bersih: wavin ½‖

2. Instalasi air kotor: AWTM 4‖

Kamar mandi

Air kotor

Area pembuangan belakang

3. Dapur: AWTM 2‖

T. Elektrik

Standar instalasi elektrik ditentukan sebagai

berikut:

1. Kabel: sesuai standar SNI

2. Stop kontak dan saklar: broco

U. Kamar Mandi

1. Tinggi keramik dinding:

Type 36: 160cm

Type 45: 150cm

2. Warna keramik: ivory krem atau motiv klasik

3. Kloset:

Type 36: jongkok

Type 45: jongkok

Warna: ivory

Page 25: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

203

4. Bak mandi

Panjang: 60cm

Lebar: 60cm

Tinggi: 80cm

Tinggi bagian dalam: 70cm

Finishing bak dinding luar dan dalam :

keramik

Keran air : 1 buah

V. Dapur

1. Wash bak

Bahan: alumunium

Type 36 dan 45: single

Dia atas type 45: double

2. Tempat masak

Tinggi: 100cm

Page 26: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

204

BAB 11 FASILITAS UMUM

A. Talud

1. Batu kali

2. Campuran semen dan pasir 1:6

3. Diberi lubang air

B. Jalan

1. Bahan dasar : sirtu kali, tebal 30cm

2. Semi finishing : pemadatan menggunakan

mesin

3. Finishing : paving blok dengan tebal

6cm (K300)

C. Saluran

D. Aspal Jalan

E. Lebar Jalan

1. Jalan utama : minimal 8m

2. Jalan lingkungan : minimal 6m

F. Pohon Peneduh

Page 27: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

205

Diberi tanaman dengan jarak tanam 3-4 rumah,

berupa pohon berdaun besar

G. Tembok Keliling

1. Tembok : dinding panel

2. Tinggi tembok : 120 atau 3 panel

3. Ditambah BRC : 0,90m

4. Atau jika ditembok full : 200cm atau 5 panel

H. Rumah Ibadah

1. Perumahan < 100 unit : mushola 6x6m

2. Perumahan > 100 unit : masjid 10x10m

3. Perumahan > 200 unit : masjid 12x12m

I. Pos Keamanan

1. Minimal 4m2

2. Memiliki KM/WC

3. Ukuran KM 1,5m2

J. Fasilitas Olahraga

1. Perumahan < 100 unit : lapangan bermain

dan lapangan

badminton

2. Perumahan > 100 unit : lapangan bermain,

badminton dan

volley

K. Penerangan Jalan

1. Dipasang setiap tiang listrik

2. Minimal 80watt

3. Model mercury

Page 28: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

206

BAB 12 PARADIGMA MUTU KARYAWAN

Paradigma mutu merupakan sebuah wawasan

yang melekat pada setiap pribadi karyawan Griya

Satria. Hal itu bagian dari upaya branding

sekaligus memastikan bahwa setiap detail bagian

dari karya Griya Satria mampu menjadi yang

terbaik di tengah kompetitornya. Paradigma

mutu ini diwujudkan dalam diri setiap karyawan

melalui standarisasi kompetensi karyawan.

Dalam ranah yang lebih spesifik, Standar

Kompetensi Karyawan adalah suatu ketentuan

yang mengatur kualifikasi tertentu dari

seseorang untuk layak dinyatakan sebagai

karyawan atau mendapatkan jabatan atau tugas

tertentu di lingkungan Griya Satria.

Kompetensi menurut definisi Griya Satria adalah

Pengetahuan (knowledge), Ketrampilan (skill)

dan Perilaku (attitude) yang tergabung dalam

setiap individu SDM yang menghasilkan performa

yang efektif dalam suatu pekerjaan atau jabatan.

A. Prinsip Implementasi Standar Kualifikasi

Karyawan

1. Kompetensi dasar karyawan

a. Soft competency

1) Leadership

Kemampuan memimpin dan

mendorong sebuah tim/kelompok/unit

usaha untuk mencapai hasil yang

Page 29: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

207

diinginkan. Pada saat ini yang

dibutuhkan kompetensi leadership

yang visioner. Tidak sekedar dapat

memimpin dengan melihat kondisi saat

ini namun harus dapat melihat jauh ke

depan.

2) Adaptability

Kemampuan menyesuaikan diri dalam

menghadapi perubahan situasi,

informasi terbaru, dan lingkungan

yang berbeda namun tetap dapat

efektif dan efisien dalam bekerja.

Dengan lingkungan bisnis yang dengan

cepat berubah maka kemampuan

adaptasi ini harus dimiliki oleh semua

SDM Griya Satria.

3) Communication

Kemampuan untuk mendengarkan

orang lain dan menyampaikan ide,

pendapat atau konsep secara efektif

sehingga mendorong berlangsungnya

komunikasi terbuka. Kemampuan

komunikasi ini sangat diperlukan di

masa kini dan mendatang karena mau

tidak mau perusahaan harus

berhadapan dengan masyarakat

sekitar, pemerintah daerah,

stakeholder, dan para kompetitornya.

4) Creative thinking

Kemampuan untuk mengkritisi

pendekatan konvensional, menggali

cara-cara alternative dan menanggapi

setiap tantangan dengan pemecahan

yang inovatif, penggunakaan intuisi

dan perspektif baru. Pada dasarnya

Page 30: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

208

kompetensi ini mempunyai dua

cakupan yaitu kemampuan berpikir

kritis dan berpikir kreatif. Kemampuan

ini harus dimiliki agar perusahaan

dapat menemukan ide-ide baru untuk

meningkatkan kinerja baik itu di

bidang produksi, keuangan, SDM dan

Umum, maupun bidang lainnya.

5) Network building

Kemampuan untuk membangun dan

memelihara hubungan kerja dan

networking dalam rangka mencapai

tujuan jangka panjang perusahaan.

Kemampuan ini harus dimiliki karena

perusahaan tidak dapat berkembang

tanpa adanya kerjasama dengan pihak

lain. Sebagai contoh : membangun

networking dengan pemda untuk

mendapatkan pembebasan lahan,

aspek legal, perbankan, dll.

6) Developing Others

Kemampuan untuk mengembangkan

orang lain dengan menyediakan

lingkungan yang kondusif untuk

meningkatkan kinerja dan profesional.

Kompetensi ini meliputi kemampuan

untuk berbagi pengetahuan (sharing

knowledge) dan membantu untuk

memfasilitasi pengembangan orang

lain.

Page 31: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

209

7) Team Work

Kemampuan berkolaborasi dengan

orang lain secara sinergis untuk

mencapai sasaran hasil yang positif.

8) Decision Making

Kemampuan membuat keputusan dan

menyelesaikan masalah yang memiliki

beragam tingkat kesulitan, ambiguitas,

serta beresiko.

b. Hard competency

Pada prinsipnya hard competency adalah

pengatahuan dan keterampilan yang

harus dimiliki oleh SDM agar mampu

berkinerja sesuai yang ditetapkan

perusahaan.

1) Hukum Bisnis

Kemampuan untuk memahami

berbagai ketentuan hukum bisnis yang

berkaitan dengan aktifitas perusahaan.

Meliputi aspek legalitas properti,

hukum perjanjian, hukum

ketenagakerjaan dan hukum

perseroan.

2) Good Corporate Governance

Kemampuan memahami GCG dan

menerapkan GCG di unit kerja.

3) Teknologi Informasi

Kemampuan menggunakan teknologi

informasi (user) meliputi kemampuan

menggunakan email, dan browsing di

internet untuk mencari informasi.

4) Pengoperasian MS Office

Kemampuan untuk menggunkan MS

office berupa MS Word, Powerpoint,

Excel. Tentunya selain kompetensi

tersebut ada hard competency yang

Page 32: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

210

berkaitan dengan jenis pekerjaan.

Sebagai contoh bagian SDM, hard

comptency yang dibutuhan antara lain:

Perencanaan SDM, Rekrut dan Seleksi,

Pengembangan SDM, Manajemen

Karir, Performance Manajemen

Remunerasi, Hubungan Industrial, dan

outsourcing.

Page 33: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

211

BAB 13 TATA PENAMPILAN BAKU (GROOMING)

A. Kebijakan

Perusahaan memandang perlu untuk

menetapkan tata penampilan baku bagi seluruh

karyawan Griya Satria sebagai cerminan

profesionalisme, spirit pelayanan yang cermat,

cekatan, konsisten, bersih dan sehat.

Tata penampilan baku yang dimaksud bergaya

anggun/gagah sesuai dengan norma-norma

yang berlaku. Kebijakan ini dibuat untuk menjadi

pedoman wajib dan ditaati bagi setiap karyawan

di bawah Griya Satria. Segala penambahan dan

atau pengurangan harus seijin kantor pusat.

B. Cakupan

Ruang lingkup tata penampilan baku meliputi

pembakuan tata penampilan karyawan dalam

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Kesehatan diri (personal hygiene)

2. Tata rias wajah (make up)

3. Tata rias rambut (hair style)

4. Pakaian seragam (uniform)

5. Perhiasan dan assesories

6. Lain-lain

STANDAR GROOMING APLIKASI

1. Kesehatan Diri

a. Selalu menjaga kebersihan badan

Umum

b. Kuku jari harus selalu bersih dan dipotong rapi

Umum

c. Dilarang keras memelihara kuku

Umum

d. Dilarang keras mengecat Umum

Page 34: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

212

STANDAR GROOMING APLIKASI

kuku kecuali dengan hena/herbal

e. Setelah istirahat makan, wajib merapikan dan membersihkan diri, terutama mulut dan gigi.

Umum

f. Kunyah permen/penyegar mulut pengharum mulut jika mulut sudah terasa berubah

Umum

g. Dianjurkan menggunakan parfum yang sesuai dengan gender dan tidak berlebihan

Umum

h. Diwajibkan menggunakan deodorant bila keringat bau

Umum

2. Tata Rias Wajah (Make Up)

a. Wajah harus tampak segar dan tidak terlalu berminyak/mengkilat

Front office

b. Karyawati wajib merias wajah (make-up), namun tidak berlebihan dan memakai bedak warna netral

Front Office

c. Menggunakan warna lipstik netral

Front Office

STANDAR GROOMING APLIKASI

d. Tidak memakai bulu mata palsu dan rambut palsu

Umum

e. Alis mata tidak boleh dicukur dan tidak ditato

Umum

f. Daerah telinga dan hidung harus bersih.

Umum

g. Bulu hidung tidak sampai tampak keluar

Umum

3. Jilbab dan Tata Rias Rambut

a. Jilbab

1) Setiap karyawati wajib memakai jilbab

Umum

2) Penggunaan jilbab harus sesuai dengan ketentuan penggunaan seragam

Umum

3) Pada hari dimana tidak memakai seragam, maka pemilihan jilbab harus memperhatikan keserasian, formal, rapih, bersih.

Umum

b. Rambut

1) Rambut dirawat Umum

Page 35: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

213

STANDAR GROOMING APLIKASI

bersih, tersisir, dan dipotong rapih.

2) Dilarang keras menyambung (menyanggul) rambut

3) Minyak rambut dapat dipakai selama baunya tidak menyengat.

Umum

4) Cambang, kumis, dan jenggot dipotong rapih.

Umum

5) Pakaian Seragam (uniform)

c. Pakaian

1) Mengenakan pakaian seragam yang ditentukan:

Umum

(a) Model baju blues dan menutup pinggul/pantat untuk perempuan

(b) Model rok dan/atau celana kulot untuk perempuan

2) Memelihara pakaian Umum

STANDAR GROOMING APLIKASI

seragam dengan baik dan menghindarkan dari noda, kerusakan atau kekusutan (wajib disetrika)

3) Tanda nama (ID-Card) dikenakan dengan simetris dan central tengah.

Umum

4) Ketentuan, desain, dan warna uniform wajib mengikuti ketentuan kantor pusat.

Umum

5) Pakaian harus menutup aurat, longgar tidak ketat atau membentuk lekuk tubuh, tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya

Umum

6) Pakain laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan dan sebaliknya

Umum

7) Pakain tidak boleh ada gambar makhluk yang

Umum

Page 36: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

214

STANDAR GROOMING APLIKASI

bernyawa atau gambar salib

8) Pegawai laki-laki dilarang keras menggunakan pakaian berbahan sutera

Umum

9) Panjang celana bagi laki-laki tidak boleh melebihi kedua mata kaki/terinjak-injak

Umum

10) Pegawai dilarang menggunakan pakaian yang menyerupai lawan jenis

Umum

11) Pewagai dilarang menggunakan pakaian bergambar makhluk bernyawa atau gambar salib

Umum

12) Pegawai dilarang menggunakan pakaian dengan maksud fashion show/pamer kegagahan

Umum

d. Sepatu

1) Mengenakan sepatu Umum

STANDAR GROOMING APLIKASI

formal, kecuali petugas lapangan yang karena tugasnya menggunakan sepatu lapangan

2) Sepatu kerja wajib disemir, agar selalu terlihat bersih dan rapi

Umum

3) Tinggi hak sepatu karyawati maksimum 5 cm.

Umum

4. Perhiasan dan Asesoris

a. Penggunaan aksesoris dan perhiasan diijinkan sepanjang tidak berlebihan dan terlalu mencolok

Front Office

b. Pegawai laki-laki tidak boleh memakai perhiasan dari emas

Umum

c. Dijinkan memakai jam tangan dengan ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak menyolok atau berwarna-warni.

Front office

d. Karyawan tidak diperbolehkan memakai

Umum

Page 37: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

215

STANDAR GROOMING APLIKASI

gelang kaki

e. Karyawan tidak boleh memakai anting dan tidak menindik.

Umum

f. Lensa kacamata harus bening.

Front Office

g. Tidak boleh memakai lensa kontak yang berwarna.

Front Office

h. Untuk seragam yang memakai dasi, panjang dasi maksimum 10 cm dari bawah pusar.

Umum

i. Tidak diijinkan memiliki tato. Umum

C. Lain-Lain

Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini

disandarkan pada norma kepatutan, jika terjadi

perbedaan pandangan maka dapat

dikonsultasikan pada Departemen SDM.

Page 38: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

216

BAB 14 LAYANAN KONSUMEN

Pedoman Standar Layanan merupakan pedoman

praktis tentang tata cara memberikan pelayanan

bagi tamu/konsumen. Mutu layanan ini harus

menjadi perhatian setiap karyawan dalam

rangkan membangun brand yang istimewa

sekaligus memberikan kenyamanan dan

kepuasan bagi seluruh mitra konsumen.

A. Menerima Tamu

Setiap karyawan wajib menghormati tamu dan

konsumen perusahaan sebagai mitra sukses

yang layak mendapatkan layanan istimewa.

Khusus bagian front office, wajib menjalankan

prosedur menerima tamu sebagai berikut:

1. Satpam/Office Boy

a. Segera membuka pintu untuk tamu.

b. Menyapa tamu: ―Selamat pagi Pak/Bu.‖

c. Jika tamu mengucapkan

―Assalamu’alaikum‖ maka petugas wajib

menjawab salam dengan ―Wa’alaikum

salam warohmatulloh wabarokatuh‖

d. Mempersilahkan tamu untuk masuk: mari

Bapak/Ibu, silahkan masuk.

e. Menanyakan keperluannya dengan kalimat

yang sopan: ada yang bisa kami bantu

Bapak/Ibu?

f. Jika tamu berkepentingan dengan Front

Officer, segera antarkan tamu kepada

Front Officer yang sedang tidak melayani

tamu yang lain.

Page 39: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

217

g. Jika semua Front Officer sedang sibuk,

persilakan tamu untuk duduk dan

menunggu. Segera antarkan tamu kepada

petugas Front Officer jika terdapat petugas

Front Officer yang selesai melayani tamu

yang lain.

h. Jika tamu berkepentingan dengan orang

lain, minta tamu menunggu sebentar untuk

dipanggilkan orang yang bersangkutan.

i. Layani dengan sopan, ramah, dan sikap

membantu.

j. Sabar dan jangan terpancing jika tamu

kurang menyenangkan.

k. Apabila tamu hendak pulang, segera

bukakan pintu.

2. Petugas Marketing/Teller

a. Segera berdiri dan berjabat tangan dengan

santun dan penuh semangat sambil

mengucapkan ―Selamat Pagi/Siang/Sore‖

b. Jika belum dapat dipastikan

tamu/konsumen akan bersedia berjabat

tangan, petugas menggantinya dengan

merapatkan kedua tangan di dada sambil

menunduk.

c. Jika tamu/konsumen dapat dipastikan

beragama Islam, ucapkan dengan

―Assalamu’alaikum Bapak/Ibu‖

d. Segera tanyakan keperluan tamu ―Ada

yang bisa kami bantu Bapak/Ibu ....‖ (jika

sudah dikenal sebelumnya ucapkan nama

tamu/konsumen).

e. Berikan layanan dengan sebaik-baiknya

dan penuh tanggungjawab.

f. Perlu diperhatikan:

Page 40: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

218

1) Apabila sudah ada janji, tepati waktu,

apabila sedang ada tugas di luar kantor

harus memberitahukan dan minta maaf

untuk datang terlambat (prioritas perlu

diperhatikan).

2) Hal-hal yang perlu dihindari dalam

berbicara dengan tamu/konsumen:

Memotong pembicaraan

tamu/konsumen atau marketing lain

Jika terpaksa menerima telepon,

ucapkan permohonan maaf terlebih

dahulu

Memonopoli pembicaraan atau

percakapan.

Membicarakan hal-hal yang bukan

urusan pekerjaan.

Berposisi membelakangi

tamu/konsumen dalam kondisi

apapun

Mengunyah permen, minum, makan.

Bersendawa/menguap

Menampakkan ketidaksukaan pada

pembicaraan tamu/ konsumen

Terlalu keras berbicara kepada

konsumen

Berlagak sombong

Berbicara bertele-tele

Membicarakan aib pesaing/orang lain

Tertawa terbahak-bahak

Bercanda menjurus kepada hal-hal

yang bersifat seksual

Bercanda melecehkan

Bercanda dengan orang yang tidak

suka bercanda

Page 41: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

219

Berdebat dengan konsumen

Jelalatan mata ketika melihat

konsumen

Memuji secara berlebihan

B. Tata Cara Bertelepon

Telepon adalah salah satu alat untuk

berkomunikasi di kantor. Oleh sebab itu, perlu

diperhatikan etika dalam berbicara melalui

telepon. Ada beberapa cara yang harus dilakukan

pada saat menerima atau menelepon orang lain:

1. Pada saat telepon berbunyi, sebaiknya

mengangkat gagang telepon sesegera

mungkin, jangan biarkan penelepon

menunggu lama. Jangan mengangkat telepon

yang sedang berdering dengan kasar, karena

hal itu menunjukkan ketidaksenangan dan

ketidaksopanan terhadap orang yang ada di

sekitar Anda.

2. Menyebutkan nama instansi dan memberi

salam kepada penelepon, ―Griya Satria Indah

Purwokerto, Selamat Pagi…‖. Sampaikan

salam dengan suara jelas dan tidak terburu-

buru.

3. Tanyakan dengan sopan siapa lawan bicara

Anda tanpa terkesan menginterogasi, misal:

mohon maaf, boleh tahu dengan siapa saya

bicara? Ada yang bisa saya bantu?

4. Dengarkan baik-baik permintaan si penelepon,

jangan memotong pembicaraan.

5. Jika penelepon berkepentingan dengan orang

lain, maka sambungkan segera kepada orang

yang dituju, jelaskan siapa dan dari instansi

mana si penelepon tersebut kepada orang

yang dituju.

Page 42: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

220

6. Apabila orang yang dituju tidak ada di tempat,

maka penerima telepon harus bisa menerima

pesan yang ingin disampaikan penelepon,

catat dengan lengkap dan jelas, tanyakan dan

catat kapan dan di nomor berapa penelepon

bisa dihubungi. Pastikan pesan tersebut

sampai kepada orang yang dimaksud.

7. Ucapkan terima kasih pada setiap akhir

pembicaraan dan ucapkan kembali salam

selamat pagi/siang/sore.

8. Beri kesempatan kepada penelepon untuk

menutup telepon terlebih dahulu. Tutup

telepon dengan perlahan.

9. Bersikaplah tersenyum dan duduklah dengan

sopan pada waktu berbicara melalui telepon

karena sikap yang kurang ramah dan posisi

duduk yang kurang sopan dapat dirasakan

oleh lawan bicara.

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Sikap mau membantu.

b) Jaga intonasi suara, jangan terlalu lemah

tetapi juga jangan terlalu keras seperti

orang sedang marah.

c) Pilih kata-kata yang sopan, ramah, dan

mudah dimengerti.

d) Jangan mengangkat telepon jika Anda

masih berbicara dengan orang lain.

e) Jangan makan/minum selama berbicara di

telepon.

f) Jangan menguap dan tidak bersuara

ketika bersendawa

g) Jangan memotong pembicaraan.

h) Jangan berbicara dengan orang ketiga di

sekitar Anda pada saat Anda sedang

berbicara di telepon.

Page 43: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

221

i) Gunakan sapaan atau kalimat yang

berbeda-beda sehingga tidak terkesan

kaku.

j) Hindari menelepon pada kondisi ribut di

sekitar Anda.

11. Memberikan layanan melalui sms

a) Bila menerima SMS segera balas, jika

terjadi penundaan ucapkan permintaan

maaf.

b) Balas SMS dengan kalimat yang formal

dan fleksibel.

c) Dahului dengan sapaan yang sopan,

misal: Bapak atau Ibu.

d) Jika menggunakan singkatan, gunakan

singkatan yang umum dan mudah

dimengerti.

e) Akhiri SMS dengan nama Anda dan nama

instansi tempat Anda bekerja, misal ―Mey

Griya Satria Indah Purwokerto‖. Hal ini

akan kelihatan lebih resmi dan akan

memudahkan mitra kerja Anda untuk

mengenali SMS Anda, karena bisa jadi

orang yang Anda SMS tidak menyimpan

nomor Anda.

f) Jika SMS kita salah kirim, segera kirim

SMS yang berisi permintaan maaf karena

telah salah kirim.

g) Jika SMS penting yang Anda kirim tidak

segera mendapat balasan, konfirmasikan

lagi melalui telepon.

h) Jangan memakai huruf besar semua

karena itu menandakan kemarahan.

i) Ucapkan terima kasih pada akhir SMS.

j) Jika mengirim/menerima SMS yang

penting, jangan langsung dihapus sampai

urusan yang dimaksud sudah selesai.

Page 44: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

222

k) SMS berakhir pada Anda.

Page 45: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

223

BAB 15 PENGEMBANGAN SDM

Dalam rangka peningkatan kompetensi SDM,

maka setiap SDM Griya Satria wajib mengikuti

program pengembangan kompetensi.

A. Seminar

Seminar dapat dilakukan internal bersama

dengan peserta dari area yang lain atau

mengikutsertakan karyawan dalam seminar yang

diseleng-garakan eksternal.

B. Short Course

1. Short Course menjadi tanggung jawab

bersama Direktur bidang SDM dan Area

Manajer dalam rangka perkaderan dan

pembinaan seluruh karyawannya.

2. Kurikulum Short Course disusun oleh Tim

Steering Committee yang di dalamnya terdiri

dari Direktur Utama, Direktur SDM, Direktur

Bisnis Development, Direktur Keuangan, dan

Area Manajer.

3. Setiap karyawan harus mengikuti minimal satu

kali Short Course I

4. Setiap karyawan yang akan dipromosikan

menduduki posisi atau jabatan tertentu harus

mengikuti Short Course II

5. Sistem Short Course

a. Pembebanan Biaya Short Course

1) Biaya Pelatihan karyawan Area Lokasi

menjadi beban kantor Area Lokasi.

Page 46: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

224

2) Biaya Pelatihan tingkat Kantor Pusat

menjadi beban bersama antar kantor

Area.

3) Satu bulan sebelum pelaksanaan

pelatihan budget pelatihan telah

diajukan dan disetujui oleh Area

Manager yang ditembuskan kepada

Direktur Utama.

b. Kompensasi Instruktur

1) Honor Instruktur jika berasal dari

karyawan tetap Griya Satria disesuaikan

dengan bobot materi dan kemampuan

Kantor Area.

2) Honor Instruktur jika berasal dari luar

Griya Satria, disesuaikan dengan harga

honor paket yang berlaku di luar Griya

Satria.

C. Studi Banding

Bagi karyawan yang akan dipromosikan

menduduki jabatan tertentu, dapat diberikan

kesempatan study banding di perusahaan kelas

nasional atau internasional baik di dalam

maupun luar negeri.

Page 47: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

225

BAB 16 STRUKTUR ORGANISASI

A. Pengertian Istilah

1. Rapat umum pemegang saham yang

selanjutnya disebut rups adalah organ

perseroan yang memegang kekuasaan

tertinggi dalam perseroan dan memegang

segala wewenang yang tidak diserahkan

kepada direksi dan komisaris.

2. Direksi adalah organ perseroan yang

bertanggung jawab penuh atas pengurusan

perseroan untuk kepentingan dan tujuan

perseroan serta mewakili perseroan baik di

dalam maupun di luar pengadilan sesuai

ketentuan anggaran dasar.

3. Area manager adalah organ perseroan yang

bertanggung jawab penuh atas pengurusan

perseroan untuk kepentingan dan tujuan

perseroan di lokasi proyek yang diangkat

berdasarkan persetujuan dari dan serta

bertanggung jawab kepada direksi dan atau

investor.

B. Jenis, Peringkat dan Penempatan

Jabatan

No Jenis Peringkat Nama Jabatan Departemen

1. Board Of

Director

Level 1 Direktur Utama Kantor Pusat

Level 2 Direktur SDM Kantor Pusat

Level 2 Direktur Business

Development Kantor Pusat

Level 2 Finance Director Kantor Pusat

2. Executive

Officer Level 3 Sekretaris Kantor Pusat

3. Executive

Staff Level 6B Office Boy Kantor Pusat

4.

Executive

Officer

Branch

Level 4 Area Manager Kantor Area

Level 5 Manajer Marketing Kantor Area

Level 5 Manager Keuangan Kantor Area

Level 5 Legal Kantor Area

Page 48: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

226

No Jenis Peringkat Nama Jabatan Departemen

Level 5 Manajer Teknik Kantor Area

5.

Executive

Staff

Branch

Level 6A Marketing Officer Kantor Area

Level 6A Customer Service Kantor Area

Level 6A Finance Officer Kantor Area

Level 6A Technical Support Kantor Area

Level 6B OB, Security Kantor Area

C. Bagan struktur organisasi

Page 49: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

227

BAB 17 JOB DESCRIPTION

Departemen : Board of Director

Lokasi : Kantor Pusat

Jabatan : Direktur Utama

Melapor Kepada : RUPS

Level/Tingkat : 1

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

1. Bertanggung jawab atas segala kegiatan PT.

Griya Satria dalam mencapai visi, misi dan

target yang telah ditetapkan.

2. Mewakili perusahaan dalam kaitan hubungan

dengan pihak eksternal.

B. Tugas dan Wewenang

1. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan

atas nama board of director serta mewakili

perusahaan di dalam dan di luar pengadilan

tentang segala hal dan dalam segala

kejadian, mengikat perusahaan dengan pihak

lain, serta menjalankan segala tindakan,

dengan batasan sebagai berikut:

a. Meminjam dan atau meminjamkan uang

atas nama perusahaan (tidak termasuk

mengambil uang perusahaan di bank)

b. Mendirikan suatu badan baru atau turut

serta pada perusahaan lain, baik di dalam

maupun di luar negeri

c. Melakukan perbuatan hukum untuk

meyakinkan, melepaskan hak atau

menjadikan jaminan utang seluruh atau

sebagian besar harta kekayaan

perusahaan dalam satu tahun buku, baik

Page 50: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

228

di dalam satu transaksi atau beberapa

transaksi yang berdiri sendiri ataupun

yang berkaitan satu sama lain.

d. Harus mendapat persetujuan RUPS

2. Dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab menjalankan tugas dengan

mengindahkan peraturan undang-undang

yang berlaku dan peraturan perusahaan yang

telah dibakukan serta memahami konsep

pengelolaan perusahaan sebagai perusahaan

property.

3. Bersama anggota board of director lainnya

menetapkan visi, misi, tujuan serta target

yang akan dicapai oleh perusahaan untuk

jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.

4. Bersama anggota board of director lainnya

membuat program kerja yang akan dilakukan

perusahaan untuk mencapai target yang

ditetapkan. Program kerja tersebut harus

disampaikan kepada komisaris berupa

program kerja dan anggaran tahunan yang

wajib disampaikan setiap tahunnya.

5. Wajib menjalankan program kerja dan

anggaran tahunan yang telah disahkan oleh

komisaris.

6. Bersama board of director melakukan

evaluasi peraturan perusahaan, SOP dan

Juknis serta menyampaikannya kepada

komisaris sebagai laporan.

7. Membuat dan menyampaikan laporan

bulanan secara singkat sehubungan dengan

pengelolaan perusahaan untuk seluruh aspek

atas realisasi program kerja dan anggaran

kepada komisaris, paling lambat 20 hari

setelah kerja berjalan.

Page 51: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

229

8. Mengangkat dan memberhentikan direktur

serta executive officer setelah mendapat

persetujuan owner.

9. Mengadakan kerjasama dengan berbagai

pihak eksternal untuk keuntungan kedua

belah pihak.

10. Melakukan penilaian terhadap kinerja

direktur, serta executive officer, termasuk

usulan kenaikan gajinya kepada komisaris.

11. Menciptakan inovasi baru untuk kemajuan

perusahaan secara keseluruhan.

12. Mengadakan rapat board of director minimal

1 (satu) minggu sekali.

13. Mengikuti rapat dengan owner 1 (satu) bulan

sekali.

14. Memelihara dan mengembangkan hubungan

baik dengan masyarakat, pemerintah,

perusahaan-perusahaan di dalam negeri dan

di luar negeri.

C. Persyaratan Jabatan

1. Pernah menjabat sebagai Manajer minimal 4

tahun.

2. Memiliki Conceptual Skill, Technical Skill,

Human Relation Skill dan Administrative Skill

yang baik.

3. Mampu memimpin, tegas dan berwibawa

kreatif dan inovatif.

4. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi

terhadap Perusahaan.

5. Rajin beribadah.

Page 52: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

230

Departemen : Board of Director

Lokasi : Kantor Pusat

Jabatan : Direktur Sumber Daya Manusia

Melapor Kepada : Direktur Utama

Level/Tingkat : 2

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Membantu dalam membuat kebijakan dalam

perekrutan karyawan dan mengawasi kualitas

mutu SDM yang telah ada dan memastikan

peraturan perusahaan berjalan dengan baik guna

mengimplementasikan standar operasinal sesuai

dengan target dan rencana kerja yang ada.

B. Uraian Tugas

1. Merancang strategi dan mekanisme kontrol

dalam bentuk kebijakan-kebijakan untuk

perekrutan karyawan, pengawasan dan

peningkatan kwalitas karyawan.

2. Merancang strategi dalam menjalin kerjasama

dengan relasi lain dalam perekrutan

karyawan.

3. Merancang program kerja perekrutan

karyawan dengan divisi atau area lainnya.

4. Mengontrol laporan-laporan pelaksanaan

kerja dan target SDM yang dicapai oleh setiap

cabang.

5. Memeriksa, menyetujui dan melaporkan hasil

kerja bawahannya.

6. Membina, mengarahkan dan memotivasi

serta mendelegasikan pekerjaan kepada

bawahannya.

7. Mempresentasikan garis besar program kerja

SDM cabang-cabang kepada Direktur.

Page 53: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

231

8. Membuat laporan bulanan dan tahunan

mengenai kegiatan program kerja SDM untuk

dilaporkan kepada Direktur.

9. Menghadiri rapat koordinasi Board of

Director.

10. Melakukan kunjungan ke cabang minimal 1

kali dalam 3 bulan.

11. Melakukan koordinasi dengan SDM Officer

minimal 2 kali dalam sebulan.

C. Wewenang

1. Memberikan penilaian kinerja bawahannya.

2. Memberikan rekomendasi untuk

pengangkatan, pemberhentian dan mutasi

untuk level executive officer serta staf yang

berada dibawah struktur organisasinya secara

langsung kepada .

3. Memberikan Surat Peringatan I-II kepada

karyawan bermasalah yang berada di bawah

koordinasinya yaitu departmen SDM.

4. Memberikan rekomendasi kepada untuk

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

bagi karyawan yang berada di bawah

koordinasinya.

5. Memberikan Surat Peringatan I-III kepada

karyawan bermasalah yang berada di struktur

organisasi departemen lainnya.

6. Merekomendasikan kepada direktur kinerja

SDM berupa reward maupun peningkatan

karir/jabatan

D. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan Minimal S1 (Sarjana), diutamakan

S2.

2. Menguasai sistem dan administrasi SDM.

Page 54: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

232

3. Diutamakan memiliki pengalaman kerja di

bidangnya minimal 5 tahun.

4. Pernah menjabat manager minimal 3 tahun.

5. Memiliki jiwa pembimbing, mampu untuk

memimpin serta kreatif dan inovatif.

6. Mampu berbahasa Inggris baik lisan dan

tulisan.

7. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi

terhadap tugasnya.

8. Rajin beribadah.

Departemen : Board of Director

Lokasi : Kantor Pusat

Jabatan : Direktur Business

Development Melapor Kepada

: Direktur Utama

Level/Tingkat : 2

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

1. Menjalin kerja sama dengan instansi

pemerintah, swasta, dalam dan luar negeri.

2. Menggalang kerjasama dengan asosiasi

profesi yang berkaitan dengan bidang

property, industri dan perdagangan.

3. Menjalin kerjasama dengan instansi dan

perusahaan dalam rangka membantu proses

marketing.

4. Mewakili perusahaan dalam hubungannya

dengan stakeholder.

B. Uraian Tugas

1. Merancang strategi dalam menciptakan dan

memelihara citra perusahaan di masyarakat.

2. Merancang kebijakan perusahaan dalam

kaitannya menjaga hubungan baik dengan

para investor.

Page 55: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

233

3. Merancang strategi dan mekanisme control

dalam bentuk kebijakan-kebijakan untuk

membuat standarisasi perjanjian franchise.

4. Membina hubungan dengan mitra usaha dan

dunia industri serta profesi untuk

mendatangkan manfaat sinergi bagi

perusahaan.

5. Merumuskan langkah-langkah yang sistematis

dalam usaha pengembangan perusahaan.

6. Memeriksa, menyetujui dan melaporkan hasil

kerja bawahannya.

7. Membina, mengarahkan dan memotivasi

serta mendelegasikan pekerjaan kepada

bawahannya.

8. Mempresentasikan garis besar program kerja

business development kepada.

9. Membuat laporan bulanan dan tahunan

kegiatan program kerja bussiness

development.

10. Mengikuti rapat-rapat yang berkaitan dengan

bidang business development.

11. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan

kepada .

12. Mengikuti perkembangan usaha property dan

perkembangan bisnis terkini untuk mampu

melakukan inovasi agar terbentuknya unit

usaha baru yang dapat mendukung

pertumbuhan income berkesinambungan

dalam jangka panjang.

13. Melakukan pembinaan bagi manager dalam

hal pengambangan usaha dan public relation.

C. Wewenang

1. Melakukan penilaian kinerja bawahannya.

Page 56: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

234

2. Menentukan bentuk media dan cara efektif

untuk promosi yang digunakan dalam

menciptakan dan memelihara citra

Perusahaan.

3. Memberikan rekomendasi untuk

pengangkatan, pemberhentian dan mutasi

untuk staf yang yang berada di bawah

koordinasinya, secara langsung kepada.

4. Memberikan surat peringatan I s/d II kepada

seluruh karyawan yang berada di bawah

koordinasinya langsung.

5. Memberikan rekomendasi kepada untuk

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

yang berada di bawah koordinasinya

langsung.

D. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal S1 (Sarjana), diutamakan

S2.

2. Memiliki pengalaman dibidang kehumasan

minimal 5 tahun.

3. Pengalaman menjadi Site Manager minimal 3

tahun.

4. Mampu untuk memimpin, kreatif dan inovatif.

5. Memiliki kemampuan dalam melakukan riset

pasar dan menciptakan citra.

6. Memiliki kemampuan dalam komunikasi dan

interpersonal relationship.

7. Mampu berbahasa Inggris dengan baik, lisan

dan tulisan.

8. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi

terhadap Perusahaan.

9. Rajin beribadah.

Page 57: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

235

Departemen : Board of Director

Lokasi : Kantor Pusat

Jabatan : Direktur Keuangan

Melapor Kepada

: Direktur Utama

Level/Tingkat : 2

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Membantu dalam membuat kebijakan-kebijakan

di bidang finance, accounting, melakukan

perencanaan pembiayaan dan pendapatan dalam

pencapaian efesiensi dan investasi perusahaan.

B. Uraian Tugas :

1. Membuat rencana anggaran dan biaya

operasional perusahaan.

2. Membantu dalam penerapan anggaran biaya

yang telah ditetapkan.

3. Membantu dalam menilai kebijakan investasi

dan pembiayaan.

4. Membuat master budget yang terdiri dari

anggaran seluruh departmen dan area-area

PT Griya Satria setiap tahun.

5. Melakukan penilaian triwulan dan tahunan

atas kondisi keuangan perusahaan secara

keseluruhan.

6. Merancang program kerja beserta target yang

akan dicapai bidang finance dengan pihak

external.

7. Memeriksa dan mengontrol laporan

keuangan, keluar masuknya uang dan keluar

masuknya barang inventaris/aktiva.

8. Melakukan pemeriksaan dan pengontrolan

untuk memastikan kebijakan-kebijakan

perusahaan di bidang finance telah dipatuhi.

Page 58: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

236

9. Mengevaluasi laporan keuangan, jurnal,

efesiensi penggunaan uang dan modal kerja.

10. Membina, mengarahkan dan memotivasi

serta mendelegasikan pekerjaan kepada

bawahannya.

11. Memeriksa, menyetujui dan melaporkan hasil

kerja bawahannya.

12. Membuat laporan keuangan bulanan dan

tahunan mengenai kegiatan program kerja

untuk dilaporkan kepada .

13. Mengikuti pelatihan dan seminar yang

berkaitan dengan perubahan kebijakan

terbaru dalam dunia industri dan

pemerintahan yang berhubungan dengan

finance.

C. Wewenang

1. Memberikan penilaian kinerja keuangan

kantor pusat dan area setiap triwulan dan

tahunan.

2. Memberikan penilaian atas realisasi budget

seluruh direktorat dan area.

3. Memberikan penilaian kinerja bawahannya.

4. Mengeluarkan dana operasional pusat sesuai

dengan ketentuan Perusahaan.

5. Mengusulkan rumusan besaran persentase

kenaikan gaji berkala maupun dalam rangka

promosi bagi karyawan bersama SDM kepada

Direktur Utama.

6. Memutuskan pemindahan, mengusulkan

penjualan dan penghapusan aktiva tetap

kepada Direktur.

7. Memberikan rekomendasi untuk

pengangkatan, pemberhentian dan mutasi

untuk staf yang berada di bawah

Page 59: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

237

koordinasinya, secara langsung kepada

Direktur.

8. Memberikan surat peringatan I s/d II kepada

seluruh karyawan yang berada dibawah

koordinasinya.

9. Memberikan rekomendasi kepada Direktur

untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK) atas karyawan yang berada di bawah

koordinasinya.

D. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal S1 (Sarjana) jurusan

akuntansi atau manajemen keuangan,

diutamakan S2.

2. Memiliki pengalaman dibidang keuangan

selama minimal 5 tahun.

3. Pernah menjabat sebagai manajer keuangan

minimal 3 tahun.

4. Teliti dan dapat dipercaya.

5. Mampu untuk memimpin serta kreatif dan

inovatif.

6. Mampu berbahasa Inggris dengan baik, lisan

dan tulisan.

7. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi

terhadap Perusahaan.

8. Rajin beribadah.

Departemen : Executive Officer

Lokasi : Kantor Pusat

Jabatan : Sekretaris

Melapor Kepada

: Direktur

Level/Tingkat : 3

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Page 60: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

238

1. Bertanggungjawab dalam merancang dan

menetapkan langkah-langkah membangun

citra perusahaan, baik terhadap pihak

external maupun internal.

2. Menyelenggarakan berbagai bentuk event

dan membangun hubungan dengan pihak

eksternal pemerintah, kolega, masyarakat

sekitar dan khususnya media masa yang

dapat memberikan nilai tambah pada citra

perusahaan, sehingga segala bentuk

penerimaan atas Perusahaan bagi pihak lain

akan tercapai.

B. Uraian Tugas

1. Merencanakan berbagai aktivitas tertentu

guna mempertahankan dan meningkatkan

citra perusahaan, baik dalam bentuk tulisan

maupun kegiatan nyata secara langsung,

kerjasama maupun lewat media.

2. Menjalin hubungan kerjasama dengan

berbagai pihak eksternal seperti: pemerintah,

kolega, perusahaan, masyarakat dan media

massa, melalui berbagai ide, kegiatan yang

berdampak positif.

3. Melakukan analisa terhadap segala bentuk

pemberitaan baik secara langsung maupun

tidak langsung akan memberikan dampak

pada perkembangan citra dan keberadaan

perusahaan.

4. Mempersiapkan langkah-langkah strategis

untuk mengantisipasi kondisi dan

pemberitaan yang negative maupun yang

positif.

5. Mengkoordinir system administrasi serta

mengarsipkan segala bentuk pemberitaan

Page 61: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

239

yang berhubungan secara langsung maupun

tidak langsung, surat masuk dan keluar yang

berhubungan dengan korporasi secara

sistematis.

6. Membantu dan board of director lainnya

untuk menyimpan dan menemukan kembali

dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan kepentingan perusahaan

7. Membantu board of director lainnya dalam

membuat konsep kerjasama, pernyataan kata

sambutan pendapat dan berbagai bentuk

pandangan dalam berbagai bentuk kegiatan

umum dan baik khususnya dalam hubungan

dengan pihak luar.

8. Membantu membuat jadwal tentang jadwal

yang telah dibuat board of director lainya

dengan relasi maupun tamu-tamu

9. Menjamu atau melayani tamu-tamu dan relasi

board of director lainnya.

10. Membantu melakukan perencanaan

sistematika perjalanan dinas bagi dan board

of director lainnya khususnya dalam kegiatan

yang menyangkut pihak keluar (eksternal).

11. Mendampingi board of director lainnya dalam

rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya

khususnya yang berhubungan dengan pihak

eksternal dan bertindak sebagai notulen.

12. Membantu board of director lainnya

menyiapkan rapat (booking tempat,

konsumsi, konfirmasi peserta rapat, dll)

C. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal DIII diutamakan di

bidang Publik Relations dan Komunikasi

Page 62: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

240

2. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa

Inggris (lisan dan tulisan)

3. Diutamakan yang berpengalaman dalam

komprensi pers dan menyelenggarakan event

khusus

4. Mampu mengaplikasikan komputer

5. Bernampilan menarik dan energik

6. Dewasa dan bertanggung jawab dan cekatan

7. Rajin beribadah

Departemen : Executive Officer Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Manager Area

Melapor Kepada

: Direktur Busines Development

Level/Tingkat : 4

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Memimpin pelaksanaan usaha di kantor lokasi

proyek termasuk melakukan perencanaan,

pengawasan dan pengevaluasian (hasil usaha)

serta penyempurnaan kebijakan yang ditetapkan

oleh kantor pusat.

B. Uraian Tugas

1. Memimpin semua aspek (operasional,

keuangan, pemasaran, personalia dan lain-

lain) di kantor lokasi

2. Menetapkan rencana kerja lokasi baik jangka

pendek, jangka menengah maupun jangka

panjang kemudian dijabarkan oleh technical

manager, finance manager dan marketing

manager

Page 63: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

241

3. Menginformasikan dan menjabarkan

kebijakan business development director

untuk diterapkan di kantor lokasi

4. Membuat rencana kerja ke depan berikut

cash flow

5. Membina hubungan dengan tingkat elite

masyarakat, perusahaan, professional, untuk

memperoleh akses perusahaan untuk masuk

kedalam lingkungannya, yang nantinya akan

ditindaklanjuti oleh pengenalan produk,

presentasi. Serta mengetahui hal-hal yang

perlu ditindak lanjuti oleh kepala bagian atau

stafnya atau pihak lainnya.

6. Memberikan contoh dan teladan serta

membina seluruh karyawan

7. Mengikuti perkembangan yang terjadi, isu-isu

yang berkembang di masyarakat dan dunia

usaha sehingga perusahaan atau kantor

lokasi tidak ketinggalan.

8. Melakukan inovasi-inovasi sehingga

perusahaan/kantor lokasi yang bersangkutan

selalu berada di garis terdepan.

9. Menyampaikan laporan berkala kepada

branch manager terkait mengenai realisasi

kegiatan yang dicapai secara komperatif

sesuai dengan aspek department terkait

(adanya perbandingan) dengan program

kegiatan yang direncanakan termasuk

laporan keuangan yang disusun secara

komparatif antara anggaran dengan periode

sebelumnya.

10. Menyampaikan gagasan, saran atau usulan

kepada branch manager terkait dalam upaya

peningkatan kualitas perusahaan maupun

kualitas manajemen.

Page 64: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

242

C. Wewenang

1. Mengangkat, memberikan Surat Peringatan

serta dapat memberhentikan karyawan

tingkat departemen dan tingkat staf di

bawahnya di kantor lokasi.

2. Mengatur arus keluar masuknya dana untuk

kepentingan perusahaan

3. Sebagai otorisator (penyetuju yang tertinggi)

di kantor lokasi untuk mengeluarkan dana,

merekrut pegawai dan lain-lain.

D. Persyaratan Jabatan

1. Berpendidikan minimal Sarjana (S1)

diutamakan S2 segala jurusan

2. Diutamakan telah berkeluarga

3. Memiliki pengalaman kerja sebagai manajer

department minimal 2 tahun

4. Tegas, wibawa, inovatif, kreatif dan mampu

membangun team work

5. Memiliki jiwa wirausaha yang baik

6. Usia minimal 30 tahun

7. Rajin beribadah.

Departemen : Executive Officer Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Manager Teknik

Melapor Kepada

: Manager Area

Level/Tingkat : 5

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Melaksanakan dan mengelola segala aktivitas

operasional di lokasi dan melaksanakan segala

aktivitas di kantor lokasi.

Page 65: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

243

B. Uraian Tugas

1. Menyiapkan dan mengontrol sarana dan

prasarana.

2. Bersama penanggung jawab memberikan

bimbingan kepada bawahannya.

3. Membuat dan menyusun jadwal kerja dan

mengelola aktiva bagiantehnik.

4. Membina unit teknik untuk terciptanya

pelayanan terhadap konsumen, produsen

dsb, sesuai dengan tujuan pengelolaan

kantor lokasi.

5. Mengelola administrasi bagian teknik,

membuat laporan dan menyampaikan laporan

secara berkala kepada penanggung jawab.

6. Mensupervisi staf dibawah koordinasinya,

menjabarkan rencana usaha penanggung

jawab ke dalam program kerja terperinci dan

anggaran.

7. Mengawasi jalannya arus penerimaan dan

pengeluaran kas dan pemakaian persediaan

agar sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan.

8. Mengontrol keberadaan aktiva (fisik,

lokasinya dan kondisi barangnya), memeriksa

atau menghitung saldo kas dan saldo

kuantitas persediaan di bagian logistik dan

membuat berita acaranya

9. Melakukan evaluasi atas laporan keuangan

baik pendapatan maupun biaya terhadap

anggaran lokasi serta memberikan usulan

solusi kepada penanggung jawab.

10. Menyiapkan laporan bulanan keuangan dan

tahunan kantor lokasi untuk board of director

yang ditanda tangani oleh penanggung jawab

Page 66: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

244

11. Bersama penanggung jawab melakukan

pengontrolan aktivitas karyawan yang

meliputi absensi, cuti, lembur dan lainnya.

12. Bertanggung jawab terhadap keamanan

surat–surat berharga yang disimpan di lokasi.

13. Bersama penanggung jawab merencanakan

dan mengembangkan program pelatihan

karyawan.

C. Wewenang

1. Menilai kinerja staf yang berada di bawah

koordinasinya.

2. Memberikan teguran lisan kepada staf

dibawahnya.

3. Mengevaluasi dan merubah rencana biaya

operasional.

4. Mengeluarkan biaya-biaya operasional

rutinitas bagian teknik.

5. Memberhentikan pekerja lapangan yang

melakukan tindakan indisipliner

6. Menentukan dan menetapkan penggunaan

fasilitas.

D. Persyaratan Jabatan

1. Berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik

Sipil atau sederajat.

2. Pengalaman kerja minimal 2 tahun dibagian

Tehnik dan operasional

3. Usia minimal 25 tahun

4. Teliti dan Jujur

5. Rajin beribadah

Page 67: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

245

Departemen : Executive Officer

Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Manajer Marketing

Melapor

Kepada

: Manager Area

Level/Tingkat : 5

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Melaksanakan dan menjalankan segala aktivitas

marketing, kerjasama dengan perusahaan lain.

B. Uraian Tugas

1. Mengkoordinir segala bentuk kegiatan

promosi untuk mendapatkan konsumen.

2. Mengembangkan metode dan strategi

marketing serta melakukan analisa pasar.

3. Mensupervisi staf yang berada dibawah

koordinasinya

4. Membuat jadwal kerja secara rutin dan

berkoordinasi dengan penanggung jawab.

5. Mengajukan usul, gagasan dan saran

alternative pemecahan masalah marketing ke

atasannya.

6. Menjaga kerahasiaan data yang terkait

dengan bidang pekerjaannya.

7. Mencari dan mengirimkan surat penawaran

ke perusahaan yang akan menjadi relasi.

8. Membuat laporan bulanan ke lokasi manajer.

9. Merancang strategi dan mekanisme control

dalam pengadaan fasilitas kerja.

10. Mengontrol pelaksanaan program kerja dan

target kerja yang akan dicapai dalam

kerjasama dengan perusahaan lainnya.

Page 68: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

246

11. Membina dan meningkatkan kemampuan

customer service dalam melayani konsumen.

C. Wewenang :

1. Menilai kinerja staf yang berada dibawah

koordinasinya

2. Memberikan teguran lisan dan tertulis kepada

staf dibawahnya

3. Menetapkan strategi dan kegiatan marketing

di lokasi

4. Menjalin kerja sama dengan dunia

industri/perusahaan

5. Melakukan pengembangan terhadap relasi

perusahaan

6. Membuat laporan bulanan atau tahunan atas

kegiatan di lokasi

D. Persyaratan Jabatan :

1. Berpendidikan minimal Sarjana (S1)

2. Usia minimal 25 tahun

3. Pengalaman dibidang marketing minimal 2

tahun

4. Kreatif dan Inovatif

5. Mandiri dan Rajin Beribadah

Departemen : Executive Staff Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Marketing Officer

Melapor

Kepada

: Manajer Marketing

Level/Tingkat : 6A

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Membantu marketing manager dalam segala

aktifitas marketing, membantu atasan dan

Page 69: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

247

memastikan kegiatan promosi produk

perusahaan baik melalui media cetak dan iklan,

brosur, spanduk, logo dan sebagainya.

B. Uraian Tugas

1. Mengelola data basemarketing lokasi

2. Melaksanakan operasi pasar

3. Membuat dan mengirimkan surat penawaran

kerjasama ke perusahaan

4. Mengelola kearsipan dan dokumentasi

marketing lokasi

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

atasannya sepanjang masih dalam ruang

lingkup kegiatan marketing untuk

kepentingan perusahaan

6. Menghubungi calon konsumen melalui

telepon dan surat sebelum kelas dimulai.

7. Mendiskripsikan langkah-langkah promosi

yang jitu dalam menggambarkan unggulan

produk perusahaan yang ada yang akan

dibuat, dikembangkan dan dipertahankan.

8. Mengatur dan mengkoordinir kegiatan-

kegiatan yang berorientasi kepada

peningkatan kualitas pelayanan terhadap

pelanggan.

9. Menerima keluhan dari pelanggan dan

meneruskan kepada atasannya

10. Membuat laporan mingguan dan bulanan

C. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal DII

2. Mempunyai jiwa marketing yang baik

3. Usia Minimal 21 tahun

4. Mampu berkomunikasi dengan baik (bahasa

Inggris dan bahasa Indonesia)

Page 70: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

248

5. Memiliki SIM A / SIM C

6. Rajin beribadah

Departemen : Executive Staff Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Customer Service

Melapor

Kepada

: Manajer Marketing

Level/Tingkat : 6A

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Membantu kegiatan operasional Perusahaan

dalam menghandle komunikasi telepon intern

dan ekstern, melayani dan memberikan informasi

secara jelas, lengkap dan terperinci kepada

pelanggan, memastikan pelaksanaan program

yang berorientasi kepada peningkatan kualitas

pelayanan terhadap penglanggan.

B. Uraian Tugas

1. Menerima telepon masuk dan menanyakan

identitas penelpon (nama, alamat dan

keperluan) serta mencatat dalam buku

khusus.

2. Mentrasfer telepon masuk ke personal yang

dituju/dihubungi serta menyebutkan identitas

penelpon dengan ringkas dan jelas

3. Menyambut dan melayani pelanggan dan

tamu yang datang secara langsung dengan

mempertanyakan keperluan dan orang yang

ingin ditemui kemudian memberikan service

terbaik sesuai dengan ketentuan yang ada.

Page 71: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

249

4. Memberikan layanan terbaik kepada semua

tamu yang ada sebagai bukti komitment

perusahaan kepada pelanggan.

5. Membuat laporan rekapitulasi data tamu yang

datang dan tamu yang prospek ke Marketing

manager.

6. Menerima keluhan pelanggan dan

meneruskan ke atasannya.

7. Menerima berkas data calon konsumen dan

meneruskannya ke atasannya.

8. Membuat laporan kegiatan mingguan dan

bulanan

C. Wewenang :

1. Menolak permintaan karyawan untuk dialling

telepon yang bersifat pribadi diluar keperluan

dinas.

2. Langsung meng-handle telepon yang masuk

jika personal yang dihubungi tidak berada

ditempat atau sedang on-line

3. Menegur karyawan lainnya yang tidak

mengindahkan pelaksanaan pelayanan

pelanggan yang maksimal.

4. Menolak penelepon dari luar apabila yang

bersangkutan tidak menyebutkan identitas

yang diminta.

D. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal DII

2. Usia 21 tahun

3. Mampu berkomunikasi dengan bahasa yang

baik dan benar dan lancar (dalam bahasa

Inggris maupun bahasa Indonesia)

4. Memiliki intonasi suara yang lunak/rendah

tetapi jelas dan tegas

Page 72: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

250

5. Memiliki fisik tubuh yang baik dan sikap

melayani

6. Berpenampilan menarik

7. Rajin beribadah

Departemen : Executive Officer

Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Manajer Keuangan

Melapor

Kepada

: Manajer Area

Level/Tingkat : 5

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Melakukan pencatatan transaksi akuntansi

berdasarkan akrual basis dan membuat laporan

keuangan secara lengkap, membantu

Penanggung Jawab dalam hal pencatatan,

pemesanan dan pengarsipan dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan asset Perusahaan.

B. Uraian Tugas

1. Membantu penanggung jawab menyusun

cash flow tahunan dan rencana/goal setting

tahunan dan per tiga bulan.

2. Menerima uang dan menerbitkan bukti terima

kas yang ditanda tangani dan dicap (sebagai

pengesahan dokumen)

3. Mengeluarkan uang berdasarkan persetujuan

yang mencukupi di permohonan dan bukti

uang keluar dan didukung oleh dokumen

pendukung yang lengkap.

4. Mencatat transaksi akuntansi mulai dari

dokumen dasar, bukti terima kas, bukti keluar

kas, bukti terima barang, bukti pemakaian

barang secara tepat waktu .

Page 73: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

251

5. Menyimpan uang dalam tempat yang aman

6. Mengatur arus kas masuk dan kas keluar

7. Mengontrol dan memonitor saldo rekening

koran/giro tidak berlebih dan memberikan

alternatif solusi kepada penanggung jawab

mengenai investasi keuangan (deposito, dan

simpanan lainnya)

8. Menyimpan buku cek dan buku giro.

9. Mengarsip dokumen-dokumen dasar dilampiri

dokumen pendukung secara rapih

berdasarkan nomor urut.

10. Membuat bukti terima kas dan bukti keluar

kas.

11. Membuat catatan bukti permintaan barang,

terima barang, pembelian barang dan bukti

pemakaian persediaan barang di lokasi.

12. Membuat voucher memo untuk membuat

mencatat adjustment atas saldo laporan

keuangan, akrual biaya dan pendapatan

dimana voucher ini harus diotorisasi oleh

penanggung jawab

13. Membantu penanggung jawab membuat

laporan bulanan dan tahunan yang lengkap

berupa aktiva tetap, daftar piutang, daftar

hutang, konsolidasi dan lain-lain.

14. Mengontrol, memelihara, menginventarisasi

aktiva lokasi

15. Memeriksa kelengkapan dokumen sebelum

dilakukan penjurnalan dan

menolak/mengembalikan dokumen yang

belum lengkap.

16. Membuat kas opname secara periodik

17. Membuat laporan aktivitas mingguan, dan

bulanan

Page 74: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

252

C. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal D3 Akuntansi atau

Komputer Akuntansi

2. Usia minimal 20 tahun, maksimal 40 tahun.

3. Rajin, jujur, teliti, cekatan dan dapat

dipercaya

4. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik

5. Rajin beribadah

Departemen : Executive Staff Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Finance Officer

Melapor

Kepada

: Manajer Keuangan

Level/Tingkat : 6A

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan

Membantu Finace Manager dalam membuat

kebijakan-kebijakan.

B. Uraian Tugas

1. Menangani, menyimpan dan mengidentifikasi

semua administrasi yang terkait

2. Membuat laporan mingguan atas pekerjaan

yang telah ditangani selama satu minggu dan

menjaga kerahasiaan informasi perkerjaan

terkait.

C. Persyaratan Jabatan

1. Pendidikan minimal DII

2. Mampu berkomunikasi dengan bahasa yang

baik, benar dan lancar

3. Jujut, bermoral dan bertanggung jawab

4. Mampu membangun hubungan dan jaringan

Page 75: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

253

5. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris

lisan dan tulisan

6. Rajin beribadah

Departemen : Executive Staff Branch

Lokasi : Kantor Area

Jabatan : Office Boy

Melapor

Kepada

: Manajer Area

Level/Tingkat : 6B

Jenis Posisi : Penuh

A. Ringkasan Jabatan :

Memelihara kebersihan, kerapian dan

kenyamanan seluruh ruangan, peralatan,

perlengkapan dan lingkungan kantor

B. Uraian Tugas :

1. Memberikan dan merapihkan peralatan,

perlengkapan dan lingkungan (peralatan

makan, peralatan kantor, ruangan kantor dan

kamar mandi)

2. Menjaga keamanan peralatan beserta

perlengkapan ditempat kerja dan kerusakan

atau kehilangan sewaktu kerja.

3. Menyiapkan dan mengantar

minuman/makanan buat tamu yang datang

4. Melayani fotocopy untuk keperluan

Perusahaan.

5. Membantu dan mendukung tugas lain yang

masih berkaitan dengan tugasnya .

6. Kalau tidak sedang bertugas harus siap dekat

personalia atau di tempat yang mudah dilihat

oleh karyawan lain.

Page 76: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

254

C. Persyaratan Jabatan :

1. Pendidikan minimal SMA

2. Rapi dan rajin dalam bekerja

3. Kondisi fisik kuat

4. Rajin beribadah

Page 77: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

255

BAB 18 LEGALITAS ADMINISTRASI PROPERTI

A. Pengantar

Pemilihan lokasi sebagai langkah awal sangatlah

memegang peranan penting dan harus

diperhitungkan secara cermat. Pengembangan

perumahan di lokasi yang tepat berdampak pada

penjualan produk perumahan itu sendiri.

Semakin bagus lokasi yang dipilih maka akan

semakin memudahkan pihak pengembang dalam

menjual produknya, dan berlaku sebaliknya.

B. Tujuan

Memastikan setiap properti memiliki kelengkapan

legalitas yang sempurna dalam batas waktu yang

terukur jelas demi pencapaian sukses proyek

C. Pelaksana

Penanggung jawab dari pekerjaan ini adalah

bagian legal pada setiap proyek properti. Ruang

lingkup tanggung jawab pekerjaan ini berada

langsung di bawah kontrol area manager yang

menghubungkan dengan bagian lain terkait

kebutuhan kelengkapan administrasi legal dalam

suatu proyek, dengan pembagian tanggung

jawab sebagai berikut:

1. Bagian legal

Berkoordinasi dengan seluruh anggota tim

kerja yang berhubungan dengan kelengkapan

berkas pengajuan hingga persetujuan

administrasi legalitas dan berhubungan

Page 78: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

256

adengan seluruh pihak yang berwenanga

menangani kelengkapan legalitas proyek.

2. Bagian teknik

Melengkapi kebutuhan bagian legal berupa

penyedian siteplan, penyusunan rencana

anggaran biaya (RAB) dan syarat-syarat

teknis PIL banjir, GSS, UPL-UKL.

3. Bagian disain arsitek

Melengkapi kebutuhan bagian legal berupa

detail rencana pembangunan meliputi

rencana gambar bangunan arumah, sarana

dan prasarana serta peta lokasi.

D. Urutan Proses

1. Pemilihan lokasi proyek ditentukan atas dasar

pertimbangan kelayakan bisnis.

2. Setelah dinilai layak dari aspek bisnis, lokasi

proyek selanjutnya diuji kelayakan proses

administrasi legalitas dengan menghubungi

badan perencanaan pembangunan daerah

setempat untuk menentukan kesesuaian

dengan RUTR sebagai berikut:

a. Lokasi tersebut diperbolehkan untuk

dijadikan kawasan perumahan

b. Perijinan bisa mengatasnamakan pribadi

atau badan hukum

c. Letak tanah dari jalan raya

d. Luas fasilitas umum dan luas hunian

e. Luas kaveling yang boleh dibangun

f. Fasilitas apa saja yang harus dipenuhi

untuk mendirikan perumahan

g. Apa saja ketentuan perijinan di daerah

tersebut.

h. Ketentuan membuat siteplan

3. Rencana proyek selanjutnya dikomunikasikan

kepada pemerintah desa/kelurahan dan

Page 79: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

257

kecamatan untuk keperluan pemberitahuan

dan sosialisasi

4. Menjalin komunikasi dengan pihak yang

menangani masalah sumber daya air (SDA)

dan bina marga (BM) sesuai dengan struktur

kerja di tiap-tiap daerah untuk keperluan

pemberitahuan dan permohonan saran teknis

serta dinas pertanian (lahan produktif) untuk

keperluan pemberitahuan dan permohonan

saran teknis.

5. Mengajukan surat dan proposal permohonan

perijinan proyek kepada badan pelayanan

perijinan setempat:

a. Ke kantor notaris PPAT untuk mengajukan

gabung atau pecah sertifikat dari hak milik

menjadi hak guna bangunan.

b. Ke kantor dinas perizinan dengan

mengambil blangko perijinan dengan

urutan-urutan sebagai berikut:

1) Fotocopy surat tanah

2) Fotocopy SPPT tahun terbaru

3) Fotocopy akta pendirian PT, NPWP,

SIUP, HO

4) Fotocopy KTP pemohon

5) Gambar rencana siteplan

6) Mengisi formulir pengajuan yang

disediakan

c. Sebagai bahan pertimbangkan dilampirkan

informasi sebagai berikut:

1) Orientasi proyek

a) Tujuan

b) Dasar pemikiran

c) Deskripsi proyek

d) Product knowledge

Page 80: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

258

e) Kesimpulan

2) Data perusahaan

a) Akta pendirian

b) Badan hukum

c) Struktur organisasi

3) Data pendukung

a) Bukti kepemilikan tanah

b) Peta lokasi

c) Site plan

d) Gambar rencana rumah

d. Pada saat penyerahan proposal perijinan,

sekaligus berkoordinasi untuk

menentukan jadwal sidang.

e. Jadwal sidang harus diusahakan

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

proposal diserahkan.

f. Menyiapkan sukses sidang dengan

memberikan detail company profile

(legalitas perusahaan) dan program

rencana pembangunan. Detail rencana

pembangunan terdiri dari:

1) perencanaan siteplan,

2) rencana bangunan rumah,

3) rencana gambar sarana dan prasarana

serta

4) peta lokasi.

g. Memberikan pelayanan dan jamuan demi

kelancaran persidangan.

h. Membangun komunikasi intensif sehingga

penerbiatan surat perijinan proyek terbit

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

sidang digelar.

6. Pengesahan siteplan yang sesuai dengan

pelaksanaan proyek harus sudah selesai

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah ijin

lokasi terbit.

Page 81: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

259

a. Sebelum ijin lokasi terbit, mengajukan

permohonan pengukuran tanah kepada

Badan Pertanahan Nasional untuk

keperluan membuat siteplan sebenar-

benarnya.

b. Selama proses perijinan, mengajukan

permohonan rekomendasi PIL banjir dan

garis sempadan sungai beserta detail

lainnya ke dinas terkait.

c. Selama proses perijinan, mengadakan

koordinasi dengan dinas lingkungan hidup

terkati dengan detail septic tank, IPAL dan

saluran pembuangan air.

7. Siteplan perumahan wajib disahkan oleh

kepala dinas cipta karya kebersihan dan tata

ruang (DCKKTR) kabupaten. Siteplan yang

disahkan memuat informasi sebagai berikut:

a. Luas lahan keseluruhan

b. Luas fasilitas umum (fasum) dan fasilitas

sosial (fasos)

c. Syarat lahan terbangun 60%

d. Syarat fasilitas umum dan fasilitas sosial

40%

e. Pail banjir (kawasan bebas banjir)

f. Garis sepadan sungai (GSS) bila lokasi di

dekat sungai

8. Dokumen unit pengelolaan lingkungan (UPL)

dan unit kesehatan lingkungan (UKL)

a. Setelah pengesahan site plan,

mengajukan dokumen UPL-UKL ke dinas

lingkungan hidup sebagai detail

keterangan dari site plan.

b. Urut-urutan data yang harus dilampirkan

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1) Akta pendirian perusahaan

2) Badan hukum

Page 82: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

260

3) Bukti kepemilikan tanah

4) Peta lokasi

5) Site plan

6) Gambar rencana rumah

7) Kegiatan sebelum dan setelah proyek

perumahan berlangsung

8) Pengetesan tanah

9) Pengetesan air tanah

c. Rancangan dokumen UPL-UKL harus

selesai dibuat sebelum ijin lokasi terbit.

9. Ijin mendirikan bangunan (IMB)

a. Mengisi formulir IMB dengan pengantar

ditandatangani oleh lingkungan (RT, RW,

Desa, dan Kecamatan)

b. Permohonan IMB ditujukan kepada bupati

melewati kepala BPMPP kabupaten

dengan melampirkan secara urut data

berikut:

1) Keterangan rencana daerah (advice

planning)

2) Kopi KTP dan akta pendirian

perusahaan

3) Kopi sertifikat tanah atau surat tanah

lain

4) Surat pernyataan status tanah tidak

dalam sengketa

5) Persetujuan tetangga

6) Data penyedia perencana

7) Dokumen UPL-UKL

8) Gambar arsitektur yang terdiri dari:

(a) Peta situasi

(b) Gambar situasi bangunan (siteplan)

9) Gambar rencana yanga meliputi:

(1) Gambar denah

(2) Tampak (facade)

(3) Potongan

Page 83: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

261

(4) Detail dengan ukuran skala 1:20,

1:50, 1:100, 1:200

c. Mengajukan IMB setelah ijin lokasi dan

site plan disahkan.

d. Meminta surat keterangan dalam proses

atau tanda terima berkas IMB.

e. Waktu pengajuan selambat-lambatnya 10

(sepuluh) hari setelah ijin lokasi dan/atau

3 (tiga) hari setelah site plan ditetapkan.

f. Menyelesaikan IMB selambat-lambatnya 1

(satu) bulan setelah ijin lokasi terbit.

Page 84: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

262

BAB 19 LEGALITAS SERTIFIKASI

A. Pengantar

Proses pengurusan legalitas sertifikat merupakan

langkah demi langkah berhubungan dengan

berbagai pihak yang berkaitan dengan

administrasi untuk memperoleh sertifikat yang

selanjutnya diberikan kepada konsumen

perumahan.

B. Tujuan

Memastikan kelengkapan legalitas berupa

sertifikat tanah bagi keperluan pengembang

hingga sertifikat tanah yang selanjutnya akan

diberikan sebagai bagian dari hak konsumen

C. Pelaksana

Penanggung jawab dari pekerjaan ini adalah

bagian legal pada setiap proyek properti. Ruang

lingkup tanggung jawab pekerjaan ini berada

langsung di bawah kontrol area manager yang

menghubungkan dengan bagian lain terkait

kebutuhan kelengkapan administrasi legal dalam

suatu proyek

D. Urutan Proses

1. Melakukan penataan surat pelepasan hak

sebelum ijin lokasi diterbitkan. Dokumen yang

harus dipersiapkan untuk pengurusan

pembuatan akta pelepasan hak ataupun surat

pelepasan hak adalah:

a. Sertifikat/letter C

b. Kopi KTP

c. Kopi KK

Page 85: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

263

d. Kopi SPPT PBB tahun terakhir

e. Surat keterangan waris (bila pemohon

sudah meninggal dunia)

f. Kopi surat kematian (bila

pemohon/pasangan sudah meninggal

dunia)

g. Kopi akta pendirian perusahaan

h. Kopi badan usaha

i. Lampiran SPH

(1) Berkas SPH yang akan diproses oleh

BPN kabupaten/kota dibuat dan

diajukan 1 (satu) bendel dilampiri

dengan syarat pengajuan pembuatan

sertifikat

(2) Berkas SPH yang akan diproses oleh

BPN wilayah/propinsi dibuat rangkap

dan diajukan 2 (dua)—satu berkas

asli, satu berkas copi dilegalisir—dan

dilampiri dengan syarat pengajuan

pembuatan sertifikat

(3) Berkas SPH yang akan diproses oleh

BPN pusat dibuat dan diajukan

rangkap 3 (tiga)—satu berkas asli,

dua berkas kopi dilegalisir—dan

dilampiri dengan syarat pengajuan

pembuatan sertifikat

2. Mendapatkan pengesahan surat pelepasan

hak maksimal 3 (tiga) hari setelah ijin lokasi

diterbitkan. Surat pelepasan hak harus

mencantumkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pihak I (pertama) selaku yang

menyerahkan hak atas tanah (penjual)

b. Pihak II (kedua) sekalu yang menerima

penyerahan hak atas tanah (pembeli)

c. Pihak yang melegalisasi yaitu camat

selaku PPAT atau notaris PPAT

Page 86: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

264

3. Mengajukan permohonan hak, 1 (satu) hari

setelah site plan disahkan.

a. Permohonan hak ditujukan kepada kepala

BPN menggunakan blanko yang telah

disediakan.

b. Permohonan hak melampirkan:

1) Kopi akta pendirian perusahaan

2) Kopi badan hukum

3) Kopi KTP pemohon

4) Kopi izin lokasi/klarifikasi

4. Mengatur program permohonan hak

5. Mengajukan pengukuran dan jadwal

pengukuran resmi. Hasil dari proses

pengukuran ini adalah peta bidang yang telah

ditandantangani oleh kepala seksi

pengukuran sebagai dasar pelaksanaan

sidang panitia A

a. Mengajukan sidang panitia A untuk

pengecekan data atas tanah:

(4) Sidang panitia A diikuti oleh team

internal pegawai BPN yang terdiri

atas:

(a) Kepala seksi hak tanah dan

pendaftaran tanah

(b) Kepala sub seksi tematik dan

potensi tanah

(c) Kepala seksi pengaturan dan

penataan tanah

(d) Kepala sub seksi penetapan hak

tanah

(e) Kepala desa/lurah

(5) Berkas SPH langsung diproses sesuai

dengan luas tanah yang ditentukan

setelah panitia A menyetujui proses

permohonan hak dengan ketentuan:

Page 87: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

265

(a) Luas lahan maksimal 5000m2

dilaksanakan di BPN kabupaten

(b) Luas lahan antara 5000-

75000m2 dilaksanakan di BPN

propinsi

(c) Luas lahan >75000m2

dilaksanakan di BPN pusat.

b. Bilamana proses berkas SPH selesai, maka

akan diterbitkan surat keputusan sebagai

dasar diterbitkannya sertifikat hak guna

bangunan atas nama badan/PT

c. Mengontrol aspek PGT (Penataan Guna

Tanah) untuk mengecek guna tanah

termasuk aspek sosial, ketepatan site plan

dan lainnya.

d. Mengajukan berkas kepada kanwil BPN

propinsi

e. Penerbitan SK permohonan hak selambat-

lambatnya 1 (satu) bulan setelah

mengajukan permohonan.

f. Penerbitan sertifikat induk maksimal 5

(lima) hari kerja setelah SK permohonan

hak terbit.

6. Pengajuan splitsing

a. Permohonan pengukuran dan pemecahan

sertifikat ke BPN dengan melampirkan:

(1) Sertifikat Hak Guna Bangunan

(SHGB) Induk

(2) Kopi akta pendirian perusahaan

(3) Kopi badan hukum

(4) Kopi KTP pemohon

b. Permohonan pengukuran maksimal 1

(satu) minggu dari permohonan splitsing.

Page 88: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

266

c. Penerbitan sertifikat pecah dalam bentuk

SHGB selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

dari permohonan splitsing.

7. Peralihan hak kepada konsumen dan

peningkatan hak sertifikat atas nama

konsumen harus diselesaikan selambat-

lambatnya 1,5 bulan dari akta jual beli

notaris.

Page 89: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

267

BAB 20 MANAJEMEN PROYEK

A. Pengantar

Petunjuk pelaksanaan manajemen proyek KSO

ini memberikan panduan mengenai pengelolaan

proyek secara komprehensif, menyangkut

pengelolaan aspek pekerjaan proyek properti

beserta pengelolaan fungsi koordinasi antar

bidang.

B. Tujuan

Memastikan sebuah proyek berjalan atas rencana

kerja yang jelas dan detail, atas dasar

pembagian target pekerjaan dan kerangka waktu

yang terukur, dengan fokus pada pengelolaan

tim kerja, aspek keuangan, dan administratif

yang profesional untuk memastikan hasil proyek

properti yang memenuhi standar mutu baku

perusahaan

C. Pelaksana

Manajer Area yang ditunjuk memiliki tanggung

jawab besar dalam merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan, memonitor dan

mengevaluasi keterlaksanaan dari action plan

yang telah dibuat.

D. Urutan Proses

1. Seluruh proyek didasari atas penyusunan

master plan/action plan/budget plan yang

sekaligus menjadi RKAP untuk penyusunan

RJPP.

Page 90: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

268

2. Terkait dengan budgeting plan, manager area

mengidentifikasi dan menghitung seluruh

biaya secara detail:

a. Menghitung Biaya Perolehan Lahan

1) Pembelian Lahan yang meliputi:

a) Luas lahan brutto

b) Efektifitas lahan

c) Luas lahan netto

d) Harga lahan brutto per m2

e) Harga lahan netto per m2

f) Nilai lahan keseluruhan

g) Kompensasasi yang dikeluarkan

untuk pengurusan pembelian lahan

(bilamana ada)

h) Persentase dan nilai fee mediator

2) Legal Pembelian Lahan yang meliputi:

a) Pengecekan sertifikat

b) AJB PPAT

c) Akta PPJB Notariil

d) Akta Kuasa Menjual

e) Akta Kuasa Membangun

f) Akta Kuasa Mengurus

g) Akta Kuasa Memecahkan Sertifikat

h) Akta Pelepasan Hak Notariil

i) Surat Pelepasan Hak (Lurah/Camat)

j) Akta lain-lain (jika ada)

k) Dokumen lain-lain (jika ada)

3) Sertifikasi Lahan

a) Biaya pengukuran lahan

b) Biaya penurunan hak (jika ada)

c) Biaya sertifikasi (induk)

d) Biaya lain-lain (jika ada)

4) Pajak-Pajak

a) Harga transaksi

b) NJOP tidak kena pajak

c) Pajak lain-lain (jika ada)

Page 91: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

269

d) PPB tahun ke depan

e) BPHTB

b. Menghitung Biaya Perijinan

Manager Area mengidentifikasi dan

menghitung seluruh biaya perijinan secara

detail terkait:

1) Perijinan di Pemerintah Daerah

a) Rekomendasi/sosialisasi warga

b) Rekomendasi/pengaplingan

c) Ijin lokasi

d) Ijin pemanfaatan tanah (IPT)/ijin

penggunaan ruang (IPR)

e) Rekomendasi lahan tanah makam:

(1) Pembelian lahan

(2) SPH/AJB PPAT

(3) Kompensasi untuk TPU warga

(4) BPHTB

(5) Serah Terima Lahan Makam

f) Siteplan/Keterangan Rencana Kota

g) Peil Banjir (Dinas PSDA)

h) Amdal/UKL UPL

i) Amdal Lalu Lintas

j) Rekomendasi khusus (dekat rel,

sungai, bandara, dan lain-lain)

k) Dokumen-dokumen lain

2) Perijinan di Kantor Pertanahan

a) Rekomendasi aspek TGT

b) Pengeringan (non pertanian menjadi

pertanian)

c) Resi pengukuran/surat ukur

d) Surat keterangan lokasi

e) Lain-lain (jika ada)

c. Biaya Pematangan Lahan

Manager Area mengidentifikasi dan

menghitung seluruh biaya pematangan

lahan secara detail terkait:

Page 92: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

270

1) Infrastruktur

a) Striping dan pembersihan lahan

b) Cut and fill

c) Gerbang masuk/pos jaga

d) Sculture (land mark)

e) Pagar keliling

f) Pagar panel betun

g) Pagar BRC

h) Saluran air kotor

(1) Saluran diameter 40cm

(2) Saluran diameter 60cm

(3) Salusan diameter 80cm

(4) Saluran diameter 100cm

i) Jalan lingkungan

(1) Aspal penetrasi

(2) Aspal hotmix

(3) Paving blok

j) Kansteen

k) Deucker (crossing saluran)

l) Taman bermain dan pohon peneduh

m) Taman lingkungan

n) Dinding penahan tanah (talud)

o) Stree furniture

p) Lain-lain (biaya tak terduga)

2) Utilitas

a) Jaringan listrik induk

(1) Gardu induk

(2) Pengadaan trafo

(3) Tiang dan JT menengah (JTM)

(4) Tiang dan JT rendah (JTR)

(5) PJU (Penerangan Jalan Umum)

b) Jaringan air bersih induk

c) Pembuatan sumur air dalam dan

instalasi rumah pompa

d) Jaringan lain-lain

3) Fasilitas Sosial/Umum

Page 93: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

271

a) Mushalla/masjid

b) Balai warga

c) Lapangan olahraga

d) Club house

e) Kolam renang

f) Play ground

g) Operasional dan pemeliharaan

h) Lain-lain

4) Pemeliharaan dan Pembinaan

Lingkungan

a) Pembinaan lingkungan (Polsek,

Danramil, Kelurahan, Preman, dan

lain-lain)

b) Petugas kebersihan/sampah

c) Petugas keamanan/satpam

d) Tukang taman

e) Lain-lain

d. Biaya Dibayar di Muka (Overhead Cost)

Manager Area mengidentifikasi dan

menghitung seluruh biaya dibayar di muka

secara detail terkait:

1) Persiapan Kantor dan Inventaris

a) Sewa tempat untuk kantor

b) Perbaikan dan renovasi

c) Partisi, panel, dan backdrop

d) Perlengkapan kantor

(1) Meja, kursi, lemari, dan lain-lain

(2) Komputer, printer, fax, UPS,

dan lain-lain

(3) AC, kipas angin, dan lain-lain

(4) Lain-lain

e) Mobil, sepeda motor, sepeda

f) Lain-lain

2) Operasional Kantor

a) Tagihan listrik, air, telepon

b) ATK dan stationery

Page 94: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

272

c) Bensin, parkir, perawatan

d) Belanja rumah tangga (teh, kopi,

dan lain-lain)

e) Lain-lain

3) Gaji Karyawan

a) Direktur

b) Area Manager

c) Manager Markting

d) Legal

e) Manager Finance & HRD

f) Marketing Executive

g) Security

h) Office boy

4) Bonus Karyawan

a) Direktur

b) Area Manager

c) Manager Markting

d) Legal

e) Manager Finance & HRD

f) Marketing Executive

g) Security

h) Office boy

5) Promosi

a) Cetak brosur, flyer, leaflet

b) Billboard, signboard

c) Iklan di surat kabar

d) Pameran

e) Spanduk

f) Event, openhouse, dan lain-lain

g) Lain-lain

6) Kesejahteraan

a) Asuransi kesehatan

b) Training, outbound, team building

c) Sumbangan-sumbangan

e. Biaya Bunga

Page 95: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

273

Manager Area mengidentifikasi dan

menghitung seluruh biaya bunga secara

detail terkait:

1) Pinjaman Pemegang Saham (share

holder loan)

a) Bunga pinjaman

b) Lain-lain

2) Kredit Perbankan

a) Biaya appraisal

b) Biaya pembuatan neraca L/R

c) Provisi, administrasi

d) Biaya akta notariil, dan lain-lalin

e) Bunga pinjaman

3. Berdasarkan perhitungan biaya action plan

sebagaimana tersebut di atas, Manager Area

menentukan:

a. Harga pokok tanah (HPT),

b. Harga jual tanah

c. Target laba proyek yang akan dijalankan.

d. Perhitungan omset

e. Proyeksi cash flow

f. Proyeksi penjualan

g. Ringkasan rencana pemasukan dan

pengeluaran proyek

4. Merencanakan timeschedule pelaksanaan

proyek dari awal sampai akhir proyek sesuai

dengan kewajiban dari dewan direksi atau

pemiliki proyek

5. Memberikan instruksi pekerjaan dan

pengarahan kepada pelaksanaan dalam

menunjang pelaksanaan proyek meliputi tim

teknik, tim marketing, tim legal, dan bagian

keuangan secara berkala

6. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan instruksi yang

diberikan baik dengan waktu, mutu, biaya,

Page 96: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

274

dan kualitas yang terbaik atas dasar dokumen

progress report berkala.

7. Secara proaktif mengelola perubahan dalam

lingkup proyek dan dengan cepat mencari

rencana perubahannya.

8. Mencari peluang kemitraan dan

mengkapitalisasi pada setiap peluang

penjualan di seluruh proyek.

9. Memotivasi dan mengawasi anggota tim

proyek serta kontraktor dan mempengaruhi

untuk mengambil tindakan positif untuk

dikerjakan.

Page 97: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

275

BAB 21 FORMAT MASTER PLAN

Nama Unit : Griya Satria Indah Brebes

Alamat : Jl. Masjid Agung No. 008

Area Manager : Taufik Hidayat

A. Aset perumahan

No. Jenis Rumah Jumlah

Unit Harga/Unit Jumlah

1. Type 36 90 125.000.000 11.250.000.000

2. Type 45 90 150.000.000 13.500.000.000

3. Kaveling 20 900.000.000

Total 200 25.650.000.000

Rencana pendapatan konsumen:

Uang muka 20% : xxx.xxx.xxx.xxx

Realisasi kredit 80% : xxx.xxx.xxx.xxx

B. Penjualan (Unit)

1. Semester 1

No. Type

Periode Penjualan Total/ Type

Jun Jul Ags Sep Okt Nop

1. 36 5 5 4 1 6 7 28

2. 45 6 6 2 6 3 3 26

3 Kav 5 5 5 5 5 5 30

Jumlah/Bulan 16 16 11 12 14 15 84

Page 98: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

276

2. Semester 2

No. Type

Periode Penjualan Total/ Type

Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. 36 5 5 4 1 6 7 28

2. 45 6 6 2 6 3 3 26

3. Kav 4 4 4 4 4 4 36

Jumlah/Bulan 15 15 10 11 13 14 90

C. Penjualan (Rupiah)

1. Semester 1

No.

Type

Juni Juli Ags Sep Okt Nop Total/Type

Unit

Rp Unit

Rp Unit

Rp Unit

Rp Unit

Rp Unit

Rp

1. T36

2. T45

3. Kav

Jumlah/Bulan

2. Semester 2

No.

Type

Des Jan Feb Mar Apr Mei

Total/Type U

nit

Rp

Unit

Rp

Unit

Rp

Unit

Rp

Unit

Rp

Unit

Rp

1. T36

2. T45

3. Kav

Jumlah/Bulan

Page 99: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

277

BAB 22 STANDAR OPERASIONAL MARKETING

A. Pengantar

Petunjuk pelaksanaan marketing merupakan

acuan dasar kerja untuk menentukan jenis dan

pentahapan pekerjaan marketing, deskripsi kerja,

target dan ukuran kinerja serta fungsi koordinasi

dengan bagian lain dalam sebuah proyek

properti.

B. Tujuan

Standar ini ditetapkan untuk memudahkan

bagian marketing menetapkan target pekerjaan,

menghasilkan kinerja yang sistematis, efektif,

dan efisien dengan tujuan akhir berdaya guna

pada peningkatan penjualan proyek properti

sebagai penopang pemasukan perusahaan.

C. Pelaksana

Manager pemasaran, marketing admin,

marketing support, dan marketing teknik.

D. Urutan Proses

1. Departemen pemasaran pada saat proyek

hendak berlangsung melakukan pemetaan

calon konsumen beserta strategi penjualan

untuk tiap segmen.

2. Menyiapkan strategic knowledge dan product

knowledge spesifik berkaitan dengan tipe

produk yang dijual melalui tinjauan listing

properti, jurnal perdagangan, literatur

relevan, menghadiri konvensi, seminar, dan

pertemuan asosiasi agar tetap up-to-date

Page 100: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

278

pengetahuan dan perkembangan tentang

pasar perumahan terkini.

3. Membuka, membangun dan memelihara

jaringan ke berbagai komunitas prospek

dengan menyusun daftar prospek komunitas,

diteruskan daftar prospek perorangan.

4. Menindaklanjuti daftar prospek dan

mengevaluasi status prospek setiap hari.

5. Menyelidiki status keuangan dan kredit

konsumen dalam rangka menentukan

kelayakan pembiayaan.

6. Menyiapkan dokumen-dokumen seperti

kontrak representasi, perjanjian pemesanan

serta pembelian, pernyataan tertutup, sampai

dengan berita acara serah terima kunci dan

komplain selama masa pemeliharaan.

7. Memberikan jawaban atas pertanyaan

konsumen mengenai pekerjaan konstruksi,

pembiayaan, pemeliharaan, perbaikan, dan

penilaian investasi.

8. Menciptakan material promosi baik secara

mandiri maupun bekerja sama dengan bagian

manajemen promo.

9. Mengawasi dan mengevaluasi material

promosi.

10. Menyusun daftar target promosi dalam

bentuk pameran, presentasi penjualan

maupun pertemuan tatap muka lainnya.

11. Membuat laporan target penjualan bulanan,

realisasi, dan catatan status daftar prospek.

12. Merencanakan target-target penjualan,

pemberkasan, alur cash flow marketing

hingga penandatanganan AJB melalui

koordinasi dan komunikasi dengan

departemen keuangan dan teknik di

lapangan.

Page 101: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

279

13. Membuat klausul kontrak terkati dengan jual

beli rumah antara pengembang dan

konsumen untuk ditandatangani manajer

area dan konsumen.

14. Membuat laporan penjualan beserta transaksi

pemasukan dari konsumen.

15. Membuat rencana pemasukan dari konsumen

16. Membuat laporan KPR/akta jual beli.

17. Mengumpulkan berkas kelengkapan KPR dari

konsumen dan berkas yang berhubungan

dengan pelaksanaan akad kredit/akta jual

beli.

18. Melakukan follow up bank dan notaris hingga

pelaksanaan akad.

19. Mengkoordinasikan perkembangan penjualan

serta target-target marketing dengan pihak

teknik di lapangan agar terjalin koordinasi

dan komunikasi dua arah, serta

menjembatani antara konsumen dengan

lapangan terkait bangunan yang dipesan

konsumen.

Page 102: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

280

BAB 23 PEMBAYARAN TANDA JADI

A. Divisi pemasaran

1. Meminjam KTP asli pembeli (sekaligus

pasangan resminya jika hadir) untuk

difotocopy dan dijadikan arsip, sekaligus

dijadikan acuan menyiapkan dokumen

transaksi.

2. Memastikan bahwa unit masih stok belum

terjual (konfirmasi ke kantor atau manager

atau mengecek sendiri ke data penjualan

yang valid).

3. Mengambil nomor di buku besar SPKB (M-

01) dan mengisi semua data isian di buku

besar Surat Pemesanan Kaveling dan

Bangunan (SPKB) sebelum menyiapkan SPKB

untuk transaksi. Peno-moran disarankan

merujuk sesuai urutan tanggal trans-aksi.

4. Menyiapkan form M-02 yaitu SPKB untuk

ditandatangani oleh pembeli dalam tiga (3)

rangkap, yaitu asli 1 untuk divisi pemasaran,

salinan 1 untuk pembeli, dan salinan 2 untuk

divisi keuangan.

5. Apabila dalam transaksi hanya diberikan

diskon standar untuk pembelian dengan skim

pelunasan via KPR, maka tidak diperlukan

form tam-bahan apapun.

6. Apabila dalam transaksi dibe-rikan diskon

khusus (tambah-an) dari manager, maka

harus dibuatkan form M-03 (Persetu-juan

Diskon).

7. Apabila pembeli akan melakukan pembayaran

non KPR alias tunai keras atau tunai

bertahap, maka harus dilengkapi dengan

Page 103: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

281

form M-04 yaitu form persetujuan pemberian

rabat, karena tidak ada diskon yang diberikan

dimuka, tetapi harus dikaitkan dengan

ketepatan waktu pembayaran yang

ditentukan.

8. Menyiapkan 2 set lampiran SPKB, yang mana

tiap set terdiri atas: form M-06 (gambar

siteplan) yang diberi notasi pada unit (blok

dan nomor kavling) yang dibeli serta gambar

denah dan tampak bangunan sesuai dengan

type bangunan yang dibeli dan form M-07

(spesi-fikasi bangunan) sesuai dengan type

bangunan yang dibeli. (Catatan: Untuk

efisiensi jumlah lampiran, gambar siteplan

dan denah tampak bangunan bisa disatukan)

9. Meminta tanda-tangan pem-beli di form SPKB

dan paraf di setiap lembar lampiran

10. Setelah form SPKB asli ditanda-tangani serta

lampir-annya diparaf oleh pembeli, dicopy

rangkap 2 sebagai salinan, dan salinan 1

beserta lampiran diserahkan ke pembeli, dan

salinan 2 tanpa lampiran diserahkan kepada

divisi keuangan. Dibalik SPKB asli yang akan

disimpan oleh divisi pemasaran, pembeli

diminta membubuhkan tanda tangan, nama

dan tanggal, disertai tulisan ―Sudah terima

salinannya‖

11. Memastikan apakah transaksi tersebut terjadi

atas peran seorang mediator atau tanpa

mediator. Apabila ada media-tor, maka nama

mediator harus dituliskan di form M-01 dan

mediator diminta menye-rahkan copy KTP

dan mengisi form M-05.

12. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi

keuangan (kasir) untuk membayar uang

Page 104: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

282

tanda jadi dan meminta kuitansi tanda terima

pembayaran uang tanda jadi.

13. Jika transaksi pembayaran uang tanda jadi

terjadi di luar hari kerja atau terjadi di luar

kantor pemasaran, maka sales berhak

melakukan fungsi sebagai kasir yang

menerima pembayaran uang tanda jadi dari

pembeli, termasuk menerbitkan kuitansi

tanda terimanya (kuitansi semen-tara), yang

harus segera diserahkan ke divisi keuangan

pada hari kerja pertama sesudah terjadi

transaksi.

B. Divisi keuangan

1. Menerima salinan 2 form SPKB tanpa

lampiran dari divisi pemasaran.

2. Menerima pembayaran uang tanda jadi dari

pembeli dan menerbitkan kwitansi tanda

terima pembayaran uang tanda jadi (form F-

01) rangkap 3, yaitu asli diberikan kepada

pembeli, salinan 1 untuk dilekatkan di kartu

piutang (F-02) dan salinan 2 dilekatkan di

voucher penerimaan untuk keperluan

akutansi.

3. Membuat Kartu Piutang paling lambat H+1

sesudah pemba-yaran uang tanda jadi, dan

menjadikannya dalam 1 ben-del dokumen

bersama salinan SPKB dan salinan kuitansi

tanda terima. Diverifikasi ke Marketing

Manager atau Area Manager di kolom

penerimaan uang tanda jadi, paling lambat

H+3.

Page 105: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

283

BAB 24 PEMBAYARAN ANGSURAN UANG MUKA I

A. Divisi pemasaran

1. Mengambil nomor di Buku Besar SKJB (form

M-08) dan mengisi semua data isian di Buku

Besar SKJB sebelum menyiapkan SKJB untuk

transaksi. Penomoran disaran-kan merujuk

sesuai urutan tanggal transaksi.

2. Menyiapkan Surat Kesepakat-an Jual Beli

(SKJB) dengan form M-09 dan form lampiran

data SKJB (form M-10) untuk

ditandatangani oleh pembeli dalam 3

rangkap, yaitu asli 1 untuk divisi pemasaran,

asli 2 untuk pembeli, dan salinan untuk divisi

keuangan.

3. Menyiapkan 2 set lampiran SKJB, yang mana

tiap set terdiri atas: form M-05, form M-06

dan form M-07. (Catatan: Untuk efisiensi

jumlah lampiran, gambar siteplan dan denah

tampak bangunan bisa disatukan)

4. Menyiapkan form M-11 yaitu Surat

Pernyataan Tunduk Terhadap Peraturan

Lingkung-an yang dibuat rangkap 3, dimana

asli untuk divisi legal, salinan 1 untuk pembeli

dan salinan 2 untuk divisi pema-saran.

5. Meminta pembeli menanda-tangani form M-

09 dan M-11 dan membubuhkan paraf di

setiap lampirannya.

6. Menyerahkan form M-12 yaitu check list KPR

kepada pembeli, sekaligus membe-rikan

penjelasan kepada pembeli untuk semua

Page 106: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

284

lampiran yang harus diserahkan selambat-

lambatnya pada saat pembayaran angsuran

uang muka ke-2 nanti.

7. Menyerahkan salinan 1 form M-11 kepada

pembeli.

8. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi

keuangan (kasir) untuk membayar secara

tunai angsuran uang muka ke-1 dan meminta

kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila

pembeli sudah membawa slip setor atau

transfer (asli), maka cukup staf pemasaran

saja yang menukarkannya dengan kuitansi ke

kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada

pembeli.

9. Menyerahkan asli form M-11 kepada divisi

legal.

10. Staf pemasaran dalam waktu paling lambat 7

hari sejak penanda-tanganan SKJB oleh

pembeli harus sudah memin-takan tanda-

tangan kepada Direktur (atau yang diberikan

kuasa) dengan sekaligus membawa form M-

13 (Buku Induk) sebagai bahan verifi-kasi.

Item yang wajib diverifi-kasi adalah item

SPKB dan SKJB, dan item yang diharapkan

(belum wajib) ikut diverifikasi adalah item

IMB dan SHGB.

11. Pada hari yang sama dengan dilakukannya

penandatangan-an SKJB oleh Direktur, staf

pemasaran wajib menyerah-kan salinan SKJB

(tanpa lampiran) kepada divisi keu-angan,

dengan tanda terima dibalik lembar terakhir

SKJB asli 1 milik divisi pemasaran.

B. Divisi keuangan

1. Menerima pembayaran ang-suran uang muka

dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda

Page 107: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

285

terima (form F-03) rangkap 3, yaitu asli

diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk

dilekatkan di Kartu Piutang (form F-02) dan

salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan

untuk keperluan akutansi.

2. Menerima salinan SKJB (M-09) dan salinan

M-11 dari divisi pemasaran.

Page 108: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

286

BAB 25 PEMBAYARAN ANGSURAN UANG MUKA II

A. Divisi pemasaran

1. Menyerahkan asli SKJB 2 (dengan lampiran)

kepada pembeli, dengan meminta pembeli

membubuhkan tanda-tangan, nama dan

tanggal beserta tulisan ―Sudah mene-rima

salinan asli‖ dibalik lembar SKJB halaman

terakhir milik divisi pemasaran.

2. Apabila pembeli tidak mem-bayar secara

tunai dan tidak datang ke kantor pemasaran,

maka asli 2 SKJB milik pembeli beserta semua

lam-pirannya harus difotocopy dan dikirimkan

melalui surat ter-catat atau jasa kurir ke

alamat pembeli, selambat-lambatnya 3 hari

sejak jadwal jatuh tempo pembayaran

angsuran uang muka ke-2.

3. Menanyakan serta meminta berkas-berkas

pengajuan KPR yang harus dilengkapi oleh

pembeli berdasarkan daftar di form M-12

(check list KPR). Setelah lengkap maka

dibuatkan berita acara serah terimanya

dengan memakai form M-12 yang ditanda-

tangani pembeli dan staf pemasaran.

4. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi

keuangan (kasir) untuk membayar secara

tunai angsuran uang muka ke-2 dan meminta

kwitansi tanda terima pembayaran. Apabila

pembeli sudah membawa slip setor atau

transfer (asli), maka cukup staf pemasaran

saja yang menukarkannya dengan kuitansi ke

Page 109: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

287

kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada

pembeli.

5. Apabila berkas kelengkapan KPR yang dirinci

sesuai form M-12 belum dilengkapi oleh

pembeli, maka paling lambat sebelum

angsuran pembayar-an uang muka ke-3 jatuh

tempo, berkas tersebut harus dikumpulkan

dan dilengkapi oleh staf pemasaran secara

pro-aktif dan metode jemput bola.

6. Paling lambat 2 (dua) hari setelah form M-12

dinyatakan lengkap dan diserahkan oleh

pembeli, maka berkas harus sudah

dimasukkan ke bank pendukung KPR, dengan

sebelumnya dicopy dulu semua berkas

pembeli (debitur) rangkap 1.

7. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan

pembeli guna memastikan bahwa selambat-

lambatnya dalam waktu 9 (sembilan) hari

sejak berkas M-12 lengkap diserah-

terimakan, pembeli harus sudah melakukan

interview dengan pihak bank.

B. Divisi keuangan

1. Menerima pembayaran ang-suran uang muka

dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda

terima (form F-03) rangkap 3, yaitu asli

diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk

dilekatkan di Kartu Piutang (form F-02) dan

salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan

untuk keperluan akutansi.

Page 110: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

288

BAB 26 PEMBAYARAN ANGSURAN UANG MUKA III (TERAKHIR)

A. Divisi pemasaran

1. Mengantarkan pembeli ke ruang divisi

keuangan (kasir) untuk membayar secara

tunai angsuran uang muka ke-3 dan meminta

kuitansi tanda terima pembayaran. Apabila

pembeli sudah membawa slip setor atau

transfer (asli), maka cukup staf pemasaran

saja yang menukarkannya dengan kuitansi ke

kasir, dan setelah selesai diserahkan kepada

pembeli.

2. Menanyakan kepada pembeli apakah sudah

menjalani proses appraisal oleh bank terkait

pengajuan KPR yang diajukannya.

3. Melakukan komunikasi dan monitoring berkas

KPR pembeli di bank secara intensif, dan

selambat-lambat-nya 14 (empat belas) hari

sejak appraisal, meminta pihak bank

memberikan keputusan apakah permo-honan

KPR calon debitur tersebut disetujui ataukah

ditolak.

4. Apabila bank menyetujui permohonan KPR

pembeli, maka dalam waktu 7 (tujuh) hari

sejak konfirmasi perse-tujuan secara lisan,

harus segera dimintakan Surat Persetujuan

Pemberian Kredit-nya secara tertulis.

5. Menyiapkan form M-14 (Surat Order

Membangun) kepada Divisi Teknik/Produksi,

yang dibuat rangkap 3, dimana asli diberikan

Page 111: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

289

kepada Divisi Teknik, salinan 1 diberikan

kepada Area Manager, dan salinan 2 diarsip

oleh Divisi Pemasaran. Diserahkan kepada

Divisi Teknik/Produksi paling lambat 1 (satu)

hari setelah konfirmasi diterima SP3K secara

lisan atau pembayaran angsuran UM ke-3

oleh pembeli.

6. Apabila bank menolak permo-honan KPR dari

pembeli, maka berkas KPR pembeli harus

segera dimasukkan ke bank alternatif lainnya

paling lambat 2 (dua) hari setelah konfirmasi

penolakan diterima.

7. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan

pembeli guna memastikan bahwa selambat-

lambatnya dalam waktu 9 (sembilan) hari

sejak berkas M-12 lengkap diserah-

terimakan ke bank alternatif, pembeli harus

sudah diap-praisal oleh pihak bank.

8. Apabila aplikasi KPR pembeli sudah diproses

setidaknya di 2 bank rekanan dan ternyata

ditolak semuanya, maka akan diberlakukan

proses pembatal-an dengan menggunakan

form M-18 (Kesepakatan Pembatal-an)

dengan cara mengundang pembeli datang ke

kantor pemasaran. Dibuat rangkap 3; asli

bermaterai (divisi pema-saran), salinan 1

(pembeli), salinan 2 (divisi keuangan).

9. Apabila aplikasi KPR pembeli disetujui oleh

pihak bank tetapi tidak full plafond, maka

harus dikomunikasikan ke pembeli secara

tertulis melalui form M-19 (Pemberitahuan

Penam-bahan Uang Muka) yang dikirimkan

melalui fax atau email atau surat tercatat.

Salinan atau copy form M-19 harus

dilampirkan di bendel dokumen milik divisi

pema-saran.

Page 112: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

290

10. Memberitahukan kepada pem-beli agar

segera melunasi pembayaran BPHTB dengan

cara menitipkannya secara tunai kepada

penjual, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

pembayaran angsuran uang muka ke-3

dilakukan, atau lebih disarankan menitipkan

pembayaran BPHTB melalui cara transfer ke

rekening notaris yang akan melaksana-kan

akad kredit. Perlu disam-paikan kepada

pembeli agar segera mengirimkan bukti

transfer titipan BPHTB ke kantor Notaris

melalui fax.

11. Pada saat pembeli sudah membayarkan

titipan BPHTB dan mendapatkan tanda terima

pembayaran dari Divisi Keuangan, maka

segera dibuatkan form M-15 (Surat Order

AJB PPAT) yang harus diserahkan ke Notaris

paling lambat 3 (tiga) hari setelah

penerimaan titipan BPHTB. Penetapan jadwal

tanda-tangan akad kredit dilakukan dengan

melakukan koordinasi dengan pihak bank

pemberi kredit. Manager Keuangan wajib

membubuhkan tanda-tangannya di form M-

15, dengan mengisi form Lam-piran M-15.

12. Paling lambat 1 (satu) hari setelah

mengirimkan form M-15 ke Notaris/PPAT,

Divisi Pemasaran wajib menyerah-kan form

M-16 (Konfirmasi Progres 100%) kepada

Divisi Teknik/Produksi.

13. Apabila berdasarkan form M-19 ternyata

pembeli memilih opsi ke-3, maka sebelum

pelaksanaan AJB PPAT wajib menandatangani

form M-20 (Pengakuan Hutang) yang terdiri

atas 3 varian, yaitu M-20a (Pengakuan

Hutang Tanpa Agunan), M-20b (Peng-akuan

Hutang dengan agunan BPKB) dan M-20c

Page 113: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

291

(Pengaku-an Hutang dengan Agunan

Sertifikat Tanah) yang dibuat dan dilegalisasi

oleh Notaris atas biaya yang ditanggung

pihak pembeli.

14. Apabila penandatanganan AJB PPAT

dilakukan pihak penjual (direktur) secara

menyusul alias tidak ber-barengan dengan

pembeli, maka pada saat meminta tanda-

tangan Direktur selaku penjual, mesti

dibarengi dengan menyertakan Kartu Piutang

(F-02) yang sudah diverifikasi setidaknya

oleh Manager Keuangan, yang menyatakan

bahwa semua kewajiban pembeli (uang

muka, titipan pajak) sudah lunas. Bersamaan

dengan penanda-tanganan minuta AJB PPAT,

sekaligus dilaku-kan verifikasi

penandatangan-an Buku Induk (M-13)

B. Divisi keuangan

1. Menerima pembayaran ang-suran uang muka

dari pembeli dan menerbitkan kuitansi tanda

terima (form F-03) rangkap 3, yaitu asli

diberikan kepada pembeli, salinan 1 untuk

dilekatkan di Kartu Piutang (form F-02) dan

salinan 2 dilekatkan di voucher penerimaan

untuk keperluan akutansi.

2. Menerima titipan pembayaran BPHTB dari

pembeli dengan cara memberikan tanda

terima pembayaran serta menyerah-kan form

SSB (surat setoran BPHTB) kosongan kepada

pembeli untuk ditandatangani. Titipan BPHTB

tidak perlu dimasukkan ke rekening bank,

tapi cukup disimpan di kas kecil untuk

mempermudah kelancaran pembayaran

BPHTB.

Page 114: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

292

3. Membayarkan BPHTB ke kantor pajak atau

bank persepsi paling lambat 1 (satu) hari

setelah penerimaan BPHTB, dan

menyerahkan bukti pembayaran kepada Divisi

Pemasaran, serta memfoto-copy 1 lembar

seba-gai salinan yang dilampirkan di Kartu

Piutang.

4. Menerbitkan kuitansi global (form F-04)

untuk kepentingan pihak perbankan (asli 1),

pihak pembeli (salinan 1 berma-terai), dan

salinan 2 tanpa materai untuk Divisi Keu-

angan. Sekaligus dilaku-kan sebagai fungsi

kontrol dan verifikasi dari Direksi. Form F-04

ditandatangani langsung oleh Direktur di atas

materai.

Page 115: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

293

BAB 27 ADMINISTRASI PASCA PENANDATANGANAN AJB PPAT

A. Divisi pemasaran

1. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua)

minggu sejak penanda-tanganan AJB PPAT

harus sudah mendapatkan salinan AJB PPAT

(copy) yang diperoleh dari kantor Notaris,

dan dilampirkan di file arsip Divisi Pemasaran,

serta diisikan semua datanya di dalam Buku

Induk (form M-13).

2. Berdasarkan form M-16 dari Divisi Teknik,

kemudian Divisi Pemasaran mengirimkan

Surat Panggilan Serah Terima Bangunan

kepada Pembeli (form M-17) dengan

ketentuan bahwa;

a. Apabila sesuai form M-16 dinyatakan

progres sudah 100% dan meteran listrik

air sudah terpasang, maka boleh langsung

dibuatkan form M-17 dengan jadwal

penyerah-an paling cepat H+7.

b. Apabila sesuai form M-16 dinyatakan

progres belum selesai 100% dan/atau

listrik air belum terpasang, maka

dibuatkan form M-17 dengan jadwal

penye-rahan paling cepat H+14 sejak

Estimasi Progres Fisik 100% dan Listrik Air

Terpasang.

3. Meminta data nomor rekening listrik dan

nomor rekening air paling lambat H-3

sebelum jadwal penyerahan sesuai form M-

17, yang dilampirkan di file arsip Divisi

Page 116: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

294

Pemasaran dan mengisikan datanya di Buku

Induk (form M-13).

4. Mengisi lengkap semua data isian di form M-

13 dan menyelesaikan proses verifikasi paling

lambat H+3 setelah pembeli melakukan serah

terima bangunan.

B. Divisi keuangan

1. Memastikan bahwa paling lambat 3 (tiga) hari

setelah penanda-tanganan AJB PPAT dan

akad kredit dengan pihak bank, termin I KPR

sudah dicairkan ke rekening penjual, dan

sisanya masuk ke dana yang diblokir atau

dalam bentuk deposito.

2. Memastikan bahwa pada saat dilakukan

serah-terima bangu-nan, semua kewajiban

pemba-yaran pembeli kepada penjual sudah

selesai dilakukan.

3. Verifikasi Kartu Piutang (F-02) harus sudah

selesai dilakukan sebelum Direktur menanda-

tangani AJB PPAT selaku pihak penjual.

C. Divisi teknik/produksi

1. Memastikan bahwa progres fisik bangunan

sudah tercapai 100% dan listrik air sudah

terpasang sesuai jadwal estimasi yang

disebutkan di dalam form M-16 yang telah

diisi oleh Divisi Teknik/ Produksi.

2. Menyiapkan form T-01 (Berita Acara Serah

Terima Bangun-an) yang harus dilampiri oleh

form T-02 (Formulir Komplain), copy

rekening listrik, copy rekening air, dan kunci

sejumlah 2 (dua) set untuk diserahkan

kepada pembeli. Sementara 1 (satu) set kunci

masih disimpan oleh Divisi Teknik.

Page 117: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

295

3. Melakukan verifikasi dan meminta tanda-

tangan kepada Manager Keuangan serta

Manager Marketing sebelum melakukan serah

terima bangunan kepada pembeli.

4. Mengerjakan semua komplain dari pembeli

dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu,

untuk kemudian memanggil kembali pembeli

guna melakukan serah terima kunci terakhir

dan menandatangani form T-03

(Penyelesaian Komplain dan Penyerahan

Kunci Terakhir).

Page 118: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

296

BAB 28 ALUR TRANSAKSI NON STANDAR

Seringkali terjadi alur transaksi tidak

standar/deviasi sebagaimana terse-but

sebelumnya, misalnya:

1. Pembeli pindah kavling dari kavling lama ke

kavling baru yang diminatinya.

2. Terjadi pembatalan di tengah jalan sebelum

pembeli sampai ke tahap penandatanganan

AJB PPAT di kantor Notaris.

3. Terjadi peralihan hak dari pembeli lama ke

pembeli baru untuk kepentingan-kepentingan

tertentu, misal karena pembeli lama ditolak

bank dan memakai nama lain untuk aplikasi

KPR, atau karena motif ekonomi dimana

pembeli lama mengalihkan hak ke pembeli

baru untuk mendapatkan keun-tungan.

Berikut ini akan dijelaskan secara khusus dan

detail untuk beberapa kasus deviasi di atas.

A. Pindah kavling

Hanya bisa dilakukan apabila:

1. Pindah dari kavling yang lebih kecil ke kavling

yang lebih besar atau sebaliknya, atas

permintaan pembeli.

2. Pindah dari kavling dengan harga yang lebih

murah ke kavling dengan harga yang lebih

mahal atau sebaliknya, atas permintaan

pembeli.

3. Pindah karena kondisi ―force majeure‖ yang

disampaikan oleh penjual, bukan atas

permintaan pembeli.

Page 119: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

297

Semua proses perpindahan di atas harus

dilakukan atas persetujuan pihak penjual, melalui

form M-21 (Permohonan Pindah Kavling) yang

dibuat 3 rangkap; asli untuk divisi pemasaran,

salinan 1 untuk pembeli, salinan 2 untuk divisi

keuangan.

B. Pembatalan

Bisa terjadi apabila:

1) Pembeli lalai melakukan pemba-yaran

angsuran uang muka sebagaimana

disebutkan di dalam SPKB dan/atau SKJB dan

telah menjalani prosedur penagihan piutang

oleh divisi keuangan berdasarkan form F-05,

F-06 dan F-07.

2) Pembeli menyampaikan konfir-masi

pembatalan atas keinginan dan alasan

pribadi.

3) Pembeli melakukan pindah kavling, sehingga

transaksi atas kavling lama harus dilakukan

pembatalan.

4) Pembeli ditolak oleh bank dan gagal

mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR,

sehingga harus dilakukan pembatalan.

Tersedia form pembatalan dalam 2 (dua) versi,

yaitu form M-18 (Kesepakatan Pembatalan)

apabila pembeli masih bisa dihadirkan ke kantor

pemasaran untuk menan-datangani form M-18.

Atau dieksekusi melalui form M-23 (Eksekusi

Pembatalan) setelah sebelumnya didahului

dengan form M-22 (Pemberitahuan

Pembatalan). Form M-23 khusus dipakai untuk

membatalkan transaksi tetapi pembeli sudah

Page 120: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

298

tidak bisa atau tidak bersedia datang ke kantor

pemasaran lagi.

Pembatalan yang dieksekusi oleh divisi

pemasaran harus ditembuskan salinannya ke

Area Manager dan Divisi Keuangan.

C. Peralihan hak

Bisa terjadi apabila:

1) Terjadi pengalihan atas segala hak dan

kewajiban dari pembeli lama ke pembeli baru,

tetapi tanpa motif ekonomi. Biasanya untuk

proses ulang pengajuan KPR setelah

permohonan atas nama pembeli ditolak oleh

bank.

2) Apabila terjadi pengalihan hak akibat kondisi

item 1 di atas tetapi dialihkan kepada orang

tua, anak, pasangan (suami/istri) atau

saudara kandung, tidak dikenakan biaya

administrasi apapun.

3) Terjadi pengalihan atas segala hak dan

kewajiban dari pembeli lama ke pembeli baru

dilandasi oleh motif ekonomi alias mencari

keuntungan, misalnya mencari selisih harga

akibat kenaikan harga jual, maka akan

dikenakan biaya administrasi sebesar 2% dari

harga sebelum PPN.

4) Untuk eksekusi peralihan hak tersebut di

atas, dilakukan dengan menggunakan form

M-24 (Peralihan Hak) yang dibuat rangkap 4

(empat) yaitu; asli untuk divisi pemasaran,

salinan 1 untuk pembeli lama, salinan 2 untuk

pembeli baru, salinan 3 untuk divisi

keuangan.

Page 121: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

299

BAB 29 PEKERJAAN PROYEK

A. Pengantar

Petunjuk pelaksanaan bagian teknik merupakan

acuan pentahapan pekerjaan, rincian kerja,

standar kerja dan target kerja yang berkaitan

dengan proses perencenaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembangunan fisik proyek properti.

B. Tujuan

Memastikan pembangunan proyek memiliki

standar kinerja bagi para pelaksana proyek

maupun mitra kerja, memastikan kontrol atas

mutu bangunan, memenuhi standar waktu

pelaksanaan pembangunan, dan menghasilkan

produk properti yang berdaya saing.

C. Pelaksana

Manager teknik, pelaksana teknik, logistik

D. Urutan proses

1. Survey lahan

a. Berdasarkan hasil analisis kelayakan bisnis

oleh investor, manajer teknik melakukan

survey ke lokasi terkait kontur tanah, luas

tanah, dan kondisi lingkungan sekitar.

b. Bersama masyarakat sekitar lahan

melakukan survey penunjukan luas lahan,

batas lahan, pembuangan air limbah hasil

proyek atau dari perumahan.

c. Investor menerima hasil survey berupa:

denah lokasi, peta kontur tanah dan

uraian kondisi lingkungan sebagai bahan

pengambilan keputusan.

Page 122: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

300

d. Bersama investor, legal, dan marketing

melakukan klarifikasi dan diskusi untuk

menentukan langkah berikutnya.

e. Melaksanakan pekerjaan awal proyek

setelah disepakati oleh investor.

2. Pekerjaan pra proyek (legalitas administrasi

properti)

a. Membuat siteplan dengan komposisi

kaveling 60% dan fasilitas umum, fasilitas

sosial 40%, berisikan:

1) Penentuan lokasi dari setiap tipe

bangunan

2) Penentuan luas kaveling dari setiap

tipe bangunan

3) Penentuan lokasi fasum dan fasos

4) Penentuan arah drainase

5) Penentuan arah lalu lintas

6) Membuat gambar

potongan/penampang: jalan, saluran,

tembok keliling, dan septic tank

komunal.

7) Menentukan garis sempadan

bangunan

b. Bersama pihak legal melakukan

penyelesaian administrasi properti ke

instansi terkait:

1) Membantu bagian legal agar mampu

menyelesaikan hasil ukur dari BPN

dalam tempo maksimal 3 (tiga) hari.

2) Aktif berkoordinasi meminta advice

planning dari bagian PU,

mengakomodasi saran hingga

menetapkan gambar akhir yang

disetujui PU.

Page 123: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

301

c. Melaporkan pekerjaan kepada investor

untuk disetujui atau diperbaiki.

d. Membuat rencana bangun (gambar kerja)

mulai dari detail gambar gerbang dan

detail setiap tipe rumah.

e. Membuat standarisasi kebutuhan material

untuk masing-masing tipe rumah sebagai

dasar pengawasan pengerjaan bangunan.

f. Menetapkan standar minimal beda tinggi

antara jalan dan kaveling kurang lebih

50cm.

g. Menetapkan standar nominal pembelian

atas dasar hasil ukur, bukan atas dasar

surat/sertifikat/pethuk.

3. Pelaksanaan Administrasi proyek

a. Menyerahkan pembuatan siteplan kepada

pihak legal untuk melakukan proses

perijinan.

b. Membuat rencana anggaran proyek (RAP)

untuk menentukan kebutuhan

pembangunan dan rencana anggaran

bangunan (RAB) untuk keperluan

perijinan atau pengajuan perbankan, dan

mengukur harga yang diberikan kepada

masing-masing bos borong.

c. Meminta persetujuan investor untuk

disetujui dan/atau disahkan.

d. Berkoordinasi dengan pihak marketing

untuk menentukan tipe rumah, konsep

bangunan, dan harga jual rumah.

4. Pekerjaan Pembangunan Fisik

a. Melakukan inventarisasi kebutuhan

pembangunan, menentukan vendor dan

sub kontraktor. Menyeleksi dan memberi

masukan draft kontrak bos borong (all in

Page 124: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

302

dan/atau tenaga) kepada bagian legal dan

manajer area.

b. Membuat surat perjanjian kerja dengan

vendor atau sub kontraktor untuk

melaksanakan pekerjaan awal (cut and

fill)

c. Memulai tahap striping (pematangan

lahan) beserta pengawasan pelaksanaan

mulai dari mendatangkan alat berat,

meratakan jalan, membentuk jalan

lingkungan, dan membentuk kaveling

rumah.

d. Berkoordinasi dengan pihak marketing

untuk melakukan launching, promosi

dan/atau penawaran kepada masyarakat.

e. Memulai membangun fisik awal dari

gerbang.

f. Membangun ready stok/rumah contoh

dengan SPK sejumlah yang disepakati

atas dasar type dan penentuan blok.

g. Menyerahkan SPK kepada sub bagian

logistik untuk menentukan volume dan

harga belanja material.

h. SPK berisikan perjanjian kesepakatan

antara pihak konstruksi/pemborong

dengan pihak pengembang yang meliputi:

1) Lokasi kaveling

2) Data konsumen

3) Jadwal bangun

4) Gambar denah

5) Gambar kerja

6) Spesifikasi teknis bangunan

7) Biaya kontrak borongan dan cara

pembayaran

Page 125: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

303

8) Aturan-aturan selama proses dibangun

dan jaminan kualitas

i. Bekerjasama dengan bos borong,

membuat persiapan awal pembangunan

mulai dari bowplang (acuan titik

bangunan rumah), menentukan siku,

menentukan titik nol/elevasi bangunan.

j. Menetapkan standar pengawasan yang

ketat terhadap kinerja bos borong, mulai

dari perhitungan siku hingga campuran

bahan bangunan untuk menghasilkan

bangunan dengan standar mutu tinggi.

k. Standar pengawasan ketat dimaksud

antara lain mewajibkan bos borong

membuat tempat khusus mencampur

material beton agar bermutu bagus, dan

tidak mencampurkannya dengan adukan

pasangan.

l. Pelaksana teknik berkoordinasi dengan

koordinator bagian marketing untuk

menentukan bangunan mana yang telah

keluar SPK agar dapat dibangun:

1) Menerima permintaan rubah spek

2) Membuat penawaran RAB baru

3) Menerima SPK rubah spek dan

menindaklanjuti

m. Pelaksana teknik setiap jum’at wajib

melakukan opname (menghitung)

kemajuan fisik bangunan dalam bentuk

prosentase yang menjadi dasar

pembayaran bos borong pada hari sabtu,

dan opname tiap unit menjadi bahan

evaluasi serta kontrol kualitas fisik

bangunan.

n. Pelaksana teknik tidak diperkenankan

melakukan penawaran, negosiasi maupun

Page 126: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

304

kerjasama dengan konsumen dalam hal

penambahan/renovasi bangunan.

Konsumen yang membutuhkan

penyesuaian bangunan hanya bisa

dilayani oleh bagian office.

o. Pelaksana teknik tidak dibenarkan untuk

menerima/meminta imbalan dari pihak

ketiga baik konsumen, supplier maupun

bos borong.

p. Semua tipe rumah, terhitung sejak SPK

diterbitkan harus selesai selambat-

lambatnya 4 (empat) bulan. Sanksi yang

dikenakan pada bos borong untuk setiap

unit rumah adalah sebesar

Rp.100.000/hari.

q. Pelaksana teknik memiliki wewenang

memberi rekomendasi kepada manajer

area untuk memberikan surat peringatan

(SP) kepada bos borong yang tidak

memenuhi standar kualitas bangunan,

dan keterlambatan proses pembangunan.

r. Setelah sebagian besar rumah terbangun,

memulai pekerjaan membangun saluran,

tembok keliling, jalan, sarana ibadah, atau

lainnya.

s. Retensi yang ditetapkan kepada bos

borong adalah sebesar 10% pada bos

borong tenaga dan 5% kepada bos

borong all in.

5. Pekerjaan Bagian logistik

a. Menyiapkan gudang material

b. Menentukan spesifikasi dan harga barang

material dan tidak diperbolehkan

menerima barang yang tidak sesuai

spesifikasi.

Page 127: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

305

c. Menetapkan pencatatan material masuk-

keluar yang bisa dilaporkan per hari.

d. Menetapkan dan mencatat material yang

masuk sebagai dasar pembayaran hutang

material oleh bagian keuangan.

e. Menetapkan dan mencatat material yang

keluar kepada masing-masing bos borong

untuk diserahkan kepada bagian teknik.

f. Menciptakan kondisi agar tidak terjadi

keterlambatan kedatangan material.

g. Melaporkan komposisi stok material ke

bagian teknik dan manajer area.

6. Pengawasan Kualitas

a. Persiapan dan pekerjaan tanah

1) Bagian produksi harus membersihkan

halaman dari kotoran, baik kotoran

yang sudah ada sebelum

pembangunan dilaksanakan maupun

kotoran yagn ditimbulkan akibat

pembangunan

2) Sebelum memulai pekerjaan tanah,

pemborong harus memastikan titik nol

lantai dari jalan dengan baik, seteliti

mungkin sesuai dengan titik yang

ditentukan dalam gambar kerja.

3) Elevasi lantai rumah (0,00) harus

bebas dari elevasi banjir, dan tidak

kurang dari 50cm untuk rumah 1 lantai

dan 70cm untuk rumah 2 lantai dari

punggung jalan di depannya atau

dibuat seperti gambar rencana.

4) Setiap pemborong harus memiliki

barak sendiri, pengaturan lokasinya

diatur kemudian oleh pengawas

lapangan.

Page 128: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

306

5) Segala jenis material tidak boleh

ditempatkan di jalan, harus

ditempatkan di dalam kaveling.

b. Pemasangan bowplank dan galian

1) Bowplank dari papan kayu tahun

(blabak) digunakan untuk pembuatan

sloof (elevasi benang 20cm di atas

fondasi rumah 1 lantai dan 25cm

untuk rumah 2 lantai) dibuat lurus dan

dipasang pada patok kayu ukuran 5/7.

2) Pada bagian as bangunan dicat mini

supaya jelas, serta bagian titiknya (as)

dipasang paku.

3) Pemasangan bowplank tidak boleh

lebar sampai keluar batas kaveling

yang dikerjakan.

4) Galian tanah dibuat sesuai gambar

atau dibuat kesepakatan bersama

untuk menyesuaikan dengan kondisi

tanah setempat.

5) Galian tanah untuk fondasi staal

(menerus) sampai pada tanah keras

atau kedalaman minimal 70cm.

6) Bagian tebing galian harus stabil

sehingga tidak mengganggu pekerjaan

fondasi dan bangunan sekitarnya.

7) Galian tanah harus dibersihkan dari

kotoran apabila akan dilaksanakan

pembangunan fondasi.

c. Foot plat (fondasi telapak)

1) Kedalaman galian tanah (1,5-

2m)/tanah keras dari +/- 0,00 lantai

atau sesuai gambara kerja.

2) Lebar galian fondasi +20cm dari

ukuran foot pat rencana.

Page 129: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

307

3) Ketebalan lantai kerja 8cm dengan

campuran 1:3:5 dan bekesting/cetakan

untuk telapak dibuat sesuai ukuran

fondasi.

4) Lubang fondasi harus bersih dari

bekas-bekas akar-akar kayu atau

bongkahan yang dapat merusak

fondasi.

5) Dasar fondasi harus dibuat rata dan

tidak boleh ada genangan air.

d. Pemasangan fondasi

1) Pemasangan fondasi dilakukan dengan

memasang batu kalih belah muka

kasar dengan campuran 1 semen, 3

kapur dan 10 pasir dengan lebar

bawah fondasi 60cm, lebar atas

fondasi 25cm dan tinggi fondasi 70cm

dari tanah asli.

2) Pada bagian bawah fondasi dihampar

pasir pasang (ondelah) setebal 5cm.

3) Bidang fondasi luas yang tampak

diplester dengan campuran 1 semen, 3

kapur dan 10 pasir dan diaci.

4) Dilarang memecah batu dekat

pasangan, pasangan harus ada

perekat dan tidak boleh berongga, dan

pada tempat yang masih berongga

harus diberi batu kancing.

5) Pada bagian yang terlewati saluran

pipa sanitasi dibuat lubang secukupnya

agar dalam pemasangan pipa nantinya

tidak terjadi pembongkaran.

6) Pasangan fondasi untuk teras adalah

pasangan batu kali belah dengan

campuran 1 semen, 3 kapur dan 10

pasir; dengan lebar bawah fondasi

Page 130: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

308

20cm dan tinggi fondasi 40cm dari

tanah asli, di bagian bawah fondasi

dihampar pasir pasang setebal 5cm.

7) Jenis semen yang digunakan adalah

semen dengan kualitas standar dan

pasir sungai yang disetujui oleh

pengawas lapangan.

8) Kapur bakar/oven harus kering,

sehingga campuran dapat homogen.

9) Proses pencampuran dilakukan

terpisah dari tumpukan pasir asli dan

dilakukan penakaran dengan

camcpuran seperti tersebut di atas.

10) Proses pencampuran dilakukan dalam

kotak kayu ukuran minimal 1,5x2m.

11) Sebelum fondasi ditimbun, harus

dibersihkan terlebih dahulu dari segala

kotoran dan kayu-kayu bekas.

12) Setelah pekerjaan fondasi selesai,

segera diurug kembali dengan tanah

yang baik atau memenuhi syarat yang

diizinkan atau disetujui oleh pengawas

lapangan. Urukan harus rata dengan

permukaan lantai.

e. Pemasangan dinding dan kusen

1) Pemasangan dinding

(a) Sebelum proses pemasangan

dinding dimulai, dipasangkan

tiang (perpil) kayu 5/7 yang lurus

dan tegak, setinggi 4m

dipasangkan pada tiap sudut

permukaan dinding dan harus

mengikuti bowplank awal.

(b) Bata merah yang digunakan

adalah bata merah berkualitas

Page 131: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

309

masak dengan presentase pecah

maksimum 5% dari 1000 bata.

(c) Sebelum dipasang, bata merah

harus direndam dalam air atau

disiram sampai jenuh.

(d) Pasangan yang masih baru harus

dilindungi dari pengaruh hujan.

(e) Setiap tahap pemasangan bata

merah, tinggi tidak boleh lebih

dari 1,5m. Kolom praktis di kedua

sisinya harus dicor, jarak antara

kolom praktis dengan pasangan

bata di kedua sisinya masing-

masing 2,5cm.

(f) Pasangan dinding memakai batu

bata dengan perekat spesie

campuran 1 semen, 3 kapur dan

10 pasir diayak.

(g) Dinding berdiri di atas sloof dan

diberi unsur pengaku berupa

kolom, balok, dan ring balk.

(h) Pasangan dinding diplester rata

dengan campuran 1 semen, 3

kapur dan 10 pasir diayak dan

diaci menggunakan campuran

semen dan meals dengan spesie 1

semen, 2 meals.

(i) Kecuali pada bagian dinding di

seputar kamar mandi setinggi

1,5m dan semua sisi dinding

setinggi 50cm dari lantai harus

menggunakan plester trasram

(campuran 1 semen, 3 pasir)

diayak tanpa kapur dan acian

dengan semen tanpa meals.

Page 132: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

310

(j) Tebal plester tembok rata-rata

2cm harus menghasilkan

permukaan rata atau sesuai

persetujuan pengawas .

(k) Cara mendapatkan permukaan

tembok yang rata pada awalnya

harus dibuat patokan berupa

campuran adukan pasta semen

yang telah diukur ketebalannya.

Jarak poatikan dibuat 100cm satu

dengan lainnya.

(l) Pasta semen dilontarkan ke

tembok dan selanjutnya diratakan

dengan menggunakan blebes

alumunium panjang minimal 2m.

(m) Plesteran harus dalam keadaan

basah untuk minimal 7 hari

setelah dipasang dan harus

dilindungi dari pengeringan yang

tidak merata atau berlebihan.

(n) Pekerjaan dinding kamar

mandi/WC dan bak mandi

memakai pasangan trasram dan

dilapisi keramik 20/25 setinggi

1,5m atau 1,6m dari lantai kamar

mandi.

(o) Campuran untuk keramik lantai

menggunakan 1 semen: 3 pasir.

2) Pekerjaan kusen kayu

(a) Campuran adukan beton untuk

duk pintu, 1 semen, 2 pasir, 3

krikil.

(b) Jumlah angkur pada kusen pintu

sebanyak 4 buah di setiap sisi,

jumlah angkur pada kusen jendela

sebanyak 3 buah di setiap sisi.

Page 133: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

311

(c) Pada lebar kusen yang lebih dari

1m harus diberi balok lantai yang

dihubungkan dengan kolom kiri-

kanannya dan bila kurang dari 1m

di atas kusen diberi rollag.

(d) Untuk pemasangan kusen pintu

dan jendela harus terpasang

tegak pada as dinding dengan

angkur standar/paku dudur.

Pemasangan kusen/jendela

bersamaan dengan cor kolom,

angkur harus benar-benar masuk

ke dalam kolom yang akan dicor.

(e) Pada saat pemasangan kusen

pintu/jendela kayu penyangga

kusen tidak boleh dipakukan pada

badan kusen kecuali di

sponengnya.

(f) Posisi kusen harus benar-benar

tegak lurus.

f. Pekerjaan beton bertulang

1) Bahan semen yang harus digunakan

adalah menggunakan portland cement

(PC) yang disepakati dalam spesifikasi

standar

2) Semen yang telah melebihi tanggal

yang disyaratkan, jahitan rusak,

bungkus terkoyak, tidak boleh

digunakan untuk adukan beton.

3) Semen yang sudah mengeras walau

sebagian, di dalam bungkuns yang

sama tidak boleh digunakan untuk

adukan beton.

4) Semen harus disimpan di dalam

gudang yang mempunyai ventilasi

cukup dan tidak lembab. Diletakkan di

Page 134: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

312

tempat yang mempunyai ketinggian

minimal 30cm dari muka lantai.

Penumpukan semen tidak boleh

melampaui 2m.

5) Campuran untuk beton bertulang

adalah 1 semen, 2 pasir, 3 kerikil/split

dibuat untuk sloof, kolom, ring balk,

balok latei, balok gantung, plat beton

meja dapur, dan ring begel.

6) Pengadukan campuran dilaksanakan di

atas plat seng atau papan sebagai

alasnya (kecuali ada spesifikasi

khusus).

7) Khusus untuk campuran adukan beton

untuk kolom struktur, balok struktur

plat tangga, plat atap, harus

menggunaka molen. Untuk kolom

praktis, balok latei, meja dapur, ring

balk, dan sloof boleh menggunakan

adukan manual.

8) Ukuran sloof 12/18, dengan jumlah

tulangan 4 8mm dan begel ukuran

8/12 6 jarak 20cm yang terletak di

atas pasangan fondasi batu kali harus

diberi jarak (tahu-tahu) setebal 2cm

yang berfungsi sebagia penutup beton.

9) Pengecoran kolom struktur atau

praktis dilaksanakan pada setiap

ketinggian dinding maksimal 1,00m.

Ukuran balok latei 12/12cm dengan

tulangan 4 8mm begel 8/8 6

dengan jarak 15cm.

10) Pembuatan papan bekisting harus

lurus, rata dan tegak lurus, kuat

menahan spesie beton, dan tidak

bocor. Papan bekesting dari kayu

Page 135: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

313

albasia/kayu tahun dengan bentuk

tetap.

11) Steiger dibuat dari kayu kalimantan

atau bambu. Steiger harus diberi skur

bambu sehingga selama dan sesudah

pengecoran dapat stabil. Konstruksi

bekesting harus dibuat kuat dan

mudah dibongkar.

g. Pengaturan teknik pengecoran

1) Pengecoran dikerjakan setelah

mendapat izin dari pengawas lapangan

setelah alat-alat dan bahan benar-

benar siap (material, besi, bekesting,

tahu-tahu terbuat dari rabat beton).

2) Pengajuan izin pengecoran selambat-

lambatnya 3 (tiga) hari dari rencana

pelaksanaan pengecoran.

3) Pemeriksaan penulangan oleh

pengawas lapangan harus didampingi

oleh pelaksana sub-kontraktor. Jika

tidak memenuhi syarat-syarat teknis,

maka pengecoran dapat ditangguhkan.

4) Pembagian tugas pekerjaan

pengecoran dilakukan sebelum

pelaksanaan dimulai dan

pengaturannya menjadi tanggung

jawab sub-kontraktor yang disetujui

dan diketahui oleh pengawas lapangan

sehingga pekerjaan tersebut dapat

dilakukan secara baik.

5) Pemadatan beton pada waktu

pengecoran harus menggunakan besi

12‖ yang diperkukan untuk menjojoh

beton agar padat, sehingga tidak

Page 136: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

314

menimbulkan rongga-rongga/sarang

kerikil di tempat-tempat tertentu.

6) Pada bagian yang sudah dicor ± 15

menit, tidak boleh ada aktivitas yang

mengganggu terjadinya pengikatan

besi dengan beton.

7) Pengecoran dilaksanakan pada kondisi

cuaca yang baik (tidak hujan), dan

tidak boleh terputus, kecuali mendapat

persetujuan dari pengawas lapangan.

h. Pekerjaan kusen pintu dan jendela

1) Kusen pintu dan jendela menggunakan

kayu kalimantan ukuran 6/12 sesuai

standar yang disepakati, diberi angkur

sebanyak 8 buah pada sisi luar kusen

pintu dan 6 buah pada sisi luar

jendela.

2) Kualitas kayu yang digunakan akan

dibuatkan contoh dari pihak

pengembang.

3) Daun pintu menggunakan rangka kayu

kalimantan ukuran 3/12 dan 3/20,

panil tebal 2cm dan yang diprofil

sesuai gambar.

4) Semua daun pintu menggunakan

double teakwood dengan ketebalan

3mm dan diprofil sesuai gambar.

5) Daun pintu KM/WC menggunakan fiber

ukuran sesuai gambar.

6) Semua daun jendela menggunakan

ram kayu kalimantan ukuran 3/10mm

dan bentuk sesuai gambar.

7) Pekerjaan finishing berbahan kayu

menggunakan melamin semprot.

Page 137: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

315

8) Daun pintu (kecuali KM/WC) dilengkapi

pengunci dua kali putar (dua slag)

dengan kualitas seperti dalam

spesifikasi standar yang disepakati.

9) Daun pintu dilengkapi dengan 3 engsel

dan khusus pada pintu utama diberi

grendel dengan kualitas seperti

spesifikasi standar yang telah

disepakati.

10) Semua daun jendela dilengkapi

dengan 2 engsel dan 1 grendel warna

kuning dan 2 hak angin (kepala

burung) dengan kualitas seperti dalam

spesifikasi standar yang disepakati.

11) Posisi pemasangan kusen pintu dan

jendela tidak boleh sampai tertanam

oleh plesteran dinding dengan alasan

apapun. Ukuran lebar atas sama

dengan lebar bawah.

12) Ukuran pintu utama lebar 90cm dan

ukuran pintu kamar lebar 80cm.

Ukuran pintu kamar mandi lebar 70cm

dengan lubang roster di atas

pintu/jendela.

i. Pekerjaan kaca

1) Kaca pada daun jendela bening atau

sesuai yang disepakati, dengan

ketebalan 5mm.

2) Kaca es untuk boven KM/WC tebal

5mm

3) List kaca menggunakan kayu

kalimantan yang diprofil dan

dikerjakan secara fabrikasi.

4) Tempat untuk kaca pada kusen harus

dibersihkan dari kotoran, kaca

Page 138: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

316

dipotong dengan diberi sedikit

toleransi untuk pemuaian akibat cuaca.

5) Setelah terpasang kaca harus

dibersihkan, bagian kaca yang cacat,

retak atau pecah harus diganti.

j. Pekerjaan lantai

1) Sebelum dipasang keramik, tanah

dasar dipadatkan dan dirabat beton

(8cm) sesuai dengan elevasi yang

disyaratkan. Di atasnya diurug pasir

setebal 5cm.

2) Keramik harus direndam terlebih

dahulu selama minimal 2 jam.

3) Pada lantai teras sisi luar diberi plint

setebal minimal 10cm atau sesuai

persetujuan pengawas lapangan,

dilapisi keramik dan pada sudutnya

digerinda/diverstek dengan posisi teras

tampak menggantung dari depan

(sedalam 10cm)

4) Kemiringan lantai KM/WC mengarah ke

lubang air yang dipasang floor drain.

5) Batas keramik dinding bagian bawah

harus sejajar dengan permukaan lantai

yang terendah.

6) Pemasangan lantai keramik harus

berantara (nat) dan siku serta datar

untuk seluruh bidang.

7) Warna harus sama, rata, tidak

berongga, dan tidak ada cacat dan

tidak belang-belang (motif teratur)

8) Nat-nat harus bersih dari pasir atau

kotoran lain sebelum disemen sampai

rata.

9) Warna semen harus disesuaikan

dengan warna keramik.

Page 139: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

317

10) Pengisian nat dilakukan apabila

pemasangan keramik sudah selesai

seluruhnya yang terlebih dahulu dicek

oleh pengawas lapangan (ada/tidak

keramik yang kosong).

11) Lebar maksimal nat keramik adalah

3mm.

12) Pemotongan keramik harus

menggunakan mesin pemotong

manual atau elektrik dan dihindari

pemotongan lebih kecil dari ½ ukuran

keramik, kecuali ada ketentuan lain

dalam gambar.

13) Setelah selesai pemasangan keramik,

tidak boleh ada aktivitas yang dapat

menyebabkan goresan pada keramik

atau mematikan puntung rokok atau

sejenisnya di permukaan keramik.

k. Pekerjaan atap

1) Pekerjaan rangka atap, gording

menggunakan kayu 8/12, murplat

8/12, nok 8/12 dan jurai

menggunakan kayu kalimantan 8/12,

dengan ukuran sesuai gambar.

2) Usuk kayu kruing 5/7 dengan jarak

40cm as ke as dan reng bengkirai 2/3,

jarak disesuaikan dengan genteng

yang dipakai. Jenis kayu mengikuti

spesifikasi yang ada.

3) Sambungan kuda-kuda ditempatkan ¼

bentangan, tidak diperkenakan

sambungan ditempatkan di tengah-

tengah bentang. Sambungan dipakai

bibir miring berkait dan dilengkapi

dengan baut 12mm sebanyak 2 buah.

Page 140: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

318

4) Kuda-kuda, gording, usuk, dan reng

diberi ter untuk melindungi dari

gangguan rayap.

5) Jarak usuk L J 40cm, jarak reng

(menyesuaikan genteng), balok kayu

di atas tembok, sisi yang panjang

dipasang tegak, lebar tritisan, jarak

plafond 60/60. Sedangkan sisi sebelah

dalam ditutup lis kayu dan bagian

tritisan 60/60 ditutup asbes.

6) Kerpus diberi besi pengantung

diikatkan pada plafond dan dipaku.

Kayu penggantung ukuran 4/6, setiap

ruangan 3 buah untuk ukuran 3x3.

Lisplank dibuat rangkap ukuran .....

7) Penyambungan kayu dibuat

sambungan konstruksi dengan baut

12mm, rapat pada sambungan lidah

miring berkait. Setiap penyambungan

tidak boleh di tengah bentang

melainkan ¼ dari panjang bentang.

8) Semua kayu rangka atap diter hingga

rata, dimeni kemudian dicat sesuai

dengan warna yang ditetapkan oleh

pengawas. Kayu tiba di lapangan tidak

boleh dimeni atau diter dan harus

merupakan kayu mentah.

9) Kayu yang akan dipasang tidak ada

dempulan atau dilem dengan serbuk

kayu atau diwood filler. Kayu

penyangga tidak boleh berdiri bebas.

10) Penutup atap menggunakan genteng

dengan merek dan type sesuai

kesepakatan. Pemasangan harus rapat

dan rapi sehingga tidak bocor. Pada

bagian bawahnya (di bawah reng)

Page 141: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

319

dilapisi plastik atau alumunium foil

sesuai kesepakatan.

11) Kayu reng tidak boleh masuk ke dalam

tembok/ban-banan. Kerpus dipasang

dengan spesi 1 semen: 5 pasir,

dipasang dengan tarikan benang

ujung-ujungnya, antara sambungan

diaci.

12) Pekerjaan kerpus dikerjakan setelah

pekerjaan rangka plafond selesai,

sehingga kemungkinan retak akibat

getaran dapat diminimalkan.

13) Papan talang tidak boleh terbuat dari

susunan reng, tetap harus benar-benar

papan talang yang sesuai dengan

spek. Lebar seng talang minimal 60cm.

14) Seng talang yang terpasang hanya

terlihat 15-20cm dari genteng yang

terdapat di kiri-kanan talang, harus

lurus sejajar dengan talang.

15) Genteng paling luar yang terpasang

pada ban-banan, sisinya harus terletak

pada as tembok. Untuk meminimalkan

retak pada ban-banan, ban-banan

dicor kemudian dirapikan dengan aci.

l. Pekerjaan plafond

1) Rangka plafond meranti 4/6, plafond

gypsum board dengan panggantung

menempel pada gording atau pada

plat lantai/atap secukupnya, dengan

jarak pemasangan 60x60

2) Sebelum memasang plafond,

pemborong harus memastikan apakah

rangka plafond sudah cukup kuat

ditahan oleh struktur atap atau tembok

Page 142: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

320

serta sesuai dengan ukuran yang ada

dalam gambar.

3) Rangka kayu harus rata pada bagian

bawah (diserut/dipasah dan harus

dimeni) yang ditempel plafond serta

tidak melengkung pada semua arah.

4) Main hole diletakkan pada KM/WC

dengan ukuran 60x60 dan diberi

bending pada semua sisi lubang.

5) Gunungan yang ada dibuat lubang

kontrol ukuran 60x60 untuk lewat.

6) Board dan list profil menggunakan

gypsum sesuai jenis dan ukuran yang

disepakati.

7) Pada kondisi tertentu, karena

kurangnya sirkulasi udara pada kamar

mandi, maka harus dibuat minimal

60x60 diletakkan di tengah-tengah

plafond kamar mandi.

m. Pekerjaan listrik

1) Pemborong harus menyediakan

peralatan serta material yang

diperlukan, baik tercantum di dalam

gambar maupun tidak, yang secara

umum diperlukan untuk instalasi yang

memenuhi persyaratan.

2) Instalasi listrik harus dikerjakan

dengan pipa PVC ½― ditanam dalam

tembok di atas rangka plafond dan

dikerjakan sebelum plesteran dinding

dimulai. Saklar dan stop kontak merek

Broco/setara yang memiliki kualitas

sesuai kebutuhan dipasang setinggi

1,35m dari peil lantai dan 30cm di sisi

kusen terdekat dan ada stop kontak

Page 143: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

321

putar di bawah, yaitu setinggi 25cm

dari peil lantai.

3) Kabel menggunakan ankle standar PLN

(2x2,5)mm2 merek ...., dilengkapi

dengan kawat pentanahan (ground)

ukuran minimum 2,5mm2. Untuk

membedakan fase listrik, maka kabel

tidak boleh satu warna.

4) Untuk setiap stop kontak harus terdiri

dari 3 kabel. MCB terpasang di setiap

rumah minimal 2 grup.

5) Penunjukan sub-kontraktor listrik

harus sepersetujuan dari pemberi

tugas (pengembang).

6) Spesifikasi dan standar pekerjaan

listrik harus merujuk pada standar PLN

atau ditentukan lain oleh pemberi

tugas dan dibuat terpisah.

n. Pekerjaan saluran air bersih

1) Semua pipa harus dipasang lurus

sejajar dengan tembok atau bangunan

para arah horizontal maupun vertikal,

tidak boleh terpasang secara miring.

2) Sebelum penyambungan PVC dan

rifting dengan PVC glue, pipa harus

dibersihkan dan dipastikan tidak ada

kebocoran maupun kotoran sehingga

aliran air lancar.

3) Penyambungan pipa dan

pembengkokan pipa tidak boleh

dibakar.

4) Sebelum pipa ditimbun tanah, pipa air

bersih, air kotor dan air pembuangan

harus mendapat persetujuan dari

pengawas lapangan. Pipa air bersih

dipasang sebelum dinding diplester.

Page 144: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

322

5) Sebelum ditimbun/diplester, instalasi

air bersih harus dicek bersama dengan

pengawas lapangan.

6) Jika ada perubahan pemasangan pipa

instalasi harus melalui persetujuan dari

pengawas lapangan dan dibuatkan

gambar riil pemasangan dan diberikan

kepada pengawas lapangan.

7) Pipa harus bersih dari

kotoran/sumbatan. Bilamana ada pipa

yang proses penyambungannya belum

selesai, maka harus dilakukan

penutupan sementara untuk

mencegah kemasukan kotoran.

o. Pekerjaan saluran air kotor

1) Pekerjaan septic tank menggunakan

konstruksi dari pasangan buis beton

dengan ukuran diameter 0,80m,

dengan kedalaman 2,00m.

2) Setiap sambungan buis beton harus

diberi spesie campuran 1 semen: 3

pasir dan ditutup rapat dengan

plesteran 1 semen: 3 pasir (kedap air).

3) Dasar septic tank menggunakan alas

dari beton tumbuk (beton tanpa

tulangan) setebal 15cm dengan

campuran semen 1 semen: 2 pasir: 3

kerikil yang diletakkan di atas lapisan

pasir setebal 5cm.

4) Septic tank yang telah dibuat harus

dilakukan pengujian selama 1 minggu

untuk mengetahui tingkat

kebocorannya.

5) Tutup septic tank menggunakan beton

bertulang dengan tulangan 8mm-

Page 145: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

323

15cm, campuran beton 1 pasir: 3

pasir: 5 kerikil tebal 12cm serta

dilengkapi dengan lubang kontrol

ukuran 30x30cm dan pipa udara dari

bahan pipa PVC diameter 1‖ yang

tertanam di bawah permukaan tanah

dengan ujungnya dilengkapi PVC

berbentuk T dengan tinggi 0,50m dari

permukaan tutup septic tank.

6) Pekerjaan resapan dibuat dari

pasangan buis beton diameter 0,80m,

dengan kedalaman 4m, pada bagian

dasar resapan digali (tanpa buis)

dengan diamater 0,6m dengan

kedalaman 1,0m. Kemudian resapan

dihubungkan dengan pipa diameter 4‖

dengan septic tank.

7) Tutup peresapan menggunakan beton

bertulang dengan tulangan diameter

8mm jarak 15cm, campuran beton 1

semen: 3 pasir: 5 kerikil tebal 12cm,

serta dilengkapi dengan lubang kontrol

ukuran 30x30cm kemudian diurug

dengan tinggi 0,15m dari permukaan

tutup peresapan.

8) Dari peresapan dipasang pipa PVC

diameter 3‖ merek .... yang

dihubungkan ke saluran pembuangan

lingkungan.

9) Saluran tinja dari kloset ke septic tank

memakai PVC diameter 4‖ merek ....

10) Saluran air kotor dari kamar

mandi/tempat cuci dan air hujan ke

saluran lingkungan menggunakan pipa

PVC diamater 2‖ merek ....

Page 146: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

324

11) Pekerjaan bak kontrol dibuat dari

pasangan ½ bata dengan ukuran

25x25cm (ukuran dalam pipa) dengan

penutup beton, dengan kedalaman

50cm, diplester dengan campuran

spesie 1 semen: 3 pasir diaci dengan

semen sampai rata.

12) Dasar bak kontrol diberi koral setebal

10cm.

13) Sambungan pipa tidak boleh dibakar,

dan untuk mendapatkan posisi

tertentu (dibelokkan), pipa tidak boleh

dibakar.

14) Lubang hawa menggunakan pipa 1‖

dipasang pada septic tank dan sumur

resapan.

15) Sebelum ditimbun dan diplester,

instalasi air sabun, air bersih, dan

instalasi saluran kotor/kotor padat

harus dicek bersama dengan

pengawas lapangan. Sumur resapan

ditimbun setelah mendapat

persetujuan pengawas lapangan.

16) Apabila terdapat perubahan

pemasanan pipa instalasi, harus

melalui persetujuan dari pengawas

lapangan dan dibuatkan gambar riil

pemasangan.

p. Pekerjaan finishing cat

1) Dinding yang akan dicat harus benar-

benar rata, kering, dan bersih dari

kotoran.

2) Sebelum dicat, dinding dan kayu

(lisplank) harus diplamir dan digosok

dengan amplas terlebih dahulu.

Page 147: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

325

3) Setelah dipastikan dinding yang akan

dicat benar-benar rata, dinding dapat

digosok dengan amplas/digosok

menggunakan mesin gosok (pasah).

4) Pengecatan dilakukan harus benar-

benar rata/tidak belang.

5) Pada tempat-tempat tertentu (ex.

Dinding KM/WC), sebelum dicat agar

diberi bahan yang dapat mencegak

tembok lembab, seperti lem, zamitex,

dan lain-lain.

6) Pengecatan tidak boleh mengotori

yang lain. Apabila terjadi maka harus

segera dibersihkan.

7) Bahan cat yang digunakan harus

sesuai kesepakatan dan tidak boleh

oplosan dari merek lain.

q. Pekerjaan finishing melamin

1) Kusen serta daun pintu/jendela

sebelum di wood filler harus digosok

terlebih dahulu sampai halus. Pada

saat pemberian wood filler harus

menggunakan scrap dan harus rata ke

seluruh permukaan kusen pintu dan

jendela.

2) Pintu dan jendela yang memakai

krepyak sisi dalam harus

dipasah/digosok sampai halus dan di

wood filler hingga rata.

3) Penggosokan kusen dan daun pintu

serta jendela yang sudah di wood filler

harus benar-benar halus.

4) Pewarnaan untuk melamin harus

mengikuti warna yang disyaratkan

dalam spesifikasi teknik atau warna

Page 148: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

326

lain yang telah mendapat persetujuan

pengawas lapangan.

5) Pada saat penyemprotan harus

dipastikan benar-benar bersih dari air,

minyak, debu, dan kotoran lain serta

disemprot pada cuaca yang baik.

Penyemprotan tidak boleh mengotori

lokasi (dinding, lantai, dan lain-lain).

r. Pekerjaan halaman

1) Halaman harus rata, baik bagian

depan, samping dan belakang

berdasarkan elevasi yang telah

ditentukan.

2) Jika diperlukan, dibuat jembatan

masuk kaveling rumah dari plata beton

bertulang setebal 10cm yang dipasang

di atas saluran air depan rumah

dengan tulang pokok diameter 8mm-

15cm dan tulang bagi diameter 6mm-

15cm.

3) Ukuran lebar dan panjang serta bentuk

penampang plat sesuai gambar.

4) Pada saat pembangunan akan

diserahkan, kondisi halaman harus

bersih dari sampah dan kotoran.

Rumput halaman, baik dpean dan

belakang harus tumbuh

baik/dipangkas rapih.

5) Bilamana dibuat pagar samping dan

balakang rumah, ketinggian bagian

belakang 3,5m dan bagian samping

depan 1,00m dari muka tanah.

6) Pagar samping dan belakang rumah

dibuat dari pasangan batu batah

merah setebal ½ batu dengan

campuran spesie 1 semen: 3 kapur: 10

Page 149: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

327

pasir. Diplester dan diaci dengan

finishing cat untuk bagian dalam dan

luar, samping kiri-kanan rumah dan

bagian belakang sebelah luar dan

dalam.

7. Proses Serah terima bangunan

a. Proses serah terima bangunan rumah

terdiri dari dua bagian, yaitu: 1) serah

terima pemborong, dan 2) serah terima

konsumen.

b. Apabila rumah sudah dinyatakan selesai,

maka pihak bos pemborong melaporkan

kepada bagian teknik untuk dilakukan

checklist di lapangan.

c. Bilamana sudah sesuai dengan spek dan

dalam kondisi baik, maka proses serah

terima kunci dari bos borong ke bagian

produksi dapat dilaksanakan.

d. Setelah konsumen menyelesaikan masalah

administrasinya, maka bagian produksi

dapat memberikan berita acara serah

terima rumah kepada konsumen.

8. Penanganan komplain konsumen

a. Menerima komplain dan melakukan

perbaikan sesuai pengajuan konsumen.

Komplain dibagi menjadi:

1) Komplain fisik bangunan rumah

(kebocoran atap, dinding rembes,

pintu/jendela macet/melengkung,

sanitair, dan yang lain)

2) Komplain terlambat bangun

(penyelesaian bangunan rumah

terlambat dari waktu penyerahan

sesuai SKJB dengan konsumen)

3) Komplain legal (IPT, IMB, sertifikat,

AJB, dan yang lain)

Page 150: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

328

4) Komplain keuangan (denda, finalti

pembatalan, dan yang lain)

5) Komplain fasum (jalan lingkungan,

taman, papan nama, pagar keliling,

sanitasi lingkungan)

b. Customer service mencatat dan

mendistribusikan kepada bagian produksi

atau pihak yang terkait, sesuai dengan

jenis komplain.

c. Bagian produksi mencatat komplain ke

dalam form komplain dan

mengadministrasikannya setelah

ditandatangani dan disetujui oleh bagian,

bos borong dan konsumen.

d. Pihak bos pemborong harus segera

menindaklanjuti komplain tersebut dan

merealisasikannya di lapangan, men-

checklist setiap item dari form komplain

yang sudah disepakati bersama.

e. Customer service menginformasikan

kepada konsumen dari setiap item

komplain yang sudah dikerjakan.

f. Apabila terjadi masalah yang bersifat

krusial/genting dan sudah menyangkut

nama baik perusahaan, maka customer

service harus segera melaporkan kepada

manager area.

g. Bilamana persoalan tidak selesai, maka

manager operasional berhak untuk

meminta solusi kepada direktur.

h. Masa retensi/jaminan rumah setelah serah

terima rumah adalah 3 bulan (90 hari).

i. Khusus untuk kebocoran atap, masa

jaminannya adalah satu musim (± 7

bulan).

Page 151: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

329

j. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan

perbaikan dan bersama bagian marketing

membuat berita acara serah terima kunci

terakhir kepada konsumen.

Page 152: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

330

BAB 30 PELAPORAN KEUANGAN

A. Pengantar

Petunjuk standar ini digunakan untuk mengelola

pelaporan transaksi perusahaan dalam standar

akuntansi yang dapat diterima dan

dipertanggungjawabkan kesahihannya.

B. Tujuan

Menyajikan skema laporan keuangan yang

sistematis, memenuhi standar kualitas dan

kesahihan, mencerminkan kondisi sebenarnya

dari arus kas sebagai alat bantu manajerial

keuangan untuk mengambil keputusan dalam

prinsip kehati-hatian.

C. Pelaksana

Pelaporan keuangan dikelompokkan menjadi 2

bagian: bulanan yang dikirim paling lambat

tanggal 10 setiap bulannya, dan laporan

keuangan per semester. Dikerjakan oleh dividi

keuangan/akunting

D. Urutan proses

1. Bagian akuntansi/keuangan bertanggung

jawab mencatat seluruh transaksi perusahaan

secara detail dan lengkap terdiri dari tanggal

transaksi, nama/jenis transaksi, pengaruh

atas saldo (debet-kredit) disertai alat bukti

yang sah.

2. Mengevaluasi kesahihan alat bukti keuangan

yang sah untuk menjamin keamanan

transaksi.

3. Menyertakan nota putih pembayaran setiap

item material pada pencatatan arus kas

material.

4. Membuat laporan dan pencatatan transaksi

setiap hari agar selalu tepat waktu tersedia

data saat dibutuhkan.

5. Membuat perencanaan alokasi anggaran

harian, mingguan, dan bulanan.

Page 153: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

331

6. Membuat rekapitulasi arus kas dan

melaporkannnya secara berkala kepada

pimpinan.

Page 154: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

332

BAB 31 FORMAT LAPORAN KEUANGAN

A. Laporan Total Asset

Keterangan Jumlah %

Total asset 10.000.000.000 100%

Penerimaan Pembayaran 9.000.000.000 90%

Sisa asset 1.000.000.000 10%

B. Laporan Sisa Asset

Keterangan Jumlah %

Total asset 1.000.000.000 100%

Penerimaan Pembayaran 900.000.000 90%

Sisa asset 100.000.000 10%

C. Laporan Total Unit Terjual

No. Deskripsi Total

Unit % Terjual % Var %

1 Type36 60 60% 30 50% 30 50%

2 Type45 40 40% 20 50% 30 50%

Total 100 100% 50 50% 50 50%

D. Laporan Hutang Bank

Keterangan Jumlah %

Total hutang bank 10.000.000.000 100%

Roya 9.000.000.000 90%

Sisa hutang bank 1.000.000.000 10%

Page 155: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

333

E. Laporan Hutang Pusat

Keterangan Jumlah %

Total hutang pusat 10.000.000.000 100%

Pengembalian KYG/PRK 8.000.000.000 80%

Cicilan 1.000.000.000 10%

Sisa hutang pusat 1.000.000.000 10%

F. Laporan Pengeluaran/Biaya

No. Deskripsi RAP Realisasi % Var %

1. Pembangu

nan rumah

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

2. Fasum

Fasos

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

3. PDAM,

listrik

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

4. Legal 10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

5. Operasion

al, proyek

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

6. Gaji

karyawan

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

7. Promosi 10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

8. Bunga

bank

10.000.000.000 5.000.000.000 50

%

5.000.000.000 50%

Total 80.000.000.00

0

40.000.000.0

00

50

%

40.000.000.

000

50

%

G. Laporan Laba Rugi Bulanan

Realisasi Target

April 2013 April 2013

PENDAPATAN

Pendapatan Usaha ….. 500,000.00 250,000.00

Pendapatan Usaha ….. 100,000.00 250,000.00

Pembayaran ….. 600,000.00 500,000.00

Pendapatan Non Usaha ….. 250,000.00 250,000.00

TOTAL PENDAPATAN

1,450,000.00 1,250,000.00

BIAYA-BIAYA

Biaya Personal Langsung 200,000.00 200,000.00

Biaya Marketing 100,000.00 100,000.00

Biaya Administrasi 100,000.00 100,000.00

Biaya Umum Kantor 250,000.00 200,000.00

Biaya Pemeliharaan 400,000.00 350,000.00

Biaya Penyusutan 150,000.00 100,000.00

Biaya Lain-lain - -

TOTAL BIAYA

1,200,000.00 1,050,000.00

TOTAL LABA/RUGI BERSIH 250,000.00 200,000.00

Page 156: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

334

H. Laporan Neraca Bulanan

Periode Target

Mei 2013 April 2013

AKTIVA

Kas (sementara/di tangan) dan bank 9,999.00 9,999.00

Piutang (pinjaman/tunggakan) pihak luar 9,999.00 9,999.00

Piutang pegawai/lain-lain (karyawan/investor) 9,999.00 9,999.00

Advance (advance deviden investor) 9,999.00 9,999.00

Persediaan (perlengkapan RTK/kantor) 9,999.00 9,999.00

Biaya dibayar di muka (operasi pasar/tool marketing) 9,999.00 9,999.00

Harga perolehan aktiva tetap (peralatan kantor) 9,999.00 9,999.00

Akumulasi penyusutan (peralatan RTK) 9,999.00 9,999.00

Goodwill

9,999.00 9,999.00

Biaya pra operasional 9,999.00 9,999.00

TOTAL AKTIVA 39,996.00 39,996.00

KEWAJIBAN

Hutang leasing jatuh tempo 1 tahun 9,999.00 9,999.00

Hutang lain-lain 9,999.00 9,999.00

Pendapatan diterima di muka 9,999.00 9,999.00

Biaya masih harus dibayar 9,999.00 9,999.00

Modal disetor

9,999.00 9,999.00

Laba ditahan

9,999.00 9,999.00

Laba periode berjalan 9,999.00 9,999.00

TOTAL KEWAJIBAN 69,993.00 69,993.00

I. Rincian Laporan Penerimaan Dan

Pengeluaran Kas

KETERANGAN Jumlah

Saldo awal Kas & Bank 9,999.00

Saldo Kas ditangan 9,999.00

Saldo Kas Bank 9,999.00

9,999.00

Penerimaan 9,999.00

Pembayaran cicilan 9,999.00

Piutang-piutang 9,999.00

Pembayaran pinjaman 9,999.00

Jasa Giro 9,999.00

Bunga Deposito 9,999.00

Laba Penjualan Aktiva Tetap 9,999.00

Lain-lain 9,999.00

Total Penerimaan 109,989.00

Saldo Kas & Bank 119,988.00

Page 157: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

335

Pengeluaran

Biaya Perlengkapan 9,999.00

Biaya Kegiatan 9,999.00

Biaya Administrasi 9,999.00

Biaya Research & Dev 9,999.00

Biaya Iklan Media Cetak 9,999.00

Biaya Fotocopy 9,999.00

Biaya lain-lain 9,999.00

Total Pengeluaran 69,993.00

Page 158: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

336

BAB 32 SURAT MASUK

A. Pendahuluan

Petunjuk standar ini digunakan untuk mengelola

kegiatan komunikasi yang dilakukan PT Griya

Satria, salah satunya melalui kegiatan

komunikasi secara tertulis, khususnya surat

masuk.

B. Tujuan

Agar setiap informasi yang masuk dapat

diterima, didokumentasikan, disampaikan dan

ditindak lanjuti dengan cepat & tepat.

C. Pelaksana

Sekretaris/staff administrasi area bertanggung

jawab untuk menindaklanjuti ke bagian terkait.

D. Urutan Proses

1. Sekretaris/staf administrasi area

a) Menerima semua surat masuk yang

berasal dari luar kantor, tanpa membuka

amplop.

b) Memberikan tanggal terima pada amplop

surat untuk surat yang diterima melalui

fax, email atau lainnya, cap dilakukan

pada fax ataupun print-out email.

c) Mencatat data surat pada buku ekspedisi

surat masuk

d) Menyerahkan surat ke unit terkait apabila

bukan untuk direktur.

e) Membuka amplop surat jika :

Page 159: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

337

1) Tidak terdapat tulisan

RAHASIA/CONFIDENTAL, atau

2) Tidak terdapat tulisan

PRIBADI/PRIVATE, atau

3) Tidak terdapat identitas pengirim, atau

4) Pengirim adalah lembaga / bukan

individu, atau

5) Tidak ada permintaan sebelumnya

secara tertulis dari calon penerima

6) Jika bersifat pribadi/rahasia langsung ke

point 8

7) Mencatat data surat pada buku agenda

surat dan edit pada database komputer

8) Menyerahkan surat masuk ke

direktur/manager area

f) Menentukan apakah surat tersebut harus

disimpan secara fisik, atau scanning atau

keduanya

g) Menyimpan surat masuk ke dalam arsip

sesuai ketentuan yang berlaku

2. Unit kerja terkait

a) menerima surat masuk dari sekretaris/staf

administrasi dan tanda tangan pada buku

ekspedisi, dan menyerahkan kembali buku

ekspedisi kepada sekretaris/staf

administrasi

b) Pelajari surat, apakah perlu

penanganan/persetujuan direktur atau

tidak

c) Jika perlu penanganan/persetujuan

direktur, serahkan melalui sekretaris

d) Follow-up surat masuk yang diterima atau

disposisi dari direktur/manager terkait dan

dibahas tidak lebih dari 3 hari atau sesuai

dengan permintaan surat

Page 160: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

338

e) Menentukan apakah surat tersebut harus

disimpan secara fisik, atau scanning atau

keduanya

f) Menyimpan surat masuk ke dalam arsip

sesuai ketentuan yang berlaku

E. Lampiran

1. Contoh buku ekspedisi surat masuk

No Tanggal Pengirim Unit

Tujuan Nama Tujuan

Jasa Pengiriman

Penerima

2. Contoh buku agenda surat masuk

No Tanggal Terima

Pengirim Tgl

Surat No

Surat Unit

Tujuan Nama Tujuan

Perihal Ket

3. Contoh lembar disposisi

PT. GRIYA SATRIA JL. Gatot Subroto No. 301

Purwokerto

Tanggal : No. Surat :

No. Disposisi Paraf

Page 161: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

339

BAB 33 SURAT KELUAR

A. Pengantar

Petunjuk standar ini digunakan untuk mengelola

kegiatan komunikasi yang dilakukan PT Griya

Satria, salah satunya melalui kegiatan

komunikasi secara tertulis, khususnya surat

keluar.

Setiap surat keluar dari perusahaan harus

memenuhi ketentuan hukum yang berlaku agar

dapat dijadikan bukti yang sah di kemudian hari.

B. Tujuan

Mengakomodasi kepentingan PT Griya Satria

dengan pihak eksternal serta mencerminkan

identitas perusahaan.

C. Pelaksana

Bagian terkait yang mempunyai kepetingan

dengan pihak internal atau eksternal diketahui

oleh sekretaris/staf administrasi area.

D. Urutan Proses

1. Unit kerja tekait

a. Membuat draf surat

b. Minta nomor dan tanda tangan direktur

melalui sekretaris, apabila surat ditanda

tangani oleh direktur

c. Menyerahkan dokumen final ke

sekretaris/staf administrasi area, apabila

surat ditandatangani oleh unit kerja

2. Sekretaris atau staf administrasi kantor area

a. Memberikan nomor dan mencatat data

surat pada buku agenda surat

Page 162: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

340

b. Periksa isi surat, menggandakan surat

tersebut untuk arsip

c. Mengisi data pada buku ekspedisi surat

kemudian menentukan pilihan pengiriman

tersebut

d. Menyimpan tanda terima pengiriman

apabila menggunakan jasa ekspedisi

E. Format Surat Keluar

1. Kop surat

Bentuk kop surat standar PT Griya Satria

adalah kop surat berwarna dengan logo

usaha sebagaimana tertulis pada identitas

perusahaan.

2. Bentuk surat

Bentuk surat yang ditetapkan untuk

digunakan oleh kantor pusat dan area, pada

surat-surat resmi, niaga maupun

memorandum adalah semi block style/bentuk

setengah lurus, kecuali untuk surat keputusan

atau surat yang memang bentuknya tidak

harus dalam bentuk lurus penuh, sedangkan

jarak yang digunakan adalah satu spasi.

3. Tanggal surat

Dalam penulisan tanggal surat, perlu

dicantumkan nama tempat surat dibuat,

meskipun menggunakan kertas surat ber-kop,

agar surat tersebut jelas asalnya.

4. Nomor surat dikeluarkan agar mencerminkan

identitas perusahaan. Menulis nama

perusahaan, untuk area ada kode area, bulan

& tahun surat dibuat, seperti contoh berikut:

Page 163: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

341

a. Kantor pusat

001/DU/B0/GS/II/2013

Tahun

Bulan

Instansi

Surat Keluar Ekstern

Yang mengeluarkan

Surat DU (Direktur

Utama)

No Urut

b. Kantor area

001/MA/B0/GS-PBG/II/2013

Tahun

Bulan

Kode Area

Purbalingga

Instansi

Surat Keluar

Internal

Penerbit

Surat

No Urut

Page 164: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

342

c. Kode area

1) Purbalingga PBG

2) Tegal TGL

3) Slawi SLW

d. Setiap surat yang keluar harus diketahui

oleh sekretaris/staf administrasi area,

sehingga penomoran bersifat sentral.

Sedangkan kode yang mengeluarkan surat

dicantumkan sesuai bidang unit kerja

masing-masing. Hal ini untuk

memudahkan pengontrolan dan pelacakan

surat-surat yang dikeluarkan oleh

Perusahaan.

e. Untuk surat keterangan karyawan dapat

dikeluarkan dengan menggunakan nomor

surat keluar dari direktur SDM atau

manager area. Selain pihak tersebut di

atas, tidak diperkenankan mengeluarkan

surat keterangan karyawan

bagaimanapun bentuknya.

f. Penomoran surat dimulai sejak awal

tahun, nomor surat secara otomatis

kembali ke nomor 1. Nomor surat ditulis

dalam 3 digit.

5. Kode surat

a. Kode surat PT Griya Satria kantor pusat

DIREKTUR UTAMA DU

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT HRD

DIREKTUR FINANCE DF

SEKRETARIS SC

b. Jenis surat PT Griya Satria kantor pusat

SURAT MASUK INTERN A0

SURAT MASUK EKSTERN A1

SURAT KELUAR INTERN B0

SURAT KELUAR EKSTERN B1

SURAT KEPUTUSAN SK

Page 165: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

343

SURAT INSTRUKSI SI

SURAT TEGURAN STG

SURAT PERINGATAN SP

SURAT EDARAN SE

SURAT KUASA SKU

SURAT TUGAS ST

SURAT PERJANJIAN SPR

SURAT KETERANGAN SKT

SURAT PERNYATAAN SPN

SURAT PERMOHONAN SPM

SURAT JALAN SJ

BERITA ACARA SERAH TERIMA BAK

c. Kode surat PT Griya Satria kantor area

MANAGER AREA MA

FINANCE & HRD OFFICER FO

MARKETING OFFICER MO

TECHNICAL OFFICER TO

LEGAL OFFICER LO

d. Jenis surat PT Griya Satria kantor area

SURAT MASUK INTERN A0

SURAT MASUK EKSTERN A1

SURAT KELUAR INTERN B0

SURAT KELUAR EKSTERN B1

SURAT KEPUTUSAN SK

SURAT INSTRUKSI SI

SURAT TEGURAN STG

SURAT PERINGATAN SP

SURAT EDARAN SE

SURAT KUASA SKU

SURAT TUGAS ST

SURAT PEMESANAN RUMAH SPR

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI SPJB

SURAT KETERANGAN SKT

SURAT PERNYATAAN SPN

SURAT PERMOHONAN SPM

SURAT PERMOHONAN AKAD SPA

Page 166: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

344

SURAT PERMOHONAN LPA SPLPA

SURAT PERINTAH KERJA SPK

SURAT PEMESANAN SPP

SURAT PENAWARAN SPW

SURAT PERMOHONAN KPR DAN & KYG-

PRK SPKPR

SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN

KREDIT SPPK

SURAT PERMOHONAN ROYA SPMR

BERITA ACARA SERAH TERIMA BAST

BERITA ACAR KEHILANGAN BAK

CATATAN: Jenis dan Kode Surat dapat

ditambahkan sewaktu-waktu apabila

diperlukan dengan kesepakatan bersama

antara kantor pusat dan kantor area.

6. Perihal surat

Penulisan menggunakan kata ―Perihal‖, dan

penulisan setelah kata “Perihal:” dipertebal

tanpa garis bawah, perihal surat ini

merupakan isi pokok dari uraian yang ingin

disampaikan dalam surat.

Contoh:

Perihal: Penawaran Harga

7. Lampiran

Diketik setelah Perihal. Agar penerima surat

jelas, maka sesuatu yang dilampirkan harus

disebut namanya apabila dalam jumlah

banyak dapat disebutkan dengan kata ―Satu

Berkas.‖

Contoh:

Lampiran : 1 (satu) lembar kwitansi

Lampiran : 1 (satu) berkas penawaran

harga

8. Alamat dalam surat/tujuan

Penulisan alamat/tujuan dimulai 2 (dua) spasi

dari nomor surat. Penggunaan kata

Page 167: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

345

“Kepada” dapat dihilangkan dan hanya

menggunakan kata “Yth”, bila surat yang

dituju adalah pribadi/ seseorang langsung.

Contoh:

Kepada Yth

Kepala Cabang Bank xxx

Jl. Yos Sudarso No.94

Purwokerto

9. Untuk perhatian (u.p)

Apabila surat yang dimaksud akan ditujukan

kepada seseorang dengan mengatasnamakan

instansi atau perusahaan, maka 2 (dua) spasi

setelah alamat yang dituju serta jabatannya.

Penulisan ―u.p‖ (untuk perhatian), yang di

ikuti nama yang dituju serta jabatannya.

Penulisan ―u.p.‖ harus dengan huruf kecil

bukan capital dan dipertebal.

Contoh :

Kepada Yth.

Bank xxx

Jl. Yos Sudarso No. 94

Purwokerto

u.p Mey Fitriyati

10. Salam pembuka.

Bentuk salam pembuka adalah sebagai

berikut:

a. Untuk surat-surat resmi berbahasa

Indonesia atau secara Islam: dengan

hormat, atau assalamu’alaikum. wr. wb

b. Surat-surat resmi berbahasa Inggris : dear

sir.

c. Tanpa salam pembuka, umumnya

digunakan untuk memorandum atau nota.

11. Alinea pembuka

Page 168: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

346

Alinea pembuka penulisannya dimulai 2 (dua)

spasi dari salam pembuka. Penggunaan kata-

kata yang lazim adalah sebagai berikut:

Bersama ini…., digunakan apabila dalam

surat tersebut ada sesuatu yang

disertakan/dilampirkan.

Dengan ini…., Sehubungan dengan….,

digunakan apabila surat tersebut tidak

mempunyai lampiran.

12. Alinea isi/badan surat

Alinea isi surat dimulai 2 (dua) spasi di bawah

alinea pembuka. Isi surat diketik 1 (satu)

spasi dan setiap pergantian paragrap diberi

jarak 2 (dua) spasi. Apabila isi surat pendek

maka pengetikan dapat menggunakan jarak 2

(dua) spasi.

13. Salam penutup

Salam penutup untuk surat resmi PT Griya

Satria menggunakan ―Hormat Kami‖ atau

―Wassalamualaikum Wr. Wb.‖

14. Tanda tangan, nama jelas dan jabatan.

Ruang/tempat tanda tangan antara 4-6 spasi

setelah salam penutup, selanjutnya nama

jelas dan jabatan ditulis tanpa jarak spasi

serta tanpa garis bawah. Nama dicetak tebal.

Contoh:

Ali Rofi Basalamah

Direktur Utama

a. Pendelegasian wewenang

penandatanganan surat bila diperlukan,

dapat dilakukan pendelegasian wewenang

atas (disingkat a.n.) dan pendelegasian

wewenang untuk beliau (disingkat u.b.)

b. Atas nama

Page 169: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

347

Atas nama digunakan bila pejabat utama

melimpahkan kekuasaan kepada

bawahannya untuk menandatangani surat

atas nama pejabat utama. Pemberian

kuasa harus sesuai dengan bidang tugas

rutin dari pejabat yang diberi kuasa,

kecuali untuk hal-hal yang bersifat

khusus.

Contoh :

a.n Direktur Utama

Moh Qasim Ausath Direktur HRD

15. Tembusan

Tembusan atau dalam bahasa Inggris c.c.

(copy carbon) diketik 2 (dua) spasi dari nama

dan jabatan. Bila tembusan lebih dari satu,

maka penulisannya secara berurutan ke

bawah dan nama yang bersangkutan yang

menerima surat tersebut dapat diberi tanda

atau garis bawah. Penulisan orang yang

dituju disertai jabatannya. Untuk tembusan

surat yang keluar dari lingkungan perusahaan

(eksternal) dan yang bersangkutan

merupakan pihak luar perusahaan hendaknya

menggunakan kata Yth:

Contoh:

Tembusan:

1) Direktur Utama

2) Direktur Keuangan

Atau

Tembusan: Yth. Pimpinan

DISNAKERTRANS

Page 170: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

348

16. Inisial

Inisial merupakan singkatan gabungan nama

dan dari penandatangan dan

pengonsep/pengetik. Penulisannya pada

sudut kanan bawah surat. Inisial ini berfungsi

untuk mengetahui siapa yang bertanggung

jawab terhadap surat yang dikeluarkan.

Contoh :

Ditulis

dengan huruf

kapital/besar

Ditulis

dengan huruf

biasa/kecil

AR/FA/LapKeu-2012.doc (nama file)

Singkatan

Nama

pengonsep/

pengetik

Penandatang

an/penanggu

ng

Jawab

Page 171: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

349

17. Bentuk Huruf

Bentuk huruf yang digunakan PT Griya Satria

khususnya untuk surat menyurat adalah

bentuk huruf: Arial atau Times New Roman.

18. Jenis dan Ukuran Kertas

Standar penggunaan jenis dan ukuran kertas

untuk kegiatan surat menyurat adalah kertas

HVS 80 gram ukuran F4 dengan kop PT Griya

Satria

F. LAMPIRAN

1. Contoh buku agenda surat keluar

No Tanggal No Surat Penanda tangan Hal Tujuan Ket

2. Contoh buku ekspedisi surat keluar

No Tanggal No Surat Pengirim Hal Tujuan

Nama Penerima

Ttd Pengantar

Page 172: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

350

BAB 34 KEARSIPAN

A. Pengantar

Petunjuk standar ini digunakan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi

pengelolaan arsip yang meliputi: penyimpanan,

pemeliharaan dan pemusnahan arsip sesuai

dengan hukum yang berlaku.

B. Tujuan

1. Menciptakan kesamaan persepsi dalam

menentukan jenis dan macam arsip

(kualifikasi).

2. Mewujudkan kemudahan penyimpanan dan

penemuan kembali arsip yang tersimpan

3. Mewujudkan efisisiensi tempat dan ruang

penyimpanan

4. Mewujudkan penyaluran dan pemusnahan

arsip yang secara berkala dalam program

retensi arsip sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku

C. Pelaksana

Seluruh bagian dan area dalam entitas bisnis PT

Griya Satria

D. Definisi

1. Arsip

Informasi yang direkam/terekam, apapun

bentuk mediumnya dibuat, diterima dan

dipelihara oleh suatu badan, institusi,

organisasi atau individu menurut kewajiban

hukum atau transaksi kegiatan. Ciri-ciri arsip:

Page 173: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

351

a. Bermakna

b. Akurat

c. Otentik, artinya asli secara fisik

d. Unik, artinya sulit untuk mendapatkan

gantinya jika arsip tersebut hilang.

2. Arsip dinamis

Arsip yang masih dipergunakan secara

langsung dalam perencanaan, pelaksanaan

dan kegiatan administrasi.

3. Arsip dinamis aktif

Arsip dinamis yang masih dipergunakan

dalam mas periode tertentu untuk

mendukung tugas kerja sehari-hari.

4. Arsip dinamis inaktif

Arsip dinamis yang sudah melewati masa

kerja tertentu, namun masih perlu disimpan

sesuai dengan nilai guna dan hukum yang

berlaku atau jadwal retansi arsip yang telah

ditentukan.

5. Arsip statis

Arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna

bagi kepentingan perusahaan, namun

memiliki nilai guna bagi kepentingan nasional

sehingga timbul kewajiban untuk

menyerahkan arsip tersebut ke arsip nasional.

6. Jadwal retensi arsip

Jadwal pemindahan dan pemusnahan arsip

sesuai dengan jangka waktu masing-masing

jenis arsip disimpan pada file aktif, file inaktif

dan kemudian dimusnahkan.

7. Preservasi arsip

Usaha untuk menjaga agar arsip yang

disimpan tidak hilang, rusak atau hancur baik

oleh ulah manusia, binatang maupun

lingkungan.

Page 174: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

352

8. Pemusnahan arsip

Kegiatan penyusutan arsip dengan cara

memusnahkan arsip (dilebur, dibakar atau

dihancurkan)

E. Urutan Proses

1. Pengelolaan arsip

a. Menerima dan membuat arsip.

b. Menyimpan arsip di follow-up file untuk

sementara, selama arsip tersebut belum

ditindaklanjuti.

c. Tindak lanjutn yaitu melakukan aktivitas

atas arsip tersebut.

d. Menilai, apakah arsip tersebut bernilai

guna?

e. Jika tidak, dapat langsung dimusnahkan.

f. Jika ya, memberkas arsip aktif sesuai

dengan sistem klasifikasi yang telah

ditentukan. Kemudian menyimpan berkas

(file) tersebut di tempat penyimpanan

arsip di lingkungan perusahaan baik di

kantor pusat atau kantor area, agar

memudahkan apabila sewaktu-waktu

diperlukan kembali.

1) Jika diperlukan, masing-masing unit

kerja dapat melakukan alih media arsip

ke dalam CDROM yang disertai dengan

berita acara alih media. Dokumen di-

scan dan dialih-media-kan. Dengan

ketentuan masing-masing berkas

terdiri dari satu file. Format nama file

yaitu: kode area-kode departemen-

angka (tahun, bulan, tanggal)-nomor.

2) Apabila arsip sudah menjadi inaktif,

maka dapat dilakukan pemberkasan

ulang dan disimpan di luar lingkungan

Page 175: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

353

kerja. Pemberkasan pada tahap ini

berbeda dengan pada masa aktif, yaitu

masing-masing berkas dapat

dikelompokkan kembali dalam

kelompok yang lebih besar dan

disimpan dalam kardus yang

dilengkapi dengan label, minimal

meliputi informasi departemen/divisi,

nama arsip dan periode.

3) Apabila arsip sudah melewati masa

inaktif, maka harus membentuk tim

penilaian & pemusnahan arsip

Sebelum pemusnahan dilakukan, maka

harus dibentuk tim penilaian &

pemusnahan arsip dengan ketentuan

bahwa pembentukan tim harus

berdasarkan surat tugas dari direktur

utama (kantor pusat) atau manager

area (kantor area). Uraian tugas tim

tersebut sebagai berikut :

a) Menilai arsip yang akan

dimusnahkan

b) Menentukan cara pemusnahan

(dibakar, dilebur atau dihancurkan)

c) Bila pemusnahan dilakukan dengan

cara peleburan, seluruh kegiatan

peleburan dilaksanakan oleh pabrik

peleburan yang ditunjuk oleh PT

Griya Satria, pengawalan dilakukan

oleh petugas dari perusahaan.

d) Bila pemusnahan dilakukan dengan

cara pembakaran dan

penghancuran, maka seluruh

kegiatan pembakaran dilaksanakan

oleh tim yang juga berfungsi

Page 176: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

354

sebagai pemusnahan arsip sampai

dengan tidak dapat dikenali.

e) Menyiapkan tempat pemusnahan

atau pembakaran

f) Meyiapkan surat jalan pemusnahan

arsip

g) Mengangkut arsip yang akan

dimusnahkan ke lokasi

pemusnahan

h) Membuat berita acara pemusnahan

yang ditandatangani tim

pemusnahan.

2. Penyimpanan arsip

Mengingat sistem kearsipan yang berlaku

adalah desentralisasi, maka masing-masing

unit kerja dapat menentukan sendiri

klasifikasi dan kodifokasi arsip yang

digunakan, dengan memilih satu atau lebih

sistem urutan sebagai berikut:

a. Sistem kronologis

Sistem kronologis adalah sistem

penyimpanan arsip yang didasarkan

kepada urutan waktu arsip diterima atau

dikirim/dibuat.

b. Sistem abjad

Sistem abjad adalah sistem penyimpanan

yang susunannya berdasarkan urutan

abjad, yang di antaranya digunakan untuk

contact person, perusahaan, geografis,

dan subyek. Untuk sistem nama dan

perusahaan, biasanya dilakukan nama

belakang.

c. Sistem nomor

Page 177: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

355

Sistem nomor adalah sistem penyimpanan

yang susunannya berdasarkan nomor

urut.

d. Sistem geografis

Sistem geografis adalah sistem

penyimpanan yang susunannya

berdasarkan nama tempat.

e. Sistem subyek

Sistem subyek adalah sistem

penyimpanan yang susunannya

berdasarkan subyek.

3. Preservasi arsip

Tujuan: menjaga keselamatan dan keamanan

arsip baik yang disimpan pada unit kerja

maupun pusat penyimpanan arsip (gudang

arsip)

4. Pengamanan terhadap kebocoran informasi

Untuk menjaga agar informasi

penting/rahasia yang ada pada arsip tidak

bocor kepada pihak yang tidak berhak, perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tidak diperkenankan membawa arsip

keluar tempat kerja dengan alasan

apapun kecuali untuk tujuan dinas.

b. Tempat penyimpanan arsip harus selalu

terkunci

c. Pemberian identitas arsip harus memenuhi

ketentuan pengamanan

5. Pengamanan arsip terhadap kerusakan

Untuk mengamankan arsip terhadap

kerusakan, maka dilarang:

a. Meletakkan arsip di lantai

b. Menyimpan arsip dalam posisi tertidur

Page 178: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

356

c. Menyimpan pada tempat yang lembab

ataupun terkena sinar matahari dalam

waktu lama.

d. Terkena bahan kimia tertentu, misalnya

akibat dari makanan/minuman yang

tercecer, tangan kotor, dsb.

e. Laminating dengan bahan melekat pada

kertas

f. Terlipat

6. Pemeliharaan

Dalam rangka pemeliharaan arsip maka perlu

dilakukan hal-hal berikut:

a. Menyediakan tempat penyimpanan yang

layak, berventilasi baik dan penerangan

yang cukup serta memberikan ruang

gerak untuk mobilisasi pemakai arsip.

b. Menjaga kebersihan dan dilarang

melakukan aktifitas berikut selama

menggunakan dokumen penting, yaitu:

merokok, makan dan minum minuman

yang dapat mengakibatkan kerusakan

kertas.

c. Menjaga temperatur tempat penyimpanan

arsip pada kelembaban kira-kira 50%-

60% dengan suhu antara 60-70 F

d. Membuat klasifikasi arsip sesuai tingkat

kepentingan, kerahasiaan, sehingga

penyimpanan arsip dapat disesuaikan

sesuai tingkat kepentingan dan

kerahasiaan, sehingga penyimpanan arsip

dapat disesuaiakan dengan klasifikasi

yang sudah ditentukan, misalnya : Surat

Penawaran

7. Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip mempunyai tujuan sebagai

berikut:

Page 179: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

357

a. Menghindari penumpukan arsip yang tidak

terkendali

b. Mengurangi kebutuhan ruang

penyimpanan arsip

c. Mengamankan informasi penting dari

pihak yang tidak berkepentingan

8. Jadwal Retensi Arsip

Nama Arsip Gol

Arsip

Umur Arsip Tindakan

Aktif Inaktif

Administrasi umum

Akte Pendirian Akte Notaris SIUP NPWP

Vital Abadi

Surat Perjanjian Kerjasama SOP Peraturan Perusahaan Petunjuk Umum Perusahaan Petunjuk Teknis

Penting Selama masa

berlaku

Alih Media

Surat Masuk Intern Surat Masuk Ekstern Surat Keluar Intern Surat Keluar Ekstern Surat Keputusan Surat Instruksi Surat Teguran Surat Peringatan Surat Pengumuman Surat Kuasa Surat Tugas Surat Keterangan Surat Perjanjian Kerja Berita Acara Serah Terima

Berguna

2 th 3 th Alih Media

Nama Arsip Gol

Arsip

Umur Arsip Tindakan

Aktif Inaktif

Berita Acara Kehilangan Berita Acara Pemusnahan

Arsip

Laporan Periodik Laporan Tahunan

Berguna

2 th 3 th Dimusnahkan

Keuangan

Catatan, bukti pembukuan & data pendukung administrasi keuangan yang merupakan bukti pembukuan

Penting 2 th 8 th Dimusnahkan

Dokumen pendukung

Administrasi keuangan yang tidak merupakan bagian dari bukti pembukuan.

Berguna

2 th 3 th Dimusnahkan

Sumber daya manusia

Biodata Karyawan Berguna

Selama Aktif

3 th Alih Media

Surat Lamaran Kerja Berguna

1 th Alih Media

Marketing

Arsip Tool Marketing Berguna

5 th 5 th Alih Media

Surat Penawaran 2 th Dimusnahkan

Kliping Perusahaan 3 th Alih Media

Laporan 3 th Alih Media

Surat Perintah Kerja 2 th Alih Media

F. Lampiran

1. Contoh berita acara

BERITA ACARA PEMUSNAHAN ARSIP

Departemen/divisi pemilik :

Page 180: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

358

Tanggal pemusnahan :

Tempat pemusnahan :

Daftar arsip :

No Jenis Arsip/Dokumen Tahun Jumlah Keterangan

1

2

3

TIM PENILAI & PEMUSNAH ARSIP

(No Surat Tugas : ……………… Tanggal :

…………………...)

No Nama Jabatan Tanda tangan

Ketua

Anggota

Anggota

Anggota

Page 181: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

359

BAB 35 PEMBUKAAN AREA

A. Pengantar

Cabang kerja sama merupakan cabang yang

sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak lain baik

secara perorangan ataupun kelompok dengan PT

Griya Satria yang terikat dalam perjanjian sesuai

ketentuan hukum yang berlaku.

B. Tujuan

Petunjuk standar ini digunakan sebagai pedoman

dalam mengembangkan usaha dalam bentuk

pembukaan sebuah cabang kerja sama,

menentukan tahapan atau prosedur dalam

membuka cabang kerja sama.

C. Pelaksana

Direktur bussiness development mencari peluang

pengembangan, menilai dan melakukan

kerjasama dengan investor. Melakukan

koordinasi dengan departemen keuangan, HRD,

legal dan manager area.

D. Urutan Proses

1. Direktur bussiness development

a. Melakukan sosialisasi peluang

pengembangan usaha baru, baik online

maupun offline

b. Memberikan formulir kesediaan menjadi

pemodal, diisi oleh calon pemodal

c. Membuat prospektus dan diserahkan

kepada calon pemodal untuk dipelajari

Page 182: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

360

d. Membuat memorandum of understanding

(MoU) rangkap 3:

1) Lembar pertama untuk pemodal

2) Lembar kedua untuk departemen

keuangan

3) Lembar ketiga untuk arsip

2. Calon investor/pemodal

a. Mengisi formulir kesediaan menjadi

pemodal dan menyerahkan kembali

kepada departemen bussiness

development

b. Mempelajari prospektus yang diberikan

departemen bussiness development.

c. Menandatangani MoU untuk pembukaan

area baru

3. Departemen Keuangan

a. Membuat faktur penagihan untuk

pembayaran penyertaan modal rangkap

dua sesuai kesepakatan dalam MoU.

1) Lembar pertama untuk pemodal

2) Lembar kedua untuk arsip

b. Setelah menerima pembayaran di atas

faktur tagihan tersebut, kemudian

membuat laporan penerimaan dana (LPD)

rangkap 4 (empat):

1) Lembar pertama untuk investor

2) Lembar kedua untuk departemen HRD

sebagai acuan pengadaan SOP,

peraturan perusahaan, SDM dan

fasilitas di kantor area

3) Lembar ketiga untuk departemen

bussiness development

4) Lembar keempat untuk arsip

4. Departemen HRD

Page 183: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

361

a. Menyiapkan dan mengirimkan SOP,

manual mutu, dan peraturan yang berlaku

kepada investor

b. Menyiapkan serta mengangkat manager

area dan menerbitkan SK pengangkatan

c. Menyiapkan, menyeleksi dan mengangkat

SDM yang dibutuhkan di kantor area

5. Departemen Legal

a. Mengumpulkan data tanah

b. Mengurus perijinan sampai diterbitkannya

ijin lokasi

6. Manager Area

a. Menerima SK dari departemen HRD

b. Membentuk tim yang solid untuk

mengelola area

c. Membuat rencana kerja

d. Membuat laporan periodik ke kantor pusat

Page 184: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

362

BAB 36 PELAPORAN AREA

A. Pengantar

Petunjuk standar ini digunakan agar dapat

mengontrol seluruh aktifitas suatu perusahaan

yang dituangkan dalam bentuk laporan bulanan,

triwulan, semester dan tahunan, maka disusun

standar prosedur pelaporan area.

B. Tujuan

1. Sebagai media kontrol operasional baik di

kantor pusat maupun kantor area

2. Mengetahui kinerja area, permasalahan yang

dihadapi dan alternatif solusi yang dapat

diterapkan.

3. Terciptanya standardisasi laporan bulanan

C. Pelaksana

Manager area bertanggung jawab untuk

menyampaikan laporan secara periodik ke kantor

pusat. Sekretaris bertanggung jawab untuk

menggandakan dan menyampaikan laporan

tersebut kepada direktur terkait.

D. Urutan Proses

1. Kantor Area

a. Membuat dan mengirimkan laporan

periodik dan di distribusikan ke

departemen terkait setiap maksimal

tanggal 10 ke sekretaris, meliputi:

1) Laporan Keuangan

2) Laporan Marketing

3) Laporan SDM

Page 185: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

363

b. Tindak lanjut atas tanggapan dari Kantor

Pusat

2. Sekretaris

c. Penggandaan Laporan Periode di

distribusikan ke Departemen terkait

maksimal setiap tanggal 10

d. Menerima surat tanggapan dari masing-

masing departemen 6 (enam) hari kerja

setelah departemen menerima laporan,

untuk dikirim ke kantor area

3. Departemen (HRD & Finance)

a. Mempelajari laporan periodik dari kantor

area

b. Memberikan tanggapan dan membuat

surat tanggapan yang diserahkan kepada

sekretaris untuk dikirim ke kantor area

E. Dokumen Terkait

1. Laporan Marketing

Laporan yang berisi uraian rencana, strategi

dan perolehan bidang marketing pada

periode tertentu.

2. Laporan Keuangan dan SDM

Laporan yang berisi aktifitas usaha dari aspek

laba rugi, neraca, perubahan modal dan arus

kas serta kondisi keuangan Kantor Area,

termasuk kondisi dan perkembangan SDM.

3. Surat Tanggapan

Surat yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat

untuk masing-masing Area sebagai

tanggapan atas laporan Kantor Area.

Page 186: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

364

Page 187: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

365

No Nama Dokumen Penanggung Jawab Penanda tangan

1 Laporan Keuangan & SDM

Manager Area & Finance Officer

Manager Area & Finance Officer

2 Laporan Marketing Manager Area & Marketing Officer

Manager Area & Marketing Officer

3 Laporan Technical Manager Area & Technical Officer

Manager Area & Technical Officer

4 Laporan Legal Manager Area & Legal Officer

Manager Area & Legal Officer

F. Lampiran

1. Contoh format laporan pemasaran

No. Bulan Jumlah

Pengunjung

Progress

Booking % Realisasi % Mundur % Analisa

1 Januari

2 Februari

3 Maret

Page 188: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

366

No. Bulan Jumlah

Pengunjung

Progress

Booking % Realisasi % Mundur % Analisa

4 April

5 Mei

6 Juni

7 Juli

8 Agustus

9 September

10 Oktober

11 Nopember

12 Desember

Dibuat Oleh,

Mengetahui,

………………………………..

………………………………..

Marketing Officer

Area Manager

Page 189: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

367

2. Contoh format laporan keuangan

Kantor Area

: ………………………..

LAPORAN LABA RUGI BULANAN

Periode : April 2013

Realisasi Target

April 2013 April 2013

PENDAPATAN

Pendapatan Usaha ….. 500,000.00 250,000.00

Pendapatan Usaha ….. 100,000.00 250,000.00

Pembayaran ….. 600,000.00 500,000.00

Pendapatan Non Usaha ….. 250,000.00 250,000.00

TOTAL

PENDAPATAN 1,450,000.00 1,250,000.00

BIAYA-BIAYA

Biaya Personal Langsung 200,000.00 200,000.00

Biaya Marketing 100,000.00 100,000.00

Biaya Administrasi 100,000.00 100,000.00

Biaya Umum Kantor 250,000.00 200,000.00

Page 190: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

368

Biaya Pemeliharaan 400,000.00 350,000.00

Biaya Penyusutan 150,000.00 100,000.00

Biaya Lain-lain

- -

TOTAL BIAYA 1,200,000.00 1,050,000.00

TOTAL LABA/RUGI BERSIH 250,000.00 200,000.00

Purwokerto, ……………………. 2013

Dibuat oleh,

Mengetahui,

………………………….. ………………………….. Finance Officer Area Manager

Page 191: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

369

Kantor Area : ………………………..

RINCIAN LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Periode : April 2013

KETERANGAN Jumlah

Saldo awal Kas & Bank

9,999.00

Saldo Kas ditangan 9,999.00

Saldo Kas Bank 9,999.00

9,999.00

Penerimaan

Pembayaran cicilan 9,999.00

Piutang-piutang 9,999.00

Pembayaran pinjaman 9,999.00

Jasa Giro 9,999.00

Bunga Deposito 9,999.00

Laba Penjualan Aktiva Tetap 9,999.00

Lain-lain 9,999.00

Total Penerimaan

109,989.00

Saldo Kas & Bank

119,988.00

Pengeluaran

Page 192: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

370

Biaya Perlengkapan 9,999.00

Biaya Kegiatan 9,999.00

Biaya Administrasi 9,999.00

Biaya Research & Dev 9,999.00

Biaya Iklan Media Cetak 9,999.00

Biaya Fotocopy 9,999.00

Biaya lain-lain 9,999.00

Total Pengeluaran

69,993.00

Purwokerto, ……………………. 2013

Dibuat oleh,

Mengetahui,

………………………….. ………………………….. Finance Officer

Area Manager

Page 193: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

371

3. Contoh format laporan HRD

j h m j

PETUNJUK PEMANFAATAN

1. Setiap akhir pekan petugas admin kantor area harus mengisi daftar hadir karyawan pada form di atas Lokasi, ………………….. 2013

2. Setiap akhir bulan petugas admin kantor area harus merekap daftar hadir karyawan dan menyimpannya dalam bentuk file

3. Petugas admin mengirimkan file laporan absensi harian ke departemen HRD lewat email [email protected] setiap bulan

4. Setiap akhir bulan petugas admin kantor area harus memindahkan rekapan daftar hadir karyawan dalam form laporan presensi bulanan Petugas Admin

5. Isikan dalam setiap kolom dengan mengikuti kaidah berikut:

D : Datang tepat waktu I : Izin

T : Datang terlambat C : Cuti Warsiti, S.S

M : Mangkir j : Jam

S : Sakit tanpa surat dokter h : Hari

Z : Sakit dengan surat dokter m : Menit

LAPORAN PRESENSI HARIAN

18 282726212019NAMA KARYAWANZ

3130D T M S

J U M L A H

I T1110NIK 7654321 232215141312 29C

98

Bulan:

1716 2524

Page 194: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

372

GRIYA SATRIA

Hlm

Thn

j h m j j h m j j h m j j h m j

Staf: Staf:

I T

LAPORAN PRESENSI BULANAN

Disetujui Oleh : Manager Area: Manager Area: Manager Area:

Dibuat Oleh : Staf:

T M

Diketahui Oleh : Bagian Finance: Bagian Finance: Bagian Finance: Manager Area

S Z CD T M S Z

Staf

CI T

DM S Z CI

M ST

Z CI T

D TNIK NAMA KARYAWAN

JANUARI PEBRUARI MARET JUMLAH S/D MARET

D T

Page 195: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

373

:

:

:

Mohon Ijin untuk :

Tidak hadir Meninggalkan kantor

Datang terlambat Lain-lain …………………………….

Tanggal :

Waktu : jam …………….. s/d ………………… Jam ijin bln ……...……. : 8 jam

Alasan : Jam ijin yg telah diambil : ……… jam

Sisa jam ijin : ……… jam

Tgl :

Pemohon Disetujui oleh : Diketahui oleh :

Kepala Divisi Manager Area

FORM PERMOHONAN IZIN

Nama

NIK

Dept

Diisi oleh Manager Area

Page 196: Tata Kelola Manajemen Bisnis Properti

Standar Mutu Perusahaan

374

:

:

:

Tanggal Cuti : ………………………….……..s/d ………………………………….

Lama Cuti : ……….. hari

Masa Kerja : ………………………….……..s/d ………………………………….

Cuti Tahunan : ………… hari kerja Jml cuti yg dpt diambil : ………… hari kerja

Cuti Besar : ………… hari kerja Cuti yg diambil : ………… hari kerja

Jumlah Hak Cuti : ………… hari kerja Sisa cuti : ………… hari kerja

Tgl :

FORM PERMOHONAN CUTI

Nama

NIK

Departemen

Diisi oleh Manager Area

Pemohon Disetujui oleh : Diketahui oleh :

Manager Area Direktur HRD