Upload
khairul-alonx
View
1.958
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bursa valuta asing (Inggris: foreign exchange market, forex) atau disingkat bursa valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00–22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30–10.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.
Citation preview
MAIN VALAS DAN SAHAM DALAM PERSPEKTIF PEMAHAMAN ISLAM
A. Latar Belakang
Pada dasarnya uang diciptakan orang karena kebutuhan untuk
mempertukarkan barang. Pada awalnya ketika kehidupan masih sederhana dan
jumlah barang yang dapat diproduksi masih kecil pula kebutuhan orang akan
kebutuhan uang sebagai alat tukar menukar.
Kegiatan jual beli mata uang ataupun penukaran mata uang ini sebenarnya
sudah sejak dahulu telah terjadi, sebelum adanya bank-bank seperti sekarang ini.
Namun karena kemajuan internal atau karena semakin pentingnya perhubungan
dengan dunia luar maka seharusnyalah jual beli mata uang dilakukan dan
ditangani oleh bank-bank konvensional atau bank-bank Islam lainnya.
Suatu contoh misalnya dalam Bank Islam yang dipegang oleh perusahaan
al-Rajhi yang didirikan pada tahun 1983. Bank ini telah mempraktekkan jual beli
mata uang dengan cara tradisional. Namun dalam perkembangannya jual beli
mata uang dengan cara tradisional tersebut dianggap sudah tidak memadai
mengingat perkembangan jaman seperti dewasa ini.
Maka perusahaan al-Rajhi meminta izin agar perusahaannya untuk
dijadikan Bank Islam. Perusahaan itu memberi nama Bank Islam karena sifat
usahanya berbeda dengan Bank Konvensional pada umumnya dan para
nasabahnya kaum Muslimin yang taat beribadah.
Dalam perkembangan selanjutnya walaupun jual beli mata uang sudah
dipegang oleh bank-bank konvensional dengan bank-bank Islam lainnya, namun
praktek jual beli mata uang secara tradisional masih tetap dilakukan oleh
masyarakat atau segelintir orang yang sampai sekarang ini masih ada, bahkan
jual beli mata uang ini dilakukan pula secara ilegal, sehingga jual beli mata uang
tersebut akan mengakibatkan ketidak tentuan perekonomian suatu negara, yang
pada gilirannya akan mengakibatkan krisis moneter pada atau dialami oleh
negara-negara berkembang seperti halnya yang terjadi sekarang ini, banyak dan
hampir sebagian besar negara-negara Asia mengalami krisis moneter yang
berkepanjangan, di mana hal tersebut banyak diakibatkan oleh ulah para oknum-
oknum tertentu yang salah satu diantaranya adalah praktek jual beli mata uang
yang dilakukan secara ilegal.
Oleh karena jual beli mata uang banyak menimbulkan dampak-dampak
yang negatif, maka dalam Islam ketentuan jual beli mata uang harus jelas dan
haruslah memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang
melakukan transaksi.
Sebab kalau kita telah lebih jauh jual beli mata uang banyak macamnya dan
beraneka ragam, namun transaksi tersebut sebenarnya terjadi hanya meliputi jual
beli mata uang dengan mata uang lainnya yang sejenis ataupun jual beli mata
uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Valuta Asing). Transaksi
tersebut adakalanya antara barang yang sama-sama ada, atau sama-sama berupa
tanggungan, dan secara mutlak terjadi antara yang ada dengan tanggungan.
B. Fokus Masalah
Bagaimana status hukumnya jual beli mata uang dalam konteks hukum Islam?
Bagaimana batasan/ketentuan jual beli mata uang menurut hukum Islam ?
C. Pembahasan
1. Pengertian Valas dan Saham
1.1. Pengertian Valas
Bursa valuta asing (Inggris: foreign exchange market, forex) atau
disingkat bursa valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang
memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama
di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Pergerakan pasar valuta
asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang
berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang,
Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.00–16.00 WIB, ke
pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00–22.00
WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30–10.30
WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara
dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan
oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.1
Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral
dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta
asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya. Mengingat tingkat
likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing
juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on
investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat
bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang
cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. 2
Valas adalah singkatan dari Valuta Asing (Forex), artinya adalah
sebuah investasi yang memperdagangkan mata uang satu dengan mata uang
lainnya. Merupakan singkatan dari Foreign Exhange atau pertukaran mata
uang asing. Jika pada transaksi di money changer atau bank untuk jual beli
antara US Dollar dengan Rupiah, maka disebut transaksi Forex 'Spot' (jual
beli terjadi ditempat - serah terima terjadi di tempat). Transaksi Forex yang
non-Spot adalah transaksi jual beli kontrak mata uang, jadi tidak langsung
serah terima barang, hanya kontraknya saja.
1 Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.53
2 Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm.19
Sebenarnya keberadaan forex trading telah lama ada sejak
ditemukannya teknik mengkonversi mata uang sebuah negara ke mata uang
negara lainnya. Namun, secara kelembagaan baru ada setelah didirikannya
badan arbitrase kontrak berjangka (futures). Contohnya adalah IMM
(Internasional Money Market-didirikan tahun 1972) yang merupakan divisi
bagian dari CME (Chicago Mercantile Exchange-khusus menangani produk
perishable commodities). Contoh lainnya adalah LIFFE (London
International Financial Futures Exchange), TIFFE (Tokyo International
Financial Futures Exchange) dsb. Lalu dari mana saya memperoleh
keuntungan dari investasi ini? Secara sederhananya, keuntungan dari
investasi ini diperoleh dari nilai selisih ketika kita membeli dan menjual
kembali mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, pada bulan April
Amir membeli mata uang Dollar dengan nilai tukar Rp. 8500,- per Dollar
sebanyak US $1000 . Maka pada saat pembelian mata uang ini Amir
mengeluarkan uang sebanyak Rp. 8500,- x 1000 = Rp 8.500.000,- Lalu pada
bulan Mei, nilai tukar Dollar menguat terhadap Rupiah menjadi Rp. 9500,-
per Dollarnya maka keuntungan bersih yang Amir peroleh ketika dia
menjual kembali Dollarnya adalah sebesar: (9500-8500) x 1000 = Rp.
1.000.000,- Mudah dan sederhana bukan? Dan karena memang rata-rata
waktu yang diperlukan untuk membeli dan menjual kembali mata uang yang
bersangkutan biasanya tidak lebih dari satu bulan, maka forex trading
digolongkan sebagai investasi dengan jangka waktu singkat.3
Transaksi keuangan yang dilakukan oleh sebagian bank lslam yang
berkaitan dengan masalah jual beli valuta asing sangat sering dijumpai.
Namun hal-hal seperti ini masih diragukan hukumnya. Masih banyak di
antara kaum Muslimin yang ragu, apakah hal ini diperbolehkan dalam
Islam? Bentuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bank Islam mengumumkan nilai valuta yang hendak dijual/dibelinya
melalui layar televisi dalam acara yang berkaitan dengan pasar valuta di
berbagai negara, seperti di New York, London, dan Tokyo. (Kita
samakan saja, nilai mata uang yang dipakai bank tersebut adalah dolar).
b. Kita umpamakan bahwa bank Islam tersebut hendak membeli dolar
Amerika dari Bank Lowedz di Britania. Dalam hal ini, sudah barang
tentu bank lslam itu harus menjual mata uang lain kepada Bank Britania
tersebut, katakan saja mark Jerman (DM). Dan kita tetapkan saja harga
satu dolar Amerika sama dengan 3 mark Jerman. Dalam hal ini, misalnya
bank Islam tersebut membeli satu juta dolar, dengan membayar 3 juta
mark Jerman kepada Bank Britania.
3 Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm. .22
c. Setelah itu, bank Islam dan Bank Britania mengadakan persetujuan
mengenai mata uang yang diperjualbelikan. Untuk memudahkan urusan,
bank Islam menugasi perwakilannya di Amerika (misalnya Bank of
America) untuk melaksanakan transaksi tersebut dengan perwakilan
Bank Britania disana. Misalnya Frankfurt Bank. Dalam hal ini pihak
Bank Britania membayar satu juta dolar kepada bank lslam, dan bank
lslam membayar 3 juta Mark Jerman kepada Bank Britania.
d. Setelah ditentukan harga mata uang yang diperjualbelikan .Begitupun
kedua bank perantara mereka, maka sempurnalah serah terima terhadap
nilai yang mereka sepakati dengan dimasukkannya ke dalam rekening
masing-masing kedua bank itu. Akan tetapi, sebenarnya penyerahan dan
penerimaan tersebut tidak terjadi pada waktu itu, melainkan setelah 48
jam kerja (dua hari kerja). Kenyataan seperti ini sudah biasa dikenal
dalam dunia internasional dan jual beli semacam itu tetap disebut "tunai"
atau "kontan". Bahkan jika kebetulan bertepatan dengan libur akhir
pekan, serah terima itu baru dapat terlaksana setelah 96 jam kerja.
Artinya, jika transaksi antara bank lslam dan Bank Britania itu terjadi
misalnya pada hari Senin, 1 Desember, pukul 10.00, maka penyerahan
dan penerimaan itu baru terjadi dua hari sesudahnya, yaitu hari Rabu, 3
Desember, pada pukul 10.00. Apabila bertepatan dengan libur akhir
pekan yaitu hari Sabtu dan Ahad menurut kebiasaan mereka, maka serah
terima itu baru terjadi setelah emn hari kerja atau setelah 96 jam. Serah
terima itu kadang-kadang terjadi pada waktu itu (setelah terjadi
kesepakatan) kadang-kadang setelah satu atau dua jam, bahkan kadang-
kadang setelah 40 jam, hanya saja tidak sampai melebihi 48 jam, sebab
sesudah 48 jam jual beli tersebut berarti tidak tunai menurut kebiasaan
negara bersangkutan. Bagaimanakah Islam menjawab hal ini? Syekh
Yusuf Qardhawi menfatwakan terkait masalah ini, yaitu yang
berhubungan dengan investasi sebagian bank Islam dalam jual beli valuta
asing. Menurut prinsip syara’, jual beli mata uang haruslah dilakukan
dengan tunai, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW
dalam jual beli enam macam benda yang sudah terkenal. Karena itu,
tidak sah akad jual beli mata uang dengan sistem penangguhan, bahkan
harus dilakukan secara tunai ketika di tempat transaksi itu. Hanya saja,
yang menjadi kriteria "tunai” adalah menurut kebiasaan masing-masing,
dan tunainya sesuatu itu menurut ukurannya sendiri-sendiri. Dalam hal
ini, syara’ telah menyerahkan ukuran banyak hal kepada adat kebiasaan
manusia, sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Qudamah dan lain-
lainnya, yang di antaranya adat yaitu emas, perak, beras gandum, padi
gandum, kurma, dan garam. Maka selama yang dimaksud dengan "tunai"
menurut adat kebiasaan itu tidak sempurna kecuali menurut cara yang
Anda sebutkan itu yang dalam hal ini berbeda dengan jual beli
bertangguh, maka makna "tunai" menurut syara’ pun sudah terealisasi.
Dengan demikian, berlakulah padanya hukum-hukum yang berkaitan
dengan ketunaian menurut syara’. Namun, meskipun realitas tunai itu
juga mengikuti kedaruratan waktu, darurat tetap harus diukur dengan
ukurannya. Maka, tidak diperkenankan bagi bank lslam menjual apa
yang telah dibelinya kecuali setelah diterimanya terlebih dahulu barang
itu menurut kriteria adat kebiasaan yang berlaku. 4
1.2. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Saham hanya diperjualbelikan di pasar saham. Setiap orang yang telah
memenuhi syarat-syarat, berhak untuk melaksanakan jual beli saham di
pasar modal. Setiap saham berisi informasi-informasi, baik positif maupun
negatif yang perlu diketahui oleh para investor agar tidak salah dalam
memilih saham. 5
4 Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm 31
5 Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.hlm 68
Adapun secara riil, saham berukuran atau berbentuk seperti sertifikat
pada umumnya yang kertasnya terbuat dari bahan tertentu. Di dalam saham
tertera antara lain: No.SKS atau Nomor Surat Kolektif Saham, nilai modal
saham perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saham, dan lain
sebagainya.
Proses perdagangan saham berangsung pada hari bursa, yaitu hari
Senin sampai hari Jum’at, dan dimulai pada pukul 09.30. Pada pukul 09.30
yang menjadi saat dimulainya proses perdagangan, terdapat harga
pembukaan. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh pembeli atau
penjual ketika itu. Jam trading berakhir pada pukul 16.00 dan pada waktu ini
terdapat harga penutupan yang merupakan harga yang diminta oleh pembeli
dan penjual.6
Aktivitas jual beli saham di pasar modal dilaksanakan pada pasar
perdana dan pasar sekunder. Pada pasar perdana, seseorang yang melakukan
transaksi bertujuan menginvestasikan dananya dalam jangka waktu yang
lama untuk mendapatkan deviden. Sedangkan, pada pasar sekunder
seseorang melakukan transaksi jual beli saham dalam rangka mendapatkan
capital gain. Seseorang yang bertransaksi di pasar sekunder melakukan
spekulasi untuk mendapatkan keuntungan.7
6 Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.hlm 72
Pasar modal terbentuk melalui mekanisme bertemunya permintaan
dengan penawaran saham oleh pihak-pihak yang akan melakukan jual beli.
Aktivitas tersebut akan menggiring kepada keuntungan yang akan
didapatkan oleh pihak-pihak yang melakukan aktivitas jual beli tersebut.8
Namun, jual beli saham di pasar modal mengandung berbagai macam
bentuk kedzhaliman dan kriminalitas, seperti perjudian, perekrutan uang
dengan cara haram, monopoli, memakan uang orang lain dengan cara bathil,
serta berspekulasi dengan orang dan masyarakat.
Sebenarnya, transaksi saham di pasar memiliki dampak positif—
disamping dampak negatifnya yang lebih banyak. Beberap dampak positif
dari jual beli saham adalah sebagai berikut:
Membuka pasar tetap yang memudahkan penjual dan pembeli dalam
melakukan transaksi.
Mempermudah pendanaan pabrik-pabrik, perdagangan dan proyek
pemerintah melalui penjualan saham.
7 Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.19
8 Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.20
Mempermudah penjualan saham dan menggunakan nilainya.
Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan barang-
barang komoditi, melalui aktivitas permintaan dan penawaran. Akan
tetapi, dampak negatif yang ditimbulkan dari transaksi saham—terutama
pada pasar sekunder—jauh lebih besar seperti:
Transaksi berjangka dalam bursa saham ini sebagian besar bukan jual beli
sebenarnya, yakni tidak adanya unsur serah terima sebagai syarat sah jual
beli menurut hukum Islam.
Kebanyakan dari transaksi saham adalah penjualan sesuatu yang tidak
dimiliki, baik berupa uang, saham, giro piutang dengan harapan akan
dibeli di pasar sesungguhnya dan diserahkan pada saatnya nanti, tanpa
mengambil uang pembayaran terlebih dahulu.
Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli kembali barang yang
dibelinya sebelum dia terima. Hal ini juga terjadi pada orang kedua,
ketiga atau berikutnya secara berulang. Peran penjual dan pembeli selain
yang pertama dan terakhir, hanya untuk mendapatkan keuntungan semata
secara spekulasi (membeli dengan harga murah dan mengharapkan harga
naik kemudian menjualnya kembali).
Penodal besar mudah memonopoli saham di pasaran agar bisa menekan
penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harga
murah, sehingga penjualan lain kesulitan.
Pasar saham memilki pengaruh merugikan yang sangat luas. Harga-harga
pada pasar ini tidak bersandar pada mekanisme pasar yan benar, tetapi oleh
banyak hal yang lekat dengan kecurangan, seperti dilakukan oleh pemerhati
pasar, monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau dengan
menyebarkan berita bohong dan sejenisnya.9
Pada tahun 1404 H, lembaga pengkajian fiqih Rabithah al-Alam al-Islamy telah
memberikan keputusan berkaitan dengan jual beli saham. Untuk kepentingan
praktis, penulis meringkasnya sebagai berikut:
1. Bursa saham merupakan suatu mekanisme pasar yang berguna dalam
kehidupan manusia. Akan tetapi, pasar ini dipenuhi dengan berbagai macam
transaksi berbahaya menurut syariat seperti perjudian, memanfaatkan
ketidaktahuan orang, serta memakan harta orang lain dengan cara bathil.
Hukum bursa saham tidak dapat ditentukan secara umum, melainkan dengan
memisahkan dan menganalisa bagian-bagian tersebut secara rinci.
9 Halal Guide. “Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.” http://www.halalguide.info/content/view/172/398/. 19 Juni 2008.
2. Transaksi barang yang berada dalam kepemilikan penjual, bebas untuk
ditransaksikan dengan syarat barang tersebut harus sesuai dengan syariat.
Jika tidak dalam kepemilikan penjual, harus dipenuhi syarat-syarat jual beli
as-Salam.
3. Transaksi instan atas saham yang berada dalam kepemilikan penjual, boleh
dilakukan selama usaha suatu emiten tidak haram. Jika usaha suatu emiten
haram menurut syariat, seperti bank riba, minuman keras dan sejenisnya,
transaksi jual beli saham menjadi haram.
4. Transaksi instan maupun berjangka yang berbasis bunga, tidak diperbolehkan
menurut syariat, karena mengandung unsur riba.
5. Transaksi berjangka dengan segala bentuknya terhadap barang gelap (tidak
berada dalam kepemilikan penjual) diharamkan menurut syariat. Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau
miliki.”
6. Jual beli saham dalam pasar modal tidak dapat dikategorikan sebagai as-
Salam dengan alasan: Harga barang tidak dibayar langsung sebagaimana as-
Salam dan barang (saham) dijual hingga beberapa kali pada saat berada
dalam kepemilikan penjual pertama dalam rangka menjual dengan harga
maksimal, persis seperti perjudian.10
D. Kesimpulan
Saham pada dasarnya merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu
perusahaan (emiten) dan berfungsi sarana penyertaan modal (investasi). Baik
saham maupun investasi pada dasarnya bersifat mubah dalam Islam. Dengan
demikian, saham merupakan barang yang sah diperjualbelikan dengan ketentuan
usaha yang dilakukan oleh emiten adalah usaha yang halal bukan yang haram.
Jual beli saham diperbolehkan menurut syariat jika saham tersebut berada dalam
kepemilikan penjual. Jika tidak, jual beli ini dilarang karena termasuk jual beli
yang dilarang menurut syariat, yaitu menjual barang yang tidak dimiliki.
Jual beli saham berbasis bunga dilarang menurut syariat Islam karena termasuk
praktik riba.
Jual beli saham tidak dapat dikategorikan ke dalam jual beli salam karena dua
alasan, yaitu harga barang yang tidak dibayar secara langsung—melainkan
10 Halal Guide. “Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-MUI/IV/2000, tentang Jual Beli Salam.” http://www.halalguide.info/content/view/137/398/. 19 Juni 2008.
menunggu hari penyerahan—dan mengalami beberapa kali transaksi penjualan
padahal masih berada dalam kepemilikan penjual pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Halal Guide. “Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-MUI/IV/2000, tentang Jual Beli Salam.” http://www.halalguide.info/content/view/137/398/. 19 Juni 2008.
Halal Guide. “Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.” http://www.halalguide.info/content/view/172/398/. 19 Juni 2008.
Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.
Keraf, Gorys. 1989. Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah.Muchtasib, Ach. Bakhrul. Sekuritas Syariah.
Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.
Republika. 2008. “The 4th World Islamic Economic Forum 2008; Timur Tengah, Peluang Masa Depan Indonesia.” 21 Mei.