10
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn) Oleh: Nurul Huda. S (H1E112005) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Saat ini kebutuhan pemanfaatan energi semakin hari semakin bertambah khususnya dalam penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak, gas, batubara, dsb. Sedangkan bahan bakar fosil tersebut tidak akan selamanya ada sehingga diperlukan energy pengganti atau alternative lain. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang setiap harinya menggunakan bahan bakar fosil tersebut. Bahan bakar fosil tersebut selain dapat merusak lingkungan, juga tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Briket arang atau arang aktif digunakan sebagai energi alternatif karena ramah lingkungan dan dapat meningkatkan perekonomian domestik. Briket arang yang akan digunakan berasal dari kayu bakau dan kayu rambai yang merupakan vegetasi mangrove. Kata kunci: briket arang, energi alternatif, ramah lingkungan. PENDAHULUAN Jenis vegetasi yang banyak tumbuh khususnya di hutan mangrove daerah Kalimantan Selatan yaitu jenis bakau dan rambai. Keberadaan mangrove dapat berfungsi sebagai biofilter, agen pengikat dan perangkap polusi. Selain itu juga mangrove memiliki fungsi utama diantaranya fungsi fisik, biologi, dan ekonomis. Fungsi fisik dapat berupa proteksi garis pantai dari hempasan gelombang. Fungsi biologis atau ekologis seperti feeding ground,

(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ABSTRAK Saat ini kebutuhan pemanfaatan energi semakin hari semakin bertambah khususnya dalam penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak, gas, batubara, dsb. Sedangkan bahan bakar fosil tersebut tidak akan selamanya ada sehingga diperlukan energy pengganti atau alternative lain. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang setiap harinya menggunakan bahan bakar fosil tersebut. Bahan bakar fosil tersebut selain dapat merusak lingkungan, juga tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Briket arang atau arang aktif digunakan sebagai energi alternatif karena ramah lingkungan dan dapat meningkatkan perekonomian domestik. Briket arang yang akan digunakan berasal dari kayu bakau dan kayu rambai yang merupakan vegetasi mangrove. Kata kunci: briket arang, energi alternatif, ramah lingkungan.

Citation preview

Page 1: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

(REVIEW JURNAL)ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG

BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Oleh:

Nurul Huda. S

(H1E112005)

Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK

Saat ini kebutuhan pemanfaatan energi semakin hari semakin bertambah

khususnya dalam penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak, gas, batubara,

dsb. Sedangkan bahan bakar fosil tersebut tidak akan selamanya ada sehingga

diperlukan energy pengganti atau alternative lain. Hal ini tidak lepas dari

kebutuhan masyarakat yang setiap harinya menggunakan bahan bakar fosil

tersebut. Bahan bakar fosil tersebut selain dapat merusak lingkungan, juga tidak

dapat diperbaharui (nonrenewable). Briket arang atau arang aktif digunakan

sebagai energi alternatif karena ramah lingkungan dan dapat meningkatkan

perekonomian domestik. Briket arang yang akan digunakan berasal dari kayu

bakau dan kayu rambai yang merupakan vegetasi mangrove.

Kata kunci: briket arang, energi alternatif, ramah lingkungan.

PENDAHULUAN

Jenis vegetasi yang banyak

tumbuh khususnya di hutan

mangrove daerah Kalimantan Selatan

yaitu jenis bakau dan rambai.

Keberadaan mangrove dapat

berfungsi sebagai biofilter, agen

pengikat dan perangkap polusi.

Selain itu juga mangrove memiliki

fungsi utama diantaranya fungsi fisik,

biologi, dan ekonomis.

Fungsi fisik dapat berupa

proteksi garis pantai dari hempasan

gelombang. Fungsi biologis atau

ekologis seperti feeding ground,

Page 2: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

nursery ground dan spawning

ground. Pada sisi ekonomis yang

dihasilkan oleh tumbuhan mangrove

yaitu kayu bangunan, kayu bakar,

kayu lapis, bubur kertas, tiang

pancang, bagan penangkap ikan,

dermaga, kayu untuk mebel dan

kerajinan tangan.

Jenis kayu bakau dan rambai

tidak hanya menghasilkan buah

rambai dan kayu bakau saja akan

tetapi juga dapat diolah menjadi

briket arang dengan menggunakan

cuka kayu yang menghasilkan limbah

dimana limbah tersebut akan menjadi

briket arang yang digunakan sebagai

energy alternative yang dimanfaatkan

secara efisien.

Selama ini sumber utama dalam

keperluan rumah tangga dan industry

di berbagai negara khususnya

Negara Indonesia adalah bahan

bakar fosil karbon dimana

keberadaan bahan bakar fosil ini

tidak sebanding dengan pertumbuhan

industry dan keperluan rumah tangga

sehigga dapat terjadi kemungkinan

kelangkaan bahan bakar fosil.

Permasalahan ini didorong harga

minyak mentah internasional yang

terus naik akhir-akhir ini semakin

mempersulit perekonomian

Indonesia karena untuk konsumsi

dalam negeri sangat tergantung

pada impor minyak sebanyak 487

ribu barel per hari. Hal ini mendorong

manusia untuk menemukan energy

alternative, pengganti bahan bakar

fosil tersebut. Tidak tanggung-

tanggung saat ini pemerintah

Indonesia juga mensubsidi bahan

bakar minyak tanah sebesar 49

triliun rupiah per tahun untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Disisi lain penggunaan bahan

bakar fosil dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan dimana sisa

gas bebas hasil pembakaran dan

aktivitas dari bahan bakar fosil

tersebut menyebabkan polusi udara.

Untuk itu, muncul berbagai pemikiran

penggunaan energi alternatif yang

bersih dan aman untuk lingkungan.

Di tengah krisis energi fosil

BBM, pemerintah harus mencari

solusi terbaik mengingat energi

merupakan kebutuhan pokok rakyat

dan menentukan keberlangsungan

pembangunan. Salah satu solusi

yang ditawarkan adalah briket arang

yang sudah familiar pada masyarakat

Indonesia sehingga bisa

Page 3: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

dimaksimalkan pemanfaatannya.

Kebutuhan briket arang nasional

cukup tinggi, lebih dari 200 ton per

bulan atau 2.400 ton per tahun. Briket

arang sebagai pengganti sumber

energi alternatif ini harus didasarkan

pada bahan baku yang mudah

diperoleh, dapat diperbaharui, dan

produknya mudah digunakan oleh

seluruh manusia.

Indonesia menjadi Negara

pengekspor terbesar dari 34 negara

produsen arang karena kebutuhan

pasar dunia akan produk industry

pengolahan arang yang sebagian

besar dipenuhi oleh Indonesia. Hal ini

didukung dengan tersedianya bahan

baku yang tersedia dalam jumlah

cukup banyak. Bahan baku

pembuatan briket arang dapat berupa

bahan yang mengandung karbon,

baik organik maupun bahan

anorganik. Beberapa di antaranya

adalah kayu, limbah kayu, tempurung

kelapa, batubara dan limbah

pertanian seperti kulit buah kopi,

sabut buah coklat, sekam padi,

jerami, tongkol dan pelepah jagung,

bahkan bahan polimer seperti

poliakrilonitril, rayon dan resin fenol.

Sebagai bahan bakar, kayu

rambai dan bakau memiliki nilai mutu

dan nilai ekonomi rendah dan tidak

memenuhi standart apabila

digunakan sebagai bahan pondasi

suatu bangunan. Pemanfaatan kayu

rambai dan kayu bakau yang

ekonomis dapat ditingkatkan secara

lestari salah satunya dengan

pembuatan bahan bakar arang yang

terus dikembangkan nilai mutunya.

Apabila briket arang yang dihasilkan

memiliki nilai kalor yang tinggi tentu

saja dapat menjadi alternatif lain bagi

masyarakat untuk menanggulangi

kondisi pemanfaatan bahan bakar

fosil yang semakin menipis.

Penggunaan energi alternatif berupa

briket arang dari kayu, menghemat

penggunaan kayu sebagai bahan

bakar, mengurangi penggunaan

minyak tanah dengan memanfaatkan

arang kayu tersebut, serta hasil

produk dapat bernilai ekonomi, jika

dijadikan home industry bagi

masyarakat dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Untuk memproduksi briket arang

ini dapat dilakukan dengan

pengolahan secara sederhana

ataupun menggunakan mesin.

Pengolahan dengan menggunakan

Page 4: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

mesin tergolong lebih praktis karena

dapat menghemat waktu dan tenaga,

akan tetapi memerlukan biaya yang

cukup besar. Sedangkan pengolahan

secara sederhana tidak perlu

mengeluarkan banyak biaya dan

efisien sehingga menghasilkan briket

arang yang terbaik sesuai dengan

standart sangat diperlukan karena

dapat memberikan keuntungan bagi

pihak yang membutuhkan.

Keuntungan pengolahan secara

sederhana tersebutlah yang menjadi

factor dalam menentukan penilaian

apakah briket arang yang dihasilkan

dapat dipasarkan dan bagaimana

rantai pemasarannya. Selain itu juga

perlu adanya penilaian berbagai

aspek pengolahan briket arang, dari

proses pembuatan, penggunaan

bahan baku dan bahan pembantu,

ukuran dan penggunaan peralatan,

proses pengujian, serta penggunaan

tenaga kerja sehingga briket arang

yang dihasilkan memiliki kualitas

yang bagus dan dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat sebagai energy

alternative pengganti bahan bakar

fosil.

PEMBAHASAN

Sejak dulu kayu dijadikan

sebagai bahan bakar yang masih

bersifat sederhana, tetapi sekarang

kayu dapat ditingkatkan kualitasnya

menjadi briket arang. Kebutuhan

kayu sebagai arang akan meningkat

seiring kebutuhan konsumsi energy.

Untuk mencegah pengambilan kayu

secara liar, dapat diatasi dengan

memilih bahan baku secara bijak.

Arang merupakan residu

berbentuk padatan yang berasal dari

sisa pengkarbonan bahan berkarbon

dengan kondisi terkendali di dalam

ruangan tertutup seperti dapur arang.

Proses pembuatan briket arang dari

kayu bakau dan rambai ini terlebih

dahulu dibakar dan dibiarkan

mengering kemudian arang tersebut

dihancurkan hingga menjadi serbuk

arang. Serbuk arang inilah yang

nantinya akan menjadi briket arang.

Kualitas briket arang tersebut

dipengaruhi oleh kehalusan briket.

Semakin halus briket yang dihasilkan

maka kualitas briket arang tersebut

akan semakin meningkat,

Pengolahan arang ini juga tidak

lepas dari pengaruh pencampuran

serbuk arang dengan perekat.

Page 5: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Dimana perekat yang ditambahkan

pada pembuatan briket arang dari

kayu bakau dan rambai ini adalah

perekat molase (sari tetes tebu).

Tujuan dari pencampuran serbuk

dengan perekat molase adalah untuk

memberikan lapisan tipis dari perekat

pada permukaan partikel arang

sehingga ikatan antar partikel akan

semakin kuat.

Banyaknya lubang pada briket

berpengaruh pada nilai kalor yang

dihasilkan oleh arang. Semakin

banyak lubang yang dicetak pada

arang dari kayu bakau dan rambai

tersebut maka nilai kalor yang

dihasilkan cenderung menurun. Hal

ini tidak lepas dari pengaruh tekanan

dan kerapatan yang diberikan selama

proses pencetakan briket arang

tersebut. Semakin tinggi tekanan

yang diberikan akan semakin baik

kerapatan briket karena bentuk briket

yang dihasilkan lebih padat dan

teratur bentuknya apabila cetakan

yang digunakan berbentuk silinder

ataupun berbentuk persegi. Besar

kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh

ukuran serbuk dan kekuatan tekanan

saat proses pencetakan. Nilai

kerapatan inilah yang mempengaruhi

laju pembakaran dan nilai kalor

briket. Nilai kalor bertujuan untuk

mengetahui nilai panas pembakaran

yang dihasilkan briket.

Penetapan nilai kalor bakar briket

merupakan salah satu parameter

untuk menentukan kualitas briket

dalam penggunaanya, layak atau

tidaknya digunakan sebagai bahan

bakar. Nilai kalor yang tinggi akan

membuat pembakaran menjadi lebih

efisien dan dapat menghemat

kebutuhan briket yang digunakan.

Semakin tinggi nailai kalor, semakin

baik kualitas briket yang dihasilkan

dan harga jualnya pun akan semakin

tinggi sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai alternative pengganti minyak

tanah maupun kayu bakar.

Syarat yang harus dipenuhi oleh

briket arang untuk skala impor,

terutama untuk Negara Jepang,

Amerika dan Inggris yaitu memiliki

nilai karbon sisa yang telah

memenuhi standar untuk Negara-

negara besar tesebut berkisar antara

60-30%. Selain itu untuk standar

kualitas briket arang yang dihasilkan

dari negara-negara tersebut berkisar

antara 6000 - 7300 kal/gr. Sehingga

untuk briket arang impor itu sendiri

harus memenuhi standar tersebut.

Page 6: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Nilai kalor dari briket arang kayu

bakau dan rambai juga dipengaruhi

oleh kandungan lignin yang

terkandung dalam kayu tersebut.

Semakin rendah kandungan lignin,

maka ikatan molekul atom karbonnya

juga semakin kecil dan dan nilai

kalornya juga akan rendah. Begitu

pula hal sebaliknya semakin tinggi

kandungan lignin, maka ikatan

molekul atom karbonnya juga

semakin besar dan dan nilai kalornya

juga akan tinggi. Seperti yang kita

ketahui bahwa kayu tersususun dari

beberapa komponen kimia,

diantaranya selulosa, hemiselulosa,

lignin, dan zat ekstraktif. Kayu yang

mempunyai kandungan lignin dan

resin yang tinggi bisa menghasilkan

nilai kalor yang tinggi pula.

Selain itu juga, nilai kadar air

yang terkandung dalam briket arang

menurut Standar Nasional Indonesia

(1995) yaitu kurang dari 15%. Kadar

air briket arang atau arang aktif

dipengaruhi oleh sifat higroskopis

arang aktif, jumlah uap air di udara,

lama proses pendinginan,

penggilingan dan pengayakan.

Prinsip penetapan kadar air adalah

dengan menguapkan bagian air

bebas yang terdapat dalam briket

sampai terjadi keseimbangan antara

kadar air briket dengan udara sekitar

dengan menggunakan energi panas.

Kadar air briket berpengaruh

terhadap nilai kalor. Semakin kecil

nilai kadar air maka semakin bagus

nilai kalornya.

Pengaruh kadar air ini dapat

dilihat dari briket arang yang

dihasilkan dari kayu bakau dan

rambai. Arang kayu bakau

mempunyai kemampuan yang besar

untuk menyerap dan melepaskan air,

sedangkan briket arang dari kayu

rambai mempunyai kemampuan yang

lebih kecil untuk menyerap dan

melepaskan air. Perbedaan

kemampuan ini berpengaruh pada

kadar air briket arang kayu bakau dan

kayu rambai. Semakin tinggi kadar air

yang dimiliki briket arang, maka nilai

kalor yang dimilikinya akan semakin

rendah karena adanya kandungan air

dalam briket dapat menurunkan nilai

kalor briket arang.

Untuk nilai abu yang dihasilkan

oleh briket arang umumnya

memenuhi persyaratan SNI-06-3730-

1995 (1995), dimana nilai abu

tersebut kurang dari 10%. Abu

merupakan bagian yang tersisa dari

Page 7: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

proses pembakaran yang sudah tidak

memiliki unsur karbon lagi. Kadar abu

briket arang dipengaruhi oleh

kandungan abu, silika, bahan baku,

dan kadar perekat yang digunakan.

Salah satu unsur utama penyusun

abu adalah silika dan pengaruhnya

kurang baik terhadap nilai kalor briket

arang yang dihasilkan.

Ketentuan kualitas pada briket

arang yang dihasilkan oleh Inggris

dan persyaratan yang berlaku di

Jepang, dimana ketentuan yang

harus dipenuhi yaitu briket tersebut

mengandung nilai kalor yang tinggi.

Apabila nilai kalor yang dihasilkan

kurang baik maka akan menurunkan

nilai kegunaan bahan bakar. Jika nilai

kalor rendah maka sumber energy

yang dihasilkan juga semakin kecil,

dimana akan berpengaruh terhadap

layak atau tidaknya briket tersebut

sebagai alternative pengganti minyak

tanah maupun kayu bakar. Briket

arang dengan nilai kalor yang tinggi

tentu saja dapat menjadi alternatif

lain bagi masyarakat untuk

menanggulangi kondisi pemanfaatan

bahan bakar yang semakin menipis.

Dalam pengukuran waktu dan

analisa biaya dalam pembuatan

briket arang dari kayu bakau dan

rambai perlu diperhatikan beberapa

hal. Pada waktu selama proses

pembuatan briket arang cenderung

dipengaruhi seberapa banyak lubang

yang dicetak pada arang tersebut.

Semakin banyak lubang yang dicetak

maka waktu yang diperlukan semakin

meningkat pula. Hal ini dikarenakan

sulitnya meletakkan posisi lubang

agar briket arang tersebut tidak

rusak. Untuk biaya yang diperlukan

dalam proses pembuatan briket

arang tergolong relative tergantung

bahan-bahan yang digunakan selama

proses pembuatan.

KESIMPULAN

Briket arang merupakan salah

satu solusi sebagai alternatif lain bagi

masyarakat untuk menanggulangi

kondisi pemanfaatan bahan bakar

fosil yang semakin menipis, dimana

dengan adanya briket arang kita

dapat mengurangi penggunaan

minyak tanah, kayu bakar, energy

batubara dan migas.

Beberapa hal yang perlu

diperhatikan pada proses pembuatan

Page 8: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

briket arang dari kayu bakau dan

kayu rambai, yaitu pengaruh

pencampuran serbuk arang dengan

perekat, nilai kalor yang dihasilkan

oleh arang, waktu dan biaya yang

dipergunakan.

Nilai kalor yang dihasilkan oleh

briket arang tidak lepas dari pengaruh

beberapa factor diantaranya tekanan

dan kerapatan dari arang, kandungan

lignin dan resin pada kayu khususnya

kayu bakau dan rambai, kadar air,

dan nilai abu yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ampubolon, Agustinus. 2008. Kajian Kebijakan Energi Biomassa Kayu Bakar.

Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 5 No. 1, April 2008 : 29 – 37.

Bogor.

Budi, Esmar dan Nasbey, Hadi. 2011. Pemanfaatan Briket Arang Tempurung

Kelapa Sebagai Bahan Bakar Pengganti. Spektra: Jurnal Fisika dan

Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011. Jakarta.

Hanifa, Aurora., Pribadi, Rudhi., Nirwani. 2013. Kajian Valuasi Ekonomi Hutan

Mangrove Di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten

Rembang. Journal Of Marine Research Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013,

Halaman 140-148. Semarang.

Jahiding., Dkk. 2011. Pengembangan Briket Hybrid Berbasis Sekam Padi dan

Batubara Muda (Brown Coal) Sebagai Bahan Bakar Alternative. Jurnal

Aplikasi Fisika Vol.7, No.1, edisi Februari 2011.

Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa,

Briket Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2, No. 2,

2008. Yogyakarta.

Lusyiani. 2011. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Dari Campuran Kayu

Galam (Melaleuca Leucadendronlinn) dan Tempurung Kemiri (Aleurites

Moluceana Wild). Jurnal Hutan Tropis Volume 12 No. 32, Edisi September

2011, ISSN 1412-4645. Banjarbaru.

Page 9: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Mahdie, Muhammad Faisal. 2010. Briket Arang Dari Limbah Arang PT. Citra

Prima Utama Banjarbaru. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 29, Edisi Maret

2010. Banjarbaru.

Mulyadi, Edi dan Fitriani, Nur. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata.

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 1. Surabaya.

Rahmawati, Sitti. 2013. Pemanfaatan Kulit Rambutan (Nephelium sp.) Untuk

Bahan Pembuatan Briket Arang Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Prosiding

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2013 (SNIPS 2013) 3-

4 Juli 2013. ISBN 978-602-19655-4-2. Bandung.

Wibowo, Santiyo., dkk. 2010. Karakteristik Arang Aktif Tempurung Biji Nyamplung (Linn). Jurnal

Penelitian Hasil Hutan Vol. 28 No. 1, Maret 2010: 43-54. Bogor.

Page 10: (REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora Mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia Acida Linn)

Mahdie, Muhammad Faisal. 2010. Briket Arang Dari Limbah Arang PT. Citra

Prima Utama Banjarbaru. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 29, Edisi Maret

2010. Banjarbaru.

Mulyadi, Edi dan Fitriani, Nur. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata.

Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 1. Surabaya.

Rahmawati, Sitti. 2013. Pemanfaatan Kulit Rambutan (Nephelium sp.) Untuk

Bahan Pembuatan Briket Arang Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Prosiding

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2013 (SNIPS 2013) 3-

4 Juli 2013. ISBN 978-602-19655-4-2. Bandung.

Wibowo, Santiyo., dkk. 2010. Karakteristik Arang Aktif Tempurung Biji Nyamplung (Linn). Jurnal

Penelitian Hasil Hutan Vol. 28 No. 1, Maret 2010: 43-54. Bogor.