13
Nama : Mufatis Amlan Salfa NIM : 12314171 Kelas : Ganjil KLASIFIKASI PEMUKIMAN 1. Pemukiman darurat jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya perkampungan ini karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk dari bahaya banjir maka dibuatkan perkampungan darurat pada daerahh/lokasi yang bebas dari banjir. Mereka yang rumahnya terkena banjir untuk sementara ditampatkan dipernkampungan ini untuk mendapatkan pertolongan baantuan dan makanan pakaian dan obat obatan. Begitu pula ada bencana lainnya seperti adanya gunung berapiyang meletus dan lain lain.Daerah pemukiman ini bersifat darurat tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi lingkungan sehingga kemungkina penjalaran penyakit akan mudah terjadi. 2. Pemukiman tradisional Perkampungan seperti ini biasa nya penduduk atau masyarakatnya masih memegang teguh tradisi lama. Kepercayaan, kabudayaan dan kebiasaan nenek moyangnya secara turun temurun dianutnya secara kuat. Tidak mau menerima perubahan perubahan dari luar walaupun dalam keadaan zaman telah berkembang dengan pesat. Kebiasaan-kebiasaan hidup secara tradisional yang sulit untuk diubah inilah yang akan membawa dampak terhadap kesehatn

Klasifikasi pemukiman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Klasifikasi Pemukiman semoga bermanfaat, maaf bila ada kekurangan

Citation preview

Page 1: Klasifikasi pemukiman

Nama : Mufatis Amlan Salfa

NIM : 12314171

Kelas : Ganjil

KLASIFIKASI PEMUKIMAN

1. Pemukiman darurat

jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya

perkampungan ini karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk dari bahaya

banjir maka dibuatkan perkampungan darurat pada daerahh/lokasi yang bebas dari banjir.

Mereka yang rumahnya terkena banjir untuk sementara ditampatkan dipernkampungan ini untuk

mendapatkan pertolongan baantuan dan makanan pakaian dan obat obatan. Begitu pula ada

bencana lainnya seperti adanya gunung berapiyang meletus dan lain lain.Daerah pemukiman ini

bersifat darurat tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi lingkungan sehingga

kemungkina penjalaran penyakit akan mudah terjadi.

2. Pemukiman tradisional

Perkampungan seperti ini biasa nya penduduk atau masyarakatnya masih memegang

teguh tradisi lama. Kepercayaan, kabudayaan dan kebiasaan nenek moyangnya secara turun

temurun dianutnya secara kuat. Tidak mau menerima perubahan perubahan dari luar walaupun

dalam keadaan zaman telah berkembang dengan pesat. Kebiasaan-kebiasaan hidup secara

tradisional yang sulit untuk diubah inilah yang akan membawa dampak terhadap kesehatn seperti

kebiasaan minum air tanpa dimasak terlebih dahulu, buang sampah dan air limbah di sembarang

tempat sehingga terdapat genangan kotor yang mengakibatkan mudah berjangkitnya penyakit

menular.

3. Pemukiman kumuh (slum area)

Jenis pemukiman ini biasanya timbul akibat adanya urbanisasi yaitu perpindahan

penduduk dari kampung (pedesaan) ke kota. Umumnya ingin mencari kehidupan yang lebih

baik, mereka bekerja di toko-toko, di restoran-restoran, sebagai pelayan dan lain lain. sulitnya

mencari kerja di kota akibat sangat banyak pencari kerja, sedang tempat bekerja terbatas, maka

banyak diantara mereke manjadi orang gelandangan, Di kota ummnya sulit mendapatkan tempat

Page 2: Klasifikasi pemukiman

tinggal yang layak hal ini karena tidak terjangkau oelh penghasilan (upah kerja) yang mereka

dapatkan setiap hari, akhirnya meraka membuat gubuk-gubuk sementara (gubuk liar)

4. Pemukiman untuk kelompok-kelompok khusus

perkampungan seperti ini dibasanya dibangun oleh pemerintah dan diperuntukkan bagi

orang -orang atau kelompok-kelompok orang yang sedang menjalankan tugas tertentu yang telah

dirancanakan . Penghuninya atau orang orang yang menempatinya biasanya bertempat tinggal

untuk sementara, selama yang bersangkutan masih bisa menjalan kan tugas. setelah cukup selesai

maka mereka akan kembali  ke tempat/daerah asal masing masing. contohnya adalah

perkampungan atlit (peserta olah raga pekan olahraga nasional ) Perkampungan orang -orang

yang naik haji, perkampungan pekerja (pekerja proyek besar, proyek pembangunan bendungan,

perkampungan perkemahan pramuka dan lain lain

5. Pemukiman baru (real estate)

Pemukiman semacam ini drencanakan pemerintah dan bekerja sama dengan pihak

swasta. Pembangunan tempat pemukiman ini biasanya dilokasi yang sesuai untuk suatu

pemukiman (kawasan pemukiman). ditempat ini biasanya keadaan kesehatan lingkunan cukup

baik, ada listrik, tersedianya sumber air bersih , baik berupa sumur pompa tangan (sumur bor)

atau pun air PAM/PDAM, sisetem pembuangan kotoran dan iari kotornya direncanakan secara

baik, begitu pula cara pembuangan samphnya di koordinir dan diatur secara baik.

Selain itu ditempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah (SD, SMP,

dll) yang dibangun dekat dengan tempat tempat pelayanan masyarakat seperti

poskesdes/puskesmas, pos keamanan kantor pos, pasar dan lain lain.

Jenis pemukiman seperti ini biasanya dibangung dan diperuntukkan bagi penduduk

masyarakat yang berpenghasilan menengah ketas. rumah rumah tersebut dapat dibali dengan cara

di cicil bulanan atau bahkan ada pula yang dibangun khusus untuk disewakan. contoh

pemukiman sperit ini adalah perumahan IKPR-BTN yang pada saat sekarang sudah banyak

dibangun sampai ke daerah-daerah

Untuk di daerah – daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas

untuk perumahan, tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja

sama dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah bertingkat)

Page 3: Klasifikasi pemukiman

seperti terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah rumah seperti ini ada yang dapat dibeli

secara cicilan atau disewa secara bulanan.

6. Pemukiman Transmigrasi

jenis pemukiman semacam ini di rencanakan oleh pemerintah yaitu suatu daerah

pemukiman yang digunakan  untuk tempat penampungan penduduk yang dipindahkan

(ditransmigrasikan) dari suatu daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarng/kurang

penduduknya tapi luas daerahnya (untuk tanah garapan bertani bercocok tanam dan lain lain)

disamping itu jenis pemukiman merupakan tempat pemukiman bagi orang -orang (penduduk)

yang di transmigrasikan akibat di tempat aslinya seiring dilanda banjir atau seirng mendapat

gangguan dari kegiatan gunung berapi.

ditempat ini meraka telah disediakan rumah, dan tanah garapan untuk bertani 9bercocok tanam)

oleh pemerintah dan diharapkan mereka nasibnya atau penghidupannya akan lebih baik jika

dibandingkan dengan kehidupan di daerah aslinya

POLA PERMUKIMAN PENDUDUK\

Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan tertentu.

Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu sama lain, karena pola

interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukimanpermukiman yang dibangun oleh

penduduk di suatu kawasan akan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan

tersebut. Oleh karena itu, pola-pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri.

Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai di Indonesia, yaitu

pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola tersebar (dispersed

Bentuk Pola Permukiman Penduduk.

1. Pola Memanjang (Linier)

Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang

dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang umumnya ditemukan

pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan raya, atau garis pantai. Pola ini

dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan tersebut memang menuntut adanya pola ini.

Seperti kita ketahui, sungai, jalan, maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik

Page 4: Klasifikasi pemukiman

lainnya, sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah

mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.

a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai

Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air yang melimpah dan sangat dibutuhkan

oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya sumber air dan sarana transportasi.

Permukiman penduduk di sepanjang alur sungai biasanya terbentuk di sisi kanan dan kiri sungai

dan memanjang dari hulu hingga ke hilir. Di Indonesia, pola permukiman ini banyak ditemukan

di sepanjang sungaisungai besar, seperti Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di

Kalimantan.

b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya Perkembangan kemajuan zaman memicu

munculnya banyak jalan raya sebagai sarana transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya

yang ramai membantu pertumbuhan ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya untuk

membangun permukiman di sepanjang jalan raya. Pola permukiman linier di sepanjang jalan

raya dapat ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia.

c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta Api

Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api biasanya hanya terkonsentrasi di sekitar

stasiun kereta api yang ramai dikunjungi orang. Rel kereta api dan stasiun kereta api merupakan

sarana vital yang mampu menghubungkan berbagai tempat yang berjauhan, sehingga sangat

banyak dikunjungi dan menarik untuk ditinggali. Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta

api lazim ditemukan di Pulau Jawa saja.

d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai

Pola permukiman ini biasanya dibangun oleh penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai

nelayan. Pola permukiman linier di sepanjang pantai dapat ditemukan di berbagai kawasan

pantai dan desa-desa nelayan di Indonesia.

2. Pola Terpusat (Nucleated)

Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang

dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya ditemukan pada kawasan permukiman

di desa-desa yang terletak di kawasan pegunungan. Pola ini biasanya dibangun oleh penduduk

yang masih satu keturunan.

3. Pola Tersebar (Dispersed)

Page 5: Klasifikasi pemukiman

Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan bertanah

kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar umumnya ditemukan

pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat terbentuk karena penduduk mencoba

untuk bermukim di dekat suatu sumber air, terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada

titik-titik yang memiliki sumber air bagus.

Sebagaimana kamu ketahui, bahwa dalam persebarannya biasanya penduduk membangun

rumah di kawasan-kawasan yang dapat menunjang kegiatan kesehariannya, terutama kegiatan

yang menunjang ekonomi mereka. Oleh karena beragamnya pencaharian masyarakat, maka

permukimanpermukiman penduduk di Indonesia pun tersebar pada kawasan-kawasan tertentu.

Salah satu penyebab tidak meratanya persebaran permukiman penduduk adalah

perekonomian masyarakat. Sejak zaman dahulu, Jawa telah menjadi pusat pemerataan

perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya, penduduk banyak berdatangan ke Pulau

Jawa untuk mencari barang dan pekerjaan karena mengharapkan kehidupan yang lebih baik.

Padahal, kawasan-kawasan lain di Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk

pengembangan ekonomi.

Upaya persebaran penduduk secara merata di seluruh wilayah penting untuk dilakukan

dengan tujuan agar tingkat kepadatan penduduk di satu kawasan tidak terlalu tinggi dan

pembangunan di kawasan-kawasan yang lain dapat terpacu dan mengalami peningkatan. Pola

persebaran peduduk dapat dipetakan dalam tiga jenis bentang alam yang lazim dijadikan tempat

permukiman, yakni kawasan pantai, kawasan dataran rendah, dan dataran tinggi.

1. Kawasan Pantai

Penduduk yang tinggal di daerah pantai umumnya berprofesi sebagai nelayan atau pedagang.

Pedagang membutuhkan permukiman di kawasan pantai untuk keperluan perniagaannya karena

lokasi pantai yang dekat dengan laut akan mempermudah transportasi dan perjalanan barang

dagangan. Karena itu, kota-kota yang berada di kawasan pantai umumnya merupakan kota

perdagangan yang berkembang pesat, misalnya Kota New York di Amerika Serikat dan Kota

Marseille di Prancis, juga di kota-kota di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan

Banda Aceh.

Page 6: Klasifikasi pemukiman

2. Kawasan Dataran Rendah

Penduduk yang tinggal di kawasan dataran rendah umumnya merupakan penduduk yang ingin

membangun kawasan pertanian, persawahan, dan perkebunan. Kawasan dataran rendah yang

disebari penduduk umumnya ialah yang dialiri aliran sungai. Lokasi dataran rendah yang

umumnya datar menjadikan pembangunan di kawasan seperti ini dapat berjalan cepat karena

berbagai sarana transportasi seperti jalan dan rel kereta api mudah dibangun. Kota-kota yang

berada di kawasan dataran rendah umumnya menjadi kota jasa dan pertanian yang berkembang

pesat, misalnya Kota Amsterdam di Belanda dan Kota Bremen di Jerman. Di Indonesia

contohnya Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Dataran rendah merupakan daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Kondisi

wilayah yang datar memudahkan manusia untuk beraktivitas dalam menjalankan kehidupannya.

Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan

kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat

tinggal di dataran rendah. Terlebih jika wilayah ini memiliki sumber air yang cukup. Daerah

dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri,

dan sentra-sentra bisnis.

Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin.

Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana transportasi ini telah mendorong

daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.

Keanekaragaman aktivitas penduduk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata

pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh, dan pegawai kantor adalah beberapa contoh

mata pencaharian penduduk daerah dataran rendah.Penduduk di daerah dataran rendah yang

mengolahlahan pertanian memanfaatkan awal musim penghujan untuk pengolahan tanah

pertanian. Hal ini karena kondisi lahan di daerah dataran rendah sangat bergantungdengan

musim.Seperti juga pada penduduk di daerah pantai, penduduk daerah dataran rendah biasanya

menggunakan pakaian yang tipis, karena suhu di daerah ini panas. Rumah-rumah di dataran

rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari genting tanah untuk mengurangi

suhu yang panas ini.

Kemudahan transportasi dan banyaknyapusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah

menarik penduduk untuk menetap di sana. Oleh karena itu, penduduknya semakin bertambah dan

kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha juga meningkat. Lahan-lahan seperti sawah

Page 7: Klasifikasi pemukiman

dan hutan sebagai penyangga keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh tumbuhnya

bangunan bertingkat. Semakin berkurangnya lahan-lahan penyangga ini mengakibatkan daerah

resapan air berkurang sehingga timbul beberapa masalah seperti banjir di musim hujan dan

kekeringan yang dahsyat di musim kemarau. Selain itu menimbulkan

pula masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, polusi, dan penyakit masyarakat lainnya.

Di Indonesia, penduduk dan segala aktivitasnya hampir semuanya terpusat pada daerah-daerah

dataran rendah. Kota-kota besar yang ada, hampir semuanya terletak di daerah dataran rendah

sehingga jumlah penduduk pun biasanya lebih besar dibandingkan daerah lainnya.

3. Kawasan Dataran Tinggi

Penduduk yang menyebar ke kawasan dataran tinggi umumnya merupakan penduduk

yang ingin membangun kawasan pertanian, persawahan, dan perkebunan secara intensif.

Kawasan dataran tinggi umumnya memiliki tanah dengan tingkat kesuburan tinggi dan cuaca

yang sangat menunjang untuk pertanian. Oleh karena dataran tinggi berbentuk curam dan

berbukit-bukit, umumnya lokasi ini agak susah untuk didirikan bangunan. Contohnya Dataran

Tinggi Dieng Jawa Tengah dan daerah pertanian Puncak Bogor, Jawa Barat.

Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagaidaerah tangkapan air hujan (cathcment area).

Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan air hujan dapat

mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah. Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan

besardengan kondisi hutan yang masih terjaga berfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai

suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Namun sayangnya, penebangan liar

tanpa memperhatikan upaya penanaman kembali dan usaha konservasi lahan sering

menimbulkan bencana bagi penduduk di sekitarnya.

            Pembangunan vila dan pemukiman di daerah pegunungan juga telah mengurangi area

peresapan air. Dapat ditebak, pada akhirnya dapat menyebabkan banjir. Seperti terjadi di Jakarta

yang selalu mendapat kiriman air banjir dari Bogor. Setiap pergantian musim, kita sering

dihadapkan pada bencana. Banjir pada musim penghujan dan bencana kekeringan setiap musim

kemarau. Kita juga sering mengalami bencana tanah longsor, kebakaran hutan, dan bencana lain

diakibatkan kerusakan kawasan hutan lindung atau hutan konservasi pada daerah hulu. Relief

daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan, tanah yang subur, dan udara yang sejuk

sangat diminati penduduk yang kegiatan utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar

Page 8: Klasifikasi pemukiman

penduduk juga masih banyak yang tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari

alam.    Penduduk daerah pegunungan juga banyak yang memanfaatkan suhu udara yang dingin

untuk menanam sayuran dan tanaman perkebunan. Selain itu, relief daratan yang demikian

jugamemiliki potensi menjadi daerah pariwisata.

Pada wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran

rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembaban udara dan curah hujan yang berlangsung juga

cukup tinggi. Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di daerah tersebut biasanya mempunyai

pola makan dan cara berpakaian yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk menghangatkan

tubuhnya mereka banyak mengkonsumsi makanan yang hangat dan lebih tertutup dalam cara

berpakaian.Pola permukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat

kesuburan   tanah. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar

mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar.

4. Kawasan Pegunungan

Di daerah yang bentuk muka buminya bergelombang atau berbukit, umumnya

penggunaan lahan yang utama adalah pertanian, perkebunan dan permukiman.  Di daerah

pegunungan, penggunaan lahan yang dominan adalah hutan. Disamping itu terdapat pertanian

dan permukiman dalam luasan terbatas.