8
UAS MANAGEMENT HUMAN RESOURCE Disusun Oleh : Greff Novanto Siburian 122131508 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN KONSENTRASI SERVICE MANAGEMENT UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2014

Uas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uas

UAS MANAGEMENT HUMAN RESOURCE

Disusun Oleh :Greff Novanto Siburian

122131508

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENKONSENTRASI SERVICE MANAGEMENT

UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA

2014

Page 2: Uas

1. Metode penilaian kinerja yang digunakan adalah employee comparison yaitu Forced

Distribution dengan metode ini para penilai dipaksa membuat pengelompokan para pegawai

ke dalam suatu skala prosentase sesuai dengan faktor penilaian prestasi kerja pegawainya.

Metode ini bisa digunakan bila :

a) Jumlah pegawai yang dinilai 30 orang

b) Variasi Karkter individunya cukup menonjol (heterogen).

c) Kecakapan kerja pegawai diasumsikan membentuk kurva normal.

Dengan metode ini kelompok pegawai dibagi-bagi lagi ke dalam urutan Kategori penilaian

sebagai berikut:

a) Istimewa

b) Di atas rat-rata

c) Rata-rata

d) Di bawah rata-rata

e) Buruk

f) 4. Critical Incident

Metode penilaian pegawai ini melibatkan para atasan yang harus mencatat semua kejadian-

kejadian kritis yang dinilai penting (critical incident) dari perilaku pegawai yang biasa

maupun yang luar biasa berdasarkan tampilan kejadian sehari-harinya

Misalkan saja untuk tingkatan manajer maka kriteria-kriteria yang dapat dipakai antara lain

adalah :

a. Kemampuan merencanakan.

b. Pengambilan keputusan.

c. Kesediaan mendelegasikan wewenang.

Page 3: Uas

d. Pembuatan laporan.

e. Hubungan interpersonal dan sebagainya.

Untuk peningkatan para staf atau pelaksana, jenis-jenis kriteria yang dapat dipakai adalah

dapat berupa:

a. Tanggung jawab.

b. Prakarsa atau inisiatif.

c. Kerja sama dengan rekan sekerja.

d. Disiplin dan sebagainya.

Selain itu metode penilaian kerja employee comparison yang dapat digunakan adalalah force

rank. Forced-rank,dalam hal ini penilai diminta untuk membuat urutan atau peringkat

(rangking) pegawai yang dinilai, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

Page 4: Uas

Contoh:

Metode penilaian tersebut cocok diterapkan, karena jumlah pegawai yang masih belum

terlalu banyak sehingga atasan masih dapat langsung melihat kinerjanya.

2.

Jabatan

Manager Keuangan Staf Bagian ProduksiKaryawan di Bidang

Penjualan(Sales)Bonus ( 4-8x Gaji pokok) Bonus (2-4x Gaji Pokok) Bonus (2-6x Gaji Pokok)Uang Makan Uang Makan InsentifKendaraan Dinas berupa Mobil Transportasi Antar Jemput Uang Makan

Page 5: Uas

Rekreasi Rekreasi Uang TransportBeasiswa S2/S3 Jamsostek RekreasiJamsostek Asuransi Jamsostek

AsuransiTunjangan Kesehatan sebesar 2x Gaji Pokok Asuransi

Tunjangan Kesehatan sebesar 2x Gaji Pokok Dana Pensiun

Tunjangan Kesehatan sebesar 2x Gaji Pokok

Dana Pensiun Uang Lembur Dana PensiunTunjangan Jabatan berupa uang Cuti Tahunan (12 Hari) Waktu kerja yang FleksibelLayanan kesehatan Medical Check Up tahunan Cuti Tahunan (12 Hari)Cuti Tahunan (24 Hari)

3. Kesehatan & Keselamatan Kerja Pabrik Tekstil yang memiliki ISO

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) sebagai bentuk kesehatan & keselamatan kerja.

Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena

resiko dari bahaya.

a. Mata

Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil,

gas, uap danradiasi.

APD: safety spectacles, safety glasses, goggle

b. Telinga

Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.

APD: ear plug, ear muff, canal caps.

c. Kepala

Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda

berputar.

APD: helmet, bump caps.

Page 6: Uas

d. Pernapas

Sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).

APD: respirator, breathing apparatus

e. Tubuh

Sumber bahaya: Cipratan bahan kimia atau logam cair

APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.

f. Tangan dan Lengan.

Sumber bahaya: benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik, bahan kimia, infeksi

kulit.

APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.

g. Kaki

Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia

dan logam cair, aberasi.

APD: safety shoes, safety boots

Byssinosis adalah penyakit tergolong pneumoconiosis yang penyebabnya terutama debu kapas

kepada pekerja-pekerja dalam industri textil. Penyakit ini berkaitan erat dengan pekerjaan

blowing dan carding. Tetapi terdapat pula pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. bahkan dari

permulaan proses (pembuangan biji kapas) sampai kepada proses akhir (penenunan)

Upaya-upaya untuk mencegah byssinosis adalah :

a. Pemeliharaan rumah tangga yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu kapas sangat

sedikit di udara.

b. Pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa hampa udara.

Page 7: Uas

c. Membersihkan lantai dengan sapu tidak baik.

d. Ventilasi umum dengan sistim hisap.

e. Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

f. Rotasi pekerja yang telah terpapar debu kapas ke tempat yang tidak berbahaya.

Kesehatan & Keselamatan Kerja Perusahaan Konstruksi yang Listed(TBK)

Perlengkapan Diri (APD)

• Helmet: Alluminium, Standard (CIC)• Sepatu lapangan : kulit, karet• Jas hujan• Masker las• Kaca mata las• Sabuk pengaman• Tali pengaman• Masker hidung• Penutup telinga• Sarung tangan• Handy Talky• Senter• Tas Pinggang• Kartu pengenal.

Perlengkapan K3• Tandu Orang• Alat pemadam kebakaran• Rambu-rambu petunjuk• Spanduk K3• MCK• Pompa air• Mushola• Bedeng pekerja• Ruang Klinik• P3K• Papan pengumuman.

Page 8: Uas

4. Kegiatan untuk mempertahankan karyawan dilakukan dengan cara pemberian kompensasi

sesuai kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. Selain itu kompensasi bertujuan untuk

memotivasi karyawan, sehingga karyawan memiliki keinginan untuk bekerja lebih baik.

Apabila kompensasi yang diberikan tidak mampu memotivasi karyawan, dan kinerja karyawan

menjadi terus menurun maka pemutusan hubungan kerja perlu dilakukan. pemutusan hubungan

kerja harus dilakukan setelah seluruh tahapan yang masuk akal untuk merehabilitasi atau upaya

mempertahankan karyawan tersebut telah gagal. Meskipun demikian cara terbaik untuk

mengatasi ”pemutusan hubungan kerja” pertama-tama adalah dengan menghindarinya. Tetapi

ketika tindakan ini tidak diragukan lagi PHK merupakan tindakan yang harus diambil.

Pemutusan hubungan kerja dilakukan untuk melakukan efisiensi perusahaan. Pemutusan

hubungan kerja pun dilakukan untuk hal-hal yang mendasar seperti pelangaran peraturan

perusahaan. Semua hal ini dilakukan untuk kelangsungan perusahaan yang menjunjung tinggi

produktivitas, efektifitas dan efisiensi